Anda di halaman 1dari 10

Analisis Pergeseran Makna dalam Kitab Terjemahan “Uqudul ‘Ujain Fii Bayani

Huququ Az-Zaujain” Karya Imam Nawawi Al-Bantani: Teori Catford

Makalah Penelitian Untuk Memenuhi Tugas Akhir Matakuliah Nadzariyah Tarjamah

Dosen Pengampu:

Moh. Zawawi, M.Pd

Disusun Oleh:

Husnul Khotimah (17310004)

Tsania Khoirotul Bariyyah (17310117)

Alda Faridatur Rohmah (17310168)

Firda Rohmatul Maulidiyah (17310187)

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Terjemahan adalah istilah umum yang mengaju pada hasil proses pengalihan (transfer)
buah pikiran dan ide dari suatu bahasa (bahasa sumber) ke dalam bahasa yang lain (bahasa
sasaran), baik dalam bentuk lisan maupun tulisan; baik kedua bahasa tersebut telah mempunyai
system ortografi yang telah baku ataupun belum, baik salah satu atau keduanya didasarkan
pada isyarat-isyarat sebagaimana bahasa isyarat orang tuli.
Catford (1980: 20) menetapkan bahwa secara terminologys penerjemahan adalah
pergantian teks dalam suatu bahasa (bahasa sumber) dengan teks yang sepadan dalam bahasa
lain (bahasa target). Dari sekian banyak teori klasik yang masih terkenal sampai saat ini adalah
teori milik J.C.Catford yang berjudul A Linguistic Theory of Translations. Teori ini masih
sering digunakan dalam proses penerjemahan sebab sering kali terjadi pergeseran makna
(translations shift).
Meskipun banyak dikritik oleh ilmuwan penerjemahan modern terutama dalam kaitannya
dengan kajian translasi kontemporer, teori yang diperkenalkan Catford masih tetap bertahan
karena memang translationshifts dalam proses penerjemahan tidak bisa dihindari(Al-Zoubi:
2003).
Syeikh Nawawi al-Bantani adalah salah satu ulama besar Nusantara yang banyak berjasa
dalam perkembangan ajaran Islam melalui aktivitas dakwah dan pemikirannya yang mendunia.
Nawawi merupakan salah seorang ulama bermadzab Syafi’i yang sangat masyhur pada abad
ke- 19 M. Berkat kemasyhuran dan karya tulisnya mampu mengantarkan Nawawi menjadi
orang yang sangat berpengaruh dalam dunia Islam. Salah satu karya tulis beliau adalah Uqud
al-lujain fi Bayani Huquq al-Jawazain sebuah kitab fiqih mengenai hak dan kewajiban suami-
istri.
Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis pergeseran makna berdasarkan teori
Catford yang terdapat dalam kitab Uqudul Lujain karangan imam Nawawi al-Bantani. Oleh
karena itu peneliti mengambil judul “Analisis pergeseran makna dalam kitab Terjemahan
“Uqudul Lujain Fii Bayani Huquq Az-Zaujain” karya Imam Nawawi Al-Bantani.
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: “Bagaimanakah pergeseran makna dalam kitab terjemahan Uqudul
Lujain fii Bayani Huququ Az-Zaujain?”

1
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui pergeseran makna yang
terdapat dalam kitab terjemahan Uqudul Lujain fii Bayani Huququ Az-Zaujain”
1.4 Batasan Masalah
1. Teori Terjemah
Larson dalam bukunya menyatakan bahwa terjemah sebagai suatu perubahan bentuk dari
Bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran, di mana makna harus dijaga agar tetap sama. (Larson,
1984: 3).
2. Pendekatan Catford
Terjemahan di sini adalah sebagai pengalihan wacana dalam bahasa sumber dengan
wacana padanannya dalam bahasa sasaran. Maka dari itu, pada pendekatan ini lah dikenal
dengan teori terjemah kata per kata, penerjemhan secara harfiyah, kemudian hingga merubah
makna yang asli secara harfiyah dirubah atau dikembangkan sesuai konteks.

3. Translations Shift

Catford (1965:73) menyatakan bahwa “shifts in translations atau pergeseran dalam


terjemahan adalah perpindahan atau pergeseran korespondensi formal dalam proses
pemindahan teks dari bahasa sumber kepada bahasa sasaran agar terjemahannya bis diterima
dan dapat dipahami.

1.5 Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif, yaitu penelitian dengan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan
angka. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
(Moleong, 1989: 3).

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan Catford, yang
menyatakan terjemahan sebagai pengalihan wacana dalam bahasa sumber (Bsu) dengan
wacana padanannya dalam bahasa Sasaran. (Catford. 1965: 20). Tujuan pendekatan Catford
yaitu memudahkan penerjemah menerjemahkan suatu teks tertentu, karena dimulai dari kata
demi kata, penerjemahan harfiah, kemudian dikembangkan berdasarkan bahasa sasaran,
misalnya menambahkan kata-kata maupun mengubah strukturnya.

2
2. Data dan Sumber Data
Pada penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah sumber tertulis berupa kitab
terjemahan yang berjudul “Uqudul ‘Ujain Fii Bayani Huququ Az-Zaujain”.
Judul : Kitab Uqudul ‘Ujain Fii Bayani Huququ Az-Zaujain
Pengarang : Muhammad bin Umar bin Ali Nawawi Al-Bantani Al-Jawi
Tebal : 64
Terbit : 2007
Genre : Pendidikan, serius

3. Teknik Pengumpulan Data


Sumber tertulis dapat dibagi atas buku, majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen
pribadi, dan dokumen resmi. Sumber-sumber tersebut terkadang dapat ditemukan di
perpustakaan. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah Library Research atau
teknik pustaka. Langkah pertama yang digunakan pada penelitian ini dua yaitu membaca dan
mencatat. Teknik membaca kitab yang akan dianalisis dan teknik mencatat setelah selesai
membaca, peneliti mencatat hal-hal yang penting yang berkaitan dengan konflik batin.
Kegiatan mencatat merupakan tindak lanjut, dan buang.
4. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data yaitu peneliti
membaca dan mencatat mengenai kosa kata yang terdapat dalam kitab Uqudul ‘Ujain Fii
Bayani Huququ Az-Zaujain.

3
BAB II

KAJIAN TEORI
2.1 Teori Catford
Catford mengatakan bahwa dalam proses penerjemahan ada kemungkinan 2 hal yang
terjadi saat pergeseran makna:
1. Level Shifts
Catford menyatakan bahwa lefel shifts yang terjadi ketika suatu ekspresi dalam bahasa
sumber memiliki padanan dalam bahasa sasaran pada level yang berbeda (1963:5). Level shifts
yang dimaksud disini adalah tatanan gramatika suatu bahasa terkadang berbeda dengan bahasa
lainnya sehingga harus diterjemahkan menjadi tingkat kata dalam bahasa lain.
2. Category Shifts
Category Shifts terjadi ketika terdapat perubahan atau pergeseran terjemahan dari
korespondensional formal, dari bentuk yang setara antara bahasa sumber dan bahasa sasaran.
Dalam hal ini tidak ada pergeseran apapun sebab baik dalam bahasa sumber maupu bahas
sasaran memiliki korespondensi formal .
Namun untuk mengetahui kesepadanan antara bahasa sumber dan bahasa sasaran maka
ada pergeseran yang lebih spesifik lagi yaitu:
1. Structure Shift
Structure shifts adalah perubahan susunan gramatika atau urutan dalam kalimat.
Pergeseran ini ada yang bersifat wajib karena tuntutan bahasa dan juga bisa bersifat manasuka
yaitu memang style dari penulis. Contohnya penggunaan kata pabrik mainan yang dalam
bahasa Inggris memiliki kosakata toy factory.
2. Class Shift
Class shifs adalah pergeseran pada kelas karena kelaziman ekspresi pada bahasa sasaran
atau karena adanya makna idiomatis dari bahasa sumber. Contoh: For good yang memiliki
kelas kata sifat bila diterjemahkan ke bahasa indonesia menjadi kata keterangan waktu yang
bermakna selamanya.
3. Unit Shift
Machali (2000: 20-23) menyatakan bahwa bahasa memiliki pola hierarki yang
mengandung lima satuan bahasa yaitu: 1) Morferm, 2) kata, 3) frasa, 4) klausa, dan 5) kalimat.
Selanjutnya tataran yang lebih tinggi berikutnya adalah 6) Paragraf dan 7) Teks. Bila
pergeseran bahasa tersebut turun dari satuan yang tinggi ke satuan yang rendah maka diseut

4
donward rank shift sedangkan bila satuan bahasa tersebut naik dari yang rendah ke yang lebih
tinggi disebut upward rank shifts.
4. Intra-system Shift
Catford (1965:80) menggunakan istilah ini untuk kasus dimana-mana terjadi Pergeseran
karena dua bahasa yang memiliki tatanan yang berbeda. Sebenarnya antara bahasa sumber dan
bahasa sasaran memiliki korespondensi formal namun dalam penerjemahannya mewajibkan
terjadinya pergeseran sebab kelaziman berekspresi korespondensi itu jadi tidak berterima.

BAB III
5
PEMAPARAN DAN ANALISIS DATA

Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa Translation Shifts tidak bisa dihindari
dalam proses penerjemahan, oleh sebab itu dalam terjemahan kitab ini terdapat beberapa teori
Cartford yang digunakan sebagai berikut:
1. Structure Shift
Structure shift ini terlihat dalam kata:
‫الفصل االول ف بيان حقوق الزوجة عىل الزوج وه حسن ر‬
BSu: ‫العشة‬ ‫ي‬ ‫ي‬
BSa: Bab pertama menjelaskan haknya istri terhadap suami adalah pergaulan yang baik (berlaku adil)
‫ حسن ر‬terjadi translation shift dimana memiliki susunan atribut-inti . Lafadz khusnul
Pada kalimat ‫العشة‬
‫ ر‬adalah inti pembahasan. Dalam penerjemahan strukturnya
adalah atribut sedangkan ‫عشة‬
berubah menjadi inti-atribut yang memiliki makna pergaulan yang baik sebab aturan
gramatikal yang berbeda antara bahasa Arab dan bahasa Indonesia.
BSa: ‫يصىل‬
‫ي‬ ‫فوجده قائما‬
BSu: Dia (Iblis) menjumpai Ayyub dalam keadaan sholat.
Yang asal maknanya maka iblis menemukan Ayyub dalam keadaan berdiri sholat. Lafadz ‫قائما‬
tarkibnya menjadi hal sehingga keadaan Ayyub ketika dijumpai oleh Iblis adalah berdiri,
kemudian juga ada fiil yang menjelaskan sebab berdirinya Ayyub adalah sholat. Namun
penulis menerapkan style sendiri sehingga penerjemahannya menjadi dia menjumpai Ayyub
dalam keadaan sholat.
BSu: ‫ان من اكمل المؤمني ايمانا احسنهم خلقا والطفهم باهله‬
BSa: Sesungguhnya diantara kesempurnaan iman milik orang mukmin adalah mereka yang berlaku
lemah lembut terhadap istrinya.
‫ احسنهم خلقا‬telah di buang karena lafadz tersebut hanyalah taukid dari lafadz ‫ان من اكمل المؤمني ايمانا‬
karena perkataan tersebut sudah cukup di mengerti meskipun tidak ada taukid. ‫ ان‬yang dalam
bahasa Indonesia memiliki makna ‘sesungguhnya’ cukup meyakinkan orang yang membaca
terjemahan.
Bsu: ‫وعاشروهن بالمعروف‬
Bsa: “dan bergaullah dengan mereka (wanita) secara patut”,
yang menjadi titik pembahasan pada ayat ini yaitu kata ‫ بالمعروف‬yang mana makna asalnya
dengan baik, jadi “dan bergaullah dengan mereka (wanita) dengan baik”, namun pada

6
terjemahan ini kata tersebut diartikan patut di mana patut di sini memiliki maksud lagi yaitu
bijaksana.
Bsu: ‫ال تساوي كفّا من تراب‬
asal makna kata ‫ كفّا‬ialah tangan atau telapak tangan, namun tidak mungkin hadis tersebut
diartikan “tidak menyamai harga tangan dari debu”, namun kata tersebut telah mengalami
pergeseran makna sehingga menjadi
Bsa: “tidak menyamai harga secakup tanah”, jadi kata ‫ كفّا‬diterjemahkan menjadi secakup.

2. Intra-system Shift
Intra-system ini di peroleh pada kata:
-‫ ومساكنكم‬،‫ وزكاتكم‬،‫ وصيامكم‬،‫ صالتكم‬dimana sebenarnya memiliki korespondensi formal yang
berarti sholat-sholat, puasa-puasa, zakat-zakat, kemiskinan-kemiskinan, serta yang lain.
Namun dalam hal ini penerjemah hanya mencantumkan bentuk tunggalnya saja sebab dalam
bahasa Indonesia mengulang-ulang bentuk jamak dalam suatu kalimat mengakibatkan
pemborosan kata dan juga sebelumnya telah di sebutkan bahwa Allah akan merahmati para
suami yang mengingatkan istrinya mengenai sholat, puasa dll. Kata para disini sudah
menunjukkan sifat jama’.
- ‫ الرجل الكامل‬pada dasarnya memiliki makna seorang laki-laki namun dalam terjemahan bahasa
indonesia tidak efektif sehingga terjadi pergeseran berupa laki-laki yang sempurna.
-Bsu: ‫ان أتزين إلمرأتي كما تحب‬
Kata ‫ إمراءة‬sebenarnya bermakna perempuan, namun pada terjemahan ini terjadi pergeseran
makna sehingga diartikan sebagai istri.
-Bsu: ‫يهوون بها في النار‬
Bsa: menjungkirkannya di neraka.
Pada mulanya memiliki makna “jatuh ke bawah neraka”, namun pada makna ini kata ‫يهوون‬
diartikan menjadi menjungkirkannya di neraka.
-Bsu: ‫خرق هللا عز وجل‬
Bsa: Allah akan membedah badannya.
terjemahan ini awalnya yaitu “Allah akan mencabik badannya”, karena dirasa makna tersebut
kurang tepat, maka terjadi pergeseran makna pada kata ‫ خرق‬yang berubah arti menjadi
membedah.
ّ ‫ح‬
-Bsu: ‫ط هللا عنه ذنوب سبعين سنة‬
Bsa: melebur dosa selama tujuh puluh tahun.

7
Makna asli dari ‫ ّحط‬adalah meletakkan atau menempatkan, namun untuk memenuhi makna
yang lebih sesuai maka terjadi pergeseran makna sehingga menjadi melebur.

3. Unit Shift
Unit Shift ini diperoleh dari kata:
- ‫ مرحبا‬kata ini mengalami upward rank shift sebab sebenarnya lafadz ini berubah dari kata
namun penerjemahannya menjadi klausa.
- ‫ من هذا‬mengalami downward rank shift sebab lafadz ini adalah klausa namun di dalam
penerjemahannya menjadi kata ‘siapa’.

BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan beberapa pemaparan penelitian di atas menyimpulkan bahwasanya


penelitian ini menggunakan teknik penilitian dengan menggunakan teori Catford. Yang
berisikan tentang adanya perubahan atau pergeseran makna dengan teori menganalisis makna
berdasarkan teori dari catfort, yakni Level Shifts dan Cathegory Shifts yang terdapat dalam

8
kitab Uqudul Lujain karangan imam Nawawi al-Bantani ini dapat ditarik beberapa kesimpulan
bahwasanya Catford mengatakan bahwa dalam proses penerjemahan ini ada kemungkinan 2
hal yang terjadi saat pergeseran makna, yang pertama Level Shifts dan Cathegory Shifts,
Namun untuk mengetahui kesepadanan antara bahasa sumber dan bahasa sasaran maka ada
pergeseran yang lebih spesifik lagi yaitu, Structure Shift, adalah perubahan susunan gramatika
yang bersifat manasuka yaitu memang style dari penulis. Kemudian Class shifts, ini adalah
pergeseran pada kelas karena kelaziman ekspresi pada bahasa sasaran atau karena adanya
makna idiomatis dari bahasa sumber. Kemudian teori Catford yang peneliti gunakan dalam
meneliti kitab Uqudul Lujain karangan imam Nawawi al-Bantani ini menggunakan teori Intra-
system Shift, yakni Pergeseran karena dua bahasa yang memiliki tatanan yang berbeda. Jadi
dalam teknik penelitian terjemahan ini tidak bisa hanya menafsirkan satu makna saja, karna
banyak teori yang dapat digunakan untuk menerjemah, suatu teks tidak hanya memiliki satu
makna saja, sehingga perlu kita lakukan penelitian dengan membandungkan beberapa teori.

DAFTAR PUSTAKA

Meleong, Lexy. 1989. Metode Peneliyian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kitab Uqudul ‘Ujain Fii Bayani Huququ Az-Zaujain Karya Muhammad bin Umar bin Ali
Nawawi Al-Bantani Al-Jawi

Anda mungkin juga menyukai