0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
576 tayangan149 halaman
Skripsi ini membahas analisis sintaktis terhadap beberapa judul berita dalam situs berita Arab Aljazeera.net. Mahasiswi menganalisis unsur-unsur sintaktis yang terkandung dalam judul-judul berita tersebut seperti kata kerja, kata benda, kata sifat, dan hubungan antara unsur-unsur tersebut. Tujuan analisis ini adalah untuk memahami struktur kalimat Arab dalam konteks judul berita media massa.
Deskripsi Asli:
ID: Sebuah analisis sintaktis mengenai judul-judul berita berbahasa Arab dalam situs Aljazeera.net. Ditulis dan diajukan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Humaniora pada program studi Arab, Fakultas ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.
EN: A syntactic analysis on Arabic news titles in the website Aljazeera.net. Written and submitted as a requirement to obtain the title Bachelor of Humanities in the Arabic study program, Faculty of Humanities, University of Indonesia.
Judul Asli
Winona Amanda - Beberapa Judul Berita Dalam Situs Aljazeera.net Berbahasa Arab: Sebuah Analisis Sintaktis
Skripsi ini membahas analisis sintaktis terhadap beberapa judul berita dalam situs berita Arab Aljazeera.net. Mahasiswi menganalisis unsur-unsur sintaktis yang terkandung dalam judul-judul berita tersebut seperti kata kerja, kata benda, kata sifat, dan hubungan antara unsur-unsur tersebut. Tujuan analisis ini adalah untuk memahami struktur kalimat Arab dalam konteks judul berita media massa.
Skripsi ini membahas analisis sintaktis terhadap beberapa judul berita dalam situs berita Arab Aljazeera.net. Mahasiswi menganalisis unsur-unsur sintaktis yang terkandung dalam judul-judul berita tersebut seperti kata kerja, kata benda, kata sifat, dan hubungan antara unsur-unsur tersebut. Tujuan analisis ini adalah untuk memahami struktur kalimat Arab dalam konteks judul berita media massa.
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI ARAB DEPOK JUNI 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
BEBERAPA JUDUL BERITA DALAM SITUS ALJAZEERA.NET BERBAHASA ARAB: SEBUAH ANALISIS SINTAKTIS
SKRIPSI Diajukan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Humaniora
WINONA AMANDA TIARA WIDODO NPM: 1006699032
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI ARAB DEPOK JUNI 2014
i
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI Nama Mahasiswa: Winona Amanda Tiara Widodo NPM : 1006699032 Kekhususan : Linguistik J udul Skripsi : Beberapa J udul Berita dalam Situs Aljazeera.net Berbahasa Arab: Sebuah Analisis Sintaktis Tanggal disetujui: 11 J uli 2014
Pembimbing skripsi
Wiwin Triwinarti, M.A. ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi yang diajukan oleh: Nama : Winona Amanda Tiara Widodo NPM : 1006699032 Program Studi : Arab J udul : Beberapa J udul Berita dalam Situs Aljazeera.net Berbahasa Arab: Sebuah Analisis Sintaktis
ini telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora pada Program Studi Arab Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing: Wiwin Triwinarti, M.A. (.....................................)
Penguji : Abdul Mutaali, Ph.D. (.....................................)
Penguji : Letmiros, M.Hum, M.A. (.....................................)
Ditetapkan di: Program Studi Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia Tanggal: 11 J uli 2014 oleh Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
.................................................. Dr. Adrianus Laurens Gerung Waworuntu, S.S., M.A. 195808071987031003
iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa skripsi ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Indonesia. J ika di kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiarisme, saya akan bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Universitas Indonesia kepada saya.
Jakarta, 11 Juni 2014
Winona Amanda Tiara Widodo iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama: Winona Amanda Tiara Widodo NPM: 1006699032 Tanda tangan:.......................................... Tanggal: 11 Juli 2014 v
Mbah Kakung-ku tercinta, Kol. Laut (Anumerta) Wijono Martodihardjo vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil alamin. Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam kepada nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau hingga akhir zaman. Penulisan skripsi ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Humaniora Program Studi Arab Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Dalam proses pengumpulan data hingga penyusunan skripsi ini saya menghadapi beberapa kesulitan yang disebabkan kurangnya buku referensi yang membahas tentang ilmu kebahasaan media Arab di Indonesia. Tetapi berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, alhamdulillah kesulitan itu dapat dilampaui dengan baik. Oleh karena itu dengan penuh rasa syukur dan hormat saya mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met selaku 2. Rektor Universitas Indonesia. Dr. Adrianus Laurens Gerung Waworuntu, M.A. 3. Ibu Wiwin Triwinarti, M.A. sebagai dosen pembimbing, terima kasih atas bimbingannya, doa serta dukungannya yang sangat mempermudah penyusunan skripsi ini. selaku dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. 4. Dr. Maman Lesmana, S.S., M.Hum. sebagai dosen pembimbing pada saat awal penyusunan skripsi ini sebelum penulis menentukan tema sintaksis sebagai pembahasan dalam skripsi ini. 5. Letmiros, M.Hum., M.A. selaku Ketua Program Studi Arab dan Pembimbing Akademis, terima kasih atas dukungannya selama saya menuntut ilmu di Program Studi Arab Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia dan alhamdulillah saya dapat melalui tahap-tahap semester dengan baik. 6. Ahmad Syafaat, selaku dosen Fakultas Humaniora dan Budaya Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang atas bantuan, dukungan dan saran- vii
sarannya yang sangat menambah pengetahuan saya dalam melengkapi materi skripsi ini. 7. Anan Nurdin, wartawan senior dan penerjemah di Al-J azeera Arabic TV, atas bantuannya, masukannya, izinnya bagi saya untuk mempelajari banyak hal mengenai penulisan judul berita di Aljazeera.net sebagai studi kasus skripsi ini. 8. Setiawati, Spd.I, atas ilmu, bimbingan dan doanya sejak saya bersekolah di Sekolah Dasar hingga saat ini, yang selalu sabar mengajarkan saya ilmu agama Islam dan dasar-dasar bahasa Arab hingga saya tertarik untuk memilih jurusan Arab di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. 9. Moch.Yusuf Wibisono, S.Pd.I., Universitas Islam Madinah, atas dukungan dan bantuannya mencari buku-buku yang tidak saya dapatkan di Indonesia. 10. Ibu Dewi Irawati D. Sudjono, University of Southern California, Chandler, Arizona, USA, atas kemurahan hatinya mengirimkan buku-buku penunjang yang sangat saya butuhkan sebagai referensi dalam skripsi ini. 11. Sifah Fauziah, S.Pd., Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, atas koreksi dan masukannya dalam ilmu penulisan skripsi ini. 12. Kedua orang tua, adik-adik dan seluruh keluarga tercinta, yang selalu mendoakan dan mendukung saya dengan penuh kasih sayang. 13. Dr. Feliza Herison, M.Si. Halla-ku, dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung atas dukungan dan doanya. 14. Sahabat-sahabat dan teman-teman yang telah memberikan bantuan, dukungan material maupun moral dan spiritual. Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu baru bagi masyarakat pada umumnya dan mahasiswa program studi Arab pada khususnya.
Depok, 11 J uni 2014
Penulis viii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Winona Amanda Tiara Widodo NPM : 1006699032 Program studi: Arab Fakultas : Ilmu Pengetahuan Budaya J enis karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
BEBERAPA JUDUL BERITA DALAM SITUS ALJAZEERA.NET BERBAHASA ARAB: SEBUAH ANALISIS SINTAKTIS
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non- Eksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di: Depok Pada tanggal: 11 J uli 2014 Yang menyatakan:
(Winona Amanda Tiara Widodo) ix
TRANSLITERASI ARAB LATIN
Transliterasi yang digunakan dalam penulisan skripsi ini merupakan kombinasi antara Pedoman Transliterasi Arab-Latin, Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri P&K Republik Indonesia Nomor: 158 tahun 1987 dan Nomor 0534b/U/1987 serta Holes tahun 2004 hlm 317. Transliterasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Konsonan = (tidak dilambangkan) = b = t = ts = j = h = kh = d = dz = r = z = s = sy = sh = dh = th = zh = (apostrop) = gh = f = q = k = l = m = n = w = h = y = ?
2. Vokal a. Vokal Pendek, terdiri atas: a = --- contoh: /kataba/ dia menulis i = --- contoh: /alima/ dia mengetahui u = --- contoh: /kabura/ dia dewasa
x
b. Vokal Panjang, terdiri atas: = --- contoh: /kitbun/ buku = --- contoh: /kabrun/ besar = --- contoh: /ulmun/ ilmu pengetahuan
c. Vokal Rangkap (Diftong), terdiri atas: ai = --- contoh: /baitun/ rumah au = --- contoh: /sauratun/ revolusi
d. Tanwin, terdiri atas: an = -- - in = -- - un = -- -
3. Asimilasi Kata Sandang (artikel al-) Al- = - contoh: /al-baitu/ rumah (itu) As-s = contoh: /asy-syamsu/ matahari (itu)
4. Geminasi (tanda tasydd) [] Ditransliterasikan menjadi konsonan rangkap contoh: /ummatun/ umat
xi
DAFTAR SINGKATAN
Adj. : Adjektiva Adv. : Adverbia FAdj : Frasa Adjektival FApositif : Frasa Apositif FKoord : Frasa Koordinatif FNom : Frasa Nominal Fnum : Frasa Numeralia FPrep : Frasa Preposisional FTanfis : Frasa Tanfis KVerb : Klausa Verbal KNom : Klausa Nominal N : Nomina O : Objek P : Predikat S : Subjek xii
DAFTAR LAMBANG
____ : Menunjukkan arti atau terjemahan /_____/ : Mengapit transliterasi (..........) : Menunjukkan keterangan tambahan cetak miring : Menunjukkan bahasa asing xiii Universitas Indonesia ABSTRAK Winona. Program Sarjana Universitas Indonesia Depok, 11 J uni 2014. Beberapa J udul Berita dalam Situs Aljazeera.net Berbahasa Arab: Sebuah Analisis Sintaktis, dengan pembimbing Wiwin Triwinarti, M.A.
Media informasi online adalah salah satu media yang sangat praktis dan dapat dijangkau dengan cepat oleh masyarakat. Tidak seperti media cetak yang membutuhkan waktu lebih panjang dan teknik percetakan terlebih dahulu sebelum sampai ke tangan pembacanya. Melalui media online, dalam waktu 24 jam tanpa henti ditayangkan berita-berita terkini, juga beberapa berita lama yang menarik dan dapat ditayangkan kembali. Media online yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah situs Aljazeera.net yang merupakan situs resmi Al-J azeera Media Network. Dalam proses penulisan sebuah berita online, judul merupakan hal yang sangat penting. Karena judul adalah identitas sebuah berita, yang berarti bahwa judul merupakan cerminan dari isi berita yang disampaikan. Salah satu indikator keberhasilan sebuah berita adalah penulisan judul berita tersebut yang menarik, bermakna, dan mudah dimengerti. Dalam penyajian berita online, berita-berita silih berganti dengan cepat dan terus menerus dalam jangka waktu yang tidak menentu. Kecepatan pergantian berita online inilah yang menuntut pentingnya penulisan judul berita yang tepat dan menarik. Berdasarkan teori sintaksis, judul-judul berita dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan tiga struktur sintaksis dasar judul berita berbahasa Arab yang dikemukakan oleh J anet Watson dalam artikelnya The Syntax of Arabic Headlines and News Summaries, yaitu frasa nominal, klausa nominal non-verba, dan klausa nominal yang subjeknya diikuti verba imperfektif. Setelah dianalisa, ternyata judul-judul berita Aljazeera.net lebih banyak menggunakan bentuk ketiga, yaitu klausa nominal dengan verba imperfektif. xiv Universitas Indonesia ABSTRACT Winona. Undergraduate Program of the University of Indonesia, Depok, J une 11th, 2014. Some News Titles in The Arabic Website Aljazeera.net: A Syntactic Analysis, with academic counselor, Wiwin Triwinarti, M.A.
Online media is one of the most practical types of media that can be reached quickly by society. Unlike printed media that needs longer time and printing first before it reaches its readers. Through online media, in 24 hours non-stop, latest news are posted, as well as several interesting old news to be uploaded again. The online media that will be discussed in this bachelors thesis is Aljazeera.net which is the official website of Al-J azeera Media Network. In the process of writing online news, titles are very important. Because a title is a news identity, which means they are reflections of the content of the news delivered. One thing that indicates a successful news is an attractive, meaningful, and understandable news title. In presentations of online news, they are changed and replaced quickly in an uncertain time. This fast pace of change demands the importance of writing an exact and attractive news title. Based on syntax theories, the news titles in this research are grouped according to three basic syntactic structures of Arabic news titles as presented by J anet Watson in her article The Syntax of Arabic Headlines and News Summaries: noun phrases, verbless nominal clauses, and nominal clauses with an imperfect verb. After analysis, it turns out that news titles in Aljazeera.net are mostly the third structure, nominal clauses with an imperfect verb. xv Universitas Indonesia 0T . , 11 2014 . 0T 0T : , .
. .
. .
. . , . .
" " . , . xvi Universitas Indonesia DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJ UAN SKRIPSI ............................................................. i HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ........................................... iii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJ UAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. viii TRANSLITERASI ............................................................................................... ix DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xi DAFTAR LAMBANG ......................................................................................... xii ABSTRAK ........................................................................................................... xiii DAFTAR ISI ........................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4 1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4 1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 4 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 5 1.6. Metode Penelitian ......................................................................................... 5 1.7. Korpus Data .................................................................................................. 6 1.8. Sistematika Penulisan ................................................................................... 6
BAB III KERANGKA TEORI .......................................................................... 17 3.1. Pengantar ....................................................................................................... 17 3.2. Selayang Pandang Al-J azeera dan Pentingnya J udul .................................... 17 xvii Universitas Indonesia 3.3. Bahasa J urnalistik .......................................................................................... 21 3.3.1. Kalimat Efektif J urnalistik ................................................................. 23 3.3.2. Karakteristik Bahasa J urnalistik ......................................................... 28 3.3.3. Karakteristik J udul Berita .................................................................... 34 3.4.Teori Sintaksis ................................................................................................ 37 3.4.1. Satuan Sintaksis .................................................................................. 38 3.4.2. Fungsi Sintaksis .................................................................................. 55 3.5.Bahasa Arab dalam Media ............................................................................. 61 3.5.1. Kecenderungan Nominalisasi ............................................................. 61 3.5.2. Susunan Kata, Referensi Waktu dan J enis Teks ................................. 63 3.6. Struktur Dasar J udul Berita dalam Bahasa Arab ........................................... 65 3.6.1. Frasa Nominal .................................................................................... 65 3.6.2. Klausa Nominal Non-Verba ............................................................... 66 3.6.3. Klausa Nominal dengan Verba Imperfektif ........................................ 67 3.7. Sintesis .......................................................................................................... 68
BAB IV ANALISIS SINTAKSIS JUDUL-JUDUL BERITA DALAM SITUS ALJAZEERA.NET ............................................................................................ 70 4.1. Pengantar ....................................................................................................... 70 4.2. J udul Berita Aljazeera.net Berdasarkan Struktur dan Analisis Struktur Sintaktis Kalimat ........................................................................................... 70 4.2.1. Frasa Nominal ........................................................................................ 70 a. FNom: FApositif +FKoord +KVerb +FPrep ............................... 70 b. FNom: (Idhafah 1 +FPrep) +Idhafah 2 .......................................... 72 c. FNom: N +N +N +N ..................................................................... 73 d. FNom: Idhafah +FPrep ................................................................... 75 e. FNom: N +FPrep ............................................................................. 81 f. FNom: Idhafah +FNom .................................................................. 83 g. FNom: FKoord +FPrep +FPrep ..................................................... 84 h. FNom: FNom +Idhafah +FPrep ..................................................... 86 i. FNom: FNom +FPrep +FPrep........................................................ 87 4.2.2. Klausa Nominal Non-Verbal ................................................................. 89 a. KNom: S (Idhafah) +P (FPrep) +Adv. Temporal .......................... 89 b. KNom: S (Idhafah) +P (N +FPrep)................................................ 90 c. KNom: S (Idhafah) +P (Adj +FPrep) ............................................ 91 d. KNom: S (FNum) +P (FPrep) +Adv. Temporal ............................ 93 e. KNom: S (FNom) +P (FPrep) ......................................................... 94 f. KNom: S (FNom) +P (FPrep) +Adv. Lokatif ................................ 97 g. KNom: S (N) +P (FPrep) ................................................................ 101 h. KNom: S (Idhafah) +P (FPrep) +O (Idhafah) ............................... 102 4.2.3. Klausa Nominal dengan Verba Imperfektif ........................................... 103 a. KNom: S (FNom) +P (Verba) +Adv. Lokatif ................................ 103 b. KNom: S (Idhafah) +P (Verba) +Adv. Lokatif.............................. 105 c. KNom: S (Idhafah) +P (Verba) +O (FNom) +Adv. Lokatif......... 106 d. KNom: S (Nomina) +P (Verba) +O (Idhafah) +Adv. Lokatif ...... 107 e. KNom: S (Idhafah) +P (FTanfis) .................................................... 108 f. KNom: S (FKoord) +P (Verba) +O (Nomina) +FPrep ................. 109 xviii Universitas Indonesia g. KNom: S (Nomina) +P (Verba) +O (FNom) +Adv. Lokatif ........ 111 h. KNom: S (Nomina) +P (Verba) +O (Idhafah) +FPrep ................. 112 i. KNom: S (Idhafah) +P (Verba) +FPrep ......................................... 113 j. KNom: S (Nomina) +P (Verba) +O (FNom) +FPrep ................... 115 k. KNom: S (Idhafah) +P (Verba) +O (Idhafah) +FPrep ................. 116 l. KNom: S (FNom) +P (Verba) +O (Nomina) ................................. 117 m. KNom: S (FNom) +P (Verba) +O (Nomina) +FPrep ................... 118 n. KNom: S (Nomina) +P (Verba) +O (Idhafah) ............................... 120 o. KNom: S (FNom) +P (Verba) +O (FNom) .................................... 121 p. KNom: S (Nomina) +P (Verba) +O (FPrep +Idhafah) ................. 122
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 124 5.1. Kesimpulan .................................................................................................... 124 5.2. Saran ............................................................................................................... 125 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 127
1
Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pada masa kini, kemajuan teknologi komunikasi visual berkembang sangat pesat. Kebutuhan masyarakat akan berita terkini maupun berita-berita menarik lainnya sebagai sumber pengetahuan telah menjadi kebutuhan utama sehari-hari, baik di dunia Arab maupun belahan dunia lainnya. Dalam memperoleh informasi dengan cara yang cepat dan mudah, media informasi online adalah salah satu media yang sangat praktis dan dapat dijangkau dengan cepat oleh mayarakat. Tidak seperti media cetak yang membutuhkan waktu lebih panjang dan teknik percetakan terlebih dahulu sebelum sampai ke tangan pembacanya. Melalui media online, dalam waktu 24 jam tanpa henti ditayangkan berita-berita terkini, juga beberapa berita lama yang menarik dan dapat ditayangkan kembali. Media online yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah situs Aljazeera.net yang merupakan situs resmi Al-J azeera Media Network. Keberhasilan sebuah situs berita dapat terlihat dari jumlah pembacanya. Semakin banyak pembaca, semakin berhasil situs tersebut dalam menyajikan berita. Salah satu indikator keberhasilan sebuah berita adalah penulisan judul berita tersebut yang menarik, bermakna, dan mudah dimengerti. Dalam situs Aljazeera.net, berita-berita yang disajikan selalu berganti dengan cepat. Berita-berita terkini terus bergulir menempati beberapa rubrik atau kategori berita yang dapat kita pilih. Terdapat juga berita-berita yang menetap lebih dari beberapa jam dalam sehari dan terus bergeser digantikan oleh berita-berita terbaru. Dalam penyajian berita online, berita-berita silih berganti dengan cepat dan terus menerus dalam jangka waktu yang tidak menentu. Kecepatan pergantian berita online inilah yang menuntut pentingnya penulisan judul berita yang bermakna, menarik, dan mudah dimengerti. J ika judul berita dibuat tidak bermakna dan menarik, dikhawatirkan masyarakat akan bosan membaca berita yang terus berganti setiap waktu.
2
Universitas Indonesia
0T /urs jam li mi-ti al-filisthniyyn bi madnati arh/ Nikah Massal Ratusan Warga Palestina di Kota Yerikho
J udul di atas menarik karena mengangkat sebuah peristiwa atau kejadian yang tidak biasa, yakni pernikahan besar yang dihadiri ratusan warga sebuah negara yang sedang dilanda konflik, yaitu Palestina. Berita tersebut dilaporkan oleh Al-J azeera dalam rubrik /munawwit/ atau features. Faktor lain yang membuat judul ini menarik adalah pemakaian kata-katanya yang ringkas, tidak terlalu banyak, dan langsung menukik ke pokok persoalan sehingga pembaca dapat langsung mengerti dan memahami peristiwa yang diberitakan dalam judul tersebut. J udul ini sudah memiliki daya tarik yang kuat sehingga membuat pembaca ingin segera membaca keseluruhan berita yang disajikan. Ini merupakan sebuah bukti bahwa membuat judul berita merupakan bagian yang sangat penting dalam penulisan sebuah berita.
Sebuah judul berita juga dapat dikatakan menarik bukan hanya karena menceritakan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang positif atau membahagiakan seperti contoh judul yang telah disebutkan sebelumnya, tapi juga peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang negatif atau menyedihkan, seperti korban peperangan, kecelakaan, perceraian, wabah penyakit, bencana alam, kerusuhan, perbuatan kriminal, meninggalnya seorang tokoh terkenal atau penting, dan sebagainya. Berikut contohnya dari Aljazeera.net:
2T J udul di atas menarik karena pemakaian kata-kata yang ringkas, tidak bertele- tele, dan langsung menukik pada pokok persoalan, yakni jumlah korban dalam 3
Universitas Indonesia peristiwa tersebut. Berita ini dilaporkan oleh Al-J azeera di rubrik /dawl/ atau berita internasional. Informasi yang disampaikan dalam judul ini adalah tewasnya 36 orang dalam aksi protes atau unjuk rasa menentang pemerintahan presiden Venezuela Nicolas Maduro yang dianggap merugikan rakyat Venezuela. Pemilihan kata-kata yang ringkas dan langsung menukik pada pokok persoalan menjadi faktor yang memudahkan pembaca untuk mengerti dan memahami informasi yang disampaikan tersebut. Kemampuan jurnalis dapat dilihat dari keterampilannya dalam meramu, menyusun, dan meracik berbagai informasi menjadi satu berita yang utuh dan layak untuk dibaca. Menurut Bill Kovach dan Tom Rosenstiel dalam bukunya The Elements of Journalism: What newspeople Should Know and the Public Should Expect, salah satu 0Ttugas utama seorang jurnalis adalah menyampaikan kebenaran.0TP0F 1 P0T Namun selain menyampaikan kebenaran, jurnalis juga dituntut untuk pandai dan terampil dalam merangkai, meracik, serta menyusun informasi-informasi yang diperolehnya menjadi sebuah berita yang menarik dan layak untuk dibaca, termasuk menentukan judul yang tepat untuk berita yang ditulisnya. Karenanya, menulis judul berita merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang jurnalis, dan dibutuhkan keterampilan serta ketelitian dalam meramu kata-kata menjadi sebuah judul berita yang menarik, memikat, dan memukau pembaca. 0T Abdul Chaer dalam bukunya Bahasa Jurnalistik mengatakan bahwa penulisan berita, apa pun jenisnya, merupakan pekerjaan karang-mengarang atau menulis karangan. J adi, kaidah-kaidah dalam karang-mengarang atau menulis karangan ini haruslah diterapkan dalam penulisan berita, di samping rambu-rambu khusus yang berlaku dalam dunia jurnalistik. Rambu-rambu atau kaidah-kaidah itu berkenaan dengan cara penulisan judul berita, teras berita (lead atau intro), tubuh berita (detail), dan bagian penutup0TP1F 2 P0T.
1 Bill Kovach dan Tom Rosenstiel. The Elements of Journalism: What Newspeople Should Know and the Public Should Expect. New York: Three Rivers Press, 2001, hlm. 12 2 Abdul Chaer. Bahasa Jurnalistik. J akarta:Rineka Cipta, 2010, hlm. 20 4
Universitas Indonesia 1.2. Rumusan Masalah Berikut ini salah satu contoh judul berita yang diambil dari Aljzeera.net: Berdasarkan latar belakang yang telah disajikan, maka rumusan masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Apa sajakah kaidah dan syarat-syarat penulisan judul berita yang benar dari segi kebahasaan? 2. Apakah judul-judul berita dalam situs Aljazeera.net sudah memenuhi kaidah dan syarat-syarat penulisan judul berita yang benar? 3. Bagaimanakah struktur kalimat atau tata bahasa yang terdapat dalam judul- judul berita dalam situs Aljazeera.net?
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka disusunlah tujuan penelitian dalam skripsi ini sebagai berikut: 1. Meneliti dan menjelaskan kaidah dan syarat-syarat penulisan judul berita yang benar dan kesesuaian judul-judul berita Aljazeera.net dengan aturan-aturan tersebut. 2. Meneliti dan menjelaskan stuktur kalimat yang terdapat dalam judul-judul berita dalam situs Aljazeera.net.
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif bagi mahasiswa program studi Arab pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Manfaat-manfaat itu adalah sebagai berikut: 1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kaidah atau aturan penulisan berita yang benar dan kesesuaian judul-judul berita Aljazeera.net dengan kaidah atau aturan tersebut. 2. Dapat memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai struktur kalimat dalam judul-judul berita berbahasa Arab, khususnya judul-judul berita dalam situs Aljazeera.net. 3. Dapat menjadi bahan studi atau referensi bagi mahasiswa atau masyarakat yang ingin mempelajari dan meneliti kaidah-kaidah penulisan berita yang benar dan struktur kalimat dalam judul-judul berita berbahasa Arab. 5
Universitas Indonesia 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada judul berita dan bukan isinya. Pada aspek sintaksis hanya mencakup pada struktur kalimat dalam judul berita dan kaidah penulisan judul berita dari segi kebahasaannya. Untuk mendapatkan materi dan sumber penelitian yang tepat dan sesuai dengan topik yang dipilih, penulis telah melakukan beberapa kegiatan penelitian, dengan mencari dan mempelajari beberapa ahli yang dapat memberikan masukan, di antaranya berkunjung ke kantor Al-J azeera Indonesia di Deutsche Bank, J akarta Pusat. J uga menggali materi-materi yang berkaitan dengan penulisan jurnalistik dan ilmu nahwu, mencari buku-buku yang berkaitan dengan topik yang dibahas dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada beberapa narasumber yang lebih ahli dalam ilmu nahwu atau sintaksis.
1.6. Metode Penelitian Penulis menerapkan metode penelitian kualitatif dan kepustakaan. Dalam penelitian kualitatif, penulis tidak memerlukan data-data statistik yang berisi jumlah-jumlah atau persentase. Penulis hanya meneliti struktur kalimat atau tata bahasa dalam objek penelitian, yaitu judul-judul berita dalam situs Aljazeera.net, serta kesesuaian judul-judul tersebut dengan kaidah penulisan berita pada umumnya. Penulis juga menerapkan penelitian atau studi kepustakaan untuk memperoleh informasi yang akurat. Studi kepustakaan dapat diartikan sebagai suatu langkah untuk memperoleh informasi dari penelitian terdahulu yang harus dikerjakan, tanpa mempedulikan apakah sebuah penelitian menggunakan data primer atau data sekunder, apakah penelitian tersebut menggunakan penelitian lapangan, laboratorium atau museum. Dengan kata lain, penelitian kepustakaan tidak memperoleh data dari lapangan atau survey, melainkan dari referensi- referensi yang sudah ada. Penelitian atau studi kepustakaan juga dapat diartikan sebagai segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. 3
3 Noor Aziz. Penelitian Kepustakaan. Makalah Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Sains Al-Quran, Wonosobo, J awa Tengah, 2012. (http://s-ipoel.blogspot.com/2013/06/penelitian-kepustakaan.html)
6
Universitas Indonesia Penulis memperoleh beberapa sumber dari artikel-artikel yang ditulis oleh orang-orang yang kompeten dalam bidang ilmu nahwu atau sintaksis dalam bahasa Arab dan bahasa jurnalistik. Peninjauan langsung ke kantor Al-J azeera di Deutsche Bank, J akarta Pusat juga disertakan dalam penelitian ini. Penulis melakukan komunikasi langsung dengan salah seorang reporter senior dan penerjemah bahasa Arab di Al-J azeera J akarta, sehingga penulis memperoleh akses untuk mengetahui sistem penulisan berita di Al-J azeera Media Network.
1.7. Korpus Data J udul-judul berita yang menjadi sumber pembahasan dalam skripsi ini, penulis mengambilnya dari rubrik /arab/ (dunia Arab), /dawl/ (internasional), /taqrr wa hiwrt/ (laporan dan dialog), /jawwalah ash-shihfah/ (press tour atau kunjungan pers), /hurriyt wa huqq/ (hak asasi manusia), /ulm wa tiknljiy/ (ilmu pengetahuan dan teknologi), /riydhah/ (olahraga), /thibb wa shihhah/ (kedokteran dan kesehatan), /al-iqtishd/ (ekonomi), dan /munawwit/ (features). Penulis mengambil judul-judul berita tersebut secara online pada bulan April hingga Mei 2014.
1.8. Sistematika Penulisan Dalam penyusunannya, skripsi ini dibagi dalam lima bab dengan pembagian bab sebagai berikut: 1. Bab I berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, korpus data, dan sistematika penulisan. 2. Bab II berisi tinjauan pustaka 3. Bab III berisi kerangka teori. 4. Bab IV mengenai analisis sintaksis judul-judul berita di Aljazeera.net. 5. Bab V berisi kesimpulan.
7 Universitas Indonesia BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Penulis memperoleh beberapa sumber berupa buku-buku dari artikel-artikel yang ditulis oleh orang-orang yang kompeten dalam bidang ilmu nahwu atau sintaksis dalam bahasa Arab dan bahasa jurnalistik, serta kajian-kajian terdahulu mengenai penulisan judul berita. Berikut ini literatur yang menjadi rujukan dalam penelitian ini:
2.1. Sumadiria (2006) Dalam buku Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis, Sumadiria menjelaskan berbagai fenomena bahasa jurnalistik seperti definisi bahasa jurnalistik, karakteristik bahasa jurnalistik, kata dan diksi jurnalistik, gaya bahasa jurnalistik, etika bahasa jurnalistik, hingga penulisan untuk televisi dan radio. Buku ini juga membahas pedoman bahasa jurnalistik dalam berbagai bidang. Bahasa jurnalistik didefinisikan sebagai bahasa yang digunakan oleh para wartawan, redaktur, atau pengelola media massa dalam menyusun dan menyajikan, memuat, menyiarkaan, dan menayangkan berita serta laporan peristiwa atau pernyataan yang benar, aktual, penting, dan atau menarik dengan tujuan agar mudah dipahami isinya dan cepat ditangkap maknanya (hlm.7). Salah satu karakteristik bahasa jurnalistik yang dijelaskan Sumadiria dalam bukunya adalah singkat, yang berarti langsung kepada pokok masalah (to the point), tidak bertele-tele, tidak berputar-putar, dan tidak memboroskan waktu pembaca (hlm. 14). Karakteristik lainnya adalah jelas, yang berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan kabur. Dalam konteks bahasa jurnalistik, jelas memiliki tiga pengertian: jelas artinya, jelas susunan kata atau kalimatnya sesuai dengan kaidah subjek-predikat-objek-keterangan (SPOK), jelas sasaran atau maksudnya (hlm. 15). Selanjutnya, Sumadiria mengartikan etika bahasa jurnalistik sebagai pedoman etis dalam penulisan dan penyajian semua jenis dan bentuk karya 8
Universitas Indonesia jurnalistik seperti tajuk rencana, karikatur, pojok, artikel, artikel, kolom, surat pembaca, berita langsung (straight news), berita mendalam (depth news), berita penyelidikan (investigative news), wawancara berita (news interview), teks foto (caption), dan cerita khas berwarna (feature) (hlm. 192). Etika bahasa jurnalistik menjadi pedoman setiap jurnalis atau para pengelola media massa untuk memperhatikan serta tunduk kepada kaidah bahasa media massa. Teori jurnalistik mengajarkan, bahasa media massa merupakan salah satu ragam bahasa yang khas karena senantiasa dipadukan dengan karakteristik suatu media berikut khalayaknya yang anonim dan sangat heterogen.
2.2. Chaer (2010) Chaer dalam bukunya Bahasa Jurnalistik Untuk membuat judul lebih hidup dan lebih menarik perhatian, lazim dibuat dengan menanggalkan prefiks me- atau ber- yang ada pada verba atau kata kerjanya, padahal pada bahasa ragam baku kedua prefiks itu harus ditampilkan (hlm. 20). Contoh: mengatakan bahwa penulisan berita, apa pun jenisnya, merupakan pekerjaan karang-mengarang. J adi, kaidah-kaidah dalam karang-mengarang ini haruslah diterapkan dalam penulisan berita, di samping rambu-rambu khusus yang berlaku dalam dunia jurnalistik. Rambu-rambu atau kaidah-kaidah itu berkenaan dengan cara penulisan judul berita, teras berita (lead atau intro), tubuh berita (detail), dan bagian penutup. DPR Akan Panggil Budiono. Alasan yang banyak digunakan dalam penanggalan prefiks ini adalah dalam rangka hemat bahasa karena salah satu ciri utama bahasa jurnalistik adalah menggunakan bahasa secara hemat, yang juga disebut ekonomi bahasa. Namun Chaer mengacu pada pendapat seorang wartawan senior Indonesia, Rosihan Anwar, bahwa alasan tersebut tidak sepenuhnya benar. Menurut Anwar, penanggalan prefiks me- dan ber- pada judul berita adalah semata- mata untuk menjadikan judul berita menjadi tampak lebih hidup dan menarik. Bila prefiks itu tidak ditanggalkan, maka judul itu menjadi tampak 9
Universitas Indonesia formal, kurang hidup, dan kurang menarik karena seperti dalam penggunaan bahasa biasa. Penanggalan ini tidak menjadi masalah besar selama predikat pada kalimat judul itu tetap berupa verba, karena predikat dalam judul harus berupa verba (hlm. 21). J udul berita juga tidak boleh bermakna ganda atau ambigu. Contoh: Kebutuhan Guru SD Sedang Dibahas DPRD. J udul tersebut terlihat menyenangkan bagi banyak guru sekolah dasar (SD). Sebab dalam judul tersebut, kebutuhan mereka (seperti perumahan, kendaraan, dan kesejahteraan) sedang dibahas DPRD. Namun, setelah isi berita dibaca, ternyata yang sedang dibahas bukanlah kebutuhan mereka yang sedang dibicarakan DPRD, melainkan berapa banyaknya guru SD yang dibutuhkan oleh pemerintah; seperti di J akarta Pusat kurang 100 orang, di J akarta Barat kurang 50 orang, di J akarta Selatan berlebih 75 orang, dan di J akarta Timur lebih 60 orang (hlm. 23). Seringkali untuk lebih menjelaskan isi berita yang ada pada badan berita, judul itu diberi anak judul (hlm. 24). Contoh: Israel Mulai Ketar-ketir, diberi anak judul Mabhuh Juga Punya Musuh di Negara Arab.
2.3. Bremner (1972) Dalam halaman 33 hingga 47 buku A Study in News Headlines, J ohn B. Bremner menjelaskan kesalahan-kesalahan sintaksis dalam menulis judul berita. Di antaranya kesalahan grammar atau tata bahasa. Contoh: Premier Presents an Seharusnya, dalam bahasa Inggris, partikel an diikuti kata yang diawali huruf vokal. Kesalahan lainnya adalah tidak adanya subjek. Contoh: Historic Award. Get to Keep Baby Lenore. Bremner menjelaskan, berita yang diambil dari surat kabar Kansas City Star tanggal 23 J uni 1971 tersebut adalah mengenai pertengkaran di pengadilan antara seorang ibu yang merupakan ibu asli dari seorang bayi bernama Lenore dengan sepasang orang tua angkat yang ingin mengadopsinya. Tidak adanya subjek dalam contoh judul tersebut membingungkan pembaca 10
Universitas Indonesia mengenai siapakah yang akhirnya berhak mengadopsi bayi itu. Kesalahan lain yang Bremner jelaskan adalah kesalahan ejaan atau penulisan. Contoh: Astronaut Sets Course to Alter Ejaan yang benar adalah altar. J udul tersebut mengenai seorang astronot yang akan menikah, namun karena kesalahan pengejaan, judul ini menjadi membingungkan. Penempatan tanda baca yang keliru atau berlebihan juga dijelaskan dalam buku ini. Contoh: . Critic Says, I Abhor Camelot. Tanda kutip ganda seharusnya digunakan dalam teks berita, bukan judul. Dalam keadaan darurat, jika suatu judul sangat memerlukan tanda kutip, sebaiknya menggunakan tanda kutip tunggal (). Kesalahan lain yang Bremner utarakan dalam buku tersebut adalah ambiguitas. Menurutnya, ambiguitas dapat terjadi karena penulisan nama yang terlalu singkat. Contoh: Broad to Be Honored as Man of The Year. Kata broad dalam judul yang dicontohkan Bremner ini dapat berupa kata sifat atau nama belakang seseorang. Penyebab ambiguitas lainnya adalah kesalahan pengejaan seperti yang telah dicontohkan sebelumnya. Kesalahan- kesalahan ini tentunya dapat membingungkan pembaca. Namun, Bremner tidak menyebutkan cara-cara penulisan judul berita yang benar. Beliau hanya menyebutkan kesalahan-kesalahan penulisannya saja.
2.4. Holes (2004) Modern Arabic: Structures, Function, and Varieties merupakan buku karya Clive Holes yang menjelaskan tentang garis besar dari struktur bahasa Arab modern yang digunakan oleh masyarakat Arab mulai akhir abad ke-19, yang disebut bahasa Arab modern standar (modern standard Arabic, disingkat menjadi MSA). Holes juga menjelaskan tentang The Language of The Media (bahasa media) dan Journalism (jurnalisme). Dua subbab ini akan penulis jelaskan dalam tinjauan pustaka karena dirasa masih berhubungan dengan penelitian dalam skripsi ini. 11
Universitas Indonesia Dalam subbab The Language of The Media (hlm. 314), Holes menjelaskan bahwa bahasa Arab koran (newspaper Arabic) mulai terbentuk sebagai gaya bahasa tersendiri pada awal abad 19 dengan berbagai inovasi sintaksis dan penyusunan kata, karena jurnalisme perlahan-lahan memisahkan diri dari gaya bahasa prosa Arab pada waktu itu yang berbunga- bunga. Inovasi ini menuai kritik dari kaum puritan. Menurut Holes, saat ini, pengaruh eksternal dalam bahasa Arab terlihat jelas dalam bahasa yang digunakan dalam pers, televisi, dan radio. Holes juga menyatakan bahwa terbentuknya bahasa Arab standar media (media MSA) yang terus menerus ini tampaknya memiliki efek yang luas pada kosa kata (vocabulary), tata bahasa (grammar), dan ungkapan (phraseology) bahasa Arab yang digunakan oleh orang-orang Arab berpendidikan dalam banyak konteks lain, baik secara tertulis maupun lisan. Pengaruh di arah sebaliknya, yaitu dari bahasa Arab lisan ke bahasa Arab media, juga terjadi, meskipun lebih banyak secara tidak langsung, yang terdiri dari penghindaran struktur dan kosakata yang, walaupun benar dan diterima sebagai MSA, dinodai ucapan sehari-hari yang berasal dari dialek setempat. Pengaruh dialek ini biasa ditemukan di tulisan-tulisan caption karikatur koran. Holes mencontohkan, di Mesir, ungkapan sehari-hari ini terkadang digunakan dalam artikel koran yang tidak terlalu berat, dan terutama jika ditujukan pada wanita, seperti di halaman mode. Menurut Holes, kebanyakan pelaporan berita dalam media Arab merupakan berita-berita berbahasa Inggris dan Prancis yang diterjemahkan dengan cepat dan seringkali secara harfiah. Dengan demikian, frasa-frasa baru dicetuskan oleh para jurnalis dan dimasukkan dalam bahasa sehari-hari tanpa adanya dukungan akademis. Beberapa pencetusan frasa itu dapat terbatas pada satu negara tertentu, dan beberapa bahkan pada satu koran tertentu. Terjemahan-terjemahan harfiah ini terkadang membingungkan pembaca yang belum mengenal istilah-istilah asing (hlm. 315). Berikut beberapa contohnya:
12
Universitas Indonesia
/ad-diblmsiyyah al-makkiyyah/ Shuttle diplomacy (kata /makk/ berarti shuttle dalam bahasa Inggris)
/as-sayyidah al-l/ First lady (ibu negara)
/aslihah ad-damr asy-syaml/ Weapons of mass destruction (senjata pemusnah massal)
Frasa-frasa di atas merupakan contoh penerjemahan harfiah frasa-frasa asing ke bahasa Arab yang umum digunakan dalam media. Menurut Holes, hasil penerjemahan harfiah ini tidak begitu asing bagi pembaca yang tidak mengetahui bahasa asli dari mana frasa-frasa tersebut diterjemahkan. Selain itu, terdapat perluasan makna dalam berbagai frasa seperti kata /tajmd/, secara harfiah berarti membuat jadi padat. Namun kata ini mengalami perluasan arti menjadi pembekuan, contohnya pembekuan aset dan parlemen. Berikutnya dalam subbab Journalism, Holes menjelaskan bahwa dialek amiyah yang tertulis dalam koran-koran dan majalah-majalah dibatasi pada topik-topik yang tidak terlalu berat seperti olahraga dan mode, dan hal ini hanya terjadi di negara Mesir (hlm.380). Politisi yang diwawancara secara panjang lebar menjawab pertanyaan-pertanyaan dari jurnalis secara spontan menggunakan jenis dialek terpelajar, tapi jawaban-jawaban mereka hampir selalu diterjemahkan ke dalam bahasa fusha selama menulis laporan berita di majalah atau koran, sekalipun pertanyaan dan jawaban yang asli diberitakan kata demi kata. J enis bahasa Arab yang muncul dari proses ini sesuai dengan struktur permukaan bahasa Arab fusha (hlm. 381). Namun terkadang, dialek amiyah sengaja dikutip dalam artikel bergambar untuk tujuan tertentu. Holes mencontohkan sebuah artikel mengenai pemilu Lebanon dari koran Ash- Sharq Al-Awsat pada tanggal 27 Agustus 1992 yang ditulis oleh jurnalis Lebanon Basim Al-J isir. Dalam artikel itu, Al-J isir menyatakan bahwa 13
Universitas Indonesia kehidupan politik saat ini sudah sangat ideologis dan terpisah dari keseharian para pemilih. Hal ini ditegaskan ketika ia sejenak beralih dari bahasa fusha dan mengutip perkataan berbahasa amiyah dari seorang wakil parlemen Lebanon dari periode pra-perang saudaraberikut ini:
" , ,
! "...! /allah yirham abk, sy biddak min kul halfalsafah, wa lsy am tishoibna bi hasysyakal? yan biddha kull hannazhariyyt wa lliff wa ddawarn hatta yiruf il-insn maslahtu wa tiruf il-hukmah wjibtaha?! khalln albasth!.../ Demi Tuhan, apa gunanya semua filosofi ini, dan mengapa kau mempersulit segalanya? Apakah hal ini membutuhkan semua teorisasi ini dan membingungkan diri sendiri bagi siapapun untuk mengetahui apa yang ada dalam kepentingannya dan bagi pemerintah untuk mengetahui apa tugasnya?! Biarlah semuanya sederhana!...
Perkataan di atas memberikan pesan bahwa rakyat biasa pun dapat memberikan pelajaran politik yang lebih mudah daripada teori yang berbelit-belit. Nada jengkel yang tercermin dalam kutipan tersebut juga 2Tterdapat dalam sebuah jenis2T 2Tteks2T 2Tkoran yang menggunakan2T 2Tdialek2T amiyah yang ber2Tvariasi2T 2Tdi seluruh dunia Arab2T, yakni 2Tkata-kata2T 2Ttulisan tangan2T 2Tyang muncul2T 2Tdari mulut2T 2Tkarakter kartun2T yang 2Tberkomentar2T atau 2Tmenyindir2T 2Tperistiwa2T 2Tpolitik dan sosial2T 2Tsaat ini2T.
2.5. Suleiman (1999) Arabic Language and Linguistics merupakan sebuah buku mengenai gramatika dan linguistik Arab ditinjau dari perspektif teoretis dan deskriptif. Buku tersebut disunting oleh Yasir Suleiman dan diterbitkan oleh Curzon Press, Surrey, Inggris pada tahun 1999. Dalam buku ini, terdapat sebuah bab yang sangat penting dan berkaitan dengan penelitian ini, yaitu The Syntax of Arabic Headlines and News Summaries yang ditulis oleh J anet Watson dan merupakan bab 8 dalam buku ini. 14
Universitas Indonesia Dalam bab tersebut, Watson menyebutkan tiga struktur sintaksis dasar yang digunakan dalam judul-judul berita berbahasa Arab. Yaitu frasa nomina, klausa nominal tanpa verba, dan klausa nominal yang subjeknya diikuti oleh verba imperfektif ( /fil mudhri/ dalam bahasa Arab). Penjelasan mengenai tiga struktur tersebut akan dijelaskan dalam bab kerangka teori.
2.6. Ningsih (2009) Skripsi karya Durriyatin Ningsih berjudul Analisis Judul Berita Bahasa Arab Jurnalistis: Studi Kasus pada Al-Jazirah merupakan kajian terdahulu yang membahas judul berita berbahasa Arab. Perbedaan penelitian ini terletak pada objek kajian dan ruang lingkup penelitian. J ika skripsi terdahulu ini mengkaji media cetak, yaitu koran Al-J azirah dari Arab Saudi, penulis mengkaji media online, yaitu situs resmi Al-J azeera Media Network. Ruang lingkup kajian yang dilakukan Ningsih lebih kompleks, yakni sintaksis dan semantis. Sedangkan ruang lingkup kajian penulis lebih sederhana, yakni hanya memfokuskan kepada struktur sintaksis atau tata bahasa dalam judul berita. Dari sudut pandang sintaksis, Ningsih mengemukakan struktur judul- judul berita Al-J azirah yang berupa klausa dan kalimat. Pola kalimat yang seringkali digunakan adalah kalimat nominal atau dalam bahasa Arab disebut jumlah ismiyah dengan pola urutan (S +P : V). Pola ini merupakan pola kalimat aktif. Dalam sudut pandang jurnalistik, pola kalimat aktif selaras dengan prinsip piramida terbalik, yakni bagian induk berada di awal kalimat yaitu subjek dan predikat, sehingga para pembaca dapat langsung memahami pelaku maupun peristiwa yang dipublikasikan. Contoh dari salah satu judul yang diteliti:
/bm yughdiru rasmiyyan majlisu al-syuykhi wa yusydu bi wilyati llnu/ Obama (dia lk.)-meninggalkan resmi dewan senat dan (dia lk.)-bergabung dengan wilayah Illinois Obama Resmi Tinggalkan Senat dan Bergabung dengan Wilayah Illinois 15
Universitas Indonesia
J udul di atas merupakan kalimat nominal (jumlah ismiyah), yaitu fungsi subjek ( /bm/ Obama) mendahului predikat. Menurut Ningsih, judul ini termasuk kalimat efektif jurnalistik karena terdapat kesatuan gagasan dan kepaduan kalimat. Kesatuan gagasan dalam judul di atas dapat terlihat dari susunan kalimat utuh yang terdiri atas subjek, predikat dan keterangan. Keterangan yang terdapat dalam judul ini adalah keterangan tempat atau istilah lainnya adverbia lokatif ( /bi wilyati llnu/ dengan wilayah Illinois), sedangkan subjeknya (fail) adalah /bm/ Obama dan predikat berupa frasa verbal ( /yughdiru rasmiyyan majlisu al-syuykhi wa yusydu/ resmi tinggalkan senat dan bergabung). J adi, struktur judul berita di atas adalah K =Adv +S +P : FV. Koherensi atau kepaduan kalimat judul terlihat dari posisi kata penghubung atau konjungsi seperti kata /wa/ dan serta kata /bi/ dengan yang telah sesuai dengan posisinya. Dalam hasil penelitiannya, Ningsih menyatakan bahwa tidak terdapat kesalahan-kesalahan sintaksis dalam judul berita koran Al-J azirah. Kesalahan sintaksis dalam judul berita akan membingungkan pembacanya. Ningsih juga menganalisis judul-judul berita koran Al-J azirah dari segi karakteristik judul berita. Karakteristik itu adalah formal dan spesifik. Formal, artinya judul- judul berita langsung menukik pada pokok persoalan dan menghindari kata basa-basi yang tidak perlu. Sedangkan spesifik berarti judul-judul tersebut mengandung kata-kata khusus, yaitu kata-kata yang sempit ruang lingkupnya.
2.7. Sintesis Kajian mengenai judul berita, baik bahasa Arab maupun non-Arab, bukanlah sesuatu yang baru. Telah dilakukan kajian terdahulu mengenai judul berita, seperti kajian yang dilakukan oleh Durriyatin Ningsih. J udul berita juga diteliti dan dianalisis dari sudut pandang yang berbeda-beda. Ningsih mengkaji dari sudut pandang sintaksis dan semantis, sementara J ohn B. Bremner mengkajinya dari segi kesalahan penulisan, baik kesalahan sintaksis, ambiguitas, maupun bentuk-bentuk kesalahan lainnya. Dari sekian 16
Universitas Indonesia banyak sumber pustaka yang telah disajikan, penulis menjadikan buku Modern Arabic: Structures, Function, and Varieties karya Clive Holes dan skripsi karya Durriyatin Ningsih sebagai acuan utama dalam penelitian ini.
17 Universitas Indonesia BAB III KERANGKA TEORI
3.1. Pengantar Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang dipergunakan penulis dalam penyusunan skripsi ini, yaitu bahasa jurnalistik dan teori sintaksis dalam bahasa Arab. Penggunaan bahasa Arab dalam media dan struktur sintaksis judul berita bahasa Arab juga akan dibahas dalam bab ini. Hal-hal mengenai bahasa jurnalistik yang akan dijelaskan dalam bab ini adalah kalimat efektif jurnalistik, karakteristik bahasa jurnalistik, dan karakteristik judul berita. Diharapkan, penjelasan teori ini dapat menjadi acuan penulis untuk mendapatkan gambaran umum yang jelas sebelum memasuki tahap analisis.
3.2. Selayang Pandang Al-Jazeera dan Pentingnya Judul Al-J azeera Media Network diluncurkan pada tanggal 1 November 1996 dan merupakan salah satu jaringan media Timur Tengah yang terbesar dan paling modern di J azirah Arab. Secara keseluruhan, Al-J azeera Media Network memiliki beberapa saluran atau channel, yaitu Al-J azeera TV yang merupakan saluran TV utama, beIN Sport yakni saluran olahraga global milik Qatari Sports Investments (afiliasi dari Al-J azeera Media Network) dan beIN Sports Arabia yang merupakan versi bahasa Arabnya, Al-J azeera Mubasher (live), Al-J azeera Childrens Channel (J CC) untuk anak-anak, Al-J azeera English, Al-J azeera Documentary Channel yang dikhususkan untuk tayangan-tayangan dokumenter, Al-J azeera Training Center yaitu pelatihan jurnalistik, media, perfilman dan kebahasaan termasuk penerjemahan dan interpreting, Al-J azeera Mubasher Misr yang difokuskan pada Mesir, Al-J azeera Balkans dengan kantor pusat di Sarajevo, Bosnia-Herzegovina, Al-J azeera America yang berpusat di New York, Amerika Serikat, dan saluran- saluran baru yang masih dalam proses pembuatan seperti Al-J azeera Kiswahili yang berpusat di Afrika Timur dan Al-J azeera Trk yang berbahasa Turki. Al- J azeera Media Network juga memiliki situs pembelajaran 18
Universitas Indonesia bahasa Arab untuk para jurnalis pada khususnya dan masyarakat pada umumnya yang ingin mempelajari bahasa Arab. Dalam situs resminya, Al-J azeera memiliki beberapa rubrik berita dan artikel. Antara lain /arab/ (dunia Arab), /dawl/ (internasional), /taqrr wa hiwrt/ (laporan dan dialog), /jawwalah ash-shihfah/ (press tour atau kunjungan pers), /hurriyt wa huqq/ (hak asasi manusia), /ulm wa tiknljiy/ (ilmu pengetahuan dan teknologi), /riydhah/ (olahraga), /thibb wa shihhah/ (kedokteran dan kesehatan), /al-iqtishd/ (ekonomi), /munawwit/ (features), dan rubrik /al-mazd/ atau tambahan yaitu /tsaqfah wa fann/ (budaya dan seni), /istithl ray/ (jajak pendapat atau polling), /bi al- hijr/ yaitu berita-berita dan artikel-artikel mengenai sejarah dunia Arab dan Islam, /krktr/ (karikatur), dan /albm ash-shuwar/ (album foto). Pembagian berita-berita yang diterbitkan ke dalam rubrik-rubrik ini bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam mencari berita-berita terkini atau menarik. Terdapat beberapa faktor yang membedakan Al-J azeera Media Network dengan media lainnya. Faktor yang pertama adalah pemberitaannya yang cepat, gesit, dan langsung dari suara rakyat. Faktor yang kedua adalah independensi para wartawannya. Para wartawan Al-J azeera Media Network tidak tunduk kepada kepentingan pemodalnya, yakni negara Qatar. Contohnya, ketika Emir Qatar Tamim bin Hamad Al-Thani berkunjung ke J akarta pada tanggal 18 Mei 2009 yang lalu 1 , para wartawan Al-J azeera tidak diperintahkan untuk meliput karena kunjungan tersebut dianggap tidak ada nilai jual dan nilai jurnalistiknya. Mereka hanya meliput jika dalam kunjungan tersebut terdapat hal istimewa atau menarik untuk dibicarakan. Hal ini sangat berbeda dengan jaringan media lainnya di Timur Tengah, bahkan juga di Indonesia, yang sangat berpihak kepada kepentingan pemilik. 2 Faktor yang ketiga, Al-J azeera Media Network lebih mengutamakan untuk mengangkat topik yang tidak dijamah oleh kebanyakan media. Para kru dan jurnalis Al-J azeera Media Network selalu berusaha untuk segera memperoleh
1 Emir Qatar ke Indonesia dan Malaysia. 18 Mei 2009. (http://nasional.kompas.com/read/2009/05/18/2319281/emir.qatar.ke.indonesia.dan.malaysia) 2 Anan Nurdin. Wawancara via Blackberry Messenger. 10 Februari 2014. 19
Universitas Indonesia informasi dari narasumber pertama. 3 Salah satu aktivitas dalam jurnalisme adalah menulis berita. Dalam proses penulisan sebuah berita, judul merupakan hal yang sangat penting. Karena judul adalah identitas sebuah berita, yang berarti bahwa judul merupakan cerminan dari isi berita yang disampaikan. Terdapat beberapa pendapat mengenai pentingnya judul dalam sebuah tulisan, baik berita maupun artikel lainnya. Dr. Merlin R. Mann dalam artikelnya Headlines menyatakan bahwa pentingnya judul tidak dapat diremehkan. Bagi banyak editor, judul ibarat beban tambahan, karena yang diutamakan adalah artikel yang ditulis. J udul terlalu sering ditulis terakhir dan seringkali ditulis dalam keadaan terburu-buru di bawah tekanan tenggat waktu atau deadline. Padahal, sebagai contoh, ketika seorang pembaca membuka atau membentangkan surat kabar, yang ia lihat pertama kali adalah foto dan judul beritanya. Dua hal ini merupakan titik masuk pertama bagi pembaca. Orang-orang yang sibuk memindai surat kabar, mengamati foto-foto, judul-judul berita, dan teks-teks pendamping gambar atau foto untuk menentukan apakah mereka akan membaca keseluruhan berita atau tidak. Foto, judul, dan teks pendamping inilah faktor yang menentukan keputusan itu. Maka demikian, tiga hal ini bisa saja lebih penting daripada paragraf-paragraf dalam sebuah teks berita. Dan mungkin saja, lebih banyak pembaca yang melihat judul dan teks pendamping foto di halaman pertama daripada grafik pertama dalam berita utama. Kegiatan memperoleh informasi ini disebut jurnalisme. 4
3 Ragile. Kisah Sukses Al Jazeera Network (Inspirasi Untuk Metro TV dan TV One). 2011. (http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2011/02/11/kisah-sukses-al-jazeera-network- inspirasi-untuk-metro-tv-dan-tv-one-340012.html) Sedangkan Brian Clark dalam artikelnya How to Write Headlines That Work mengatakan bahwa judul merupakan kesan pertama dan mungkin satu-satunya yang dibuat seorang penulis kepada calon pembacanya. Tanpa judul yang menarik, pembaca tidak akan menghiraukan isi dari artikel atau tulisan itu. Clark juga menyatakan bahwa judul tidak sekedar menarik perhatian saja, tapi juga harus mengkomunikasikan sebuah pesan kepada audiens atau pemirsa yang dituju, serta harus dapat memikat 4 Merlin R. Mann. Headlines. (http://www.columbia.edu/itc/journalism/isaacs/client_edit/Headlines.html) 20
Universitas Indonesia pembaca untuk membaca keseluruhan tulisan. 5 J eff Goins dalam artikelnya 5 Easy Tricks to Write Catchy Headlines berpendapat bahwa judul merupakan bagian paling penting dari penulisan artikel, namun sering diabaikan. Padahal judul sangat dibutuhkan untuk mengajak pembaca membaca keseluruhan artikel yang ditulis. Goins pun mengatakan bahwa judul lebih penting daripada isi atau desain yang bagus. 6 Pendapat lainnya mengenai pentingnya judul dikemukakan oleh Fenny Wongso dalam artikelnya Pentingnya Judul dalam Sebuah Tulisan. Fenny mengatakan bahwa saat menulis artikel, jurnal, maupun buku, salah satu bagian yang sulit adalah menentukan judul yang tepat untuk tulisan itu. J udul harus menarik perhatian para pembaca dan relevan dengan isi tulisan. Terlebih jika menulis tentang suatu isu atau topik yang sedang hangat dibicarakan, judul merupakan hal yang sangat penting.
7 J udul tulisan atau artikel mempunyai roh bagi isi yang dikandungnya. J udul tulisan harus mewakili isi tulisan. Pembaca akan kecewa jika judul tulisan atau artikel yang dibaca sangat menarik namun isinya tidak sesuai atau relevan dengan judulnya. J udul tulisan mempunyai peranan yang sangat besar untuk mencapai suatu tujuan tulisan yang akan diraihnya. Bagi seorang penulis artikel, judul dimaksudkan untuk mengarahkan dan mengambil hati calon pembacanya pada tulisan yang disajikan. 8 Alfan Fikri dalam artikelnya 8 Tips dan Cara Membuat Judul yang Menarik Minat Pembaca mengibaratkan judul tulisan atau artikel sebagai pintu masuk bagi para pembaca, dan konten tulisan atau artikel sebagai isi di balik pintu tersebut. Isi artikel yang tidak sesuai dengan judul dapat mengecewakan pembaca, dan karenanya perlu diperhatikan. 9 Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa judul merupakan bagian atau aspek yang sangat penting dalam penulisan sebuah berita, sehingga judul dalam sebuah berita tidak dapat diabaikan dan harus benar-benar
5 Brian Clark. How to Write Headlines That Work. (http://www.copyblogger.com/how-to-write- headlines-that-work/) 6 J eff Goins. 5 Easy Tricks to Write Catchy Headlines. (http://goinswriter.com/catchy-headlines/) 7 Fenny Wongso. Pentingnya Judul dalam Sebuah Tulisan. 2012. (http://fennywongso.com/pentingnya-judul-dalam-sebuah-tulisan/) 8 Sugeng Bralink. Pentingnya Sebuah Judul. 2011. (http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/12/01/pentingnya-sebuah-judul-417392.html) 9 Alfan Fikri. 8 Tips dan Cara Membuat Judul yang Menarik Minat Pembaca. 2012. (http://blogedek.blogspot.com/2012/09/tips-cara-membuat-judul-menarik.html) 21
Universitas Indonesia diperhatikan karena judul mencerminkan kesan pertama sebuah berita. Terlebih jika menulis berita yang sedang hangat dibicarakan, judul merupakan hal yang sangat penting. Secara umum, sebuah judul merupakan kumpulan kata yang sangat penting dan mewakili sebuah tulisan, topik atau berita. J udul berfungsi menyiratkan permasalahan yang akan dibahas. J udul merupakan nama yang dipakai untuk sebuah buku, bab dalam buku, kepala berita dan lain-lain, dan merupakan identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis atau berita. J udul bersifat menjelaskan dan menarik perhatian sehingga mengundang orang untuk membaca isinya. Dalam sebuah artikel, judul sering disebut sebagai kepala tulisan. Dalam sebuah berita, judul sering disebut sebagai headline atau kepala berita. Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca untuk mengetahui seluruh berita yang diwakilinya. J udul merupakan ciri-ciri dari berita yang diwakilinya. Dengan membaca judulnya saja, diharapkan pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam isi berita tersebut.
3.3. Bahasa Jurnalistik Bahasa jurnalistik didefinisikan oleh AS Haris Sumadiria sebagai bahasa yang digunakan oleh para wartawan, redaktur, atau pengelola media massa dalam menyusun dan menyajikan, memuat, menyiarkan, dan menayangkan berita serta laporan peristiwa atau pernyataan yang benar, aktual, penting dan atau menarik dengan tujuan agar mudah dipahami isinya dan cepat ditangkap maknanya. 10
Bahasa jurnalistik memiliki ciri-ciri sendiri yang membedakannya dengan ragam bahasa lainnya. Ciri-ciri ragam bahasa jurnalistik adalah sesuai dengan tujuan tulisan jurnalistik dan siapa pembaca ragam jurnalistik itu. 11 Prof. J ohn Hohenberg menyatakan bahwa tujuan semua penulisan karya jurnalistik adalah menyampaikan informasi, opini, dan ide kepada pembaca secara umum.
12
10 AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm. 7 Lalu, informasi itu harus disampaikan dengan teliti, ringkas, jelas, mudah dimengerti, dan menarik. Kata teliti berarti informasi yang disampaikan 11 Abdul Chaer. Bahasa Jurnalistik (J akarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 2 12 Ibid. 22
Universitas Indonesia harus benar, akurat, dan tidak ada rekayasa berita. Ringkas dan jelas berarti kalimat yang digunakan tidak bertele-tele, kata-kata yang digunakan tepat secara semantik dan gramatikal. Lebih jauh, ringkas berarti langsung kepada pokok masalah (to the point), tidak bertele-tele, tidak berputar-putar, tidak memboroskan waktu pembaca yang sangat berharga. 13 J elas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan kabur. Menurut Sumadiria, kata jelas dalam bahasa jurnalistik memiliki tiga arti: jelas artinya, jelas susunan kata atau kalimatnya sesuai dengat kaidah subjek-predikat-objek-keterangan (SPOK), jelas sasaran atau maksudnya 14 . Selanjutnya, mudah dimengerti, berarti pembaca tidak perlu buang energi mencari makna kata atau kalimat yang digunakan. Bahasa jurnalistik selalu mengutamakan dan memilih kata atau kalimat yang paling banyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang sangat heterogen. Kata-kata dan kalimat yang rumit dan hanya dapat dipahami oleh segelintir orang tidak digunakan dalam bahasa jurnalistik. Setiap kata, istilah, atau kalimat apa pun yang terdapat dalam karya-karya jurnalistik harus akrab di telinga, mata, dan benak pikiran khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. 15 Lalu, menarik berarti berita yang disampaikan disusun dalam kalimat-kalimat atau kata-kata yang menarik sehingga orang ingin membacanya. Bahasa jurnalistik harus mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca, memicu selera baca, serta membuat orang yang sedang tertidur, terjaga seketika. 16 Pembaca ragam bahasa jurnalistik adalah semua anggota masyarakat pada umumnya. Siapa saja boleh dan dapat menjadi pembaca karya jurnalistik. Bahasa jurnalistik merupakan bahasa yang demokratis, karena bahasa ini tidak mengenal tingkat, pangkat, dan kasta. Sebagai contoh, kucing makan, saya makan, guru makan, gubernur makan, menteri makan, presiden makan, raja makan. Semua diperlakukan sama dan setara tanpa ada yang diistimewakan atau ditinggikan derajatnya. Bahasa jurnalistik juga bersifat populis, artinya tidak mengenal perbedaan dalam masyarakat, antara yang kaya dengan yang miskin, atau pejabat
13 AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm. 14 14 Ibid, hlm. 15 15 Ibid, hlm. 17 16 Ibid, hlm. 16 23
Universitas Indonesia dengan rakyat jelata. Tidak ada satu pun kelompok atau individu masyarakat yang diistimewakan atau ditinggikan derajatnya dalam bahasa jurnalistik. 3.3.1. Kalimat Efektif Jurnalistik Kelengkapan unsur sebuah kalimat sangat menentukan kejelasan sebuah kalimat. Kata-kata yang digunakan dalam membentuk kalimat haruslah dipilih dengan tepat, agar kalimat tersebut jelas maknanya. Kalimat yang benar dan jelas akan mudah dipahami orang lain dengan tepat. Kalimat seperti ini disebut kalimat efektif. Suroso mendefinisikan kalimat efektif sebagai kalimat yang memiliki kemampuan untuk mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau penutur. 17 Terdapat beberapa karakteristik kalimat efektif yang akan dibahas di sini, yaitu: (1) kesatuan atau kesepadanan, (2) kepaduan atau koherensi, (3) kesejajaran atau keparalelan, (4) penekanan, dan (5) kelogisan atau kenalaran. 18 a. Kesatuan atau Kesepadanan
Kriteria pertama sebuah kalimat efektif adalah kesatuan gagasan. Artinya, setiap kalimat harus mempunyai gagasan pokok yang jelas dan utuh. Gagasan pokok dapat berjumlah satu, dua, atau bahkan lebih. Kesatuan gagasan dalam kalimat dapat ditentukan oleh dua faktor, yaitu: (1) situasi kalimat, (2) kejelasan makna dalam kalimat. Kesatuan gagasan dalam kalimat harus tercermin pula dalam struktur kalimat yang baik. Artinya, kalimat itu harus mempunyai unsur-unsur subjek dan predikat, atau dapat pula ditambah dengan objek, keterangan, dan pelengkap. Semua unsur ini melahirkan keterpaduan arti yang merupakan ciri keutuhan kalimat. Sebagai contoh: Presiden terbang ke Surabaya Senin pagi besok. Kalimat ini sangat jelas struktur dan maknanya. Hubungan antarunsur
17 Suroso. Penggunaan Kalimat Efektif dalam Penulisan Karya Ilmiah (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, n.d.), hlm. 1. (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/KALIMAT%20EFEKTIF.pdf) 18 AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm. 57-62 24
Universitas Indonesia yaitu subjek (presiden) dengan predikat (terbang), dan hubungan predikat dengan objek (Surabaya) beserta keterangan (Senin besok), merupakan kesatuan bentuk yang menciptakan kepaduan makna. Sebaliknya, kesatuan bentuk dan kepaduan makna tidak terdapat dalam kalimat ini: Surabaya Senin pagi besok terbang ke presiden. 19
b. Kepaduan atau Koherensi Kesalahan penempatan kata-kata yang tidak sesuai, di depan, di tengah, atau di belakang kalimat, merupakan isyarat tidak akan ada atau tidak tercapainya unsur kepaduan atau koherensi dalam kalimat. Kesalahan lain, biasanya terlihat pada penempatan preposisi atau kata depan, konjungsi atau kata penghubung, dan kata-kata tugas. Kalimat yang tidak padu, yang tidak koheren antarunsurnya, tidak termasuk ke dalam kalimat efektif. 20 Contoh kalimat jurnalistik tidak padu:
Presiden meminta tidak ragu-ragu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bahwa perkara-perkara korupsi yang menjadi perhatian masyarakat mengambil alih, meskipun pihak kepolisian atau kejaksaan sedang ditangani.
Contoh kalimat jurnalistik padu:
Presiden meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak ragu- ragu mengambil alih perkara-perkara korupsi yang menjadi perhatian masyarakat, meskipun kasus tersebut sedang ditangani pihak kepolisian atau kejaksaan.
c. Kesejajaran atau Keparalelan Kesejajaran adalah penggunaan bentuk gramatikal yang sejajar atau sama untuk unsur-unsur kalimat yang mempunyai bagian atau jabatan yang sama. Contohnya, bila salah satu dari gagasan itu
19 AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm. 59 20 Ibid. 25
Universitas Indonesia menggunakan nomina atau kata benda, maka kata-kata yang lain yang menduduki jabatan yang sama juga harus menggunakan nomina. Tanpa kesejajaran atau paralisme, sebuah kalimat hanya akan menjadi deretan kata yang sulit dipahami maksud dan maknanya. J ika frasa pertama memakai imbuhan di-kan atau me-kan, maka frasa kedua dan ketiga juga harus menggunakan imbuhan di-kan atau me-kan. 21
Contoh kalimat tidak sejajar:
Walikota meminta para camat untuk menindak stafnya yang tidak disiplin, lurah yang lalaikan tugas ditegur, dan memberi sanksi yang tegas harus berani siapa pun bawahan yang terbukti tidak memberikan kinerja yang baik kepada masyarakat dan pelayanan memuaskan.
Contoh kalimat sejajar:
Walikota meminta para camat untuk menindak stafnya yang tidak disiplin, menegur lurah yang melalaikan tugas, dan bahkan harus berani memberikan sanksi tegas kepada siapa pun aparat bawahannya yang terbukti tidak mampu menunjukkan kinerja yang baik dalam memberikan pelayanan memuaskan kepada masyarakat.
d. Penekanan Memberikan tekanan pada bagian-bagian tertentu yang dianggap penting oleh penulis atau jurnalis atau harus mendapat perhatian khusus oleh khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa, dalam bahasa jurnalistik disebut penekanan, titik berat, atau empasis. J ika subjek yang ingin kita tonjolkan, maka subjek ditempatkan pada awal kalimat. J ika predikat yang ingin kita angkat karena mengandung nilai berita besar, misalnya, maka predikat itulah yang ditempatkan di awal kalimat. Begitu juga jika kita ingin menonjolkan unsur objek atau keterangan waktu dan tempat. Cara ini disebut dengan pemindahan posisi dalam kalimat.
21 AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm. 60 26
Universitas Indonesia Cara lainnya dalam memberikan penekanan ini adalah dengan menempatkan deretan kata atau frasa mengikuti urutan logis. Urutan logis biasanya disusun secara kronologis. Selain itu, penekanan juga dapat diberikan dengan cara melakukan pengulangan kata untuk memberi kesan penegasan pada frasa atau klausa yang dianggap penting. 22 Contoh penekanan posisi dalam kalimat: Penekanan subjek:
Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan, mendukung konsep megapolitan yang diajukan Gubernur DKI J akarta Sutiyoso, jika hal itu sebatas kerja sama pembangunan wilayah dan tidak mengambil alih administrasi pemerintah J awa Barat.
Penekanan predikat:
Jika sebatas kerja sama pembangunan wilayah dan tidak mengambil alih administrasi pemerintah J awa Barat, Gubernur J awa Barat Danny Setiawan mendukung konsep megapolitan yang diajukan Gubernur DKI J akarta Sutiyoso. Penekanan objek:
Konsep megapolitan yang diajukan Gubernur DKI J akarta Sutiyoso, didukung oleh Gubernur J awa Barat jika hal itu sebatas kerja sama pembangunan wilayah dan tidak mengambil alih administrasi pemerintah J awa Barat.
Contoh penekanan urutan logis:
Menurut para saksi mata, sebelum terjadi longsor, terdengar bunyi gemuruh dari atas bukit, getaran tanah yang cukup hebat, dan beberapa penggali pasir lari tunggang langgang menyelamatkan diri ke tempat yang aman. Sayang, tak semua penggali sempat menyelamatkan diri. Dua belas penggali pasir tewas dalam musibah
22 AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006, hlm. 61 27
Universitas Indonesia bukit pasir longsor di Gunung Masigit Cipatat, Kabupaten Bandung ini. Contoh penekanan pengulangan kata:
Sebagai wakil rakyat, anggota DPR harus sering terjun ke desa- desa, harus biasa bergaul dengan rakyat jelata, harus rajin mendengarkan keluh-kesah kaum papa, harus siap membela orang- orang kecil yang tertindas, dan harus berani pula mengkritik pemerintah jika kebijakan yang digulirkan pemerintah itu ternyata bertentangan dengan hak-hak dan kepentingan masyarakat miskin.
e. Kelogisan atau Kenalaran Setiap kalimat jurnalistik yang ditulis oleh penulis, jurnalis, atau editor, haruslah logis. Logis berarti kalimat yang disusun dapat diterima logika akal sehat. Ketidaklogisan muncul dalam merangkai kata, frasa, dan klausa sesuai dengan bentuk dan fungsinya. Akibatnya, kalimat-kalimat jurnalistik yang kita baca menjadi terasa aneh, janggal, dan menyesatkan. 23
Contoh kalimat jurnalistik tidak logis:
Dalam lomba mengarang cerita pendek siswa SLTA tingkat provinsi ini, panitia menyediakan banyak-banyak piala dan hadiah. Penulis terbaik ke-I mendapat Rp 5 juta plus piala dari gubernur, penulis terbaik ke-II Rp 4 juta plus piala dari wakil gubernur, dan penulis terbaik ke-III Rp 3 juta plus piala dari wali kota. Sedangkan juara harapan satu sampai dengan harapan ketiga mendapat Rp 1,5 juta, piala dari kepala dinas pendidikan, ditambah hadiah dari sponsor masing-masing berupa radio tape recorder seharga Rp 750 ribu.
Kalimat di atas tidak logis karena kata terbaik berarti tertinggi, paling tinggi nilainya, teratas, dan paling atas. Konotasi kata terbaik hanya menunjuk kepada seorang individu secara tunggal, bukan
23 AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm. 62 28
Universitas Indonesia beberapa orang atau jamak (plural). J adi, tidak logis dikatakan terbaik, namun pelakunya lebih dari satu. Penulisan terbaik ke-I, ke-II, ke-III juga rancu, karena I, II, dan III tidak bisa dirangkaikan dengan imbuhan ke-. Penulisan kata banyak-banyak tidak baku. Selain itu, kalimat terakhir menyesatkan, seolah-olah juara harapan pertama sampai ketiga memperoleh hadiah dari sponsor masing-masing atau dari tiga sponsor yang berbeda. Padahal sponsor yang memberikan hadiah hanya satu. Sponsor inilah yang memberikan hadiah radio tape recorder kepada ketiga pemenang harapan.
Contoh kalimat jurnalistik logis:
Dalam lomba mengarang cerita pendek siswa SLTA tingkat provinsi ini, panitia menyediakan piala dan hadiah. Juara pertama mendapat Rp 5 juta plus piala dari gubernur, juara kedua Rp 4 juta plus iala dari wakil gubernur, dan juara ketiga Rp 3 juta plus piala dar walikota. Sedangkan juara harapan satu sampai dengan harapan tiga, masing-masing memperoleh Rp 1,5 juta, piala dari kepala dinas pendidikan, serta hadiah dari sponsor berupa radio tape recorder seharga Rp 750 ribu.
3.3.2. Karakteristik Bahasa Jurnalistik Terdapat 17 karakteristik bahasa jurnalistik menurut AS Haris Sumadiria, yaitu sederhana, singkat, padat, lugas, jelas, jernih, menarik, demokratis, populis, logis, gramatikal, menghindari kata tutur, menghindari kata dan istilah asing, pilihan kata (diksi) yang tepat, mengutamakan kalimat aktif, sejauh mungkin menghindari penggunaan kata atau istilah-istilah teknis, dan tunduk kepada kaidah etika. 24
Berikut penjelasan mengenai karakteristik-karakteristik tersebut.
24 AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm. 14 29
Universitas Indonesia a. Sederhana Sederhana berarti selalu mengutamakan dan memilih kata atau kalimat yang paling banyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang sangat heterogen, baik dilihat dari tingkat intelektualitasnya maupun karakteristik demografis dan psikografisnya. Kata-kata dan kalimat yang rumit dan hanya dapat dipahami segelintir orang tidak digunakan dalam bahasa jurnalistik. 25 b. Singkat
Singkat berarti langsung kepada pokok masalah (to the point), tidak bertele-tele, tidak berputar-putar, dan tidak memboroskan waktu pembaca. Ruangan yang tersedia pada kolom-kolom halaman koran, tabloid, atau majalah sangat terbatas, sementara isinya banyak dan beraneka ragam. Konsekuensinya, apapun pesan yang akan disampaikan, tidak boleh bertentangan dengan filosofi, fungsi, dan karakteristik pers. 26 c. Padat
Dalam konteks bahasa jurnalistik, padat berarti sarat informasi. Setiap kalimat dan paragraf yang ditulis memuat banyak informasi penting dan menarik untuk khalayak pembaca. Ini berarti terdapat perbedaan yang tegas antara kalimat singkat dan kalimat padat. Kalimat yang singkat tidak berarti memuat banyak informasi. Tetapi kalimat yang padat, kecuali singkat juga mengandung lebih banyak informasi. 27 d. Lugas
Lugas berarti tegas, tidak ambigu, sekaligus menghindari eufemisme atau penghalusan kata dan kalimat yang bisa membingungkan khalayak pembaca sehingga terjadi perbedaan persepsi dan kesalahan konklusi. Kata yang lugas selalu menekankan pada satu arti serta menghindari kemungkinan adanya penafsiran lain terhadap arti dan makna kata tersebut. 28
25 AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm. 14 26 Ibid. 27 Ibid, hlm. 15 28 Ibid. 30
Universitas Indonesia e. Jelas J elas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan kabur. Dalam konteks bahasa jurnalistik, jelas memiliki tiga arti: jelas artinya, jelas susunan kata atau kalimatnya sesuai dengan kaidah subjek-predikat- objek-keterangan (SPOK), jelas sasaran atau maksudnya. 29 f. Jernih
J ernih berarti bening, tembus pandang, transparan, jujur, tulus, tidak menyembunyikan sesuatu yang lain yang bersifat negatif seperti prasangka atau fitnah. Dalam pendekatan analisis wacana, kata dan kalimat yang jernih berarti kata dan kalimat yang tidak memiliki agenda tersembunyi di balik pemuatan suatu laporan kecuali fakta, kebenaran, kepentingan publik. 30 g. Menarik
Bahasa jurnalistik harus menarik, yang berarti mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca, memicu selera baca, serta membuat orang yang sedang tertidur, terjaga seketika. Bahasa jurnalistik menyapa khalayak pembaca dengan senyuman atau bahkan cubitan sayang, bukan dengan wajah tegang atau kepalan tangan dengan pedang. Karena itulah, sekeras apapun bahasa jurnalistik, ia tidak akan dan tidak boleh membangkitkan kebencian serta permusuhan dari pembaca dan pihak manapun. Bahasa jurnalistik memang harus provokatif, tetapi tetap merujuk kepada pendekatan dan kaidah normatif. Tidak semena-mena, tidak pula bersikap durjana. 31 h. Demokratis
Salah satu ciri yang paling menonjol dari bahasa jurnalistik adalah demokratis, yang berarti bahwa bahasa jurnalistik tidak mengenal tingkatan, pangkat, kasta, atau perbedaan dari pihak yang menyapa dan yang disapa seperti yang terdapat dalam gramatika bahasa Sunda dan J awa.
29 AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm 15. 30 Ibid. 31 Ibid, hlm. 16 31
Universitas Indonesia Bahasa jurnalistik memperlakukan siapapun, baik presiden, tukang becak, pengemis, maupun pemulung secara sama. J ika dalam berita disebutkan presiden mengatakan, maka kata mengatakan tidak boleh diganti dengan kata bersabda. Presiden dan pengemis, keduanya tetap harus ditulis mengatakan. Bahasa jurnalistik menolak pendekatan diskriminatif dalam penulisan berita, laporan, gambar, karikatur, atau teks foto. Secara ideologis, bahasa jurnalistik melihat setiap individu memiliki kedudukan yang sama di sepan hukum sehingga orang itu tidak boleh diberi pandangan serta perlakuan yang berbeda. Semuanya sejajar dan sederajat. Hanya perspektif nilai berita (news value) yang membedakan di antara keduanya. 32 i. Populis
Populis berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apapun yang terdapat dalam karya-karya jurnalistik harus akrab di telinga, mata, dan benak pikiran khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. Bahasa jurnalistik harus merakyat, artinya diterima dan diakrabi oleh semua lapisan masyarakat. 33 j. Logis
Logis berarti apapun yang terdapat dalam kata, istilah, kalimat, atau paragraf jurnalistik harus dapat diterima dan tidak bertentangan dengan akal sehat (common sense). Bahasa jurnalistik harus dapat diterima dan sekaligus mencerminkan nalar. di sini berlaku hukum logika. Sebagai contoh, sangat tidak logis jika dalam sebuah berita dikatakan: jumlah korban tewas dalam musibah longsor dan banjir bandang itu 225 orang namun sampai berita ini dturunkan belum juga melapor, karena tidak mungkin korban yang sudah tewas bisa melapor. 34
32 AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm. 17 33 Ibid. 34 Ibid. 32
Universitas Indonesia k. Gramatikal Gramatikal berarti kata, istilah, atau kalimat apapun yang dipakai dan dipilih dalam bahasa jurnalistik harus mengikuti kaidah tata bahasa baku. Bahasa baku artinya bahasa resmi sesuai dengan ketentuan tata bahasa serta pedoman ejaan yang disempurnakan berikut pedoman pembentukan istilah yang menyertainya. Bahasa baku adalah bahasa yang paling besar pengaruhnya dan paling tinggi wibawanya pada suatu bangsa atau kelompok masyarakat. 35 Contoh bahasa jurnalistik non-baku atau tidak gramatikal:
Ia bilang, presiden menyetujui anggaran pendidikan dinaikkan menjadi 15 persen dari total APBN dalam tiga tahun ke depan.
Contoh bahasa jurnalistik baku atau gramatikal:
Ia mengatakan, presiden menyetujui anggaran pendidikan dinaikkan menjadi 15 persen dari total APBN dalam tiga tahun ke depan. l. Menghindari Kata Tutur Kata tutur adalah kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari- hari secara informal, yakni kata-kata yang digunakan dalam percakapan di warung kopi, terminal, bus kota, atau pasar. 36 m. Menghindari Kata dan Istilah Asing Kata tutur hanya menekankan pada pengertian, bukan struktur dan tata bahasa. Contoh kata-kata tutur: bilang, dibilangin, bikin, dikasih tahu, kayaknya, makanya, jontor, kelar. Berita ditulis untuk dibaca atau didengar. Pembaca atau pendengar harus tahu arti dan makna setiap kata yang dibaca dan didengarnya. Berita atau laporan yang banyak diselipi kata-kata asing, selain tidak informatif dan komunikatif, juga sangat membingungkan. 37 n. Pilihan Kata (Diksi) yang Tepat
Bahasa jurnalistik sangat menekankan efektivitas. Setiap kalimat yang disusun tidak hanya harus produktif tetapi juga tidak boleh keluar dari
35 AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm. 18 36 Ibid. 37 Ibid, hlm. 19 33
Universitas Indonesia asas efektivitas. Artinya, setiap kata yang dipilih harus tepat dan akurat sesuai dengan tujuan pesan pokok yang ingin disampaikan kepada khalayak. Dalam bahasa jurnalistik, pilihan kata atau diksi tidak sekadar hadir sebagai varian dalam gaya, tetapi juga sebagai suatu keputusan yang didasarkan kepada pertimbangan matang untuk mencapai efek optimal terhadap khalayak. Pilihan kata atau diksi yang tidak tepat dalam setiap kata jurnalistik dapat berakibat fatal. Istilah diksi bukan saja digunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi persoalan fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan. Fraseologi mencakup persoalan kata-kata dalam pengelompokan atau susunannya, atau yang menyangkut cara-cara yang khusus berbentuk ungkapan-ungkapan. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi bertalian dengan ungkapan-ungkapan yang individual atau karakteristik, atau yang memiliki nilai artistik yang tinggi. 38 o. Mengutamakan Kalimat Aktif
Kalimat aktif lebih mudah dipahami dan lebih disukai oleh khalayak pembaca daripada kalimat pasif. Sebagai contoh, presiden mengatakan, bukan dikatakan oleh presiden. Bahasa jurnalistik harus jelas susunan katanya dan kuat maknanya. Kalimat aktif lebih memudahkan pengertian dan memperjelas pemahaman. Kalimat pasif sering menyesatkan pengertian dan mengaburkan pemahaman. 39 p. Menghindari Kata atau Istilah Teknis Karena ditujukan untuk umum, maka bahasa jurnalistik harus sederhana, mudah dipahami, ringan dibaca, dan tidak membingungkan. Salah satu cara untuk memenuhi ciri-ciri tersebut adalah dengan menghindari penggunaan kata atau istilah-istilah teknis. Bagaimanapun, kata atau istilah teknis hanya berlaku untuk kelompok atau komunitas tertentu yang relatif homogen. Realitas yang homogen, menurut
38 AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm. 19. 39 Ibid, hlm. 20 34
Universitas Indonesia perspektif filsafat bahasa, tidak boleh dibawa ke dalam realitas yang heterogen. Sebagai contoh, berbagai istilah teknis dalam dunia kedokteran atau mikrobiologi tidak akan dapat dipahami maksudnya oleh khalayak pembaca apabila dipaksakan untuk dimuat dalam berita, laporan, atau tulisan pers. Agar mudah dicerna dan dipahami maksudnya, istilah-istilah teknis itu harus diganti dengan istilah yang bisa dipahami oleh masyarakat umum. Kalaupun tak terhindarkan, maka istilah teknis itu harus disertai penjelasan yang ditempatkan dalam tanda kurung. 40 q. Tunduk kepada Kaidah Etika
Salah satu fungsi pers adalah edukasi (mendidik). fungsi ini bukan saja harus tercermin pada materi isi berita, laporan, gambar, dan artikel- artikelnya, melainkan juga harus tampak pada bahasanya. Pada bahasa tersimpul etika. Bahasa tidak saja mencerminkan pikiran seseorang tetapi sekaligus juga menunjukkan etika orang itu. Sebagai guru bangsa dengan fungsinya sebagai pendidik, pers wajib menggunakan serta tunduk kepada kaidah dan etika bahasa baku. Bahasa pers harus baku, benar, dan baik. Dalam etika berbahasa, pers tidak boleh menuliskan kata-kata yang tidak sopan, vulgar, sumpah serapah, hujatan dan makian yang sangat jauh dari norma sosial, budaya, dan agama. Pers juga tidak boleh menggunakan kata-kata porno dan berselera rendah lainnya dengan maksud untuk membangkitkan asosiasi serta fantasi seksual khalayak pembaca. Kata-kata yang vulgar atau menjurus pornografi biasanya lebih banyak ditemukan pada pers populer lapis bawah. 41
3.3.3. Karakteristik Judul Berita J udul adalah identitas berita. Tanpa judul, berita sehebat apapun tidak ada artinya. J udul berita sangat mendasar dilihat dari dua sisi kepentingan. Pertama, bagi berita itu sendiri. Tanpa judul, berita menjadi sesuatu yang
40 AS Haris Sumadiria. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), hlm. 20 41 Ibid, hlm. 21 35
Universitas Indonesia anonim, tidak dikenal, dan abstrak. Kedua, bagi khalayak pembaca. J udul adalah pemicu daya tarik pertama bagi pembaca untuk membaca suatu berita atau justru segera melewati dan melupakannya. Menurut AS Haris Sumadiria, judul berita yang baik harus memenuhi delapan syarat: (1) provokatif, (2) singkat dan padat, (3) relevan, (4) fungsional, (5) formal, (6) representatif, (7) menggunakan bahasa baku, dan (8) spesifik. 42 a. Provokatif Berikut penjelasan mengenai syarat-syarat tersebut. Provokatif berarti judul yang kita buat harus mampu membangkitkan minat dan perhatian sehingga khalayak pembaca tergoda untuk membaca berita yang kita tulis. 43 b. Singkat dan Padat
Singkat dan padat berarti tegas, lugas, terfokus, menukik pada pokok intisari berita, dan tidak bertele-tele (to the point). Bagi pers, judul yang singkat sangat diperlukan, paling tidak karena dua alasan. Pertama, karena keterbatasan tempat pada halaman-halaman media. Kedua, karena keterbatasan waktu pembaca. 44 c. Relevan
Relevan artinya berkaitan atau sesuai dengan pokok susunan pesan terpenting yang ingin disampaikan dan tidak menyimpang dari teras berita (lead). J udul yang baik harus diambil dari teras berita, sedangkan teras berita yang baik harus mencerminkan keseluruhan uraian berita. J udul berita berbeda dengan judul-judul dalam karya fiksi seperti cerita pendek dan novel. Dalam cerita pendek, setiap kata yang terdapat dalam bangunan cerita dapat kita jadikan judul. Namun tidak demikian halnya dengan judul berita. 45 d. Fungsional
Fungsional artinya setiap kata yang terdapat pada judul bersifat mandiri, berdiri sendiri, tidak bergantung pada kata yang lain, serta
42 AS Haris Sumadiria. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), hlm. 122 43 Ibid. 44 Ibid. 45 Ibid, hlm. 123 36
Universitas Indonesia memiliki arti yang tegas dan jelas. Sekalipun demikian, ketika digabung, kata-kata yang mandiri itu melahirkan satu kesatuan pengertian dan makna yang utuh, tidak saling menolak atau menegaskan. Contoh: Kegiatan Kampanye Pemilu Capres Putaran yang Kedua di Bandung Sepi. Dalam judul tersebut, terdapat dua kata yang tidak fungsional dan karena itu harus dibuang, yakni kata kegiatan dan kata yang. Sebab, kampanye mengandung arti kegiatan. Menurut bahasa jurnalistik, kata kegiatan karena itu termasuk kata mubazir, sedangkan kata yang sama sekali tidak diperlukan. J adi, judul berita tersebut seharusnya adalah Kampanye Capres Putaran Kedua di Bandung Sepi. 46 e. Formal
J udul harus bersifat formal, yang berarti berarti resmi, langsung menukik pada pokok masalah, sekaligus menghindari basa-basi dan eufemisme yang tidak perlu. Formal juga berarti judul yang kita buat tidak mendayu-dayu, tidak meliuk-liuk, tidak ragu-ragu, tidak lunak dan tidak bermakna ganda (ambigu). 47 f. Representatif
Representatif berarti judul berita yang sudah kita tetapkan mewakili dan mencerminkan teras berita. 48 g. Menggunakan Bahasa Baku J udul adalah identitas terpenting sebuah berita. Sebagai identitas, tentu posisi dan reputasi media yang memuat, menyiarkan, atau menayangkannya dipertaruhkan. Bahkan, karakter dan profesionalitas media sedikit-banyak tercermin pada judul-judul berita yang ditulisnya.
46 AS Haris Sumadiria. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), hlm. 123 47 Ibid, hlm. 124 48 Ibid. 37
Universitas Indonesia Media massa yang kapabel dan kredibel tidak mungkin membuat judul berita yang bertolak belakang dengan kapasitas dan reputasinya. Ia ingin dipandang intelektual, dinilai proporsional dan profesional, serta dihargai dan dihormati sebagai media massa yang mengemban fungsi edukasional (mendidik). Ia tidak mau dituding merusak bahasa hanya karena menulis judul berita dengan kata-kata dan istilah yang tidak baku. Ia menyadari, pers mengemban fungsi pendidik masyarakat dan bangsa. Ini berarti media massa dituntut untuk senantiasa memberi contoh yang baik. Fungsi itu semestinya juga tercermin pada judul- judul berita dan artikel yang disajikannya. 49 h. Spesifik
Spesifik berarti judul berita tidak saja harus mewakili dan mencerminkan teras berita, tetapi juga harus mengandung kata-kata khusus, yaitu kata-kata yang sempit ruang lingkupnya. J udul tidak boleh menggunakan kata-kata umum, yaitu kata-kata yang luas ruang lingkupnya. Semakin umum, semakin kabur gambarannya dalam angan-angan. Sebaliknya, semakin khusus, semakin jelas dan tepat. 50
3.4. Teori Sintaksis Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, sun (dengan) dan tattein (menempatkan). Secara etimologis, istilah tersebut berarti menempatkan bersama- sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat dan kelompok-kelompok kata menjadi kalimat. 51 David Crystal mendefinisikan sintaksis sebagai sebuah istilah tradisional untuk mempelajari peraturan yang mengatur cara mengkombinasikan kata-kata menjadi kalimat dalam suatu bahasa. 52
Materi sintaksis dalam penelitian ini terdiri dari satuan sintaksis dan fungsi sintaksis. Berikut penjelasan mengenai dua komponen tersebut.
49 AS Haris Sumadiria. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), hlm. 125 50 Ibid. 51 J .W.M. Verhaar. Pengantar Linguistik (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1977), hlm. 70 52 David Crystal. A Dictionary of Linguistics and Phonetics (Edisi ke-6) (Oxford: Blackwell Publishing, 2008), hlm. 471 38
Universitas Indonesia 3.4.1. Satuan Sintaksis Satuan sintaksis merupakan tataran dalam tata tingkat dan hirarki gramatikal. Urutan satuan sintaksis adalah wacana (satuan terbesar), dialog, monolog, paragraf, kalimat, klausa, frasa, kata, dan morfem (satuan terkecil). Dari semua itu, yang akan dibahas di sini hanya empat satuan, yaitu kalimat, klausa, frasa, dan kata. Berikut penjelasan mengenai satuan-satuan tersebut. a. Kalimat Satuan sintaksis pertama yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah kalimat. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kalimat sebagai satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. 53 Menurut J os Daniel Parera, kalimat merupakan sebuah bentuk ketatabahasaan yang maksimal yang tidak merupakan bagian dari sebuah konstruksi ketatabahasaan yang lebih besar dan lebih luas. 54 Kalimat juga dapat didefinisikan sebagai bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. 55 Abbas Hassan mendefinisikan kalimat sebagai susunan dua kata atau lebih yang memiliki makna sempurna. 56
Dalam bahasa Arab, kalimat disebut /al-jumlah/. Contoh kalimat dalam bahasa Arab:
/lan yuhmila qilun wjiban/ Orang yang berakal tidak akan pernah melalaikan tugasnya.
Terdapat dua jenis kalimat dalam bahasa Arab. J enis yang pertama adalah kalimat nominal atau dalam bahasa Arab disebut /jumlah ismiyyah/, yakni kalimat yang diawali nomina ( /isim/), atau fungsi subjeknya mendahului predikat. 57 Contoh:
53 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses 4 Mei 2014. (http://kbbi.web.id/kalimat) 54 J os Daniel Parera. Sintaksis (edisi kedua) (J akarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993, hlm. 2) 55 Soenjono Dardjowidjojo, et.al. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, ed. Anton M. Moeliono dan Soenjono Dardjowidjojo (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1988), hlm. 254 56 Abbas Hassan. Al-Nahwu Al-Wafi (Mesir: Dar El-Maarif, n.d.), hlm. 15 57 Fuad Nimah. Mulakhkhas: Qawid al-Lughah Arabiyah (Damaskus: Darul Hikmah, n.d.), hlm. 169 39
Universitas Indonesia
/al-ustdzu f al-fashli/ Guru itu di kelas
Kalimat di atas merupakan jumlah ismiyyah karena diawali dengan nomina /al-ustdzu/ guru dan berpredikat frasa preposisional /f al-fashli/ di kelas. J enis kalimat yang kedua adalah kalimat verbal yang dalam bahasa Arab disebut /jumlah filiyyah/, yaitu kalimat yang diawali verba ( /fiil/), atau fungsi verba predikatnya mendahului subjek. 58
Contoh:
/j-a ahmadu il bayt/ Ahmad telah datang ke rumah saya.
Kalimat di atas merupakan jumlah filiyah karena diawali dengan verba /j-a/ telah datang. Kata /j-a/ yang merupakan verba mendahului subjek kalimat tersebut yaitu /ahmadu/. Frasa preposisional /il bayt/ ke rumah saya berfungsi sebagai pelengkap dalam kalimat ini.
b. Klausa Satuan sintaksis berikutnya adalah klausa. Menurut J os Daniel Parera, frase merupakan suatu konstruksi yang dapat dibentuk oleh dua kata atau lebih, baik dalam bentuk sebuah pola dasar kalimat atau tidak. 59 Djoko Kentjono mendefinisikan klausa sebagai satuan gramatikal yang disusun oleh kata dan/atau frase dan yang mempunyai satu predikat. 60 Klausa pada umumnya merupakan konstituen kalimat. Contoh klausa dalam bahasa Indonesia: Tina pandai...
58 Fuad Nimah. Mulakhkhas: Qawid al-Lughah Arabiyah (Damaskus: Darul Hikmah, n.d.), hlm. 169 59 J os Daniel Parera. Sintaksis (edisi kedua) (J akarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993), hlm. 32 60 Djoko Kentjono. Dasar-dasar Linguistik Umum (Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1990), hlm. 58 40
Universitas Indonesia Klausa tersebut dibentuk oleh kata Tina sebagai subjek dan pandai sebagai predikat. Klausa dapat dijadikan kalimat jika ditambahkan intonasi final. Contoh klausa dalam bahasa Arab:
/taqra-u ftimatu al-qissatu/ Fatimah sedang membaca cerita Contoh di atas dapat berubah menjadi kalimat jika diakhiri dengan tanda titik sebagai intonasi final.
c. Frasa Satuan sintaksis ketiga yang akan dibahas dalam kerangka teori ini adalah frasa, yaitu gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif. 61 Sebagai contoh, pohon tinggi adalah frasa karena merupakan konstruksi non-predikatif. Konstruksi itu berbeda dengan pohon itu tinggi yang bukan merupakan frasa karena bersifat predikatif. 62 Dalam contoh tersebut, kata pohon berfungsi sebagai konstituen induk (head), sedangkan kata tinggi berfungsi sebagai konstituen pewatas (modifier). Dr. Salahuddin Hasanain mendefinisikan frasa sebagai gabungan unsur yang saling terkait dan menempati fungsi tertentu dalam kalimat, atau suatu bentuk yang secara sintaksis sama dengan satu kata tuggal, dalam arti gabungan kata tersebut dapat diganti dengan satu kata saja. 63 Terdapat berbagai jenis frasa yang akan dibahas dalam penelitian ini, antara lain frasa nominal, frasa pronominal, frasa numeralia, frasa verbal, frasa adjektival, dan frasa preposisional. Selain jenis-jenis frasa tersebut, jenis-jenis frasa lainnya seperti frasa naty, frasa athfy dan sebagainya juga akan dibahas dalam kerangka teori ini. J enis-jenis frasa tersebut diambil dari buku Sintaksis Bahasa Arab karya Imam Asrori.
61 Bambang Yudi Cahyono. Kristal-kristal Ilmu Bahasa (Surabaya: Airlangga University Press, 1995), hlm. 188 62 Ibid. 63 Salahuddin Hasanain. Dirasat fi Ilmi-l Lughah al-Washfy wa At-Tarikhiy wa Al- Muqaran (Riyadh: Darul Ulum, 1984), hlm. 164-165 41
Universitas Indonesia a) Frasa Nominal Frasa nominal merupakan frasa yang terdiri dari nomina sebagai konstituen induk dan unsur perluasan seperti adjektiva, verba, numeralia, demonstrativa, pronomina, dan frasa preposisional sebagai pewatas. 64
/rajulun jamlun/ Pria tampan Frasa di atas terdiri dari nomina /rajulun/ pria sebagai konstituen induk dan adjektiva /jamlun/ tampan sebagai pewatas.
b) Frasa Numeralia Frasa numeralia adalah frasa yang terjadi dari numeralia sebagai konstituen induk dan unsur perluasan lain sebagai pewatas. 65 Dalam bahasa Arab, frasa numeralia disebut frasa adady. 66 Contoh frasa numeralia dalam bahasa Arab:
/arbau bantin/ Empat anak perempuan.
Frasa tersebut terdiri dari numeralia /arbau/ empat sebagai konstituen induk dan /bantin/ anak-anak perempuan sebagai pewatas.
64 Harimurti Kridalaksana. Beberapa Prinsip Perpaduan Leksem dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1988), hlm. 85 65 Ibid, hlm. 92 66 Imam Asrori. Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa, Kalimat (Malang: Misykat, 2004), hlm. 57 42
Universitas Indonesia c) Frasa Adjektival (Naty) Contoh frasa nominal dalam bahasa Arab: Dalam bahasa Arab, frasa adjektival disebut frasa naty. 67
Frasa ini terdiri dari adjektiva sebagai induk. Contoh frasa adjektival dalam bahasa Arab:
/bad min hun/ J auh dari sini
Frasa di atas terdiri dari adjektiva /bad/ jauh sebagai induk dan frasa preposisional /min hun/ dari sinisebagai pewatas.
d) Frasa Preposisional (Syibhul J umlah) Harimurti Kridalaksana mendefinisikan frasa preposisional sebagai frasa yang terdiri dari preposisi sebagai perangkai dan kata atau kelompok kata sebagai sumbu. 68 Dalam bahasa Arab, frasa preposisional disebut frasa syibhul jumlah. 69 Contoh frasa preposisional dalam bahasa Arab:
/amm al-fashli/ Di depan kelas. Frasa tersebut terdiri dari preposisi /amm/ di depan sebagai perangkai dan nomina /al-fashli/ kelas sebagai sumbu.
e) Frasa Athfy (Koordinatif) Frasa athfy (koordinatif) merupakan frasa yang berunsur nomina diikuti nomina, verba diikuti verba, atau adjektiva diikuti adjektiva. 70
Contoh frasa athfy berunsur nomina diikuti nomina:
67 Imam Asrori. Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa, Kalimat (Malang: Misykat, 2004), hlm. 52 68 Harimurti Kridalaksana. Beberapa Prinsip Perpaduan Leksem dalam Bahasa Indonesia (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1988), hlm. 81 69 Imam Asrori. Op. Cit., hlm. 54 70 Ibid, hlm. 52 43
Universitas Indonesia
/utsmn yuhibbu al-lughata wa al-hisba/ Usman menyukai bahasa dan matematika.
Contoh frasa athfy berunsur verba diikuti verba:
/aktubu wa aqra-u kalimt jaddah kullu yaumin/ Saya menulis dan membaca kata-kata baru setiap hari.
/innallha samun almun/ Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Unsur-unsur pada frasa athfy dapat dihubungkan dengan atau tanpa huruf athaf atau partikel konjugatif.
f) Frasa Badaly (Apositif) Frasa badaly (apositif), sama seperti salah satu ciri frasa athfy, juga terdiri atas nomina yang diikuti nomina. Namun terdapat dua hal yang membedakan frasa badaly dari frasa naty dan athfy. Hal pertama adalah bahwa secara semantik, nomina pertama sama dengan nomina kedua. Karenanya, keduanya dapat saling menggantikan. Hal yang kedua, kedua nomina tersebut tidak dapat dirangkai dengan partikel konjugatif. 71
Contoh frasa badaly:
/tastaqbilu al-lajnatu wazra ad-dniyyata sad qil munawwar/ Komite itu menyambut Menteri Agama Said Aqil Munawwar.
Frasa badaly pada contoh di atas terbentuk dari nomina pertama /wazru ad-dniyyatu/ menteri agama dan nomina kedua /sad qil munawwar/ Said Aqil Munawwar.
Universitas Indonesia g) Frasa Zharfy (Adverbial) Frasa jenis ini memiliki unsur zharaf (adverbia) diikuti adverbia. 72 Contoh 1: Berikut beberapa contohnya:
/j-a ab shabh amsi min jkart/ Ayahku datang kemarin pagi dari J akarta.
Contoh 2:
/ghadan al-itsnayn sayahdhuru al-mudarrisu al-mishriyyu/ Dosen dari Mesir akan datang besok Senin.
Contoh 3:
/qad ghdara as-s-ihu hdz al-funduqa mundzu amsi/ Turis itu telah meninggalkan hotel sejak kemarin.
h) Frasa Manfy (Negasional) Frasa manfy terdiri atas penegasi (adtu an-nafy) diikuti verba atau nomina. Beberapa penegasi yang ditemukan atau banyak muncul adalah /l/, /laysa/, /m/, /lam/, dan /lan/. Penegasi /lam/, /lan/, dan /m/ ditemukan hanya diikuti verba. Penegasi lainnya dapat diikuti nomina ataupun verba. 73
Universitas Indonesia Tidak ada seorang pun di dalam kelas.
Contoh 3:
/lasta turdu hdza ath-tham/ Kau tidak mau makanan ini.
Contoh 4:
/innah laysa haznan/ Sesungguhnya ia tidak sedih.
Contoh 5:
/m j-a al-ustdzu/ Guru itu tidak datang.
Contoh 6:
/as-sayyid nr al-murtadh lam yahdhur/ Pak Nur Al-Murtadha belum datang.
Contoh 7:
/lan tarja al-ayym al-lat madhdhat/ Hari-hari yang berlalu tidak akan kembali.
i) Frasa Syarthy (Syarat) Frasa syarthy merupakan frasa yang berunsur penanda syarat sebagai pewatas diikuti verba sebagai induk. Contoh penanda- penanda syarat adalah /idz/, /man/, /indam/, /law/, /lamm/, /in/, /kullam/, dan /mahman/. 74 Berikut contoh-contohnya yang diambil dari ayat-ayat Al-Quran.
/kullam ard an yakhruj minh ud fh/ Setiap kali mereka hendak keluar darinya, mereka dikembalikan (lagi) ke dalamnya.
Contoh 2 dari QS. Ash-Shaff (61) ayat 5:
/falamm zgh azgha Allhu qulbahum/ Maka ketika mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka.
Contoh 3 dari QS. Al-Anam (6) ayat 160:
/man j-a bi al-hasanati falah asyru amtslih/ Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya.
Contoh 4 dari QS. Al-Hujurat (49) ayat 6:
/y ayyuh al-ladzna man in j-akum fsiqun binaba-in fatabayyan/ Wahai orang-orang yang beriman! J ika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya.
Contoh 5 dari QS. An-Nashr (110) ayat 1:
/idz j-a nashru Allhi/ Apabila telah datang pertolongan Allah
47
Universitas Indonesia j) Frasa Tanfis Frasa tanfis tersusun dari verba sebagai induk didahului penanda waktu tanfis /sa/, /sawfa/, /kay/, /li/, /qad/, dan /hatt/. 75 Berikut contoh-contohnya.
Contoh 1:
/sa-azruka hdza al-yawma/ Aku akan mengunjungimu hari ini.
Contoh 2:
/sawfa yahdhuru al-wafid/ Delegasi akan hadir. Contoh 3:
/qad adraktu m qultu/ Saya menyadari apa yang saya katakan.
Contoh 4:
/iqra marrah aw marratayn hatt tafhamu/ Bacalah sekali atau dua kali sampai kau paham.
Contoh 5:
/thriq yabhatsu anka li talaba maahu/ Thariq mencarimu untuk bermain bersamanya.
Contoh 6:
/anmu mubakkiran kay ashah mubakkiran/ Saya tidur lebih awal, agar saya bangun lebih awal.
Universitas Indonesia k) Frasa Tawqitat Frasa tawqitat merupakan frasa yang memiliki unsur verba bantu /kna/ dan yang sejenis (tidak termasuk /laysa/) baik diikuti verba maupun non-verba. Penanda tawqitat itu antara lain berupa /kna/, /shra/, /zhalla/, /ams/, dan /m zla/. 76 Berikut contoh-contohnya. Contoh 1:
/ath-thiflatu knat talabu f shati al-bayti/ Anak perempuan itu sedang bermain di halaman rumahnya.
Contoh 2:
/shra akh yamalu f hdz al-banki/ Saudara laki-laki saya bekerja di bank ini.
Contoh 3:
/utsmn zhalla yalbasuhu/ Usman tetap berpakaian.
Contoh 4:
/ams al-q-idu musliman/ Pemimpin itu telah menjadi Muslim.
Contoh 5:
/m zla hdza al-muammru yasyhadu al hadhrati al-arabi ar-rqiyati/ Arsitektur ini masih menjadi saksi atas peradaban Arab yang tinggi.
l) Frasa I dhafy Frasa idhafy adalah frasa yang berunsur nomina+nomina 77 . Nomina pertama merupakan unsur pertama sedangkan nomina kedua sebagai atributnya. Walaupun memiliki unsur nomina+nomina, frasa idhafy berbeda dengan frasa athfy/koordinatif. Dalam frasa athfy, kedua nomina berfungsi sebagai induk. Berikut dua contoh frasa idhafy:
Contoh 1:
/m anwnuka?/ Apa alamatmu?
Contoh 2:
/hiwyat ar-rasmu wa jamu ath-thawbii/ Hobi saya melukis dan mengoleksi perangko.
Dalam frasa idhafy, nomina pertama tidak perlu diberi partikel definit /al/ di depannya. Sedangkan nomina kedua dapat diberi artikel tersebut, dan selalu ber-irab majrur atau genetif (- /-in/ atau - /-i/).
m) Frasa Nidaiy Frasa ini terdiri atas kata seru ( /nid-un/) sebagai pewatas dan nomina sebagai induk. 78 Penanda seruan atau nida bisa berupa /y/ atau /ayyuh/. Berikut masing-masing contohnya:
n) Frasa Tawkidy Frasa tawkidy adalah frasa yang terbentuk dari nomina sebagai induk diikuti pewatas berupa tawkid atau penegas. Dalam bahasa Arab, penegas ini mencakup /ayana/, /nafsun/, dan /kullu/. Selain itu juga bisa berupa kata ganti lepas seperti contoh- contoh berikut.
Universitas Indonesia /uhibbu an aqra-a al-qishshata/ Saya suka membaca cerita. q) Frasa Tamyizy Frasa ini terdiri atas mumayyaz dan tamyiz. 81
Contoh:
/hadzihi hiya al-mar-atu al-jamlatu wajhan/ Inilah wanita berwajah cantik itu.
Mumayyaz merupakan adjektiva yang membentuk frasa naty atau atributif. Meskipun yang menjadi induk dalam frasa atributif adalah nomina, namun tamyiz berhubungan langsung dengan adjektiva, bukan nomina. Dengan kata lain, tamyiz tidak pernah muncul tanpa didahului adjektiva. 82
r) Frasa I stitsnaiy Frasa istitsnaiy terbentuk dari pengecualian diikuti nomina. 83
Pengecualian dalam bahasa Arab antara lain /ill/, /ghayru/, dan /saw/. Contoh dengan /ill/:
/l yushaddiqahu ahadun ill ab bakrin/ Tidak ada seorang pun yang mempercayainya kecuali Abu Bakar.
Contoh dengan /ghayru/:
/l amlaku ghayru hidz-an/ Saya tidak memiliki (apapun) selain sepatu.
Universitas Indonesia s) Frasa Bayany Frasa bayany memiliki unsur dua nomina yang dipisahkan oleh huruf /min/. 84 Contoh:
/syaribtu kban min al-ashri/ Saya minum segelas (dari) jus.
Dalam bahasa Arab, nomina kedua biasanya dipandang sebagai penjelas dari nomina pertama. Namun dalam frasa bayany, nomina kedualah yang merupakan induknya. Artinya, nomina kedua ini dapat menggantikan seluruh unsur dalam frasa tersebut. 85
t) Frasa Naskhy Frasa naskhy adalah frasa yang memiliki unsur nomina sebagai induk didahului penanda naskhy, yaitu /inna/, /anna/, /lakinna/, /li-anna/, /ka-anna/, /laalla/, dan /layta/. 86
Contoh dengan /inna/:
/inna Allha samun almun/ Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Contoh dengan /anna/:
/asyhadu anna muhammadan raslu Allhi/ Saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah.
Contoh dengan /lakinna/:
/lakinna al-kitbu jaddun/ Tapi (sesungguhnya) buku itu baru.
/li-anna wlad mardhun/ Karena (sesungguhnya) ayahku sakit.
Contoh dengan /ka-anna/:
/ka-annaka akh/ (Kau) seperti saudara laki-laki saya.
Contoh dengan /laalla/:
/laalla al-ustdzu yahdharu/ Mungkin guru itu hadir.
u) Frasa I khtishashy Frasa ini juga berunsur dua nomina. Nomina pertama merupakan induk dan nomina kedua merupakan pengkhusus. Sebagai pengkhusus, nomina kedua ber-irab mansub atau akusatif. 87 Contoh:
/nahnu al-muslimna ummatan whidatan/ Kita umat Islam adalah umat yang satu.
v) Frasa Taajjuby Frasa ini memiliki unsur /m/ atau /kam/ untuk menyatakan kekaguman. Contoh dengan /m/:
/m athayba qamshaka/ Bagus sekali kemejamu.
Contoh dengan /kam/:
/kam min fi-atin qallatin ghalabat fi-atan katsratan/
Universitas Indonesia Betapa kelompok yang sedikit mengatasi kelompok yang banyak.
w) Frasa Muqarabat Frasa ini memiliki verba sebagai unsur pembentuk didahului verba bantu muqabarat yang bermakna hampir. 88 Contoh:
/kda yumdh al-waqtu/ Waktu hampir berlalu. x) Frasa Syuru Frasa ini memiliki verba sebagai unsur pembentuk yang didahului verba bantu syuru. 89 Contoh:
/bada-at tataharraku al-hfiltu/ Bis-bis itu mulai bergerak.
Hubungan antar unsur pada frasa ini tidak selalu harus bersifat padu. Artinya, dapat diberi penyela lain di antara kedua unsur tersebut. Contoh:
/bada-at al-hfiltu tataharraku/ Bis-bis itu mulai bergerak.
y) Frasa Raja Frasa ini memiliki unsur verba /nudirruka/ menyadari sebagai unsur pembentuk didahului verba bantu raja /as/ semoga. Contoh:
Universitas Indonesia d. Kata Satuan sintaksis terakhir yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah kata. Kata disebut sebagai satuan gramatikal bebas terkecil, karena mempunyai potensi untuk berdiri sendiri, misalnya sebagai jawaban dari suatu pertanyaan atau suruhan terhadap seseorang. 90 Contoh kata sebagai jawaban:
Mau. sebagai jawaban dari pertanyaan Maukah kau berjalan-jalan denganku?
Contoh kata sebagai suruhan:
Minggir! sebagai suruhan kepada pengemudi bis kota.
Setiap kata atau frasa dalam kalimat termasuk dalam kategori atau kelas tertentu. Sebagai contoh, untuk kata terdapat kategori nomina, verba, adjektiva, dan adverbia. Untuk frasa terdapat kategori frasa nominal, frasa verbal, frasa adjektival, dan frasa preposisional. Dengan demikian, kata seperti buku, pergi, dan bagus masing-masing termasuk kategori nomina, verba, dan adjektiva sebagai kata dan termasuk kategori frasa nominal, verbal, dan adjektival sebagai frasa. 91 Hal ini juga berlaku dalam bahasa Arab. Kata /madrasah/ yang berarti sekolah termasuk kategori nomina ( /ism/ dalam bahasa Arab), kata /dzahaba/ yang berarti (dia lk.) pergi termasuk kategori verba ( /fil/ dalam bahasa Arab), dan kata /jaml/ yang berarti tampan termasuk dalam kategori adjektiva ( /nat/ dalam bahasa Arab).
3.4.2. Fungsi Sintaksis Satuan sintaksis yang besar terjadi dari satuan-satuan yang lebih kecil yang berhubungan satu sama lain secara fungsional. 92 Fungsi sintaksis utama dalam bahasa adalah predikat, subjek, objek, pelengkap, dan keterangan. Berikut penjelasannya.
90 Djoko Kentjono. Dasar-dasar Linguistik Umum (Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1990), hlm. 56 91 Bambang Yudi Cahyono. Kristal-kristal Ilmu Bahasa (Surabaya: Airlangga University Press, 1995), hlm. 180 92 Harimurti Kridalaksana. Sintaksis Fungsional: Sebuah Sintesis, dalam Lembaran Sastra (Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1992), hlm. 93 56
Universitas Indonesia a. Predikat Predikat merupakan konstituen inti dalam kalimat. Predikat dapat berupa frasa verbal, adjektival, nominal, numeralia, atau preposisional. 93
Contoh:
/burj fl f brs/ Menara Eiffel di Paris. (P=FPrep)
Nomina /burj fl/ menara Eiffel berfungsi sebagai subjek dan frasa preposisional /f brs/ di Paris berfungsi sebagai predikat.
/al-awqt ash-shalh khams/ Waktu sholat itu lima. (P=FNum)
Nomina /al-awqt ash-shalh/ waktu sholat merupakan subjek dan frasa numeralia /khams/ lima merupakan predikatnya.
/al-muwzhabah mashdar an-najh/ Ketekunan itu sumber kesuksesan. (P=FN)
Nomina /al-muwzhabah/ ketekunan berfungsi sebagai subjek dan frasa nominal /mashdar an-najh/ sumber kesuksesan berfungsi sebagai predikat.
/al-mumatstsilu jaml jiddan/ Aktor itu sangat tampan. (P=FAdj)
Nomina /al-mumatstsilu/ aktor merupakan subjek dan frasa adjektival /jaml jiddan/ sangat tampan merupakan predikat.
93 Hasan Alwi & Soenjono Darjowidjojo, Hans Lapoliwa, Anton Moeliono. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. (J akarta: Balai Pustaka, 1998), hlm. 326 57
Universitas Indonesia
/al-bintu tarqushu/ Gadis itu sedang menari. (P=FVerb)
Nomina /al-bintu/ gadis berfungsi sebagai subjek dan frasa verbal /tarqushu/ menari berfungsi sebagai predikat.
b. Subjek Fungsi sintaksis berikutnya adalah subjek. Pada umumnya, subjek diisi oleh konstituen yang takrif (spesifik). 94 Konstituen ini dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Contoh:
a) /ysmn mar-ah jamlah/ Yasmin wanita yang cantik. (S=N) b) /al-mudarrisu ar-riydhiyytu mardh/ Dosen matematika itu sakit. (S=FN) c) /al-lat taghn zawjatuhu/ Yang sedang bernyanyi adalah istrinya. (S=klausa)
Subjek pada contoh (a) adalah nomina berupa nama diri ( /ysmn/) Yasmin, sedangkan pada contoh (b), subjeknya berupa frasa nominal ( /al-mudarrisu ar-riydhiyyti/) dosen matematika. Subjek dalam contoh (c) berupa klausa, yakni /al-lat taghn/ yang sedang bernyanyi. c. Objek Fungsi sintaksis ketiga yang akan dibahas adalah objek. Keberadaan objek sangat dibutuhkan oleh predikat yang berupa verba transitif ( /fil mutaadd/ dalam bahasa Arab) pada kalimat aktif. Contoh:
/takulu fadhlah al-kaka/ Fadhilah makan kue.
94 Kridalaksana, Harimurti. Sintaksis Fungsional: Sebuah Sintesis, dalam Lembaran Sastra (Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1992), hlm. 94 58
Universitas Indonesia
Kalimat di atas merupakan kalimat transitif karena kata /takulu/ (dia pr.) makan membutuhkan objek untuk menyempurnakan makna kalimat. Objek dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Objek pada contoh kalimat di atas adalah nomina, yakni /al-kak/ kue. Contoh objek berupa frasa nominal:
/yasyrabu ahmadu ashr at-tuffh/ Ahmad minum jus apel.
Objek dalam kalimat di atas berupa frasa nominal yaitu /ashr at-tuffh/ jus apel.
Contoh objek berupa klausa:
) ( /taqlu umm (al-ladz) sayat al il indnsiy hadza ash-shabh/ Ibu saya mengatakan (bahwa) Ali akan datang ke Indonesia pagi ini.
Objek dalam kalimat di atas berupa klausa yaitu /satat al il indnsiy hadza ash-shabh/ Ali akan datang ke Indonesia pagi ini.
d. Pelengkap Pelengkap kerap kali dicampuradukkan dengan objek. Perbedaan pelengkap dengan objek adalah bahwa pelengkap itu tidak dapat dijadikan subjek akibat penafsiran kalimat. Pelengkap berada tepat di belakang predikat bila tidak objek dan di belakang objek jika unsur ini hadir. Pelengkap dapat berupa frasa nominal, frasa verbal, frasa adjektival, frasa preposisional, dan klausa. Sebagai contoh, perhatikan dua kalimat berikut:
a) /hasuna ath-thlibah khulquh/ Mahasiswi itu baik akhlaknya. b) /hassanat ath-thlibah khulqah/ 59
Universitas Indonesia Mahasiswi itu memperbaiki akhlaknya.
Pada contoh kalimat (a), kata /khulquh/ akhlaknya berfungsi sebagai pelengkap, sedangkan pada kalimat (b), kata /khulqah/ berfungsi sebagai objek. e. Keterangan Fungsi sintaksis terakhir yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah keterangan. Keterangan berfungsi untuk meluaskan atau membatasi makna subjek atau predikat. 95 Dalam bahasa Arab, keterangan disebut /zharf/. Keterangan bersifat fleksibel dan dapat diletakkan di awal, tengah, atau akhir kalimat. Fungsi sintaksis ini dapat berupa frasa preposisional atau adverbia. Contoh keterangan berupa frasa preposisional:
/tanmu srah f ghurfatih/ Sarah tidur di kamarnya.
Frasa preposisional /f ghurfatih/ di kamarnya pada contoh di atas berfungsi sebagai keterangan tempat atau adverbia lokatif ( /zharf makn/ dalam bahasa Arab).
Contoh keterangan berupa adverbia:
/yatakallamu ysuf bi al-faransiyyah fashhan/ Yusuf fasih berbicara dalam bahasa Prancis.
Adverbia /fashhan/ fasih pada contoh di atas berfungsi sebagai keterangan cara.
Dalam bahasa Arab, fungsi sintaksis terdiri dari /musnad ilaih/ yang berarti subjek dan /musnad/ yang berarti predikat. Subjek atau /musnad ilaih/ dapat berupa /fil/ yang berarti pelaku, /n-ib al-fil/ yang berarti subjek kalimat permutasi yang ditulis setelah verba pasif, " " /ism al-
95 Harimurti Kridalaksana. Sintaksis Fungsional: Sebuah Sintesis, dalam Lembaran Sastra (Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1992), hlm. 97 60
Universitas Indonesia ahruf al-lat tamalu amala laysa/ yang berarti partikel-partikel yang bermakna seperti kata /laysa/ contohnya /m/, /l/, dan lain-lain, /ism inna wa akhwtuh/ yang berarti subjek dari /inna/ dan sejenisnya, dan /ism l an-nafiyyah lil jinsi/ yang berarti subjek partikel negasi /l/ yang menegatifkan isim jenis. Sedangkan predikat atau /musnad/ dapat berupa /fil/ atau verba, /ism filin/ yaitu nomina yang bermakna verba, contohnya /hayhta/ yang bermakna sama dengan /bauda/ yakni jauh, /khabar mubtada/ yaitu predikat yang menunjukkan keadaan, /khabar fil an-nqish/ seperti verba /kna/ dan sejenisnya, " " /khabar al-ahruf al-lat tamalu amala laysa/ yang berarti predikat berupa partikel-parrtikel bermakna verba /laysa/, dan /khabar inna wa akhwtuh/ yaitu predikat dan sejenisnya. 96 Berikut contoh /musnad/ dan /musnad ilaih/:
/yanjahu ath-thlib/ Mahasiswa itu lulus.
Pada contoh di atas, kata /ath-thlib/ mahasiswa merupakan musnad ilaih (subjek) yang berupa /fil/ atau pelaku. Kata /yanjahu/ lulus berfungsi sebagai musnad.
Menurut Mustafa Ghulayaini, musnad dan musnad ilaih merupakan konstituen inti dalam kalimat. Sedangkan konstituen lainnya yaitu /fadhlah/ yang berarti pelengkap dan /adh/ yang berarti partikel termasuk konstituen bukan inti. 97
Fungsi /fadhlah/ merupakan fungsi sintaksis yang berfungsi melengkapi makna suatu kalimat dan bukan merupakan konstituen inti dalam kalimat. Dalam bahasa Arab, /fadhlah/ dapat berupa /mafl bih/ atau objek, /zharf zamn/ atau adverbia
Universitas Indonesia temporal, /zharf makn/ atau adverbia lokatif, /hl/ yaitu adverbia keadaan, atau adverbia lainnya. Konstituen lainnya yang bukan inti adalah /adh/ yang berarti partikel, yaitu kata sambung antara konstituen-konstituen kalimat atau antarkalimat. Yang termasuk /adh/ adalah partikel kondisional seperti /in/, /idz/, dan /anna/, partikel interogatif seperti /man/ dan /limdz/, partikel akusatif seperti /lan/, /idzan/, dan /an/ serta partikel-partikel lainnya.
3.5. Bahasa Arab dalam Media Dalam bukunya yang berjudul Modern Arabic: Structures, Function, and Varieties, Clive Holes menyebutkan ciri-ciri khas penggunaan bahasa Arab dalam media. Ciri-ciri khas itu membedakan gaya bahasa Arab media (media Arabic) dengan gaya bahasa Arab lainnya, contohnya sastra. Berikut penjelasannya.
3.5.1. Kecenderungan Nominalisasi Dibandingkan dengan semua aliran prosa Arab pra-modern beserta prosa sastra kontemporer, bahasa berita dan tulisan wacana berbahasa Arab dalam bidang ekonomi dan ilmu sosial-politik pada umumnya, mengandung lebih banyak frasa nomina daripada frasa verbal. 98 Maka demikian, frasa nomina lebih panjang dalam gaya bahasa tersebut dan lebih kompleks daripada jenis penulisan lainnya. Seperti pada kasus struktur pasif yang telah dijelaskan, nominalisasi merupakan cara sintaksis lain yang memungkinkan sang penulis untuk memberi kesan objektivitas pada pernyataan dan klaimnya dan karenanya lebih baik untuk klausa pengganti yang mengandung kata kerja berhingga yang harus ditentukan untuk seseorang. Nominalisasi, seperti pemasifan, memungkinkan klaim atau pernyataan yang tidak dapat dikaitkan dengan sumber atau narasumber apapun.
98 Clive Holes. Modern Arabic: Structures, Function, and Varieties. Edisi Revisi. (Washington DC: Georgetown University Press, 2004), hlm. 320 62
Universitas Indonesia Contoh:
... /hunka itiqd anna.../ Terdapat kepercayaan bahwa...
Dibandingkan dengan bentuk berikut:
... /ataqidu anna.../ Saya percaya bahwa...
Bentuk di atas terkesan subjektif karena menggunakan verba aktif untuk pronomina orang pertama. Dengan demikian, nominalisasi atau pemasifan lebih diutamakan. Berikut ini contoh paragraf berita mengenai polemik sistem pemberontak yang menginginkan perubahan politik di Kuwait. Paragraf tersebut menggunakan nominalisasi. Nominalisasi ini akan digarisbawahi pada tulisan Arab dan ditulis tebal pada penulisan Latinnya.
,
. /wa lilwuqfi al ath-thqah al-basyariyyah, yalzamu tahll al-mujtamai as-sukkn wa taqsmuhu il ft dzt majmt tabaan li ad-dawri al-ladz taqmu bihi kullu majmah hatt yumkina at-taarruf al hajmi quwwati al-amal wa khash-ishih f al-hdhir wa ittijhtih f al-mustaqbali al- qarb wa al-bad wa kadzlika al ahjm al-ft al-ukhr wa thabtih/ Untuk memahami apakah potensi manusia itu, diperlukan analisis dan pembagian populasi masyarakat ke dalam kelompok-kelompok dan subkelompok-subkelompok sesuai dengan peran yang dilakukan masing- masing subkelompok untuk menentukan ukuran tenaga kerja dan karakteristiknya sekarang dan kecenderungannya dalam jangka pendek dan panjang, serta ukuran dan sifat kelompok lain. 63
Universitas Indonesia Pengurangan klausa relatif juga digunakan untuk kepadatan dan keringkasan. 99
Contoh:
/awmil ad-dami al-musytaqqah min siysah sukkniyyah mulanah min qibali ad-dawlah wa mutaraf bih/ Faktor-faktor pendukung berasal dari sebuah kebijakan populasi yang diucapkan secara terbuka oleh pemerintah dan diakui sebagai demikian.
Salah satu penyebab kesan nominalisasi yang kental adalah sifat kompleks dari abstraksi yang ditulis dalam banyak karya jurnalistik dan teks lainnya yang membahas politik dan bidang serumpun. Sebagian besar dari ini dirujuk oleh penamaan konvensional yang terdiri dari frasa nominal yang komponennya menyiratkan sifat atau fungsinya. 100 Contoh:
/munazhzhamah ad-duwal al-mushaddirah lin-nafth/ Organisasi Negara Eksportir Minyak
3.5.2. Susunan Kata, Referensi Waktu, dan Jenis Teks Susunan kata yang biasa digunakan dalam bahasa Arab sastra adalah V+S+COMP (verba+subjek+pelengkap). Namun dalam bahasa Arab jurnalistik, terutama judul berita, susunan kata yang digunakan selalu S+V+COMP (subjek+verba+pelengkap), bagaimanapun ciri morfologis dan semantis verbanya atau referensi waktu dalam konten judul. 101 Contoh dengan verba imperfektif ( /fil mudhri/):
/barsyalnah tuhaqqiqu hulmah/
99 Clive Holes. Modern Arabic: Structures, Function, and Varieties. Edisi Revisi. (Washington DC: Georgetown University Press, 2004), hlm. 321 100 Ibid, hlm. 322 101 Ibid, hlm. 324 64
Universitas Indonesia Barcelona Wujudkan Mimpinya (ditulis seminggu sebelum pembukaan Olimpiade 1992; artikel melaporkan berlangsungnya persiapan)
/wafd min mutah yazru mudriyyah al-amni al-amm/ Delegasi dari Mutah Kunjungi Direktorat Keamanan Publik (ditulis sehari setelah kunjungan tersebut; artikel melaporkan detail peristiwa)
/asy-syurthah al-isriliyyah tastajwibu abd asy-syfi wa asyrw/ Polisi Israel Interogasi Abdul Shafi dan Ashrawi. (ditulis sehari setelah interogasi; artikel melaporkan apa yang terjadi)
Contoh dengan verba perfektif ( /fil mdh/):
/al-arab laib dawran assiyyan f qimmah al-ardh/ Bangsa Arab memainkan peran penting dalam Earth Summit. (ditulis tiga minggu setelah konferensi berakhir; artikel meringkas kontribusi bangsa Arab)
/al-muslimna taarradh li tsaltsi madzbih khillah f mi-ah sanah f al- bsanah/ Umat Islam telah dibantai tiga kali pada abad yang lalu di Bosnia. (ditulis selama penyerangan Serbia atas Bosnia; artikel merupakan catatan sejarah penderitaan mereka)
Urutan S+V+COMP ini sering ditemukan dalam judul berita, sedangkan dalam laporan-laporan berita lain, urutan V+S+COMP tetap digunakan. 102
J ika teks tersebut bersifat narasi lugas (straightforward narrative), di mana konten berita dalam judul berita hanya sebatas pengulangan dan penguatan (sebagaimana terjadi dalam tiga contoh pertama), susunan kata dalam kalimatnya selalu V+S+COMP, dan bentuk imperfektif yang
102 Clive Holes. Modern Arabic: Structures, Function, and Varieties. Edisi Revisi. (Washington DC: Georgetown University Press, 2004), hlm. 325 65
Universitas Indonesia mengindikasikan masa lalu (historic present) dalam judul berita diganti oleh narasi faktual (factual narrative) berbentuk perfektif dalam teks. 103
Dengan demikian, sebagai contoh, baris pertama teras berita dari contoh judul kedua dimulai seperti berikut: ... /zra wafd min thalabah jmiah mutah ams mudriyyah al-amn al-amm.../ Delegasi mahasiswa Universitas Mutah mengunjungi Direktorat Keamanan Publik kemarin...
Menurut Holes, struktur V+S+COMP biasanya berupa bentuk perfektif dan mengindikasikan tindakan atau peristiwa yang telah selesai. Sedangkan struktur S+V+COMP dalam bentuk imperfektif biasanya untuk menjelaskan fakta dan kebenaran umum, tindakan kebiasaan, dan sebagainya. 104
3.6. Struktur Dasar Judul Berita dalam Bahasa Arab Dalam buku Arabic Language and Linguistics, Janet Watson menyebutkan tiga struktur sintaksis dasar yang digunakan dalam judul-judul berita berbahasa Arab. Yaitu frasa nominal, klausa nominal tanpa verba, dan klausa nominal yang subjeknya diikuti oleh verba imperfektif ( /fil mudhri/). 105 Berikut penjelasan mengenai struktur-struktur tersebut.
3.6.1. Frasa Nominal Menurut Watson, judul berita dengan frasa nominal dapat terjadi akibat nominalisasi atau verba yang dihilangkan. Di mana kedua tindakan verbal dan subjek (baik sebagai pelaku atau pasif) sangat penting untuk menyampaikan informasi judul, verba tersebut dinominalisasikan menjadi sebuah nomina verbal awal yang sering mengawali frasa idhafah ( /idhfah/). Dalam bahasa Arab, nomina yang mengawali idhafah disebut /mudhf/. Struktur seperti ini sering dijumpai dalam judul-judul berita
103 Clive Holes. Modern Arabic: Structures, Function, and Varieties. Edisi Revisi. (Washington DC: Georgetown University Press, 2004), hlm. 326 104 Ibid, hlm. 328 105 J anet Watson. The Syntax of Arabic Headlines and News Summaries. Arabic Language and Linguistics. Ed. Yasir Suleiman (Surrey: Curzon Press, 1999), hlm. 166-167 66
Universitas Indonesia berbahasa Arab, di mana subjeknya berupa nomina indefinit atau frasa nominal dan secara gramatikal berfungsi sebagai /mudhf ilaih/. 106
Berikut contoh-contohnya:
/maqtal khams rah-in f marik dmiyyah/ Pembunuhan Lima Tawanan dalam Konflik Berdarah
/man sayyidah f dukhl al-matjir f barithniyyah/ Pelarangan Wanita untuk Masuk Toko di Inggris
Struktur idhafah yang diawali nomina verbal juga ditemukan di mana subjek merupakan frasa nomina yang diperluas. 107 Contoh:
: /amrk: irtif amaliyyt al-irhb f asy-syarq al-awsath/ Amerika: Naiknya Operasi Terorisme di Timur Tengah.
Klausa juga dapat ditulis sebagai nomina yang mengawali judul berita. 108
Contoh:
/al-musykilt al-lat tuwjihu al-aqaliyyt al-islmiyyah f rubb al- gharbiyyah wa amrk/ Masalah-masalah yang Dihadapi Minoritas Muslim di Eropa Barat dan Amerika. 3.6.2. Klausa Nominal Non-Verbal J ika subjek dan predikat diutamakan untuk menyampaikan informasi judul, namun tindakan verbal tidak, judul berita bahasa Arab dapat berupa klausa nominal tanpa verba yang dihasilkan dari penghilangan verba-verba ringan seperti /kna/ atau tidak ada penghilangan di mana kalimat yang
106 Clive Holes. Modern Arabic: Structures, Function, and Varieties. Edisi Revisi. (Washington DC: Georgetown University Press, 2004), hlm. 167 107 J anet Watson. The Syntax of Arabic Headlines and News Summaries. Arabic Language and Linguistics. Ed. Yasir Suleiman (Surrey: Curzon Press, 1999), hlm. 167 108 Ibid, hlm. 169 67
Universitas Indonesia tidak dihilangkan suku kata atau bunyinya dalam ucapan (non-elided sentence) diartikan sebagai kalimat tanpa verba. 109
/al-mutamar al-barlamn khathwah li rab ash-shad al-arab/ Konferensi Parlementer Langkah untuk Perbaiki Divisi Arab.
3.6.3. Klausa Nominal dengan Verba Imperfektif Seperti judul berita berbahasa Inggris, judul berita berbahasa Arab juga menggunakan verba imperfektif ( /fil mudhri/) atau present tense sekalipun persitiwa atau kegiatan yang diberitakan telah selesai. Holes menyebut penggunaan verba imperfektif ini sebagai historic present, yang berarti bentuk imperfektif yang mengindikasikan masa lalu. 110 Klausa nominal dengan verba imperfektif digunakan jika tindakan verba, subjek (biasanya pelaku verba) dan pelengkapnya (biasanya objek atau pelengkap preposisional) diutamakan untuk menyampaikan pesan dari judul. 111 Subjek yang mengawali klausa dapat berupa nomina definit tanpa perluasan. Contoh:
/ghand tastajwib sdniyyn wa tudhim maqarr munazhzhamt ightsah/ Uganda Tanyai Rakyat Sudan dan Serang Kantor-kantor Pusat Organisasi Bantuan
/shlih yuhazhzhir ad-duwal al-khaljiyyah min maghabbah at-tadakhkhul f al-harb/ Salih Peringatkan Negara-negara Teluk Tentang Konsekuensi Keterlibatan dalam Perang
109 J anet Watson. The Syntax of Arabic Headlines and News Summaries. Arabic Language and Linguistics. Ed. Yasir Suleiman (Surrey: Curzon Press, 1999), hlm. 169 110 Clive Holes. Modern Arabic: Structures, Function, and Varieties. Edisi Revisi. (Washington DC: Georgetown University Press, 2004), hlm. 326 111 J anet Watson. Op. Cit., hlm. 170 68
Universitas Indonesia Subjek yang mengawali judul juga dapat berupa nomina definit yang diperluas. Contoh: Contoh:
/ash-shir bayna al-hukmah wal muradhah f farans yabda-u bil muhjirn wa yantah bil intikhbt al-rbiyyah/ Konflik Antara Pemerintah dan Oposisi di Prancis Bermula dengan Imigran dan Berakhir dengan Pemilu Eropa
Tidak hanya nomina definit, nomina indefinit pun dapat diperluas. Contoh:
/ktib isbn yuhd al-amrah iln himrayn bil munsibah zaffih/ Penulis Spanyol Beri Putri Elena Dua Keledai pada Acara Pernikahannya.
33 /taful f bik yashadu bis-sir tsalatsah wa tsalatsna sant/ Optimisme di OPEC Tingkatkan Harga Sebanyak 33 Sen.
3.7. Sintesis Berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan oleh para wartawan, redaktur, atau pengelola media massa dalam menyusun dan menyajikan, memuat, menyiarkan, dan menayangkan berita serta laporan peristiwa atau pernyataan yang benar, aktual, penting dan atau menarik dengan tujuan agar mudah dipahami isinya dan cepat ditangkap maknanya. Bahasa jurnalistik memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan ragam bahasa lainnya. Di antara ciri-ciri itu adalah sederhana dan mudah dimengerti, karena pembaca, penonton, dan pendengar karya jurnalistik adalah masyarakat umum yang bersifat heterogen. Maka dari itu penggunaan istilah-istilah teknis dan asing tidak berlaku dalam bahasa jurnalistik karena akan menyulitkan pembaca, penonton, dan pendengar. Salah satu bagian dari karya jurnalistik adalah judul berita. J udul merupakan identitas berita dan mencerminkan kesan pertama sebuah berita. J udul adalah pemicu daya tarik pertama bagi pembaca untuk membaca suatu berita atau justru segera melewati dan melupakannya. Karenanya, salah satu karakteristik judul 69
Universitas Indonesia berita adalah provokatif, yaitu dapat membangkitkan minat dan perhatian sehingga khalayak pembaca tergoda untuk membaca berita yang kita tulis. Hal ini berkaitan dengan salah satu karakteristik bahasa jurnalistik, yaitu menarik. J udul berita juga harus singkat dan padat, yang berarti tegas, lugas, terfokus, menukik pada pokok intisari berita, dan tidak bertele-tele (to the point). Penulisan yang terlalu mendayu-dayu dan eufemisme berlebihan sangat dihindari dalam bahasa jurnalistik, termasuk penulisan judul berita. Syarat judul berita lainnya adalah menggunakan bahasa baku. Bahasa baku artinya bahasa resmi sesuai dengan ketentuan tata bahasa serta pedoman ejaan yang disempurnakan berikut pedoman pembentukan istilah yang menyertainya. Kesalahan tata bahasa dan ejaan dalam judul berita dapat membingungkan pembacanya. Hal ini berkaitan dengan karakteristik bahasa jurnalistik lainnya, yakni gramatikal. Ciri gramatikal ini juga berkaitan dengan salah satu syarat kalimat efektif jurnalistik, yaitu kepaduan atau koherensi. Kesalahan penempatan kata-kata yang tidak sesuai, di depan, di tengah, atau di belakang kalimat, merupakan isyarat tidak akan ada atau tidak tercapainya unsur kepaduan atau koherensi dalam kalimat. Kesalahan lain, biasanya terlihat pada penempatan preposisi atau kata depan, konjungsi atau kata penghubung, dan kata-kata tugas. Ini juga harus diperhatikan dalam penulisan judul berita. Ditinjau dari sudut pandang sintaksis, unsur-unsur inti dalam sebuah kalimat adalah subjek dan predikat. Dua unsur pokok ini harus dipenuhi dalam menulis judul berita. Selain itu, judul berita juga dapat ditambahkan dua unsur lain yang tidak termasuk unsur inti, yaitu pelengkap dan partikel. Terdapat tiga macam struktur sintaksis dalam judul berita bahasa Arab, yaitu frasa nominal, klausa nominal tanpa verba, dan klausa nominal yang diikuti verba imperfektif. J udul- judul berita dalam situs Aljazeera.net akan dianalisis dan diklasifikasi berdasarkan tiga struktur tersebut.
70 Universitas Indonesia BAB IV ANALISIS SINTAKTIS JUDUL-JUDUL BERITA DALAM SITUS ALJAZEERA.NET
4.1. Pengantar Beberapa judul berita yang akan dianalisis dalam penelitian ini diambil dari 10 rubrik, yaitu /arab/ (dunia Arab), /dawl/ (internasional), /taqrr wa hiwrt/ (laporan dan dialog), /jawwalah ash- shihfah/ (press tour atau kunjungan pers), /hurriyt wa huqq/ (hak asasi manusia), /ulm wa tiknljiy/ (ilmu pengetahuan dan teknologi), /riydhah/ (olahraga), /thibb wa shihhah/ (kedokteran dan kesehatan), /al-iqtishd/ (ekonomi), dan /munawwit/ (features). Analisis yang dilakukan adalah analisis sintaktis. J udul-judul berita akan diklasifikasi berdasarkan tiga struktur dasar judul berita berbahasa Arab yang dipaparkan J anet Watson dalam artikelnya The Syntax of Arabic Headlines and News Summaries yaitu frasa nominal, klausa nominal tanpa verba, dan klausa nominal yang subjeknya diikuti verba imperfektif. Setelah diklasifikasi, judul-judul ini akan dianalisis struktur kalimatnya. Selain artikel J anet Watson, penulis juga menjadikan buku Sintaksis Arab: Frasa, Klausa, Kalimat karya Imam Asrori sebagai acuan utama analisis ini.
4.2. Judul Berita Aljazeera.net Berdasarkan Struktur dan Analisis Struktur Sintaktis Kalimat 4.2.1. Frasa Nominal a) FNom: FApositif + FKoord + KVerb + FPrep 1T 1T /ithlqu sarhi shahafiyyin wa mushawwirin isbniyyayni ukhtuthif bi sriy/ Pembebasan J urnalis dan Fotografer Spanyol yang Diculik di Suriah
J udul di atas diambil dari rubrik /arab/ (dunia Arab) dan merupakan frasa nominal yang terdiri dari frasa apositif atau badaly /ithlqu sarhi/ pembebasan, frasa koordinatif atau athfy 71
Universitas Indonesia /shahafiyyin wa mushawwirin isbniyyayni/ jurnalis dan fotografer Spanyol, klausa verbal /ukhtuthif/ (yang) diculik Induk dari frasa ini adalah frasa apositif /ithlqu sarhi/ pembebasan yang terdiri dari dua nomina bermakna sama, yaitu /ithlqu/ dan /sarhi/ yang sama-sama memiliki makna pembebasan. Induk frasa ini diwatasi oleh frasa koordinatif atau athfy /shahafiyyin wa mushawwirin isbniyyayni/ jurnalis dan fotografer Spanyol. Frasa ini terdiri dari dua nomina yang dihubungkan oleh partikel konjungtif /wa/ dan, yaitu /shahafiyyun/ jurnalis dan /mushawwirun/ fotografer serta adjektiva bentuk ganda genetif /isbniyyayni/ (dari) Spanyol yang mensifati kedua nomina tersebut. Nomina /shahafiyyun/ jurnalis dan /mushawwirun/ fotografer ditulis dalam bentuk genetif ( /majrr/) karena nomina sebelumnya yaitu /sarhi/ pembebasan juga ditulis dalam bentuk tersebut. Frasa /shahafiyyin wa mushawwirin isbniyyayni/ jurnalis dan fotografer Spanyol diwatasi oleh klausa verbal /ukhtuthif/ (yang) diculik dan frasa preposisional /bi sriy/ di Suriah. J udul ini sudah memenuhi syarat-syarat kalimat efektif jurnalistik. Terbukti bahwa tidak terdapat kesalahan penulisan, baik penulisan maskulin dan feminin maupun singular, ganda, dan jamak. Tidak terdapat juga kesalahan urutan penulisan kata dalam judul ini. Syarat yang paling menonjol adalah kesejajaran atau kepararelan. Hal ini dibuktikan dengan frasa koordinatif dalam judul ini. Adjektiva dalam frasa tersebut ditulis dalam bentuk ganda genetif karena mensifati dua nomina yang juga berbentuk genetif. Dari sudut pandang karakteristik bahasa jurnalistik, judul ini sudah memenuhi karakteristik sederhana, singkat, padat, lugas, jelas, jernih, dan gramatikal. Hal ini dibuktikan oleh jumlah kata-kata yang tidak terlalu banyak (7 kata), tidak adanya penghalusan atau eufemisme 72
Universitas Indonesia sehingga judul tersebut mudah dimengerti dan dapat ditangkap maksudnya, dan kesesuaian penulisan judul dengan tata bahasa yang baku (bahasa fusha). J udul di atas juga sudah memenuhi beberapa karakteristik judul berita, yaitu singkat dan padat (dibuktikan dengan jumlah kata pada judul yaitu 7), formal (karena langsung menukik pada pokok masalah dan tidak bertele-tele), dan menggunakan bahasa baku.
b) FNom: (I dhafah 1 + FPrep) + I dhafah 2 1T 1T /imtiddu al-isytibkti li-sijni ab ghuraybin wa qashfi al-falljati/ Berlanjutnya Bentrokan di Penjara Abu Ghraib dan Pengeboman Fallujah
J udul di atas diambil dari rubrik /arab/ (dunia Arab) dan merupakan frasa nominal yang terdiri dari idhafah pertama /imtiddu al-isytibkti/ berlangsungnya bentrokan, frasa preposisional /li-sijni ab ghuraybin/ di penjara Abu Ghraib, dan idhafah kedua /qashfi al-falljati/ pengeboman Fallujah. Idhafah pertama yang berfungsi sebagai induk dari frasa ini terdiri dari nomina /imtiddun/ berlangsungnya sebagai mudhaf dan nomina /al-isytibktu/ bentrokan sebagai mudhaf ilaih. Idhafah tersebut kemudian diwatasi oleh frasa preposisional frasa preposisional /li-sijni ab ghuraybin/ di penjara Abu Ghraib yang terdiri dari preposisi /li/ di sebagai induk dan frasa idhafy /sijnun ab ghuraybin/ sebagai pewatas. Setelah frasa tersebut, terdapat partikel konjungtif /wa/ dan yang menghubungkan frasa /imtiddu al- isytibkti li-sijni ab ghuraybin/ berlangsungnya bentrokan di penjara Abu Ghraib dan idhafah kedua, yaitu /qashfi al- falljati/ pengeboman Fallujah. Idhafah ini terdiri dari nomina /qashfun/ pengeboman sebagai mudhaf dan nomina nama diri ( 73
Universitas Indonesia /ism alam/) /al-falljatu/ Fallujah yang merupakan nama kota yang dibom pada peristiwa tersebut sebagai mudhaf ilaih. Dari sudut pandang syarat kalimat efektif jurnalistik, judul di atas sudah memenuhi syarat kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Hal ini dibuktikan dengan urutan kata yang tepat dalam frasa dan tidak menyalahi tata bahasa. Dari sudut pandang karakteristik bahasa jurnalistik, judul ini sudah memenuhi karakteristik sederhana, singkat, padat, lugas, jelas, jernih, dan gramatikal. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kata yang tidak terlalu banyak (7 kata), menghindari penghalusan atau eufemisme yang berlebihan, dan penulisan yang sesuai dengan tata bahasa Arab yang baku. J udul tersebut juga sudah memenuhi beberapa karakteristik judul berita, yaitu singkat dan padat, formal, dan menggunakan bahasa baku. Karakteristik singkat dan padat dalam judul ini dibuktikan dengan jumlah kata dalam judul (7 kata). J udul tersebut bersifat formal karena langsung menukik pada pokok persoalan yang diberitakan. J udul ini juga menggunakan bahasa baku, yang dalam bahasa Arab disebut bahasa fusha.
c) FNom: N + N + N + N
/tarjuu numuwwi al-iqtishd al-tnis/ Turunnya Pertumbuhan Ekonomi Tunisia
J udul di atas diambil dari rubrik /al-iqtishd/ (ekonomi) dan merupakan frasa idhafah yang terdiri dari empat nomina. Nomina pertama /tarjuu/ turunnya/penurunan berfungsi sebagai mudhaf dan tiga nomina setelahnya /numuwwi al- iqtishd al-tnis/ pertumbuhan ekonomi Tunisia merupakan mudhaf ilaih. Mudhaf ilaih dalam judul ini terdiri dari nomina /numuwwun/ pertumbuhan sebagai mudhaf dan frasa nominal /al- iqtishd at-tnis/ ekonomi Tunisia sebagai mudhaf ilaih. Frasa 74
Universitas Indonesia nominal /al-iqtishd at-tnis/ ekonomi Tunisia terdiri dari nomina /al-iqtishd/ ekonomi sebagai induk dan adjektiva /at-tnis/ (dari) Tunisia sebagai pewatas. Nomina /al-iqtishd/ ekonomi merupakan nomina maskulin tunggal, maka adjektiva /at-tnis/ (dari) Tunisia yang mensifatinya juga ditulis dalam bentuk yang sama. Dari sudut pandang syarat kalimat efektif jurnalistik, judul di atas sudah memenuhi syarat kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Hal ini dibuktikan dengan urutan kata yang tepat dalam frasa dan tidak menyalahi tata bahasa. Karakteristik kesejajaran atau keparalelan juga terdapat dalam judul ini, yaitu penulisan gender yang tepat dalam frasa nominal /al-iqtishd at-tnis/ ekonomi Tunisia. J udul ini juga telah memenuhi beberapa karakteristik bahasa jurnalistik. Karakteristik yang pertama adalah singkat. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kata dalam judul yang sangat sedikit yaitu 4 kata saja. Karakteristik yang lainnya yaitu padat, lugas, jernih, dan jelas. Tidak terdapat eufemisme atau penghalusan yang berlebihan dalam judul ini. J udul ini juga bersifat gramatikal, terbukti dari penulisannya yang tepat dan tidak menyalahi tata bahasa Arab baku. Dari sudut pandang karakteristik judul berita, judul tersebut telah memenuhi beberapa karakteristik judul berita, yaitu singkat dan padat, formal, dan menggunakan bahasa baku. Terbukti dari jumlah kata yang sangat sedikit, penulisan yang langsung menukik pada pokok masalah tanpa basa-basi yang tidak perlu, dan tidak menyalahi tata bahasa Arab yang baku.
75
Universitas Indonesia d) FNom: I dhafah + FPrep 1. /muqtalu jundiyyin rmniyyin janba afghnistn/ Tewasnya Tentara Rumania di Afganistan Selatan
J udul di atas diambil dari rubrik /dawl/ (internasional) dan merupakan frasa nominal yang terdiri dari idhafah /muqtalu jundiyyin rmniyyin/ tewasnya tentara Rumania sebagai induk dan frasa preposisional /janba afghnistn/ (di) Afganistan Selatan sebagai pewatas. Idhafah yang menjadi induk dari frasa ini terdiri dari nomina /muqtalun/ tewasnya/kematian sebagai mudhaf, nomina /jundiyyun/ tentara sebagai mudhaf ilaih dan adjektiva /rmniyyin/ (dari) Rumania yang mensifati nomina /jundiyyun/ tentara. Idhafah ini diwatasi oleh frasa preposisional /janba afghnistn/ (di) Afganistan Selatan yang terdiri dari preposisi /janba/ Selatan sebagai induk dan nomina nama negara /afghnistn/ Afganistan sebagai pewatas. Terdapat nominalisasi verba yang merupakan salah satu cirri khas bahasa Arab media dalam judul ini, yaitu nomina /muqtalun/ tewasnya/kematian sebagai pengganti verba pasif /yuqtalu/ tewas/mati. J udul ini telah memenuhi salah satu syarat kalimat efektif jurnalistik yaitu kesejajaran atau keparalelan. Hal ini dibuktikan dengan penulisan frasa nominal /jundiyyun rmniyyun/ tentara Rumania. Nomina /jundiyyun/ tentara merupakan nomina maskulin tunggal yang bersifat umum (nakirah) karena tidak diawali partikel spesifik /al/. Maka, adjektiva /rmniyyin/ (dari) Rumania juga ditulis dalam bentuk yang sama. Syarat kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi juga terdapat dalam judul ini karena penulisannya 76
Universitas Indonesia yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku. Karakteristik bahasa jurnalistik yang dimiliki judul berita ini adalah sederhana, singkat, dan padat. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kata yang sedikit dalam judul yaitu 5 kata saja, namun informasi yang didapat dari judul sudah dapat dengan mudah ditangkap, yaitu tewasnya seorang tentara Rumania di Afganistan. Karakteristik lainnya adalah lugas, jernih, dan jelas. Artinya, tidak terdapat penghalusan, eufemisme, atau basa-basi yang tidak perlu, sehingga mudah dimengerti. J udul ini juga bersifat gramatikal. Terbukti dari penulisannya yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab baku. Dari sudut pandang karakteristik judul berita, judul di atas memiliki karakteristik singkat dan padat. Terbukti dari jumlah kata yang sedikit, namun sarat dengan informasi sehingga pembaca dapat langsung memahami peristiwa yang disampaikan dalam judul. Karakteristik judul berita lainnya yang dimiliki oleh judul ini adalah formal, yang berarti to the point, menukik pada pokok peristiwa yang disampaikan, dan menghindari eufemisme, penghalusan, dan basa-basi yang tidak diperlukan. J udul ini juga menggunakan bahasa baku, yang dalam bahasa Arab disebut bahasa fusha.
2. /khiyrtu al-aqaliyyti f al-intikhbti at-turkiyyati/ Pilihan Minoritas dalam Pemilu Turki
J udul di atas diambil dari rubrik /taqrr wa hiwrt/ (laporan dan dialog) dan merupakan frasa nominal yang terdiri dari idhafah /khiyrtu al-aqaliyyti/ pilihan minoritas sebagai induk dan frasa preposisional /f al- intikhbti at-turkiyyati/ dalam pemilu Turki sebagai pewatas. 77
Universitas Indonesia Idhafah yang mengawali judul ini terdiri dari nomina /khiyrtu/ pilihan sebagai mudhaf dan /al-aqaliyyti/ minoritas sebagai mudhaf ilaih. Idhafah ini diwatasi oleh frasa preposisional yang terdiri dari preposisi /f/ di/dalam sebagai induk dan frasa nominal /al-intikhbti at-turkiyyati/ pemilu Turki sebagai pewatas. Frasa nominal /al-intikhbtu at-turkiyyatu/ pemilu Turki yang mewatasi frasa preposisional tersebut terdiri dari nomina /al-intikhbtu/ pemilu sebagai induk dan adjektiva /at-turkiyyatu/ (dari) Turki sebagai pewatas. Frasa ini ditulis dalam bentuk genetif (majrur) karena didahului oleh preposisi /f/ di/dalam. Maka, baik Nomina /al- intikhbtu/ pemilu maupun adjektiva /at-turkiyyatu/ (dari) Turki juga ditulis dalam bentuk tersebut. Nomina /al-intikhbtu/ pemilu merupakan nomina jamak feminin untuk benda mati. Dalam bahasa Arab, semua nomina jamak untuk benda mati, baik maskulin maupun feminin, dianggap bentuk feminin tunggal. J adi, adjektiva /at- turkiyyatu/ (dari) Turki yang mensifati nomina tersebut ditulis dalam bentuk feminin tunggal. Nomina /al-intikhbtu/ pemilu bersifat spesifik (marifah) karena diawali partikel /al/, maka adjektiva /at-turkiyyatu/ (dari) Turki yang mensifati nomina tersebut juga harus diawali partikel /al/. Penulisan frasa nominal /al-intikhbtu at- turkiyyatu/ pemilu Turki merupakan bukti terdapatnya kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Selain itu, terdapat juga kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi dalam judul tersebut. Hal ini dibuktikan dengan penulisan judul yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku. J udul di atas memiliki beberapa karakteristik bahasa jurnalistik, yaitu sederhana, singkat, dan padat. Hal ini dibuktikan dengan 78
Universitas Indonesia sedikitnya jumlah kata (5 kata). Walaupun hanya terdiri dari 5 kata, judul ini sudah sarat dengan informasi, sehingga tidak membingungkan pembaca. Karakteristik bahasa jurnalistik lainnya yang dimiliki judul ini adalah jernih, lugas, dan jelas. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya eufemisme atau penghalusan yang tidak diperlukan. Karakteristik lainnya yaitu gramatikal juga dimiliki judul ini, terbukti dari penulisannya yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab baku. Karakteristik judul berita yang dimiliki judul ini adalah singkat dan padat, formal, dan menggunakan bahasa baku. Singkat dan padat, karena walaupun hanya terdiri dari 5 kata, pembaca sudah dapat menangkap informasi yang disampaikan dalam judul tersebut. Formal, karena langsung menukik pada pokok masalah serta menghindari basa-basi dan eufemisme yang tidak diperlukan.
3. /irtifu al-aswqi at-turkiyyati bada fawzi ardghn/ Meningkatnya Pasar Turki Setelah Kemenangan Erdogan
J udul di atas diambil dari rubrik /al-iqtishd/ (ekonomi) dan terdiri dari idhafah /irtifu al-aswqi at- turkiyyati/ meningkatnya pasar Turki sebagai induk dan frasa preposisional /bada fawzi ardghn/ setelah kemenangan Erdogan sebagai pewatas. Idhafah yang mengawali judul ini terdiri dari nomina /irtifu/ meningkatnya/peningkatan sebagai mudhaf dan frasa nominal /al-aswqu at-turkiyyatu/ pasar Turki sebagai mudhaf ilaih. Frasa nominal ini terdiri dari nomina /al-aswqu/ pasar sebagai induk dan adjektiva /at- turkiyyatu/ (dari) Turki sebagai pewatas. Idhafah dalam judul tersebut diwatasi oleh frasa preposisional yang terdiri dari preposisi /bada/ setelah sebagai induk dan idhafah /fawzu ardghn/ kemenangan Erdogan sebagai 79
Universitas Indonesia pewatas. Idhafah yang mewatasi frasa preposisional ini terdiri dari nomina /fawzun/ kemenangan sebagai mudhaf dan nomina nama diri /ardghn/ Erdogan sebagai mudhaf ilaih. Nomina /fawzun/ kemenangan ditulis dalam bentuk genetif (majrur) karena didahului oleh preposisi /bada/ setelah. J udul di atas memiliki beberapa karakteristik bahasa jurnalistik, yaitu sederhana, singkat, dan padat. Hal ini dibuktikan dengan sedikitnya jumlah kata (6 kata). Walaupun hanya terdiri dari 6 kata, judul ini sudah sarat dengan informasi, sehingga tidak membingungkan pembaca. Karakteristik bahasa jurnalistik lainnya yang dimiliki judul ini adalah jernih, lugas, dan jelas. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya eufemisme atau penghalusan yang tidak diperlukan. Karakteristik lainnya yaitu gramatikal juga dimiliki judul ini, terbukti dari penulisannya yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab baku. Karakteristik judul berita yang dimiliki judul ini adalah singkat dan padat, formal, dan menggunakan bahasa baku. Singkat dan padat, karena walaupun hanya terdiri dari 6 kata, pembaca sudah dapat menangkap informasi yang disampaikan dalam judul tersebut. Formal, karena langsung menukik pada pokok masalah serta menghindari basa-basi, penghalusan, dan eufemisme yang tidak diperlukan.
4. /nadzru harbin bridatin jaddatin bayna wsyinthan wa msk/ Sumpah Perang Dingin Baru Antara Washington dan Moskow
J udul di atas diambil dari rubrik /jawwalah ash- shihfah/ (press tour atau kunjungan pers) dan merupakan frasa nominal yang terdiri dari idhafah /nadzru harbin bridatin jaddatin/ sumpah perang dingin baru sebagai induk dan frasa preposisional /bayna wsyinthan wa msk/ antara Washington dan Moskow sebagai pewatas. 80
Universitas Indonesia Idhafah yang mengawali judul ini terdiri dari nomina /nadzrun/ sumpah sebagai mudhaf dan frasa nominal /harbun bridatun jaddatun/ perang dingin baru sebagai mudhaf ilaih. Frasa nominal ini terdiri dari nomina /harbun/ perang yang diwatasi oleh dua adjektiva yaitu /bridatun/ dingin dan /jaddatun/ baru. Idhafah ini diwatasi oleh frasa preposisional /bayna wsyinthan wa msk/ antara Washington dan Moskow yang terdiri dari preposisi /bayna/ antara sebagai induk dan frasa koordinatif atau athfy /wsyinthan wa msk/ Washington dan Moskow sebagai pewatas. J udul ini sudah memenuhi salah satu syarat kalimat efektif jurnalistik, yaitu kesejajaran dan kepararelan. Hal ini dibuktikan dengan penulisan frasa nominal /harbun bridatun jaddatun/ perang dingin baru. Nomina /harbun/ perang merupakan nomina feminin tunggal walaupun tidak memiliki ta marbuthah (). Maka, dua adjektiva yang mensifatinya yaitu /bridatun/ dingin dan /jaddatun/ baru ditulis dalam bentuk yang sama. Nomina /harbun/ perang juga merupakan nomina yang bersifat umum (nakirah) karena tidak diawali partikel /al/. Maka, dua adjektiva yang mensifatinya yaitu /bridatun/ dingin dan /jaddatun/ baru juga tidak boleh diawali partikel /al/. Syarat kalimat efektif jurnalistik lainnya yang telah dipenuhi oleh judul di atas adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Hal ini terbukti dari penulisannya yang benar, urutan kata yang tepat, dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku. Karakteristik bahasa jurnalistik yang dimiliki judul ini adalah sederhana, singkat, dan padat. Sederhana dan singkat karena jumlah kata yang tidak terlalu banyak, yakni 8 kata. Walaupun hanya terdiri dari 8 kata, judul ini sudah sarat dengan informasi, sehingga tidak membingungkan pembaca. Karakteristik bahasa 81
Universitas Indonesia jurnalistik lainnya yang dimiliki judul ini adalah jernih, lugas, dan jelas. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya eufemisme atau penghalusan yang tidak diperlukan. Karakteristik lainnya yaitu gramatikal juga dimiliki judul ini, terbukti dari penulisannya yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab baku. Karakteristik judul berita yang dimiliki judul ini adalah singkat dan padat, formal, dan menggunakan bahasa baku. Singkat dan padat, karena walaupun hanya terdiri dari 8 kata, pembaca sudah dapat menangkap informasi yang disampaikan dalam judul tersebut. Formal, karena langsung menukik pada pokok masalah serta menghindari basa-basi, penghalusan, dan eufemisme yang tidak diperlukan.
e) FNom: N + FPrep
/makhwifun min imtiddi ash-shiri as-sriyyi/ Kekhawatiran Akan Melebarnya Konflik Suriah
J udul di atas diambil dari rubrik /jawwalah ash-shihfah/ (press tour atau kunjungan pers) dan terdiri dari nomina /makhwifun/ kekhawatiran sebagai induk dan frasa preposisional /min imtiddi ash-shiri as-sriyyi/ akan melebarnya konflik Suriah sebagai pewatas. Frasa preposisional ini terdiri dari preposisi /min/ dari/akan sebagai induk dan idhafah /imtiddu ash-shiri as- sriyyi/ melebarnya konflik Suriah sebagai pewatas. Idhafah yang mewatasi frasa ini terdiri dari nomina /imtiddu/ melebarnya sebagai mudhaf dan frasa nominal /ash- shiru as-sriyyu/ konflik Suriah sebagai mudhaf ilaih. Frasa nominal ini terdiri dari nomina /ash-shiru/ konflik sebagai induk dan adjektiva /as-sriyyu/ (dari) Suriah sebagai pewatas. 82
Universitas Indonesia Terdapat unsur kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Hal ini terbukti dari penulisan frasa nominal /ash-shiru as- sriyyu/ konflik Suriah. Nomina /ash-shiru/ konflik merupakan nomina maskulin tunggal, maka adjektiva /as- sriyyu/ (dari) Suriah juga ditulis dalam bentuk yang sama. Idhafah /imtiddu ash-shiri as-sriyyi/ melebarnya konflik Suriah ditulis dalam bentuk genetif (majrur) karena didahului oleh preposisi /min/ dari/akan. Maka, baik nomina /imtiddu/ melebarnya sebagai mudhaf maupun frasa nominal /ash-shiru as-sriyyu/ konflik Suriah sebagai mudhaf ilaih ditulis dalam bentuk genetif. Syarat kalimat efektif jurnalistik lainnya yang telah dipenuhi oleh judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Hal ini dibuktikan dengan penulisan judul yang benar, urutan kata yang tepat dan sesuai tata bahasa. Karakteristik bahasa jurnalistik yang dimiliki judul ini adalah sederhana, singkat, dan padat. Sederhana dan singkat karena jumlah kata yang sedikit, yakni 5 kata. Walaupun hanya terdiri dari 5 kata, judul ini sudah sarat dengan informasi, sehingga tidak membingungkan pembaca. Karakteristik bahasa jurnalistik lainnya yang dimiliki judul ini adalah jernih, lugas, dan jelas. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya eufemisme atau penghalusan yang tidak diperlukan. Karakteristik lainnya yaitu gramatikal juga dimiliki judul ini, terbukti dari penulisannya yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab baku. Karakteristik judul berita yang dimiliki judul ini adalah singkat dan padat, formal, dan menggunakan bahasa baku. Singkat dan padat, karena walaupun hanya terdiri dari 5 kata, pembaca sudah dapat menangkap informasi yang disampaikan dalam judul tersebut. Formal, karena langsung menukik pada pokok masalah serta menghindari basa- basi, penghalusan, dan eufemisme yang tidak diperlukan.
83
Universitas Indonesia f) FNom: I dhafah + FNom 34 /iktisyfu maqbaratin firawniyyatin umruh arbaatu wa tsaltsna qarnan/ Penemuan Makam Firaun Berusia 34 Abad
J udul di atas diambil dari rubrik /munawwit/ (features) dan terdiri dari idhafah /iktisyfu maqbaratin firawniyyatin/ penemuan makam Firaun sebagai induk dan frasa nominal 34 /umruh arbaatu wa tsaltsna qarnan/ berusia 34 abad sebagai pewatas. Idhafah yang mengawali judul ini terdiri dari nomina /iktisyfun/ penemuan sebagai mudhaf dan frasa nominal /maqbaratun firawniyyatun/ makam Firaun sebagai mudhaf ilaih. Frasa nominal ini terdiri dari nomina /maqbaratun/ makam sebagai induk dan adjektiva /firawniyyatun/ Firaun sebagai pewatas. Idhafah ini diwatasi oleh frasa nominal 34 /umruh arbaatu wa tsaltsna qarnan/ berusia 34 abad yang terdiri dari induk berupa nomina /umrun/ usia yang disambung dengan pronomina posesif untuk orang ketiga feminin /h/ -nya (pr.) dan pewatas berupa frasa numeralia 34 /arbaatu wa tsaltsna qarnan/ 34 abad. Terdapat unsur kesejajaran dan keparalelan dalam judul ini. Frasa nominal /maqbaratun firawniyyatun/ makam Firaun ditulis dalam bentuk genetif (majrur) karena berfungsi sebagai mudhaf ilaih. Nomina /maqbaratun/ makam merupakan nomina feminin tunggal, maka adjektiva /firawniyyatun/ Firaun juga ditulis dalam bentuk yang sama. Nomina /maqbaratun/ makam juga bersifat umum karena tidak diawali partikel /al/, maka adjektiva /firawniyyatun/ Firaun juga tidak boleh diawali partikel /al/. Dari sudut pandang karakteristik bahasa jurnalistik, judul ini sudah memenuhi karakteristik sederhana, singkat, padat, lugas, jelas, jernih, 84
Universitas Indonesia dan gramatikal. Hal ini dibuktikan oleh jumlah kata-kata yang tidak terlalu banyak (8 kata), tidak adanya penghalusan atau eufemisme sehingga judul tersebut mudah dimengerti dan dapat ditangkap maksudnya, dan kesesuaian penulisan judul dengan tata bahasa yang baku (bahasa fusha). J udul di atas juga sudah memenuhi beberapa karakteristik judul berita, yaitu singkat dan padat (dibuktikan dengan jumlah kata pada judul yaitu 8), formal (karena langsung menukik pada pokok masalah dan tidak bertele-tele), dan menggunakan bahasa baku.
g) FNom: FKoord + FPrep + FPrep
/ihtijjtun wa ittihmtun lisy-syurthati bi maqtali shahafiyyatin mishriyyatin/ Protes dan Tudingan kepada Polisi atas Pembunuhan Wartawati Mesir
J udul di atas diambil dari rubrik /hurriyt wa huqq/ (hak asasi manusia) dan terdiri dari frasa koordinatif /ihtijjtun wa ittihmtun/ protes dan tudingan sebagai induk, frasa preposisional pertama /lisy-syurthati/ kepada polisi sebagai pewatas, dan frasa preposisional kedua /bi maqtali shahafiyyatin mishriyyatin/ atas pembunuhan wartawati Mesir yang mewatasi frasa koordinatif /ihtijjtun wa ittihmtun/ protes dan tudingan. Frasa preposisional pertama /lisy-syurthati/ kepada polisi terdiri dari preposisi /li/ kepada/untuk sebagai induk dan nomina /asy-syurthatu/ polisi sebagai pewatas. Frasa preposisional kedua /bi maqtali shahafiyyatin mishriyyatin/ atas pembunuhan wartawati Mesir terdiri dari preposisi /bi/ dengan/atas sebagai induk dan idhafah /maqtalun shahafiyyatin mishriyyatin/ pembunuhan wartawati Mesir sebagai pewatas. Idhafah yang mewatasi frasa preposisional kedua ini 85
Universitas Indonesia terdiri dari nomina /maqtalun/ pembunuhan sebagai mudhaf dan frasa nominal /shahafiyyatun mishriyyatun/ wartawan Mesir sebagai mudhaf ilaih. Frasa nominal ini terdiri dari nomina feminin /shahafiyyatun/ wartawati sebagai induk dan adjektiva /mishriyyatun/ (dari) Mesir sebagai pewatas. Terdapat unsur kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Hal ini dapat dibuktikan pada penulisan frasa nominal /shahafiyyatun mishriyyatun/ wartawan Mesir. Nomina /shahafiyyatun/ wartawati merupakan nomina feminin tunggal, maka adjektiva /mishriyyatun/ (dari) Mesir yang mensifati nomina tersebut juga ditulis dalam bentuk feminin tunggal. Selain itu, nomina /shahafiyyatun/ wartawati bersifat umum karena tidak diawali partikel /al/, maka adjektiva /mishriyyatun/ (dari) Mesir yang mensifati nomina tersebut juga tidak boleh diawali partikel /al/. J udul di atas memiliki beberapa karakteristik bahasa jurnalistik, yaitu sederhana, singkat, dan padat. Hal ini dibuktikan dengan sedikitnya jumlah kata (7 kata). Walaupun hanya terdiri dari 7 kata, judul ini sudah sarat dengan informasi, sehingga tidak membingungkan pembaca. Karakteristik bahasa jurnalistik lainnya yang dimiliki judul ini adalah jernih, lugas, dan jelas. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya eufemisme atau penghalusan yang tidak diperlukan. Karakteristik lainnya yaitu gramatikal juga dimiliki judul ini, terbukti dari penulisannya yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab baku. Karakteristik judul berita yang dimiliki judul ini adalah singkat dan padat, formal, dan menggunakan bahasa baku. Singkat dan padat, karena walaupun hanya terdiri dari 7 kata, pembaca sudah dapat menangkap informasi yang disampaikan dalam judul tersebut. Formal, karena langsung menukik pada pokok masalah serta menghindari basa- basi dan eufemisme yang tidak diperlukan.
86
Universitas Indonesia h) FNom: FNom + I dhafah + FPrep : /taqrrun rbiyyun: tarjuu al-ishlhti f al-jaz-iri/ Laporan Eropa: Mundurnya Reformasi di Aljazair
J udul di atas diambil dari rubrik /taqrr wa hiwrt/ (laporan dan dialog), dan terdiri dari frasa nominal /taqrrun rbiyyun/ laporan Eropa sebagai induk dan idhafah /tarjuu al-ishlhti/ mundurnya reformasi serta frasa preposisional /f al-jaz-iri/ di Aljazair yang mewatasi frasa nominal /taqrrun rbiyyun/ laporan Eropa. Frasa nominal /taqrrun rbiyyun/ laporan Eropa terdiri dari nomina /taqrrun/ laporan sebagai induk dan adjektiva /rbiyyun/ (dari) Eropa sebagai pewatas. Idhafah dalam judul ini terdiri dari nomina /tarjuun/ mundurnya/kemunduran sebagai mudhaf dan /al-ishlhti/ reformasi sebagai mudhaf ilaih. Frasa preposisional dalam judul ini terdiri dari preposisi /f/ di/dalam sebagai induk dan nomina nama negara /al-jaz-iru/ Aljazair sebagai pewatas. Terdapat unsur kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Di antaranya penulisan frasa nominal /taqrrun rbiyyun/ laporan Eropa. Nomina /taqrrun/ laporan merupakan nomina maskulin tunggal, maka adjektiva /rbiyyun/ (dari) Eropa yang mensifatinya juga ditulis dalam bentuk maskulin tunggal. Selain itu, nomina /taqrrun/ laporan bersifat umum karena tidak diawali partikel /al/. Maka adjektiva /rbiyyun/ (dari) Eropa yang mensifatinya juga tidak boleh diawali partikel /al/. Syarat kalimat efektif jurnalistik lainnya yang telah dipenuhi oleh judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Hal ini dibuktikan dengan penulisan judul yang benar, urutan kata yang tepat dan sesuai tata bahasa. 87
Universitas Indonesia Karakteristik bahasa jurnalistik yang dimiliki judul ini adalah sederhana, singkat, dan padat. Sederhana dan singkat karena jumlah kata yang sedikit, yakni 6 kata. Walaupun hanya terdiri dari 6 kata, judul ini sudah sarat dengan informasi, sehingga tidak membingungkan pembaca. Karakteristik bahasa jurnalistik lainnya yang dimiliki judul ini adalah jernih, lugas, dan jelas. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya eufemisme atau penghalusan yang tidak diperlukan. Karakteristik lainnya yaitu gramatikal juga dimiliki judul ini, terbukti dari penulisannya yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab baku. Karakteristik judul berita yang dimiliki judul ini adalah singkat dan padat, formal, dan menggunakan bahasa baku. Singkat dan padat, karena walaupun hanya terdiri dari 6 kata, pembaca sudah dapat menangkap informasi yang disampaikan dalam judul tersebut. Formal, karena langsung menukik pada pokok masalah serta menghindari basa- basi, penghalusan, dan eufemisme yang tidak diperlukan.
i) FNom: FNom + FPrep + FPrep
/muzhhartun layliyyatun bi mishra aqba maqtila thlibayni/ Unjuk Rasa Malam di Mesir Setelah Pembunuhan Dua Mahasiswa
J udul di atas diambil dari rubrik /arab/ (dunia Arab) dan terdiri dari frasa nominal /muzhhartun layliyyatun/ unjuk rasa malam sebagai induk, frasa preposisional pertama /bi mishra/ di Mesir sebagai pewatas, dan frasa preposisional kedua /aqba maqtila thlibayni/ setelah pembunuhan dua mahasiswa yang mewatasi frasa preposisional pertama. Frasa nominal /muzhhartun layliyyatun/ unjuk rasa malam yang mengawali judul di atas terdiri dari nomina feminin jamak /muzhhartun/ unjuk rasa sebagai induk dan adjektiva /layliyyatun/ malam sebagai pewatas. Nomina /muzhhartun/ unjuk rasa merupakan nomina jamak feminin untuk 88
Universitas Indonesia benda mati. Dalam bahasa Arab, semua nomina jamak untuk benda mati, baik maskulin maupun feminin, dianggap bentuk feminin tunggal. J adi, adjektiva /layliyyatun/ malam ditulis dalam bentuk feminin tunggal. Frasa tersebut diwatasi oleh frasa preposisional pertama /bi mishra/ di Mesir yang terdiri dari preposisi /bi/ di sebagai induk dan nomina nama negara /mishr/ Mesir sebagai pewatas. Frasa preposisional pertama ini diwatasi oleh frasa preposisional kedua /aqba maqtila thlibayni/ setelah pembunuhan dua mahasiswa yang terdiri dari preposisi /aqba/ setelah sebagai induk, nomina /maqtila/ pembunuhan sebagai pewatas dan nomina bentuk ganda /thlibayni/ dua mahasiswa yang mewatasi nomina /maqtila/ pembunuhan. Terdapat unsur kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Unsur tersebut terletak pada penulisan Frasa nominal /muzhhartun layliyyatun/ unjuk rasa malam. Nomina /muzhhartun/ unjuk rasa bersifat umum karena tidak diawali partikel /al/, maka adjektiva /layliyyatun/ malam yang mensifatinya tidak boleh diawali partikel /al/. Syarat kalimat efektif jurnalistik lainnya yang telah dipenuhi oleh judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Hal ini dibuktikan dengan penulisan judul yang benar, urutan kata yang tepat dan sesuai tata bahasa. Karakteristik bahasa jurnalistik yang dimiliki judul ini adalah sederhana, singkat, dan padat. Sederhana dan singkat karena jumlah kata yang sedikit, yakni 6 kata. Walaupun hanya terdiri dari 6 kata, judul ini sudah sarat dengan informasi, sehingga tidak membingungkan pembaca. Karakteristik bahasa jurnalistik lainnya yang dimiliki judul ini adalah jernih, lugas, dan jelas. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya eufemisme atau penghalusan yang tidak diperlukan. Karakteristik lainnya yaitu gramatikal juga dimiliki judul ini, terbukti dari penulisannya yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab baku. 89
Universitas Indonesia Karakteristik judul berita yang dimiliki judul ini adalah singkat dan padat, formal, dan menggunakan bahasa baku. Singkat dan padat, karena walaupun hanya terdiri dari 6 kata, pembaca sudah dapat menangkap informasi yang disampaikan dalam judul tersebut. Formal, karena langsung menukik pada pokok masalah serta menghindari basa- basi, penghalusan, dan eufemisme yang tidak diperlukan.
4.2.2. Klausa Nominal Non-Verbal a) KNom: S (I dhafah) + P (FPrep) + Adv. Temporal
/intikhbtu ar-ri-sati bi mishra awkhira my/ Pemilihan Presiden di Mesir pada Akhir Mei
J udul di atas diambil dari rubrik /arab/ (dunia Arab) dan terdiri dari subjek berupa idhafah /intikhbtu ar-ri-sati/ pemilihan presiden dan predikat yang terdiri dari frasa preposisional /bi mishra/ di Mesir dan adverbia temporal atau keterangan waktu /awkhira my/ (pada) akhir Mei yang berfungsi sebagai penjelas bagi idhafah /intikhbtu ar-ri-sati/ pemilihan presiden. Idhafah yang mengawali judul di atas terdiri dari nomina mudhaf /intikhbtu/ pemilihan/pemilu dan nomina mudhaf ilaih /ar-ri-sati/ presiden. Frasa preposisional yang menjadi predikat pada judul ini terdiri dari preposisi /bi/ di sebagai induk dan nomina nama diri /mishr/ Mesir yang merupakan nama negara tempat peristiwa dalam judul berlangsung sebagai pewatas. Syarat kalimat efektif jurnalistik lainnya yang telah dipenuhi oleh judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Hal ini dibuktikan dengan penulisan judul yang benar, urutan kata yang tepat dan sesuai tata bahasa. Karakteristik bahasa jurnalistik yang dimiliki judul ini adalah sederhana, singkat, dan padat. Sederhana dan singkat karena jumlah 90
Universitas Indonesia kata yang sedikit, yakni 5 kata. Walaupun hanya terdiri dari 5 kata, judul ini sudah sarat dengan informasi, sehingga tidak membingungkan pembaca. Karakteristik bahasa jurnalistik lainnya yang dimiliki judul ini adalah jernih, lugas, dan jelas. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya eufemisme atau penghalusan yang tidak diperlukan. Karakteristik lainnya yaitu gramatikal juga dimiliki judul ini, terbukti dari penulisannya yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab baku. Karakteristik judul berita yang dimiliki judul ini adalah singkat dan padat, formal, dan menggunakan bahasa baku. Singkat dan padat, karena walaupun hanya terdiri dari 5 kata, pembaca sudah dapat menangkap informasi yang disampaikan dalam judul tersebut. Formal, karena langsung menukik pada pokok masalah serta menghindari basa- basi, penghalusan, dan eufemisme yang tidak diperlukan.
b) KNom: S (I dhafah) + P (N + FPrep) .. /mratsnu baghdda..rislatun lil-hubbi wa as-salmi/ Maraton Baghdad: Pesan Cinta dan Perdamaian
J udul di atas diambil dari rubrik /riydhah/ (olahraga) dan terdiri dari subjek berupa idhafah /mratsnu baghdda/ maraton Baghdad dan predikat /khabar ismiyyah/ yang terdiri dari nomina /rislatun/ pesan dan frasa preposisional /lil- hubbi wa as-salmi/ (untuk) cinta dan perdamaian. Idhafah yang menjadi subjek pada judul ini terdiri dari nomina mudhaf /mratsnu/ maraton dan nomina nama diri /baghdd/ Baghdad yang menjadi mudhaf ilaih dalam frasa ini. Frasa preposisional yang menjadi predikat judul ini terdiri dari preposisi /li/ untuk yang disambung dengan frasa koordinatif atau athfy /al-hubbu wa as-salmu/ cinta dan perdamaian. Syarat kalimat efektif jurnalistik yang telah dipenuhi oleh judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Hal 91
Universitas Indonesia ini dibuktikan dengan penulisan judul yang benar, urutan kata yang tepat dan sesuai tata bahasa. Karakteristik bahasa jurnalistik yang dimiliki judul ini adalah sederhana, singkat, dan padat. Sederhana dan singkat karena jumlah kata yang sedikit, yakni 6 kata. Walaupun hanya terdiri dari 6 kata, judul ini sudah sarat dengan informasi, sehingga tidak membingungkan pembaca. Karakteristik bahasa jurnalistik lainnya yang dimiliki judul ini adalah jernih, lugas, dan jelas. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya eufemisme atau penghalusan yang tidak diperlukan. Karakteristik lainnya yaitu gramatikal juga dimiliki judul ini, terbukti dari penulisannya yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab baku. Karakteristik judul berita yang dimiliki judul ini adalah singkat dan padat, formal, dan menggunakan bahasa baku. Singkat dan padat, karena walaupun hanya terdiri dari 6 kata, pembaca sudah dapat menangkap informasi yang disampaikan dalam judul tersebut. Formal, karena langsung menukik pada pokok masalah serta menghindari basa- basi, penghalusan, dan eufemisme yang tidak diperlukan.
c) KNom: S (I dhafah) + P (Adj + FPrep)
/mathbakhu al-bahri al-mutawassithi munsibun li takhffi al-wazni/ Masakan Mediterania Cocok untuk Turunkan Berat Badan
J udul di atas diambil dari rubrik /thibb wa shihhah/ (kedokteran dan kesehatan) dan terdiri atas subjek berupa idhafah /mathbakhu al-bahri al-mutawassithi/ masakan Mediterania dan predikat yang terdiri dari adjektiva /munsibun/ cocok dan frasa preposisional /li takhffi al-wazni/ untuk menurunkan berat badan. Idhafah yang mengawali judul ini terdiri dari nomina mudhaf /mathbakhun/ masakan dan nomina nama diri /al-bahri al-mutawassithi/ Laut Tengah/Mediterania sebagai mudhaf ilaih. 92
Universitas Indonesia Adjektiva /munsibun/ cocok mensifati nomina /mathbakhun/ masakan. Frasa preposisional yang merupakan bagian dari predikat dalam judul ini terdiri dari preposisi /li/ untuk yang disambungkan dengan idhafah /takhff al-wazni/ menurunkan berat badan yang terdiri dari nomina verbal /takhffun/ menurunkan/penurunan sebagai mudhaf dan nomina /al-waznu/ berat badan sebagai mudhaf ilaih. Terdapat unsur kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Nomina /mathbakhun/ masakan merupakan nomina maskulin tunggal, maka adjektiva /munsibun/ cocok yang mensifatinya juga ditulis dalam bentuk maskulin tunggal. Nomina /mathbakhun/ masakan juga bersifat umum karena tidak diawali partikel /al/, maka adjektiva /munsibun/ cocok yang mensifatinya juga tidak boleh diawali partikel /al/. Syarat kalimat efektif jurnalistik lainnya yang telah dipenuhi oleh judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Hal ini dibuktikan dengan penulisan judul yang benar, urutan kata yang tepat dan sesuai tata bahasa. Karakteristik bahasa jurnalistik yang dimiliki judul ini adalah sederhana, singkat, dan padat. Sederhana dan singkat karena jumlah kata yang sedikit, yakni 6 kata. Walaupun hanya terdiri dari 6 kata, judul ini sudah sarat dengan informasi, sehingga tidak membingungkan pembaca. Karakteristik bahasa jurnalistik lainnya yang dimiliki judul ini adalah jernih, lugas, dan jelas. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya eufemisme atau penghalusan yang tidak diperlukan. Karakteristik lainnya yaitu gramatikal juga dimiliki judul ini, terbukti dari penulisannya yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab baku. Karakteristik judul berita yang dimiliki judul ini adalah singkat dan padat, formal, dan menggunakan bahasa baku. Singkat dan padat, karena walaupun hanya terdiri dari 6 kata, pembaca sudah dapat menangkap informasi yang disampaikan dalam judul tersebut. Formal, 93
Universitas Indonesia karena langsung menukik pada pokok masalah serta menghindari basa- basi, penghalusan, dan eufemisme yang tidak diperlukan.
d) KNom: S (FNum) + P (FPrep) + Adv. Temporal 36 0T/sittah wa tsaltsn qatlan f finizwl mundzu badi al-ihtijjti dhidda mdr/ 0T360T 0TTewas di0T 0TVenezuela0T 0TSejak Awal0T 0TProtes Menentang0T 0TMaduro
J udul di atas diambil dari rubrik /dawl/ (internasional) dan terdiri dari subjek berupa frasa numeralia atau adady 36 /0Tsittah wa tsaltsn qatlan/ 36 (orang) tewas dan predikat yang berupa frasa preposisional 0T /0Tf finizwl0T/ di Venezuela dan pelengkap berupa adverbia temporal /0Tmundzu badi al- ihtijjti dhidda mdr0T/ sejak awal protes menentang Maduro. Frasa numeralia yang mengawali judul ini terdiri dari bilangan 36 /0Tsittah wa tsaltsn0T/ tiga puluh enam sebagai induk dan nomina verbal pasif /0Tqatlan0T/ (orang) tewas/terbunuh sebagai pewatas. Frasa preposisional yang menjadi predikat judul ini terdiri dari preposisi /f/ di/dalam sebagai induk dan nomina nama negara /0Tfinizwl0T/ Venezuela sebagai pewatas. Frasa ini juga berfungsi sebagai adverbia lokatif atau keterangan tempat. Dalam judul ini juga terdapat pelengkap berupa keterangan waktu atau adverbia temporal /0Tmundzu badi al-ihtijjti dhidda mdr0T/ sejak awal protes menentang Maduro yang berfungsi sebagai penjelas bagi frasa numeralia 36 /0Tsittah wa tsaltsn qatlan/ 36 (orang) tewas. Syarat kalimat efektif jurnalistik yang telah dipenuhi oleh judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Hal ini dibuktikan dengan penulisan judul yang benar, urutan kata yang tepat dan sesuai tata bahasa. Hal ini juga berkaitan dengan salah satu karakteristik bahasa jurnalistik, yaitu gramatikal, dan salah satu karakteristik judul berita, yaitu menggunakan bahasa baku. 94
Universitas Indonesia J umlah kata dalam judul ini cukup banyak, yakni 11 kata. Kendati demikian, pembaca masih dapat memahami informasi yang disampaikan oleh judul tersebut. J udul ini juga bersifat formal, yaitu langsung menukik pada pokok masalah dan tidak menggunakan eufemisme atau penghalusan yang tidak diperlukan
e) KNom: S (FNom) + P (FPrep) 1. /kuwaykibun jaddun f al-fan-i al-khalaf li nizhmin asy- syams/ Asteroid Baru di Bagian Belakang Tata Surya Kita.
J udul di atas diambil dari rubrik /ulm wa tiknljiy/ (ilmu pengetahuan dan teknologi) dan terdiri dari subjek berupa frasa nominal /kuwaykibun jaddun/ asteroid baru dan predikat berupa frasa preposisional /f al-fan-i al-khalaf li nizhmin asy-syams/ di bagian belakang tata surya kita. Frasa nominal yang mengawali judul ini terdiri dari nomina /kuwaykibun/ asteroid sebagai induk dan adjektiva /jaddun/ baru sebagai pewatas. Frasa preposisional yang menjadi predikat judul ini terdiri dari preposisi /f/ di/dalam sebagai induk dan frasa nominal /al- fan-u al-khalafiyyu/ bagian belakang sebagai pewatas dan frasa preposisional /li nizhmin asy-syams/ (untuk) tata surya kita yang mewatasi frasa /al-fan-u al-khalafiyyu/ bagian belakang. Terdapat unsur kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Yakni penulisan frasa nominal /kuwaykibun jaddun/ asteroid baru dan /al-fan-u al-khalafiyyu/ bagian belakang. Dalam frasa nominal /kuwaykibun jaddun/ asteroid baru, nomina /kuwaykibun/ asteroid merupakan nomina maskulin tunggal. Maka adjektiva /jaddun/ baru yang mensifatinya juga ditulis dalam bentuk maskulin tunggal. Nomina 95
Universitas Indonesia /kuwaykibun/ asteroid juga bersifat umum karena tidak diawali partikel /al/, maka adjektiva /jaddun/ baru yang mensifatinya juga tidak boleh diawali partikel /al/. Dalam frasa nominal /al-fan-u al-khalafiyyu/ bagian belakang, nomina /al-fan-u/ bagian/halaman merupakan nomina maskulin tunggal. Maka adjektiva /al-khalafiyyu/ belakang yang mensifatinya juga ditulis dalam bentuk maskulin tunggal. Nomina /al-fan-u/ bagian/halaman bersifat spesifik karena diawali partikel /al/, maka adjektiva /al-khalafiyyu/ belakang yang mensifatinya juga diawali partikel /al/. Dari sudut pandang karakteristik bahasa jurnalistik, judul ini sudah memenuhi karakteristik sederhana, singkat, padat, lugas, jelas, jernih, dan gramatikal. Hal ini dibuktikan oleh jumlah kata-kata yang tidak terlalu banyak (8 kata), tidak adanya penghalusan atau eufemisme sehingga judul tersebut mudah dimengerti dan dapat ditangkap maksudnya, dan kesesuaian penulisan judul dengan tata bahasa yang baku (bahasa fusha). J udul di atas juga sudah memenuhi beberapa karakteristik judul berita, yaitu singkat dan padat (dibuktikan dengan jumlah kata pada judul yaitu 8), formal (karena langsung menukik pada pokok masalah dan tidak bertele-tele), dan menggunakan bahasa baku.
2. /al-habsu man li musinnatin mishriyyatin bi tuhmati al-itid-i al dhubbthin/ Hukuman Penjara Satu Tahun untuk Wanita Lansia Mesir Atas Tuduhan Menyerang Petugas
J udul di atas diambil dari rubrik /hurriyt wa huqq/ (hak asasi manusia) dan terdiri dari frasa nominal /al- habsu man/ hukuman penjara satu tahun sebagai subjek dan frasa preposisional /li musinnatin 96
Universitas Indonesia mishriyyatin bi tuhmati al-itid-i al dhubbthin/ untuk wanita lansia Mesir atas tuduhan menyerang petugas sebagai predikat. Frasa nominal yang mengawali judul ini terdiri dari nomina /al-habsu/ hukuman penjara sebagai induk dan adjektiva /man/ satu tahun sebagai pewatas. Predikat dalam judul ini terdiri dari tiga frasa preposisional. Frasa preposisional pertama /li musinnatin mishriyyatin/ untuk wanita lansia Mesir terdiri dari preposisi /li/ untuk sebagai induk yang disambung dengan frasa nominal /musinnatun mishriyyatun/ wanita lansia Mesir sebagai pewatas. Frasa preposisional kedua /bi tuhmati al-itid-i/ atas tuduhan menyerang terdiri dari preposisi /bi/ dengan/atas sebagai induk yang disambungkan dengan idhafah /tuhmati al-itid-i/ tuduhan penyerangan sebagai pewatas. Frasa preposisional ketiga /al dhubbthin/ kepada petugas terdiri dari preposisi /al/ kepada sebagai induk dan nomina /dhubbthin/ petugas sebagai pewatas. Terdapat unsur kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Yakni penulisan frasa nominal /musinnatun mishriyyatun/ wanita lansia Mesir. Nomina /musinnatun/ wanita lansia merupakan nomina feminin tunggal, maka adjektiva /mishriyyatun/ (dari) Mesir yang mensifatinya juga ditulis dalam bentuk feminin tunggal. Nomina /musinnatun/ wanita lansia juga bersifat umum (nakirah) karena tidak diawali partikel /al/, maka adjektiva /mishriyyatun/ (dari) Mesir yang mensifatinya juga tidak boleh diawali partikel /al/. Syarat kalimat efektif jurnalistik lainnya yang telah dipenuhi oleh judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Hal ini dibuktikan dengan penulisan judul yang benar, urutan kata yang tepat dan sesuai tata bahasa. Hal ini juga berkaitan dengan salah satu karakteristik bahasa jurnalistik, yaitu gramatikal, dan salah satu karakteristik judul berita, yaitu menggunakan bahasa baku. 97
Universitas Indonesia J umlah kata dalam judul ini cukup banyak, yakni 10 kata. Kendati demikian, pembaca masih dapat memahami informasi yang disampaikan oleh judul tersebut. J udul ini juga bersifat formal, yaitu langsung menukik pada pokok masalah dan tidak menggunakan eufemisme atau penghalusan yang tidak diperlukan.
f) KNom: S (FNom) + P (FPrep) + Adv. Lokatif 1. 120 /zaffun jamiyyun li mi-ati wa isyrna min lji- sriy bi al- irqi/ Nikah Massal 120 Pengungsi Suriah di Irak
J udul di atas diambil dari rubrik /munawwit/ (features) dan terdiri dari subjek berupa frasa nominal /zaffun jamiyyun/ nikah massal dan predikat berupa frasa preposisional 120 /li mi-ati wa isyrna min lji- sriy/ (untuk) 120 pengungsi Suriah dan adverbia lokatif atau keterangan tempat /bi al-irqi/ di Irak yang berfungsi sebagai penjelas dari frasa adjektival /zaffun jamiyyun/ nikah massal. Frasa nominal yang mengawali judul ini terdiri dari nomina /zaffun/ pernikahan sebagai induk dan adjektiva /jamiyyun/ massal sebagai pewatas. Frasa preposisional yang menjadi predikat dalam judul ini terdiri dari preposisi /li/ untuk yang disambungkan dengan frasa numeralia 120 /mi-ati wa isyrna min lji- sriy/ 120 pengungsi Suriah. Terdapat unsur kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Yakni penulisan frasa nominal /zaffun jamiyyun/ nikah massal. Nomina /zaffun/ pernikahan merupakan nomina maskulin tunggal, maka adjektiva /jamiyyun/ massal yang mensifatinya juga ditulis dalam bentuk maskulin tunggal. Nomina /zaffun/ pernikahan juga bersifat umum (nakirah) karena tidak diawali partikel /al/, maka adjektiva 98
Universitas Indonesia /jamiyyun/ massal yang mensifatinya pun tidak boleh diawali partikel /al/. Syarat kalimat efektif jurnalistik lainnya yang telah dipenuhi oleh judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Hal ini dapat dibuktikan dengan penulisan judul yang benar, urutan kata yang tepat dan sesuai tata bahasa. Hal ini juga berkaitan dengan salah satu karakteristik bahasa jurnalistik, yaitu gramatikal, dan salah satu karakteristik judul berita, yaitu menggunakan bahasa baku. Dari sudut pandang karakteristik judul berita, judul ini juga bersifat formal, yaitu langsung menukik pada pokok masalah dan tidak menggunakan eufemisme atau penghalusan yang tidak diperlukan.
2. /hamlatun thibbiyyatun li mukfahati al-um f ksmy bi ash- shmli/ Kampanye Medis untuk Perangi Kebutaan di Kismayo, Somalia
J udul di atas diambil dari rubrik /thibb wa shihhah/ (kedokteran dan kesehatan) dan terdiri dari frasa nominal /hamlatun thibbiyyatun/ kampanye medis sebagai subjek dan frasa preposisional /li mukfahati al-um/ untuk memerangi kebutaan sebagai predikat dan adverbia lokatif /f ksmy bi ash-shmli/ di Kismayo, Somalia yang berfungsi sebagai penjelas dari frasa nominal /hamlatun thibbiyyatun/ kampanye medis. Frasa nominal yang mengawali judul di atas terdiri dari nomina /hamlatun/ kampanye sebagai induk dan adjektiva /thibbiyatun/ medis sebagai pewatas. Frasa preposisional yang menjadi predikat dalam judul ini terdiri dari preposisi /li/ untuk sebagai induk yang disambungkan dengan idhafah /mukfahatu al-um/ memerangi kebutaan sebagai pewatas. 99
Universitas Indonesia J udul ini memiliki salah satu ciri khas bahasa Arab jurnalistik, yaitu nominalisasi verba ( /li mukfahati al-um/, bukan /li tukfihu al-um/). Terdapat unsur kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Yakni penulisan frasa nominal /hamlatun thibbiyyatun/ kampanye medis. Nomina /hamlatun/ kampanye merupakan nomina feminin tunggal, maka adjektiva /thibbiyatun/ medis yang mensifatinya juga ditulis dalam bentuk feminin tunggal. Nomina /hamlatun/ kampanye juga bersifat umum (nakirah) karena tidak diawali partikel /al/, maka adjektiva /thibbiyatun/ medis yang mensifatinya pun tidak boleh diawali partikel /al/. Dari sudut pandang karakteristik bahasa jurnalistik, judul ini sudah memenuhi karakteristik sederhana, singkat, padat, lugas, jelas, jernih, dan gramatikal. Hal ini dibuktikan oleh jumlah kata-kata yang tidak terlalu banyak (8 kata), tidak adanya penghalusan atau eufemisme sehingga judul tersebut mudah dimengerti dan dapat ditangkap maksudnya, dan kesesuaian penulisan judul dengan tata bahasa yang baku (bahasa fusha). J udul di atas juga sudah memenuhi beberapa karakteristik judul berita, yaitu singkat dan padat (dibuktikan dengan jumlah kata pada judul yaitu 8), formal (karena langsung menukik pada pokok masalah dan tidak bertele-tele), dan menggunakan bahasa baku.
3. /ar-ra-su ash-shniyyu f ziyratin trkhiyyatin li brksil/ Presiden China dalam Kunjungan Bersejarah ke Brussels
J udul di atas diambil dari rubrik /al-iqtishd/ (ekonomi), dan terdiri dari frasa nominal /ar-ra-su ash-shniyyu/ presiden China sebagai subjek dan frasa preposisional /f ziyratin trkhiyyatin/ dalam kunjungan bersejarah sebagai predikat dan adverbia lokatif /li brksil/ ke 100
Universitas Indonesia Brussels yang berfungsi sebagai penjelas dari frasa preposisional /f ziyratin trkhiyyatin/ dalam kunjungan bersejarah. Frasa nominal yang mengawali judul ini terdiri dari nomina /ar-ra-su/ presiden sebagai induk dan adjektiva /ash- shniyyu/ (dari) China sebagai pewatas. Frasa preposisional yang menjadi predikat dalam judul ini terdiri dari preposisi /f/ di/dalam dan frasa nominal /ziyratun trkhiyyatun/ kunjungan bersejarah sebagai pewatas. Terdapat unsur kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Yakni penulisan frasa nominal /ar-ra-su ash-shniyyu/ presiden China dan /ziyratun trkhiyyatun/ kunjungan bersejarah. Dalam frasa nominal /ar-ra- su ash-shniyyu/ presiden China, nomina /ar-ra-su/ presiden merupakan nomina maskulin tunggal. Maka adjektiva /ash-shniyyu/ (dari) China juga ditulis dalam bentuk maskulin tunggal. Nomina /ar-ra-su/ presiden juga bersifat spesifik (marifah) karena diawali partikel /al/, maka adjektiva /ash-shniyyu/ (dari) China pun harus diawali partikel /al/. Berikutnya, frasa nominal /ziyratun trkhiyyatun/ kunjungan bersejarah ditulis dalam bentuk genetif (majrur) karena didahului preposisi /f/ di/dalam. Dalam frasa tersebut, nomina /ziyratun/ kunjungan merupakan nomina feminin tunggal. Maka adjektiva /trkhiyyatun/ bersejarah yang mensifatinya juga ditulis dalam bentuk feminin tunggal. Selain itu, nomina /ziyratun/ kunjungan juga bersifat umum (nakirah) karena tidak diawali partikel /al/. Maka adjektiva /trkhiyyatun/ bersejarah yang mensifatinya pun tidak boleh diawali partikel /al/. Karakteristik bahasa jurnalistik yang dimiliki judul ini adalah sederhana, singkat, dan padat. Sederhana dan singkat karena jumlah kata yang sedikit, yakni 7 kata. Walaupun hanya terdiri dari 7 kata, judul ini sudah sarat dengan informasi, sehingga tidak 101
Universitas Indonesia membingungkan pembaca. Karakteristik bahasa jurnalistik lainnya yang dimiliki judul ini adalah jernih, lugas, dan jelas. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya eufemisme atau penghalusan yang tidak diperlukan. Karakteristik lainnya yaitu gramatikal juga dimiliki judul ini, terbukti dari penulisannya yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab baku. Karakteristik judul berita yang dimiliki judul ini adalah singkat dan padat, formal, dan menggunakan bahasa baku. Singkat dan padat, karena walaupun hanya terdiri dari 7 kata, pembaca sudah dapat menangkap informasi yang disampaikan dalam judul tersebut. Formal, karena langsung menukik pada pokok masalah serta menghindari basa-basi, penghalusan, dan eufemisme yang tidak diperlukan.
g) KNom: S (N) + P (FPrep)
/az-zaytnu lil hifzhi al hawiyyati al-qudsi/ Zaitun untuk Lestarikan Identitas Yerusalem
J udul di atas diambil dari rubrik /taqrr wa hiwrt/ (laporan dan dialog) dan terdiri dari nomina tunggal /az- zaytnu/ zaitun sebagai subjek dan frasa preposisional /lil hifzhi al hawiyyati al-qudsi/ untuk melestarikan identitas Yerusalem. J udul ini juga memiliki salah satu ciri khas bahasa Arab jurnalistik, yaitu nominalisasi verba ( /lil hifzhi/ bukan /li yuhfazhi/). Selain itu, terdapat juga kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi dalam judul tersebut. Hal ini dibuktikan dengan penulisan judul yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku. J udul di atas memiliki beberapa karakteristik bahasa jurnalistik, yaitu sederhana, singkat, dan padat. Hal ini dibuktikan dengan sedikitnya jumlah kata (5 kata). Walaupun hanya terdiri dari 5 kata, judul ini 102
Universitas Indonesia sudah sarat dengan informasi, sehingga tidak membingungkan pembaca. Karakteristik bahasa jurnalistik lainnya yang dimiliki judul ini adalah jernih, lugas, dan jelas. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya eufemisme atau penghalusan yang tidak diperlukan. Karakteristik lainnya yaitu gramatikal juga dimiliki judul ini, terbukti dari penulisannya yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab baku. Karakteristik judul berita yang dimiliki judul ini adalah singkat dan padat, formal, dan menggunakan bahasa baku. Singkat dan padat, karena walaupun hanya terdiri dari 5 kata, pembaca sudah dapat menangkap informasi yang disampaikan dalam judul tersebut. Formal, karena langsung menukik pada pokok masalah serta menghindari basa- basi dan eufemisme yang tidak diperlukan.
h) KNom: S (I dhafah) + P (FPrep) + O (I dhafah)
/ibtikru manashshatin li insy-i mawqia intirnit minah/ Inovasi Platform untuk Ciptakan Situs Internet yang Aman
J udul di atas diambil dari rubrik /ulm wa tiknljiy/ (ilmu pengetahuan dan teknologi) dan terdiri dari idhafah /ibtikru manashshatin/ inovasi platform sebagai subjek, frasa preposisional /li insy-i/ untuk menciptakan sebagai predikat, dan idhafah /mawqia intirnit minah/ situs internet aman sebagai objek. Idhafah yang mengawali judul ini terdiri dari nomina /ibtikru/ inovasi sebagai mudhaf dan /manashshatin/ platform sebagai mudhaf ilaih. Predikat dalam judul ini berupa frasa preposisional yang terdiri dari preposisi /li/ untuk sebagai induk dan nomina verbal /insy-un/ menciptakan sebagai pewatas. Penggunaan nomina verbal sebagai pengganti verba aktif merupakan salah satu ciri khas bahasa Arab media. 103
Universitas Indonesia Objek dalam judul ini juga berupa idhafah yaitu /mawqiu intirnit minah/ situs internet aman yang terdiri dari nomina /mawqiu/ situs sebagai mudhaf dan frasa nominal /intirnit minah/ internet aman sebagai mudhaf ilaih. Frasa nominal ini terdiri dari nomina /intirnit/ internet sebagai induk dan adjektiva /minah/ aman sebagai pewatas. Nomina /mawqiu/ situs merupakan nomina benda mati dalam bentuk jamak ireguler (jamak taksir). Dalam bahasa Arab, semua nomina benda mati nomina benda mati dalam bentuk jamak ireguler dianggap bentuk feminin tunggal. Maka, adjektiva /minah/ aman yang mensifati nomina tersebut ditulis dalam bentuk feminin tunggal. J udul tersebut sudah memenuhi dua syarat kalimat efektif jurnalistik, yaitu kesatuan atau kesepadanan serta kepaduan dan koherensi. Hal ini dapat dibuktikan dengan penulisan judul yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa baku. Dua syarat kalimat efektif jurnalistik yang sudah terpenuhi ini berkaitan dengan salah satu karakteristik bahasa jurnalistik yaitu gramatikal dan salah satu karakteristik judul berita yakni menggunakan bahasa baku. J udul ini juga memiliki karakteristik bahasa jurnalistik lainnya yaitu jernih, lugas, dan jelas, karena langsung menukik pada pokok permasalahan dan tidak terdapat eufemisme atau basa-basi yang tidak diperlukan. Hal ini berkaitan dengan salah satu karakteristik judul berita yaitu formal.
4.2.3. Klausa Nominal dengan Verba Imperfektif a) KNom: S (FNom) + P (Verba) + Adv. Lokatif
/safnatun tijriyyatun tataarradhu li-ithlqi nrin bi mudhqi hurmuz/ Kapal Dagang Terbakar di Selat Hormuz
J udul di atas diambil dari rubrik /arab/ (dunia Arab) dan terdiri dari subjek berupa frasa nominal /safnatun tijriyyatun/ 104
Universitas Indonesia kapal dagang dan predikat yang berupa frasa verbal /tataarradhu li-ithlqi nrin/ terbakar dan adverbia lokatif /bi mudhqi hurmuz/ di Selat Hormuz. Frasa nominal /safnatun tijriyyatun/ kapal dagang terdiri dari nomina /safnatun/ kapal sebagai induk dan adjektiva /tijriyyatun/ dagang sebagai pewatas. Nomina /safnatun/ kapal merupakan nomina feminin tunggal, maka adjektiva /tijriyyatun/ dagang yang mensifatinya juga ditulis dalam bentuk feminin tunggal. Karena hal ini juga, frasa verbal /tataarradhu li-ithlqi nrin/ terbakar ditulis dalam bentuk feminin tunggal. Nomina /safnatun/ kapal juga bersifat umum (nakirah) karena tidak diawali partikel /al/, maka adjektiva /tijriyyatun/ dagang yang mensifatinya pun tidak diawali partikel /al/. Hal ini menandakan adanya kesejajaran atau keparalelan dalam judul tersebut. Syarat kalimat efektif jurnalistik lainnya yang telah dipenuhi dalam judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan judul yang benar, urutan kata yang tepat, dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku. Syarat- syarat yang telah dipenuhi ini berkaitan dengan salah satu karakteristik bahasa jurnalistik yaitu gramatikal dan salah satu karakteristik judul berita yaitu menggunakan bahasa baku. Dari segi karakteristik bahasa jurnalistik, selain gramatikal, judul ini juga memiliki karakteristik jernih, lugas, dan jelas. Karakteristik ini berkaitan dengan salah satu karakteristik judul berita yaitu formal. Dalam judul ini, tidak terdapat eufemisme atau basa-basi yang tidak diperlukan.
105
Universitas Indonesia b) KNom: S (I dhafah) + P (Verba) + Adv. Lokatif
/kasu al-lami tashilu lid-dhati/ Piala Dunia Sampai di Doha
J udul di atas diambil dari rubrik /riydhah/ (olahraga) dan terdiri dari idhafah /kasu al-lami/ piala dunia sebagai subjek, verba /tashilu/ sampai sebagai predikat dan adverbia lokatif /lid-dhati/ di Doha. Idhafah yang mengawali judul di atas terdiri dari nomina /kasu/ piala sebagai mudhaf dan /al-lami/ dunia sebagai mudhaf ilaih. Nomina /kasu/ piala merupakan nomina feminin tunggal walaupun tidak memiliki ta marbuthah (), maka verba /tashilu/ sampai yang mengikutinya juga ditulis dalam bentuk feminin tunggal. Hal ini menandakan adanya kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Selain itu, syarat kalimat efektif jurnalistik yang telah dipenuhi dalam judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan judul yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku. J udul ini juga telah memenuhi beberapa karakteristik bahasa jurnalistik. Karakteristik yang pertama adalah singkat. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kata dalam judul yang sangat sedikit yaitu 4 kata saja. Karakteristik yang lainnya yaitu padat, lugas, jernih, dan jelas. Tidak terdapat eufemisme atau penghalusan yang berlebihan dalam judul ini. J udul ini juga bersifat gramatikal, terbukti dari penulisannya yang tepat dan tidak menyalahi tata bahasa Arab baku. Dari sudut pandang karakteristik judul berita, judul tersebut telah memenuhi beberapa karakteristik judul berita, yaitu singkat dan padat, formal, dan menggunakan bahasa baku. Terbukti dari jumlah kata yang sangat sedikit, penulisan yang langsung menukik pada pokok masalah tanpa basa-basi yang tidak perlu, dan tidak menyalahi tata bahasa Arab yang baku.
106
Universitas Indonesia c) KNom: S (I dhafah) + P (Verba) + O (FNom) + Adv. Lokatif
/ahkmu al-idmi tuhaddidu al-mustaqbala ad-dmuqrthiyya bi mishra/ Hukuman Mati Ancam Masa Depan Demokrasi di Mesir
J udul di atas diambil dari rubrik /jawwalah ash- shihfah/ (press tour atau kunjungan pers) dan terdiri dari idhafah /ahkmu al-idmi/ hukuman mati sebagai subjek, verba /tuhaddidu/ mengancam sebagai predikat, frasa nominal /al-mustaqbala ad-dmuqrthiyya/ masa depan demokrasi sebagai objek dan adverbia lokatif /bi mishra/ di Mesir. Idhafah yang menjadi subjek klausa dalam judul ini terdiri dari nomina /ahkmu/ hukuman sebagai mudhaf dan /al-idmi/ (eksekusi) mati sebagai mudhaf ilaih. Nomina /ahkmu/ hukuman merupakan nomina jamak ireguler. Dalam bahasa Arab, semua nomina jamak ireguler dianggap sebagai bentuk feminin tunggal. Maka verba /tuhaddidu/ mengancam yang mengikutinya ditulis dalam bentuk feminin tunggal. Frasa nominal yang menjadi objek dalam judul ini terdiri dari nomina /al-mustaqbalu/ masa depan sebagai induk dan adjektiva /ad-dmuqrthiyyu/ demokrasi sebagai pewatas. Nomina /al-mustaqbalu/ masa depan merupakan nomina maskulin tunggal, maka adjektiva /ad-dmuqrthiyyu/ demokrasi yang mensifatinya juga ditulis dalam bentuk maskulin tunggal. Nomina /al-mustaqbalu/ masa depan juga bersifat spesifik (marifah) karena diawali partikel /al/, maka adjektiva /ad- dmuqrthiyyu/ demokrasi yang mensifatinya juga diawali partikel /al/. Hal inilah yang menandakan adanya kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Selain itu, syarat kalimat efektif jurnalistik yang telah dipenuhi dalam judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan judul yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku. Hal ini berkaitan 107
Universitas Indonesia dengan salah satu karakteristik bahasa jurnalistik yaitu gramatikal dan salah satu karakteristik judul berita yakni menggunakan bahasa baku. Karakteristik bahasa jurnalistik lainnya yang dimiliki judul ini adalah padat, lugas, jernih, dan jelas. Tidak terdapat eufemisme atau penghalusan yang berlebihan dalam judul ini. Dari sudut pandang karakteristik judul berita, judul ini memiliki karakteristik formal. Terbukti dari penulisannya yang menukik langsung pada pokok masalah tanpa basa-basi yang tidak diperlukan.
d) KNom: S (Nomina) + P (Verba) + O (I dhafah) + Adv. Lokatif
/kurdistnu tahtadhinu muntad al-istitsmri f al-irqi/ Kurdistan Rangkul Forum Investasi di Irak
J udul di atas diambil dari rubrik /al-iqtishd/ (ekonomi) dan terdiri dari nomina /kurdistnu/ Kurdistan sebagai subjek, verba /tahtadhinu/ merangkul sebagai predikat, idhafah /muntad al-istitsmri/ forum investasi sebagai objek, dan adverbia lokatif /f al-irqi/ di Irak. Nomina /kurdistnu/ Kurdistan merupakan nomina nama kawasan. Dalam bahasa Arab, nomina nama diri dan tempat (kota, negara, kawasan, dsb.) merupakan nomina feminin tunggal. Maka, verba /tahtadhinu/ merangkul yang mengikutinya ditulis dalam bentuk feminin tunggal. Hal ini menandakan terdapatnya kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Idhafah yang menjadi objek dari klausa ini terdiri dari nomina /muntad/ forum sebagai mudhaf dan /al-istitsmri/ investasi sebagai mudhaf ilaih. Selain kesejajaran atau keparalelan, syarat kalimat efektif jurnalistik yang telah dipenuhi dalam judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan judul yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku. 108
Universitas Indonesia J udul ini juga telah memenuhi beberapa karakteristik bahasa jurnalistik. Karakteristik yang pertama adalah singkat. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kata dalam judul yang sangat sedikit yaitu 6 kata saja. Karakteristik yang lainnya yaitu padat, lugas, jernih, dan jelas. Tidak terdapat eufemisme atau penghalusan yang berlebihan dalam judul ini. J udul ini juga bersifat gramatikal, terbukti dari penulisannya yang tepat dan tidak menyalahi tata bahasa Arab baku. Dari sudut pandang karakteristik judul berita, judul tersebut telah memenuhi beberapa karakteristik judul berita, yaitu singkat dan padat, formal, dan menggunakan bahasa baku. Terbukti dari jumlah kata yang sangat sedikit, penulisan yang langsung menukik pada pokok masalah tanpa basa-basi yang tidak diperlukan, dan tidak menyalahi tata bahasa Arab yang baku.
e) KNom: S (I dhafah) + P (FTanfis)
/masyrbtu ath-thqati qad tu-add lil fasyali al-kilwy/ Minuman Energi Dapat Sebabkan Gagal Ginjal
J udul di atas diambil dari rubrik /thibb wa shihhah/ (kedokteran dan kesehatan), dan terdiri dari idhafah /masyrbtu ath-thqati/ minuman energi sebagai subjek dan frasa tanfis /qad tu-add lil fasyali al-kilwy/ dapat menyebabkan gagal ginjal sebagai predikat. Idhafah /masyrbtu ath-thqati/ minuman energi terdiri dari nomina /masyrbtu/ minuman sebagai mudhaf dan nomina /ath-thqatu/ energi sebagai mudhaf ilaih. Nomina /masyrbtu/ minuman merupakan nomina feminin jamak untuk benda mati. Dalam bahasa Arab, semua nomina jamak untuk benda mati dianggap sebagai bentuk feminin tunggal. Maka, verba /tu-add/ menyebabkan yang mengikutinya juga ditulis dalam bentuk feminin tunggal. Hal ini menandakan adanya kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. 109
Universitas Indonesia Frasa tanfis yang menjadi predikat judul ini terdiri dari penanda tanfis /qad/ sebagai induk dan klausa verbal /tu-add lil fasyali al-kilwy/ menyebabkan gagal ginjal sebagai pewatas. Selain kesejajaran atau keparalelan, syarat kalimat efektif jurnalistik yang telah dipenuhi dalam judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan judul yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku. J udul ini juga telah memenuhi beberapa karakteristik bahasa jurnalistik. Karakteristik yang pertama adalah singkat. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kata dalam judul yang sangat sedikit yaitu 6 kata saja. Karakteristik yang lainnya yaitu padat, lugas, jernih, dan jelas. Tidak terdapat eufemisme atau penghalusan yang berlebihan dalam judul ini. J udul ini juga bersifat gramatikal, terbukti dari penulisannya yang tepat dan tidak menyalahi tata bahasa Arab baku. Dari sudut pandang karakteristik judul berita, judul tersebut telah memenuhi beberapa karakteristik judul berita, yaitu singkat dan padat, formal, dan menggunakan bahasa baku. Terbukti dari jumlah kata yang sangat sedikit, penulisan yang langsung menukik pada pokok masalah tanpa basa-basi yang tidak diperlukan, dan tidak menyalahi tata bahasa Arab yang baku.
f) KNom: S (FKoord) + P (Verba) + O (Nomina) + FPrep
/al-irqu wa rnu yatashaddarni al-lama f al-idmti/ Irak dan Iran Ungguli Dunia dalam Hukuman Mati
J udul di atas diambil dari rubrik /hurriyt wa huqq/ (hak asasi manusia) dan terdiri dari frasa koordinatif atau athfy /al-irqu wa rnu/ Irak dan Iran sebagai subjek, verba /yatashaddarni/ (mereka berdua) mengungguli sebagai predikat, nomina /al-lama/ dunia sebagai objek dan frasa preposisional /f al-idmti/ dalam hukuman mati. 110
Universitas Indonesia Frasa koordinatif yang mengawali judul ini terdiri dari dua nomina nama negara, /al-irqu/ Irak dan /rnu/ Iran yang dihubungkan oleh partikel konjungtif /wa/ dan. Dalam bahasa Arab, walaupun semua nomina negara, baik Arab maupun non-Arab, adalah nomina feminin, terdapat beberapa nomina negara Arab yang bersifat maskulin. Salah satunya adalah nomina /al-irqu/ Irak dalam judul ini. Nomina /rnu/ Iran merupakan nomina feminin karena Iran tidak termasuk negara Arab. J ika terdapat dua nomina yang berbeda jenis, verba yang diikutinya harus ditulis dalam bentuk maskulin ganda. Dalam judul ini, terdapat dua nomina yang berbeda jenis, yakni nomina /al-irqu/ Irak yang bersifat maskulin dan nomina /rnu/ Iran yang bersifat feminin. Maka, verba yang mengikutinya, /yatashaddarni/ (mereka berdua) mengungguli, ditulis dalam bentuk maskulin ganda. Syarat kalimat efektif jurnalistik yang telah dipenuhi dalam judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan judul yang benar, urutan kata yang tepat, dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku. Syarat-syarat yang telah dipenuhi ini berkaitan dengan salah satu karakteristik bahasa jurnalistik yaitu gramatikal dan salah satu karakteristik judul berita yaitu menggunakan bahasa baku. Dari segi karakteristik bahasa jurnalistik, selain gramatikal, judul ini juga memiliki karakteristik jernih, lugas, dan jelas. Karakteristik ini berkaitan dengan salah satu karakteristik judul berita yaitu formal. Dalam judul ini, tidak terdapat eufemisme atau basa-basi yang tidak diperlukan.
111
Universitas Indonesia g) KNom: S (Nomina) + P (Verba) + O (FNom) + Adv. Lokatif
/al-qitlu yufqimu al-azmata al-insniyyata f ash-shmli/ Pertempuran Perburuk Krisis Kemanusiaan di Somalia
J udul di atas diambil dari rubrik /taqrr wa hiwrt/ (laporan dan dialog) dan terdiri dari nomina /al-qitlu/ pertempuran sebagai subjek, verba /yufqimu/ memperburuk sebagai predikat, frasa nominal /al-azmatu al-insniyyatu/ krisis kemanusiaan sebagai objek, dan adverbia lokatif /f ash-shmli/ di Somalia. Frasa nominal yang menjadi objek dalam judul di atas terdiri dari nomina /al-azmatu/ krisis sebagai induk dan adjektiva /al-insniyyata/ kemanusiaan sebagai pewatas. Nomina /al- azmatu/ krisis merupakan nomina feminin tunggal, maka adjektiva /al-insniyyata/ kemanusiaan yang mensifatinya juga ditulis dalam bentuk feminin tunggal dan begitu pula verba /yufqimu/ memperburuk yang mengikutinya. Hal ini menandakan terdapatnya kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Selain kesejajaran atau keparalelan, syarat kalimat efektif jurnalistik yang telah dipenuhi oleh judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan judul yang benar, urutan kata yang tepat, dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku. Syarat-syarat yang telah dipenuhi ini berkaitan dengan salah satu karakteristik bahasa jurnalistik yaitu gramatikal dan salah satu karakteristik judul berita yaitu menggunakan bahasa baku. Dari segi karakteristik bahasa jurnalistik, selain gramatikal, judul ini juga memiliki karakteristik jernih, lugas, dan jelas. Karakteristik ini berkaitan dengan salah satu karakteristik judul berita yaitu formal. Dalam judul ini, tidak terdapat eufemisme atau basa-basi yang tidak diperlukan.
112
Universitas Indonesia h) KNom: S (Nomina) + P (Verba) + O (I dhafah) + FPrep
/yh tabann manashshata fdiy wb al gharri ytiyb/ Yahoo Adopsi Platform Video Web Mirip YouTube
J udul di atas diambil dari rubrik /ulm wa tiknljiy/ (ilmu pengetahuan dan teknologi) dan terdiri dari nomina /yh/ Yahoo sebagai subjek, verba /tabann/ mengadopsi sebagai predikat, idhafah /manashshatu fdiy wb/ platform video web sebagai objek dan frasa preposisional /al gharri ytiyb/ mirip YouTube. Nomina /yh/ Yahoo merupakan nomina nama diri, dalam hal ini nama website, yang dalam kaidah bahasa Arab merupakan nomina feminin tunggal. Maka, verba /tabann/ mengadopsi yang mengikutinya ditulis dalam bentuk feminin tunggal. Hal ini merupakan bukti terdapatnya kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Idhafah yang menjadi objek klausa ini terdiri dari nomina /manashshatu/ platform sebagai mudhaf dan /fdiy wb/ video web sebagai mudhaf ilaih. Selain kesejajaran atau keparalelan, syarat kalimat efektif jurnalistik yang telah dipenuhi oleh judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan judul yang benar, urutan kata yang tepat, dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku. Syarat-syarat yang telah dipenuhi ini berkaitan dengan salah satu karakteristik bahasa jurnalistik yaitu gramatikal dan salah satu karakteristik judul berita yaitu menggunakan bahasa baku. Dari segi karakteristik bahasa jurnalistik, selain gramatikal, judul ini juga memiliki karakteristik jernih, lugas, dan jelas. Karakteristik ini berkaitan dengan salah satu karakteristik judul berita yaitu formal. Dalam judul ini, tidak terdapat eufemisme atau basa-basi yang tidak diperlukan.
113
Universitas Indonesia i) KNom: S (I dhafah) + P (Verba) + FPrep 1. /amrdhu al-qalbi taftakku bil -jaz-iriyyna/ Penyakit J antung Bunuh Rakyat Aljazair
J udul di atas diambil dari rubrik /thibb wa shihhah/ (kedokteran dan kesehatan), dan terdiri dari subjek berupa idhafah /amrdhu al-qalbi/ penyakit jantung, verba /taftakku/ membunuh sebagai predikat, dan frasa preposisional /bil -jaz-iriyyna/ rakyat Aljazair. Idhafah yang menjadi subjek dalam klausa nominal ini terdiri dari nomina /amrdhu/ penyakit sebagai mudhaf dan /al- qalbi/ jantung sebagai mudhaf ilaih. Nomina /amrdhu/ penyakit merupakan nomina jamak ireguler untuk benda mati. Dalam bahasa Arab, semua nomina jamak ireguler untuk benda mati dianggap sebagai nomina feminin tunggal. Maka, verba /taftakku/ membunuh ditulis dalam bentuk feminin tunggal. Frasa preposisional dalam judul ini terdiri dari preposisi /bi/ sebagai induk dan nomina jamak /al-jaz-iriyyna/ rakyat Aljazair sebagai pewatas. Syarat kalimat efektif jurnalistik yang telah dipenuhi dalam judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan judul yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku. J udul ini juga telah memenuhi beberapa karakteristik bahasa jurnalistik. Karakteristik yang pertama adalah singkat. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kata dalam judul yang sangat sedikit yaitu 5 kata saja. Karakteristik yang lainnya yaitu padat, lugas, jernih, dan jelas. Tidak terdapat eufemisme atau penghalusan yang berlebihan dalam judul ini. J udul ini juga bersifat gramatikal, terbukti dari penulisannya yang tepat dan tidak menyalahi tata bahasa Arab baku. 114
Universitas Indonesia Dari sudut pandang karakteristik judul berita, judul tersebut telah memenuhi beberapa karakteristik judul berita, yaitu singkat dan padat, formal, dan menggunakan bahasa baku. Terbukti dari jumlah kata yang sangat sedikit, penulisan yang langsung menukik pada pokok masalah tanpa basa-basi yang tidak diperlukan, dan tidak menyalahi tata bahasa Arab yang baku.
2. /iktisyfu jna yartabithu bi adz-dzak/ Penemuan Gen yang Terkait Dengan Kecerdasan
J udul di atas diambil dari rubrik /thibb wa shihhah/ (kedokteran dan kesehatan), dan terdiri dari subjek berupa idhafah /iktisyfu jna/ penemuan gen, verba /yartabithu/ terkait sebagai predikat, dan frasa preposisional /bi adz- dzak/ dengan kecerdasan. Idhafah yang menjadi subjek dalam klausa nominal ini terdiri dari nomina /iktisyfu/ penemuan sebagai mudhaf dan /jna/ gen sebagai mudhaf ilaih. Nomina /jna/ gen merupakan nomina maskulin tunggal, maka verba /yartabithu/ terkait yang mengikutinya juga ditulis dalam bentuk maskulin tunggal. Hal ini merupakan bukti terdapatnya kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Frasa preposisional dalam judul ini terdiri dari preposisi /bi/ sebagai induk dan nomina /adz-dzak/ kecerdasan sebagai pewatas. Selain kesejajaran atau keparalelan, syarat kalimat efektif jurnalistik yang telah dipenuhi oleh judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan judul yang benar, urutan kata yang tepat, dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku. Syarat-syarat yang telah dipenuhi ini berkaitan dengan salah satu karakteristik bahasa jurnalistik 115
Universitas Indonesia yaitu gramatikal dan salah satu karakteristik judul berita yaitu menggunakan bahasa baku. Dari segi karakteristik bahasa jurnalistik, selain gramatikal, judul ini juga memiliki karakteristik jernih, lugas, dan jelas. Karakteristik ini berkaitan dengan salah satu karakteristik judul berita yaitu formal. Dalam judul ini, tidak terdapat eufemisme atau basa-basi yang tidak diperlukan.
j) KNom: S (Nomina) + P (Verba) + O (FNom) + FPrep
/qiththun yunqidzu imra-ata barthniyyata min harqin/ Kucing Selamatkan Wanita Inggris dari Kebakaran
J udul di atas diambil dari rubrik /munawwit/ (features) dan terdiri dari nomina /qiththun/ kucing sebagai subjek, verba /yunqidzu/ menyelamatkan sebagai predikat, frasa nomina /imra-ata barthniyyata/ wanita Inggris sebagai objek dan frasa preposisional /min harqin/ dari kebakaran. Nomina /qiththun/ kucing merupakan nomina maskulin tunggal, maka verba /yunqidzu/ menyelamatkan yang mengikutinya juga ditulis dalam bentuk maskulin tunggal. Frasa nominal yang menjadi objek dalam klausa ini terdiri dari nomina /imra-atun/ wanita sebagai induk dan adjektiva /barthniyyatun/ (dari) Inggris sebagai pewatas. Nomina /imra- atun/ wanita merupakan nomina feminin tunggal, maka adjektiva /barthniyyatun/ (dari) Inggris yang mensifatinya juga ditulis dalam bentuk feminin tunggal. Penulisan nomina /qiththun/ kucing dan verba /yunqidzu/ menyelamatkan yang mengikutinya serta frasa nominal /imra-ata barthniyyata/ wanita Inggris merupakan bukti terdapatnya kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Selain kesejajaran atau keparalelan, syarat kalimat efektif jurnalistik yang telah dipenuhi oleh judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan 116
Universitas Indonesia dan kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan judul yang benar, urutan kata yang tepat, dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku. Syarat-syarat yang telah dipenuhi ini berkaitan dengan salah satu karakteristik bahasa jurnalistik yaitu gramatikal dan salah satu karakteristik judul berita yaitu menggunakan bahasa baku. Dari segi karakteristik bahasa jurnalistik, selain gramatikal, judul ini juga memiliki karakteristik jernih, lugas, dan jelas. Karakteristik ini berkaitan dengan salah satu karakteristik judul berita yaitu formal. Dalam judul ini, tidak terdapat eufemisme atau basa-basi yang tidak diperlukan.
k) KNom: S (I dhafah) + P (Verba) + O (I dhafah) + FPrep " " /satu al-ardhi tughriqu muduna al-lami f azh-zhalmi/ Earth Hour Tenggelamkan Kota-kota Dunia dalam Kegelapan
J udul di atas diambil dari rubrik /munawwit/ (features) dan terdiri dari idhafah pertama /satu al-ardhi/ earth hour sebagai subjek, verba /tughriqu/ menenggelamkan sebagai predikat, idhafah kedua /muduna al-lami/ kota-kota dunia sebagai objek, dan frasa preposisional /fzh-zhalmi/ dalam kegelapan. Idhafah pertama yang menjadi subjek dalam judul ini terdiri dari nomina /satun/ jam sebagai mudhaf dan /al-ardhi/ bumi sebagai mudhaf ilaih. Nomina /satun/ jam merupakan nomina feminin tunggal, maka verba /tughriqu/ menenggelamkan juga ditulis dalam bentuk feminin tunggal. Hal ini merupakan bukti terdapatnya kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Idhafah kedua yang menjadi objek dalam judul ini terdiri dari nomina jamak ireguler /mudunun/ kota-kota sebagai mudhaf dan /al- lamu/ dunia sebagai mudhaf ilaih. 117
Universitas Indonesia Frasa preposisional dalam judul di atas terdiri dari preposisi /f/ di/dalam sebagai induk dan nomina /azh-zhalmu/ kegelapan sebagai pewatas. Selain kesejajaran atau keparalelan, syarat kalimat efektif jurnalistik yang telah dipenuhi oleh judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan judul yang benar, urutan kata yang tepat, dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku. Syarat-syarat yang telah dipenuhi ini berkaitan dengan salah satu karakteristik bahasa jurnalistik yaitu gramatikal dan salah satu karakteristik judul berita yaitu menggunakan bahasa baku. Dari segi karakteristik bahasa jurnalistik, selain gramatikal, judul ini juga memiliki karakteristik jernih, lugas, dan jelas. Karakteristik ini berkaitan dengan salah satu karakteristik judul berita yaitu formal. Dalam judul ini, tidak terdapat eufemisme atau basa-basi yang tidak diperlukan.
l) KNom: S (FNom) + P (Verba) + O (Nomina)
/ndun tisyl bi alwni filisthna yughdhibu al-yahda/ Klub Chile Berwarna Palestina Buat Marah Yahudi
J udul di atas diambil dari rubrik /riydhah/ (olahraga) dan terdiri dari frasa nominal /ndun tisyl bi alwni filisthna/ klub Chile berwarna Palestina sebagai subjek, verba /yughdhibu/ membuat marah sebagai predikat, dan nomina /al- yahdu/ (orang) Yahudi sebagai objek. Frasa nominal yang mengawali judul ini terdiri dari frasa nomina /ndun tisyl/ klub Chile sebagai induk dan frasa preposisional /bi alwni filisthna/ berwarna Palestina sebagai pewatas. Frasa nominal /ndun tisyl/ klub Chile terdiri dari nomina /ndun/ klub sebagai induk dan adjektiva /tisyl/ (dari) Chile sebagai pewatas. Nomina /ndun/ klub merupakan nomina maskulin tunggal, maka adjektiva /tisyl/ (dari) Chile yang 118
Universitas Indonesia mensifatinya dan verba /yughdhibu/ membuat marah yang mengikutinya juga ditulis dalam bentuk maskulin tunggal. Hal ini merupakan bukti terdapatnya kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Frasa preposisional /bi alwni filisthna/ berwarna Palestina terdiri dari preposisi /bi/ dengan sebagai induk dan idhafah /alwnu filisthna/ warna Palestina sebagai pewatas. Idhafah ini terdiri dari nomina /alwnu/ warna sebagai mudhaf dan nomina nama negara /filisthna/ Palestina sebagai mudhaf ilaih. Selain kesejajaran atau keparalelan, syarat kalimat efektif jurnalistik yang telah dipenuhi oleh judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan judul yang benar, urutan kata yang tepat, dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku. Syarat-syarat yang telah dipenuhi ini berkaitan dengan salah satu karakteristik bahasa jurnalistik yaitu gramatikal dan salah satu karakteristik judul berita yaitu menggunakan bahasa baku. Dari segi karakteristik bahasa jurnalistik, selain gramatikal, judul ini juga memiliki karakteristik jernih, lugas, dan jelas. Karakteristik ini berkaitan dengan salah satu karakteristik judul berita yaitu formal. Dalam judul ini, tidak terdapat eufemisme atau basa-basi yang tidak diperlukan.
m) KNom: S (FNom) + P (Verba) + O (Nomina) + FPrep
/mahkamatun isr-liyyatun tudnu lmirt bi tuhmati al-fasdi/ Pengadilan Israel Kecam Olmert Atas Tuduhan Korupsi
J udul di atas diambil dari rubrik /dawl/ (internasional) dan terdiri dari frasa nominal /mahkamatun isr-liyyatun/ pengadilan Israel sebagai subjek, verba /tudnu/ mengecam sebagai predikat, nomina nama diri /lmirt/ Olmert sebagai 119
Universitas Indonesia objek, dan frasa preposisional /bi tuhmati al-fasdi/ atas tuduhan korupsi. Frasa nominal yang mengawali judul di atas terdiri dari nomina /mahkamatun/ pengadilan sebagai induk dan adjektiva /isr- liyyatun/ (dari) Israel sebagai pewatas. Nomina /mahkamatun/ pengadilan merupakan nomina feminin tunggal, maka adjektiva /isr-liyyatun/ (dari) Israel yang mensifatinya serta verba /tudnu/ mengecam yang mengikutinya ditulis dalam bentuk feminin tunggal. Hal ini merupakan bukti terdapatnya kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Frasa preposisional yang menjadi penjelas dalam judul ini terdiri dari preposisi /bi/ dengan/atas sebagai induk dan idhafah /tuhmatu al-fasdi/ tuduhan korupsi sebagai pewatas. Idhafah ini terdiri dari nomina /tuhmatun/ tuduhan sebagai mudhaf dan /al-fasdu/ korupsi sebagai mudhaf ilaih. Selain kesejajaran atau keparalelan, syarat kalimat efektif jurnalistik yang telah dipenuhi oleh judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan judul yang benar, urutan kata yang tepat, dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku. Syarat-syarat yang telah dipenuhi ini berkaitan dengan salah satu karakteristik bahasa jurnalistik yaitu gramatikal dan salah satu karakteristik judul berita yaitu menggunakan bahasa baku. Dari segi karakteristik bahasa jurnalistik, selain gramatikal, judul ini juga memiliki karakteristik jernih, lugas, dan jelas. Karakteristik ini berkaitan dengan salah satu karakteristik judul berita yaitu formal. Dalam judul ini, tidak terdapat eufemisme atau basa-basi yang tidak diperlukan.
120
Universitas Indonesia n) KNom: S (Nomina) + P (Verba) + O (I dhafah) 1T 1T /zilzlun yudhribu dhawhiyyu ls anjils/ Gempa Hantam Pinggiran Kota Los Angeles
J udul di atas diambil dari rubrik /dawl/ (internasional) dan terdiri dari nomina /zilzlun/ gempa sebagai subjek, verba /yudhribu/ menghantam sebagai predikat, dan idhafah /dhawhiyyu ls anjils/ pinggiran kota Los Angeles sebagai objek. Nomina /zilzlun/ gempa merupakan nomina maskulin tunggal, maka verba /yudhribu/ menghantam yang mengikutinya juga ditulis dalam bentuk maskulin tunggal. Hal ini merupakan bukti terdapatnya kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Idhafah yang menjadi objek dalam judul ini terdiri dari nomina /dhawhiyyun/ pinggiran kota sebagai mudhaf dan nomina nama kota /ls anjils/ Los Angeles sebagai mudhaf ilaih. Selain kesejajaran atau keparalelan, syarat kalimat efektif jurnalistik lainnya yang telah dipenuhi dalam judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan judul yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku. J udul ini juga telah memenuhi beberapa karakteristik bahasa jurnalistik. Karakteristik yang pertama adalah singkat. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kata dalam judul yang sangat sedikit yaitu 5 kata saja. Karakteristik yang lainnya yaitu padat, lugas, jernih, dan jelas. Tidak terdapat eufemisme atau penghalusan yang berlebihan dalam judul ini. J udul ini juga bersifat gramatikal, terbukti dari penulisannya yang tepat dan tidak menyalahi tata bahasa Arab baku.
121
Universitas Indonesia o) KNom: S (FNom) + P (Verba) + O (FNom)
/zhawhirun gharbatun tadkhulu al-maliba al-irqiyyata/ Fenomena Aneh Ganggu Stadion Irak
J udul di atas diambil dari rubrik /riydhah/ (olahraga) dan terdiri dari frasa nomina pertama /zhawhirun gharbatun/ fenomena aneh sebagai subjek, verba /tadkhulu/ masuk/mengganggu sebagai predikat, dan frasa nomina kedua /al-malibu al-irqiyyatu/ stadion Irak sebagai objek. Frasa nomina pertama yang menjadi subjek pada kalimat di atas terdiri dari nomina jamak ireguler /zhawhirun/ fenomena sebagai induk dan adjektiva feminin /gharbatun/ aneh/asing sebagai pewatas. Dalam bahasa Arab, semua nomina jamak ireguler dianggap berjenis feminin, sekalipun bentuk tunggalnya maskulin. Frasa nomina kedua yang menjadi objek dalam kalimat ini juga memiliki pola yang sama, yaitu nomina jamak ireguler /al- malibu/ stadion sebagai induk dan adjektiva feminin /al- irqiyyatu/ (dari) Irak sebagai pewatas. Syarat kalimat efektif jurnalistik yang telah dipenuhi dalam judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan judul yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku. J udul ini juga telah memenuhi beberapa karakteristik bahasa jurnalistik. Karakteristik yang pertama adalah singkat. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kata dalam judul yang sangat sedikit yaitu 5 kata saja. Karakteristik yang lainnya yaitu padat, lugas, jernih, dan jelas. Tidak terdapat eufemisme atau penghalusan yang berlebihan dalam judul ini. J udul ini juga bersifat gramatikal, terbukti dari penulisannya yang tepat dan tidak menyalahi tata bahasa Arab baku.
122
Universitas Indonesia p) KNom: S (Nomina) + P (Verba) + O (FPrep + I dhafah)
/at-tasyku tudu an-nazhara f sababi maqtali safri filisthna/ Ceko Tinjau Kembali Penyebab Kematian Duta Besar Palestina
J udul di atas diambil dari rubrik /dawl/ (internasional) dan terdiri dari nomina /at-tasyku/ Ceko sebagai subjek, verba /tudu an-nazhara/ meninjau kembali sebagai predikat, dan objek yang berupa frasa preposisional /f sababi/ penyebab dan idhafah /maqtali safri filisthna/ kematian duta besar Palestina. Nomina /at-tasyku/ Ceko merupakan nomina nama negara non-Arab. Dalam bahasa Arab, semua nomina nama negara non-Arab merupakan nomina feminin tunggal. Maka, verba /tudu an- nazhara/ meninjau kembali yang mengikutinya juga ditulis dalam bentuk feminin tunggal. Hal ini merupakan bukti terdapatnya kesejajaran atau keparalelan dalam judul ini. Frasa preposisional dalam judul ini terdiri dari preposisi /f/ di sebagai induk dan nomina /sababun/ sebab/penyebab sebagai pewatas. Idhafah dalam judul ini terdiri dari tiga nomina, yaitu /maqtal safri filisthna/ kematian duta besar Palestina. Nomina /maqtalun/ kematian merupakan mudhaf dan /safru filisthna/ duta besar Palestina merupakan mudhaf ilaih. /safru filisthna/ duta besar Palestina juga merupakan idhafah yang terdiri dari nomina /safru/ duta besar sebagai mudhaf dan nomina nama negara /filisthna/ Palestina sebagai mudhaf ilaih. Selain kesejajaran atau keparalelan, syarat kalimat efektif jurnalistik lainnya yang telah dipenuhi dalam judul ini adalah kesatuan atau kesepadanan dan kepaduan atau koherensi. Terbukti dari penulisan judul yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab yang baku. 123
Universitas Indonesia Karakteristik bahasa jurnalistik yang dimiliki judul ini adalah sederhana, singkat, dan padat. Sederhana dan singkat karena jumlah kata yang tidak terlalu banyak, yakni 8 kata. Walaupun hanya terdiri dari 8 kata, judul ini sudah sarat dengan informasi, sehingga tidak membingungkan pembaca. Karakteristik bahasa jurnalistik lainnya yang dimiliki judul ini adalah jernih, lugas, dan jelas. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya eufemisme atau penghalusan yang tidak diperlukan. Karakteristik lainnya yaitu gramatikal juga dimiliki judul ini, terbukti dari penulisannya yang benar dan tidak menyimpang dari tata bahasa Arab baku. Karakteristik judul berita yang dimiliki judul ini adalah singkat dan padat, formal, dan menggunakan bahasa baku. Singkat dan padat, karena walaupun hanya terdiri dari 8 kata, pembaca sudah dapat menangkap informasi yang disampaikan dalam judul tersebut. Formal, karena langsung menukik pada pokok masalah serta menghindari basa- basi, penghalusan, dan eufemisme yang tidak diperlukan.
124
Universitas Indonesia BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Setelah dilakukan analisa pada teks judul-judul berita dalam situs Aljazeera.net dengan meneliti beberapa bagian dari judul-judul berita berdasarkan struktur sintaksis kalimat dan frasa, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1. J udul-judul berita Aljazeera.net lebih banyak menggunakan kalimat aktif. Dari 40 judul berita yang diteliti, terdapat 12 frasa nominal, 11 klausa nominal non-verbal, dan 17 klausa nominal dengan verba imperfektif. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik bahasa jurnalistik menurut AS Haris Sumadiria, yaitu mengutamakan kalimat aktif. Kalimat aktif lebih memudahkan pengertian dan memperjelas pemahaman. 2. Dari segi karakteristik bahasa jurnalistik, judul-judul berita Aljazeera.net memiliki karakteristik sederhana, singkat, padat, lugas, jelas, jernih, mengutamakan kalimat aktif, dan gramatikal. 3. Dari segi karakteristik judul berita, judul-judul berita Aljazeera.net memiliki karakteristik singkat dan padat, formal, menggunakan bahasa baku, dan spesifik. Singkat dan padat berarti tegas, lugas, terfokus, menukik pada pokok intisari berita, dan tidak bertele-tele (to the point). Formal berarti berarti resmi, langsung menukik pada pokok masalah, sekaligus menghindari basa-basi dan eufemisme yang tidak perlu. Menggunakan bahasa baku, yang berarti bahwa judul-judul berita Aljazeera.net sangat terikat dengan tata bahasa. Spesifik berarti mengandung kata-kata khusus, yaitu kata-kata yang sempit ruang lingkupnya, untuk kejelasan gambaran peristiwa yang diberitakan. 4. Dari segi efektivitas kalimat, judul-judul berita Aljazeera.net telah memenuhi dua kriteria kalimat efektif jurnalistik, yaitu kesatuan gagasan dan kepaduan atau koherensi. Kriteria kesatuan gagasan tercermin dari struktur sintaksis judul berita Aljazeera.net yang baku, artinya telah memenuhi unsur- unsur subjek dan predikat yang dapat ditambah pula dengan keterangan. Kriteria kepaduan atau koherensi tercermin dari penempatan kata penghubung yang tepat. Tidak ada kesalahan penulisan dalam judul-judul 125
Universitas Indonesia berita tersebut. Ketepatan tata bahasa ini membuat judul-judul berita Aljazeera.net dapat dengan mudah dimengerti. 5. J udul merupakan bagian atau aspek yang sangat penting dalam penulisan sebuah berita. J udul merupakan kesan pertama sebuah berita, sehingga judul tidak dapat diabaikan. J udul merupakan kumpulan kata yang sangat penting dan mewakili sebuah tulisan, topik, atau berita. 6. Dalam situs Aljazeera.net, judul selalu berganti dengan cepat dan terus- menerus dalam jangka waktu yang tidak menentu. Kecepatan pergantian judul inilah yang menuntut pentingnya penulisan judul yang dapat mudah dimengerti dan menarik. J udul dapat menarik karena pemakaian kata-kata yang ringkas dan tepat pada pokok persoalan. Hal ini menjadi faktor yang memudahkan pembaca untuk mudah mengerti dan memahami informasi penting yang disampaikan dalam berita tersebut.
5.2. Saran 1. Terdapat perbedaan cara penulisan berita untuk media cetak dan online. Dalam berita online berbahasa Arab, harus diperhatikan aturan-aturan penulisan dan tata bahasa Arab yang tepat. Disarankan lebih banyak dilakukan penelitian kebahasaan sehingga pengetahuan penulisan berita online dapat lebih dipelajari dengan baik. 2. Kenyataan bahwa masih sedikit buku-buku dan referensi tentang bahasa Arab media (media Arabic) menunjukkan bahwa minat civitas akademika program studi Arab Universitas Indonesia untuk mempelajari bahasa Arab media masih minim karena selama ini masyarakat beranggapan bahwa yang mempelajari bahasa media dan jurnalistik hanya tugas mahasiswa jurnalistik saja. Padahal pengetahuan bahasa dan budaya sangat berperan penting dalam dunia media massa. 3. Dibutuhkan lebih banyak penelitian dan pengajaran mengenai bahasa Arab pers dan media di dalam kurikulum perkuliahan di program studi Arab baik Universitas Indonesia maupun universitas lainnya, karena industri media saat ini terus berkembang pesat dan membutuhkan ahli-ahli bahasa di dalamnya, termasuk ahli bahasa Arab pers. Penulis melihat satu bukti bahwa di satu perusahaan broadcast TV sangat sedikit ahli bahasa Arab yang 126
Universitas Indonesia bekerja tetap di sana. Biasanya mereka dipekerjakan saat diperlukan saja. Semua pekerjaan penulisan berita biasanya dilakukan langsung oleh wartawan yang meliput.
127 Universitas Indonesia DAFTAR PUSTAKA Emir Qatar ke Indonesia dan Malaysia. Kompas, 18 Mei 2009. (http://nasional.kompas.com/read/2009/05/18/2319281/emir.qatar.ke.indonesia.dan.malay sia) Asrori, Imam. Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa, Kalimat. Malang: Misykat, 2004 Aziz, Noor. Penelitian Kepustakaan. Makalah Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Sains Al-Quran, Wonosobo, J awa Tengah, 2012. (http://s-ipoel.blogspot.com/2013/06/penelitian- kepustakaan.html) Bralink, Sugeng. Pentingnya Sebuah Judul. 2011. (http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/12/01/pentingnya-sebuah-judul- 417392.html) Bremner, J ohn B. A Study in News Headlines. Kansas: School of J ournalism, University of Kansas, 1972. Cahyono, Bambang Yudi. Kristal-kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga University Press, 1995. Chaer, Abdul. Bahasa Jurnalistik. J akarta: Rineka Cipta, 2010. Clark, Brian. How to Write Headlines That Work. n.d. (http://www.copyblogger.com/how-to-write-headlines-that-work/) Crystal, David. A Dictionary of Linguistics and Phonetics (Edisi ke-6). Oxford: Blackwell Publishing, 2008. Dardjowidjojo, Soenjono, et.al. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, ed. Anton M. Moeliono dan Soenjono Dardjowidjodo. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1988. Fikri, Alfan. 8 Tips dan Cara Membuat Judul yang Menarik Minat Pembaca. 2012. (1Thttp://blogedek.blogspot.com/2012/09/tips-cara-membuat-judul- menarik.html1T) Ghulayaini, Mustafa. Jamu Ad-Durus Al-Arabiyyah. Beirut: Al-Maktabah AlAsriyyah, 1987. Goins, J eff. 5 Easy Tricks to Write Catchy Headlines. n.d. (http://goinswriter.com/catchy-headlines/) 128
Universitas Indonesia Hasanain, Salahuddin. Dirasat fi Ilmi-l Lughah al-Washfy wa At-Tarikhiy wa Al- Muqaran Hassan, Abbas. Al-Nahwu Al-Wafi. Mesir: Dar El-Maarif, n.d. . Riyadh: Darul Ulum, 1984. Holes, Clive. Modern Arabic: Structures, Function, and Varieties. Edisi Revisi. Washington DC: Georgetown University Press, 2004. Kentjono, Djoko. Dasar-dasar Linguistik Umum. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1990. Kovach, Bill, dan Rosenstiel, Tom. The Elements of Journalism: What Newspeople Should Know and the Public Should Expect. New York: Three Rivers Press, 2001. Kridalaksana, Harimurti. Beberapa Prinsip Perpaduan Leksem dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1988. ---------------------------------. Sintaksis Fungsional: Sebuah Sintesis, dalam Lembaran Sastra. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1992 Mann, Merlin R. Headlines. n.d. (http://www.columbia.edu/itc/journalism/isaacs/client_edit/Headlines.html)
Nimah, Fuad. Mulakhkhas: Qawid al-Lughah Arabiyah. Damaskus: Darul Hikmah, n.d. Ningsih, Durriyatin. Analisis Judul Berita Bahasa Arab Jurnalistis: Studi Kasus pada Al-Jazirah. Skripsi (tidak diterbitkan). Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009. Parera, J os Daniel. Sintaksis (edisi kedua). J akarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993. Ragile. Kisah Sukses Al Jazeera Network (Inspirasi Untuk Metro TV dan TV One). 2011. (http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2011/02/11/kisah- sukses-al-jazeera-network-inspirasi-untuk-metro-tv-dan-tv-one-340012.html) Shainy, Mahmoud Ismail., As-Sayid,Yusuf Ibrahim., & As-Syaikh,Muhammad Rafi. Al-Qawaid Al-Arabiyah Al-Muyassarah. J ilid 1. Riyadh: Imadah Syiun Al- Maktabat, King Saud University, 1990. 129
Universitas Indonesia Shainy, Mahmoud Ismail., As-Sayid,Yusuf Ibrahim., & As-Syaikh,Muhammad Rafi. Al-Qawaid Al-Arabiyah Al-Muyassarah. J ilid 2. Riyadh: Imadah Syiun Al- Maktabat, King Saud University, 1990. Sumadiria, AS Haris. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006. Sumadiria, AS Haris. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005. Suroso. Penggunaan Kalimat Efektif dalam Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, n.d. Verhaar, J .W.M. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1977. Watson, J anet. The Syntax of Arabic Headlines and News Summaries. Arabic Language and Linguistics. Ed. Yasir Suleiman. London: Routledge, 1999. 166- 170 Wongso, Fenny. Pentingnya Judul dalam Sebuah Tulisan. 2012. (http://fennywongso.com/pentingnya-judul-dalam-sebuah-tulisan/)