Dosen Pengampu :
Siti Maemunah, M.Pd., S.Pd.
Disusun oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Siti Maemunah, M.Pd., S.Pd. sebagai
dosen pengampu mata kuliah Sastra Populer yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan penulisan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
2.1 Pengertian Sastra Populer .................................................................................... 3
2.2 Jenis-Jenis Sastra Populer .................................................................................... 4
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 21
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 21
3.2 Saran .................................................................................................................... 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan masalah
1. Apa pengertian sastra populer?
2. Apa saja jenis-jenis sastra populer?
3. Apa ciri-ciri sastra populer?
4. Apa saja contoh sastra populer?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
terbitnya surat kabar berbahasa melayu yang di dalamnya memuat cerita bersambung
yang ditulis dengan bahasa sehari-hari yang mudah difahami sehingga banyak dibaca
banyak orang sesuai dengan orientasi sastra populer memenuhi kebutuhan dan
keinginan pembaca.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa sastra populer
adalah sastra diterima oleh masyarakat banyak yang kemudian dikonsumsi banyak
masyarakat yang dilihat dari jumlah penjualannya yang umumnya bersifat artificial atau
sementara.
b. Jenis-jenis Puisi
1. Puisi Naratif
Dalam puisi naratif mengungkapkan suatu cerita atau penjelasan penyair.
Puisi ini terbagi menjadi dua macam, yakni balada dan romansa. Balada
adalah puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa ataupun tokoh
pujaan. Contohnya Balada Orang-orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie
karya WS Rendra. Sedangkan romansa adalah jenis puisi cerita yang
memakai bahasa romantik yang berisi kisah percintaan, yang diselingi
perkelahian dan petualangan.
2. Puisi Lirik
Pada jenis puisi lirik terbagi ke dalam beberapa macam, yakni elegi,
serenada dan ode. Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan
duka. Contohnya Elegi Jakarta karya Asrul Sani yang mengungkapkan
perasaan duka penyair di Kota Jakar. Sedangkan serenada merupakan
sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Kata "serenada" sendiri
5
bermakna nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja. Sementara
itu, ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang umumnya
tokoh yang dikagumi, sesuatu hal, atau sesuatu keadaan. Contohnya
seperti Diponegoro karya Chairil Anwar dan Ode buat Proklamator karya
Leon Agusta.
3. Puisi Deskriptif
Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap
keadaan/peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik
perhatian. Puisi yang termasuk kedalam jenis puisi deskriptif, misalnya
satire dan puisi yang bersifat kritik sosial. Satire adalah puisi yang
mengungkapkan perasaan ketidakpuasan penyair terhadap suatu
keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan
sebaliknya. Sedangkan puisi kritik sosial adalah puisi yang juga
menyatakan ketidakpuasan penyair terhadap keadaan atau terhadap diri
seseorang, namun dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidak
beresan keadaan atau orang tersebut. Kesan penyairan ini juga dapat kita
hayati dalam puisi-puisi impresionistik yang mengungkapkan kesan
penyair terhadap suatu hal.
c. Contoh karya sastra puisi
“Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono, “Malam Kebumen”
karya Sitor Situmorang, “Sajak Matahari karya W.S. Rendra, dan lain
sebagainya.
2. Prosa
Prosa adalah tulisan atau karya sastra berbentuk cerita yang disampaikan
menggunakan narasi. Bentuk tulisan prosa berupa tulisan bebas dan tidak
terikat dengan berbagai aturan dalam menulis, seperti rima, diksi, irama, dan
lain sebagainya.
Prosa merupakan karya sastra yang disusun menjadi bentuk cerita atau narasi.
Kata prosa berasal dari bahasa latin “prosa” yang berarti terus terang. Karena
itu, jenis tulisan ini biasanya terpakai untuk mendeskripsikan suatu fakta atau
ide. Bahasa dalam prosa pun merupakan bahasa sehari-hari. Melansir buku
”Apa Itu Sastra?” (Jenis-Jenis Karya Sastra dan Bagaimanakah Cara Menulis
dan Mengapresiasi Sastra), prosa dapat dibedakan menjadi prosa non-sastra
dan prosa sastra. Prosa non-sastra merupakan sebuah karya yang berisfat
ilmiah, contohnya laporan penelitian, makalah, atau artikel. Sedangkan prosa
sastra terbagi menjadi 2, yaitu prosa fiksi dan nonfiksi. Dongeng, cerita
pendek dan novel tergolong dalam prosa fiksi. Sedangkan yang termasuk
prosa non fiksi adalah biografi, autobiografi dan esai.
a. Ciri-ciri prosa
Secara umum, prosa punya ciri-ciri sebagai berikut:
• Memiliki alur cerita
• Memiliki tema
• Ada tokoh dan penokohan
• Memiliki sudut pandang
• Memiliki latar dalam penceritaan
• Terdapat perkembangan
• Memiliki amanat
b. Jenis-jenis prosa
7
Prosa secara umum dibagi menjadi lima yaitu eksposisi, deskripsi,
argumentasi, persuasi, dan narasi. Berikut ini deskripsi mengenai jenis-
jenis prosa.
1. Prosa Eksposisi
Prosa eksposisi memaparkan suatu ide sehingga pembaca bisa
mendapatkan pengetahuan, tetapi tidak bertujuan agar pembaca
mengikuti atau menyetujui paparan tersebut. Biasanya pemaparan
disertai dengan bukti-bukti yang diwujudkan dalam bentuk diagram
atau tabel.
2. Prosa Deskripsi
Prosa deskripsi tergolong jenis yang menggambarkan suatu objek
sehingga pembaca seolah-olah melihat sendiri objek tersebut.
3. Prosa Argumentasi
Prosa jenis argumentasi merupakan karangan yang berisi ide atau
gagasan dari penulis dan disajikan lengkap dengan berbagai data
pendukung yang bertujuan untuk memengaruhi pembaca sehingga
pembaca dapat menyatakan persetujuannya terhadap isi prosa
tersebut.
4. Prosa Persuasi
Prosa persuasi merupakan karangan yang disampaikan dengan cara-
cara tertentu. Tujuan dari prosa persuasi biasanya mengajak pembaca
sehingga pembaca bersedia melakukan hal-hal yang dianjurkan oleh
penulis. Selanjutnya, karangan atau karya prosa persuasi digunakan
untuk memengaruhi pembaca atau pendengar untuk berbuat sesuatu.
5. Prosa Narasi
Prosa narasi bersifat fiksi. Secara sederhana, prosa narasi kemudian
dikenal sebagai cerita. Di dalam narasi terdapat peristiwa dan kejadian
di dalam satu urutan kurun waktu. Kejadian yang diceritakan di dalam
narasi tersebut juga terdapat tokoh yang memiliki konflik.Kejadian,
tokoh, dan konflik menjadi ciri utama pembangun prosa narasi.
Selanjutnya, narasi yang bersifat nonfiksi disebut narasi ekspositoris
dan narasi yang bersifat fiksi disebut narasi sugestif.
3. Novel
Novel berasal dari bahasa Italia yaitu novella yang memiliki arti sebuah kisah
atau sepotong cerita. Novel merupakan suatu karya sastra fiksi yang
berbentuk prosa yang mempunyai unsur intrinsic dan ekstrinsik. Pengarang
atau penulis novel disebut dengan novelis.
Biasanya novel mengisahkan tentang kehidupan manusia dan lingkungannya.
Kehidupan manusia tersebut dijelaskan dari waktu muda hingga menjadi tua.
Tak lupa pula, novel juga menceritakan watak, tabiat dan sifat dari pelaku. Isi
11
novel memiliki cerita yang lebih panjang dan kompleks. Perbedaannya
dengan cerpen, novel dapat terdiri dari puluhan hingga ratusan halaman.
a. Unsur-unsur Novel
Unsur yang terdapat pada novel terbagi atas unsure intrinsic dan ektrinsik.
Unsure intrinsic yaitu unsure yang membangun novel tersebut dan
langsung berada dalam novel tersebut. Unsure ektrinsik yaitu unsure yang
berada di luar novel tsb dan tidak memiliki hubungan dengan novel
tersebut.
1. Tema
Tema merupakan ide pokok dalam cerita novel. Tema dalam novel
dapat menyangkut segala persoalan dalam kehidupan manusia,
contohnya kasih sayang, keputusasaan, kekuasaan dsb.
2. Penokohan
Penokohan merupakan salah satu cara seorang novelis
menggambarkan dan mengembangkan karakter dalam sebuah cerita.
Dalam menggambarkan karakter tokoh, pengarang dapat
menyebutkan langsung seperti gambaran fisik dan tingkah laku,
lingkungan, cara bicara, jalan pikiran serta melalui penggambaran
oleh tokoh lain.
3. Alur
Alur merupakan suatu rangkaian peristiwa yang membentuk jalannya
cerita. Terbagi atas 2 yaitu, alur maju (progresif) yakni apabila
peristiwa tersebut bergerak secara bertahap berdasarkan urutan
kronologis. Alur mundur (flash back progressif) terjadi karena adanya
peristiwa dahulu yang berkaitan langsung.
4. Gaya Bahasa
Gaya bahasa terdiri atas:
• Personifikasi, yaitu gaya bahasa yang menggambarkan benda-benda
mati dengan memberikan macam sifat manusia.
• Simile (perumpamaan), yaitu gaya bahasa yang menggambarkan
dengan cara mengibaratkan
12
• Hiperbola, yaitu gaya bahasa yang mendeskripsikan sesuatu secara
berlebihan dengan tujuan memberikan efek berlebihan pada suatu
cerita
5. Latar/setting
Latar (setting) merupakan tempat, waktu, dan suasana pada cerita
dalam novel yang dialami oleh tokoh. Misalnya, di tepi hutan, di
sebuah desa, pada suatu waktu, pada zaman dahulu, di kala senja dsb.
6. Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan cara penempatan diri pengarang dan juga
cara pengarang memperlihatkan berbagai macam kejadian dalam
cerita yang dipaparkan.
7. Amanat
Amanat merupakan pesan yang terdapat dalam sebuah novel. Amanat
dalam novel tersimpan rapi, sehingga untuk mendapatkan amanat
tersebut pembaca harus menuntaskan novel yang dibaca.
b. Ciri – Ciri Novel
Sebuah Novel memiliki ciri-ciri tersendiri. Ciri-ciri tersebut terdiri atas:
•Ditulis dengan narasi dan didukung dengan deskripsi untuk
menggambarkan suasana dalam cerita novel tsb
• Memiliki alur yang kompleks
• Jumlah kata melebihi dari 10.000 kata
• Umumnya jumlah halaman novel minimal 100 halaman
• Waktu yang dibutuhkan untuk membaca 1 novel yaitu sekitar 2 jam
• Memiliki skala yang luas
• Bersifat realistis, ini dikarenakan novelis lebih tahu situasi yang ada di
Novel
• Tokoh dan karakter dalam novel lebih banyak
• Tema pada novel tidak hanya satu dan dapat muncul tema sampingan
c. Jenis-Jenis Novel
1. Berdasarkan kejadian nyata atau tidak nyata
• Novel Fiksi merupakan jenis novel yang tidak nyata atau tidak ada
kejadian di dunia. Novel ini merupakan karya fiktif dari seorang
pengarang. Contohnya Harry Potter, The Hobbit dsb.
13
• Novel non Fiksi yaitu jenis novel dari kisah nyata dan dapat
dibuktikan secara ilmiah. Contoh Laskar Pelangi
2. Berdasarkan Genre Cerita
• Novel Romantis, yaitu jenis novel yang menggambarkan kasih
sayang dan cinta antar manusia. Contoh Ketika Cinta Bertasbih,
Harlequin dll.
• Novel Horor/menyeramkan, jenis novel yang menceritakan kisah
menakutkan. Contoh Bangku Kosong
• Novel Misteri, jenis novel yang menceritakan kisah misteri dan
detektif. Contoh Novel Agatha Christie dan Sherlock Holmes
• Novel Komedi, jenis novel yang menceritakan seputar komedi dan
hal hal yang berbau komedi. Contoh Marmut Merah Jambu, Kambing
Jantan.
• Novel Inspiratif, jenis novel yang berisi kisah inspiratif. Contoh
Negeri 5 Menara.
3. Berdasarkan isi dan tokoh
• Novel Teenlit, novel yang berisi tentang kisah cinta remaja. Contoh
Dealova
• Novel Chicklit, jenis novel yang menceritakan kisah seorang
perempuan muda dengan berbagai permasalahannya. Contoh Miss
Jutek
• Novel Songlit, jenis novel yang dikarang berdasarkan cerita dari
sebuah lagu
• Novel Dewasa, jenis novel yang bercerita tentang cerita orang
dewasa. Contoh Saman dan Larung.
d. Contoh novel
“Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer, “Laskar Pelangi” karya
Andrea hirata, “5 CM” karya Donny Dhirgantoro, dan lain sebagainya.
4. Cerpen
Cerita pendek atau cerita pendek yang sering disingkat sebagai prosa fiksi
naratif. Cerita pendek cenderung padat dan ke titik lain karya fiksi lagi, seperti
novel (dalam pengertian modern) dan novel. Karena pendek, cerita pendek
15
mengandalkan teknik sastra seperti sukses karakter, plot, tema, bahasa dan
wawasan yang lebih besar dari fiksi lagi.
Cerita bisa dalam berbagai jenis. Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah
situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba di tempat tujuan,
dengan tradisi paralel cerita lisan. Dengan munculnya novel yang realistis,
cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh
dalam cerita-cerita karya ETA Hoffmann dan Anton Chekhov.
a. Unsur Intrinsik Cerpen
Upaya memahami karya sastra dapat dilakukan dengan menganalisis
unsur-unsur dalam (intrinsik). Unsur-unsur dalam sebuah karya sastra
memiliki keterkaitan satu dengan lainnya.
Berikut ini unsur-unsur intrinsik yang ada dalam karya sastra :
1. Tema
Tema menyangkut ide cerita. Tema menyangkut keseluruhan isi cerita
yang tersirat dalam cerpen.
Tema dalam cerpen dapat mengangkat masalah persahabatan, cinta
kasih, permusuhan, dan lain-lain. Hal yang pokok adalah tema
berhubungan dengan sikap dan pengamatan pengarang terhadap
kehidupan. Pengarang menyatakan idenya dalam unsur keseluruhan
cerita.
4. Latar (setting)
Latar (setting) merupakan salah satu bagian cerpen yang dianggap
penting sebagai penggerak cerita. Setting mempengaruhi unsur lain,
semisal tema atau penokohan. Setting tidak hanya menyangkut lokasi
di mana para pelaku cerita terlibat dalam sebuah kejadian.
Adapun penggolongan setting dapat dikelompokan dalam setting
tempat, setting waktu, dan setting sosial.
6. Gaya
Gaya menyangku cara khas pengarang dalam mengungkapkan
ekspresi berceritanya dalam cerpen yang ia tulis. Gaya tersebut
menyangkut bagaimna seorang pengarang memilih tema, persoalan,
dan menceritakannya dalam sebuah cerpen.
7. Amanat
Amanat adalah bagian akhir yang merupakan pesan dari cerita yang
dibaca. Dalam hal ini, pengarang “menitipkan” nilai-nilai kehidupan
17
yang dapat diambil dari cerpen yang dibaca. Amanat menyangkut
bagaimana sang pembaca memahami dan meresapi cerpen yang di
baca. Setiap pembaca akan merasakan nilai-nilai yang berada dari
cerpen yang dibacanya.
b. Unsur Ekstrinsik Cerpen
Unsur ekstrinsik cerpen merupakan sebuah unsur yang membentuk cerpen
dari luar, berbeda dengan unsur intrinsik cerpen yang membentuk cerpen
dari dalam. Unsur ekstrinsik cerpen tidak terlepas dari keadaan
masyarakat saat dimana cerpen tersebut dibuat oleh pengarang. Unsur ini
sangat memiliki banyak sekali pengaruh terhadap penyajian amanat
ataupun latar belakang dari cerpen tersebut. Berikut unsur ekstrinsik
cerpen.
d. Struktur Cerpen
1. Abstrak
Abstrak merupakan ringkasan atau inti dari cerita pendek yang akan
dikembangkan menjadi sebuah rangkaian-rangkaian peristiwa atau
bisa juga sebagai gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat
opsional atau dalam artian bahwa setiap cerpen boleh tidak terdapat
struktur abstrak tersebut.
2. Orientasi
Orientasi berkaitan dengan waktu, suasana, dan tempat yang berkaitan
dengan jalan cerita dari cerpen tersebut.
3. Komplikasi
Komplikasi berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara
sebab dan akibat. Pada komplikasi, biasanya mendapatkan karakter
ataupun watak dari berbagai tokoh cerita pendek tersebut, hal ini
karena pada bagian komplikasi kerumitan mulai bermunculan.
4. Evaluasi
19
Evaluasi yaitu struktur konflik yang terjadi dan mengarah pada
klimaks serta sudah mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik
yang terjadi tersebut.
5. Resolusi
Pada bagian resolusi, pengarang mulai mengungkapkan solusi yang
dialami tokoh.
6. Koda
Pada bagian koda, terdapat nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil
dari cerita pendek tersebut oleh pembacanya.
e. Contoh cerpen
“Robohnya Surau Kami” karya A.A. Navis, “Filosofi Kopi” karya Dee
Lestari, dan lain-lain.
Di sebuah desa, hidup seorang kakek tua yang tinggal di surau desa. Sudah
bertahun-tahun dia tinggal di surau itu sebagai penjaga surau. Karena
hidup sebatang kara, dia harus menggantungkan hidupnya dari upah
mengasah pisau.
Biasanya masyarakat yang meminta bantuannya mengasah pisau akan
memberinya sambal, rokok, ataupun sedikit uang. Tidak sedikit juga yang
hanya memberinya ucapan terima kasih dan segaris senyuman. Enam
bulan sekali dia mendapatkan ikan hasil pemunggahan dari kolam ikan
mas yang ada di depan surau, selain itu setahun sekali ia mendapatkan
fitrah Id dari orang-orang yang tinggal disekitarnya.
Dia memiliki keyakinan bahwa materi bukanlah segala-galanya dan dia
berpikir lebih baik ia memikirkan kehidupan nanti di akhirat dari pada
kehidupan sekarang di dunia. Kakek tersebut taat beribadah sampai-
sampai melupakan semua kebutuhan duniawinya.
Suatu hari Ajo Sidi menemui Kakek di surau. Ajo Sidi dikenal sebagai
seorang pembual desa yang sering menceritakan kisah-kisah yang pelaku-
pelaku dalam kisah tersebut adalah orang-orang yang menurutnya
20
mempunyai kesamaan perilaku dengan tokoh yang ada di dalam kisah
karangannya.
Biasanya Ajo Sidi akan menceritakan kisah yang sifatnya menghina orang
yang sedang ia ajak bicara. Namun kelebihan yang dia miliki adalah, dia
merupakan orang yang suka bekerja keras karena hampir sepanjang
waktunya dia habiskan untuk bekerja. Ajo Sidi menceritakan kisah
tentang Haji Saleh, seorang alim yang seumur hidupnya dia habiskan
untuk ibadah namun di akhirat Haji Saleh tetap saja masuk ke neraka.
Dalam cerita karangan Ajo Sidi, Tuhan marah kepada Haji Saleh karena
dia terlalu egois sehingga mengabaikan kebutuhan keluarganya di dunia
karena terlalu sibuk mengejar kehidupan indah di surga nantinya. Kakek
merasa marah dan tersinggung karena cerita Ajo Sidi, tidak hanya itu,
Kakek juga jadi pendiam dan kelihatan murung setelah pertemuannya
dengan Ajo Sidi.
Di Surau yang merupakan tempat tinggalnya itu Kakek hanya duduk dan
termenung memikirkan cerita yang beberapa hari lalu didengarnya itu.
Entah bagaimana Kakek merasa bersalah dan sangat berdosa, hingga pada
suatu hari Kakek ditemukan telah mati bunuh diri di surau.
Dia menggorok lehernya menggunakan pisau yang sebelumnya dia
tujukan untuk menggorok leher Ajo Sidi demi melampiaskan
kemarahannya. Ketika Ajo Sidi dicari untuk dimintai pertanggung
jawabannya, Ajo Sidi malah tidak ada di rumahnya karena dia sedang
pergi bekerja seperti biasanya. Dia hanya menitipkan pesan pada istrinya
untuk membelikan tujuh lapis kain kafan untuk Kakek.
5. Drama
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama adalah komposisi
syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak
melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan.
Cerita atau kisah terutama yang melibatkan konflik atau emosi yang khusus
untuk pertunjukan teater.
21
Sedangkan, pengertian drama menurut seorang ahli bernama Seni Handayani,
drama adalah komposisi dari dua cabang seni, yaitu sastra dan pertunjukan
yang nantinya akan membagi drama menjadi dua bentuk, yaitu drama teks
tertulis dan drama yang dipentaskan.
a. Ciri-Ciri Drama
1. Seluruh kisah dalam cerita drama disampaikan dalam bentuk
dialog, baik dialog antartokoh maupun dialog tokoh dengan
dirinya sendiri (monolog).
2. Drama harus memiliki tokoh atau karakter yang diperankan oleh
manusia, wayang, atau boneka.
3. Alam drama harus terdapat konflik atau ketegangan yang menjadi
inti dari cerita drama.
4. Urasi waktu pementasan drama dapat berlangsung selama sekitar
tiga jam.
5. Pementasan drama biasanya dilakukan di atas panggung yang
telah dilengkapi beberapa perlengkapan dan peralatan untuk
menghidupkan suasana.
6. Pertunjukan drama selalu dilakukan dihadapan penonton di mana
drama tersebut dilakukan sebagai sarana hiburan
b. Jenis-Jenis Drama
Terdapat beberapa macam drama yang terbagi menurut karakteristik
tertentu, yaitu:
1. Drama berdasar penyajian tokoh
Menurut penyajian lakonnya, drama terbagi menjadi:
1. Tragedi, penuh dengan kesedihan.
2. Komedi, penuh dengan hal-hal yang lucu.
3. Tragekomedi, sebuah perpaduan antara komedi dan tragedi.
4. Melodrama, dialog yang diucapkan diiringi melodi atau musik.
5. Opera, drama yang dialognya dinyanyikan dan diiringi dengan
musik.
6. Farce, menyerupai dagelan, namun tidak sepenuhnya berupa
dagelan.
22
7. Tablo, drama yang mengedepankan unsur gerak di mana para
pemainnya tidak mengucap dialog sama sekali, namun hanya
melakukan gerakan tertentu.
8. Sendratari, yaitu gabungan antara seni drama dengan seni tari.
2. Drama berdasar sarana pentas.
Sedangkan menurut sarana pementasannya, drama dibagi
menjadi:
1. Drama panggung, dimainkan oleh aktor di atas panggung.
2. Drama radio, jenis drama yang tidak dapat dilihat dan tidak
dapat diraba, namun hanya dapat didengarkan.
3. Drama televisi, sama dengan drama panggung hanya saja tidak
dapat diraba langsung.
4. Drama film, memanfaatkan sebuah layar lebar dan dapat pula
dipertontonkan di bioskop.
5. Drama wayang, diiringi dengan sebuah pegelaran wayang.
6. Drama boneka, di mana para tokoh dalam sebuah drama itu
digambarkan melalui penggunaan sarana boneka yang dimainkan
oleh beberapa orang sebagai pemain dalam drama.
3. Drama berdasar ada atau tidak naskah
Berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama, dibedakan menjadi:
1. Drama tradisional, tidak ada naskah.
2. Drama modern, tontonan drama yang menggunakan naskah
c. Struktur Drama
Berikut ini adalah struktur dalam drama:
1. Babak atau episode, yaitu bagian dari naskah drama yang
merangkum peristiwa di suatu tempat dengan urutan waktu
tertentu.
2. Adegan, yaitu bagian dari drama yang menunjukkan terjadinya
perubahan peristiwa, ditandai dengan terjadinya pergantian
setting waktu, tempat, dan tokoh.
3. Dialog, yaitu percakapan yang dilakukan oleh dua atau
beberapa tokoh dalam drama. Dialog merupakan hal utama
yang membedakan drama dengan karya sastra lainnya.
23
4. Prolog, yaitu kata pengantar ketika akan masuk sebuah drama
yang memberikan gambaran umum tentang pertunjukan yang
bakal dipentaskan.
5. Epilog, yaitu bagian akhir dari sebuah drama di mana isinya
menjelaskan kesimpulan, makna, dan pesan dari drama yang
dipentaskan.
d. Unsur-Unsur Drama
Adapun unsur-unsur drama adalah sebagai berikut:
1. Tema, yaitu gagasan utama atau ide pokok yang terdapat
dalam cerita drama.
2. Alur, yaitu jalan cerita dari sebuah drama, mulai babak awal
hingga babak akhir.
3. Tokoh, yaitu karakter dalam drama yang terdiri dari tokoh
utama dan tokoh pembantu.
4. Watak, yaitu tingkah laku para tokoh yang ada dalam drama;
watak baik (protagonis) dan watak jahat (antagonis).
5. Latar, yaitu gambaran mengenai tempat, waktu, dan situasi
yang terjadi dalam drama.
6. Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan pengarang
drama kepada penonton melalui cerita drama.
e. Contoh drama
Cerpen: “Robohnya Surau Kami” karya A.A. Navis, “Filosofi Kopi”
karya Dee Lestari, dan lain-lain.
24
Dia memiliki keyakinan bahwa materi bukanlah segala-galanya dan
dia berpikir lebih baik ia memikirkan kehidupan nanti di akhirat dari
pada kehidupan sekarang di dunia. Kakek tersebut taat beribadah
sampai-sampai melupakan semua kebutuhan duniawinya.
Suatu hari Ajo Sidi menemui Kakek di surau. Ajo Sidi dikenal sebagai
seorang pembual desa yang sering menceritakan kisah-kisah yang
pelaku-pelaku dalam kisah tersebut adalah orang-orang yang
menurutnya mempunyai kesamaan perilaku dengan tokoh yang ada di
dalam kisah karangannya.
Biasanya Ajo Sidi akan menceritakan kisah yang sifatnya menghina
orang yang sedang ia ajak bicara. Namun kelebihan yang dia miliki
adalah, dia merupakan orang yang suka bekerja keras karena hampir
sepanjang waktunya dia habiskan untuk bekerja. Ajo Sidi
menceritakan kisah tentang Haji Saleh, seorang alim yang seumur
hidupnya dia habiskan untuk ibadah namun di akhirat Haji Saleh tetap
saja masuk ke neraka.
Dalam cerita karangan Ajo Sidi, Tuhan marah kepada Haji Saleh
karena dia terlalu egois sehingga mengabaikan kebutuhan
keluarganya di dunia karena terlalu sibuk mengejar kehidupan indah
di surga nantinya. Kakek merasa marah dan tersinggung karena cerita
Ajo Sidi, tidak hanya itu, Kakek juga jadi pendiam dan kelihatan
murung setelah pertemuannya dengan Ajo Sidi.
Di Surau yang merupakan tempat tinggalnya itu Kakek hanya duduk
dan termenung memikirkan cerita yang beberapa hari lalu
didengarnya itu. Entah bagaimana Kakek merasa bersalah dan sangat
berdosa, hingga pada suatu hari Kakek ditemukan telah mati bunuh
diri di surau.
Dia menggorok lehernya menggunakan pisau yang sebelumnya dia
tujukan untuk menggorok leher Ajo Sidi demi melampiaskan
kemarahannya. Ketika Ajo Sidi dicari untuk dimintai pertanggung
jawabannya, Ajo Sidi malah tidak ada di rumahnya karena dia sedang
pergi bekerja seperti biasanya. Dia hanya menitipkan pesan pada
istrinya untuk membelikan tujuh lapis kain kafan untuk Kakek.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sastra populer adalah sastra yang populer pada masanya dan banyak
pembacanya, khususnya pembaca di kalangan remaja. Sastra populer tidak
menampilkan permasalahan kehidupan secara intens. Di Indonesia, terdapat
berbagai jenis karya sastra. Mulai dari fiksi dan non fiksi. Karya sastra fiksi terdiri
dari prosa, puisi dan drama. Sedangkan yang termasuk dalam non fiksi adalah
biografi, autobiografi, esai, dan kritik sastra. Bentuk keragaman lainnya dapat
dilihat dari berbagai genre, gaya ekspresi, karakter, mitologi, hingga berbagai
macam topik, seperti budaya, sosial, politik, dan etnis. Menurut Adjar.id, ada 5
jenis karya sastra yang populer dan sering kita temui di Indonesia; puisi, prosa,
novel, cerita pendek (cerpen), dan drama.
3.2 Saran
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak menuai persoalan. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya
konstruktif akan kami jadikan cambuk untuk lebih mengasah intelektualitas kami,
apabila ada kesalahan kata atau maksud dalam penjelasan materi kami, mohon
dimaafkan.
26
DAFTAR PUSTAKA
Blogger. (2017, April 15). Sastra Populer. Diambil kembali dari Blogger:
https://cendikiawanku.blogspot.com
Fitri, A. A. (2016, Maret 18). Makalah Cerpen. Diambil kembali dari Blogger:
https;//adiadaul.blogspot.com
Kampus, G. (2022, Februari 5). Jenis Dan Contoh Karya Sastra Populer Di Indonesia. Diambil
kembali dari Go Kampus: https://www.gokampus.com
Nogori, E. (2018, November 11). Tentang Novel. Diambil kembali dari Blogger:
https://erwinmakalah.blogspot.com
Pangesti, R. (2022, Januari 21). Pengertian Puisi, Ciri-Ciri, Dan Jenisnya. Diambil kembali
dari Detik.com: https://www.detik.com
Rajudin, A. A. (2021, Desember 13). Prosa : Penjelasan, Jenis, Ciri-Ciri. dan Contoh. Diambil kembali
dari Media Indonesia: https://m.mediaindonesia.com
Yuda, A. (2021, Maret 17). Pengertian Drama, Jenis, Struktur, Unsur, dan Ciri-Cirinya. Diambil
kembali dari Bola.com: https://www.bola.com
27