20019/2020
Dosen Pengampu :
2019/2020
PERSEMBAHAN
Segala puji syukur atas Allah SWT. yang yang telah memberi rahmat pada
penulis, sehingga penulis dapat menyusun makalah penelitian ini dari hasil penelitian
dan pengamatan yang telah penulis lakukan dengan meneliti legenda dan mitos
gunung pegat babat lamongan Indonesia. Dengan ini saya persembahkan penelitian
ini untuk;
1. Allah SWT yang senantiasa mengiringi penulis mengabulkan doa dalam setiap hal.
2. Ibu, Bapak dan kakakku tercinta yang tak pernah lelah memberikan do’a serta
dukungan kepada penulis untuk menjadi orang yang sukses dan yang terbaik.
3. Bapak dan Ibu Dosen yang telah sabar membimbing dan mendidik penulis dengan
penuh kesabaran dan kasih sayang.
4. Ibu icha fadhilasari, M. Pd yang selalu membimbing penulis dalam mengerjakan karya
tulis ini.
5. Teman-teman satu angkatan yang selalu memberi semangat dan dukungan bagi
penulis dan saling membantu dalam setiap hal apapun.
KATA PENGANTAR
Sholawat beriring salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang
telah menunjukkan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah dengan agama
yang beliau bawah yakni agama Islam.
Dengan ridho Allah Azza wa jalla akhirnya karya tulis ilmiah yang disusun untuk
memenuhi tugas akhir mata kuliah bahasa indonesia ini dapat penulis selesaikan
dengan baik.
Penulis berharap dengan adanya makalah penelitian yang telah disusun oleh
penulis ini dapat memberikan informasi dan wawasan bagi seluruh pembaca, serta
penulis memohon maaf apabila dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini terdapat
banyak kesalahan.
Penulis
ABSTRAK
Folklor adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif yang tersebar dan diwariskan
turun temurun. Folklor juga tersebar di antara kolektif macam apa saja, secara
tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang
disertai dengan gerak isyarat atau alat bantu pengingat (Danandja, 1997: 2)
Yang dibagi menjadi tiga yaitu folklor lisan, setengah lisan, dan bukan lisan.
Adapun bagian dari folklor lisan yaitu cerita rakyat yang berbentuk legenda, mite,
dongeng.
Legenda gunung pegat yang menghasilkan adanya mitos gunung pegat,
menyatakan bahwa larangan bagi pengantin baru untuk tidak melintasi kawasan
gunung pegat karena akan menimbulkan dampak bagi si pengantin baru, yaitu
putusnya hubungan pernikahan mereka yang artinya umur dari pernikahan mereka
tidak akan lama. Hal tersebut sangat dipercayai oleh masyarakat daerah kawasan
gunung pegat.
Banyak yang mengatakan bahwa mitos tersebut muncul karena kutukan yang di
lontarkan oleh para pekerja rodi yang menjadi buruh para kolonel belanda yang terlalu
lelah dan marah karena banyaknya perintah dari kolenel belanda tersebut.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
HALAMAN PERSEMBAHAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
ABSTRAK............................................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................iv
2.1 Folklor....................................................................................................3
2.2.1 legenda..........................................................................................6
2.2.1 Mitos..............................................................................................7
3.2.1 Populasi.......................................................................................10
3.2.2 Sampel.........................................................................................10
3.3.1 Wawancara.................................................................................10
3.3.2 Dokumentasi...............................................................................10
3.4.1 Editing.........................................................................................11
3.4.2 Klarifikasi....................................................................................11
3.4.3 Analiting......................................................................................11
DAFTAR PUTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Folklor
Alan Dundes (dalam Danandjaja, 1997: 1-2) menjelaskan bahwa folk adalah
sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenal fisik, sosial, kebudayaan
sehingga dapat dibedakan dari kelompokkelompok lainnya. Maksud dari lore
adalah tradisi folk yang berarti sebagian kebudayaan yang diwariskan secara
turun-temurun secara lisan atau melalui suatu contoh yang disertai dengan gerak
isyarat atau alat pembantu pengingat (mnemonic device).
Dapat kita tarik kesimpulan dari beberapa pendapat tersebut bahwa folklor
adalah bagian dari suatu kebudayaan yang tersebar luas di masyarakat, yang di
adatkan secara turun temurun dalam bentuk perbuatan dalam kolektif apa saja,
secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun
contoh lain yang disertai gerak bentuk isyarat atau alat bantu pengingat,
mencangkup satu bidang yang cukup luas, seperti cerita, ungkapan, pribahasa,
nyanyian, tarian, adat, undang-undang dan lainya, serta di gunakan sebagai alat
atau sarana untuk memahami prilaku masyarakat yang menciptakannya atau yang
masih menerapkannya.
Menurut Jan Harold Brunvand, seorang ahli folklor dari Amerika Serikat
(dalam Danandjaja, 1986:21) folklor dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok
besar berdasarkan tipenya yaitu folklor lisan, sebagian lisan, dan bukan lisan.
1) fungsi folklor sebagai sistem proyeksi, yakni sebagai alat pencermin angan-
angan suatu kolektif.
2) fungsi folklor sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-
lembaga kebudayaan.
3) fungsi folklor sebagai alat pendidik anak.
4) fungsi folklor sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma
masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya.
2.3.1 Legenda
Legenda adalah suatu cerita yang mempunyai ciri-ciri mirip dengan mite,
yaitu dianggap pernah benar-benar terjadi, namun tidak dianggap suci. Berbeda
dengan mite, legenda ditokohi manusia, walaupun ada kalanya mempunyai
sifat-sifat yang luar biasa, dan seringkali juga dibantu makhluk-makhluk ajaib.
Tempat terjadinya adalah di dunia seperti yang kita kenal kini, karena waktu
terjadinya belum terlalu lampau.
Legenda adalah cerita rakyat yang dianggap oleh sang pemilik cerita
sebagai suatu kejadian yang sungguh-sungguh pernah terjadi. Legenda berbeda
dengan mite. Legenda bersifat sekuler (keduniawian), terjadi pada masa lalu
yang belum lampau dan bertempat di dunia yang dikenal sekarang (Danandjaja,
1997: 66).
Berdasarkan uraian di atas dapat kita ketahui bahwa legenda adalah cerita
rakyat yang dianggap oleh sang pemilik cerita sebagai suatu kejadian yang
sungguh-sungguh pernah terjadi, bersifat semihistoris dan migratoris.
2.3.2 Mitos
Mitos adalah suatu cerita yang benar-benar menjadi milik mereka yang
paling berharga, karena merupakan suatu yang suci, bermakna dan menjadi
contoh model bagi tindakan manusia. Mitos bukan hanya merupakan pemikiran
intelektual dan bukan hasil logika, tetapi terlebih dulu merupakan orientasi
spiritual dan mental yang berhubungan dengan illahi (Susanto 1987: 91).
Mitos yang dipercayai oleh masyarakat pendukung cerita rakyat ada dua
macam yaitu mitos pembebasan dan pengukuhan. Mitos pembebasan adalah
mitos pendobrak, yang dapat diterobos oleh masyarakat yang sifatnya bebas.
Dan mitos pengukuhan adalah mitos yang masih dipercaya masyarakat dan
sampai sekarang diyakini dan dilestarikan keberadaannya serta dikukuhkan oleh
pendukungnya (Dananjaya 1984:51)
Fungsi mitos menyadarkan manusia bahwa ada kekuatan -kekuatan gaib itu
tetapi membantu manusia agar dapat menghayati sebagai suatu yang
mempengaruhi dan menguasai alam dan kehidupan kolektifnya. Fungsi mitos
memberi jaminan masa kini, dalam pementasan kembali atau menghadirkan
kembali suatu peristiwa yang dahulu pernah terjadi masih terpelihara. Mitos
dapat memberikan gambaran pada manusia bahwa para dewa menciptakan
manusia dan memberikan bermacam-macam pelajaran tentang tingkah laku
sosial dan tentang pekerjaan-pekerjaan yang mudah. Sehingga mitos yang
terkandung dalam cerita rakyat mampu memberikan jaminan pada manusia
untuk masa sekarang.
Berdasarkan uraian di atas maka mitos memiliki kekuatan gaib dan dapat
memberikan jaminan pada masa kini serta memberikan pengetahuan tentang
dunia. Dari mitos tersebut terkandung memberikan dorongan dan motivasi
kepada masyarakat untuk selalu berusaha dalam menjaga alam supaya tempat
tersebut tetap memiliki nilai-nilai religius yang tinggi serta tetap terpelihara.
METODE PENELITIHAN
3.2.1 Populasi
3.2.2 Sampel
3.3.1 Wawancara
3.3.2 Dokumentasi
3.4.1 Editing
Editing merupakan tahap awal dalam analisa data kualitatif. Dalam tahap
ini dilakukan pemilihan data sesuai fokus penelitian agar data mudah dibaca
dan dipahami.
Pada tahap ini penulis memeriksa kembali data yang telah diperoleh serta
mengelompokannya berdasarkan jenisnya masing-masing.