Anda di halaman 1dari 12

KARYA ILMIAH

SASTRA INDONESIA

Oleh :

M. Iqbal Hafiz

Fawazul Azhar

Kelas : XII IPA 1

MAS ALWASHLIYAH 12 PERBAUNGAN

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas nikmat serta
karunia-Nya akhirnya karya tulis ilmiah Sastra Indonesia sssssSebagai Alternatif
Berekspresi dan Mengembangkan Potensi Diri dapat diselesaikan.
Karya tulis ilmiah ini membahas definisi sastra dan bahasa Indonesia, jenis-jenis
sastra Indonesia serta sastra dan bahasa Indonesia sebagai alternatif berekspresi dan
mengembangkan potensi diri. Karya tulis ini juga menekankan pada perkembangan sastra
Indonesia yang bersifat dinamis.
Adapun maksud dari pembuatan karya tulis ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata pelajaran bahasa Indonesia. Selama penulisan karya tulis ini, penulis mengalami
kesulitan yaitu waktu dan referensi buku yang terbatas. Waktu mengerjakan karya tulis ini
hanya satu minggu sementara referensi buku bersumber dari internet. Sehubungan dengan
tersusunnya karya tulis ilmiah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, khususnya
keluarga. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang telah
berpartisipasi.
Karya tulis ilmiah ini disadari masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar pada penulisan yang akan datang,
penulis bisa membuat karya tulis ilmiah yang lebih baik.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Perbaungan, Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2

A. Definisi Sastra Indonesia.............................................................................................2

B. Perkembangan Sastra Indonesia..................................................................................2

C. Sastra Indonesia Sebagai Alternatif Berekspresi dan Mengembangkan Potensi Diri. 4

D. Kegiatan untuk berekspresi dan mengembangkan potensi diri terhadap sastra


Indonesia................................................................................................................................4

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................................7

A. Kesimpulan..................................................................................................................7

B. Saran............................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sastra Indonesia merupakan unsur bahasa yang terdapat di dalam bahasa Indonesia.
Secara garis besar, sastra berarti bahasa yang indah atau tertata dengan baik dan gaya
penyajiannya menarik sehingga berkesan di hati pembaca. Adapun sastra Indonesia terdiri
atas sastra lama seperti hikayat, pantun, syair, gurindam dan sastra baru atau modern
seperti puisi, novel, cerpen dan sebagainya. Bahasa Indonesia pertama kali diperkenalkan
pada saat Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Dalam perkembangannya, sastra dan bahasa
Indonesia kurang mendapat perhatian dari masyarakat khususnya generasi muda.
Generasi muda menganggap bahasa Indonesia itu mudah dan tidak perlu untuk dipelajari
lebih lanjut. Sementara itu, apabila seseorang mendengar kata atau hal yang berhubungan
dengan sastra maka stereotip yang muncul berupa lawas, konvensional, dan
membosankan. Padahal, stereotip itu tidaklah benar karena sastra bersifat dinamis,
berubah-ubah menuruti perkembangan zaman. Sama halnya dengan bahasa Indonesia,
kebanyakan orang menganggap bahasa Indonesia itu mudah sehingga mereka
meremehkan bangsa Indonesia.
Nyatanya, sastra dan bahasa Indonesia tidak semudah apa yang kita pikir-kan. Sastra
dan bahasa Indonesia mengasah kemampuan penalaran, sumber pengetahuan maupun
melatih daya kreativitas kita. Selain itu, kita dilatih untuk menganalisis dan melakukan
sintesis terhadap suatu sastra. Pengalaman dan pe-rasaan yang pernah kita alami bisa kita
ungkapkan ke dalam bentuk sastra. Sementara itu, keterampilan mempresentasikan suatu
karya dengan baik dan benar bisa membantu kita dalam berpendapat sehingga sastra dan
bahasa Indonesia bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam berekspresi dan
mengembangkan potensi diri.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan sastra dan bahasa Indonesia di Indonesia ?


2. Apakah sastra dan bahasa Indonesia dapat dijadikan sebagai alternatif dalam
mengekspresikan dan mengembangkan potensi generasi muda ?
3. Apa saja kegiatan yang dapat dilakukan untuk berekspresi dan mengembangkan
potensi diri terhadap sastra dan bahasa Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan sastra dan bahasa Indonesia di


Indonesia
2. Untuk mengetahui apakah sastra dan bahasa Indonesia dapat dijadikan sebagai
alternatif dalam mengekspresikan dan mengembangkan potensi generasi muda

1
3. Untuk mengetahui apa saja kegiatan yang dapat dilakukan untuk berekspresi dan
mengembangkan potensi diri terhadap sastra dan bahasa Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Sastra Indonesia


Berdasarkan asal usulnya, istilah kesusastraan berasal dari bahasa sansekerta, yaitu
susastra. Su berarti bagus atau indah, sedangkan sastra ber-arti buku, tulisan atau huruf.
Berdasarkan kedua kata tersebut, susastra di-artikan sebagai tulisan yang indah. Istilah
tersebut kemudian mengalami per-kembangan. Sastra adalah salah satu unsur kebudayaan
dan sarana ekspresi estetis yang mencerminkan nilai-nilai kehidupan dan budaya serta meng-
gambarkan kekayaan batiniah bangsa.
Sastra sebagai hasil karya manusia memiliki fungsi rekreatif dan didaktif. Fungsi
rekreatif maksudnya dengan membaca karya sastra, seseorang akan memperoleh kesenangan
atau hiburan. Sedangkan fungsi didaktif maksudnya dengan membaca karya sastra, seseorang
akan mem-peroleh wawasan pengetahuan tentang seluk-beluk kehidupan manusia. Seseorang
juga dapat memperoleh pelajaran berupa nilai-nilai kebenaran dan kebaikan didalamnya.
Secara umum, sastra dibagi menjadi dua, yaitu sastra lama dan sastra baru atau
modern. Sastra lama disebut pula sastra klasik yang berkembang sebelum masuknya
pengaruh barat ke Indonesia, sedangkan sastra baru berkembang setelah adanya pengaruh
barat ke Indonesia. Adapun perbedaan yang signifikan ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.

No Aspek
Sastra lama Sastra baru
. pembeda
Tidak diketahui nama
1. Pencipta Diketahui namanya
penciptanya (anonim)

Nasihat, hal-hal gaib, Kehidupan sehari-hari,


kerajaan, dewa-dewa, seperti percintaan, agama,
2. Isi cerita
pahlawan, tokoh-tokoh pendidikan, kemiskinan,
mulia dan lain-lain

Alkisah, sahibul
Menggunakan bahasa
Kata yang hikayat,syahdan,menuru
3. sehari-hari dan bahasa
digunakan t empunya cerita, konon,
yang baku
dan sejenisnya.
4 Perantara Kebanyakan lisan Tulisan dan lisan
Mantra, hikayat, syair,
Puisi, drama, novel, dan
5 Jenis-jenis pantun, gurindam, dan
lain-lain
lain-lain

2
B. Perkembangan Sastra Indonesia
Eksistensi sastra telah lama ada di Indonesia, bahkan sebelum masuknya pengaruh
barat di Indonesia. Namun perkembangan sastra yang signifikan diawali sejak awal
kemerdekaan Indonesia yang diawali pada zaman rezim Soekarno. Pada zaman itu, sastrawan
diarahkan untuk men-ciptakan sastra revolusioner, yaitu sastra yang menggambarkan
dinamika, dialektika dan romantikanya revolusi di Indonesia pada saat itu.
Dinamika, sastra kita harus memiliki hakikat gerak dari masyarakat dan manusia
Indonesia secara revolusioner. Dialektika, sastra kita harus menggambarkan perjuangan dan
pertentangan antara masyarakat lama dengan masyarakat baru serta harus menggambarkan
watak-watak perjuangan revolusioner sebagai wakil sejarah dan golongan pendiri masyarakat
baru, khususnya sokogurunya, buruh dan petani yaitu mereka yang paling ber-kepentingan
dan yakin akan mutlaknya sosialisme sebagai sistem yang akan datang. Romantika, sastra
harus melahirkan gagasan pahlawan baru, meng-gantikan pahlawan lama, yaitu
menggantikan pahlawan feodal dan borjuis (Situmorang 1965 : 11-12).
Sementara itu, bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan di Indonesia. Bahasa
Indonesia sudah berkedudukan sebagai bahasa persatuan selama 87 tahun, sejak
diikrarkannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Selama kurun waktu tersebut, bahasa
Indonesia mengalami per-tumbuhan dan perkembangan yang fluktuatif. Di samping sebagai
bahasa negara sejak Proklamasi Kemerdekaan pada tahun 1945. Sebagai bahasa negara,
bahasa Indonesia berfungsi sebagai sarana komunikasi resmi, sarana pendukung kebudayaan
nasional, serta sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, globalisasi dunia
telah mengakibatkan interferensi bahasa di Indonesia. Hal ini terlihat pada penggunaan
bahasa Indonesia di Indonesia. Dewasa ini, bahasa Indonesia telah mengalami pergeseran
nilai-nilai fundamentalnya. Ragam bahasa gaul dan alay telah mengambil bagian pada tubuh
bahasa Indonesia. Tidak hanya dalam komunikasi langsung, ragam bahasa gaul dan alay
telah memasuki kesusastraan di Indonesia, seperti pada cerpen, drama, novel, dan sebagainya.
Untuk menghadapi tuntutan dan tantangan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut, maka pada masa kini serta masa yang akan datang, mutu bahasa Indonesia perlu
dikembangkan. Untuk itu, bahan bacaan yang berhubungan dengan pengetahuan bahasa
Indonesia perlu di-kembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan pemberdayaan manusia
Indonesia.
Selanjutnya, perlu adanya kesadaran berbahasa Indonesia. Kesadaran berbahasa itu
adalah modal penting dalam mewujudkan sikap berbahasa yang positif yang selanjutnya akan
memperkokoh fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang jati diri dan pendukung nilai-nilai
luhur budaya bangsa. Untuk itu, penggunaan bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa persatuan
maupun sebagai bahasa negara, perlu dibina lebih lanjut untuk menghadapi tantangan bahasa
asing, terutama bahasa Inggris maupun ragam bahasa gaul dan alay yang penggunaannya
makin meluas di Indonesia.
Dengan melihat pentingnya sastra dan bahasa Indonesia, kita bisa memanfaatkan hal
tersebut untuk berekspresi dan mengembangkan potensi diri kita. Berekspresi adalah
mengungkapkan secara langsung dengan lisan atau tidak langaung dengan tindakan atau

3
proses menyatakan hal yang ingin disampaikan. Berekspresi dapat dituangkan ke dalam
bentuk sastra, seperti puisi, novel, cerpen, dan sebagainya.
Sementara itu, potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum
terwujud maupun telah terwujud yang dimiliki oleh seseorang, tetapi belum sepenuhnya
terlihat atau dipergunakan secara maksimal. Secara umum, potensi diri dapat diklasifikasikan
antara lain (1) kemampuan dasar, seperti tingkat intelegensi, logika dan daya tangkap, (2)
etos kerja seperti ketekunan, ketelitian, efisiensi kerja, dan daya tahan terhadap tekanan, dan
(3) kepribadian yaitu pola menyeluruh semua ke-mampuan, perbuatan, serta kebiasaan
seseorang, baik jasmaniah, rohaniah, emosional maupun sosial yang ditata dalam cara yang
khas.
Berekspresi dan mengembangkan potensi diri adalah dua hal yang dapat dilakukan
pada sastra dan bahasa Indonesia. Sebenarnya, ada banyak cara yang bisa dilakukan dalam
berekspresi dan mengembangkan potensi diri. Namun, penulis pada makalah ini lebih
menekankan pada peran sastra dan bahasa Indonesia.

C. Sastra Indonesia Sebagai Alternatif Berekspresi dan Mengembangkan Potensi Diri

Sastra dan bahasa Indonesia perlu mendapat perhatian khusus. Sastra sebagai produk
budaya Indonesia perlu dilestarikan agar eksistensinya tidak hilang. Sastra lama yang
mengandung petuah amanah dapat kita ambil nilai-nilai positifnya untuk kehidupan kita.
Sementara itu, sastra modern seperti puisi, novel, dan drama perlu kita tingkatkan
kualitasnya.
Di samping itu, bahasa Indonesia sebagai atribut kenegaraan perlu di-perkukuh
kedudukan dan maknanya di tengah kehidupan global dan hubungan internasional yang terus
berubah. Dengan kata lain, bahasa me-nunjukkan identitas dan kedaulatan suatu negara
dalam pergaulan internasional. Pada hemat saya, bahasa Indonesia merupakan simbol
pemersatu seluruh bangsa Indonesia di tengah perubahan dunia yang ber-potensi mengancam
keutuhan dan kebersamaan sebuah negara dan bangsa.
Sastra dan bahasa Indonesia dapat kita jadikan sebagai alternatif dalam berekspresi
dan mengembangkan potensi diri. Hal ini karena kita di-berikan kebebasan dalam
mengungkapkan ide atau gagasan, pendapat, aspirasi, tuntutan, maupun keinginan
menyangkut berbagai macam urusan, baik urusan individual, masyarakat, bangsa, lingkungan
hidup, alam sekitar, maupun urusan agama. Selain itu, kita bisa menggunakan waktu luang
dengan kegiatan positif. Daripada kita mengisi waktu luang dengan hal-hal negatif, lebih baik
kita mengarang puisi, menulis novel, maupun melakonkan sebuah drama. Selain kita dengan
bebas mengekspresikan diri, kita juga akan mengembangkan potensi diri kita.

D. Kegiatan untuk berekspresi dan mengembangkan potensi diri terhadap sastra


Indonesia
Berikut ini beberapa kegiatan yang bisa di-lakukan dalam berekspresi dan
mengembangkan potensi diri yaitu :
1. Pertama, mengimplementasikan nilai-nilai kehidupan yang terdapat pada karya sastra.

4
Nilai-nilai yang terkandung pada karya sastra khususnya pada karya klasik,
mengandung pelajaran hidup yang sangat berharga. Sebagai contoh, perhatikan penggalan
“Gurindam Dua Belas” berikut !

Jika hendak mengenal orang berbangsa


Lihat kepada budi dan bahasa
(Gurindam Dua Belas, Pasal V bait 1)

Hendak ramai
Murahkan perangai
(Gurindam Dua Belas, Pasal XI bait 6)

Pada penggalan “Gurindam Dua Belas” di atas, pasal 5 bait pertama menjelaskan
tentang ukuran pribadi seseorang yang bisa dilihat dari budi dan bahasa. Jika budi dan
bahasa yang ditunjukkan baik, maka orang tersebut dapat dinilai memiliki kepribadian
yang baik. Sementara itu, pasal 11 bait keenam menjelaskan bahwa seseorang yang baik
sikapnya seperti ramah, mudah bergaul dan berperilaku sopan akan disukai masyarakat.
Menurut hemat saya, penggalan “Gurindam Dua Belas” di atas membuktikan peran sastra
dalam mengembangkan potensi diri kita. Hal ini karena potensi yang berkaitan dengan
kepribadian diri akan tumbuh dengan baik apabila kita menerapkan nilai-nilai kehidupan
pada sastra.

2. Kedua, berkreasilah di atas kertas.


Ungkapan tersebut sangat cocok bagi kita yang ingin menciptakan suatu karya
sastra, seperti menulis cerpen, puisi, pantun, novel, dan sebagainya. Di atas kertas kita
bisa menuangkan pemikiran atau ide cemerlang kita, perasaan yang dialami ataupun
imajinasi. Kita dapat dengan bebas berekspresi. Namun, bebas berekspresi bukan berarti
kita mengesampingkan mutunya, tetapi kita justru harus meningkatkan mutu dari suatu
karya sastra itu. Dengan menonjolkan unsur estetika dan pesan yang ingin disampaikan,
kita mampu menciptakan karya sastra yang berkualitas. Sebagai contoh, perhatikanlah
puisi kontemporer di bawah ini !

Belajar membaca
kakiku luka
luka kakiku
kakikau lukakah
lukakah kakikau
kalau kakikau luka
lukakukah kakikau
kakiku luka
lukakaukah kakiku
kalau lukaku lukakau
kakiku kakikaukah
kakikaukah kakiku

5
kakiku luka kaku
kalau lukaku lukakau
lukakakukakiku lukakakukakikaukah
lukakakukakikaukah lukakakukakiku

AIR MATA BOLA BASKET

Air mata bola basket dalam kaset....


Air mata bola basket dalam....
Air mata bola basket....
Air mata bola....
Air mata....
Air....
A
I
R
M
A
T
A
Bola basket dalam

Pada puisi kontemporer “Belajar Membaca” karya Sutardji Calzoum Bachri dan puisi
“Air mata Bola Basket” karya Ghanis A. mempunyai ciri khas yang menonjol, yaitu
penggunaan kata-kata (diksi) dan tipografi. Kedua unsur tersebut memperkaya kesusastraan
di Indonesia sekaligus mengundang pembaca untuk tertarik membaca. Tidak hanya kesan
estetisnya saja yang diutamakan, tetapi juga pesan yang ingin disampaikan. Uniknya, pada
puisi pertama, pembaca akan mengeja kata-kata seperti baru belajar membaca dan di sini
terlihat jelas fungsi rekreatif suatu sastra.
Sementara itu, pada puisi kedua, tipografinya yang berbentuk seperti gelas akan
mengundang ketertarikan pembaca pada sastra. Hal ini secara perlahan-lahan akan mengubah
stereotip tentang sastra dan akan mengundang generasi muda dalam menciptakan karya sastra
yang berkualitas.
Berdasarkan pada contoh di atas, sastra bisa menjadi media bagi kita untuk
berekspresi. Kita bisa mengungkapkan apa yang kita pikirkan secara bebas tanpa adanya
aturan yang mengikat kuat. Kita dituntut agar berpikir kreatif tentang bagaimana caranya
supaya karya sastra yang kita buat bisa menarik minat para pembaca. Dengan demikian, kita
akan terus berpikir kreatif dalam menulis sastra yang berkualitas.
Ketiga, mengemas sastra dalam bentuk yang menarik. Sastra yang berkualitas seperti
apapun menjadi tidak menarik apabila tidak ditampilkan dalam bentuk yang menarik, seperti
pada sampul novel. Tidak hanya itu, kita bisa memusikalisasi puisi ataupun menuangkan
nilai-nilai kehidupan pada karya sastra lama ke dalam bentuk nyanyian dan drama musikal.
Sentuhan kreativitas pada sastra memang sangat diperlukan. Nilai estetis akan
menarik perhatian konsumen dan tentunya akan mendongkrak ketertarikan masyarakat pada

6
sastra. Sama seperti kita membeli sebuah kue. Kue dengan bentuk yang sama akan menjadi
berbeda jika ditempatkan pada wadah yang berbeda pula. Kue dengan wadah yang menarik
tentunya akan lebih diminati konsumen daripada kue dengan wadah polos, walaupun kedua
kue tersebut sama bentuknya. Jadi, sastra sama seperti kue yang dikemas dalam bentuk
menarik sehingga menarik minat konsumen.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Sastra adalah salah satu unsur kebudayaan dan sarana ekspresi estetis yang
mencerminkan nilai-nilai kehidupan dan budaya serta meng-gambarkan kekayaan
batiniah bangsa. Sementara itu, bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan dan bahasa
resmi di Indonesia.
Sastra dan bahasa Indonesia mengalami perkembangan sejak awal kemerdekaan.
Pada masa Soekarno, sastrawan cenderung menciptakan sastra revolusioner yang
mengandung dinamika, dialektika, dan romantika. Kemudian dilanjutkan pada rezim
Soeharto yang melarang dan mencekal peredaran sastra karena sastra dinilai merugikan
kestabilan pemerintahan dan dilanjutkan pada era reformasi yang memberi kebebasan
penuh untuk berkreasi. Sementara itu, bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa
Indonesia mengalami fluktuasi, dimana pada era globalisasi perkembangan bahasa
Indonesia mulai dipengaruhi bahasa asing, terutama bahasa Inggris maupun pengaruh
ragam bahasa gaul dan alay yang tumbuh pada dunia hiburan.
Nyatanya, sastra dan bahasa Indonesia bisa dijadikan sebagai alternatif dalam
berekspresi dan mengembangkan potensi diri. Hal itu karena sastra yang sifatnya dinamis
dan mampu menyediakan tempat bagi kita untuk berekspresi. Adapun kegiatan yang bisa
dilakukan dalam berekspresi dan mengembangkan potensi diri yaitu
mengimplementasikan nilai-nilai sastra, berkreasi di atas kertas, dan mengemas sastra
dalam bentuk yang menarik.

B. Saran
Berdasarkan pada penulisan karya tulis ilmiah ini, adapun saran dari penulis adalah :
1. Sastra dan bahasa Indonesia adalah milik kita bersama yang perlu dilestarikan dan
dipertahankan kualitasnya.
2. Kreativitas dan kebebasan berekspresi adalah hak kita sebagai individu. Namun, kita
tidak boleh semena-mena menggunakan hak tersebut.
3. Potensi diri akan berkembang apabila selalu diasah dan dilatih sehingga perlu bagi
kita untuk terus berekspresi demi mengembangkan potensi tersebut.
4. Jadilah masyarakat yang cinta sastra dan bahasa Indonesia.

7
8
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2011. Pemberdayaan Bahasa


Indonesia Memperkukuh Budaya Bangsa dalam Era Globalisasi.
Jakarta : Kemendikbud.
Darmawan, Uti dan Y. Budi Artati. 2015. Detik-Detik Ujian Nasional Bahasa
Indonesia Tahun Pelajaran 2014/2015 untuk SMA/MA. Yogyakarta : Intan
Pariwara.
Govanny, Farrah. “Mengembangkan Potensi Diri dalam Penulisan Kreatif Sastra.”
http://malaikatpararoh.wordpress.com , 14 November 2015.
Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdiknas.
__________ . 2008. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdiknas.
Rohmadi, Muhammad dan Yuli Kusurnawati. 2008. Bahasa dan sastra Indonesia 3
untuk SMA dan MA Kelas XII Program IPA/IPS. Jakarta : Depdiknas.
Soedjijono. “Kebebasan Berekspresi dalam Sastra.” http://soedjimalang.com , 14
November 2015.
Wikipedia.”Potensi Diri.” http://id.m.wikipedia.org/wiki/potensi_diri , 16 November 2015.

Anda mungkin juga menyukai