Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ANALISIS SOSIOLOGI PENGARANG DALAM NOVEL KARYA NAJIB Al-KILANI


DENGAN JUDUL “RIHLAH ILA ALLAH”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Semester dengan Mata Kuliah

ILMU ADAB AL-IJTIMA’I

Dosen Pembimbing :

Himmatul Khoiroh, M.Pd.

Disusun Oleh :

Nama : Shofi Nafisah

NIM : A91218126

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pengarang adalah seseorang yang memiliki peran penting terhadap karya sastra yang ia

ciptakan, ia mampu menentukan jalan cerita dan juga nasib para tokoh-tokohnya. Dalam

menciptakan karya sastranya, pengarang juga dapat menyerap ide-ide yang ia dapatkan dari

berbagai sumber, seperti dari pengalanan pribadinya, berbagai sumber bacaan, dan juga bisa

bersumber dari imajinasi yang ada dalam pikirannya. Kemudian ide-ide tersebut ia

kembangkan sedemikian rupa hingga terciptalah suatu karya sastra. Dalam penulisan suatu

karya sastra pastilah memiliki tujuan utama, yang mana tujuan tersebut juga menjadi alasan

keberadaan suatu karya sastra tersebut, tak lain adalah ketertarikan pembaca terhadap karya

sastra tersebut. Karena dalam sastra, suatu karya sastra dapat dikatakan sukse ketika karya

sastra tersebut memiliki banyak peminat pembaca, hal ini didasarkan pada konflik yang

disajikan dalam karya sastra tersebut dapat membuat ketertarikan tersendiri sehingga banyak

pembaca yang mulai penasaran aka nisi dari suatu karya tersebut. 1 Dari hal ini seorang

pengarang pastinya akan mempertimbangkan banyak hal ketika penulisan karya sastra

tersebut. Salah satunya adalah dengan menciptakan suatu ciri khas tertentu yang mana dapat

menjadi niali plus dari karya sastra tersebut, dan dengan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa

suatu karya sastra merupakan cerminan dari pengarang tersebut, baik dari segi pemikiran,

imajinasi, maupun realita, yang kemudian semuanya berpadu dan melengkapi kelahiran

1
Desriansyah, Rian. "Analisis sosiologi pengarang serta Pesan moral yang ingin disampaikan fiersa besari dalam
novel konspirasi alam semesta (tinjauan sosiologi sastra." (2018).

2
sebuah karya sastra yang utuh. Salah satu pengarang yang yang ikut mengekspresikan sedikit

pengalaman dan pandangannya melalui karya sastra adalah Najib Al-Kaelani.

Najib Al-Kaelani merupakan seorang salah satu sastrawan asal Syarsyabah Mrsir.

Pemiliki nama lengkap Najib Ibrahim bin Abd Lathif al-Kailani ini menulis salah satu

karyanya yaitu “Rihlah Ilallah” ini berdasarkan pengalaman dan pandangannya. Karena pada

novel ini mengisahkan kembali tentang keadaan negara Mesir yang mana ketidakadilan

bmewarnai kehidupan masyarakat Mesir pada saat itu. Al-Kaelani menulis novel ini pada

tahun 1978, dan peristiwa dalam novel tersebut terjadi pada tahun sekitar 1950-an. Dalam

novel ini al-Kaelani dapat menyajikan alur yang bersifat autentik, karena ia ia dapat

menggabungkan antara pendapat serta pandangannya dari peristiwa dalam novel tersebut.2

2. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah unsur-unsur pembangun intrinsik (tema, tokoh, latar, alur dan amanat)

dalam novel Rihlah Ilallah?

2. Bagaimanakah aspek sosiologi pengarang (Najib Al-Kaelani) dalan novel Rihlah Ilallah

sesuai dengan konsep sosiologi pengarang menurut Wellek dan Warren?

a. Latar belakang sosial

b. Sumber ekonomi pengarang

c. Ideologi pengarang

d. Integritas pengarang

3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam analisis ini adalah sebagai berikut.

2
Nasir, Mohd Shahrizal., “Mesej Benar dan Jelas Sebagai Asas Sastra Islam dalam Novel Rihlah Ilallah Oleh Najib
Al-Kilani,Fakultas Bahasa dan Komunikasi, UniSZA, 2008, hlm. 9.

3
1. Untuk mendeskripsikan unsur-unsur pembangun intrinsik (tema, tokoh, latar, alur dan

amanat) dalam novel Rihlah Ilallah

3. Untuk mendeskripsikan aspek aspek sosiologi pengarang (Najib Al-Kaelani) dalan novel

Rihlah Ilallah sesuai dengan konsep sosiologi pengarang menurut Wellek dan Warren,

yaitu:

a. Latar belakang sosial

b. Sumber ekonomi pengarang

c. Ideologi pengarang

d. Integritas pengarang

4. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat dari beberapa pihak,

adalah sebagai berikut.

1) Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan akan menambahkan pengetahuan tentang

pembahasan sosiologi sastra yang diterapkan dalam bentuk penganalisisan, serta

mengetahui bagaimana penerapannya dalam suatu karya sastra, salah satunya adalah

syair yang mana dengan mengkaji aspek sosiologi yang terkandung dalam karya sastra

berupa novel tersebut.

2) Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini juga bermanfaat bagi beberapa pihak, yakni sebagai

berikut.

1. Bagi Penulis

4
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman penulis akan pembahasan terkait aspek-aspek sosiologi sastra, serta

penerapannya dalam suatu karya sastra, yaitu prosa berupa novel.

2. Bagi Universitas

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini untuk pihak kampus atau universitas

adalah guna menambah dan mengayakan hasil karya tulis dalam literasi ilmu

pengetahuan, serta dapat menjadi salah satu referensi bagi setiap orang yang ada di

dalamnya.

3. Bagi Masyarakat Luas

Dan yang terakhir, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana dan salah

satu sumber ilmu pengetahuan bagi masyarakat luas yang dapat meningkatkan

pengertian, pemahaman, dan pengetahuan khususnya dalam sosiologi yang

terkandung dalam suatu karya sastra.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Sinopsis Novel Rihlah Ilallah

Novel Rihlah Ilallah ini melatar belakangi mengenai situasi yang terjadi di Mesir sekitar

tahun 1950-an. Kedzaliman dan ketidakadilan membabi buta di Mesir pada saat itu, yang

mana pemerintah Mesir sendiri yang mengepalai aksi-aksi zionisme terhadap masyarakat

Mesir yang tidak berdaya. Layaknya hidup disebuah dongeng yang penuh dengan kedustaan,

dan kebenaran seolah menjadi hal yang tabu bagi Athwah Al-Malwani beserta perwira

lainnya, mereka selalu melontarkan tuduhan yang tidak mendasar kepada orang-orang yang

tidak bersalah sesuai dengan keinginan mereka. Mereka dengan sangat mudah mendapat

pengakuan oleh orang-orang yang tidak bersalah dengan mengancam sederet rentetan

penyiksaan yang siap menghampirinya apabila mereka tidak mendapatkan apa yang mereka

inginkan. Mereka sangat rutin menyebarkan berita-berita palsu kepada msayarakat, alih-alih

semua yang mereka lakukan demi keamanan negara Mesir dari pasukan terorisme agama,

khususnya terhadap Ikhwanul Muslimin. Kepribadian Athwah yang bengis dan kejam sangat

ditakuti oleh seluruh anggota penjara perang, termasuk para sipirnya. Watak Athwah yang

seolah tidak akan ada orang yang dapat melawan seluruh perintahnya, ini gugur setelah

Nabilah hadir di kehidupan Athwah, bak tersihir dengan paras rupawan dan kepiawaian tutur

kata dari seorang gadis bernama Nabilah ini. Setelah sekian rentetan proses pendekatan

terhadap Nabilah, akhirnya Athwah pun berhasil menjadikan Nabilah sebagai tunangannya,

Nabilah adalah seorang gadis cantik dan cerdik yang hidup ditengah kedamaian yang tercipta

disekitarnya, seolah seluruh Mesir menurutnya merasakan hal yang sama dengannya. Nabilah

mengenal Athwah dengan sosok yang baik dan ramah, tapi pemikiran itu pupus ketika ia

6
telah bertunangan dengan Athwah. Athwah mulai semena-mena dengan Nabila, ia

menganggap seolah Nabilah adalah miliknya, dan ia bebas melakukan apapun terhadapnya.

Sontak Nabilah yang hidup dengan penuh tata krama dan taat akan syariat agama, tentu kaget

melihat watak asli tunangannya itu, kala itu cinta yang ia miliki terhadap Athwah seketika

berubah menjadi sebuah lembah hitam yang mengerikan. Athwah yang sangat membenci

dengan siapa saja yang menentangnya, kini tidak berlaku kepada Nablah. Nabilah banyak

melakukan perlawanan terhadap Athwah, tetapi Athwah selalu kalah dan dipojokkan, entah

mengapa hal itu terjadi kepada orang yang bengis dan tidak memiliki hati nurani seperti

Athwah, hingga dirinya sendiri pun heran dengan perubahan yang sangat berbeda, dan sulit

menerapkan prinsip-prinsipnya yang selama ini ia pegang teguh ketika sudah menghadapi

Nabilah.

Nabilah yang seolah terbelenggu dengan ikatan pertunangannya dengan Athwah

menjadikan Nabilah banyak mengalami guncangan psikis, terutama ketika ia mengetahui

kondisi yang ada di penjara perang yang memperlakukan para tahanan dengan keji, bringas,

dan tidak manusiawi. Hal ini sangat menampar dan menyadarkannya, bahwa ternyata

terdapat dunia yang keji disamping damainya kehidupan yang selama ini ia rasakan. Setelah

itulah lahir seoran Nabilah yang baru dengan penuh semangat jihad, berbagai cara telah ia

lakukan dengan memanfaatkan Athwah, tetapi semua itu tidak semulus yang ia pikirkan.

Hingga setelah Nabilah bebas dari penjara perang yang mana menyergapnya ketika ia sedang

mengajar di sekolah, ia bertemu dengan dokter Salim. Sesosok orang yang sangat membantu

pemulihan psikis Nabilah, hingga pada akhirnya keduanya menjadi teman baik. Berbagai hal

terus terjadi, kezaliman seolah menjadi hal yang biasa, penyergapan yang tidak masuk akal

yang ditujukan kepada para ulama’ atas dasar pemberontakan terhadap negara, masih

7
menjadi rutinitas mereka. Hingga suatu hari tepat sehari sebelum Athwah dan Nabilah

menikah, disitulah Nabilah telah meinggalkan Mesir menuju Kuwait, tentu hal ini telah

direncanakan dengan matang bersama dokter Salim sebelumnya. Dengan Nabilah

meninggalkan Mesir, Athwah semakin bringas meladeni para tawanan, tetapi Nabilah tidak

memperdulikannya, karena dengan kepergiannya inilah sebuah sebuah harapan akan muncul

guna merebut kembali perdamaian Mesir.

2. Unsur Intrinsik Novel Rihlah Ilallah

a. Tema

Dalam novel Rihlah Ilallah ini bertemakan tentang ketidak adilan yang

diprakarsai oleh pemerintahan Mesir terhadap rakyatnya. Dalam novel ini al-Kilani

menyajikan kehidupan sosial masyarakat Mesir pada masa pemerintahan Gamal Abdul

Nasser, khususnya kehidupan para tahanan di dalam penjara yang penuh dengan

kedustaan dan kekejian. Mereka (para tahanan) bukan dari golongan biasa, tapi tahanan

politik yang tahu banyak mengenai politik, perang, hak-hak rakyat, kebebasan umum,

dan syariat Allah SWT, yang sebagian besar mereka adalah anggota Ikhwan al-Muslimin

Seperti dalam salah satu kutipan berikut ini.

‫" "كيف‬...‫ أما أن تنضم إلخوان املسلمني فهذا شيء آخر‬،‫"تستطع أن تكافح من أجل بلدك كيفما شئت‬

‫أنا أعرف جيدا يا عبد احلميد أن دعوتكم فوق الوطينة وفوق كل شيء ولذا أعتقد أن اهلدف‬: "‫يا أفندم؟؟‬

‫ وختضعواا حلكم اإلخوان فيما‬،‫مل يكن حترير فلسطني وناما تدريب كوادر مقاتلة لتغزو هبا البلدان العربية‬

‫ ومل يكن هاننا اذا التكتيك" "أعرف‬،‫هلل‬، ‫ "صمت عبد احلميد براة وقال "حنن حتار ي ببيل‬...‫بعد‬
8
‫" رد‬..‫كلمة تكتيك أيضا؟؟" "مث التفت نىل احملقق قائال "أمل أقل لك ننه ضالع ي الفتنة ومن أربا السوابق‬

‫" قال عبد احلميد مرتبكيا "األمر كله ال يعدون عن كونه جمرد الدعوة نىل حياة أفضل‬..‫احملقق "متام يا أفندم‬

‫وأوفر عدال" قهقهعطوة بك وقال "أتريد عدال أكثر من هلك؟ اضربوه مخسني كرباجا" اتف عبد احلميد‬

."‫والسياط هتو عل جسده "ما هن ي يا عامل‬

“Kamu bisa berjuang demi negerimu semaumu. Adapun kamu bergabung dengan

Ikhwanul Muslimin, ini lain lagi urusannya.” “Lain bagaimana, Tuan?” “Aku tahu betul,

Abdul Hamid, bahwa dakwah kalian itu melebihi nasionalisme dan diatas segala-galanya.

Karena itu, aku berkeyakinan bahwa tujuan kalian bukan hanya membebaskan Palestina.

Tapi mempersiapkan para jagoan perang untuk menyerang negara-negara Arab dan

menundukkannya di bawah kekuasaan Ikhwan nantinya”. Abdul Hamid terdiam sesaat,

lalu berkata, “Kami berperang fii sabiilillah. Tidak juga dalam pikiran kami taktik seperti

itu”. “Kamu tahu tentang taktik juga?” Kemudian dia menoleh kepada penyidik dan

berkata, “bukanlah sudah aku bilang dia sangat pandai dan lihai” Penyidik itu menjawab

“Tepat sekali tuan” Abdul Hamid berkata dengan gugup “semua itu tidak lebih sebuah

dakwah menuju hidup yang lebih baik dan lebih adil”. Tuan Athwa tertawa seraya

berkata. “Apakah kamu menginkan sebuah keadilan yang lebih dari itu? Cambuk dia lima

puluh kali” Abdul Hamid berteriak ketika cambuk mulai menghantam tubuhnya, “Apa

salahku, Wahai dunia?”.3

3
Najib Al-Kailani, Rihlah Ilallah, Terj. Ahda Bina Afianto dan Habiburrahman El-Shirazy (Solo: PT. Era Adicitra
Intermedia), hal. 39-40

9
b. Alur

Dalam novel Rihlah Ilallah ini, al-Kilani menggunakan alur maju, karena

ceritanya bersifat kronologis, yaitu cerita tersebut dikemas secara runtut dari awal mula

hingga akhir cerita. Yang mana dalam novel Rihlah Ilallah ini disajikan bermula pada

pengenalan mengenai tokoh antagonis, yaitu Athwa Al-Malwani dengan Penjara Perang

dan beberapa kedok didalamnya, dan kemudian diakhiri dengan kebahagiaan tokoh

utama yaitu Nabila, yang hendak menikah dengan dokter Salim.

c. Tokoh dan Penokohan

Adapun beberapa tokoh serta penokohan dalam novel Rihlah ilallah ini adalah sebagai

berikut.

1. Athwah al-Malwani : Taat dan setia terhadap atasannya, Congkak dan angker,

Bermuka dua, Bodoh, Kejam dan bengis

2. Nabilah : Cantik, Taat Agama, Cerdik, Pemberani, Ceroboh

3. Dokter Salim : Suka membantu

4. Ustadz Abdul Aziz As-Sisiy : Cerdik

5. Mahmud Saqar : Teguh Pendirian, Keras Kepala

6. Riziq Ibrahim : Teguh Pada Prinsipnya

7. Ma’ruf al-Khudhry : Teguh Pada Prinsipnya

8. Yusuf : Agamis

9. Abdul Hamid : Rela Berkorban

10. Farid Baek : Angkuh, Membalas Budi

11. Yahya Baek : Pemarah

10
d. Latar

- Latar Tempat : Penjara Perang, Ruangan Merah, Rumah Athwa, Sekolah (Tempat

Nabila mengajar), Rumah Nabilah, Hotel, Bioskop, Restoran, Klinik Dokter Salim,

Rumah Abdul Aziz As-Sisiy.

- Latar Waktu : Tahun 1948, Pagi Hari, Pukul 04.00.

e. Amanat

Dalam novel ini juga mengajarkan agar tidak takut dengan suatu kezaliman yang

mengancam, dan hendaknya kita sebagai seorang muslim selalu menegakkan keadilan

dan memerangi kezaliman dalam keadaan apapun. Seperti yang telah disebutkan dalam

Al-Qur’an, dalam surah Al-Maidah ayat 8, bahwa Allah telah memerintahkan untuk

menegakkan keadilan dan melawan kemunkaran.

‫ٰٓء بِال ِْق ْس ِطۖ َوََل ََْي ِرَمنَّ ُك ْم َشنَ ٰا ُن قَ ْوٍم َع ٰلٰٓى اَََّل‬ ِ ِ ‫ٰيٰٓاَيُّها الَّ ِذين ٰامن وا ُكونُوا قَ َّو ِام‬
َ ‫ْي ٰٰلِل ُش َه َدا‬
َْ ْ ْ ْ َُ َ ْ َ

‫الِلَ َخبِْي رۖ ِِبَا تَ ْع َملُ ْو َن‬ ِ ٰ ‫ت ع ِدلُوا ۖاِع ِدلُواۖ هو اَقْرب لِلتَّ ْق ٰوىۖ واتَّ ُقوا‬
(8) ٰٰ ‫الِلَ ۖا َّن‬
ٰ َ ُ َ َُ ْ ْ ْ َْ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah,

(ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum

mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat

kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa

yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Maidah : 8)

11
3. Aspek Sosiologi Pengarang Novel Rihlah Ilallah

a. Latar Belakang Sosial Pengarang

Latar belakang sosial pengarang ini berkaitan dengan kehidupan pengarang

sebagai makhluk sosial. Yang dalam pembahasan ini terkait tentang berasal dari manakah

ia, bagaimana garis keturunannya, riwayat pendidikannya selama ini, termasuk juga

bagaimana ia bergaul dengan lingkungannya.4

Najib Al-Kailani merupakan sastrawan yang berasal dari Mesir. Ia lahir dari

keluarga petani. Ia merupakan anak pertama dari sembilan bersaudara daerah Syarsybah

Mesir. Al-Kailani tumbuh dalam situasi politik dan ekonomi yang sangat sulit, karena

pada saat itu Mesir dilanda krisis ekonomi dan juga mendapat tekanan dari penjajah

Inggris yang membuat para petani harus menanggung deritanya.

Sebagaimana kebanyakan anak-anak Mesir lainnya, pendidikan al-Kailani dimulai

di kuttab, yaitu tempat dimana ia belajar membaca dan menulis, menghafal banyalk surat-

surat Al-Qur’an, serta beberapa pelajaran lainnya juga ia dalami disini. Kemudian ia

melanjutkan pendidikannya di Madrasah Ibtidaiyyah di Shinbath, dan Tsanawiyahnya di

Tanthawi. 5 Kemudian pada tahun 1951, ia melanjutkan pendidikannya di Fakultas

Kedokteran Universitas Fuad I. namun kemudian ia divonis hukuman penjara selama 10

tahun karena ia bergabung dalam gerakan Ikhwanul Muslimin dan dibebaskan setelah 3,5

tahun. Setelah keluar dari penjara, ia menyelesaikan studinya, akan tetapi ia kembali

dijebloskan di penjara selama 1,5 tahun. 6 Setelah lulus dari Fakultas Kedokteran, al-

Kaelani berprofesi sebagai dokter pada Kementrian Perhubungan dan Jawatan kereta api

4
Desriansyah, Rian. "Analisis sosiologi pengarang serta Pesan moral yang ingin disampaikan fiersa besari dalam
novel konspirasi alam semesta (tinjauan sosiologi sastra." (2018).
5
Najib Kaelani, Melodi Kaki Langit (Yogyakarta: Navila, 2009). Hal. 231-232
6
Merry Choironi and Azzahra Mumtazah, “Pergeseran Penerjemahan Tarkib Idafi Dalam Terjemahan Novel Karya
Najib Kailani Layali Turkistan,” Jurnal Sultan Maulana Hasanuddin Banten 6, no. 2 (2018): 37-127.

12
Mesir. Dan kemudian ia meninggalkan Mesir padatahun 1967, dan berprofesi sebagai

dokter di Kuwait lalu berpindah ke Dubai. Setelah itu ia sempat beberapa kali beralih

jabatan, dan ia memilih kembali lagi ke Kairo pada tahun 1992.7

Berdasarakan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa memang terdapat

keterkaitan antara fakta dan pengalaman pengarang dalam penulisan novel Rihlah Ilallah

ini. Utamanya berkaitan dengan latar belakang sosial pengarang, namun dalam

sebuahkarya sastra, semua keterkaitan itu perlu dipadukan lagi agar dapat menjadi tulisan

yang lebih indah.

b. Sumber Ekonomi Pengarang

Sumber ekonomi pengarang terintegrasi pada beberapa pekerjaan di bidang yang

ia tekuni, yaitu dalam bidang perobatan. Seperti yang telah dijelaskan pada riwayat

pendidikannya, al-Kailani menjadi dokter di di Kementrian Perhubungan dan Jawatan

Kereta Api Mesir. Di samping ia bekerja, al-Kailani juga aktif menulis puisi, novel,

cerpen, dan naskah drama. Kemudian pada tahun 1967, ia meninggalkan Mesir dan

bekerja sebagai dokter di Kuwait, lalu berpindah ke Dubai. Selain itu al-Kailani juga

sempat menjadi anggota panitia bidang kesehatan masyarakat negara-negara Arab. Dan

akhirnya ia memutuskan kembali ke Mesir pada tahun 1992. Kiprahnya dalam bidang

sastra bermula dari ia gemar dan cinta membaca.

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa sumber ekonomi utama

pengarang bukanlah melalui hasil karyanya, namun pada kegiatan kependidikannya, yaitu

sebagai dokter di berbagai tempat. Dan kecintaannya terhadap karya sastra merupakan

7
Nasir, Mohd Shahrizal., “Mesej Benar dan Jelas Sebagai Asas Sastra Islam dalam Novel Rihlah Ilallah Oleh Najib
Al-Kilani,Fakultas Bahasa dan Komunikasi, UniSZA, 2008, hlm. 20.

13
suatu wadah bagi pengarang untuk menyalurkan kegemarannya serta dapat menjadikan

sumber inspirasi bagi masyarakat luas.

c. Ideologi Pengarang

Dalam sebuah karya sastra, salah satunya novel, pasti terdapat suatu ideology

yang sering ditampilkan dalam tingkah laku ataupun pemikiran tokoh-tokoh dalam cerita,

sehingga pembaca juga ikut berpikir tentang ide-ide yang ingin disampaikan pengarang

terhadap pembaca melalui karyanya tersebut. Ideology yang terdapat dalam novel Rihlah

Ilallah ini daisimpulkan dari beberapa kutipan teks yang ada di dalam novel tersebut,

yakni sebagai berikut.

1) Religius, merupakan ekspresi spritiual seseorang yang berkaitan dengan sistem

keyakinan, niali, hukum yang berlaku dan ritual. Dalam novel Rihlah Ilallah ini tokoh

Nabilah yang memiliki watak yang religius sseperti yang telah diajarkan dalam

agama islam serta pengorbanan Abdul Hamid bagi tanah airnya.

"‫"ما معىن هلك؟‬

)11 : ‫ ترمجة‬/ 13 : ‫" (ص‬...‫هلل وربوله‬، ‫ يعين عل بنة‬...‫"معناه أنك لن تسمين نال ي ظل الشريعة‬

"Apa itu artinya?"

"Artinya kamu tidak bisa menyentuhku. Kecuali melalui ikatan syar'i. Artinya sesuai

dengan sunnah Allah dan Rasul-Nya". (Hal. Arab:13 / Terjemah: 11)

14
‫ كان من املتوقع أن يستشهد عل‬،‫ ونذر نفسه هلل‬،‫لقد واب عبد احلميد حياته يوما ما فداء لوطنه‬

8
.‫ثر أرضه واو يدافع موجات العدو الصهيوين الغادر‬

Suatu hari, Abdul Hamid menyerahkan hidupnya untuk berkorban bagi tanah airnya

dan menazarkan dirinya untuk Allah. Hampir saja dia mati syahid di tanah negerinya,

ketika dia menahan gelombang penyerbuan Zionisme laknat itu.9

2) Diskriminasi, merupakan suatu ekspresi ketidakadilan yang dirasakan oleh individu

maupun kelompok, yang mana bentuk diskriminasi tersebut menjadikan individu

maupun kelompok tersebut mendapatkan perlakuan yang berbeda dan tidak

selayaknya daripada yang lainnya. Dalam novel Rihlah Ilallah ini juga terdapat

bentuk diskriminasi yang dirasakan oleh para anggota Ikhwanul Muslimin, hal ini

dapat dilihat dari percakapan antara Athwah Al-Malwani dengan Abdul Hamid, yang

mana Athwah mendiskriminasi Abdul Hamid karena ia merupakan anggota Ikhwanul

Muslimin.

“Kamu bisa berjuang demi negerimu semaumu. Adapun kamu bergabung dengan

Ikhwanul Muslimin, ini lain lagi urusannya.” “Lain bagaimana, Tuan?” “Aku tahu

betul, Abdul Hamid, bahwa dakwah kalian itu melebihi nasionalisme dan diatas

segala-galanya. Karena itu, aku berkeyakinan bahwa tujuan kalian bukan hanya

membebaskan Palestina. Tapi mempersiapkan para jagoan perang untuk menyerang

negara-negara Arab dan menundukkannya di bawah kekuasaan Ikhwan nantinya”.

Abdul Hamid terdiam sesaat, lalu berkata, “Kami berperang fii sabiilillah. Tidak juga

8
Najib Al-Kailani, Rihlah Ilallah, (Mesir: Yayasan Husain ‘Asyur, 1979). Hal. 177-178
9
Najib Al-Kailani, Rihlah Ilallah, Terj. Ahda Bina Afianto dan Habiburrahman El-Shirazy (Solo: PT. Era Adicitra
Intermedia), hal. 225

15
dalam pikiran kami taktik seperti itu”. “Kamu tahu tentang taktik juga?” Kemudian

dia menoleh kepada penyidik dan berkata, “bukanlah sudah aku bilang dia sangat

pandai dan lihai” Penyidik itu menjawab “Tepat sekali tuan” Abdul Hamid berkata

dengan gugup “semua itu tidak lebih sebuah dakwah menuju hidup yang lebih baik

dan lebih adil”. Tuan Athwa tertawa seraya berkata. “Apakah kamu menginkan

sebuah keadilan yang lebih dari itu? Cambuk dia lima puluh kali” Abdul Hamid

berteriak ketika cambuk mulai menghantam tubuhnya, “Apa salahku, Wahai

dunia?”.10

3) Organisasi, merupakan bentuk ekspresi tentang kepentingan bersama dalam mencapai

tujuan yang sama. Organisasi ini juga menampilkan adanya keteraturan bertindak

dalam suatu kelompok, guna tercapainya tujuan tersebut. Hal ini juga terdapat dalam

salah satu kutipan novel Rihlah Ilallah ini, yang mana menyatakan bahwa tokoh

Nabilah yang melakukan kesalahan, yaitu ia bergerak sendiri tanpa memperdulikan

Ikhwan yang lainnya, dan kemudian Ustadz Abdul Aziz As-Sisiy kembali

mengingatkan akan pentingnya koordinasi dengan Ikhwan yang lainnya sebelum

bertindak.

‫ اإلخوان انا منظمون وهلم‬..‫ نننا انا ال تنصرف تصرفات فردية‬..‫"لقد أخطأت خطأ جسيما‬

‫ وال يصح أن يتصرف أحد نال ي نطار السيابة املربومة حىت النفقد رقعة األرض الصغرية‬،‫مسئولون‬

"..‫ األمور دقيقة وحسابة لقد أوقعتينا ي ورطة‬..‫ وننظم منها معركتنا‬،‫اليت نعيش عليها‬

10
Najib Al-Kailani, Rihlah Ilallah, Terj. Ahda Bina Afianto dan Habiburrahman El-Shirazy (Solo: PT. Era Adicitra
Intermedia), hal. 39-40

16
11
"..‫ وأعدك باإللتزام بالنظام مستقبال‬..‫ "نين أعتذر عما بدر مين حبسن نية‬:‫طأطأت رأبها وقالت‬

"Kamu telah melakukan kesalahan fatal, kita di sini tidak bergerak sendiri-sendiri,

Ikhwan di sini tertandhim, tertata, dan mereka memiliki penanggung jawab. Tak

seorang pun diizinkan bergerak, kecuali dalam rel politik yang telah digariskan, agar

kita tidak kehilangan sejengkal pun bumi tempat kita hidup dan merancang strategi

perjuangan. Masalah ini sangat rumit dan sensitif, kamu telah meletakkan kita dalam

bahaya". (Nabila menundukkan kepalanya dan berkata) "Aku minta maaf atas apa

yang telah kulakukan dengan niat baik.. dan selanjutnya aku berjanji padamu akan

iltizam dengan nidham yang ada”.12

d. Integritas Sosial Pengarang

Integrasi sosial pengarang merupakan keterlibatan pengarang dalam kehidupan

sosialnya. Sejauh mana ia terlibat dalam masyarakat sekitarnya melalui hasil

pemikirannya yang telah dituangkan dalam bentuk karya sastra. Dalam novel Rihlah

Ilallah ini disebutkan dalam tokoh Nabilah yang memiliki jiwa sosial yang tinggi, hal ini

seperti yang disebutkan dalam salah kutipan dalam novel ini, yaitu sebagai berikut.

‫ "من بلو‬،"‫ "أال تستطيع مساعدة بلو ؟‬، "...‫ "عيون عطوة‬،"...‫ "عطوة‬:‫قالت وعينها مغرور قتان بالدموع‬

،‫ من خالل الفتة القصرية الىت عاشتها معها ي ظالم الزنزانة‬، ‫ وأخذت ترو له كل ما تعرفه عن بلو‬،"‫اذه؟؟‬

13
"... ‫ وأخريا قال‬،‫كان يستطيع نليها ويهز رأبه‬

11
Najib Al-Kailani, Rihlah Ilallah, (Mesir: Yayasan Husain ‘Asyur, 1979). Hal. 264
12
Najib Al-Kailani, Rihlah Ilallah, Terj. Ahda Bina Afianto dan Habiburrahman El-Shirazy (Solo: PT. Era Adicitra
Intermedia), hal 336-337
13
Najib Al-Kailani, Rihlah Ilallah, (Mesir: Yayasan Husain ‘Asyur, 1979). Hal. 71.

17
Dengan berlinang air mata Nabilah berkata : “Athwa”, “Ya Buah hati Athwa”, “Tidakkah

kamu bisa menolong Salwa?”, “Siapa itu Salwa?”, Nabilah pun mulai bercerita semua

yang diketahuinya tentang Salwa ketika ia sempat hidup bersamanya beberapa saat dalam

gelapnya sel penjara.14

Dalam keterangan diatas dapat diketahui bahwa Nabilah memiliki integritas sosial

yang tinggi, hal ini dapat diketahui dalam kutipan teks diatas, yang menyatakan bahwa

tokoh Nabilah memiliki jiwa sosial yang tinggi dalam bentuk keterpeduliannya terhadap

Salwa, meskipun ia hanya sekilas bertemu dan kenal dengan Salwa. Meskipun pertemuan

mereka sangatlah singkat, Nabilah langsung dapat merasakan penderitaan Salwa, karena

bagaimanapun Nabila juga seorang perempuan. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa

pengarang memiliki integrasi yang baik terhadap masyarakat. Ia bergaul dengan

masyarakat dari profesinya yang sebagai dokter, ia juga dapat bergaul dengan sesame

rekan kerjanya serta atasannya sehingga ia dapat bekerja berpindah-pindah tempat,

karena pada dasarnya dengan seringnya berpindah tempat itu membutuhkan jiwa sosial

yang tinggi, dan hal ini telah tercerminkan dalam integritas pengarang yang tercermin

dalam tokoh utama dalam novelnya, yaitu Nabilah.

14
Najib Al-Kailani, Rihlah Ilallah, Terj. Ahda Bina Afianto dan Habiburrahman El-Shirazy (Solo: PT. Era Adicitra
Intermedia), hal. 86

18
DAFTAR PUSTAKA

Najib Al-Kailani, Rihlah Ilallah, Terj. Ahda Bina Afianto dan Habiburrahman El-Shirazy (Solo: PT. Era Adicitra
Intermedia), hal. 39-40

Najib Al-Kailani, Rihlah Ilallah, (Mesir: Yayasan Husain ‘Asyur, 1979). Hal.

Nasir, Mohd Shahrizal., “Mesej Benar dan Jelas Sebagai Asas Sastra Islam dalam Novel Rihlah Ilallah Oleh Najib
Al-Kilani,Fakultas Bahasa dan Komunikasi, UniSZA, 2008, hlm. 20.

Desriansyah, Rian. "Analisis sosiologi pengarang serta Pesan moral yang ingin disampaikan fiersa besari dalam
novel konspirasi alam semesta (tinjauan sosiologi sastra." (2018).
Fonna, Nanda Jafrida, et al. “Ketidakadilan Dalam Novel Rihlah Ilallah Karya Najib Al-Kailani”, (ANALISIS
SOSIOLOGI SASTRA). an-Nahdah al-'Arabiyah, 2021, 1.1: 102-129.

19

Anda mungkin juga menyukai