Kelompok 3
Mayang Sari Marpaung, Febrian Jumaedi Nainggolan, Amelia Malau, Yesika Siahaan,
Indanian Nainggolan
Universitas Negeri Medan
Fakultas Bahasa Dan Seni
Prodi Sastra Indonesia
Dosen pengampu: Dr. Muharrina Harahap, S.S., M.Hum.
mrpmayangsri@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan berdasarkan arahan dan bertujuan untuk menambah wawasan serta
ilmu pengetahuan pembaca sebagai warga negara Indonesia. Kami melakukan riset dan
menerapkan metode deskriptif dan penelitian untuk menyelesaikan artikel ilmiah ini. Oleh
sebab itu, kami berharap ilmu yang kami sampaikan di dalam artikel ini bisa membantu dan
membuat pembaca dapat mengerti apa saja genre dalam sastra.
ABSTRACK
This research was conducted based on directives and aims to add insight and knowledge of
readers as citizens of Indonesia. We conducted research and applied descriptive and research
methods to complete this scientific article. Therefore, we hope that the knowledge that we
convey in this article can help and make readers understand what genres in literature are.
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Genre dalam sastra bisa disebut sebagai pokok utama dari setiap karya sastra. Karena genre
merupakan jenis, macam-macam, dan warna dari setiap karya sastra. Genre yang
mengategorikan serta yang membedakan jenis-jenis dari tiap karya sastra. Di dalam genre
sastra pula ada sub genre yang membedakan setiap genre sastra.
Tidak semua orang menyukai genre yang sama, pula tidak semua orang menyukai subgenre
yang sama. Misalnya tidak semua orang menyukai daging sapi, dan tidak semua orang
menyukai rendang daging sapi. Oleh sebab itu, para ahli membedakan karya sastra menurut
jenis, ciri, bentuk, dan sifatnya.
2. Pembahasan
2.1Pembahasan
A. Prosa
Prosa merupakan karya sastra yang berbentuk cerita yang ditulis serta disampaikan dalam
bentuk narasi. Penulis biasanya menuangkan apa yang ada dalam pikirannya ke dalam
karakter tokoh dan juga menyematkan beberapa adegan dalam hidupnya ke dalam tulisannya.
Sehingga kita bisa tahu bahwa kisah yang dia tulis terkadang berdasar pada hidupnya sendiri.
Prosa memiliki bentuk yang bebas. Artinya prosa tidak terikat aturan-aturan seperti puisi
yang memiliki bentuk yang teratur. Prosa dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Prosa lama, adalah prosa yang lahir di Indonesia yang belum tercampur oleh budaya
barat.
Ciri-ciri prosa lama:
a) Biasanya berbentuk hikayat, Tambo ataupun dongeng.
b) Anonim.
c) Milik bersama.
d) Bersifat statis.
2. Prosa baru
Ciri-ciri Prosa Baru:
a) Bersifat dinamis.
b) Terpengaruh kesusastraan Barat.
c) Biasanya berbentuk novel.
d) Memiliki identitas penulis.
Sejarah perkembangan prosa
Perkembangan prosa sejak awal abad ke-20, muncul prosa dengan nama roman (kini: novel)
dan cerpen. Novel pada waktu itu sudah jauh lebih maju daripada hikayat. Pada awalnya,
warna kedaerahan masih kuat. Tema prosa yang diusung masih masalah pertentangan kaum
tua-muda (adat) terutama yang berkaitan dengan kawin. Pelan-pelan warna dan sifat dari
prosa itu ditinggalkanProsa periode-1970 kemari berkembang bahasan yang abstrak dan
filosofis. Khotbah di Atas Bukit (Kuntowijoyo), Harimau! Harimau! (Mochtar Lubis), dan
Burung-Burung Manyar (Y.B. Mangunwijaya) adalah contohnya. Pada periode ini
bermunculan novel populer karya pengarang wanita. Termasuk di dalamnya Saman karya
Ayu Utami.
Jenis-jenis puisi
1. Pantun
Jenis-jenis puisi yang pertama adalah pantun. Secara makna pantun adalah jenis puisi lama
yang bersajak a b a b dengan setiap baris terdiri atas empat baris, dua baris sampiran dan dua
baris isi. Sedangkan talibun terdiri dari sampiran dan isi lebih dari empat baris dan selalu
genap, contohnya dua baris sampir dan dua baris isi.
2. Puisi Lama
Puisi lama merupakan jenis mantra merupakan jenis puisi yang dicipatakan dalam
kepercayaan animism, biasanya dibacakan dalam acara ritual kebudayaan serta menggunakan
kata yang dapat menimbulkan efek bunyi magis.
3. Syair
Jenis puisi terdiri dari larik empat bait dan bersajak a a a a serta isinya mengisahkan suatu
hal, dan gurindam merupakan jenis puisi lama yang terdiri atas dua baris, berirama sama,
isinya baris pertama adalah sebab sedangkan baris kedua berisi akibat.
4. Puisi Modern
Istilah puisi modern terdiri dari puisi naratif yang digunakan untuk menyampaikan suatu
cerita, dibedakan menjadi tiga yaitu epic, romansa dan balada. Jenis kedua puisi modern
adalah puisi lirik yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan penyair, jenis terakhir puisi
modern adalah puisi deskriptif, yaitu puisi yang mengemukakan pendapat serta kesan
penyair.
b. Pantun
Pantun adalah puisi lama yang memiliki sajak a-b-a-b dan setiap baris berisi delapan sampai
12 suku kata. Berikut salah satu contoh pantun:
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
c. Gurindam
Puisi lama gurindam memiliki ciri-ciri yaitu terdapat bait yang terdiri dari dua baris serta
bersajak aaaa. Berikut salah satu contoh gurindam:
Contoh 1
Pikir dahulu sebelum berkata
Supaya terelak silang sengketa
d. Syair
Syair adalah puisi lama yang biasanya berisi nasihat atau cerita, syair bersajak aaaa serta
berisi empat baris dalam satu bait. Salah satu contohnya adalah sebagai berikut:
e. Talibun
Talibun merupakan puisi lama yang termasuk dalam jenis pantun serta terdiri dari bilangan
genap pada setiap satu baitnya. Contoh talibun adalah sebagai berikut:
Pergi merantau jauh ke negeri seberang
Janganlah lalai membawa perbekalan berupa makanan
Jika tersesat di perjalanan ingatlah peta yang kau bawa
Serta jangan malu mendatangi orang untuk bertanya
Jika engkau berbuat baik kepada semua orang
Niscaya kebaikan pula yang akan engkau dapatkan
Sudahlah engkau kan dapat pahala
Di dunia pun engkau akan hidup bahagia
f. Puisi Romansa
Romansa merupakan puisi moderen dan berisikan mengenai kisah cinta atau perasaan penyair
tentang cinta, salah satu contoh puisi romansa adalah sebagai berikut:
Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu
Tujuan Puisi
Ada beragam tujuan penulis menciptakan puisi. Namun kebanyakan puisi ditulis untuk
mengekspresikan perasaan dan pemikiran sang penulis kepada publik ataupun dinikmati
sendiri.
– Sebagai media untuk mengkritik kehidupan sosial dan merubahnya.
– Memberikan gambaran kepada pembaca mengenai suatu hal yang disampaikan
penyair.
– Memberikan motivasi kepada pembaca agar mampu mengapresiasikan karya sastra.
C. Drama
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama adalah komposisi syair atau prosa
yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting)
atau dialog yang dipentaskan.
Cerita atau kisah terutama yang melibatkan konflik atau emosi yang khusus untuk
pertunjukan teater.
Sedangkan, pengertian drama menurut seorang ahli bernama Seni Handayani, drama adalah
komposisi dari dua cabang seni, yaitu sastra dan pertunjukan yang nantinya akan membagi
drama menjadi dua bentuk, yaitu drama teks tertulis dan drama yang dipentaskan.
1. Moulton
Moulton berpendapat, drama yaitu suatu kisah hidup yang digambarkan dalam bentuk
gerakan (kehidupan disajikan dalam aksi).
2. Balthazar Vallhagen
Balthazar Vallhagen menerangkan bahwa drama adalah seni yang menggambarkan sifat dan
karakter manusia dengan gerakan.
3. Ferdinand Brunetierre
Ferdinand Brunetierre menegaskan pula bahwa drama harus melahirkan kemauan dengan
aksi atau gerak.
4. Budianta, dkk (2002)
Menurut pendapat dari Budianta, drama yaitu suatu genre sastra yang mana penampilan fisik
secara verbal yang menunjukkan percakapan atau dialog antar tokoh.
5. Tim Matrix Media Literata
Tim Matrix Media Literata juga berpendapat bahwa drama yakni suatu bentuk narasi yang
menggambarkan tentang kehidupan dan alam manusia melalui tingkah laku yang diperankan
(akting).
Sejarah drama
Drama sudah menjadi tontonan sejak zaman dahulu. Nenek moyang kita dulu sudah pernah
memainkan drama sejak ribuan tahun yang lalu. Terdapat sebuah bukti tertulis yang bisa di
pertanggungjawabkan yang mengungkapkan bahwa drama sudah ada pada abad kelima SM.
Hal ini berdasarkan pada temuan naskah drama kuno di Yunani. Penulisnya Aeschylus yang
hidup antara tahun 525-456 SM. Isi ceritanya berupa persembahan kepada dewa-dewa.
Di Indonesia, sejarah lahirnya drama juga tidak jauh berbeda dengan kelahiran drama di
Yunani. Drama di Indonesia juga diawali dengan upacara keagamaan yang di selenggarakan
pada zaman dahulu oleh para pemuka agama.
Drama sudah menjadi tontonan sejak zaman dahulu. Nenek moyang kita dulu sudah pernah
memainkan drama sejak ribuan tahun yang lalu. Terdapat sebuah bukti tertulis yang bisa di
pertanggungjawabkan yang mengungkapkan bahwa drama sudah ada pada abad kelima SM.
Hal ini berdasarkan pada temuan naskah drama kuno di Yunani. Penulisnya Aeschylus yang
hidup antara tahun 525-456 SM. Isi ceritanya berupa persembahan kepada dewa-dewa.
Di Indonesia, sejarah lahirnya drama juga tidak jauh berbeda dengan kelahiran drama di
Yunani. Drama di Indonesia juga diawali dengan upacara keagamaan yang di selenggarakan
pada zaman dahulu oleh para pemuka agama.Jenis-Jenis Drama
Jenis-Jenis Drama
Terdapat beberapa macam drama yang terbagi menurut karakteristik tertentu, yaitu:
a. Drama berdasar penyajian tokoh
Menurut penyajian lakonnya, drama terbagi menjadi:
1. Tragedi, penuh dengan kesedihan.
2. Komedi, penuh dengan hal-hal yang lucu.
3. Tragekomedi, sebuah perpaduan antara komedi dan tragedi.
4. Melodrama, dialog yang diucapkan diiringi melodi atau musik.
5. Opera, drama yang dialognya dinyanyikan dan diiringi dengan musik.
6. Farce, menyerupai dagelan, namun tidak sepenuhnya berupa dagelan.
7. Tablo, drama yang mengedepankan unsur gerak di mana para pemainnya tidak
mengucap dialog sama sekali, namun hanya melakukan gerakan tertentu.
8. Sendratari, yaitu gabungan antara seni drama dengan seni tari.
3. Penutup
3.1 Simpulan
Dari pembahasan ini, dapat disimpulkan karya sastra bukanlah pendidikan yang sepele.
Meski memiliki tiga genre, karya sastra masih memiliki beberapa sub genre yang
membuatnya bercabang-cabang. Meski begitu, hal tersebut membuat karya sastra menjadi
lebih menarik dan dapat menjadi topik serta kajian yang bisa menambah ilmu setiap orang.
Para ahli sastra serta peneliti sastra mengkaji karya sastra mulai dari dasar hingga karya sastra
menjadi lebih besar hingga sekarang. Hal-hal yang mencakup sastra menjadi lebih diminati
dengan mengertinya orang-orang tentang sastra.
Ada beberapa orang yang menyukai puisi, sebagiannya lagi menyukai drama, sedangkan
sisanya begitu menyukai prosa. Hal ini membuktikan bahwa setiap genre memiliki hal
menarik pada masing-masing genre.
https://penerbitdeepublish.com/apa-itu-prosa/amp/
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2021/07/drama-adalah.html
https://m.brilio.net/amp/wow/7-contoh-teks-drama-tentang-persahabatan-singkat-dan-mudah-
dipelajari-220208w.html
https://serupa.id/pengertian-puisi-menurut-para-ahli/
https://www.bola.com/ragam/read/4507303/pengertian-drama-jenis-struktur-unsur-dan-ciri-
cirinya
https://penerbitbukudeepublish.com/materi/puisi/
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5908472/pengertian-puisi-ciri-ciri-dan-jenisnya