Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAHASA DAN SASTRA DAERAH

“PENGERTIAN, Jenis dan Manfaat sastra Daerah”

DISUSUN OLEH

Kelompok 2 :

1. Deserli Pajarada Wulan Rahmadan (2020015)


2. Desi Santika (2020009)
3. Dia Yulianti (2020022)
4. Epah Arbas (20220018)

Dosen Pengampu: Dra. Nur Nisai Muslihah, M.Pd.

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, taufik dan hidayahnya.
Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul. “BAHASA DAN
SASTRA DAERAH”. Walaupun makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu,kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah,
Amin Yaa Rabbal Alamin. Demikianlah semoga makalah ini bermanfaat bagi kita khususnya
dan pembaca umumnya. Amiin.

Lubuklinggau, Oktober 2021

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan ....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A.  Pengertian sastra Daerah......................................................................4
B. Jenis sastra daerah ...........................................................................5
C. Manfaat sastra Daerah ...................................................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................7
B. Saran.......................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sastra Indonesia merupakan unsur bahasa yang terdapat di dalam bahasa Indonesia,
berdasarkan garis besar nya sastra berarti bahasa yang indah atau tertata dengan baik, dan gaya
penyajian nya menarik, sehingga berkesan di hati pembaca nya.

Namun sering kali kita tidak mengerti apa yang di maksud dengan sasta, kebanyakan
orang menyamakan antara sastra dan bahasa.

Dalam sastra Indonesia sendiri, benyak sekali bagian-bagianya. Secara garis besar sastra
indonesia terbagi menjadi dua yaitu sastra lama dan sastra baru/modern.

Dari sekian banyak sastra contoh nya seperti puisi, cerprn, novel,pantun,gurindam prosa
dan sebagai nya dan di anatara jenis-jenis karya sastra tersebut memiliki ciri masing-
masing, dan tidak bisa di kataka sama.Maka unuk lebih jelas nya di sini akan kita bahas
mengenai defenisi nya masing-masing.
B.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian bahasa daerah?
2. Bagaimana jenis sastra daerah?
3. Bagaimana manfaat Sastra daerah ?
4. Apakah perbedaan kesusastraan lama dan kesusastraan baru
5. Sebutkan jenis-jenis karya sastra baru/ modern?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SASTRA

Berdasarkan asal usulnya, istilah kesusastraan berasal dari bahasa sansekerta, yakni
susastra. Su berarti bagus atau indah, sedangkan sastra berarti buku,tulisan atau huruf.
Berdasarkan kedua kata itu, susastra di artikan tulisan yang indah.

Istilah tersebut kemudian mengalami perkembangan. Kesusastraan tidak hanya berupa tulisan,
tetapi ada pula yang berbentuk lisan. Karya semacam itu di namakan dengan sastra lisan. Oleh
karena itu, sekarang yang dinamakan dengan kesusastraan meliputi karya sastra lisan dan
tertulis dengan ciri khas nya terdapat pada keindahan bahasanya.

Berdasarkan defenisi tersebut, beberapa ahli kemudian menyebutkan ciri-ciri karya sastra
sebagai berikut:

1.Bahasanya indah atau tertata dengan baik.

2.Isinya menggambarkan manusia dengan berbagai persoalannya.

3.Gaya penyajiannya menarik sehingga berkesan di hati pembacanya.

B. FUNGSI SASTRA

Banyak fungsi atau manfaat dengan membaca karya-karya sastra, antara lain sebagai berikut.

1. Fungsi reaktif, dengan membaca karya sastra, seseorang dapat memperoleh kesenangan atau
hiburan.

2. Fungsi didaktif, dengan membaca karya sastra, seseorang dapat memperoleh wawasan
pengetahuan tentang seluk-beluk kehidupan manusia. Seorang juga dapat memperoleh pelajaran
tentang nilai-nilai kebenaran dan kebaikan di dalam nya.

3. Fungsi estetis, yaitu manfaat yang dapat memberikan keindahan bagi pembacanya karena
sastra itu indah.

4. Fungsi moralitas, yaitu manfaat yang dapat membedakan moral yang baik dan tidak baik
bagi pembacanya, karena sastra yang baik selalu mengandung nilai-nilai moral yang tinggi.

2
5. Fungsi religiusitas, yaitu manfaat yang mengandung ajaran-ajaran agama yang harus dan
wajib diteladani oleh para pembacanya.

C. RAGAM SASTRA

Berdasarkan bentuknya, sastra di bagi menjadi empat: prosa, puisa, prosa liris, dan drama

.a. Prosa,yaitu bentuk sastra yang di lukiskan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan
panjang, menggunakan aturan-aturan atau kaidah-kaidah seperti dalam puisi.

b. Puisi, yaitu bentuk sastra yang di lukiskan dengan menggunakan bahasa yang singkat dan
padat serta indah. Khusus puisi lama, selalu terikat oleh aturan atau kaidah-kaidah tertentu,
seperti:

1) Jumlah baris tiap-tiap baitnya.

2) Jumlah suku kata atau kata dalam tiap-tiap kalimat atau barisnya.

3) Irama.

4) Persamaan bunyi kata dan irama.

c. Prosa liris, yaitu bentuk sastra yang berbentuk puisi, namun ditulis dengan menggunakan
bahasa yang bebas.

d. Drama, yaitu bentuk sastra yang dilukiskan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan
panjang, serta di lukiskan dengan menggunakan dialok atau monolok. Selain drama dalam
bentuk naskah, ada juga drama yang di pentaskan.

Berdasarkan isi, sastra dapat di menjadi 4 macam:

a) Epik, yaitu karya sastra yang isinya tidak mepertimbangakan hal baik atau buruk bagi
perasaan pembacanya.

b) Lirik, yaitu karya sastra yang isinya selalu mengutamakan unsur-unsur subjektivitas dan
dengan rasa membagus-baguskan kata atau bahasanya.

c) Didaktif, yakni karya sastra yang isinya selalu condong untuk tujuan mendidik para pembaca.
Isinya bisa masalah moral, tata krama, dan masalah-masalah agama.

d) Dramatik, yakni karya sastra yang isinya selalu dilukiskan dengan menggebu-gebu, baik itu
masalah menyedihkan atau menggebirakan.1

3
Berdasarkan sejarahnya, sastra dapat dibagi menjadi dua periode yaitu sastra lama dan sastra
baru.

1. SASTRA LAMA

Sastra lama, sering juga di sebut dengan kesusastraan klasik atau tradisional (sastra melayu).
Zaman berkembangnya kesusastraan klasik ini ialah sebelum masuk nya pengaruh barat ke
Indonesia atau bersamaan dengan masuknya agama islam pada abad ke-13. Peninggalan sastra
lama terlihat pada 2 bait syair pada batu nisan seorang muslim di Minye Aceh. Bentuk-bentuk
kesusastraan yang berkembang adalah dongeng, mantra, pantun, dan sejenisnya. Ciri-ciri sastra
lama.

1.Anonim

2.Istana sentries

3.Tema karangan bersifat fantastis

4.Karangan berbentuk tradisional

5.Proses perkembangannya statis

6.Bahasa klise

Kesusastraan lama dibagi menjadi empat:

1. Kesusastraan Zaman Purba,

2. Kesusastraan Zaman Hindu-Budha,

3. Kesusastraan Zaman Islam, dan

4. Kesusastraan Zamab Arab-Melayu.

C. JENIS-JENIS KARYA SASTRA LAMA

a. Mantra

Mantra merupakan karya sastra lama yang berisi pujian-pujian terhadap sesuatu yang gaib atau
yang di keramatkan, seperti dewa, roh dan binatang. Mantra biasa nya di ucapkan oleh pawang
atau dukun sewaktu melakukan upacara keagamaan ataupun ketika berdoa. Contohnya mantra
bertanam padi.

b. Pantun.
4
Pantun merupakan puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam satu baitnya. Baris pertama
dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempatnya adalah isi.

Bunyi terakhir pada kalimat-kalimanya berpola a-b-a-b.

Dengan demikian, bunyi akhir pada kalimat ketiga dan bunyi akhir kalimat kedua sama denga
bunyi akhir pada kalimat keempat.

c.Gurindam

Gurindam di sebut juga sajak pribahasa atau sajak dua seuntai. Gurindam memiliki beberapa
persamaan dengan pantun yakni pada isinya. Gurindam banyak mengandungnasihat atau
pendidikan, terutama yang berkaitan dengan masalah keagamaan.

Gurindam terdiri atas dua kalimat. Kalimat pertama berhubungan langsung dengan kalimat
keduanya. Kalimat pertama selalu menyatakan pikiran atau pristiwa sedangkan kalimat keduanya
menyatakan keterangan atau penjelasannya. Pengarang terkenal gurindam adalah Raja Ali Haji

c.Syair

Syair merupan bentuk puisi klasik yang merupakan pengaruh kebudayaanArab. Dilihat dan
jumlah barisnya, syair hampir sama dengan pantun, yakni sama-sama terdiri atas empat baris.
Perbedaan nya terletak pada persajakan. Pantun bersajak a-b-a-b, sedangkan syair bersajak a-a-
a-a. selain itu, pantun memiliki sampiran, sedangkan syair tidak memilikinya.

d. Dongeng binatang

Dongeng binatang atau fabel adalah cerita yang tokoh-tokoh nya berupa binatang dengan peran
layak nya manusia. Binatang-binatang itu dapat berbicaramakan,minum, berkeluarga
sebagaimana hal nya dengan manuia.

Fabel tidak hanya di kenal di masyarakat nusantara, melainkan hampir dikenal di seluruh dunia.
Bila pelaku popular fabel pada masyarakat melayu itu adalah kancil,maka di jawa barat adalah
kera, di eropa srigala,dan di kamboja kelinci. Contohnya kancil mencuri timun.

e. Legenda

Legenda atau dengeng tentang asal-usul,terbagi kedalam tiga jenis, yakni sebagai berikut.

a. Cerita asal-usul tumbuh-tumbuhan, misalnya asal usul padi, asal-uaul pohon jagung asal-usul
pohon pisang.

b. Cerita asal-usul binatan, contoh nya asal usul pertengkaran kucing dengan anjing, asal-usul
kuda tidak bertanduk,asal-usul ikan man berdarah merah.

5
c. Cerita asal-usul terjadinya suatu tempat, misalnya asal-usul dari gunung tangkuban
perahu, dan asal-usul danau toba.

f.Dongeng pelipur lara

Dongeng pelipur lara ini bersifat komedi, isi nya di penuhi dengan kisah-kisah lucu.

G. Hikayat

Hikayat berasal dari India dan Arab. Hikayat berisikan cerita para dewa, peripengeran,putri,
ataupun kehidupan para bangsawan. Hikayat banyak dipenuhi cerita-cerita gaib dan berbagai
kesaktian. Karena tokoh da latar nya banyak yang mengambil dai sejarah, cerita terselubung
sering di sebut cerita sejarah.

2. SASTRA BARU

Kesusastraan baru, yaitu dapat disebut juga sastra baru atau modern yang hidup dan berkembang
dalam masyarakat baru Indonesia. Sastra baru juga dapat diartikan sastra yang telah dipengaruhi
oleh karya sastra asing sehingga sudah tidak asli lagi.

Ciri-ciri sastra baru:

1.Pengenal dikenal masyarakat luas

2.Bahasanya tidak klise

3.Proses perkembangan dinamis

4.Tema karangan bersifat rasional

5.Bersifat modern

6.Masyarakat sentris

Kesusastraan baru dibagi menjadi:

1) Kesusastraan Zaman Balai Pustaka atau Angkatan ’20,

2) Kesusastraan Zaman Pujangga Baru atau Angkatan ’30,

3) Kesusastraan Zaman Jepang,

4) Kesusastraan Zaman Angkatan 45,

5) Kesusatraan Zaman Angkataan 60, dan Kesusastraan Zaman Mutakhir atau Kesusastraan
setelah tahun 1966 sampai sekarang.

• JENIS-JENIS KARYA SASTRA BARU

6
a. Puisi.

Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya
makna

1. Keindahan sebuah puisi di sebabkan oleh diksi,majas, rima dan irama.

2. Kekayaan makna yang terkandung dalam puisi dilantarankan oleh pemadatan unsur-unsur
bahasa. Bahasa yang di gunakan dalam puisi berbeda dengan yang di gukan sehari-hari. Puisi
menggunakan bahasa yang ringkas. Kata-kata yang di gunakan adalah kata-kata konotatif, yang
mengandung banyak penafsiran dan pengertian.

b. Prosa.

Karya sastra yang berupa cerita bebas. Bentuk prosa pada umumnya merupakan
perpaduan dari monolog dan dialog. Namun adapula proses yang hanya monolog dan ada pula
yang terdiri atas dialog-dialog

c. Drama.

Drama merupakan karya sastra yang diproyeksi diatas pentas. Berbeda dengan karya
sastra lain nya, seperti puisi dan prosa, drama terbentuk atas dialog-dialog. Karena di
proyeksikan untuk pementasan drama sering pula di sebut sebagaiseni pertunjukan atau teater.

Karena itu drama dapat pula di artikan sebagai bentuk karya sastra yang
menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan dan
dialog. Lakuan dan dialog dalam drama tidak jauh berbeda dangan lakuan dan dalog dalam
kehidupan sehari-hari.2

D. KESUSASTRAAN INDONESIA

Sastra indonesia adalah karya sastra ditulis dalam bahasa indonesia, yaitu ketika bahasa
Indonesia pertama kali di umumkan sebagai bahasa persatuan, yakni pada acara

Sumpah Pemuda tahun 1928. Sejak itulah segala macam kegiatan komunikasi dan berkarya
sastra ditulis dalam bahasa Indonesia.

Karya-karya sastra yang lahir sebelum tahun 1928 disebut karya sastra Nusantara. Sastra
Nusantara tersebut termasuk karya-karya sastra yang di tulis dalam bahasa daerah Jawa, Sunda,
Batak, Padang, Aceh, Melayu, dan sebgainya yang ada di seluruh Nusantara. Kelahiran Sastra
Indonesia bertolak dengan direalisasikan oleh para Punjangga Baru lewat majalah “Pujangga
Baru”. Dalam sejarah sastra Indonesia, dikenalkan pula istilah “angkataan”, yaitu suatu usaha
pengelompokan sastra dalam suatu masa tertentu. Pengelompokan tersebut berdasarkan ciri-ciri

7
khas karya-karya sastra yang dilahirkan oleh para pengarang pada masanya, yang berbeda
dengan karya-karya sebelumnya.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN.

Sastra adalah hasil rasa yang merupakan sumber keindahan, yang termaksut dalam hasil karya
sastra. Sastra lahir dari sebuah peradaban dalam masyarakat, yang hidup, berkembang dan terus
ada di dalam masyarakat tersebut. Dalam kebaradaan nya di tengah masyarakat sastra memiliki
peranan dalam mengaktualisasikan suatu kebudayaan dari masyarakat.

Sastra bisa di anggap luhur dan tinggi bila sasta masuk ke dalam sendi kehidupan masyarakat
yaitu budaya, dimana sastra adalah alat budaya masyarakat dalam berbudaya.

Maka dari itu sebuah sastra akan selalu berkembang dan dinamis dengan perkembangan
masyarakat nya, sastra yang bisa di terima dan sesuai dengan perkembangan masyarakat akan
tepat untuk mengaktualisasi kebudayaan tersebut. Jika sastra tidak dapat dinamis maka
berbanding terbalik dengan tujuan dari sastra itu sendiri.

8
DAFTAR PUSTAKA

Fuadi,Deti Syamrotul (2005).Ringkasan dan Bank soal Bahasa Indonesia.Bandung:Yrama


widya.

http://kasisnawati-hp.blogspot.com/2012/04/makalah-sastra-indonesia-untuk-sma.html

Anda mungkin juga menyukai