Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

BAHASA INDONESIA

Dosen Pengampu :
Widya Permata Dilla, M,Pd.

Oleh :
Ahmad Nazirin 203010212019
Friska Oktavira 203030212144
Lunie Shelsa ADA 117 140
Rahmadi 203010212023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2022
KATA PENGANTAR

Dengan segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kasih dan
rahmat-Nya. Alhamdulillah telah membantu dan memberikan kesempatan kepada kami untuk
menyelesaikan tugas makalah Bahasa Indonesia tepat waktu.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Widya Permata Dilla M.Pd, selaku
Dosen Pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang selalu mengajari kami dan memberikan
banyak pengetahuan mengenai mata kuliah ini.

Kami sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam tugas makalah ini,
baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari luar. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan konstruksi tugas makalah
ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak
yang membutuhkan, khususnya bagi kelompok kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai, Aamiin..

Palangka Raya, 01 Februari 2022

Penyusun,

KELOMPOK 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………
ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….iii

BAB I.
PENDAHULUAN……………………………………………………………………..1

A. Latar Belakang…………………………………………………………………….1

B. Rumusan
Masalah………………………………………………………………….1

C. Tujuan Masalah……………………………………………………………………2

BABA II. PEMBAHASAN……………………………………………………………………3

A. Hakikat Sastra Indonesia…………………………………………………………3

B. Sejarah Sastra
Indonesia………………………………………………………….5

C. Jenis – jenis Sastra Indonesia…………………………………..…………………


8

BAB III. PENUTUP…….……………………………………………………………………11

A. Kesimpulan..……………………………………………………………………11

DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………...12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa adalah sesuatu yang universal, yang dapat menghubungkan manusia
satu dengan manusia lainnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kemampuan
manusia untuk menciptakan bahasa sebagai sebuah sistem simbol atau lambang yang
digunakan untuk alat berkomunikasi adalah sesuatu yang luar biasa yang membuat
manusia menjadi makhluk yang unik yang berbeda dengan makhluk lainnya. Bahasa
yang digunakan oleh manusia tidak hanya bahasa yang umum digunakan dalam
keseharian. Contoh riilnya adalah karya sastra. Bahasa yang digunakan dalam karya
sastra sangat konotatif dan hanya mengacu pada satu hal tertentu.
Unsur bahasa merupakan ciri pembeda yang membedakan karya sastra dengan
karya seni yang lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada hakikatnya karya
sastra adalah karya seni yang bermedia atau berbahan utama bahasa. Bahasa sastra
penuh ambiguitas dan homonim (kata - kata yang sama bunyinya tapi berbeda
artinya), serta memiliki kategori - kategori yang tak beraturan dan tak rasional.
Bahasa sastra juga penuh dengan asosiasi, mengacu pada ungkapan atau karya yang
diciptakan sebelumnya.
Sastra sebagai produk budaya manusia berisi nilai-nilai yang hidup dan
berlaku dalam masyarakat. Sastra sebagai hasil pengolahan jiwa pengarangnya,
dihasilkan melalui suatu proses perenungan yang panjang mengenai hakekat hidup
dan kehidupan. Sastra ditulis dengan penuh penghayatan dan sentuhan jiwa yang
dikemas dalam imajinasi yang dalam. Melalui karya sastra, seseorang dapat
menyampaikan pandangannya tentang kehidupan yang ada di sekitarnya. Oleh sebab
itu, mengapresiasi karya sastra berarti kita berusaha menemukan nilai-nilai kehidupan
yang tercermin dalam karya sastra, sehingga untuk dapat memahami karya satra
secara utuh diperlukan pengetahuan dasar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hakikat Sastra Indonesia ?
2. Bagaimana Sejarah Sastra Indonesia ?

iv
3. Apa sajakah jenis - jenis Sastra Indonesia ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Hakikat Sastra Indonesia
2. Untuk mengetahui Sejarah Sastra Indonesia
3. Untuk mengetahui apa saja Jenis – jenis Sastra Indonesia

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Sastra Indonesia

Sastra berasal dari bahasa sansakerta shastra yang artinya adalah "tulisan yang
mengandung intruksi" atau "pedoman". Dalam masyarakat Indonesia definisi sastra
masih bersifat kabur, pengertiannya kadang menjadi bias. Pengertian sastra merujuk
pada kesusastraan yang diberi imbuhan ke-an. “Su” artinya baik atau indah dan
sastra" artinya tulisan atau lukisan. Jadi, kesusastraan artinya tulisan atau lukisan yang
mengandung kebaikan atau keindahan. Sastra terbagi menjadi sastra lisan dan tulisan.
Sastra lisan berkaitan dengan berbagai macam karya dalam bentuk tulisan sedang
sastra lisan adalah karya sastra yang diekspresikan langsung secara verbal. Dalam
perkembangannya istilah sastra dengan sastrawi mempunyai perbedaan makna. Sastra
diartikan lebih terbatas pada bahasa tulisan sedangkan sastrawi memiliki makna dan
ruang lingkup lebih luas. Istilah sastrawi merujuk pada sastra yang bersifat lebih
puitis dan abstrak. Sastrawan adalah istilah yang berasal dari istilah sastrawi, yaitu
orang yang berkecimpung dan mempunyai keahlian di bidang sastrawi.
Ketika berbicara mengenenai sastra mungkin yang terlintas dalam benak kita
adalah keindahan bahasa. Kesusastraan adalah sebuah unsur kebahasaan yang
mempunyai nilai-nilai estetik yang tinggi. Berbicara tentang sastra berarti kita
mencoba untuk menggali nilai-nilai keindahan yang terkandung dalam bahasa. Setiap
bahasa mempunyai kesusastraan masing-masing yang tentunya mempunyai karakter
dan cita rasa linguistik tesendiri.
Bahasa adalah sesuatu yang universal. Bahkan bahasa adalah unsur esensial
dalam kehidupan manusia sehingga seorang ahli semiotika atau pakar komunikasi
mengatakan bahwa manusia tanpa kemampuan berbahasa adalah tidak jauh berbeda
dengan makhluk primata lainnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
kemampuan manusia untuk menciptakan bahasa sebagai sebuah sistem simbol atau
lambang yang digunakan untuk alat berkomunikasi adalah sesuatu yang luar biasa
yang membuat manusia menjadi makhluk yang unik yang berbeda dengan makhluk
lainnya. Tapi, tentu ini tidak berarti bahwa seseorang yang tidak mempunyai

vi
kemampuan berbicara dengan normal adalah bukan manusia. Mungkin itu asumsi
yang bisa dianggap wajar terhadap pernyataan di atas tapi jelas kita harus memahami
itu secara lebih luas dan kompleks karena kita tidak boleh terpaku pada aspek
artikulasi semata tapi lebih dalam daripada itu.
Sastra Indonesia merupakan unsur bahasa yang terdapat di dalam bahasa
Indonesia, berdasarkan garis besarnya sastra berarti bahasa yang indah atau tertata
dengan baik, dan gaya penyajian nya menarik, sehingga berkesan di hati pembacanya.
Namun sering kali kita tidak mengerti apa yang di maksud dengan sastra, kebanyakan
orang menyamakan antara sastra dan bahasa.
Dalam sastra Indonesia sendiri, banyak sekali bagian-bagianya. Secara garis
besar sastra indonesia terbagi menjadi dua yaitu sastra lama dan sastra baru/modern.
Dari sekian banyak sastra contoh nya seperti puisi, cerpen, novel, pantun, gurindam
prosa dan sebagai nya dan di antara jenis-jenis karya sastra tersebut memiliki ciri
masing-masing, dan tidak bisa di katakan sama. Maka untuk lebih jelas nya di sini
akan kita bahas mengenai defenisi nya masing-masing. Adapun Sastra menurut
beberapa ahli adalah sebagai berikut :
1. Mursal Esten
Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan
imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. dan masyarakat melalui
bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan
manusia kemanusiaan.
2. Semi
Sastra. adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya
adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
3. Panuti Sudjiman
Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan
seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapanya.
4. Ahmad Badrun
Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis
simbol-simbol lain sebagai alai, dan bersifat imajinatif.
5. Eagleton
Sastra adalah karya tulisan yang halus (belle letters) adalah karya yang
mencatatkan bentuk bahasa. harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang

vii
dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjangtipiskan dan diterbalikkan,
dijadikan ganjil.
6. Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah
karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus
merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan
jauh dari dunia ide.
7. Aristoteles
Sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.
8. Robert Scholes
Tentu saja, sastra itu sebuah kata, bukan sebuah benda.
9. Sapardi
Memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga sosial yang menggunakan
bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra
menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu
kenyataan sosial.
10. Lefevere
Sastra adalah deskripsi pengalaman kemanusiaan yang memiliki dimensi
personal dan sosial sekaligus serta pengetahuan kemanusiaan yang sejajar
dengan bentuk hidup itu sendiri.

B. Sejarah Sastra Indonesia


Peradaban manusia tidak dapat lepas dari budaya dan seni. Hal ini dibuktikan
atas peninggalan catatan manusia dalam bentuk tulisan. Pada awalnya, tulisan ini
hanya dipergunakan dalam ritual keagamaan dan dokumentasi hal-hal penting.
Namun dalam perkembangan lebih lanjut, tulisan juga dijadikan sebuah seni yang
memiliki teknik serta gayanya sendiri. Seperti kitab kesusastraan dan seni menulis
indah yang disebut kaligrafi.
Di Indonesia budaya tulis-menulis baru dimulai sejak abad Ke IV masehi,
ditemukan bukti pertama catatan yang dituliskan pada prasasti Yupa. Kemampuan
manusia membuat catatan tertulis terus berkembang hingga masuknya agama Islam
dengan aksara arab, serta aksara latin yang dibawa bangsa Eropa di nusantara.
Perkembangan sastra Indonesia sendiri, baru dimulai sejak periode angkatan Balai

viii
Pustaka di tahun 1920. Momen ini dijadikan pula sebagai tonggak awal penulisan
sastra modern Indonesia.
. Sejarah sastra di Indonesia dibagi menjadi beberapa periode sesuai dengan
perubahan momentum sosial dan politik di Indonesia Meskipun banyak ahli yang
mengatakan pembagian periodisasi sastra di Indonesia dimulai sejak masa Balai
Pustaka di tahun 1920. Menuru pendapat Simomangkir Simanjuntak yang
berpendapat sejarah sastra dimulai sejak Indonesia memasuki masa sejarah atau masa
ketika tulisan baru dikenal.

A. Masa Prakolonial
1. Masa Hindu-Budha (abad IV sampai XIV masehi)
Periodisasi dimulai sejak ditemukannya catatan tertulis pada abad IV dalam
prasasti Yupa. Ketika masa itu, tulisan mengadopsi bahasa Sansekerta dan huruf
Palawa dari India. Bahasa dan tulisan tersebut, dibawa oleh kaum brahmana
yang dimaksudkan untuk kegiatan ritual keagamaan. Namun tidak hanya sebatas
itu, para pujangga nusantara mulai mengembangkan kemampuan mereka dalam
kesusastraan. Tercatat di masa Kerajaan Kediri Jawa Timur, tergubahlah kitab
epik Baratayudha versi bahasa Jawa yang dikarang oleh Mpu Sedah dan Mpu
Panuluh, Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa, dan diteruskan lagi di masa
Kerajaan Majapahit dengan mahakarya kitab Negara Kertagama oleh Mpu
Prapanca serta kitab Sutasoma oleh Mpu Tantular

2. Masa Kesultanan Islam (Abad XIV sampai XVII)


Pada awalnya, kisah-kisah yang beredar terkait dengan cerita para nabi,
Rasulullah Muhammad SAW, sunan, wali, atau orang suci lainnya. Namun
kesusastraan yang bernafaskan Islam ini terus berkembang hingga ke kehidupan
yang berlatarbelakangkan nusantara seperti suluk Wujil karangan Sunan Bonang.
Menceritakan wejangan-wejangan Sunan Bonang kepada Wujil, seorang cebol
yang terpelajar mantan abdi dalem keraton Majapahit

B. Masa kolonial Belanda.


1. Pujangga Melayu Lama (Sebelum abad XX)
Karya sastra didominasi oleh Syair, gurindam, pantun, dan hikayat. Isi cerita
berkisah sejarah dan moral. Ciri utama masa ini adalah anonim atau tak ada
nama pengarang. Berkembang di daerah sumatra seperti Riau, Sumatra Barat,
dan Sumatra Utara. Contoh yang terkenal adalah Hikayat Bayan Budiman dan
syair Ken Tambunan
2. Pujangga Balai Pustaka (1920–1950)
Masa ini ditandai dengan berdirinya penerbit Balai Pustaka yang dimaksudkan
oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk mengatur karya beredar. Karya
karya yang dihasilkan kebanyakan berupa roman dan novel. Tersebutlah

ix
beberapa karya besar seperti Azab dan Sengsara karya Merari Siregar,
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka, dan Siti Nurbaya karya
Marah Roesli.
3. Pujangga Baru (1930 – 1942)
Pujangga baru merupakan bentuk reaksi dari penerbit Balai Pustaka yang dinilai
terlalu ketat dalam melakukan penyensoran, terutama pada karya-karya yang
mengandung unsur nasionalisme. Cerita didominasi oleh ide-ide pembangunan
masyarakat menuju jiwa nasionalisme untuk merdeka. Karya-karya besar di
masa ini antara lain Layar terkembang dari Sutan Takdir Alisjahbana dan
Belenggu karya Armijn Pane.

C. Masa pascakolonial.
1. Angkatan 45
Esensi sastra masa ini diilhami oleh keadaan sosial politik revolusi
mempertahankan kemerdekaan. Bentuk-bentuk karya yang banyak dihasilkan
berupa puisi dan syair pembangkit semangat nasionalisme. Di antara dari para
pujangga masa ini adalah Chairil Anwar dengan karyanya Kerikil Tajam.
2. Angkatan 50-an
Ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah asuhan H.B. Yasin, bentuk karya
masa ini didominasi oleh cerpen dan kumpulan puisi. Cerita beraliran realis
sosialis yang diilhami oleh isu komunisme. NH. Dini dengan Dua Dunia dan AA
Nafis dengan kumpulan cerpen Rubuhnya Surau Kami adalah dua di antaranya
3. Angkatan 66-70
Masa ini ditandai dengan terbitnya majalah sastra Horizon . Banyak aliran yang
berkembang seperti surrealis dan absurd. Pujangga yang terkenal di antaranya
Sapardi Djoko Damono dengan kumpulan sajak Perahu Kertas
4. Dasawarsa 80-an
Di masa ini, karya yang beredar berkisah sekitar romantisme dan cinta. Mulai
muncul novel-novel populer dengan cerita ringan yang mudah dipahami. Sebut
saja novel Karmila karya Marga T dan Yudhistira Ardinugraha dengan novel
Arjuna Mencari Cinta.
5. Masa Reformasi 1998
Reformasi struktur ketatanegaraan dalam aspek politik, sosial, dan ekonomi,
telah memberikan angin segar bagi perkembangan sastra Indonesia. Muncul
banyak penulis baru dengan novel, cerpen, puisi, dan esei yang beragam tema.
Kebebasan mengemukakan pendapat memberikan daya kreativitas dalam isi
cerita. Contoh yang jelas terdapat dalam novel Saman (membahas masalah
seks )karya Ayu Utami. Ciri penulisan yang bebas dan terbuka, menjadi salah
satu keunikan karya-karya di masa ini.

Sastrawan Angkatan Reformasi (2000), seiring terjadinya pergeseran kekuasaan


politik dari tangan Soeharto ke BJ Habibie lalu KH Abdurahman Wahid (Gus

x
Dur) dan Megawati Sukarnoputri, muncul wacana tentang Sastrawan Angkatan
Reformasi. Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya
sastra, puisi, cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya
seputar Reformasi.

Di rubrik sastra Harian Republika, misalnya, selama berbulan-bulan dibuka


rubrik sajak-sajak peduli bangsa atau sajak-sajak reformasi. Berbagai pentas
pembacaan sajak dan penerbitan buku antologi puisi juga didominasi sajak-sajak
bertema sosial-politik.Sastrawan Angkatan Reformasi merefleksikan keadaan
sosial dan politik yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya
Orde Baru. Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak
melatar belakangi kelahiran karya-karya sastra puisi, cerpen, dan novel pada saat
itu.

Bahkan, penyair-penyair yang semula jauh dari tema-tema sosial politik, seperti
Sutardji Calzoum Bachri, Ahmadun Yosi Herfanda dan Acep Zamzam Noer,
juga ikut meramaikan suasana dengan sajak-sajak sosial-politik mereka.

C. Jenis – Jenis Sastra Indonesia


1. Prosa
Prosa merupakan bentuk seni sastra yang diuraikan dengan menggunkan bahasa
yang bebas dan cenderung tidak terikat oleh irama, diksi, rima, kemerduan bunyi
atau kaidah serta pedoman kesusastraan lainnya. Jenis tulisan prosa biasanya
digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenaya prosa bisa
digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai
jenis media lainnya. Prosa dibagi kedalam empat jenis yaitu prosa naratif, prosa
deskiptif, prosa eksposisi, dan prosa argumentatif.
Bentuk dari prosa sendiri memiliki dua macam, yaitu roman dan novel. Roman
adalah cerita yang mengisahkan seorang tokoh secara keseluruhan dari lahir
sampai akhir hayatnya, sedangkan novel hanya mengisahkan sebagian kehidupan
tokoh yang mengubah nasibnya.
2. Puisi
Puisi adalah sebuah karya sastra yang diuraikan menggunakan diksi atau kata-
kata pilihan, dicirikan dengan pembahasan yang padat namun indah, biasanya
karya puisi secara tidak langsung dapat menimbulkan kecenderungan dari
seseorang untuk mempertajam kesadaranya melalui bahasa yang memiliki irama

xi
dan makna khusus. Contoh dari puisi yaitu seperti sajak, pantun, balada. Unsur
instrinsik puisi diantaranya :
a. Diksi yaitu kata-kata yang dipilih seorang penyair dalam menciptakan
puisi. Kata-kata tersebut tentu kata yang mengungkapkan keindahan dan
perasaan.
b. Imaji yaitu upaya penyair dalam membangkitkan daya imajinasi/khayal
pembaca tentang peristiwa atau perasaan yang dialami penyair sehingga
pembaca ikut merasakannya.
c. Majas yaitu pengungkapan bahasa yang dipilih penyair untuk
memperjelas maksud. Mengungkapkan dengan gambaran/kiasan,
membuat kesegaran, dan menimbulkan kejelasan perasaan.
d. Rima yaitu persamaan bunyi dalam puisi yang berguna untuk
memperjelas maksud dan menimbulkan keputusan.
e. Irama yaitu pergantian naik-turun, panjang-pendek pengucapan bahasa
puisi secara teratur.
Unsur ekstrinsik puisi diantaranya :
Contoh: Pendidikan pengarang, sejarah pengarang, agama pengarang, dan latar
belakang pengarang.

Teknik membaca puisi diantaranya :


a. Ucapan dan gerakan wajar. tidak harus dibuat-buat.
b. Pengucapan harus jelas.
c. Syarat membaca puisi yang baik diantaranya :
d. Memahami isi puisi.
e. Artikulasi dan intonasi tepat.
f. Memberi jeda tekanan pada kata-kata yang penting.
g. Mengeja kata-kata dengan jelas disertai mimik yang sesuai apa yang
disampaikan.
3. Drama
Drama adalah bentuk sastra yang dilukiskan dengan menggunakan bahasa yang
bebas dan panjang, serta disajikan menggunkan dialog atau monolog. drama ada
dua pengertian, yaitu drama dalam bentuk naskah atau drama yang dipentaskan.
Macam-macam drama:

xii
 Komedi yaitu cerita yang di dalamnya mengandung humor, candaan yang
bisa menghibur penikmatnya.
 Tragedi yaitu cerita yang di dalamnya mengandung kesusahan atau
kesulitan yang dialami oelh tokohnya.
 Tragedi komedi yaitu cerita yang di dalamnya mengandung kesusahan dan
humor/lucu silih berganti.
 Opera/musical yaitu drama yang diiringi oleh musik sebagai pelengkap
pementasan seninya.

xiii
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat simpulkan
1. Sastra Indonesia merupakan unsur bahasa yang terdapat di dalam bahasa
Indonesia, berdasarkan garis besarnya sastra berarti bahasa yang indah atau
tertata dengan baik, dan gaya penyajian nya menarik, sehingga berkesan di hati
pembacanya. Namun sering kali kita tidak mengerti apa yang di maksud dengan
sastra, kebanyakan orang menyamakan antara sastra dan bahasa.
2. Terdapat bebrapa periode dalam sejarah Sastra Indonesia
A. Masa Prakolonial
1) Masa Hindu-Budha (abad IV sampai XIV masehi)
2) Masa Kesultanan Islam (abad XIV sampai XVII)

B. Masa Kolonial Belanda


1) Pujangga Melayu Lama (Sebelum abad XX)
2) Pujangga Balai Pustaka (1920-1950)
3) Pujangga Baru (1930-1942)
C. Masa Pascakolonial
1) Angkatan 45
2) Angkatan 50-an
3) Angkatan 66-70
4) Angkatan 80-an
5) Masa Reformasi 1998
3. Ada 3 Jenis Sastra Indonesia
A. Prosa
B. Puisi
C. Drama

4)

xiv
DAFTAR PUSTAKA
https://malaikatpararoh.woordpress.com/materi-sastra/sejarah-sastra-indonesia/
https://www.mittrakuliah.com/2020/07/22/hakikat-sastra-indonesia/
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-sastra/
Wiyanto, Asul. 2005. Kesusastraan Sekolah. Jakarta : Grasindo.
Ulfah, Suroto. 2000. Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta :
Erlangga. 3. Layun
Rampan, Korrie. 1999. Aliran-Jenis Cerita Pendek. Jakarta : Balai Pustaka. 4.
Sardjono Pradotokusumo, Partini. 2005. Pengkajian Sastra. Jakarta : Gramedia. 5.
Lazarescu Lisa R. -Elements of Literaturel. 31 January 2006. 10 September 2006.
http://web.cocc.edu/lisal/literaryterms/elements_of_literature.htm
Related Papers
Teori sastra
By ernadwi nata
Analisis Tokoh dalam Cerpen Arinillah
By Ania Eldya

xv

Anda mungkin juga menyukai