DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS MULAWARMAN
TAHUN 2023/2024
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, Makalah Pengantar Ilmu Sastra yang berjudul Analisis Karya Sastra Novel
Icarus Has Fallen dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang diberikan.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai ujian akhir semester dalam
mata kuliah Pengantar Ilmu Sastra. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar
menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini baik materi maupun pemikirannya dari awal
sampai akhir.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sastra adalah bahasa (kata-kata, gaya
bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari). Bahasa sastra berbeda
dengan bahasa yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa sastra
lebih indah dari segi isi dan pengungkapannya. Adapun pengertian sastra menurut para
ahli sebagai berikut :
1. Sastra menurut Taum adalah bentuk karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif dan
menggunakan bahasa yang indah dan kegunaannya dapat berguna untuk hal-hal lain.
2. Menurut Sapardi Djoko Damono, sastra dapat diartikan sebagai sebuah lembaga sosial
yang menggunakan bahasa sebagai medium penyampaiannya. Sastra juga
menampilkan gambaran tentang kehidupan manusia dan kehidupan tersebut adalah
suatu kenyataan sosial.
3. Menurut Plato, sastra adalah hasil tiruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis)
karena karya sastra harus merupakan bentuk teladan alam semesta sekaligus model
kenyataan kehidupan manusia sehari-hari.
4. Menurut Mursal Esten, sastra adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif
sebagai bentuk perwujudan atau manifestasi dari kehidupan manusia dan masyarakat.
5. Menurut Sumardjo dan Saini menyatakan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi
manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam
suatu gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa.
Dalam wilayah sastra, terdapat tiga cabang ilmu sastra, yaitu teori sastra,
sejarah sastra, dan kritik sastra. Keberadaan ilmu sastra dalam kehidupan manusia tidak
4
semata karya saja, tetapi juga berperan sebagai disiplin ilmu yang menyelidiki tentang
karya sastra secara ilmiah menggunakan teorinya berdasarkan gejala dan masalah sastra
terkait dalam realitas kehidupan sosial.
Ilmu sastra adalah suatu ilmu yang mempelajari mengenai teks-teks sastra secara
sistematis sesuai dengan fungsi yang ada di dalam masyarakat (Jan Van Luxemburg,
1886). Tugas ilmu sastra adalah meneliti dan merumuskan sastra secara umum dan
sistematis, sementara teori sastra bertugas untuk merumuskan kaidah dan konvensi
kesusastraan secara umum.
Teori sastra merupakan salah satu cabang ilmu sastra yang mempelajari konsep prinsip,
hukum, kategori, serta kriteria sebuah karya sastra yang membedakannya dengan karya
yang bukan sastra. Seiring dengan perkembangan karya sastra, maka teori sastra juga ikut
berkembang dengan kerangka tertentu. Setiap teori memiliki tujuan dan asumsi yang sama
yaitu mengungkap makna dalam sebuah karya sastra. Hingga sekarang, teori sastra telah
berkembang menjadi teori strukturalisme, teori psikologi sastra, teori sosiologi sastra, teori
semiotika, dan teori hermeneutika.
Teori semiotika adalah kajian sastra yang membahas tentang makna tanda sebagai
pembangun karya dan untuk mengartikan sebuah tanda yang memiliki pesan tertentu.
Terakhir, teori hermeneutika yang didefinisikan oleh Zygmunt Bauman (1978: 7) sebagai
upaya menjelaskan dan menelusuri pesan dan pengertian dasar dari sebuah ucapan atau
tulisan yang tidak jelas, kabur, remang-remang, dan kontradiktif, yang menimbulkan
kebingungan bagi pendengar atau pembaca.
Sejarah sastra adalah cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang perkembangan
karya sastra dari masa ke masa baik itu sasra daerah, sastra nasional maupun sastra
mancanegara. Sejarah sastra juga penting untuk dipelajari agar dapat mengetahui
gambaran dari perkembangan budaya suatu daerah maupun bangsa dalam sebuah karya
sastra.
5
Menurut H. B. Jassin, Kritik sastra adalah pertimbangan baik dan buruknya hasil
kesusasteraan. Kritik sastra adalah cabang ilmu sastra yang mengevaluasi suatu karya
sastra untuk mengetahui baik dan buruknya karya, apakah karya tersebut berkualitas atau
tidak. Kritik sastra harus beserta dengan alasan, mengenai isi, dan berbagai bentuk dalam
karya tersebut. Kritik sastra juga berfungsi untuk mengkaji dan menafsirkan suatu karya
secara lebih luas.
Karya sastra adalah sebuah seni yang dituangkan ke dalam bentuk bahasa. Karya sastra
terdiri dari puisi, prosa ataupun drama. Prosa juga dapat berupa cerpen atau novel. Karya
sastra adalah bentuk dari hasil penuangan ekspresi dan pemikiran sang penulis ke dalam
sebuah karya. Karya sastra sifatnya fiksi namun karya sastra sangat dekat dengan
kehidupan manusia karena penggambarannya yang serupa dengan kehidupan manusia.
Karya sastra bisa berupa pengalaman sang penulis maupun pengalaman dari linkungan
sang penulis. Dalam karya sastra sendiri terdapat berbagai pelajaran yang dapat dipetik
oleh pembacanya oleh karena itu, karya sastra banyak digemari para penikmatnya.
Pada makalah ini, penulis ingin menganalisis novel yang berjudul Icarus Has Fallen.
Penulis tertarik ingin menganalisis novel Icarus Has Fallen karya Sheacountry karena
penulis telah membaca dan menemukan keunikan latar cerita, latar waktu, dan alur cerita
ini berbeda dan unik dari kebanyakan novel biasanya. Novel ini sendiri mengambil latar
waktu perang dunia ke-2 di negara Jerman.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
7. Adanya Perubahan Nasib Tokoh
Dalam novel ada situasi dimana nasib tokoh di awal cerita akan berbeda saat mencapai
bagian dari akhir novel. Ada yang bernasib menjadi lebih baik ataupun sebaliknya.
1. Abstrak
Abstrak adalah ringkasan atau garis besar cerita yang ditemui pada bagian awal
novel. Abstrak sendiri bersifat opsional, boleh dicantumkan dan boleh juga tidak
dicantumkan. Fungsi abstrak untuk menjelaskan awalan situasi yang dialami oleh tokoh
utama.
2. Orientasi
Di bagian inilah penjelasan latar waktu, suasana, dan tokoh-tokoh yang ada di
dalam novel dengan menceritakan keseharian tokoh utama.
3. Komplikasi
Di bagian ini adalah awal mula permasalahan atau konflik cerita dimulai.
4. Evaluasi
Pada bagian evaluasi, terjadi puncak permasalahan yang terdapat ketegangan
yang dapat dirasakan oleh pembaca.
5. Resolusi
Resolusi adalah bagian dimana penyelesaian masalah atau konflik. Resolusi
juga bisa disebut sebagai akhir dari cerita. Akhir sebuah cerita tidak selamanya berakhir
bahagia, ada yang berakhir tragis dan menggantung.
6. Koda
Koda adalah penutup cerita yang mengandung nilai-nilai moral. Koda juga
sama seperti abstrak yang sifatnya opsional atau boleh dicantumkan dan boleh juga
tidak.
8
2.2 Unsur Intrinsik dalam Novel
Unsur intrinsik adalah unsur atau elemen utama dari dalam karya novel yang
membangun karya novel itu sendiri. Novel dibangun dengan unsur intrinsik. Tanpa adanya
unsur intrinsik, novel akan menjadi rumpang atau tidak lengkap. Unsur Intrinsik adalah sebagai
berikut :
1. Tema
Tema adalah topik cerita. Tema merupakan ide utama dalam sebuah cerita dan
tujuan utama
2. Alur atau Plot
Alur adalah bagaimana berjalannya suatu cerita yang berkaitan dengan tokoh
cerita.
3. Latar
Latar adalah unsur fiksi yang mengacu pada tempat, waktu, hubungan waktu,
dan kondisi sosial tempat terjadinya peristiwa diceritakan. Latar juga dapat
dibedakan dari kedetilannya cerita yaitu latar netral adalah latar yang tidak
disebutkan secara detail dan latar tipikal yang disebutkan latarnya disebutkan secara
mendetail, memiliki dan menonjolkan sifat khas latar tempat, latar waktu, serta latar
sosial.
4. Judul
Judul adalah daya tarik utama bagi pembaca. Kriteria judul bersifat singkat yang
mudah diingat, menarik, menggambarkan isi, bersifat konotif, dan mampu menarik
pembaca untuk mencari tahu makna dari cerita tersebut.
5. Penokohan
Tokoh terdiri dari tokoh utama, tokoh pembantu, dan figuran. Tokoh utama
berperan besar dalam cerita dan yang menentukan berjalannya alur cerita. Tokoh
dalam cerita ada yang protagonis (bersifat baik), antagonis (bersifat jahat), dan
tritagonis (penengah antara antagonis dan protagonis). Penokohan berbeda dengan
tokoh, penokohan adalah penggambaran sifat tokoh. Penggambaran tokoh sendiri
ada yang disebutkan secara langsung dan ada juga yang tidak disebutkan secara
langsung namun dapat dilihat dari tingkah laku tokoh tersebut.
9
6. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara pandangan yang digunakan penulis sebagai sarana
untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai perstiwa yang membentuk
cerita dalam sebuah cerita kepada pembaca atau siapa yang memberi pandangan
cerita. Sudut pandang terdiri dari sudut pandang orang pertama (aku) yang tokoh
utama dan ada juga tokoh (aku) yang merupakan tokoh tambahan, lalu ada sudut
pandang orang ketiga (dia) yang mengetahui banyak hal tentang tokoh lain dan ada
juga sudut pandang orang ketiga (dia) yang hanya menjadi pencerita tokoh tumpuan
cerita.
10
3. Nilai yang Terkandung
Nilai-nilai yang terkandung ini seperti nilai sosial, nilai agama, nilai moral,
dan nilai budaya yang juga dapat membentuk bagaimana terciptanya suatu karya.
Lana berhasil menyusup hingga dibawa ke kamp tempat penyekapan dengan memalsukan
identitasnya sebagai seorang gadis Yahudi yang sudah berjalan selama 3 hari. Saat akan dibawa
menuju ke kamp penyekapan utama Nazi, seluruh orang dihebohkan oleh Jendral Jeffrien von
Aler yang dikabarkan akan datang ke kamp tahanan tempat Lana ditahan untuk mengambil
satu orang tahanan dan dijadikan sebagai seorang taster makanan di mansionnya.
Jendral Jeffrien terkenal sebagai seorang jenius pencetus taktik penyusupan yang
handal dan berbahaya. Ia dijuluki sebagai perwujudan iblis rupawan. Tak disangka, Lana pun
ditunjuk langsung oleh Jeffrien untuk menjadi taster-nya. Karena berbeda dengan yang
direncanakan, Lana pun terpaksa menjadi taster Jeffrien sembari memikirkan taktik baru untuk
keluar dari mansion tersebut. Lana merasa sangat terancam selama berada di kediaman Jeffrien,
dirinya menduga-duga bahwa Jeffrien telah mengetahui penyamarannya dan ingin mengulik
11
informasi tentang organisasi Lana bernaung dengan menjadikan Lana sebagai sandera atau
bahkan mungkin Jeffrien memutuskan untuk membawa Lana ke kediamannya agar dapat
membunuh Lana dengan tangannya sendiri.
Keraguan Lana ini pun dirasakan oleh atasannya dan para rekannya. Rekan yang
menyamar bersamanya sudah mulai menyadari sikap Lana yang berubah karena Lana sengaja
mengabaikan pesan rahasia antara mereka. Mereka takut Lana berpindah pihak dan menjadi
musuh mereka karena jika sebagai musuh, Lana dianggap terlalu banyak mengenai organisasi
mereka. Takut berkhianat, atasannya pun mengetes kesetiaan Lana dengan memberi tugas
untuk membunuh Jeffrien dengan memberikan racun.
Lana merasa dilema namun dirinya merasa harus menjalankan kewajibannya sebagai
agen rahasia apalagi Valerie, anak angkat Lana dititipkan dengan mereka selama Lana
menjalankan misi. Dengan berat hati, Lana pun membuat racun tersebut ke dalam teh yang
selalu diminum Jeffrien setiap malam dan Lana sendiri yang mengantarkan teh tersebut hingga
memastikan Jeffrien meminum teh tersebut. Setelah selesai dengan tugasnya, Lana pun
bergegas kabur dengan barang seadanya melalui pintu dapur belakang tempat para pembantu
biasa keluar masuk.
Semakin dekat dengan pintu keluar, hati Lana semakin berat hingga dirinya tak kuasa
dan terduduk sambil menangis tersedu-sedu membayangkan Jeffrien yang mungkin saja sudah
tergeletak tanpa nyawa karena dirinya.Saat sedang menangis, Lana dikejutkan oleh kain hangat
12
yang tiba-tiba menyelimuti dirinya. Jeffrien ternyata masih hidup dan sekarang Jeffrien sedang
mencemaskan Lana yang baru saja berniat untuk membunuhnya, tangisan Lana pun makin
menjadi. Akhirnya Lana pun tersadar bahwa dirinya telah jatuh cinta dengan Jeffrien. Namun
Lana semakin dibuat bingung dengan sikap Jeffrien, dirinya tidak tahu apakah Jeffrien
menganggap dirinya sebagai musuh atau mungkin merasakan perasaan yang sama seperti
dirasakannya. Lana pun mulai menghindari dan menjaga jarak dari Jeffrien.
Merasakan perubahan sikap Lana, Jeffrien pun tak tahan dan menjelaskan semuanya
sedari awal tentang dirinya sudah tahu sedari awal bahwa Lana adalah agen rahasia dari
organisasi musuh dan tidak sekali pun dirinya pernah ingin membunuh Lana, Jeffrien juga
sudah tahu bahwa Lana berniat untuk meracuninya malam itu tetapi dirinya tetap bersikap pura-
pura tidak tahu.
Jeffrien membuktikan pada Lana bahwa dirinya selama ini tidak pernah menganggap
Lana sebagai musuh bahkan memberikan pistol di sakunya pada Lana dan menyuruh Lana
untuk menembaknya jika Lana masih menganggap bahwa dirinya adalah musuh. Seiring
berjalannya waktu, hubungan Jeffrien dan Lana pun diketahui oleh atasan kedua belah pihak
mereka. Jeffrien dan Lana pun menjadi buronan, khususnya Jeffrien yang menjabat sebagai
salah satu petinggi Nazi ternyata memiliki hubungan terlarang dengan agen rahasia dari
intelijen Inggris.
Pengkhianatan Jeffrien pun semakin dianggap tak termaafkan setelah terbongkar fakta
bahwa Jeffrien sering melepaskan tahanan politik Nazi secara diam-diam. Nyatanya, walau
seorang Jendral di Nazi. Jeffrien tidak pernah menyukai dan setuju dengan perbuatan mereka
yang menahan dan memperbudak tahanan yang didominasi oleh kaum Yahudi tersebut.
Dirinya hanya ikut andil dalam penyusunan taktik perang untuk memperluas daerah kekuasaan
Jerman yang saat itu dikuasai oleh Hitler. Jeffrien yang merupakan tangan kanan Hitler ini
berkhianat adalah kenyataan yang sangat mengejutkan bagi semua orang.
Jeffrien dan Lana pun akhirnya melarikan diri ke kediaman Jeffrien di daerah terpencil
yang jarang dikunjunginya. Mereka berdua sadar bahwa cepat atau lambat pasti akan
ditemukan, entah Nazi terlebih dahulu atau CIA. Namun mereka sepakat untuk tidak
membicarakan tentang nasib mereka yang sebenarnya sudah di ujung tanduk dan lebih
menganggap bahwa pelarian mereka ini adalah liburan.
13
Saat menyadari bahwa tempat persembunyian mereka telah dikepung, Jeffrien pergi ke
jurang yang tak jauh dari kediaman mereka untuk mengalihkan perhatian agar seluruh tentara
yang datang hanya terfokus untuk menyerang dirinya dan tidak mencari atau membahayakan
keselamatan Lana. Jeffrien mengaku pada pimpinan pasukan yang bertugas untuk
membunuhnya ini bahwa dirinya telah membunuh Lana sehingga mereka tidak perlu repot-
repot mencari Lana.
Lana yang tertidur siang di tempat persembunyian mereka pun terbangun karena
Jeffrien tidak ada di sampingnya, saat mencari ke seisi rumah dan Jeffrien tidak ada. Lana pun
keluar rumah dan dibuat kaget dengan banyaknya jejak kaki manusia yang mengarah ke jurang.
Saat mengikuti jejak-jejak tersebut, Lana tak kuasa melihat Jeffrien yang ditembak hingga
akhirnya jatuh ke jurang dan jatuh tenggelam di lautan tersebut.
Lana pun pingsan dan terbangun di rumah asing yang rupanya rumah seorang pelayan
Jeffrien di mansionnya dulu. Lana pun akhirnya ikut bersama pelayan tersebut ke kampung
halamannya. Pelayan tersebut mengaku diperlakukan oleh Jeffrien dengan sangat baik, oleh
karena itu dirinya ingin membalas budi dengan membantu Lana.
Cinta Jeffrien kepada Lana dianggap sama seperti mythology Yunani tentang Icarus
yang ceroboh saat jatuh cinta dengan Alectrona, Sang Dewi Matahari. Icarus dikisahkan
membuat sayap dari burung unggas dan lilin lalu terbang terlalu dekat dengan matahari hingga
sayapnya meleleh dan hancur karena sengatan matahari dan jatuh tenggelam ke dalam lautan
gelap.
1. Tema
Tema dalam novel ini adalah aksi/laga, sejarah, fantasi, misteri, romantis, dan
mythology.
2. Alur
Alur dalam novel ini adalah alur gabungan atau maju dan mundur. Dalam
beberapa bagian, penulis novel mengisahkan tentang masa kecil Jeffrien dan masa kecil
Lana serta masa-masa sebelum Lana menjadi agen rahasia. Lalu kembali lagi pada alur
maju.
14
3. Latar
Latar tempat dalam novel ini adalah di negara Jerman, penulis novel
menyebutkan secara langsung nama tempat, kota atau daerah dalam novel ini. Latar
waktu di dalam cerita ini adalah saat perang dunia ke-2, penulis juga menuliskan bahwa
latar tahun dalam cerita ini adalah tahun 1942. Latar sosial dalam novel satu ini
contohnya yaitu alasan Jeffrien menjadi memutuskan untuk membebaskan tahanan
politik secara diam-diam adalah karena masa kecilnya yang juga merupakan anak yang
terbuang dan pernah merasakan kelaparan hingga menjadi budak. Dirinya pun menjadi
tidak tega melihat penyekapan tersebut karena dirinya pernah berada di posisi tersebut.
4. Judul
Novel dengan judul Icarus Has Fallen ini mencerminkan bagaimana dalamnya
cinta seorang Jeffrien yang sama seperti cerita mythology Yunani terkenal, Icarus.
5. Penokohan
Tokoh utama dalam novel ini adalah Lana dan Jeffrien yang bersifat
protagoonis. Antagonis dalam cerita ini adalah atasan Lana dan para petinggi Nazi atau
rekan kerja Jeffrien. Penokohan dalam novel ini tidak disebutkan penulis secara
langsung namun sikap dan kelakuan para tokoh dapat mudah disimpulkan bahwa
Jeffrien yang tidak banyak berbicara adalah orang yang cenderung pendiam dan senang
memerhatikan daripada berbicara namun saat sudah berbicara dengan serius Jeffrien
menjadi sangat tegas. Penokohan Lana juga tidak disebutkan secara langsung namun
dari sikap dan kelakuannya dapat disimpulkan bahwa Lana adalah wanita pemberani
yang pantang menyerah serta penyayang.
6. Sudut Pandang
Penulis novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga pengamat, karena
tokoh Jeffrien dan tokoh-tokoh lainnya tidak dijelaskan bagaimana pemikiran dan
perasaannya.
7. Gaya Bahasa
Beberapa contohnya adalah :
1. Asosiasi (membandingkan perasaan dengan sebuah benda atau situasi)
Tatapan dingin Jeffrien terasa begitu menancap, terlihat tidak peduli dan
menghujam begitu kuat.
15
2. Personifikasi (membuat benda mati seolah-olah benda hidup)
Pita putih yang mengikat surai wanita muda itu bergoyang sedikit
terembus angin.
8. Amanat
Walaupun tragis, namun kisah Jeffrien dan Lana menggambarkan tentang
kuatnya perasaan dua insan yang dapat melawan hukum dan aturan yang ada bahkan
jika itu artinya adalah bahaya bagi mereka berdua. Mereka juga mampu menggugurkan
ego dan mempertaruhkan apa yang mereka miliki agar bisa bersama. Mereka juga
mengajarkan untuk jangan ragu untuk menunjukkan rasa sayang dan cinta pada
seseorang. Jeffrien juga mengajarkan bahwa yang berhak mendapatkah hak
kemanusiaan adalah semua orang dari kalangan apapun. Jeffrien juga memanusiakan
dan menjaga perasaan orang yang bekerja dengannya, tidak menganggap pelayan dan
bawahannya sebagai budak.
16
BAB III
SIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis unsur intrinsik yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa analisis dan tema dalam novel Icarus Has Fallen adalah romansa, sejarah
yang didominasi tentang cinta dan pengorbanan, tema pendukungnya adalah peperangan dan
aksi/laga. Analisis unsur alur menunjukkan bahwa alur yang digunakan adalah alur gabungan
atau alur maju dan mundur. Analisis latar dalam novel ini adalah latar tipikal, latar tempat
dan waktu disebutkan oleh sang penuulis. Analisis sudut pandang yang digunakan adalah
sudut pandang orang ketiga pengamat.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.liputan6.com/hot/read/4477833/8-unsur-intrinsik-novel-dan-pengertiannya-
penulis-wajib-tahu?page=6
https://www.brainacademy.id/blog/ciri-struktur-unsur-dan-kebahasaan-novel
https://www.liputan6.com/hot/read/4038288/macam-macam-gaya-bahasa-yang-wajib-
diketahui-sering-digunakan-sehari-hari?page=2#div-gpt-ad-liputan6-bottomfrm-oop
18