Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS PENDEKATAN PRAGMATIK

PADA NOVEL WANITA DI LAUTAN SUNYI

DISUSUN OLEH :

Lintang Nurul Janah 2021406403024

Endang Maulia Saputri 2021406403028

Anis Ababil 2021406403026

Hickmatiar Alfateh 2021406403030

Risky Maulana 2021406403033

PROGRAM STUDI BAHASA SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PRINGSEWU

LAMPUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ ANALISIS
PENDEKATAN PRAGMATIK DALAM NOVEL WANITA DILAUTAN
SUNYI “ yang telah disesuaikan dengan tugas yang diberikan Dosen pengampu Ani
Diana . Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki berbagai kekurangan. Oleh
karena itu, setiap kritik yang bernaksud untuk menyempurnakan makalah ini sangat
kami harapkan. Dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam proses penulisan makalah ini. Semoga Allah SWT
memberikan pahala atas semua amal kebaikan yang diberikan.

Akhir kata harapan penulis semoga makalah ini dapat membantu untuk
menunjang ilmu pengetahuan. Serta memberikan manfaat bagi semua pihak yang
memerlukan.

Pringsewu, 13 Desember 2022

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..............................................................................1


B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Masalah ...........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sastra dan Karya Sastra.............................................................2
B. Pengertain Prosa...........................................................................................2
C. Pendekatan Pragmatik dalam Kajian Prosa................................................3
D. Sinopsis........................................................................................................5
E. Pembahasan Aanalisis Pragmatik.................................................................8
F. Analisis Pendekatan Pragmatik dalam Novel Wanita di Lautan Sunyi.....8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................16
B. Saran.............................................................................................................16
DAFTARPUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prosa merupakan bentuk karya sastra bebas yang tidak terikat oleh kaidah puisi.
Prosa juga merupakan bagian dari karya sastra yang sangat berkembang dewasa
ini, misalnya cerpen, novelet, novel, dan teks naratif lainnya. Karya sastra yang
berbentuk prosa dikaji secara mendalam agar dapat dipahami lebih lanjut. Proses
pengkajian karya sastra yang berbentuk prosa dapat dianalisis dengan berbagai
macam pendekatan, seperti pendekatan struktural, pendekatan semiotik,
pendekatan hermenioritika, pendekatan psikologi sastra, pendekatan mimetik,
pendekatan pragmatik, dan pendekatan estetika. Makalah ini akan membahas
tentang pendekatan pragmatik dalam kajian prosa secara lebih rinci dan jelas.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sastra dan karya sastra?


2. Apa yang dimaksud dengan prosa?
3. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pragmatik dalam kajian prosa?
4. Bagaimana sinopsis Novel Wanita di Lautan Sunyi ?
5. Bagaimana Pembahasan Analisis Pendekatan Pragmatik Pada Novel Wanita
di Lautan Sunyi ?
C. Tujuan

1. Menjelaskan secara rinci pengertian dari sastra dan karya sastra.


2. Menjelaskan secara rinci pengertian prosa.
3. Menjelaskan dan mendeskripsikan pendekatan pragmatik dalam kajian prosa
4. Menjelaskan Analisis Pendekatan Pragmatik Novel Wanita di Lautan Sunyi
5. Mengetahui Pembahasan Analisis Pendekatan Pragmatik Pada Novel Wanita
di Lautan Sunyi

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sastra dan Karya Sastra

Karya merupakan sesuatu hasil khayalan ataupun pemikiran seseorang yang


dapat dipresentasikan. Sedangkan Sastra merupakan sebuah seni yang indah.
Maka dari itu karya sastra dapat diartikan dengan suatu khayalan manusia
yang kreatif dan dapat menghasilakan suatu wujud keindahan. Keindahan itu
dapat diperoleh manusia dengan cara berpikir luas tanpa ada batasan dan
dapat berkarya secara bebas sesuai dengan khayalan manusia itu sendiri.
Menurut Danamo dalam (Sitinjak, 2018), karya sastra ada untuk dimanfaatkan
masyarakat dalam kehidupan dan mampu memberikan pengaruh besar kepada
kehidupan masyarakat. Karya sastra juga dapat diartikan sebuah karangan
dalam bentuk kata yang di dalam karangan tersebut terdapat nilai-nilai yang
sangat berguna bagi pembaca.

Didalam dunia pendidikan bahkan dalam kehidupan masyarakat karya sastra


sangat berfungsi seperti sebagai hiburan, mendidik, memberikan keindahan,
serta memberikan ajaran ajaran mengenai agama yang dapat ditiru atau
diteladani bagi pembaca serta penikmat karya sastra tersebut. Berdasarkan
bentuk, karya sastra dapat dibagi menjadi tiga. Pertama puisi, yang dimana
puisi terbagi menjadi empat jenis yakni puisi lama, baru, bebas dan
kontemporer. Kedua drama dan yang ketiga ialah prosa.

B. Pengertian Prosa

Istilah prosa adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa Inggris yaitu prose.
Dalam arti sempit kata tersebut merujuk pada tulisan yang digolongkan
sebagai karya sastra. Namun jika ditelaah lebih jauh lagi, kata prosa adalah
suatu bentuk tulisan yang dapat mewakili karya non fiksi seperti esai, artikel,

v
dan sebagainya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prosa adalah
bentuk tulisan bebas yang tidak terikat dalam sebuah aturan layaknya puisi.
Prosa tidak memiliki rima dan jumlah bait tiap paragrafnya. Singkatnya, prosa
merupakan karangan yang disajikan dengan teks naratif.

Mengutip dari buku bertajuk Prosa Fiksi dan Drama, perbedaan puisi dan
prosa adalah terletak pada variasi ritme yang dimilikinya. Pada prosa,
karangan ini mempunyai ritme jauh lebih besar daripada puisi. Secara umum
prosa dapat diartikan sebagai sebuah cerita rekaan yang kisahannya
mempunyai aspek tokoh, alur, tema, dan pusat pengisahan yang
keseluruhannya dihasilkan oleh daya imajinasi pengarang.

Prosa memiliki dua jenis yakni prosa lama dan prosa baru. Bentuk-bentuk
prosa lama yaitu hikayat, sejarah, kisah, dongeng, sedangkan jenis prosa baru
yaitu roman, novel, cerpen, riwayat, kritik, resensi, serta esai. Pada penelitian
ini, peneliti akan membahas antologi cerpen karya Hasan Al Banna yang di
dalam cerpen tersebut terdapat nilai-nilai berguna bagi pembaca dengan
menggunakan sudut pandang pendekatan pragmatik.

C. Pendekatan Pragmatik dalam Kajian Prosa

Secara umum pendekatan pragmatik adalah pendekatan kritik sastra yang


ingin memperlihatkan kesan dan penerimaan pembaca terhadap karya sastra
sepanjang zaman. Pendekatan Pragmatik adalah pendekatan yang
memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu
kepada pembaca, seperti tujuan pendidikan, moral agama atau tujuan yang
lainnya. Pendekatan ini mendasarkan pada pembaca, bahwa keberhasilan
suatu karya diukur dari pembacanya jika karya tersebut mampu memberikan
kesenangan dan nilai. Teeuw menjelaskan teori pendekatan pragmatik adalah
salah satu bagian ilmu satra yang merupakan pragmatik kajian sastra yang
menitikberatkan dimensi pembaca sebagai penangkap dan pemberi makna

vi
terhadap karya sastra. Pendekatan ini menganut prinsip bahwa karya sastra
yang baik adalah sastra yang dapat memberi kesenangan dan kaidah bagi
pembacanya. Pemanfaatan pendekatan ini harus berhadapan dengan realitas
konsep keindahan dan konsep nilai dedaktif. Setiap generasi harus
menceritakan bahwa nilai keindahan tidak diinterpretasikan secara subjektif.

Latar belakang pendekatan pragmatik timbul karena pendekatan struktural


tidak mampu berbuat banyak dalam upaya membantu seseorang untuk
menangkap dan memberi makna karya sastra. Oleh karena itu para pakar
mengemukakan pendekatan baru yang disebut dengan pendekatan pragmatik,
yaitu kajian sastra ke arah peranan pembaca sebagai subjek yang selalu
berubah-ubah sesuai dengan keadaannya.penelian sastra tidak secara otonom,
tetapi harus meneliti proses pemberian makna dengan konteks sosial dan luas.
Hubungan antara pembaca dan teks sastra memiliki relasi, tek sastra selalu
menyajikan ketidakpastian, sementara pembaca harus aktif dan kreatif dalam
menentukan keberagagaman makna teks sastra tersebut.

Penelitian pembaca terhadap karya sastra dapat menggunakan beberapa


metode pendekatan yang bersifat eksperimental, elalui karya sastra yang
mementingkan karya sastra yang terikat pada suatu masa dan golongan
masyarakat tertentu.

a. Kepada pembaca, perorangan atau kelompok disajikan atau diminta pembaca


karya sastra, sejumlah pertanyaan dalam teks atau angket yang berisi tentang
permintaan, tanggapan, kesan, penerimaan terhadap karya sastra yang dibaca
tersebut untuk diisi jawaban-jawaban itu ditabulasi dan dianalisis.

b. Kepada pembaca perorangan atau kelompok, diminta pembaca karya sastra


untuk menginterpretasikan karya sastra tersebut. Interpretasi tersebut dibuat
secara kulitatif untuk melihat penerimaan atau tanggapan terhadap karya
sastra.

vii
c. Kepada masyarakat tertentu diberikan angket untuk melihat prestasi mereka
terhadap kaya sastra, misalnya melihat prestasi sekelompok kritikus terhadap
kontemporer persepsi masyarakat tertentu terhadap karya sastra daerahnya
sendiri.

Berdasarkan pembahasan tentang pendekatan pragmatik tersebut dapat


disimpulkan bahwa pendekatan pragmatik ini memandang karya sastra
sebagai sarana untuk mencapai tujuan pada pembaca (keindahan, pendidikan,
moral, dan lain-lain). Pendekatan ini cenderung menimbang nilai berdasarkan
keberhasilan tujuan pengarang bagi pembaca.

D. Sinopsis

Sinopsis adalah suatu bentuk tulisan atau cerita yang menyajikan kembali
suatu karangan yang panjang dalam bentuk ringkasan dan ringkasan harus
mencakup gagasan-gagasan penting yang diutarakan dalam tulisan aslinya.
Sinopsis adalah ikhtiar karangan ilmiah yang biasanya diterbitkan bersama-
sama dengan karangan asli yang menjadi dasar synopsis itu, atau ringkasan
atau abstraksi ( KBBI,1988:845 )

Langkah-langkah menyusun Sinopsis

Bacalah naskah asli berulang kali sampai benar-benar diketahui maksud dan
pandangan pengarang.

a. Pada saat membaca perlu digaris bawahi atau dicatat ide sentralnya (pokok
pikiran, kalimat pokok/kalimat inti).

b. Kesampingkan dulu teks asli sesudah dicatat ide sentral atau hal-hal pokok
yang telah diketahui, kemudian kembangkan catatan-catatan tersebut dengan
bahasa sendiri.

viii
c. Pergunakan kalimat-kalimat tunggal, bila mungkin hindari pemakaian kalimat
majemuk atau mengulang kalimat, gunakan kalimat sederhana yang efektif.

d. Ringkasan kalimat menjadi frase, dan frase menjadi kata.

e. Bila terdapat rangakaian ide atau gagasan dari beberapa alinea, maka ambillah
ide sentralnya saja atau pokok pikiran dan kalimat pokok/intinya.

f. Buanglah beberapa alinea yang dapat diwakili dengan satu alinea saja,atau
sebaliknya, dan pertahankan alinea yang memang harus dipertahankan.

g. Pertahankanlah kalimat yang tidak memungkin untuk disederhanakan,


sehingga keaslian suara pengarang tetap dapat dipertahankan pula, yaitu kata
kunci yang ada pada kalimat tersebut.

h. Buanglah seluruh kata tugas yang memungkinkan utuk dibuang, tetapi


pertahankanlah susunan ide yang tersusun sesuia naskah aslinya.

Berikut ini adalah sinopsis dari novel wanita dilautan sunyi :

Novel ini menceritakan tiga karakter utama dengan masing-masing


menggunakan sudut pandang orang pertama, aku. Mereka adalah Tiara, Yan,
dan Latifah. Tiga karakter yang saling bersangkutan. Latar tempat ini adalah
Sangkulirang, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Penulis menggambarkan
kehidupan masyarakat desa pinggir pantai dengan segala fasilitas yang saat itu
terbatas.

Takdirnya dan keinginan Tiara membawanya bertemu Latifah. Gadis yang ia


dekati lantas lari terbirit ketakutan. Berulang kali ia bertemu, Latifah selalu
melarikan diri. Sampai ia bertanya kepada Mak Wandi, siapa gadis yang suka
sekali menontoni debur ombak itu. Namanya Latifah, anak Ibu Umi yang

ix
sudah lama ditinggal Ayahnya. Mati bersama debur ombak, tidak pernah
kembali. Ia menemui Latifah, membantunya mengenal huruf. Meski telah
gadis, ia belum dapat mengenal huruf, belum dapat membaca. Guru-guru
menyerah mengajarinya, dia tidak dapat tempat untuk sekolah. Di tengah
cerita hidupnya yang sunyi, Latifah bertemu pria laut. Pria yang menolongnya
saat orang-orang kapal itu tak mau membayar, dan memunguti jajannya saat
ia terjatuh. Pria yang membuat hatinya menghangat. Pria laut itu, Yan
namanya. Dia datang melamar, pernikahan digelar dengan sederhana dan
Latifah pun bahagia, Membayangkan bahagianya menikah seperti Nana,
sepupunya. Tapi sialnya watak keras Yan, tidak membawa kebahagian lama
dalam diri Latifah. Ia kerap dipukul, dibenturkan, didorong, dimaki. Hingga
saat Latifah melahirkan, dan putra mereka meninggal. Yan memakinya,
menyakitinya, dan tidak pernah kembali. Novel ini menceritakan tentang
pelajaran hidup yang seringkali kita temui di sekitar kita. Banyak sekali orang
dianugerahi kekurangan, bertubi kesakitan dan cobaan. Tapi Allah
membesarkan hatinya, menguatkan bahunya, dan mengangkat wajahnya.
Hidup tentang penerimaan mengenai takdir, sepahit apapun takdir harus
dilalui, maka itulah anugerah yang Allah sematkan. Tidak terbantah.
Kehilangan adalah menyakitkan, hanya mereka yang dikuatkan saja yang
dapat melaluinya, berbaik sangka dan menatap kehidupan dengan maaf dan
ampunan.

Novel ini mengajarkan tentang nilai, bukan nominal angka rupiah. Jika kakak-
kakak Tiara mampu meraih cita-citanya dengan kehidupan yang mapan dan
membanggakan. Tiara memilih mengabdikan diri, memetik kemanfaatan dari
kemampuannya. Ia mengangkat bintang dari tempat yang bahkan tak pernah
terfikirkan. Ia memilih mengajarkan Latifah membaca, ketulusan
memancarkan kebahagiaan hakiki, dan hal tak ternilai. Tidak perlu
pengakuan, lakukan saja apa yang terbaik yang dapat dilakukan. Nilai lain

x
yang harus dipahami adalah, berhenti membandingkan kehidupan seseorang
meski mereka adalah saudara. Karena setiap orang memiliki pencapaian
dalam hidupnya, dan setiap pencapaian tidak dicapai dengan cara yang sama.

E. Pembahasan Analisis Pragmatik

Telaah pragmatik adalah pendekatan kritik sastra yang ingin memperlihatkan


kesan dan penerimaan pembaca terhadap karya sastra sepanjang zaman. Maka
dengan ini kami akan mengulas tentang tanggapan dari pembaca tentang
novel ini.

F. Analisis Pendekatan Pragmatik Novel Wanita di Lautan Sunyi :

Novel wanita dilautan sunyi adalah kisah yang masalahnya sudah umum di
kalangan pembaca baik itu penggemar novel maupun orang-orang yang hanya
senang membaca. Akan tetapi novel ini memiliki banyak arti yang tersirat dan
mengajarkan kita banyak hal. Novel ini mengajarkan kebaikan dan menolong
sesama, serta kekuatan dalam menghadapi suatu masalah. Di samping itu
novel ini menggunakan kata-kata yang mudah di pahami sehingga membuat
pembaca ikut tenggelam dalam cerita.

a. Nilai Agama :

Nilai agama pada Novel Wanita di Lautan Sunyi terdapat pada kutipan :

1. Ugh! Bukankah hari masih terlalu pagi? baru saja aku selesai sholat subuh
dan merebahkan diri kembali ke kasur

( Terdapat nilai agama, karena tokoh Tiara itu rajin beribadah dengan
melaksanakan sholat subuh )

xi
2. Setalah berpikir sebentar, akhirnya mamak mengangguk, " Tunggu, mamak
shalat asar dulu "

( Terdapat nilai agama karena mamak tidak meninggal kan sholat asar )

3. Jadi, ya Allah, doaku tadi malam langsung dikabulkan. Pagi ini Allah
memberiku harapan dan kebahagiaan baru. Aku akan segera punya anak.
( Terdapat nilai agama, karena tokoh Tiara rajin berdoa, teringat kepada
Allah sehingga dia diberi kebahagiaan)

4. Aku mengusap wajahnya dan memeluknya. "Kamu rindu pada Ifah,"


bisikku lagi. "Do'akan, ya. Mudah dan Hamid ikut lomba. Do'akan menang"
( Terdapat nilai agama, karena selalu berdoa kepada Allah)

5. Lelaki itu malah semakin mendekatkan wajah- nya ke wajahku. Aku mundur
beberapa langkah. Tiba-tiba, aku disergap ketakutan. "Bah! Hah...!" Ya Allah,
tolong aku.

(Terdapat nilai agama karena Latifah masih mengingat Allah untuk meminta
pertolongan)

6. Kubawa masalah ini dalam doa-doa panjangku setelah shalat malam.


Sungguh, aku berharap Allah berkenan membantu niatku.

(Terdapat nilai agama, karena Tiara menyerahkan doa-doanya kepada Allah


agar dapet terkabulkan )

b. Nilai Moral

1. "Ipah! Ipah! Ipah!" Saat aku menoleh, mereka akan tertawa sambil
menunjuk-nunjuk mukaku. Terkadang, ada yang tertawa geli sambil
memegang perutnya. Entah apa yang lucu denganku. Dulu, saat kecil, aku

xii
sedih dan marah pada anak-anak yang selalu menggodaku. Bertepuk
bersorak, dan tertawa sambil mengiringiku seakan aku arak-arakan.

(terdapat nilai moral yang tidak menunjukan moral yang tidak baik karena
disini anak-anak sekitar lingkungan Latifah selalu mengejek karena
kekurangannya)

2. Rupanya aku terlalu banyak minum tadi. Sekelilingku gelap tapi aku tak
peduli. Kubenturkan kepala ke pintu. Aku pusing, marah, dan ingin
meledak.
Ini gara-gara minuman api itu! Tadi aku asyik main kartu bersama kawan-
kawan anak buah kapal. Beberapa kali kalah taruhan membuatku kesal.
Ku tenggak berbotol- botol minuman yang membakar tenggorokan.
"Kau sudah kebanyakan minum, Yan," Pak Ilham, nakhoda kapalku
mengingatkan. Aku melengos. Apa pedulimu! batinku. "Sudah cukup!"
Pak Ilham merebut botol di tanganku. Isinya tumpah ke lantai
(terdapat nilai moral yang kurang baik karena suka mabuk-mabukan dan
bermain judi)

3. "Lelaki pengangguran itu seperti seonggok sampah," kata bapakku dulu.


Bapak mengusirku dari rumah dengan murka sebab aku tak juga berhasil
memperoleh pekerjaan dengan bekal ijazah SMP Setiap hari kerjaku.
hanya keluyuran tak punya rencana.
"Mau jadi apa kau?!" tanya Bapak marah. Aku menatapnya dengan mata
menyala. "Aku ingin jadi orang baik-baik, Pak, tapi aku tak dapat contoh
yang baik dari Bapak!" semburku emosi. Kata-kata yang kusesali juga
pada akhirnya.
(terdapat nilai moral yang kurang karena seorang bapak yang marah-
marah pada anaknya yaitu Yan karena pengangguran namun bapaknya

xiii
sendiri tidak memberikan contoh yang sesuai dengannya)

4. "BU, MAU... PERAHU?" teriak Hamid dan saudara kembarnya,


Hamidah.
Kedua muridku itu tengah berada di atas perahu kecil mereka, sibuk
mendayung ke dermaga tempatku berdiri.
(terdapat nilai moral yang baik karena menunjukan sikap tolong menolong
terhadap orang yang lebih tua)

5. "Aku sudah memaafkanmu. Kau... belajarlah memaafkan dirimu sendiri."


Aku hanya mengangguk, lalu berbalik dan ke- luar kamar. Semua kalimat
yang tadi memenuhi kepalaku dan ingin kuucapkan berlarian menghi- lang
Aku kehilangan kesombongan sekaligus harga diri di hadapan Pak Ilham.
Laki-laki yang diam-diam kukagumi dan kuanggap sebagai peng- ganti
bapakku. Aku menangis di dalam hati.
(Terdapat nilai moral, karena Pak Ilham sosok yang baik karena telah
memaafkan Yan dan membuat Yan menyesali perbuatannya)

6. "Huhuhu.... Bah! Bah...!"


Mereka masih beradu mulut hingga orang orang di pelabuhan mulai
tertarik menonton. Seorang awak kapal naik ke dermaga dan melerai, la
menyodorkan uang 6.000 pada lelaki asing yang telah membelaku itu.
Lelaki asing itu berjongkok di depanku. Begitu dekat. Sesaat tatapan kami
bertemu. Deg! Aku terdiam, air mata masih menggenang di wajahku.
Buru-buru kuhapus dengan lengan baju, lalu menunduk. Wajahku terasa
hangat. Dia, lelaki asing itu, tersenyum sekilas sambil menyodorkan uang
6.000. Aku mengambilnya ragu. "Bah? Bah.... Aku ingin berterima kasih.
la hanya mengangguk.
(terdapat nila moral yang baik pada awak kapal yang membantu Latifah)

xiv
7. Suara Bu Umi kembali bergema di lorong
hatiku, membuatku terdiam. Air mata terus menderas tanpa bisa kutahan.
Kuulurkan tangan, menyentuh tangan Latifah. Mata kami yang telah
memerah bertatapan. "Ifah," namanya kusebut sambil berusaha tersenyum.
Latifah menunduk kikuk, lalu memandang ibunya. Suara paraunya
kembali terdengar, "Pah? Pah? Hah...."

Bu Umi memandangku sebentar, lalu mem- bisiki anaknya. Latifah


mengangguk-angguk dan terkekeh. Ia menatapku lama, lalu terkekeh lagi.
"Aa raa, hehehe...."
Aku menangis mendengarnya, kurengkuh pundaknya. Latifah sedang
berusaha menyebut namaku.
"Ya, aku Tiara. Ti... a... ra."
(terdapat nilai moral yang bai dari Tiara, karena merasa iba dan kasihan
terhadap konsisi Latifah)

c. Nilai Pendidikan

1. Kaka sulungku lulusan APDB yang berprestasi, menjadi seorang camat


yang disegani. Kakaku Rida , Alumni Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga. Kini sedang PTT di Tarakan. Sementara itu aku seorang
lulusan Fakultas Keguruan di Universitas Murawarman

( Terdapat nilai pendidikan karena menceritakan lulusan pendidikannya )

2. " Hamid adalah Bintang di bidang matematika. Bapak dan Ibu tentu sudah
tahu, ia selalu mendapatkan nilai sempurna alias angka 10 setiap kali
ulangan matematika. Saudaranya, Hamidah, jago dibilang IPS.

xv
Kemampuan menghafalnya luar biasa. Ia juga pandai membaca peta buta.
Hamid dan Hamidah bahkan sudah menguasai pelajaran kelas VI"

( Terdapat nilai pendidikan karena dikatakan banyak prestasi )

3. "Lelaki pengangguran itu seperti seonggok sampah," kata bapakku dulu.


Bapak mengusirku dari rumah dengan murka sebab aku tak juga berhasil
memperoleh pekerjaan dengan bekal ijazah SMP Setiap hari kerjaku.
hanya keluyuran tak punya rencana.
(Terdapat nilai pendidikan karena menceritakan lulusan pendidikannya
sehingga ia tak mendapatkan pekerjaan yang diinginkan)

d. Nilai Sosial
1. " Sewa saja kamar punya ABK," saran seorang bapak berjaket kulit di
sebelahku. Mungkin ia kasian melihatku pusat pasi kehabisan tenaga.
( Nilai sosial yang terkandung pada dialog tersebut adalah Bapak itu yang
Peduli dengan orang lain)

2. " Kau sudah kebanyakan minum, Yan", Pak Ilham, nahkoda kapal ku
mengingatkan. Aku melengos. Apa pedulimu! batinku.
"Sudah cukup!." Pak Ilham merebut botol ditanganku. isinya tumpah kelantai
( Nilai sosial yang terkandung pada dialog tersebut adalah, Pak Ilham Peduli
dengan orang lain )

3. Menarik! meski ragu, akhirnya kulangkahkan juga kaki menuruni tangga


kayu. perahu bergoyang - goyang saat kunaiki. Hamidah sigap memegang
tanganku yang berusaha menjaga keseimbangan tubuh ( Kutipan diatas
Memiliki niai sosial Saling tolong menolong )

xvi
4. " Nanti jangan lama - lama kalau main. Dirumah banyak kerjaan!.Wanita
itu kini berpaling pada kedua anaknya. Keduanya tampak ketakutan.
" Hamid dan Hamidah harus membantu diwarung, bu," Jelasnya padaku
tergesa.
( Terdapat nilai sosial yaitu Berbakti kepada orang tua )

5. Ah, manusia memang pelit sekali menghadapi apa yang ia miliki. ketika
hilang, barulah terasa berharga ( Terdapat nilai sosial bahwa manusia itu
pelit )

6. " Sudah kami katakan, beruntung kau tak dilempar kelaut. kau tahu, pak
Ilham terluka parah karena ulahnya," urai Gun sambil menarik kasar
tanganku. ( Nilai sosial Rasa kemanusiaan )

7. " Aku sudah memaafkanmu. Kau... belajarlah memaafkan dirimu sendiri." (


Memiliki nilai sosial pemaaf )
8. "Ada apa, ifah?" kupeluk ia. Badannya terasa panas tetapi ia menggigil. "Ifa
sakit,ya? ku antar ke puskesmas yuk," bujukku. Ku raba dahinya, memang
panas ( Nilai sosial yang terkandung adalah Kasih sayang dan perhatian )

9. "Ini kenapa? Ifa jatuh?" hati hati aku meraba memar itu. Latifah meringis
lalu menangis lagi. ( Terdapat nilai sosial yang Peduli )

10. Aku berpamitan pada nenek dan mama untuk kembali pulang ke rumahku
( Nilai sosial yang terkandung adalah Kesopanan )

11. Baru sempat membersihkan tempat tidur dan menyapu pintu rumahku
dibuka dengan sekali dorong itu lelaki ku datang aku menyongsong nya

xvii
dengan senyuman. "Sudah sembuh?", tanyanya sambil meraba dahiku. oh, dia
rupanya ingat waktu ia pergi aku sedang demam
( Nilai sosial yang terkandung adalah perhatian )

12. Ia menarik tubuhku lalu memelukku erat membisiki telingaku dengan


permintaan maaf dan sayang
( Nilai sosial yang terkandung adalah Kasih sayang )

e. Nilai Estetis

Estetis merupakan keindahan dari karya sastra yang dapat menghidupkan


sebuah cerita menjadi lebih menarik melalui dari kata-kata atau kalimat
seperti majas, kata-kata mutiara, dan juga pribahasa.

Keindahan novel ditujukan pada kutipan ada :

1. "jika dirimu adalah angin, boleh jadi engkau akan bertemu badai"

2. Beberapa butir bintang tampak menghiasi angka asa. Berkelap-kelip seperti


sedang main mata

3. Senyum terbit dibibirku

4. Tetapi suara mereka lenyap ditelan angin malam

5. Jendela kecilnya sudah tak berdaun, hanya ada 3 kayu jerajak sebagai
pengaman.

6. Menuju sebuah tempat asing yang akan menjadi saksi pembuktian


idealisme dan harga diriku.

7. Aku menunduk. Ada serenteng kalimat yang ingin sebenarnya keluar dari
mulutku

xviii
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan tentang pemahaman kritik pragmatik dalam novel


Wanita di Lautan Sunyi ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
pendekatan pragmatik ini memandang karya sastra sebagai sarana untuk
mencapai tujuan pada pembaca (keindahan, pendidikan, dll). Pendekatan ini
cenderung menimbang nilai berdasarkan keberhasilan tujuan pengarang bagi
pembaca.

Novel ini cukup di rekomendsikan untuk semua kalangan mengingat ceritanya


yang di kemas secara apik dan kandungan ceritanya yang mendalam dengan
berbagai hikmah yang dapat kita ambil. Seperti yang telah dibuktikan dalam
penelaahan pragmatik tersebut, cukup banyak pembaca yang berkomentar
positif. Hal ini dikarenakan pengarang novel yang menyajikan cerita yang
dapat menyentuh hati bahkan menguras air mata. Pengarang juga mampu
merangkai kata dengan manis, mudah dipahami, sehingga apa yang ingin di
sampaikan di pahami oleh pembaca.

B. Saran

Saran dari penulis kepada pembaca adalah, manusia di dunia ini pasti
mengalami cobaan namun disaat mendapat cobaan hendaknya kita sabar
dalam menghadapinya dan tetap menjadi pribadi yang taat dan baik terhadap
sesama. Karena Allah SWT tidak akan memberi cobaan melampaui batas

xix
kemampuan manusia. Meskipun makalah ini jauh dari kesempurnaan, semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca

DAFTAR PUSTAKA

Padi, Editorial. 2013. Kumpulan Super Lengkap Sastra Indonesia. Jakarta: Padi.

Pravitasari, Hikmah Oky. 2012. Kritik Sastra Objektif dengan Pendekatan Pragmatik.
(Online). (http://okyhiory.blogspot.com/2012/04/kritik-sastra-kritik-sastra-
objektif.html, dikunjungi 10 September 2014)

Novel Wanita di Lautan Sunyi

xx

Anda mungkin juga menyukai