DISUSUN OLEH :
LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ ANALISIS
PENDEKATAN PRAGMATIK DALAM NOVEL WANITA DILAUTAN
SUNYI “ yang telah disesuaikan dengan tugas yang diberikan Dosen pengampu Ani
Diana . Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki berbagai kekurangan. Oleh
karena itu, setiap kritik yang bernaksud untuk menyempurnakan makalah ini sangat
kami harapkan. Dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam proses penulisan makalah ini. Semoga Allah SWT
memberikan pahala atas semua amal kebaikan yang diberikan.
Akhir kata harapan penulis semoga makalah ini dapat membantu untuk
menunjang ilmu pengetahuan. Serta memberikan manfaat bagi semua pihak yang
memerlukan.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sastra dan Karya Sastra.............................................................2
B. Pengertain Prosa...........................................................................................2
C. Pendekatan Pragmatik dalam Kajian Prosa................................................3
D. Sinopsis........................................................................................................5
E. Pembahasan Aanalisis Pragmatik.................................................................8
F. Analisis Pendekatan Pragmatik dalam Novel Wanita di Lautan Sunyi.....8
A. Kesimpulan..................................................................................................16
B. Saran.............................................................................................................16
DAFTARPUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prosa merupakan bentuk karya sastra bebas yang tidak terikat oleh kaidah puisi.
Prosa juga merupakan bagian dari karya sastra yang sangat berkembang dewasa
ini, misalnya cerpen, novelet, novel, dan teks naratif lainnya. Karya sastra yang
berbentuk prosa dikaji secara mendalam agar dapat dipahami lebih lanjut. Proses
pengkajian karya sastra yang berbentuk prosa dapat dianalisis dengan berbagai
macam pendekatan, seperti pendekatan struktural, pendekatan semiotik,
pendekatan hermenioritika, pendekatan psikologi sastra, pendekatan mimetik,
pendekatan pragmatik, dan pendekatan estetika. Makalah ini akan membahas
tentang pendekatan pragmatik dalam kajian prosa secara lebih rinci dan jelas.
B. Rumusan Masalah
iv
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengertian Prosa
Istilah prosa adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa Inggris yaitu prose.
Dalam arti sempit kata tersebut merujuk pada tulisan yang digolongkan
sebagai karya sastra. Namun jika ditelaah lebih jauh lagi, kata prosa adalah
suatu bentuk tulisan yang dapat mewakili karya non fiksi seperti esai, artikel,
v
dan sebagainya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prosa adalah
bentuk tulisan bebas yang tidak terikat dalam sebuah aturan layaknya puisi.
Prosa tidak memiliki rima dan jumlah bait tiap paragrafnya. Singkatnya, prosa
merupakan karangan yang disajikan dengan teks naratif.
Mengutip dari buku bertajuk Prosa Fiksi dan Drama, perbedaan puisi dan
prosa adalah terletak pada variasi ritme yang dimilikinya. Pada prosa,
karangan ini mempunyai ritme jauh lebih besar daripada puisi. Secara umum
prosa dapat diartikan sebagai sebuah cerita rekaan yang kisahannya
mempunyai aspek tokoh, alur, tema, dan pusat pengisahan yang
keseluruhannya dihasilkan oleh daya imajinasi pengarang.
Prosa memiliki dua jenis yakni prosa lama dan prosa baru. Bentuk-bentuk
prosa lama yaitu hikayat, sejarah, kisah, dongeng, sedangkan jenis prosa baru
yaitu roman, novel, cerpen, riwayat, kritik, resensi, serta esai. Pada penelitian
ini, peneliti akan membahas antologi cerpen karya Hasan Al Banna yang di
dalam cerpen tersebut terdapat nilai-nilai berguna bagi pembaca dengan
menggunakan sudut pandang pendekatan pragmatik.
vi
terhadap karya sastra. Pendekatan ini menganut prinsip bahwa karya sastra
yang baik adalah sastra yang dapat memberi kesenangan dan kaidah bagi
pembacanya. Pemanfaatan pendekatan ini harus berhadapan dengan realitas
konsep keindahan dan konsep nilai dedaktif. Setiap generasi harus
menceritakan bahwa nilai keindahan tidak diinterpretasikan secara subjektif.
vii
c. Kepada masyarakat tertentu diberikan angket untuk melihat prestasi mereka
terhadap kaya sastra, misalnya melihat prestasi sekelompok kritikus terhadap
kontemporer persepsi masyarakat tertentu terhadap karya sastra daerahnya
sendiri.
D. Sinopsis
Sinopsis adalah suatu bentuk tulisan atau cerita yang menyajikan kembali
suatu karangan yang panjang dalam bentuk ringkasan dan ringkasan harus
mencakup gagasan-gagasan penting yang diutarakan dalam tulisan aslinya.
Sinopsis adalah ikhtiar karangan ilmiah yang biasanya diterbitkan bersama-
sama dengan karangan asli yang menjadi dasar synopsis itu, atau ringkasan
atau abstraksi ( KBBI,1988:845 )
Bacalah naskah asli berulang kali sampai benar-benar diketahui maksud dan
pandangan pengarang.
a. Pada saat membaca perlu digaris bawahi atau dicatat ide sentralnya (pokok
pikiran, kalimat pokok/kalimat inti).
b. Kesampingkan dulu teks asli sesudah dicatat ide sentral atau hal-hal pokok
yang telah diketahui, kemudian kembangkan catatan-catatan tersebut dengan
bahasa sendiri.
viii
c. Pergunakan kalimat-kalimat tunggal, bila mungkin hindari pemakaian kalimat
majemuk atau mengulang kalimat, gunakan kalimat sederhana yang efektif.
e. Bila terdapat rangakaian ide atau gagasan dari beberapa alinea, maka ambillah
ide sentralnya saja atau pokok pikiran dan kalimat pokok/intinya.
f. Buanglah beberapa alinea yang dapat diwakili dengan satu alinea saja,atau
sebaliknya, dan pertahankan alinea yang memang harus dipertahankan.
ix
sudah lama ditinggal Ayahnya. Mati bersama debur ombak, tidak pernah
kembali. Ia menemui Latifah, membantunya mengenal huruf. Meski telah
gadis, ia belum dapat mengenal huruf, belum dapat membaca. Guru-guru
menyerah mengajarinya, dia tidak dapat tempat untuk sekolah. Di tengah
cerita hidupnya yang sunyi, Latifah bertemu pria laut. Pria yang menolongnya
saat orang-orang kapal itu tak mau membayar, dan memunguti jajannya saat
ia terjatuh. Pria yang membuat hatinya menghangat. Pria laut itu, Yan
namanya. Dia datang melamar, pernikahan digelar dengan sederhana dan
Latifah pun bahagia, Membayangkan bahagianya menikah seperti Nana,
sepupunya. Tapi sialnya watak keras Yan, tidak membawa kebahagian lama
dalam diri Latifah. Ia kerap dipukul, dibenturkan, didorong, dimaki. Hingga
saat Latifah melahirkan, dan putra mereka meninggal. Yan memakinya,
menyakitinya, dan tidak pernah kembali. Novel ini menceritakan tentang
pelajaran hidup yang seringkali kita temui di sekitar kita. Banyak sekali orang
dianugerahi kekurangan, bertubi kesakitan dan cobaan. Tapi Allah
membesarkan hatinya, menguatkan bahunya, dan mengangkat wajahnya.
Hidup tentang penerimaan mengenai takdir, sepahit apapun takdir harus
dilalui, maka itulah anugerah yang Allah sematkan. Tidak terbantah.
Kehilangan adalah menyakitkan, hanya mereka yang dikuatkan saja yang
dapat melaluinya, berbaik sangka dan menatap kehidupan dengan maaf dan
ampunan.
Novel ini mengajarkan tentang nilai, bukan nominal angka rupiah. Jika kakak-
kakak Tiara mampu meraih cita-citanya dengan kehidupan yang mapan dan
membanggakan. Tiara memilih mengabdikan diri, memetik kemanfaatan dari
kemampuannya. Ia mengangkat bintang dari tempat yang bahkan tak pernah
terfikirkan. Ia memilih mengajarkan Latifah membaca, ketulusan
memancarkan kebahagiaan hakiki, dan hal tak ternilai. Tidak perlu
pengakuan, lakukan saja apa yang terbaik yang dapat dilakukan. Nilai lain
x
yang harus dipahami adalah, berhenti membandingkan kehidupan seseorang
meski mereka adalah saudara. Karena setiap orang memiliki pencapaian
dalam hidupnya, dan setiap pencapaian tidak dicapai dengan cara yang sama.
Novel wanita dilautan sunyi adalah kisah yang masalahnya sudah umum di
kalangan pembaca baik itu penggemar novel maupun orang-orang yang hanya
senang membaca. Akan tetapi novel ini memiliki banyak arti yang tersirat dan
mengajarkan kita banyak hal. Novel ini mengajarkan kebaikan dan menolong
sesama, serta kekuatan dalam menghadapi suatu masalah. Di samping itu
novel ini menggunakan kata-kata yang mudah di pahami sehingga membuat
pembaca ikut tenggelam dalam cerita.
a. Nilai Agama :
Nilai agama pada Novel Wanita di Lautan Sunyi terdapat pada kutipan :
1. Ugh! Bukankah hari masih terlalu pagi? baru saja aku selesai sholat subuh
dan merebahkan diri kembali ke kasur
( Terdapat nilai agama, karena tokoh Tiara itu rajin beribadah dengan
melaksanakan sholat subuh )
xi
2. Setalah berpikir sebentar, akhirnya mamak mengangguk, " Tunggu, mamak
shalat asar dulu "
( Terdapat nilai agama karena mamak tidak meninggal kan sholat asar )
3. Jadi, ya Allah, doaku tadi malam langsung dikabulkan. Pagi ini Allah
memberiku harapan dan kebahagiaan baru. Aku akan segera punya anak.
( Terdapat nilai agama, karena tokoh Tiara rajin berdoa, teringat kepada
Allah sehingga dia diberi kebahagiaan)
5. Lelaki itu malah semakin mendekatkan wajah- nya ke wajahku. Aku mundur
beberapa langkah. Tiba-tiba, aku disergap ketakutan. "Bah! Hah...!" Ya Allah,
tolong aku.
(Terdapat nilai agama karena Latifah masih mengingat Allah untuk meminta
pertolongan)
b. Nilai Moral
1. "Ipah! Ipah! Ipah!" Saat aku menoleh, mereka akan tertawa sambil
menunjuk-nunjuk mukaku. Terkadang, ada yang tertawa geli sambil
memegang perutnya. Entah apa yang lucu denganku. Dulu, saat kecil, aku
xii
sedih dan marah pada anak-anak yang selalu menggodaku. Bertepuk
bersorak, dan tertawa sambil mengiringiku seakan aku arak-arakan.
(terdapat nilai moral yang tidak menunjukan moral yang tidak baik karena
disini anak-anak sekitar lingkungan Latifah selalu mengejek karena
kekurangannya)
2. Rupanya aku terlalu banyak minum tadi. Sekelilingku gelap tapi aku tak
peduli. Kubenturkan kepala ke pintu. Aku pusing, marah, dan ingin
meledak.
Ini gara-gara minuman api itu! Tadi aku asyik main kartu bersama kawan-
kawan anak buah kapal. Beberapa kali kalah taruhan membuatku kesal.
Ku tenggak berbotol- botol minuman yang membakar tenggorokan.
"Kau sudah kebanyakan minum, Yan," Pak Ilham, nakhoda kapalku
mengingatkan. Aku melengos. Apa pedulimu! batinku. "Sudah cukup!"
Pak Ilham merebut botol di tanganku. Isinya tumpah ke lantai
(terdapat nilai moral yang kurang baik karena suka mabuk-mabukan dan
bermain judi)
xiii
sendiri tidak memberikan contoh yang sesuai dengannya)
xiv
7. Suara Bu Umi kembali bergema di lorong
hatiku, membuatku terdiam. Air mata terus menderas tanpa bisa kutahan.
Kuulurkan tangan, menyentuh tangan Latifah. Mata kami yang telah
memerah bertatapan. "Ifah," namanya kusebut sambil berusaha tersenyum.
Latifah menunduk kikuk, lalu memandang ibunya. Suara paraunya
kembali terdengar, "Pah? Pah? Hah...."
c. Nilai Pendidikan
2. " Hamid adalah Bintang di bidang matematika. Bapak dan Ibu tentu sudah
tahu, ia selalu mendapatkan nilai sempurna alias angka 10 setiap kali
ulangan matematika. Saudaranya, Hamidah, jago dibilang IPS.
xv
Kemampuan menghafalnya luar biasa. Ia juga pandai membaca peta buta.
Hamid dan Hamidah bahkan sudah menguasai pelajaran kelas VI"
d. Nilai Sosial
1. " Sewa saja kamar punya ABK," saran seorang bapak berjaket kulit di
sebelahku. Mungkin ia kasian melihatku pusat pasi kehabisan tenaga.
( Nilai sosial yang terkandung pada dialog tersebut adalah Bapak itu yang
Peduli dengan orang lain)
2. " Kau sudah kebanyakan minum, Yan", Pak Ilham, nahkoda kapal ku
mengingatkan. Aku melengos. Apa pedulimu! batinku.
"Sudah cukup!." Pak Ilham merebut botol ditanganku. isinya tumpah kelantai
( Nilai sosial yang terkandung pada dialog tersebut adalah, Pak Ilham Peduli
dengan orang lain )
xvi
4. " Nanti jangan lama - lama kalau main. Dirumah banyak kerjaan!.Wanita
itu kini berpaling pada kedua anaknya. Keduanya tampak ketakutan.
" Hamid dan Hamidah harus membantu diwarung, bu," Jelasnya padaku
tergesa.
( Terdapat nilai sosial yaitu Berbakti kepada orang tua )
5. Ah, manusia memang pelit sekali menghadapi apa yang ia miliki. ketika
hilang, barulah terasa berharga ( Terdapat nilai sosial bahwa manusia itu
pelit )
6. " Sudah kami katakan, beruntung kau tak dilempar kelaut. kau tahu, pak
Ilham terluka parah karena ulahnya," urai Gun sambil menarik kasar
tanganku. ( Nilai sosial Rasa kemanusiaan )
9. "Ini kenapa? Ifa jatuh?" hati hati aku meraba memar itu. Latifah meringis
lalu menangis lagi. ( Terdapat nilai sosial yang Peduli )
10. Aku berpamitan pada nenek dan mama untuk kembali pulang ke rumahku
( Nilai sosial yang terkandung adalah Kesopanan )
11. Baru sempat membersihkan tempat tidur dan menyapu pintu rumahku
dibuka dengan sekali dorong itu lelaki ku datang aku menyongsong nya
xvii
dengan senyuman. "Sudah sembuh?", tanyanya sambil meraba dahiku. oh, dia
rupanya ingat waktu ia pergi aku sedang demam
( Nilai sosial yang terkandung adalah perhatian )
e. Nilai Estetis
1. "jika dirimu adalah angin, boleh jadi engkau akan bertemu badai"
5. Jendela kecilnya sudah tak berdaun, hanya ada 3 kayu jerajak sebagai
pengaman.
7. Aku menunduk. Ada serenteng kalimat yang ingin sebenarnya keluar dari
mulutku
xviii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran dari penulis kepada pembaca adalah, manusia di dunia ini pasti
mengalami cobaan namun disaat mendapat cobaan hendaknya kita sabar
dalam menghadapinya dan tetap menjadi pribadi yang taat dan baik terhadap
sesama. Karena Allah SWT tidak akan memberi cobaan melampaui batas
xix
kemampuan manusia. Meskipun makalah ini jauh dari kesempurnaan, semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca
DAFTAR PUSTAKA
Padi, Editorial. 2013. Kumpulan Super Lengkap Sastra Indonesia. Jakarta: Padi.
Pravitasari, Hikmah Oky. 2012. Kritik Sastra Objektif dengan Pendekatan Pragmatik.
(Online). (http://okyhiory.blogspot.com/2012/04/kritik-sastra-kritik-sastra-
objektif.html, dikunjungi 10 September 2014)
xx