Anda di halaman 1dari 19

DIRASAH SYI’RIYAH KLASIK

( ANALISIS SYI’IR ANTARAH BIN SYIDAD )

Makalah
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas perkuliahan
Dirasah Syi’riyah Klasik pada Prodi Bahasa dan Sastra Arab

Oleh:
Kevin Rifky Roherriadrizaldy A71219053
Pinanggih Rachmaddi Islam A01219029
Malik Fahad A71219056
Syifauddin Haikal Khan A01219034
Romeo Genta Gemilang Palal A01219030
Moch. Arif Abdurachman A91219098
Muhammad Lubabul Musthofa A91219101

Dosen Pengampu:
H. Abdul Wahab Naf’an, Lc., MA

PRODI BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2021
BAB I
BIOGRAFI ANTARAH BIN SYIDAD AL-ABSI

A. PROFIL DAN FIGUR ANTARAH BIN SYIDAD AL-ABSI


Antarah bin Amr bin Syidad Al Absi adalah salah satu perwira dan penyair arab
yang paling terkenal di zaman jahiliyyah. Dia dilahirkan di Najd dari rahim seorang budak
Habasyah yang bernama Zabibah dan ayahnya seorang bangsawan yang kaya raya dari
kabilah Absi yang bernama Syaddad. Antarah mewarisi kulit hitam ibunya dan memiliki
julukan al fuluha karena memiliki bibir yang memble sehingga masyarakat mengiranya
bukan orang Arab.1
Menurut tradisi Arab, anak dari ibu seorang budak tidak diakui nasabnya oleh
ayahnya, dan statusnya menjadi budak. Karena itu ayahnya tidak mau mengakuinya sebagai
anak kandungnya, bahkan dianggap sebagai budak yang dapat disuruh menggembala ternak.
Perlakuan ayahnya ini membuat psikologis penyair ini sangat tertekan, bahkan pamannya
sendiri ikut menghalangi cintanya kepada putrinya sendiri yang bernama Ablah. Karena
merasa tidak pantas mengawinkan putrinya dengan keluarga budak.
Tekanan psikologisnya membuat sifatnya sangat keras terhadap semua orang,
bahkan terhadap ayahnya sendiri. Kebencian terhadap ayahnya dinyatakannya ketika ayahnya
memerintahkannya untuk berperang melawan musuh yang datang menyerbu, mendengar
ajakan itu, dia menjawab “Sesungguhnya tidaklah layak bagi budak untuk berperang tapi
hanya untuk menjaga ternak dan memeras susunya saja”. Ucapan itu dirasakan oleh ayahnya
akan penderitaan seorang anak. Karena itulah sang ayahpun mengakui nasab anaknya dengan
ucapan,”Berperanglah kamu, karena sesungguhnya kamu adalah seorang yang merdeka”.
Sejak saat itu nasab orang tuanya selalu diikutkan dengan nama asal penyair ini. Dan sejak
saat itu pula nama penyair ini selalu disebut dalam segala pertempuran.
Antarah mewarisi keberanian orang Arab dalam berperang. Bahkan dengan namanya
yang agak angker itu, Antarah lebih dikenal sebagai pahlawan yang sangat ditakuti lawan-
lawanya. Sehingga pribadi penyair ini kelak pada masa Daulah Fathimiyyah sering
diagungkan.

1
Az-Zauzani, Abu Abdillah Husen bin Ahmad. Syarhul Muallaqat As-Sab‟.hal 128
B. KEHIDUPAN ANTARAH SEBAGAI PENYAIR
Pada mulanya Antarah hanya dikenal sebagai pendekar yang handal. Sampai pada
suatu hari, dia diejek oleh seseorang di majelis ayahnya setelah diakuinya menjadi anak oleh
ayahnya. Dia diejek karena dia keturunan ibunya yang seorang budak, sehingga membuatnya
marah dan berkata : “Aku adalah seorang yang gemar menghadiri pertempuran, aku adalah
orang yang paling adil, dan aku tidak pernah meminta dan aku selalu dermawan swngan yang
kumiliki dan aku adalah pembuka jalan buntu”. Orang yang menghinanya berkata:“ aku lebih
fasih dalam berpuisi daripada kamu”. Lalu antarah berkata: “Akan kamu lihat kefasihanku”.2
Sejak saat itu, Antarah mulai merangkum qasidah muallaqatnya yang mengisahkan
percintaan bersama kekasihnya Ablah. Selain itu, dia juga menggambarkan tentang
keberanian dan keangungannya dalam medan pertempuran.

C. KARYA-KARYA ANTARAH BIN SYIDAD


Pada mulanya penyair ini tidak terkenal sebagai penyair ulung, tetapi untungnya
sejak muda penyair ini telah menyimpan bakat untuk berpuisi. Dan bakat inilah yang
mendorong untuk meningkatkan prestasinya dalam berpuisi. Kebanyakan puisinya
dikumpulkan dalam mu’allaqatnya yang sangat panjang. Puisinya dikenal bertemakan Al-
Hamaasah atau semangat yakni untuk membangkitkan semangat ketika ada suatu peristiwa
semacam perang atau membangun sesuatu.3
Adapun beberapa bait syair Antarah dibawah ini:

ًَِ َ‫د َجا ِٕيَحً تِ ََا ىَ ٌْ ذ َ ْعي‬


ِ ْْ ‫إِ ُْ ُم‬ # ِ ‫عأ َ ْى‬
ٍ‫د اى َخ ٍْ َو ٌَا ا ْتَْحَ ٍَاىِل‬ َ ‫ٕ اََّل‬
ٌِ ‫َّ َٖ ٍذ ذَعَ َاٗ ُسُٓ اى ُن ََاج ُ ٍُ َنيا‬ # َ ‫عيَى ِس َداىَ ِح‬
ٍ‫عاتِخ‬ َ ‫إِ ْر ََل أَصَ ا ُه‬
ًِ ‫ع َش ٍْ َش‬
َ ً ِّ ‫ص ِذ اىقَ ِغ‬ ْ ِٗ ْ ‫ٌَأ‬
َ ‫ي ِإىَى َد‬ # ً ‫َاسج‬
َ ‫اُ َٗذ‬ ّ ِ ‫ط ْ٘سا ً ٌُ َج اشدُ ِى‬
ِ ‫يط َع‬ َ
ٌَِ ْ‫ف ِع ْْذَ ْاى ََ ْغ‬
ُّ ‫أ َ ْغشَى ْاى َ٘غَى َٗأ َ ِع‬ # ًْ ِْ‫ش ِٖذَ ْاى َ٘قِ ٍْعَحَ أَّا‬
َ ِْ ٍَ ‫ٌ ُْخثِ ْش ِك‬
ٌ‫ََل ٍُ َْ ِع ٍِ ٕ ََشتا ً َٗ ََل ٍُ ْغر َ ْغ ِي‬ # َُٔ‫َٗ ٍُذَ اججٍ َم ِشَٓ ْاى ُن ََاج ُ ِّضَ اى‬
ِ ْ٘ ُ‫ق ْاى ُنع‬
ًِ ٘‫ب ٍُقَ ا‬ َ ٍ‫تِ َُثَقاف‬
ِ ‫ص ْذ‬ # َ ‫اج ِو‬
‫ط ْعَْ ٍح‬ ِ َ‫خ ىَُٔ َمفا ًْ تِع‬
ْ َ‫َجاد‬
ًِ ‫عيَى ْاىقََْا ِت َُ َذ اش‬
َ ٌُ ٌْ ‫ْظ ْاى َن ِش‬
َ ٍَ‫ى‬ # َ َ ‫اىش ٍْخِ ْاْل‬
َُٔ‫ص ِ ٌّ ثٍَِات‬ ُّ ‫ش َن ْندُ ِت‬
َ َ‫ف‬
َ ‫ض ََِْ ُدغَِْ ِتَْا ِّ ِٔ َٗ ْاى َِ ْع‬
ٌِ ‫ص‬ ِ ‫ٌَ ْق‬ # ّ ِ ‫فَر ََش ْمرُُٔ َجضَ َس اى‬
َُْٔ‫غ َثاعِ ٌَُْ ْش‬

2
Az-Zauzani, Abu Abdillah Husen bin Ahmad. Syarhul Muallaqat As-Sab‟. Hal 129
3
Al Iskandari, Syekh Ahmad dan Syekh Mushthofa Anani. Al Wasith. Hal 69
“Wahai puteri Malik, tidakkah engkau tanyakan kepada ksatria itu tentang diriku di medan
peperangan, jika engkau tidak tahu?”
“Tidakkah engkau tanyakan kepada ksatria itu tentang diriku ketika aku sedang berada di atas kuda
yang dilukai oleh musuh?”
“Ada kalanya aku bawa kuda itu untuk menyerang musuh, namun adakalanya aku membawa kudaku
untuk bergabung dengan pasukan yang banyak”
“Jika kamu bertanya tentang diriku pada orang yang hadir dalam peperangan itu, maka mereka akan
memberitahukan kepadamu bahwa aku adalah orang yang selalu maju (berada di depan) dalam
setiap peperangan dan aku orang yang tidak tamak dalam pembagian rampasan perang”
“Adakalanya ada ksatria yang berani dan sangat ditakuti oleh musuhnya dan tidak mau menyerah”
“Namun tanganku buru-buru menerkamnya dengan tusukan tombak yang kuat”
“Dan ketika ksatria itu aku tusuk dengan tombak yang keras, yang dapat menembus baju jirahnya.
Dan orang bangsawan pun tidak mustahil untuk terbunuh”
“Setelah ksatria itu terbunuh, maka aku tinggalkan begitu saja agar menjadi santapan binatang buas
yang akan menghancurkan jari tangan dan lengannya yang bagus itu”4

Pada bait syair ini Antarah mengisahkan kegagahannya dalam berperang, semangat
dalam berperang yang luar biasa dan tidak pantang menyerah. Gambaran bait dalam syair
diatas yang berwarna kuning, bahwa antarah sesosok ksatria yang begitu kejam terhadap
musuhnya, ia tidak akan membiarkan musuhnya dalam keadaan hidup, kekejamannya
membuat ia sangat ditakuti musuhnya.
Para ahli sastra Arab menggolongkan puisi Antarah ke dalam kelas tertinggi dalam
menggambarkan dan mensifati segala kejadian yang dialaminya. Dalam salah satu bait
puisinya, penyair ini menerangkan kepada kekasihnya bahwa ia adalah seorang yang baik
bila ia tidak diganggu dan dirampas miliknya. Akan tetapi, jika ia diganggu, maka ia akan
membalas perbuatan orang itu dengan kekerasan yang dapat dijadikan pelajaran selama hidup
orang yang menggangunya. Seperti contoh di bawah ini:5

ٌ‫ً تَا عيَد فإًّْ * عَخ ٍخاىفرً إراىٌ أظي‬


ّ ‫أثًْ عي‬
ٌ‫ٍش ٍزاقرٔ مطعٌ اىعيق‬
ّ * ‫ٗإرا ظيَد فإُ ظيًَ تاعو‬

4
Al Maliji, Hasan Khumais.Al Adab dan Nusus lighairi nathiqin bil arabiyyah. Hal 45
5
Hamid, Muhammad Abu Najar dan Muhammad Al Junaidi. Al adab al araby wa tarikhuhu fil asril jahili. Hal 23
“Pujilah aku (wahai kekasihku) dari apa yang kamu ketahui dari kelakuan baikku. Sesungguhnya aku
adalah seorang yang lemah lembut bila tidak dizalimi oleh siapa pun”
“Namun, jika aku dizalimi oleh seseorang, maka aku akan membalasnya dengan balasan yang lebih
keras dari kezalimannya”

Puisi-puisi Antarah tergolong muallaqat yang paling indah dan paling mudah-mudah
kata-katanya, paling kuat komposisinya, paling indah washfnya, dan paling kuat hammas dan
fakhrnya. Puisi Antarah didominasi dengan puisi cinta dan perang, namun tidak hanya itu
saja. Ada puisi yang bertemakan washf, fakhr dan lain-lain.6

6
Bahrum Bunyamin. Sastra Arab Jahili. Hal 94
BAB II
KARAKTERISTIK SYI’IR ANTARAH BIN SYIDAD

A. AL-HAMAASAH DAN KEFASIHAN DALAM PUISI ANTARAH


Pada mulanya penyair ini tidak terkenal sebagai penyair ulung, tetapi untungnya
sejak muda penyair ini telah menyimpan bakat untuk berpuisi. Dan bakat inilah yang
mendorong untuk meningkatkan prestasinya dalam berpuisi. Kebanyakan puisinya
dikumpulkan dalam mu’allaqatnya yang sangat panjang. Puisinya dikenalkan bertemakan Al-
Hamaasah atau semangat yakni untuk membangkitkan semangat ketika ada suatu peristiwa
semacam perang atau membangun sesuatu.
Para ahli sastra Arab menggolongkan puisi Antarah kedalam kelas tertinggi dalam
menggambarkan dan mensifati segala kejadian yang dialaminya. Dalam salah satu bait
puisinya, penyair ini menerangkan kepada kekasihnya bahwa ia adalah seorang yang baik
bila ia tidak diganggu dan dirampas miliknya. Akan tetapi jika ia diganggu, maka ia akan
membalas perbuatan orang itu dengan kekerasann yang dapat dijadikan pelajaran selama
hidup orang yang mengganggunya.
Berikut eksplanasi karakteristik syi’ir Antarah bin Syidad antara lain :
1. Telah sempurna Puisi Antara Ibn Syidad setelah kematiannya dan ia dikenal sebagai
salah satu penyair Arab terbesar, dan salah satu puisinya dianggap sebagai salah satu
komentar terbesar.
2. Puisi Antara dibedakan oleh detail dan deskripsi peristiwa dalam puisinya, karena kisah
Antarah dan Abla menjadi puisi epik.
3. Puisi Antara terkenal dengan semangat dan kebanggaannya, karena keberaniannya,
kakinya dan bahwa dia adalah seorang pejuang yang sangat pemberan. Puisi Antara juga
dibedakan oleh kesederhanaan dan keterkaitan kalimat, dan peristiwa bersama.
4. Dalam puisi dapat kita temukan kefasihan Antarah, kefasihan dalam frase, kalimat dan
konsep sangat jelas, dan ini menunjukkan kekuatan Antarah dalam puisi.7

7
https://www.almrsal.com/post/986343
BAB III
KAJIAN SYI’IR ANTARAH BIN SYIDAD

A. ANALISIS ARUDL DAN QAFIYAH BESERTA TERJEMAHNYA

ًَِ ‫د َجا ِٕيَحً ِت ََا ىَ ٌْ ذَ ْع َي‬


ِ ْْ ‫ِإ ُْ ُم‬ # ِ ‫عأ َ ْى‬
ٍ‫د اى َخ ٍْ َو ٌَا ا ْتَْحَ ٍَاىِل‬ َ ‫ٕ اََّل‬
"Wahai puteri Malik, tidakkah engkau tanyakan kepada ksatria itu tentang diriku di medan
peperangan, jika engkau tidak tahu"?

ًْ َِ ‫د َجا ِٕيَحً ِت ََا ىَ ٌْ ذَ ْع َي‬ ِ ْْ ‫إِ ُْ ُم‬ # ِ ‫عأ َ ْى‬


ٍ‫د اى َخ ٍْ َو ٌَا ا ْتَْحَ ٍَاىِل‬ َ ‫ٕ اََّل‬ ‫اىثٍد‬
ًْ َِ َ‫د َجا ِٕيَرَ ْْ ِث ََا ىَ َْرَ ْعي‬ِ ْْ ‫إِ ّْ ُن‬ # ِْ ‫عأ َ ْىرِي َخ ٍْ َو ٌَ ْثَْحَ ٍَا ِى ِن‬
َ ‫ٕ َْي ََّل‬ ‫اىنراتح‬
‫اىعشٗضٍح‬
ًْ َِ َ‫ىَ َْر َ ْعي‬ ‫ِٕيَر َ ْْ ِث ََا‬ ‫إِ ّْ ُن ْْرِ َجا‬ # ِْ ‫َّرَ ََا ِى ِن‬ ْ‫ذِ ْي َخ ٍْ َيٍَة‬ ‫ٕ َْي ََّل‬ ‫اىرقطٍع‬
‫عأ َ ْه‬
َ
ٓ//ٓ/ٓ/ ٓ//ٓ/// ٓ//ٓ/ٓ/ # ٓ//ٓ/// ٓ//ٓ/ٓ/ ٓ//ٓ/ٓ/ ‫اىشٍ٘ص‬
ِ‫ٍغرفعيِ ٍرفاعيِ ٍغرفعي‬ # ِ‫ٍغرفعيِ ٍغرفعيِ ٍرفاعي‬ ‫اىرفعٍَّلخ‬
‫ماٍو‬ ‫اىثذش‬
Keterangan :

ْ َِ َ‫ذ َ ْعي‬
1. Qafiyah : ً

2. Jenis qafiyah mutadarrik karena dalam qafiyah tersebut terdapat dua huruf hidup
diantara huruf mati
3. Zihaf : Idlmar
Mematikan huruf kedua yang hidup seperti :

ِْ ُ‫ ٌٍرَفَا ِعي‬menjadi ِْ ُ‫ ٍُرْفَا ِعي‬lalu diubah taf’ilahnya menjadi ِْ ُ‫ٍُ ْغر َ ْف ِعي‬

ٌِ ‫َّ َٖ ٍذ ذَ َع َاٗ ُسُٓ اى ُن ََاج ُ ٍُ َنيا‬ # ‫خ‬


ٍ ‫عا ِت‬ َ ‫ِإ ْر ََل أَصَ ا ُه‬
َ ‫عيَى ِس َداىَ ِح‬
„Tidakkah engkau tanyakan kepada ksatria itu tentang diriku ketika aku sedang berada di
atas kuda yang dilukai oleh musuh?"
‫َّ َٖ ٍذ ذَ َع َاٗ ُسُٓ اى ُن ََاج ُ ٍُ َنيا ٌِ‬ ‫‪#‬‬ ‫خ‬
‫عا ِت ٍ‬ ‫ِإ ْر ََل أَصَ ا ُه َ‬
‫عيَى ِس َداىَ ِح َ‬ ‫اىثٍد‬
‫َّ َٖ ٍذ ذَ َع َاٗ ُسُٓ اى ُن ََاج ُ ٍُ َنيا ٌِ‬ ‫‪#‬‬ ‫َّ َٖ ٍذ ذَ َع َاٗ ُسُٓ اى ُن ََاج ُ ٍُ َنيا ٌِ‬ ‫اىنراتح‬
‫اىعشٗضٍح‬
‫َّ َٖ ِذ ّْرَ َعا َٗ ُس ُٕ ْي ُن ََا ذ ُ َُ َن ْييَ َِ ًْ‬ ‫‪#‬‬ ‫ىَ ِح‬ ‫ِإ ْر ََل أَصَ ا ىُ َعيَى‬ ‫اىرقطٍع‬
‫عا ِت ِذ ِْ‬
‫َ‬ ‫ِس َدا‬
‫‪ٓ//ٓ/// ٓ//ٓ/// ٓ//ٓ///‬‬ ‫‪#‬‬ ‫‪ٓ//ٓ/// ٓ//ٓ/// ٓ//ٓ/ٓ/‬‬ ‫اىشٍ٘ص‬
‫ٍرفاعيِ ٍرفاعيِ ٍرفاعيِ‬ ‫‪#‬‬ ‫ٍغرفعيِ ٍرفاعيِ ٍرفاعيِ‬ ‫اىرفعٍَّلخ‬
‫ماٍو‬ ‫اىثذش‬
‫‪Keterangan :‬‬

‫َم ْييَ َِ ْ‬
‫ً ‪1. Qafiyah :‬‬

‫‪2. Jenis qafiyah mutadarrik karena dalam qafiyah tersebut terdapat dua huruf hidup‬‬
‫‪diantara huruf mati‬‬
‫‪3. Zihaf : Idlmar‬‬
‫‪Mematikan huruf kedua yang hidup seperti :‬‬

‫ٍُ ْغر َ ْف ِعيُ ِْ ‪ٍُ lalu diubah taf’ilahnya menjadi‬رْفَا ِعيُ ِْ ‪ٌٍ menjadi‬رَفَا ِعيُ ِْ‬

‫ً َع َش ٍْ َش ًِ‬ ‫ٌَأ ْ ِٗ ْ‬
‫ي إِىَى َد َ‬
‫ص ِذ اىقَ ِغ ِّ‬ ‫‪#‬‬ ‫اسج ً‬
‫اُ َٗذ َ َ‬ ‫ط ْ٘سا ً ٌُ َج اشد ُ ِى ِ ّ‬
‫يطعَ ِ‬ ‫َ‬
‫‪”Ada kalanya aku bawa kuda itu untuk menyerang musuh, namun adakalanya aku membawa‬‬
‫"‪kudaku untuk bergabung dengan pasukan yang banyak‬‬

‫ً َع َش ٍْ َش ًِ‬ ‫ٌَأ ْ ِٗ ْ‬
‫ي ِإىَى َد َ‬
‫ص ِذ اىقَ ِغ ِّ‬ ‫‪#‬‬ ‫اسج ً‬
‫اُ َٗذ َ َ‬ ‫ط ْ٘سا ً ٌُ َج اشد ُ ِى ِ ّ‬
‫يط َع ِ‬ ‫َ‬ ‫اىثٍد‬
‫‪#‬‬ ‫اسذ َ ِْ‬
‫اُ َٗذَ َ‬ ‫ط ْ٘ َس ٍُّْ َج ْش َسدُ ِى ْ‬
‫ط ِط َع ِ‬ ‫َ‬ ‫اىنراتح‬
‫ص ِذ ْىقَ ِغ ٍٍِْعَ َش ٍْ َش ٍِ ًْ‬ ‫ٌَأ ْ ِٗ ْ‬
‫ي إِىَى َد َ‬
‫اىعشٗضٍح‬
‫ٌِ َع َش ٍْ َش ٍِ ًْ‬ ‫ص ِذ‬
‫َد َ‬ ‫ٌَأ ْ ِٗ ْ‬
‫ي‬ ‫‪#‬‬ ‫ُِ‬ ‫َسد ُ‬ ‫َ‬
‫ط ْ٘ َس ٍُّْ َج ْش‬ ‫اىرقطٍع‬
‫ْىقَ ِغ ًْ‬ ‫ِإىَى‬ ‫اسذ َ ِْ‬
‫َٗذ َ َ‬ ‫ِى ْ‬
‫ط ِط َعا‬
‫‪ٓ//ٓ/// ٓ//ٓ/// ٓ//ٓ/ٓ/‬‬ ‫‪#‬‬ ‫‪ٓ//ٓ/// ٓ//ٓ/// ٓ//ٓ/ٓ/‬‬ ‫اىشٍ٘ص‬
‫ٍرفاعيِ‬ ‫ٍغرفعيِ ٍرفاعيِ‬ ‫‪#‬‬ ‫ٍغرفعيِ ٍرفاعيِ ٍرفاعيِ‬ ‫اىرفعٍَّلخ‬
‫ماٍو‬ ‫اىثذش‬
Keterangan :

1. Qafiyah : ً
ْ ٍِ ‫َس ٍْ َش‬
2. Jenis qafiyah mutadarrik karena dalam qafiyah tersebut terdapat dua huruf hidup
diantara huruf mati
3. Zihaf : Idlmar
Mematikan huruf kedua yang hidup seperti :

ِْ ُ‫ ٌٍرَفَا ِعي‬menjadi ِْ ُ‫ ٍُرْفَا ِعي‬lalu diubah taf’ilahnya menjadi ِْ ُ‫ٍُ ْغر َ ْف ِعي‬

ٌَِ ْ‫ف ِع ْْذَ ْاى ََ ْغ‬


ُّ ‫أ َ ْغشَى ْاى َ٘غَى َٗأ َ ِع‬ # ًْ ِْ ‫ش ِٖذَ ْاى َ٘ ِق ٍْ َعحَ أَّا‬
َ ِْ ٍَ ‫ٌ ُْخ ِث ْش ِك‬
"Jika kamu bertanya tentang diriku pada orang yang hadir dalam peperangan itu, maka
mereka akan memberitahukan kepadamu bahwa aku adalah orang yang selalu maju (berada
di depan) dalam setiap peperangan dan aku orang yang tidak tamak dalam pembagian
rampasan perang"

ٌَِ ْ‫ف ِع ْْذَ ْاى ََ ْغ‬


ُّ ‫أ َ ْغشَى ْاى َ٘غَى َٗأ َ ِع‬ # ًْ ِْ ‫ش ِٖذَ ْاى َ٘قِ ٍْعَحَ أَّا‬
َ ِْ ٍَ ‫ٌ ُْخثِ ْش ِك‬ ‫اىثٍد‬
# ‫اىنراتح‬
ًْ ََِ ْ‫أ َ ْغش َْي َ٘غَى َٗأ َ ِع ْففُ ِع ْْذَ ْى ََ ْغ‬ ًْ ِْ َْ ّْ َ ‫ش ِٖذَ ْى َ٘ ِق ٍْ َعحَ أ‬
َ ْْ ََ ‫ٌ ُْخ ِث ْش ِم‬
‫اىعشٗضٍح‬
َ‫د‬ ِْ ‫أ َ ْغش َْي َ٘غَى َٗأ َ ِع ْففُ ِع‬ # َ ‫عح‬
َ َ‫ش ِٖذ‬
َ ِْ ََ ‫ٌ ُْخثِ ْش ِم‬ ‫اىرقطٍع‬
ًْ ََِ ْ‫ْى ََ ْغ‬ ًْ ِْ َّْْ َ ‫أ‬ ًْ ِ‫ْى َ٘ق‬
ٓ//ٓ/ٓ/ ٓ//ٓ/// ٓ//ٓ/ٓ/ # ٓ//ٓ/// ٓ//ٓ/// ٓ//ٓ/ٓ/ ‫اىشٍ٘ص‬
ِ‫ٍرفاعيِ ٍغرفعي‬ ِ‫ٍغرفعي‬ # ِ‫ٍغرفعيِ ٍرفاعيِ ٍرفاعي‬ ‫اىرفعٍَّلخ‬
‫ماٍو‬ ‫اىثذش‬
Keterangan :

ْ ََِ ْ‫ٍَ ْغ‬


1. Qafiyah : ً

2. Jenis qafiyah mutadarrik karena dalam qafiyah tersebut terdapat dua huruf hidup
diantara huruf mati
3. Zihaf : Idlmar
Mematikan huruf kedua yang hidup seperti :
ِْ ُ‫ ٌٍرَفَا ِعي‬menjadi ِْ ُ‫ ٍُرْفَا ِعي‬lalu diubah taf’ilahnya menjadi ِْ ُ‫ٍُ ْغر َ ْف ِعي‬

ٌِ ‫ََل ٍُ َْ ِع ٍِ ٕ ََشتا ً َٗ ََل ٍُ ْغر َ ْغ ِي‬ # َُٔ‫َٗ ٍُذَ اججٍ َم ِشَٓ ْاى ُن ََاج ُ ِّضَ اى‬
"Adakalanya ada ksatria yang berani dan sangat ditakuti oleh musuhnya dan tidak mau
menyerah"

ٌِ ‫ََل ٍُ َْ ِع ٍِ ٕ ََشتا ً َٗ ََل ٍُ ْغر َ ْغ ِي‬ # َُٔ‫َٗ ٍُذَ اججٍ َم ِشَٓ ْاى ُن ََاج ُ ِّضَ اى‬ ‫اىثٍد‬
# ‫اىنراتح‬
ًْ َِ ‫ََل ٍُ َْ ِعِْ ِْ ٕ ََش َت ِْ َٗ ََل ٍُ ْغرَ ْغ ِي‬ َُٔ‫َٗ ٍُذَ ْج َج ِج ْْ َن ِشٕ َْي ُن ََاذُِْضَ اى‬
‫اىعشٗضٍح‬
ًْ َِ ‫ٍُ ْغر َ ْغ ِي‬ ِْ َ‫ٕ ََشت‬ ‫ََل‬ # ْ٘ ُٖ َ‫َٗ ٍُذَ ْج َج ِج ِْ َم ِشٕ َْي ُن ََا ذُِْضَ اى‬ ‫اىرقطٍع‬
‫َٗ ََل‬ ِْ ِْ‫ٍُ َْ ِع‬
ٓ//ٓ/ٓ/ ٓ//ٓ/// ٓ//ٓ/ٓ/ # ٓ//ٓ/// ٓ//ٓ/// ٓ//ٓ/// ‫اىشٍ٘ص‬
ِ‫ٍغرفعيِ ٍرفاعيِ ٍغرفعي‬ # ِ‫ٍرفاعيِ ٍرفاعي‬ ِ‫ٍرفاعي‬ ‫اىرفعٍَّلخ‬
‫ماٍو‬ ‫اىثذش‬
Keterangan :

ْ َِ ‫ذ َ ْغ ِي‬
1. Qafiyah : ً

2. Jenis qafiyah mutadarrik karena dalam qafiyah tersebut terdapat dua huruf hidup
diantara huruf mati
3. Zihaf : Idlmar
Mematikan huruf kedua yang hidup seperti :

ِْ ُ‫ ٌٍرَفَا ِعي‬menjadi ِْ ُ‫ ٍُرْفَا ِعي‬lalu diubah taf’ilahnya menjadi ِْ ُ‫ٍُ ْغر َ ْف ِعي‬

ِ ْ٘ ُ‫ق ْاى ُنع‬


ًِ ٘‫ب ٍُ َق ا‬ َ ٍ‫ِت َُثَقاف‬
ِ ‫ص ْذ‬ # َ ‫اج ِو‬
‫ط ْعَْ ٍح‬ ِ ‫خ ىَُٔ َمفا ًْ ِت َع‬
ْ َ‫َجاد‬
"Namun tanganku buru-buru menerkamnya dengan tusukan tombak yang kuat"
‫ق ْاى ُنعُ ْ٘ ِ‬
‫ب ٍُ َق ا٘ ًِ‬ ‫ِت َُثَقافٍ َ‬
‫ص ْذ ِ‬ ‫‪#‬‬ ‫اج ِو َ‬
‫ط ْعَْ ٍح‬ ‫خ ىَُٔ َمفا ًْ ِت َع ِ‬
‫َجادَ ْ‬ ‫اىثٍد‬
‫‪#‬‬ ‫اىنراتح‬
‫ص ْذقِ ْي ُنعُ ْ٘تِ َُ َق ْ٘ َٗ ٍِ ًْ‬
‫تِ َُث َ ْققَ ِف ِْ َ‬ ‫اج ِي َ‬
‫ط ْعَْرِ ِْ‬ ‫َجادَذْيَ ُٖ ْ٘ َم ْف َف ٍْثِعَ ِ‬
‫اىعشٗضٍح‬
‫ص ْذقِ ْي ُنعُ ِت َُ َق ْ٘ َٗ ٍِ‬
‫َ‬ ‫ِت َُث َ ْققَ ِف ِْ‬ ‫‪#‬‬ ‫ِج ِي َ‬
‫ط ْعَْ ِر ِْ‬ ‫َم ْففَ ٍْ ِث َعا‬ ‫َجادَذْيَ ُٖ ْ٘‬ ‫اىرقطٍع‬
‫ي‬
‫ْ‬ ‫ْٗ‬
‫‪//ٓ///‬‬ ‫‪//ٓ/ٓ/ ٓ//ٓ///‬‬ ‫‪#‬‬ ‫‪ٓ//ٓ/// ٓ//ٓ/ٓ/‬‬ ‫‪//ٓ/ٓ/‬‬ ‫اىشٍ٘ص‬
‫ٓ‬ ‫ٓ‬ ‫ٓ‬
‫ٍرفاعيِ ٍغرفعيِ ٍرفاعيِ‬ ‫‪#‬‬ ‫ٍرفاعيِ‬ ‫ٍغرفعيِ ٍغرفعيِ‬ ‫اىرفعٍَّلخ‬
‫ماٍو‬ ‫اىثذش‬
‫‪Keterangan :‬‬

‫قَ ْ٘ َٗ ٍِ ْ‬
‫ً ‪1. Qafiyah :‬‬

‫‪2. Jenis qafiyah mutadarrik karena dalam qafiyah tersebut terdapat dua huruf hidup‬‬
‫‪diantara huruf mati‬‬
‫‪3. Zihaf : Idlmar‬‬
‫‪Mematikan huruf kedua yang hidup seperti :‬‬

‫ٍُ ْغر َ ْف ِعيُ ِْ ‪ٍُ lalu diubah taf’ilahnya menjadi‬رْفَا ِعيُ ِْ ‪ٌٍ menjadi‬رَفَا ِعيُ ِْ‬

‫عيَى ْاىقََْا ِت َُ َذ اش ًِ‬


‫ْظ ْاى َن ِش ٌْ ٌُ َ‬
‫ىٍَ َ‬ ‫‪#‬‬ ‫اىش ٍْخِ ْاْل َ َ‬
‫ص ِ ٌّ ثِ ٍَا َتُٔ‬ ‫ش َن ْندُ ِت ُّ‬
‫فَ َ‬
‫‪"Dan ketika ksatria itu aku tusuk dengan tombak yang keras, yang dapat menembus baju‬‬
‫"‪jirahnya. Dan orang bangsawan pun tidak mustahil untuk terbunuh‬‬

‫عيَى ْاىقََْا تِ َُ َذ اش ًِ‬


‫ْظ ْاى َن ِش ٌْ ٌُ َ‬
‫ىٍَ َ‬ ‫‪#‬‬ ‫اىش ٍْخِ ْاْل َ َ‬
‫ص ِ ٌّ ثِ ٍَاتَُٔ‬ ‫ش َن ْندُ تِ ُّ‬
‫فَ َ‬ ‫اىثٍد‬
‫‪#‬‬ ‫اىنراتح‬
‫غ ْي َن ِش ٌْ َُ َعيَ ْيقََْا ِت َُ َذ ْش َس ٍِ ًْ‬
‫ىَ ٍْ َ‬ ‫ش َن ْنر ُ ِث ْش ُس ٍْ ِذ ْْل َ َ‬
‫ص َْ َِثٍَِا َت ُٖ ْ٘‬ ‫فَ َ‬
‫اىعشٗضٍح‬
‫ي ٍُعَيَ ْيقََْا تِ َُ َذ ْش َس ٍِ ًْ‬
‫غ ْي َن ِش ْ‬
‫ىَ ٍْ َ‬ ‫‪#‬‬ ‫ش َن ْنرُثِ ْش ُس ٍْ ِذ ْْل َ َ‬
‫ص ٌْ ٍِ ِثٍَاتَ ُٖ ْ٘‬ ‫فَ َ‬ ‫اىرقطٍع‬
‫‪ٓ//ٓ///‬‬ ‫‪ٓ//ٓ/// ٓ//ٓ/ٓ/‬‬ ‫‪#‬‬ ‫‪ٓ//ٓ/// ٓ//ٓ/ٓ/‬‬ ‫‪ٓ//ٓ///‬‬ ‫اىشٍ٘ص‬
‫ٍرفاعيِ‬ ‫ٍغرفعيِ ٍرفاعيِ‬ ‫‪#‬‬ ‫ٍرفاعيِ‬ ‫ٍغرفعيِ‬ ‫ٍرفاعيِ‬ ‫اىرفعٍَّلخ‬
‫ماٍو‬ ‫اىثذش‬
Keterangan :

1. Qafiyah : ً
ْ ٍِ ‫َد ْش َس‬
2. Jenis qafiyah mutadarrik karena dalam qafiyah tersebut terdapat dua huruf hidup
diantara huruf mati
3. Zihaf : Idlmar
Mematikan huruf kedua yang hidup seperti :

ِْ ُ‫ ٌٍرَفَا ِعي‬menjadi ِْ ُ‫ ٍُرْفَا ِعي‬lalu diubah taf’ilahnya menjadi ِْ ُ‫ٍُ ْغر َ ْف ِعي‬

َ ‫ض ََِْ ُدغَِْ ِتَْا ِّ ِٔ َٗ ْاى َِ ْع‬


ٌِ ‫ص‬ ِ ‫ٌَ ْق‬ # ّ ِ ‫فَر َ َش ْمرُُٔ َجضَ َس اى‬
َُْٔ ‫غ َثاعِ ٌَُْ ْش‬
"Setelah ksatria itu terbunuh, maka aku tinggalkan begitu saja agar menjadi santapan
binatang buas yang akan menghancurkan jari tangan dan lengannya yang bagus itu"

َ ‫ض ََِْ ُدغَِْ تَِْاِّ ِٔ َٗ ْاى َِ ْع‬


ٌِ ‫ص‬ ِ ‫ٌَ ْق‬ # ّ ِ ‫فَر َ َش ْمرُُٔ َجضَ َس اى‬
َُْٔ ‫غثَاعِ ٌَُْ ْش‬ ‫اىثٍد‬
# ‫اىنراتح‬
َ ‫ض ََْْ ُذ ْغ َْ ِثَْاِّ ِٔ َٗ ْى َِ ْع‬
ًْ َِ ‫ص‬ ِ ‫ٌَ ْق‬ ْ٘ ُٖ َْ ‫فَر َ َش ْمرُُٔ َجضَ َس ْع ِغ َثا ِع ٍَُْ ْش‬
‫اىعشٗضٍح‬
َ ‫َٗ ْى َِ ْع‬
‫ص‬ ِٔ ِّ‫َّ ِثَْا‬ ِ ‫ٌَ ْق‬
‫ض ََْْ ُذ‬ # ْ٘ ُٖ َْ‫ِعٍَُْ ْش‬ ‫َجضَ َس‬ ُٖ ُ ‫فَر َ َش ْمر‬ ‫اىرقطٍع‬
ًْ ٍِ ‫ط‬
ْ ‫ْع ِغثَا‬ ْٗ
//ٓ/ٓ/ ٓ//ٓ/// ٓ//ٓ/ٓ/ # ٓ//ٓ/// ٓ//ٓ/ٓ/ //ٓ/// ‫اىشٍ٘ص‬
ٓ ٓ
ِ‫ٍغرفعيِ ٍرفاعيِ ٍغرفعي‬ # ِ‫ٍرفاعي‬ ِ‫ٍرفاعيِ ٍغرفعي‬ ‫اىرفعٍَّلخ‬
‫ماٍو‬ ‫اىثذش‬
Keterangan :

1. Qafiyah : ً
ْ َِ ‫ص‬
َ ‫ٍِ ْع‬
2. Jenis qafiyah mutadarrik karena dalam qafiyah tersebut terdapat dua huruf hidup
diantara huruf mati
3. Zihaf : Idlmar
Mematikan huruf kedua yang hidup seperti :
ِْ ُ‫ ٌٍرَفَا ِعي‬menjadi ِْ ُ‫ ٍُرْفَا ِعي‬lalu diubah taf’ilahnya menjadi ِْ ُ‫ٍُ ْغر َ ْف ِعي‬

ٌِ ‫اًٍ ْاى َذ ِق ٍْ َق ِح ٍُ ْع ِي‬


ِ ‫ع ِْ َد‬
َ ‫ْف‬ ‫تِ ْاى ا‬
ِ ٍ‫غ‬ # ُٔ‫عا ِتغَ ٍح َٕر َ ْندُ فُ ُش ْٗ َج‬
َ ‫َٗ ٍِش َِّل‬
“Dan baju besi yang panjang, aku telah mengkoyak farjinya dengan pedang untuk
melindungi kebenaran, seorang instruktur”

‫اًٍ ْاى َذ ِق ٍْ َق ِح‬


ِ ‫ع ِْ َد‬
َ ‫ْف‬ ‫ِت ْاى ا‬
ِ ٍ‫غ‬ # ‫اىثٍد‬
ُٔ‫عا ِتغَ ٍح َٕر َ ْندُ فُ ُش ْٗ َج‬
َ ‫َٗ ٍِش َِّل‬
ٌِ ‫ٍُ ْع ِي‬
# ‫اىنراتح‬
ًْ َِ ‫اٍ ْي َذ ِق ٍْقَ ِح ٍُ ْع ِي‬
ِ ‫غ ٍْ ِفعَ ِْ َد‬
َ ‫تِ ْغ‬ ْ٘ ُٖ ‫غاتِ َغرِ ِْ َٕرَ ْنرُفُ ُش ْٗ َج‬
َ ‫ش ْن ِن‬
َ ٍِ َٗ
‫اىعشٗضٍح‬
ًْ َِ ‫اٍ ْي َذ ِق قَرِ َُ ْع ِي‬
ِ ‫َد‬ ‫غ ٍْ ِف َع‬
َ ‫ِت ْغ‬ # ‫ذُفُ ُش ْٗ َج‬ ِْ ِ‫ِت َغر‬ َ ‫ش ْن ِن‬
‫غا‬ َ ٍِ َٗ ‫اىرقطٍع‬
‫ي‬
ْ ُْ ْ٘ ُٕ ‫َٕر َ ْل‬
ٓ//ٓ/// //ٓ/ٓ/ //ٓ/ٓ/ # //ٓ/// //ٓ/ٓ/ ٓ//ٓ/// ‫اىشٍ٘ص‬
ٓ ٓ ٓ ٓ
ِ‫ٍغرفعي ٍرفاعي‬ ‫ٍغرفعي‬ # ‫ٍرفاعي‬ ‫ٍغرفعي‬ ِ‫ٍرفاعي‬ ‫اىرفعٍَّلخ‬
ُ ُ ُ ُ
‫ماٍو‬ ‫اىثذش‬
Keterangan :

1. Qafiyah : ً
ْ َِ ‫ٍُ ْع ِي‬
2. Jenis qafiyah mutadarrik karena dalam qafiyah tersebut terdapat dua huruf hidup
diantara huruf mati
3. Zihaf : Idlmar
Mematikan huruf kedua yang hidup seperti :

ِْ ُ‫ ٌٍرَفَا ِعي‬menjadi ِْ ُ‫ ٍُرْفَا ِعي‬lalu diubah taf’ilahnya menjadi ِْ ُ‫ٍُ ْغر َ ْف ِعي‬
ًِ ٘‫اس ٍُيَ ا‬
ِ ‫خ اى ِر ّ َج‬ ِ ‫َٕر ا‬
ِ ‫اك غَاٌَا‬ # ‫د‬ َ ‫َس ِت ٍز ٌَذَآُ ِت ْاى ِقذَاحِ ِإرَا‬
ِ ‫ش‬
“Dia mengikat tangannya dengan celaan,Jika pedagang harus disalahkan”

ًِ ٘‫اس ٍُيَ ا‬
ِ ‫خ اى ِر ّ َج‬ ِ ‫َٕر ا‬
ِ ‫اك غَا ٌَا‬ # ‫د‬ َ ‫َس ِت ٍز ٌَذَآُ ِت ْاى ِقذَاحِ ِإرَا‬
ِ ‫ش‬ ‫اىثٍد‬
# ‫اىنراتح‬
ًْ ٍِ َٗ ْ٘ َ‫اس ٍُي‬
ِ ‫َٕرْرَا ِمغَاٌَا ِذرْ ِر َج‬ َ ‫َس ِت ِز ٍَّْذَآُ ِت ْي ِقذَاحِ ِإرَا‬
ًْ ِ‫شر‬
‫اىعشٗضٍح‬
ٍِ َٗ ْ٘ َ‫ِس ٍُي‬ ‫ٌَا ِذرْ ِر َجا‬ ‫َٕرْرَا ِمغَا‬ # ‫ِدإِرَا‬ ‫ُٕ ِث ْي ِقذَا‬ ‫َس ِت ِز ّْ ٍَذَا‬ ‫اىرقطٍع‬
‫ي‬
ْ ًْ ‫ش ِر‬
َ
//ٓ/// //ٓ/ٓ/ //ٓ/ٓ/ # ٓ//ٓ/// ٓ//ٓ/ٓ/ ٓ//ٓ/// ‫اىشٍ٘ص‬
ٓ ٓ ٓ
ِ‫ٍغرفعي ٍغرفعيِ ٍرفاعي‬ # ِ‫ٍرفاعي‬ ِ‫ٍغرفعيِ ٍغرفعي‬ ‫اىرفعٍَّلخ‬
ُ
‫ماٍو‬ ‫اىثذش‬
Keterangan :

ْ ٍِ َٗ ْ٘ َ‫ى‬
1. Qafiyah : ً

2. Jenis qafiyah mutadarrik karena dalam qafiyah tersebut terdapat dua huruf hidup
diantara huruf mati
3. Zihaf : Idlmar
Mematikan huruf kedua yang hidup seperti :

ِْ ُ‫ ٌٍرَفَا ِعي‬menjadi ِْ ُ‫ ٍُرْفَا ِعي‬lalu diubah taf’ilahnya menjadi ِْ ُ‫ٍُ ْغر َ ْف ِعي‬

B. ANALISIS BALAGHOH
1. Ma’ani
a) Kalam insya’i (istifham)

‫َّٕل عأىد اىخٍو‬


Aslinya

‫ٕو َل عأىد اىخٍو‬


kalimat tersebut termasuk Kalam insyai dikarenakan ada istifham nya
b) Kalam insyai tholabi (nida')

‫ٌا اتْح ٍاىل‬


Termasuk Kalam insyai tholabi dikarenakan ada huruf nida'nya

2. Bayan
a) Majaz Mursal
Pada bait pertama

ًَِ ‫د َجا ِٕيَحً ِت ََا ىَ ٌْ ذَ ْع َي‬


ِ ْْ ‫ِإ ُْ ُم‬ # ِ ‫عأ َ ْى‬
ٍ‫د اى َخ ٍْ َو ٌَا ا ْتَْحَ ٍَاىِل‬ َ ‫ٕ اََّل‬
Lafadz ‫( اىخٍو‬Medan Peperangan) disitu yang dikehendaki adalah ‫اىخٍو‬ ‫أصذاب‬
Majaz mursal diatas Alaqoh nya Al-Haaliyah yaitu mengucapkan tempat yang
dikehendaki sesuatu yang bertempat.
b) Majaz Mursal
Pada bait keempat

ٌَِ ْ‫ف ِع ْْذَ ْاى ََ ْغ‬


ُّ ‫شى ْاى َ٘غَى َٗأ َ ِع‬
َ ‫أ َ ْغ‬ # ًْ ِْ ‫ش ِٖذَ ْاى َ٘قِ ٍْعَحَ أَّا‬
َ ِْ ٍَ ‫ٌ ُْخثِ ْش ِك‬
Lafadz ‫( اى٘غى‬orang yang hadir dalam peperangan) yang dikehendaki adalah tempat
tempat peperangan.
Majaz mursal diatas Alaqoh nya Al-Mahaaliyah yaitu mengucapkan sesuatu yang
bertempat dan yang dikehendaki adalah tempatnya.
c) Kinayah
Pada bait ketiga

ًِ ‫ً َع َش ٍْ َش‬ ْ ِٗ ْ ‫ٌَأ‬
َ ‫ي ِإىَى َد‬
ِّ ‫ص ِذ اىقَ ِغ‬ # ً ‫اسج‬
َ َ ‫اُ َٗذ‬ ّ ِ ‫ط ْ٘سا ً ٌُ َج اشد ُ ِى‬
ِ ‫يط َع‬ َ
Kinayahnya terdapat pada kalimat ً‫ٌأٗي إىى دصذ اىقغً عشٍش‬ yang maksudnya

membawa kuda untuk bergabung dengan pasukan yang banyak.


3. Badi'
a) Ijaz bil hadzfi

‫َّٕل عأىد اىخٍو‬


Aslinya

(‫َّٕل عأىد (عِ أفعيً ٗصثشي ٗشجاعرً فرخثش تنو اىشٖاٍح‬


b) Ijaz bil hadzfi

ْ َ ‫ٍُ ْغر‬
Dan kalimat ٌِ ‫غ ِي‬ ِ َ‫َٗ ََل ٍُ ْغر َ ْغ ِي ٌِ ِىْل َ ْعذ‬
‫ َٗ ََل‬pada bait kelima itu aslinya ‫اء‬
c) Ithnab

..ًَ‫إُ مْد جإيح تَا ىٌ ذعي‬


Menjelaskan ‫ جإيح‬dengan kata ًَ‫تَا ىٌ ذعي‬
Ithnab diatas termasuk (ً‫اإلتٖا‬ ‫)اإلطْاب تطشٌقح اإلٌضاح تعذ‬
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Antarah bin Amr bin Syidad Al Absi adalah salah satu perwira dan penyair arab
yang paling terkenal di zaman jahiliyyah. Dia dilahirkan di Najd dari rahim seorang budak
Habasyah yang bernama Zabibah dan ayahnya seorang bangsawan yang kaya raya dari
kabilah Absi yang bernama Syaddad. Antarah mewarisi kulit hitam ibunya dan memiliki
julukan al fuluha karena memiliki bibir yang memble sehingga masyarakat mengiranya
bukan orang Arab.
Pada mulanya Antarah hanya dikenal sebagai pendekar yang handal. Sampai pada
suatu hari, dia diejek oleh seseorang di majelis ayahnya setelah diakuinya menjadi anak oleh
ayahnya. Dia diejek karena dia keturunan ibunya yang seorang budak, sehingga membuatnya
marah.
Pada mulanya penyair ini tidak terkenal sebagai penyair ulung, tetapi untungnya
sejak muda penyair ini telah menyimpan bakat untuk berpuisi. Dan bakat inilah yang
mendorong untuk meningkatkan prestasinya dalam berpuisi. Kebanyakan puisinya
dikumpulkan dalam mu’allaqatnya yang sangat panjang. Puisinya dikenalkan bertemakan Al-
Hamaasah atau semangat yakni untuk membangkitkan semangat ketika ada suatu peristiwa
semacam perang atau membangun sesuatu.
Analisis Arudl :
NO. BAIT BAHR ZIHAF QOFIYAH
1 1 Kamil Idlmar Mutadarrik
2 2 Kamil Idlmar Mutadarrik
3 3 Kamil Idlmar Mutadarrik
4 4 Kamil Idlmar Mutadarrik
5 5 Kamil Idlmar Mutadarrik
6 6 Kamil Idlmar Mutadarrik
7 7 Kamil Idlmar Mutadarrik
8 8 Kamil Idlmar Mutadarrik
9 9 Kamil Idlmar Mutadarrik
10 10 Kamil Idlmar Mutadarrik
Analisis Balaghoh :
1. Ma’ani => Kalam Insya’I (Istifham)
Kalam Insya’I Tholabi (Nida’)
2. Bayan => Majaz Mursal (Bait ke-1)
Majaz Mursal (Bait ke-4)
Kinayah (Bait ke-3)
3. Badi’ => Ijaz bil hadzfi (Bait ke-1)
Ijaz bil hadzfi (Bait ke-5)
Ithnab (Bait ke-1)
DAFTAR PUSTAKA

Az-Zauzani, Abu Abdillah Husen bin Ahmad. “Syarhul Muallaqat As-Sab‟”. Beirut : Dar Al-
Kotob Al-Islamiyah.
Al Iskandari, Syekh Ahmad dan Syekh Mushthofa Anani. “Al Wasith”. Mekkah : Dar Al-
Muarraf
Al Maliji, Hasan Khumais. “Al Adab dan Nusus lighairi nathiqin bil arabiyyah”. Mekkah :
Maktabah Al-Arabiyyah As-Su’udiyah
Hamid, Muhammad Abu Najar dan Muhammad Al Junaidi. “Al adab al araby wa tarikhuhu
fil asril jahili”. Riyad : Muthobiur Riyad.
MA, Bahrum Bunyamin. “Sastra Arab Jahili”. Yogyakarta : Adab press
https://www.almrsal.com/post/986343

Anda mungkin juga menyukai