Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMAHAMAN KARYA SASTRA, PUISI LAMA, PUISI


BARU DAN DRAMA

DOSEN PEMBIMBING
I NENGAH ARIMBAWA,S.Pd,M.Pd

OLEH:

1. NI KOMANG RESTITI (2311011028)


2. I PUTU EKA WISTA YANA (231101194)
3. NYOMAN INDAH SRIWAHYUNI (231101100)

FAKULTAS DHARMA ACARYA


UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA
2023
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha
Esa. Atas berkat dan juga Rahmatnya penulisan makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Makalah ini kami peruntukan untuk pemenuhan tugas pada mata kuliah Bahasa Indonesia.
Kami juga menyadari bahwa kami masih memiliki banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. KamI memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan kata,
sehingga kami membuka dan menerima kritik dan saran bagi seluruh pembaca.

Denpasar, 4 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2

1.3 Tujuan...........................................................................................................................2

1.4 Manfaat.........................................................................................................................3

BAB II Landasan Teori..........................................................................................................4

2.1 Pengertian Karya sastra..............................................................................................4

2.2 Ciri Umum Karya Sastra.............................................................................................4

2.3 Pengertian Puisi Baru dan Puisi Lama......................................................................5

2.4 Pengertian Drama........................................................................................................8

BAB III PENUTUP...............................................................................................................13

3.1 KESIMPULAN...........................................................................................................13

3.2 SARAN.........................................................................................................................13

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

A. Pendahuluan
Pemahaman karya sastra adalah sebuah penjelajahan dalam kompleksitas ekspresi manusia
yang melibatkan imajinasi, bahasa, dan emosi. Sastra adalah cermin budaya, sejarah, dan jiwa
manusia. Di dalamnya, kita menemukan berbagai bentuk karya, dua di antaranya adalah puisi
dan drama. Namun, baik puisi maupun drama tidak monolitik; mereka dapat dibagi menjadi dua
kategori utama, yaitu puisi baru dan puisi lama, masing-masing dengan karakteristik uniknya.
Namun, dunia karya sastra yang kompleks ini juga menghadirkan tantangan dalam pemahaman
dan penafsirannya. Kita membedakan antara puisi baru, yang mencerminkan perubahan dalam
gaya, teknik, dan pesan, dan puisi lama, yang menjadi akar sejarah dalam karya sastra kita.
Selain itu, drama menghadirkan dimensi unik dalam ekspresi sastra, dengan fokus pada dialog,
karakter, dan tindakan. Bagaimana puisi baru membedakan diri dari puisi lama dalam dunia
yang terus berubah? Apa arti dan signifikansi dari elemen-elemen dramatik dalam karya sastra?
Dalam makalah ini, kami akan memandang lebih dekat perbedaan dan persamaan antara puisi
baru dan puisi lama, serta mengeksplorasi sifat drama sebagai bentuk sastra yang berdiri sendiri.
Dengan memahami elemen-elemen kunci dari karya sastra ini, kita dapat membuka jendela ke
dalam dunia yang mendalam dan beragam. Selain itu, kita juga akan menyelidiki karakteristik
drama dan bagaimana hal itu berbeda dari puisi. Melalui pemahaman mendalam tentang karya
sastra ini, kita dapat menghargai kekayaan warisan sastra dan pengaruhnya dalam budaya kita.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Karya Sastra, Puisi Baru, Puisi Lama dan Drama?

2. Apa ciri-ciri Karya Sastra, Puisi Baru, Puisi Lama dan Drama?

3. Bagaimana Struktur dalam drama, Unsur drama dan Jenis-jenis Drama?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Karya Sastra, Puisi Baru, Puisi Lama, dab Drama.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri Karya Sastra, Puisi Baru, Puisi Lama dan Drama.
3. Untuk mengetahui struktur dalam drama, unsur drama dan Jenis-jenis Drama.

1.4 Manfaat

1. Pembaca dapat memahami materi Karya Sastra, Puisi Lama, Puisi Baru dan Drama.
2. Pembaca dapat mengetahui permasalahan-permasalahan dalam materi yang dibahas.

2
BAB ll
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Karya Sastra

Karya sastra adalah ungkapan perasaan manusia yang bersifat pribadi yang berupa pengalaman,
pemikiran perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam bentuk gambaran kehidupan yang dapat
membangkitkn pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sumardjo
dalam bukunya mengatakan bahwa karya sastra adalah sebuh usaha merekam isi jiwa
sastrawanya, rekaman ini menggunakan alat bahasa. Sasrta adalah bentuk rekaman dengan
bahasa yang akan disampaikan kepada orang lain.sastra adalah seni bahasa. Yang memiliki
makna, lahirnya sebuah karya sastra adalah untuk dinikmati diri sendiri atau juda utuk dapat
dinikmati oleh siapa saja yang membacanya atau pembacanya. Untuk dapat meulis dan
menikmati karya sastra secara sungguh-sugguh dan karya yang baik sangat diperlukan
pengetahuan tentang sastra.
Tanpa pengetahuan tentang sastra yang cukup, penikmatan akan sebuah karya sastra hanya
bersipat dangkal, sementara dan sepintas saja karena kurangnya pemahaman yang tepat. Sangat
diperlukan pengatahun akan sastra karena agar semua orang tahu apa yang dimaksud deng
sastra. Karya sastra bukanlah ilmu, karya sastra adalah seni yang memiliki unsur kemanusiaan
di dalamnya, khususnya perasaan sehingga sangat susah diterapkan untuk metode keilmuan.
Selain bersifat umum, karya sastra juga bersifat khusus bahkan perseorangan. Dikatakan
bersifat karena semua karya sastra seharusnya dapat dibedakan dengan bentuk hasil-hasil seni
atau kebudayaan lainnya seperti seni patung,seni tari, seni patung seni rupa dan pidato. Karya
sastra bersifat khusus karena karya sastra dapat atas puisi, prosa, dan drama. Karya sastra sarat
nilai-nilai pengalaman kehidupan, seperti nilai religius, nilai psikologis, nilai sosial kultural,
dan nilai moral menjadi basis pengembangan pendidikan karakter dan sikap. Nilai-nilai tersebut
diajarkan melalui model pembiasaan dengan melakukan apresiasi. Karya sastra dapat dijadikan
media pendidikan untuk mengembangkan, mentransformasi, membentuk karakter, dan sikap
peserta didik.

2.2 Ciri Umum Karya Sastra

Pertama, sebuah karya dapat dikataka sebagai (calon) karya sastra bila ada niat dari
sastrawan untuk menciptakan karya sastra . Pada dasarnya, karya sastra adalah semua karya
yang dimaksudkan oleh sastrawan sebagai karya sastra dan mempunyai potensi untuk menjadi
karya sastra. Disebut mempunyai potensi karena masih harus memperhatikan konvensi sastra,
konvensi bahasa ,dan konvensi budaya. Karya sastra adalah ekspresi pengarangnya. Griffith
(1982:17 -18) mengartikan karya sastra sebagai ekspresi individual penulisnya. Kepribadian,
emosi, dan kepercayaan penulis akan tertuang dalam karya sastranya.

3
Kedua ,karya sastra adalah proses kreatif. Karya sastra bukanlah hasil pekerjaan yang
memerlukan keterampilan semata , seperti membuat sepatu, kursi, atau meja. Karya sastra
memerlukan perenungan , pengendapan ide, pematangan langkah- langkah tertentu yang akan
berbeda antara sastrawan satu dengan sastrawan lainnya. Karya sastra memerlukan bakat,
intelektualitas, wawasan kesastraan,sikap terbeka, jujur, dan syarat lainnya. Karya sastra anak
kehidupan kreatif seorang penulis dan pengungkapkan pribadi pengarang (Salden, (1985:52).

Ketiga, karya sastra diciptakan bukan semata-mata unutuk tujuan praktis dan pragmatis.
Meskipun di dalam karya sastra terdapat ajaran moral,karya sastra tidak seperti mata Pelajaran
moral disekolah-sekolah. Meskipun di dalam karya sastra terdapat ajaran agama dan filsafat,
karya sastra tidak sama dengan buku-buku agama dan buku-buku filsafat.

Keempat, bentuk dan gaya karya sastra khas, Khas di sini dimakasudkan sebagai bentuk dan
gaya yang berbeda dengan bentuk dan gaya nonsastra. Khas di sini juga masih harus dibedakan
atas genre karya bentuk tersendiri.

Kelima, bahasa yang digunakan dalam karya sastra khas. Memang tidak menutup kemungkinan
adanya kesamaan bahasa dalam karya sastra dengan bahasa yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Yang perlu diingat, dalam penerimaan pembaca, bahasa karya sastra diterima secara
berbeda dengan bahasa sehari-hari.Hal ini sebagai akibat dari adanya konvensi yang susdah
diterima pembaca. Bahasa yang ada didalam karya sastratelah mengalami devasia
(penyimpanan) dan distorsi (pemutarbalikan) dari bahasa praktis sehari hari.

Keenam, karya sastra mempunya logika tersendiri. Logika karya sastra erat dengan convince
karya sastra.Logika karya sastra mencakup isi dan bentuk karya sastra.Logika dalam karya
sastra harus dinilai dalam kaitannya dengan penyajian karya sastra itu sendiri, bukan dengan
menggunakan ukuran diluar karya sastra.Itulah sebabnya logika dalam karya sastra disebut
sebagai logika internal.

Ketujuh, karya sastra merupakan dunia rekan. Sengaja tidak digunakan kata fiksi. kata fiksi
mempunyai makna khayalan, impian , jenis karya sastra yang tidak berdasarkan kenyataan ;
yang dapat dipertentangkan dengan nonfiksi (cerita yang berdasarkan kenyataan).Karya sastra
merupakan gabungan dari kenyataan dan khayalan.

Kedelapan, karya sastra mempunyai nilai keindahan tersendiri. Karya sastra yang
mencerminkan kenyataan dianggap indah di RRC dan Rusia. Di sisi lain, di Eropa Amerika,
Asia, dan Afrika, karya yang dianggap indah adalah karya yang kadar imajinasinya menonjol.

Kesembilan, karya sastra adalah sebuah nama yang diberikan Masyarakat kepada hasil tertentu.
Hal ini mengisyaratkan adanya penerimaan secara mutlak oleh Masyarakat (sastra). Dari ciri-
ciri umum karya sastra diatas dapat bahwa yang dimkasud karya sastra termasuk juga karya

4
sastra populer, di majalah-majalah, puisi anak-anak,puisi sastrawan pemula,dongeng,
pantun,dengan tanpa mempersoalkan mutunya.

2.3 Pengertian Puisi Baru dan Puisi Lama

Puisi merupakan bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan perasaan penyairdenganbahasa
yang terikat irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait, serta penuh makna. Puisi
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dalam
mengonsentrasikan kekuatan bahasa dengan struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi
mengutamakan bunyi, bentuk dan juga makna yang disampaikan yang mana makna sebagai
bukti puisi baik jika terdapat makna yang mendalam dengan memadatkan segala unsur bahasa.

• Puisi Lama
Puisi Lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan yaitu sebagai berikut ini :
1. Jumlah kata dalam 1 baris
2. Jumlah baris dalam 1 bait
3. Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata di tiap baris
5. Irama
Ciri-Ciri Puisi Lama
1. Tak diketahui nama pengarangnya
2. Penyampaiannya yang bersifat dari mulut ke mulut, sehingga merupakan sastra lisan.
3. Sangat terikat akan aturan-aturan misalnya seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata
ataupun rima.
Contoh puisi lama antara lain: gurindam, pantun , syair, karmina, talibun dan lain sebagainya
Misalnya pantun nasehat;

Ilmu insan setitik embun


Tiada umat sepandai Nabi
Kala nyawa tinggal diubun
Turutlah ilmu insan nan mati

 Puisi Baru
Puisi Baru merupakan puisi yang tidak terikat lagi oleh aturan yang mana bentuknya lebih
bebas dari pada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, ataupun rima.

Ciri-Ciri Puisi Baru


1. Mempunyai bentuk yang rapi, simetris
2. Persajakan akhir yang teratur
3. Memakai pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain
4. Umumnya puisi 4 seuntai

5
5. Disetiap baris atasnya sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
6. Ditiap gatranya terdiri dari dua kata (pada umumnya) : 4-5 suku kata

Puisi baru berbeda dengan puisi lama, puisi baru tidak mengenal pola dalam penyusunan
puisinya. Oleh sebab itu, pembagian puisi baru hanya terlihat seperti pembagian puisi
berdasarkan temanya, kecuali pada jenis balada.

Puisi baru Indonesia meliputi romansa, elegi, dan satire. Berikut penjelasannya.

1. Balada > Balada merupakan jenis puisi yang berbentuk kisahan atau cerita. Bentuknya yang
bercerita membuat jenis puisi ini memiliki alur, tokoh, dan latar cerita.
2. Himne > Himne merupakan jenis puisi yang berisi puja-puji kepada Tuhan, tanah air, atau
pahlawan.
3. Ode > Ode merupakan puisi jenis puisi yang berisi sanjungan kepada orang yang berjasa,
baik berjasa kepada dirinya maupun kepada tanah air.
4. Epigram > Epigram merupakan puisi yang berisi tuntunan, ajaran hidup, atau nasihat.
5. Romansa > Romance atau romansa merupakan puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih,
baik berbentuk perasaan rindu, cemburu, bahagia, dan sedih.
6. Elegi
Elegi merupakan puisi yang berisi perasaan sedih, tangis, duka, dan lara. Berbeda dengan
romansa, puisi jenis ini melingkupi perasaan yang lebih luas, misalnya peperangan, bencana
kemanusiaan, kemalangan nasib, dan lain-lain.
7. Satire
Satire merupakan puisi yang berisi sindiran atau kritikan. Sindiran atau kritikan tersebut dapat
ditujukan sebagai suatu kritik sosial terhadap masyarakat ataupun terhadap pemerintahan.
Salah satu contoh puisi romansa adalah sebagai berikut yang dikutip dari puisi Sapardi Djoko
Damono:

'Aku Ingin'

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana


dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

6
2.4 Pengertian Drama

Drama adalah genre karya sastra berupa karangan yang menggambarkan atau mengilustrasikan
realita kehidupan, watak, dan tingkah laku manusia dimana kisah di dalamnya disampaikan
melalui peran dan dialog. Pendapat lain mengatakan pengertian drama adalah jenis karya sastra
yang menggambarkan suatu kisah, watak, dan tingkah laku manusia melalui peran dan dialog
yang ditampilkan di atas panggung dalam
beberapa babak. Secara etimologis, kata “drama” diadaptasi dari bahasa Yunani, yaitu
“draomai” yang artinya bertindak, berbuat. Kisah dan cerita dalam drama mengandung konflik
dan emosi yang bertujuan untuk mempengaruhi orang yang melihat atau mendengar drama
tersebut. Naskah drama diperankan oleh aktor yang memiliki kemampuan untuk menyajikan
konflik dan emosi secara utuh.

Pengertian Drama Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa itu drama, maka kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli
berikut ini:
1. Balthazar Vallhagen
Menurut Balthazar Vallhagen, pengertian drama adalah suatu seni yang menggambarkan alam
dan sifat manusia dalam bentuk gerakan.
2. Anne Civardi
Menurut Anne Civardi, drama adalah suatu kisah yang diceritakan melalui gerakan dan kata-
kata.
3. Ferdinand Brunetierre
Menurut Ferdinand Brunetierre, pengertian drama adalah suatu karya sastra yang disampaikan
dengan aksi atau gerakan dan melahirkan keinginan bagi yang melihatnya
4. Budianta dkk
Menurut Budianta dkk, pengertian drama adalah jenis karya sastra dimana penampilan fisiknya
memperlihatkan secara verbal adanya dialog antar tokoh.
5. Seni Handayani
Menurut Seni Handayani, drama adalah bentuk komposisi berdasarkan dua cabang seni, seni
sastra dan seni pertunjukan sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks
tertulis dan drama dipentaskan.

• Ciri-Ciri Drama
Drama memiliki karakteristik yang berbeda dengan jenis karya sastra lainnya. Adapun ciri-ciri
drama adalah sebagai berikut:
1. Seluruh kisah dalam cerita drama disampaikan dalam bentuk dialog, baik dialog antar tokoh
maupun dialog tokoh dengan dirinya sendiri (monolog).
2. Drama harus memiliki tokoh atau karakter yang diperankan oleh manusia, wayang, atau
boneka.

7
3. Dalam drama harus terdapat konflik atau ketegangan yang menjadi inti dari cerita drama.
4. Durasi waktu pementasan drama dapat berlangsung selama sekitar tiga jam.
5. Pementasan drama biasanya dilakukan di atas panggung yang telah dilengkapi beberapa
perlengkapan dan peralatan untuk menghidupkan suasana.
6. Pertunjukan drama selalu dilakukan dihadapan penonton dimana drama tersebut dilakukan
sebagai sarana hiburan

• Struktur Dalam Drama

Dalam drama terdapat struktur alur yang tertata dan mengandung nilai seni yang tinggi. Dengan
adanya struktur alur tersebut, maka penonton dapat menikmati drama yang dipentaskan.
Berikut ini adalah struktur dalam drama:
1. Babak atau Episode, yaitu bagian dari naskah drama yang merangkum peristiwa yang terjadi
di suatu tempat dengan urutan waktu tertentu.
2. Adegan, yaitu bagian dari drama yang menunjukkan terjadinya perubahan peristiwa yang
ditandai dengan terjadinya pergantian setting waktu, tempat, dan tokoh.
3. Dialog, yaitu percakapan yang dilakukan oleh dua atau beberapa tokoh dalam drama. Dialog
merupakan hal utama yang membedakan drama dengan karya sastra lainnya.
4. Prolog, yaitu kata pengantar ketika akan masuk dalam sebuah drama yang memberikan
gambaran umum tentang drama yang dipentaskan.
5. Epilog, yaitu bagian akhir dari sebuah drama dimana isinya menjelaskan kesimpulan, makna,
dan pesan dari drama yang dipentaskan.

• Unsur-Unsur Drama

Sama halnya dengan jenis karya sastra lainnya, drama mengandung unsur-unsur penting di
dalamnya yang saling berhubungan. Adapun unsur-unsur drama adalah sebagai berikut:
1. Tema, yaitu gagasan utama atau ide pokok yang terdapat dalam cerita drama.
2. Alur, yaitu jalan cerita dari sebuah drama, mulai dari babak awal hingga babak akhir.
3. Tokoh, yaitu karakter dalam drama yang terdiri dari tokoh utama dan tokoh pembantu.
4. Watak, yaitu tingkah laku para tokoh yang ada dalam drama; watak baik (protagonis) dan
watak jahat (antagonis).
5. Latar, yaitu gambaran mengenai tempat, waktu, dan situasi yang terjadi dalam drama.
6. Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan pengarang drama kepada penonton melalui
cerita drama.
• Jenis-Jenis Drama
Drama dapat dibedakan menurut beberapa kategori umum, yaitu berdasarkan penyajian lakon,
berdasarkan sarana, dan berdasarkan keberadaan naskah. Adapun beberapa jenis drama adalah
sebagai berikut:

A. Berdasarkan Penyajian Lakon

8
1. Tragedi, yaitu drama yang mengisahkan kesedihan dari tokoh utama dalam drama. Biasanya
drama berakhir dengan kisah yang menyedihkan.
2. Opera, yaitu drama yang dialognya dilakukan dengan cara bernyayi dan diiringi musik.
3. Komedi, yaitu drama yang mempertunjukkan kelucuan para tokoh atau alur cerita lucu.
4. Tragekomedi, yaitu drama yang memadukan antara tragedi dan komedi pada waktu yang
sama.
5. Melodrama, yaitu drama yang dialog dan lakonnya dilakukan sambil diiringi oleh musik atau
melodi.
6. Tablo, yaitu drama yang dilakukan dimana para tokoh tidak melakukan dialog, tapi
mengutamakan kemampuan melakukan gerakan tanpa suara seperti pantonim.
7. Farce, yaitu drama yang mempertunjukkan berbagai hal lucu melalui tingkah para pelakon.
Mirip seperti dagelan tetapi tidak sepenuhnya sama seperti dagelan.

B. Berdasarkan Sarana
1. Drama Panggung, yaitu drama yang ditampilkan sepenuhnya di atas panggung dimana para
pemain tidak dapat melakukan pengulangan adegan.
2. Drama Televisi, yaitu drama yang ditampilkan di Televisi dimana para pemain dapat
melakukan pengulangan adegan karena tidak ditampilkan secara langsung.
3. Drama Radio, yaitu drama yang hanya dapat didengarkan tanpa dilihat.
4. Drama Film, yaitu drama yang ditampilkan di layar lebar seperti bioskop. Drama ini dapat
juga dilihat di Televis, namun setelah diputar di bioskop terlebih dahulu.
5. Drama Wayang, yaitu drama yang diperankan oleh wayang pada setiap adegannya.
6. Drama Boneka, yaitu drama yang menggunakan boneka sebagai tokoh di setiap adegannya.

C. Berdasarkan Keberadaan Naskah


1. Drama Tradisional, yaitu drama yang dipertunjukkan dimana para pemeran tidak
menggunakan naskah saat berada di panggung. Dalam hal ini, pemeran membaca gambara
cerita secara umum dan kemudian berimprovisasi sesuai dengan peran masing-masing.
2. Drama Modern, yaitu drama yang dipertunjukkan dimana para pemeran menggunakan
naskah saat berada di panggung. Namun, para pemeran dapat berimprovisasi pada kejadian-
kejadian tertentu.

9
BAB lll
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dalam pemahaman karya sastra, kita dapat melihat bahwa puisi lama dan puisi baru, bersama
dengan genre drama, adalah tiga bentuk ekspresi seni yang berbeda dalam sastra. Puisi lama
seringkali lebih formal dan berfokus pada struktur metrik dan rima, sementara puisi baru
cenderung lebih bebas dan ekspresif dalam gaya dan bahasanya. Drama, di sisi lain, melibatkan
narasi dialog dan karakter untuk menyampaikan cerita. Memahami perbedaan antara ketiganya
adalah kunci dalam menganalisis dan menikmati karya sastra.

3.2 SARAN

Dengan mendalaminya lebih jauh, pemahaman tentang karya sastra, puisi lama, puisi baru, dan
drama akan meningkat, dan Anda akan dapat mengekspresikan interpretasi yang lebih kaya
terhadap karya-karya tersebut yaitu dengan cara :

1. Pelajari Sejarah Sastra:


Memahami perkembangan sastra dari masa ke masa, termasuk perbedaan antara puisi lama dan
baru, dapat membantu Anda memahami konteks dan perubahan dalam gaya sastra.

2. Analisis Teks Secara Mendalam: Ketika memeriksa karya sastra, luangkan waktu untuk
menganalisis elemen-elemen kunci seperti gaya, tema, dan struktur.

3. Bandingkan dan Kontraskan: Bandingkan dan kontraskan puisi lama dengan puisi baru atau
drama untuk melihat perbedaan dalam gaya dan pendekatan sastra.

4. Diskusikan dengan Orang Lain: Diskusi dengan teman, dosen, atau komunitas sastra dapat
membantu memperdalam pemahaman Anda tentang karya sastra.

5. Baca dengan Emosi: Sastra sering kali penuh dengan makna emosional. Cobalah untuk
meresapi perasaan yang disampaikan oleh penulis dalam karya mereka.

1
DAFTAR PUSTAKA

Amanto, B. S., Umanailo, M. C. B., Wulandari, R. S., Taufik, T., & Susiati, S. (2019).
Local Consumption

Diversification. Int. J. Sci. Technol. Res, 8(8), 1865-1869.

Amri, M., Tahir, S. Z. A. B., & Ahmad, S. (2017). The Implementation of Islamic Teaching in

Multiculturalism Society: A Case Study at Pesantren Schools in Indonesia. Asian Social


Science, 13(6),125.

Susiati, S. (2020). Teori dan Aliran Linguistik: Tata Bahasa Generatif.

Susiati, S. (2020). Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia: Sosiodrama.

Susiati, S. (2020). PENTINGNYA MELESTARIKAN BAHASA

DAERAH.

Anda mungkin juga menyukai