Anda di halaman 1dari 30

JENIS-JENIS SASTRA POPULER

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sastra Populer

Dosen Pengampu :
Siti Maemunah, M.Pd., S.Pd.

Disusun oleh :

Anindhita Sharla Pramudita Putri 221010700195


Dhiya Turfa Pesona Cahyani 221010700326
Gilang Muhammad Fausi 181010700044
Maulida Hardiana 221010700152
Siti Aqilah Hanifah 221010700349

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA


FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS PAMULANG
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Siti Maemunah, M.Pd., S.Pd. sebagai
dosen pengampu mata kuliah Sastra Populer yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Tangerang Selatan, 21 Maret 2023

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan penulisan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
2.1 Pengertian Sastra Populer .................................................................................... 3
2.2 Jenis-Jenis Sastra Populer .................................................................................... 4
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 21
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 21
3.2 Saran .................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Sumardjo dan Saini karya sastra adalah ungkapan perasaan manusia
yang bersifat pribadi, baik berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat,
keyakinan dalam suatu gambaran konkret yang membangkitkan pesona menggunakan
alat bahasa. Seseorang yang membuat karya sastra disebut juga sebagai sastrawan.
Biasanya dapat dinikmati oleh diri sendiri atau para pembacanya. Bahkan ada
ungkapan, semua yang tertulis di dalamnya bersifat abadi.
1. Sastra Definisi lama
Sastra merupakan sarana penumpahan ide atau pemikiran
tentang kehidupan dan sosialnya dengan menggunakan kata–kata yang
indah. Yang terdiri dari tiga macam genre, yaitu genre sastra terdiri
dari tiga bentuk (yaitu puisi, prosa, dan drama). Puisi Indonesia
dibedakan menjadi puisi lama dan puisi modern. Puisi lama Indonesia
umumnya berbentuk pantun atau syair.
2. Sastra Definisi baru
Sastra merupakan sarana penumpahan ide atau pemikiran
tentang apa saja dengan menggunakan bahasa bebas, mengandung
something new dan bermakna pencerahan. Keindahan sastra tidak
ditentukan keindahan kata atau kalimat melainkan keindahan substansi
ceritanya.
Karya sastra juga punya beberapa ciri khas. Ciri khas yang harus ada adalah
keindahan, keaslian dan nilai artistik, baik dalam isi atau ungkapannya. Jika salah satu
ciri tak terpenuhi, hal itu tidak bukan bagian dari karya sastra.

1
1.2 Rumusan masalah
1. Apa pengertian sastra populer?
2. Apa saja jenis-jenis sastra populer?
3. Apa ciri-ciri sastra populer?
4. Apa saja contoh sastra populer?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui tentang pengertian sastra populer.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis sastra populer.
3. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri sastra populer.
4. Untuk mengetahui contoh-contoh sastra populer

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sastra Populer


Sastra populer adalah sastra yang populer pada masanya dan banyak pembacanya,
khususnya pembaca di kalangan remaja. Sastra populer tidak menampilkan
permasalahan kehidupan secara intens. Sebab jika demikian, sastra populer akan
menjadi berat dan berubah menjadi sastra serius (Nurgiyantoro, 1998: 18).
Perkembangan sastra populer sangat gencar-gencarnya sejak tahun 70-an keatas.
Seiring munculnya pengarang-pengarang baru dalam bidang karya sastra, seperti
Mira,W dan Habubirrahman El Shirazy kemudian yang terbaru seperti Ahmad Fuadi.
Sastra populer umumnya bersifat artificial atau sementara. Walau dalam karya
tersebut terdapat pemahaman berupa motivasi atau pelajaran, namun karya tersebut
berlaku hanya semasa-semasa. Sastra populer lebih banyak bertujuan untuk
menghibur. Menurut Kayam (1981:82) sastra populer adalah semacam sastra yang
dikategorikan sebagai sastra hiburan dan komersial. Sastra populer lebih mengarah
kepada kebutuhan selera pembacanya. Karya ini akan dilupakan setelah muncul karya
baru yang lebih menarik sesudahnya.
Jenis sastra populer berbagai macam, dapat berupa tulisan berbentuk esai dan juga
bisa berbentuk fiksi. Fiksi adalah karya rekaan yang dapat berbentuk novel atau juga
film. yang dahulunya fiksi populer ini tidak menempati tempat yang penting dalam
sejarah kesusastraan, baik di Indonesia maupun di dunia. Bahkan di Indonesia dulunya
sastra populer ini apabila dalam bentuk novel, maka kemudian akan disebut sebagai
novel picisan, istilah picisan ini sendiri berasal dari “uang picis” (satu sen). Sedangkan
di Amerika sastra populer pernah disebut sebagai low-brow literature, kitch atau tulisan
picisan, dan dime novels.
Dalam konteks Indonesia, bentuk sastra populer dapat diasumsikan sebagai
kesusastraan Indonesia modern yang berkembang setelah Indonesia menerima
kebudayaan Eropa modern yaitu abad ke-17 an, walaupun baru terasa abad ke-19 sejak

3
terbitnya surat kabar berbahasa melayu yang di dalamnya memuat cerita bersambung
yang ditulis dengan bahasa sehari-hari yang mudah difahami sehingga banyak dibaca
banyak orang sesuai dengan orientasi sastra populer memenuhi kebutuhan dan
keinginan pembaca.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa sastra populer
adalah sastra diterima oleh masyarakat banyak yang kemudian dikonsumsi banyak
masyarakat yang dilihat dari jumlah penjualannya yang umumnya bersifat artificial atau
sementara.

2.2 Jenis-jenis Sastra Populer


1. Puisi
Puisi memiliki jumlah huruf atau kalimat yang singkat dan padat. Umumnya puisi
memiliki penulisan yang indah dan memiliki makna yang dalam. Karya puisi dapat
terlihat dari diksi, majas, dan rima. Sebuah puisi yang indah, dapat menyentuh hati
pembacanya, karena terdapat curahan hati dan perasaan sang penulis, yang mampu
menarik simpati dan empati pembacanya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi merupakan ragam sastra
yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi
juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara
cermat. Para ahli menjelaskan arti puisi dalam definisi yang bervariasi. Seperti dikutip
dari buku Sastra Indonesia yang disusun oleh tim Sastra Cemerlang, salah seorang ahli,
Sumardi, menyatakan bahwa pengertian puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang
dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi padu dan pemilihan kata yang
imajinatif. Sementara itu, menurut James Reeves, seorang penulis Inggris yang dikenal
karena puisi, drama, dan sastranya, mengatakan bahwa pengertian puisi adalah ekspresi
bahasa yang kaya dan penuh dengan daya pikat.
a. Ciri-ciri Puisi :
Puisi dibedakan menjadi dua, puisi lama dan puisi baru. berikut ciri-ciri puisinya:
1. Puisi Lama
Puisi lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan berikut ini:
• Jumlah kata dalam 1 baris.
• Jumlah baris dalam 1 bait.
• Persajakan (rima).
• Banyak suku kata di tiap baris.
4
• Irama

Ciri-ciri puisi lama:


• Tak diketahui nama pengarangnya.
• Merupakan sastra lisan karena disampaikan dari mulut ke mulut.
• Sangat terikat akan aturan-aturan, misalnya seperti jumlah baris tiap bait,
jumlah suku kata ataupun rima.
2. Puisi Baru
Berbeda dengan puisi lama, puisi baru merupakan puisi yang tidak terikat lagi
oleh aturan, dan bentuknya lebih bebas daripada puisi lama dalam segi jumlah
baris, suku kata, ataupun rima.
Ciri-ciri puisi baru:
• Mempunyai bentuk yang rapi, simetris.
• Persajakan akhir yang teratur.
• Menggunakan pola sajak pantun dan syair meskipun dengan pola yang lain.
• Umumnya puisi 4 seuntai.
• Setiap baris atasnya sebuah gatra (kesatuan sintaksis).
• Setiap gatranya terdiri dari dua kata dan 4-5 suku kata.

b. Jenis-jenis Puisi
1. Puisi Naratif
Dalam puisi naratif mengungkapkan suatu cerita atau penjelasan penyair.
Puisi ini terbagi menjadi dua macam, yakni balada dan romansa. Balada
adalah puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa ataupun tokoh
pujaan. Contohnya Balada Orang-orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie
karya WS Rendra. Sedangkan romansa adalah jenis puisi cerita yang
memakai bahasa romantik yang berisi kisah percintaan, yang diselingi
perkelahian dan petualangan.
2. Puisi Lirik
Pada jenis puisi lirik terbagi ke dalam beberapa macam, yakni elegi,
serenada dan ode. Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan
duka. Contohnya Elegi Jakarta karya Asrul Sani yang mengungkapkan
perasaan duka penyair di Kota Jakar. Sedangkan serenada merupakan
sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Kata "serenada" sendiri
5
bermakna nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja. Sementara
itu, ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang umumnya
tokoh yang dikagumi, sesuatu hal, atau sesuatu keadaan. Contohnya
seperti Diponegoro karya Chairil Anwar dan Ode buat Proklamator karya
Leon Agusta.

3. Puisi Deskriptif
Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap
keadaan/peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik
perhatian. Puisi yang termasuk kedalam jenis puisi deskriptif, misalnya
satire dan puisi yang bersifat kritik sosial. Satire adalah puisi yang
mengungkapkan perasaan ketidakpuasan penyair terhadap suatu
keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan
sebaliknya. Sedangkan puisi kritik sosial adalah puisi yang juga
menyatakan ketidakpuasan penyair terhadap keadaan atau terhadap diri
seseorang, namun dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidak
beresan keadaan atau orang tersebut. Kesan penyairan ini juga dapat kita
hayati dalam puisi-puisi impresionistik yang mengungkapkan kesan
penyair terhadap suatu hal.
c. Contoh karya sastra puisi
“Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono, “Malam Kebumen”
karya Sitor Situmorang, “Sajak Matahari karya W.S. Rendra, dan lain
sebagainya.

"Hujan Bulan Juni"

Tak ada yang lebih tabah


dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
6
Tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon
bunga itu

2. Prosa
Prosa adalah tulisan atau karya sastra berbentuk cerita yang disampaikan
menggunakan narasi. Bentuk tulisan prosa berupa tulisan bebas dan tidak
terikat dengan berbagai aturan dalam menulis, seperti rima, diksi, irama, dan
lain sebagainya.
Prosa merupakan karya sastra yang disusun menjadi bentuk cerita atau narasi.
Kata prosa berasal dari bahasa latin “prosa” yang berarti terus terang. Karena
itu, jenis tulisan ini biasanya terpakai untuk mendeskripsikan suatu fakta atau
ide. Bahasa dalam prosa pun merupakan bahasa sehari-hari. Melansir buku
”Apa Itu Sastra?” (Jenis-Jenis Karya Sastra dan Bagaimanakah Cara Menulis
dan Mengapresiasi Sastra), prosa dapat dibedakan menjadi prosa non-sastra
dan prosa sastra. Prosa non-sastra merupakan sebuah karya yang berisfat
ilmiah, contohnya laporan penelitian, makalah, atau artikel. Sedangkan prosa
sastra terbagi menjadi 2, yaitu prosa fiksi dan nonfiksi. Dongeng, cerita
pendek dan novel tergolong dalam prosa fiksi. Sedangkan yang termasuk
prosa non fiksi adalah biografi, autobiografi dan esai.
a. Ciri-ciri prosa
Secara umum, prosa punya ciri-ciri sebagai berikut:
• Memiliki alur cerita
• Memiliki tema
• Ada tokoh dan penokohan
• Memiliki sudut pandang
• Memiliki latar dalam penceritaan
• Terdapat perkembangan
• Memiliki amanat

b. Jenis-jenis prosa

7
Prosa secara umum dibagi menjadi lima yaitu eksposisi, deskripsi,
argumentasi, persuasi, dan narasi. Berikut ini deskripsi mengenai jenis-
jenis prosa.
1. Prosa Eksposisi
Prosa eksposisi memaparkan suatu ide sehingga pembaca bisa
mendapatkan pengetahuan, tetapi tidak bertujuan agar pembaca
mengikuti atau menyetujui paparan tersebut. Biasanya pemaparan
disertai dengan bukti-bukti yang diwujudkan dalam bentuk diagram
atau tabel.
2. Prosa Deskripsi
Prosa deskripsi tergolong jenis yang menggambarkan suatu objek
sehingga pembaca seolah-olah melihat sendiri objek tersebut.
3. Prosa Argumentasi
Prosa jenis argumentasi merupakan karangan yang berisi ide atau
gagasan dari penulis dan disajikan lengkap dengan berbagai data
pendukung yang bertujuan untuk memengaruhi pembaca sehingga
pembaca dapat menyatakan persetujuannya terhadap isi prosa
tersebut.
4. Prosa Persuasi
Prosa persuasi merupakan karangan yang disampaikan dengan cara-
cara tertentu. Tujuan dari prosa persuasi biasanya mengajak pembaca
sehingga pembaca bersedia melakukan hal-hal yang dianjurkan oleh
penulis. Selanjutnya, karangan atau karya prosa persuasi digunakan
untuk memengaruhi pembaca atau pendengar untuk berbuat sesuatu.
5. Prosa Narasi
Prosa narasi bersifat fiksi. Secara sederhana, prosa narasi kemudian
dikenal sebagai cerita. Di dalam narasi terdapat peristiwa dan kejadian
di dalam satu urutan kurun waktu. Kejadian yang diceritakan di dalam
narasi tersebut juga terdapat tokoh yang memiliki konflik.Kejadian,
tokoh, dan konflik menjadi ciri utama pembangun prosa narasi.
Selanjutnya, narasi yang bersifat nonfiksi disebut narasi ekspositoris
dan narasi yang bersifat fiksi disebut narasi sugestif.

Selain itu prosa juga dibagi menjadi 2, yaitu :


8
1. Prosa lama
Prosa lama merupakan karya sastra Indonesia yang belum
mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. Karya
sastra prosa lama yang mula-mula timbul disampaikan secara
lisan, disebabkan belum dikenal bentuk tulisan.
Bentuk-bentuk sastra prosa lama yaitu:
a. Hikayat
Hikayat ialah cerita, baik sejarah maupun cerita fiktif yang
bertujuan menghibur dan membangkitkan semangat. Contoh,
Hikayat Seribu Satu Malam dan Hikayat Hang Tuah.
b. Kisah
Kisah ialah karya sastra lama berisi cerita mengenai perjalanan
atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Contoh, Kisah Perjalanan Abdullah Menuju Negeri Kelantan,
Kisah Abullah Menuju Jeddah, dan lainnya.
c. Sejarah/Tambo
Sejarah atau tambo ialah kisah yang berkaitan dengan
peristiwa dan tokoh sejarah. Contoh, Sejarah Melayu.
d. Dongeng
Dongeng ialah cerita dari hasil imajinasi pengarang yang
belum pernah terjadi sebelumnya. Contoh, Pinokio dan Putri
Salju. Dongeng terbagi lagi menjadi fabel atau cerita rekaan
tentang hewan sebagai tokoh cerita, legenda atau dongeng
mengenai kejadian alam atau asal–usul suatu tempat,
mite/mitos atau cerita yang berlatar belakang sejarah atau hal
yang dipercayai orang banyak, cerita penggeli hati/dongeng
jenaka yang mengandung unsur komedi dan kemustahilan,
parabel/cerita perumpamaan atau dongeng yang mengandung
perumpaman, dan sage atau kisah yang menceritakan
keberanian serta kehebatan tokoh dalam sejarah.
2. Prosa baru
Prosa baru merupakan karangan prosa yang timbul setelah
mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat.
Bentuk-bentuk prosa baru adalah sebagai berikut:
9
a. Roman
Roman merupakan bentuk prosa baru yang mengisahkan
kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka
dukanya. Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan
atas beberapa macam, antara lain transendensi, sosial, sejarah,
psikologis, dan detektif.
b. Novel
ialah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan
pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang
mengandung konflik. Contoh, Ave Maria oleh Idrus, Keluarga
Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh
Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang,
Surabaya oleh Idrus.
c. Cerpen
Cerpen ialah bentuk prosa baru yang menceritakan sebagian
kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling
menarik. Contoh, Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar,
Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim,
dan Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo.
d. Riwayat
Riwayat (biografi) ialah suatu karangan prosa yang berisi
pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri
(otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak
kecil sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia.
Contoh, Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.J Habibie, Ki Hajar
Dewantara.
e. Kritik
Kritik ialah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk
suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi
dan bentuk dengan kriteria tertentu yang bersifat objektif dan
menghakimi.
f. Resensi
Resensi ialah ulasan suatu karya, bisa berupa buku, film,
drama, atau lainnya.
10
g. Esai
Esai merupakan ulasan suatu masalah secara sepintas dan
berdasarkan pandangan pribadi penulisnya.
c. Contoh prosa
“Hikayat hang Tuah”, “Kancil Mencuri Timun”, dan lain-lain.

"Hikayat hang Tuah"


Hikayat Hang
Tuah adalah prosa lama yang
isinya berupa cerita rakyat yang mengisahkan sejarah di
tanah Melayu. Hikayat Hang Tuah ini melukiskan bagaimana petualangan
Hang Tuah dan keempat saudaranya yaitu Hang Jabat, Hang Kasturi,
Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Hikayat Hang Tuah
ini menelusuri asal usul kerajaan, keturunan raja dari negeri surga yang
menikahi
seorang gadis cantik dari bumi yang lahir dari muntahan sapi suci. Dalam
Hikayat Hang Tuah ini tokoh utama adalah seorang laki-laki yang lahir
dari rakyat biasa, mempunyai kepandaian, kekuatan, kecerdikan, dan
kesetiaan. Hang Tuah adalah tokoh utama dalam cerita ini. Latar dalam
perjalanan Hang Tuah ini dikisahkan
secara kepahlawanan dan menggiring pembaca untuk membaca
terus-menerus,
karena dalam hikayat ini pembaca akan merasakan rasa
penasaran.

3. Novel
Novel berasal dari bahasa Italia yaitu novella yang memiliki arti sebuah kisah
atau sepotong cerita. Novel merupakan suatu karya sastra fiksi yang
berbentuk prosa yang mempunyai unsur intrinsic dan ekstrinsik. Pengarang
atau penulis novel disebut dengan novelis.
Biasanya novel mengisahkan tentang kehidupan manusia dan lingkungannya.
Kehidupan manusia tersebut dijelaskan dari waktu muda hingga menjadi tua.
Tak lupa pula, novel juga menceritakan watak, tabiat dan sifat dari pelaku. Isi

11
novel memiliki cerita yang lebih panjang dan kompleks. Perbedaannya
dengan cerpen, novel dapat terdiri dari puluhan hingga ratusan halaman.
a. Unsur-unsur Novel
Unsur yang terdapat pada novel terbagi atas unsure intrinsic dan ektrinsik.
Unsure intrinsic yaitu unsure yang membangun novel tersebut dan
langsung berada dalam novel tersebut. Unsure ektrinsik yaitu unsure yang
berada di luar novel tsb dan tidak memiliki hubungan dengan novel
tersebut.

1. Tema
Tema merupakan ide pokok dalam cerita novel. Tema dalam novel
dapat menyangkut segala persoalan dalam kehidupan manusia,
contohnya kasih sayang, keputusasaan, kekuasaan dsb.
2. Penokohan
Penokohan merupakan salah satu cara seorang novelis
menggambarkan dan mengembangkan karakter dalam sebuah cerita.
Dalam menggambarkan karakter tokoh, pengarang dapat
menyebutkan langsung seperti gambaran fisik dan tingkah laku,
lingkungan, cara bicara, jalan pikiran serta melalui penggambaran
oleh tokoh lain.
3. Alur
Alur merupakan suatu rangkaian peristiwa yang membentuk jalannya
cerita. Terbagi atas 2 yaitu, alur maju (progresif) yakni apabila
peristiwa tersebut bergerak secara bertahap berdasarkan urutan
kronologis. Alur mundur (flash back progressif) terjadi karena adanya
peristiwa dahulu yang berkaitan langsung.
4. Gaya Bahasa
Gaya bahasa terdiri atas:
• Personifikasi, yaitu gaya bahasa yang menggambarkan benda-benda
mati dengan memberikan macam sifat manusia.
• Simile (perumpamaan), yaitu gaya bahasa yang menggambarkan
dengan cara mengibaratkan

12
• Hiperbola, yaitu gaya bahasa yang mendeskripsikan sesuatu secara
berlebihan dengan tujuan memberikan efek berlebihan pada suatu
cerita
5. Latar/setting
Latar (setting) merupakan tempat, waktu, dan suasana pada cerita
dalam novel yang dialami oleh tokoh. Misalnya, di tepi hutan, di
sebuah desa, pada suatu waktu, pada zaman dahulu, di kala senja dsb.
6. Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan cara penempatan diri pengarang dan juga
cara pengarang memperlihatkan berbagai macam kejadian dalam
cerita yang dipaparkan.
7. Amanat
Amanat merupakan pesan yang terdapat dalam sebuah novel. Amanat
dalam novel tersimpan rapi, sehingga untuk mendapatkan amanat
tersebut pembaca harus menuntaskan novel yang dibaca.
b. Ciri – Ciri Novel
Sebuah Novel memiliki ciri-ciri tersendiri. Ciri-ciri tersebut terdiri atas:
•Ditulis dengan narasi dan didukung dengan deskripsi untuk
menggambarkan suasana dalam cerita novel tsb
• Memiliki alur yang kompleks
• Jumlah kata melebihi dari 10.000 kata
• Umumnya jumlah halaman novel minimal 100 halaman
• Waktu yang dibutuhkan untuk membaca 1 novel yaitu sekitar 2 jam
• Memiliki skala yang luas
• Bersifat realistis, ini dikarenakan novelis lebih tahu situasi yang ada di
Novel
• Tokoh dan karakter dalam novel lebih banyak
• Tema pada novel tidak hanya satu dan dapat muncul tema sampingan
c. Jenis-Jenis Novel
1. Berdasarkan kejadian nyata atau tidak nyata
• Novel Fiksi merupakan jenis novel yang tidak nyata atau tidak ada
kejadian di dunia. Novel ini merupakan karya fiktif dari seorang
pengarang. Contohnya Harry Potter, The Hobbit dsb.

13
• Novel non Fiksi yaitu jenis novel dari kisah nyata dan dapat
dibuktikan secara ilmiah. Contoh Laskar Pelangi
2. Berdasarkan Genre Cerita
• Novel Romantis, yaitu jenis novel yang menggambarkan kasih
sayang dan cinta antar manusia. Contoh Ketika Cinta Bertasbih,
Harlequin dll.
• Novel Horor/menyeramkan, jenis novel yang menceritakan kisah
menakutkan. Contoh Bangku Kosong
• Novel Misteri, jenis novel yang menceritakan kisah misteri dan
detektif. Contoh Novel Agatha Christie dan Sherlock Holmes
• Novel Komedi, jenis novel yang menceritakan seputar komedi dan
hal hal yang berbau komedi. Contoh Marmut Merah Jambu, Kambing
Jantan.
• Novel Inspiratif, jenis novel yang berisi kisah inspiratif. Contoh
Negeri 5 Menara.
3. Berdasarkan isi dan tokoh
• Novel Teenlit, novel yang berisi tentang kisah cinta remaja. Contoh
Dealova
• Novel Chicklit, jenis novel yang menceritakan kisah seorang
perempuan muda dengan berbagai permasalahannya. Contoh Miss
Jutek
• Novel Songlit, jenis novel yang dikarang berdasarkan cerita dari
sebuah lagu
• Novel Dewasa, jenis novel yang bercerita tentang cerita orang
dewasa. Contoh Saman dan Larung.

d. Contoh novel
“Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer, “Laskar Pelangi” karya
Andrea hirata, “5 CM” karya Donny Dhirgantoro, dan lain sebagainya.

Novel "Bumi manusia"


Novel “Bumi Manusia” adalah novel fiksi dengan genre drama history
dan bersetting pada zaman penjajahan Belanda. Novel ini fokus menyoroti
kehidupan Tirto Adhi Soerjo atau “Minke”, seorang pemuda Indonesia
14
satu-satunya yang mendapat kesempatan bersekolah di H.B.S atau Hogere
Burgerschool , sekolah menengah atas khusus untuk orang Eropa,
Belanda, dan elit pribumi.

Minke digambarkan sebagai sosok pribumi yang penuh privilege dan


cerdas. Ia juga menyukai sastra dan sering membuat tulisan yang banyak
dimuat di koran Belanda di bawahnya samaran Max Tollenaar.
Tulisan-tulisan nya ini pun membuatnya menjadi terkenal di kalangan
masyarakat Jawa. Selain itu, berkat tulisan-tulisannya, Asisten Residen
bahkan sampai mengundangnya untuk menjadi tamu kehormatan dan
telah menganggap Minke sebagai sahabat keluarga.
Waktu berlalu, MInke yang selama ini tinggal di lingkungan yang penuh
privilese perlahan menyadari bahwa ia sebenarnya berada di dalam
masyarakat rasialis. Ia juga menemukan bahwa masyarakat Indonesia,
termasuk keluarganya sendiri, saat itu dihadapkan pada praktik
feodalisme.
Ia semakin mengerti tentang sistem rasialis tersebut setelah berinteraksi
dengan masyarakat kolonial. Selain itu , berkat persahabatannya dengan
Jean Marais, bekas prajurit KNIL ia juga turut mengenali sistem kolonial
dari segi lain yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya.
Dalam novel ini, diceritakan pula bahwa MInke menjalin cinta dengan
Annelies, putri Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh dan
menikahinya. Sayangnya, tidak lama setelah kematian ayah Annelies,
pengadilan Amsterdam memutuskan untuk menyita seluruh harta
kekayaan ayahnya yang ada di Indonesia.
Tidak hanya itu saja, .Pengadilan Belanda jika tidak mengakui
perkawinan Mnke dengan Annelies secara hukum karena usia Annelies
yang masih dibawah umur. Hal ini pun membuat MInke dan Nyai
Ontosoroh harus berjuang melawan hukum kolonial tersebut.

4. Cerpen
Cerita pendek atau cerita pendek yang sering disingkat sebagai prosa fiksi
naratif. Cerita pendek cenderung padat dan ke titik lain karya fiksi lagi, seperti
novel (dalam pengertian modern) dan novel. Karena pendek, cerita pendek
15
mengandalkan teknik sastra seperti sukses karakter, plot, tema, bahasa dan
wawasan yang lebih besar dari fiksi lagi.
Cerita bisa dalam berbagai jenis. Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah
situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba di tempat tujuan,
dengan tradisi paralel cerita lisan. Dengan munculnya novel yang realistis,
cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh
dalam cerita-cerita karya ETA Hoffmann dan Anton Chekhov.
a. Unsur Intrinsik Cerpen
Upaya memahami karya sastra dapat dilakukan dengan menganalisis
unsur-unsur dalam (intrinsik). Unsur-unsur dalam sebuah karya sastra
memiliki keterkaitan satu dengan lainnya.
Berikut ini unsur-unsur intrinsik yang ada dalam karya sastra :

1. Tema
Tema menyangkut ide cerita. Tema menyangkut keseluruhan isi cerita
yang tersirat dalam cerpen.
Tema dalam cerpen dapat mengangkat masalah persahabatan, cinta
kasih, permusuhan, dan lain-lain. Hal yang pokok adalah tema
berhubungan dengan sikap dan pengamatan pengarang terhadap
kehidupan. Pengarang menyatakan idenya dalam unsur keseluruhan
cerita.

2. Jalan cerita dan alur


Alur merupakan bagian rangkaian perjalanan cerita yang tidak
tampak. Jalan cerita dikuatkan dengan hadirnya alur. Sehubungan
dengan naik turunnya jalan cerita karena adanya sebab akibat, dapat
dikatakan pula alur dan jalan cerita dapat lahir karena adanya konflik.
Konflik tidak harus berisikan pertentangan antar orang per orang.
Konflik dapat hadir dalam diri sang tokoh dengan dirinya maupun
dengan lingkungan disekitarnya.
Adapun kehadiran konflik harus ada sebabnya. Secara sederhana,
konflik lahir dari mulai pengenalan hingga penyelesaiaan konflik.
Untuk lebih jelasnya, urutan tingkatan konflik adalah sebagai berikut.
16
3. Tokoh dan Perwatakan
Cara tokoh dalam manghadapi masalah maupun kejadian tentunya
berbeda-beda. Hal ini disebabkan perbedaan latar belakang
(pengalaman hidup) mereka. Dengan menggambarkan secara khusus
bagaimna suasana hati tokoh, kita lebih banyak diberi tahu latar
belakang kepribadiannya . penulis yang berhasil menghidupkan watak
tokoh-tokoh ceritanya berate berhasil pula dalam menghidupkan
tokoh.

4. Latar (setting)
Latar (setting) merupakan salah satu bagian cerpen yang dianggap
penting sebagai penggerak cerita. Setting mempengaruhi unsur lain,
semisal tema atau penokohan. Setting tidak hanya menyangkut lokasi
di mana para pelaku cerita terlibat dalam sebuah kejadian.
Adapun penggolongan setting dapat dikelompokan dalam setting
tempat, setting waktu, dan setting sosial.

5. Sudut pandang (Point of View)


Point of view berhubungan dengan siapakah yang memceritakan kisah
dalam cerpen. Cara yang dipilih oleh pengarang akan menentukan
sekali gaya dan corak cerita. Hal ini dikarenakan watak dan pribadi si
pencerita akan banyak menentukan cerita yang dituturkan pada
pembaca.

6. Gaya
Gaya menyangku cara khas pengarang dalam mengungkapkan
ekspresi berceritanya dalam cerpen yang ia tulis. Gaya tersebut
menyangkut bagaimna seorang pengarang memilih tema, persoalan,
dan menceritakannya dalam sebuah cerpen.

7. Amanat
Amanat adalah bagian akhir yang merupakan pesan dari cerita yang
dibaca. Dalam hal ini, pengarang “menitipkan” nilai-nilai kehidupan
17
yang dapat diambil dari cerpen yang dibaca. Amanat menyangkut
bagaimana sang pembaca memahami dan meresapi cerpen yang di
baca. Setiap pembaca akan merasakan nilai-nilai yang berada dari
cerpen yang dibacanya.
b. Unsur Ekstrinsik Cerpen
Unsur ekstrinsik cerpen merupakan sebuah unsur yang membentuk cerpen
dari luar, berbeda dengan unsur intrinsik cerpen yang membentuk cerpen
dari dalam. Unsur ekstrinsik cerpen tidak terlepas dari keadaan
masyarakat saat dimana cerpen tersebut dibuat oleh pengarang. Unsur ini
sangat memiliki banyak sekali pengaruh terhadap penyajian amanat
ataupun latar belakang dari cerpen tersebut. Berikut unsur ekstrinsik
cerpen.

1. Latar Belakang Masyarakat


Latar belakang masyarakat yaitu suatu pengaruh dari kondisi latar
belakang masyarakat terhadap terbentuknya sebuah jalan cerita.
Pemahaman tersebut dapat berupa pengkajian Ideologi negara,
kondisi politik, sosial masyarakat, sampai dengan kondisi ekonomi
pada masyarakat itu sendiri.
2. Latar Belakang Pengarang
Latar belakang pengarang dapat meliputi pemahaman pengarang
terhadap sejarah hidup serta sejarah hasil karangan yang telah dibuat
sebelumnya.
1. Biografi
Biografi biasanya berisikan tentang riwayat hidup pengarang
cerita tersebut yang ditulis secara keseluruhan.
2. Kondisi Psikologis
Kondisi psikologis berisi tentang pemahaman kondisi mood ketika
pengarang menulis kisah cerita tersebut.
3. Aliran Sastra
Aliran sastra seorang pengarang pastinya akan mengikuti suatu
aliran sastra tertentu. Hal tersebut sangatlah berpengaruh terhadap
gaya penulisan yang dipakai oleh pengarang dalam menciptakan
sebuah kisah dalam cerpen tersebut.
18
c. Ciri-Ciri Cerpen
1. Jalan ceritanya lebih pendek dari novel
2. Sebuah cerpen memiliki umlah kata yang tidak lebih dari 10.000 (10
ribu) kata
3. Biasanya isi cerita cerpen berasal dari kehidupan sehari-hari
4. Tidak menggambarkan semua kisah para tokohnya, hal ini karena
dalam cerpen yang digambarkan hanyalah inti sarinya saja.
5. Tokoh dalam cerpen digambarkan mengalami masalah atau suatu
konflik hingga pada tahap penyelesainnya.
6. Pemakaian kata yang sederhana serta ekonomis dan mudah dikenal
pembaca.
7. Kesan yang ditinggalkan dari cerpen tersebut sangat mendalam
sehingga pembaca dapat ikut merasakan kisah dari cerita tersebut.
8. Biasanya hanya 1 kejadian saja yang diceritakan.
9. Memiliki alur cerita tunggal dan lurus.
10. Penokohan pada cerpen sangatlah sederhana, tidak mendalam serta
singkat.

d. Struktur Cerpen
1. Abstrak
Abstrak merupakan ringkasan atau inti dari cerita pendek yang akan
dikembangkan menjadi sebuah rangkaian-rangkaian peristiwa atau
bisa juga sebagai gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat
opsional atau dalam artian bahwa setiap cerpen boleh tidak terdapat
struktur abstrak tersebut.
2. Orientasi
Orientasi berkaitan dengan waktu, suasana, dan tempat yang berkaitan
dengan jalan cerita dari cerpen tersebut.
3. Komplikasi
Komplikasi berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara
sebab dan akibat. Pada komplikasi, biasanya mendapatkan karakter
ataupun watak dari berbagai tokoh cerita pendek tersebut, hal ini
karena pada bagian komplikasi kerumitan mulai bermunculan.
4. Evaluasi
19
Evaluasi yaitu struktur konflik yang terjadi dan mengarah pada
klimaks serta sudah mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik
yang terjadi tersebut.
5. Resolusi
Pada bagian resolusi, pengarang mulai mengungkapkan solusi yang
dialami tokoh.
6. Koda
Pada bagian koda, terdapat nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil
dari cerita pendek tersebut oleh pembacanya.

e. Contoh cerpen
“Robohnya Surau Kami” karya A.A. Navis, “Filosofi Kopi” karya Dee
Lestari, dan lain-lain.

"Robohnya Surau Kami"

Di sebuah desa, hidup seorang kakek tua yang tinggal di surau desa. Sudah
bertahun-tahun dia tinggal di surau itu sebagai penjaga surau. Karena
hidup sebatang kara, dia harus menggantungkan hidupnya dari upah
mengasah pisau.
Biasanya masyarakat yang meminta bantuannya mengasah pisau akan
memberinya sambal, rokok, ataupun sedikit uang. Tidak sedikit juga yang
hanya memberinya ucapan terima kasih dan segaris senyuman. Enam
bulan sekali dia mendapatkan ikan hasil pemunggahan dari kolam ikan
mas yang ada di depan surau, selain itu setahun sekali ia mendapatkan
fitrah Id dari orang-orang yang tinggal disekitarnya.
Dia memiliki keyakinan bahwa materi bukanlah segala-galanya dan dia
berpikir lebih baik ia memikirkan kehidupan nanti di akhirat dari pada
kehidupan sekarang di dunia. Kakek tersebut taat beribadah sampai-
sampai melupakan semua kebutuhan duniawinya.
Suatu hari Ajo Sidi menemui Kakek di surau. Ajo Sidi dikenal sebagai
seorang pembual desa yang sering menceritakan kisah-kisah yang pelaku-
pelaku dalam kisah tersebut adalah orang-orang yang menurutnya

20
mempunyai kesamaan perilaku dengan tokoh yang ada di dalam kisah
karangannya.
Biasanya Ajo Sidi akan menceritakan kisah yang sifatnya menghina orang
yang sedang ia ajak bicara. Namun kelebihan yang dia miliki adalah, dia
merupakan orang yang suka bekerja keras karena hampir sepanjang
waktunya dia habiskan untuk bekerja. Ajo Sidi menceritakan kisah
tentang Haji Saleh, seorang alim yang seumur hidupnya dia habiskan
untuk ibadah namun di akhirat Haji Saleh tetap saja masuk ke neraka.
Dalam cerita karangan Ajo Sidi, Tuhan marah kepada Haji Saleh karena
dia terlalu egois sehingga mengabaikan kebutuhan keluarganya di dunia
karena terlalu sibuk mengejar kehidupan indah di surga nantinya. Kakek
merasa marah dan tersinggung karena cerita Ajo Sidi, tidak hanya itu,
Kakek juga jadi pendiam dan kelihatan murung setelah pertemuannya
dengan Ajo Sidi.
Di Surau yang merupakan tempat tinggalnya itu Kakek hanya duduk dan
termenung memikirkan cerita yang beberapa hari lalu didengarnya itu.
Entah bagaimana Kakek merasa bersalah dan sangat berdosa, hingga pada
suatu hari Kakek ditemukan telah mati bunuh diri di surau.
Dia menggorok lehernya menggunakan pisau yang sebelumnya dia
tujukan untuk menggorok leher Ajo Sidi demi melampiaskan
kemarahannya. Ketika Ajo Sidi dicari untuk dimintai pertanggung
jawabannya, Ajo Sidi malah tidak ada di rumahnya karena dia sedang
pergi bekerja seperti biasanya. Dia hanya menitipkan pesan pada istrinya
untuk membelikan tujuh lapis kain kafan untuk Kakek.

5. Drama
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama adalah komposisi
syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak
melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan.
Cerita atau kisah terutama yang melibatkan konflik atau emosi yang khusus
untuk pertunjukan teater.

21
Sedangkan, pengertian drama menurut seorang ahli bernama Seni Handayani,
drama adalah komposisi dari dua cabang seni, yaitu sastra dan pertunjukan
yang nantinya akan membagi drama menjadi dua bentuk, yaitu drama teks
tertulis dan drama yang dipentaskan.
a. Ciri-Ciri Drama
1. Seluruh kisah dalam cerita drama disampaikan dalam bentuk
dialog, baik dialog antartokoh maupun dialog tokoh dengan
dirinya sendiri (monolog).
2. Drama harus memiliki tokoh atau karakter yang diperankan oleh
manusia, wayang, atau boneka.
3. Alam drama harus terdapat konflik atau ketegangan yang menjadi
inti dari cerita drama.
4. Urasi waktu pementasan drama dapat berlangsung selama sekitar
tiga jam.
5. Pementasan drama biasanya dilakukan di atas panggung yang
telah dilengkapi beberapa perlengkapan dan peralatan untuk
menghidupkan suasana.
6. Pertunjukan drama selalu dilakukan dihadapan penonton di mana
drama tersebut dilakukan sebagai sarana hiburan
b. Jenis-Jenis Drama
Terdapat beberapa macam drama yang terbagi menurut karakteristik
tertentu, yaitu:
1. Drama berdasar penyajian tokoh
Menurut penyajian lakonnya, drama terbagi menjadi:
1. Tragedi, penuh dengan kesedihan.
2. Komedi, penuh dengan hal-hal yang lucu.
3. Tragekomedi, sebuah perpaduan antara komedi dan tragedi.
4. Melodrama, dialog yang diucapkan diiringi melodi atau musik.
5. Opera, drama yang dialognya dinyanyikan dan diiringi dengan
musik.
6. Farce, menyerupai dagelan, namun tidak sepenuhnya berupa
dagelan.

22
7. Tablo, drama yang mengedepankan unsur gerak di mana para
pemainnya tidak mengucap dialog sama sekali, namun hanya
melakukan gerakan tertentu.
8. Sendratari, yaitu gabungan antara seni drama dengan seni tari.
2. Drama berdasar sarana pentas.
Sedangkan menurut sarana pementasannya, drama dibagi
menjadi:
1. Drama panggung, dimainkan oleh aktor di atas panggung.
2. Drama radio, jenis drama yang tidak dapat dilihat dan tidak
dapat diraba, namun hanya dapat didengarkan.
3. Drama televisi, sama dengan drama panggung hanya saja tidak
dapat diraba langsung.
4. Drama film, memanfaatkan sebuah layar lebar dan dapat pula
dipertontonkan di bioskop.
5. Drama wayang, diiringi dengan sebuah pegelaran wayang.
6. Drama boneka, di mana para tokoh dalam sebuah drama itu
digambarkan melalui penggunaan sarana boneka yang dimainkan
oleh beberapa orang sebagai pemain dalam drama.
3. Drama berdasar ada atau tidak naskah
Berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama, dibedakan menjadi:
1. Drama tradisional, tidak ada naskah.
2. Drama modern, tontonan drama yang menggunakan naskah
c. Struktur Drama
Berikut ini adalah struktur dalam drama:
1. Babak atau episode, yaitu bagian dari naskah drama yang
merangkum peristiwa di suatu tempat dengan urutan waktu
tertentu.
2. Adegan, yaitu bagian dari drama yang menunjukkan terjadinya
perubahan peristiwa, ditandai dengan terjadinya pergantian
setting waktu, tempat, dan tokoh.
3. Dialog, yaitu percakapan yang dilakukan oleh dua atau
beberapa tokoh dalam drama. Dialog merupakan hal utama
yang membedakan drama dengan karya sastra lainnya.

23
4. Prolog, yaitu kata pengantar ketika akan masuk sebuah drama
yang memberikan gambaran umum tentang pertunjukan yang
bakal dipentaskan.
5. Epilog, yaitu bagian akhir dari sebuah drama di mana isinya
menjelaskan kesimpulan, makna, dan pesan dari drama yang
dipentaskan.
d. Unsur-Unsur Drama
Adapun unsur-unsur drama adalah sebagai berikut:
1. Tema, yaitu gagasan utama atau ide pokok yang terdapat
dalam cerita drama.
2. Alur, yaitu jalan cerita dari sebuah drama, mulai babak awal
hingga babak akhir.
3. Tokoh, yaitu karakter dalam drama yang terdiri dari tokoh
utama dan tokoh pembantu.
4. Watak, yaitu tingkah laku para tokoh yang ada dalam drama;
watak baik (protagonis) dan watak jahat (antagonis).
5. Latar, yaitu gambaran mengenai tempat, waktu, dan situasi
yang terjadi dalam drama.
6. Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan pengarang
drama kepada penonton melalui cerita drama.

e. Contoh drama
Cerpen: “Robohnya Surau Kami” karya A.A. Navis, “Filosofi Kopi”
karya Dee Lestari, dan lain-lain.

"Robohnya Surau Kami"


Di sebuah desa, hidup seorang kakek tua yang tinggal di surau desa.
Sudah bertahun-tahun dia tinggal di surau itu sebagai penjaga surau.
Karena hidup sebatang kara, dia harus menggantungkan hidupnya dari
upah mengasah pisau.
Biasanya masyarakat yang meminta bantuannya mengasah pisau akan
memberinya sambal, rokok, ataupun sedikit uang. Tidak sedikit juga
yang hanya memberinya ucapan terima kasih dan segaris senyuman.
Enam bulan sekali dia mendapatkan ikan hasil pemunggahan dari
kolam ikan mas yang ada di depan surau, selain itu setahun sekali ia
mendapatkan fitrah Id dari orang-orang yang tinggal disekitarnya.

24
Dia memiliki keyakinan bahwa materi bukanlah segala-galanya dan
dia berpikir lebih baik ia memikirkan kehidupan nanti di akhirat dari
pada kehidupan sekarang di dunia. Kakek tersebut taat beribadah
sampai-sampai melupakan semua kebutuhan duniawinya.
Suatu hari Ajo Sidi menemui Kakek di surau. Ajo Sidi dikenal sebagai
seorang pembual desa yang sering menceritakan kisah-kisah yang
pelaku-pelaku dalam kisah tersebut adalah orang-orang yang
menurutnya mempunyai kesamaan perilaku dengan tokoh yang ada di
dalam kisah karangannya.
Biasanya Ajo Sidi akan menceritakan kisah yang sifatnya menghina
orang yang sedang ia ajak bicara. Namun kelebihan yang dia miliki
adalah, dia merupakan orang yang suka bekerja keras karena hampir
sepanjang waktunya dia habiskan untuk bekerja. Ajo Sidi
menceritakan kisah tentang Haji Saleh, seorang alim yang seumur
hidupnya dia habiskan untuk ibadah namun di akhirat Haji Saleh tetap
saja masuk ke neraka.
Dalam cerita karangan Ajo Sidi, Tuhan marah kepada Haji Saleh
karena dia terlalu egois sehingga mengabaikan kebutuhan
keluarganya di dunia karena terlalu sibuk mengejar kehidupan indah
di surga nantinya. Kakek merasa marah dan tersinggung karena cerita
Ajo Sidi, tidak hanya itu, Kakek juga jadi pendiam dan kelihatan
murung setelah pertemuannya dengan Ajo Sidi.
Di Surau yang merupakan tempat tinggalnya itu Kakek hanya duduk
dan termenung memikirkan cerita yang beberapa hari lalu
didengarnya itu. Entah bagaimana Kakek merasa bersalah dan sangat
berdosa, hingga pada suatu hari Kakek ditemukan telah mati bunuh
diri di surau.
Dia menggorok lehernya menggunakan pisau yang sebelumnya dia
tujukan untuk menggorok leher Ajo Sidi demi melampiaskan
kemarahannya. Ketika Ajo Sidi dicari untuk dimintai pertanggung
jawabannya, Ajo Sidi malah tidak ada di rumahnya karena dia sedang
pergi bekerja seperti biasanya. Dia hanya menitipkan pesan pada
istrinya untuk membelikan tujuh lapis kain kafan untuk Kakek.

25
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sastra populer adalah sastra yang populer pada masanya dan banyak
pembacanya, khususnya pembaca di kalangan remaja. Sastra populer tidak
menampilkan permasalahan kehidupan secara intens. Di Indonesia, terdapat
berbagai jenis karya sastra. Mulai dari fiksi dan non fiksi. Karya sastra fiksi terdiri
dari prosa, puisi dan drama. Sedangkan yang termasuk dalam non fiksi adalah
biografi, autobiografi, esai, dan kritik sastra. Bentuk keragaman lainnya dapat
dilihat dari berbagai genre, gaya ekspresi, karakter, mitologi, hingga berbagai
macam topik, seperti budaya, sosial, politik, dan etnis. Menurut Adjar.id, ada 5
jenis karya sastra yang populer dan sering kita temui di Indonesia; puisi, prosa,
novel, cerita pendek (cerpen), dan drama.

3.2 Saran
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak menuai persoalan. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya
konstruktif akan kami jadikan cambuk untuk lebih mengasah intelektualitas kami,
apabila ada kesalahan kata atau maksud dalam penjelasan materi kami, mohon
dimaafkan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Blogger. (2017, April 15). Sastra Populer. Diambil kembali dari Blogger:
https://cendikiawanku.blogspot.com
Fitri, A. A. (2016, Maret 18). Makalah Cerpen. Diambil kembali dari Blogger:
https;//adiadaul.blogspot.com
Kampus, G. (2022, Februari 5). Jenis Dan Contoh Karya Sastra Populer Di Indonesia. Diambil
kembali dari Go Kampus: https://www.gokampus.com
Nogori, E. (2018, November 11). Tentang Novel. Diambil kembali dari Blogger:
https://erwinmakalah.blogspot.com
Pangesti, R. (2022, Januari 21). Pengertian Puisi, Ciri-Ciri, Dan Jenisnya. Diambil kembali
dari Detik.com: https://www.detik.com
Rajudin, A. A. (2021, Desember 13). Prosa : Penjelasan, Jenis, Ciri-Ciri. dan Contoh. Diambil kembali
dari Media Indonesia: https://m.mediaindonesia.com

Yuda, A. (2021, Maret 17). Pengertian Drama, Jenis, Struktur, Unsur, dan Ciri-Cirinya. Diambil
kembali dari Bola.com: https://www.bola.com

27

Anda mungkin juga menyukai