Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
NIM : A91218126
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pengarang adalah seseorang yang memiliki peran penting terhadap karya sastra yang ia
ciptakan, ia mampu menentukan jalan cerita dan juga nasib para tokoh-tokohnya. Dalam
menciptakan karya sastranya, pengarang juga dapat menyerap ide-ide yang ia dapatkan dari
berbagai sumber, seperti dari pengalanan pribadinya, berbagai sumber bacaan, dan juga bisa
bersumber dari imajinasi yang ada dalam pikirannya. Kemudian ide-ide tersebut ia
kembangkan sedemikian rupa hingga terciptalah suatu karya sastra. Dalam penulisan suatu
karya sastra pastilah memiliki tujuan utama, yang mana tujuan tersebut juga menjadi alasan
keberadaan suatu karya sastra tersebut, tak lain adalah ketertarikan pembaca terhadap karya
sastra tersebut. Karena dalam sastra, suatu karya sastra dapat dikatakan sukse ketika karya
sastra tersebut memiliki banyak peminat pembaca, hal ini didasarkan pada konflik yang
disajikan dalam karya sastra tersebut dapat membuat ketertarikan tersendiri sehingga banyak
pembaca yang mulai penasaran aka nisi dari suatu karya tersebut. 1 Dari hal ini seorang
pengarang pastinya akan mempertimbangkan banyak hal ketika penulisan karya sastra
tersebut. Salah satunya adalah dengan menciptakan suatu ciri khas tertentu yang mana dapat
menjadi niali plus dari karya sastra tersebut, dan dengan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa
suatu karya sastra merupakan cerminan dari pengarang tersebut, baik dari segi pemikiran,
imajinasi, maupun realita, yang kemudian semuanya berpadu dan melengkapi kelahiran
1
Desriansyah, Rian. "Analisis sosiologi pengarang serta Pesan moral yang ingin disampaikan fiersa besari dalam
novel konspirasi alam semesta (tinjauan sosiologi sastra." (2018).
2
sebuah karya sastra yang utuh. Salah satu pengarang yang yang ikut mengekspresikan sedikit
Najib Al-Kaelani merupakan seorang salah satu sastrawan asal Syarsyabah Mrsir.
Pemiliki nama lengkap Najib Ibrahim bin Abd Lathif al-Kailani ini menulis salah satu
karyanya yaitu “Rihlah Ilallah” ini berdasarkan pengalaman dan pandangannya. Karena pada
novel ini mengisahkan kembali tentang keadaan negara Mesir yang mana ketidakadilan
bmewarnai kehidupan masyarakat Mesir pada saat itu. Al-Kaelani menulis novel ini pada
tahun 1978, dan peristiwa dalam novel tersebut terjadi pada tahun sekitar 1950-an. Dalam
novel ini al-Kaelani dapat menyajikan alur yang bersifat autentik, karena ia ia dapat
menggabungkan antara pendapat serta pandangannya dari peristiwa dalam novel tersebut.2
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah unsur-unsur pembangun intrinsik (tema, tokoh, latar, alur dan amanat)
2. Bagaimanakah aspek sosiologi pengarang (Najib Al-Kaelani) dalan novel Rihlah Ilallah
c. Ideologi pengarang
d. Integritas pengarang
3. Tujuan Penelitian
2
Nasir, Mohd Shahrizal., “Mesej Benar dan Jelas Sebagai Asas Sastra Islam dalam Novel Rihlah Ilallah Oleh Najib
Al-Kilani,Fakultas Bahasa dan Komunikasi, UniSZA, 2008, hlm. 9.
3
1. Untuk mendeskripsikan unsur-unsur pembangun intrinsik (tema, tokoh, latar, alur dan
3. Untuk mendeskripsikan aspek aspek sosiologi pengarang (Najib Al-Kaelani) dalan novel
Rihlah Ilallah sesuai dengan konsep sosiologi pengarang menurut Wellek dan Warren,
yaitu:
c. Ideologi pengarang
d. Integritas pengarang
4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat dari beberapa pihak,
1) Manfaat Teoritis
mengetahui bagaimana penerapannya dalam suatu karya sastra, salah satunya adalah
syair yang mana dengan mengkaji aspek sosiologi yang terkandung dalam karya sastra
2) Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini juga bermanfaat bagi beberapa pihak, yakni sebagai
berikut.
1. Bagi Penulis
4
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan
2. Bagi Universitas
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini untuk pihak kampus atau universitas
adalah guna menambah dan mengayakan hasil karya tulis dalam literasi ilmu
pengetahuan, serta dapat menjadi salah satu referensi bagi setiap orang yang ada di
dalamnya.
Dan yang terakhir, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana dan salah
satu sumber ilmu pengetahuan bagi masyarakat luas yang dapat meningkatkan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Novel Rihlah Ilallah ini melatar belakangi mengenai situasi yang terjadi di Mesir sekitar
tahun 1950-an. Kedzaliman dan ketidakadilan membabi buta di Mesir pada saat itu, yang
mana pemerintah Mesir sendiri yang mengepalai aksi-aksi zionisme terhadap masyarakat
Mesir yang tidak berdaya. Layaknya hidup disebuah dongeng yang penuh dengan kedustaan,
dan kebenaran seolah menjadi hal yang tabu bagi Athwah Al-Malwani beserta perwira
lainnya, mereka selalu melontarkan tuduhan yang tidak mendasar kepada orang-orang yang
tidak bersalah sesuai dengan keinginan mereka. Mereka dengan sangat mudah mendapat
pengakuan oleh orang-orang yang tidak bersalah dengan mengancam sederet rentetan
penyiksaan yang siap menghampirinya apabila mereka tidak mendapatkan apa yang mereka
inginkan. Mereka sangat rutin menyebarkan berita-berita palsu kepada msayarakat, alih-alih
semua yang mereka lakukan demi keamanan negara Mesir dari pasukan terorisme agama,
khususnya terhadap Ikhwanul Muslimin. Kepribadian Athwah yang bengis dan kejam sangat
ditakuti oleh seluruh anggota penjara perang, termasuk para sipirnya. Watak Athwah yang
seolah tidak akan ada orang yang dapat melawan seluruh perintahnya, ini gugur setelah
Nabilah hadir di kehidupan Athwah, bak tersihir dengan paras rupawan dan kepiawaian tutur
kata dari seorang gadis bernama Nabilah ini. Setelah sekian rentetan proses pendekatan
terhadap Nabilah, akhirnya Athwah pun berhasil menjadikan Nabilah sebagai tunangannya,
Nabilah adalah seorang gadis cantik dan cerdik yang hidup ditengah kedamaian yang tercipta
disekitarnya, seolah seluruh Mesir menurutnya merasakan hal yang sama dengannya. Nabilah
mengenal Athwah dengan sosok yang baik dan ramah, tapi pemikiran itu pupus ketika ia
6
telah bertunangan dengan Athwah. Athwah mulai semena-mena dengan Nabila, ia
menganggap seolah Nabilah adalah miliknya, dan ia bebas melakukan apapun terhadapnya.
Sontak Nabilah yang hidup dengan penuh tata krama dan taat akan syariat agama, tentu kaget
melihat watak asli tunangannya itu, kala itu cinta yang ia miliki terhadap Athwah seketika
berubah menjadi sebuah lembah hitam yang mengerikan. Athwah yang sangat membenci
dengan siapa saja yang menentangnya, kini tidak berlaku kepada Nablah. Nabilah banyak
melakukan perlawanan terhadap Athwah, tetapi Athwah selalu kalah dan dipojokkan, entah
mengapa hal itu terjadi kepada orang yang bengis dan tidak memiliki hati nurani seperti
Athwah, hingga dirinya sendiri pun heran dengan perubahan yang sangat berbeda, dan sulit
menerapkan prinsip-prinsipnya yang selama ini ia pegang teguh ketika sudah menghadapi
Nabilah.
kondisi yang ada di penjara perang yang memperlakukan para tahanan dengan keji, bringas,
dan tidak manusiawi. Hal ini sangat menampar dan menyadarkannya, bahwa ternyata
terdapat dunia yang keji disamping damainya kehidupan yang selama ini ia rasakan. Setelah
itulah lahir seoran Nabilah yang baru dengan penuh semangat jihad, berbagai cara telah ia
lakukan dengan memanfaatkan Athwah, tetapi semua itu tidak semulus yang ia pikirkan.
Hingga setelah Nabilah bebas dari penjara perang yang mana menyergapnya ketika ia sedang
mengajar di sekolah, ia bertemu dengan dokter Salim. Sesosok orang yang sangat membantu
pemulihan psikis Nabilah, hingga pada akhirnya keduanya menjadi teman baik. Berbagai hal
terus terjadi, kezaliman seolah menjadi hal yang biasa, penyergapan yang tidak masuk akal
yang ditujukan kepada para ulama’ atas dasar pemberontakan terhadap negara, masih
7
menjadi rutinitas mereka. Hingga suatu hari tepat sehari sebelum Athwah dan Nabilah
menikah, disitulah Nabilah telah meinggalkan Mesir menuju Kuwait, tentu hal ini telah
meninggalkan Mesir, Athwah semakin bringas meladeni para tawanan, tetapi Nabilah tidak
memperdulikannya, karena dengan kepergiannya inilah sebuah sebuah harapan akan muncul
a. Tema
Dalam novel Rihlah Ilallah ini bertemakan tentang ketidak adilan yang
diprakarsai oleh pemerintahan Mesir terhadap rakyatnya. Dalam novel ini al-Kilani
menyajikan kehidupan sosial masyarakat Mesir pada masa pemerintahan Gamal Abdul
Nasser, khususnya kehidupan para tahanan di dalam penjara yang penuh dengan
kedustaan dan kekejian. Mereka (para tahanan) bukan dari golongan biasa, tapi tahanan
politik yang tahu banyak mengenai politik, perang, hak-hak rakyat, kebebasan umum,
dan syariat Allah SWT, yang sebagian besar mereka adalah anggota Ikhwan al-Muslimin
" "كيف... أما أن تنضم إلخوان املسلمني فهذا شيء آخر،"تستطع أن تكافح من أجل بلدك كيفما شئت
أنا أعرف جيدا يا عبد احلميد أن دعوتكم فوق الوطينة وفوق كل شيء ولذا أعتقد أن اهلدف: "يا أفندم؟؟
وختضعواا حلكم اإلخوان فيما،مل يكن حترير فلسطني وناما تدريب كوادر مقاتلة لتغزو هبا البلدان العربية
ومل يكن هاننا اذا التكتيك" "أعرف،هلل، "صمت عبد احلميد براة وقال "حنن حتار ي ببيل...بعد
8
" رد..كلمة تكتيك أيضا؟؟" "مث التفت نىل احملقق قائال "أمل أقل لك ننه ضالع ي الفتنة ومن أربا السوابق
" قال عبد احلميد مرتبكيا "األمر كله ال يعدون عن كونه جمرد الدعوة نىل حياة أفضل..احملقق "متام يا أفندم
وأوفر عدال" قهقهعطوة بك وقال "أتريد عدال أكثر من هلك؟ اضربوه مخسني كرباجا" اتف عبد احلميد
“Kamu bisa berjuang demi negerimu semaumu. Adapun kamu bergabung dengan
Ikhwanul Muslimin, ini lain lagi urusannya.” “Lain bagaimana, Tuan?” “Aku tahu betul,
Abdul Hamid, bahwa dakwah kalian itu melebihi nasionalisme dan diatas segala-galanya.
Karena itu, aku berkeyakinan bahwa tujuan kalian bukan hanya membebaskan Palestina.
Tapi mempersiapkan para jagoan perang untuk menyerang negara-negara Arab dan
lalu berkata, “Kami berperang fii sabiilillah. Tidak juga dalam pikiran kami taktik seperti
itu”. “Kamu tahu tentang taktik juga?” Kemudian dia menoleh kepada penyidik dan
berkata, “bukanlah sudah aku bilang dia sangat pandai dan lihai” Penyidik itu menjawab
“Tepat sekali tuan” Abdul Hamid berkata dengan gugup “semua itu tidak lebih sebuah
dakwah menuju hidup yang lebih baik dan lebih adil”. Tuan Athwa tertawa seraya
berkata. “Apakah kamu menginkan sebuah keadilan yang lebih dari itu? Cambuk dia lima
puluh kali” Abdul Hamid berteriak ketika cambuk mulai menghantam tubuhnya, “Apa
3
Najib Al-Kailani, Rihlah Ilallah, Terj. Ahda Bina Afianto dan Habiburrahman El-Shirazy (Solo: PT. Era Adicitra
Intermedia), hal. 39-40
9
b. Alur
Dalam novel Rihlah Ilallah ini, al-Kilani menggunakan alur maju, karena
ceritanya bersifat kronologis, yaitu cerita tersebut dikemas secara runtut dari awal mula
hingga akhir cerita. Yang mana dalam novel Rihlah Ilallah ini disajikan bermula pada
pengenalan mengenai tokoh antagonis, yaitu Athwa Al-Malwani dengan Penjara Perang
dan beberapa kedok didalamnya, dan kemudian diakhiri dengan kebahagiaan tokoh
Adapun beberapa tokoh serta penokohan dalam novel Rihlah ilallah ini adalah sebagai
berikut.
1. Athwah al-Malwani : Taat dan setia terhadap atasannya, Congkak dan angker,
8. Yusuf : Agamis
10
d. Latar
- Latar Tempat : Penjara Perang, Ruangan Merah, Rumah Athwa, Sekolah (Tempat
Nabila mengajar), Rumah Nabilah, Hotel, Bioskop, Restoran, Klinik Dokter Salim,
e. Amanat
Dalam novel ini juga mengajarkan agar tidak takut dengan suatu kezaliman yang
mengancam, dan hendaknya kita sebagai seorang muslim selalu menegakkan keadilan
dan memerangi kezaliman dalam keadaan apapun. Seperti yang telah disebutkan dalam
Al-Qur’an, dalam surah Al-Maidah ayat 8, bahwa Allah telah memerintahkan untuk
ٰٓء بِال ِْق ْس ِطۖ َوََل ََْي ِرَمنَّ ُك ْم َشنَ ٰا ُن قَ ْوٍم َع ٰلٰٓى اَََّل ِ ِ ٰيٰٓاَيُّها الَّ ِذين ٰامن وا ُكونُوا قَ َّو ِام
َ ْي ٰٰلِل ُش َه َدا
َْ ْ ْ ْ َُ َ ْ َ
الِلَ َخبِْي رۖ ِِبَا تَ ْع َملُ ْو َن ِ ٰ ت ع ِدلُوا ۖاِع ِدلُواۖ هو اَقْرب لِلتَّ ْق ٰوىۖ واتَّ ُقوا
(8) ٰٰ الِلَ ۖا َّن
ٰ َ ُ َ َُ ْ ْ ْ َْ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah,
(ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat
kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa
11
3. Aspek Sosiologi Pengarang Novel Rihlah Ilallah
sebagai makhluk sosial. Yang dalam pembahasan ini terkait tentang berasal dari manakah
ia, bagaimana garis keturunannya, riwayat pendidikannya selama ini, termasuk juga
Najib Al-Kailani merupakan sastrawan yang berasal dari Mesir. Ia lahir dari
keluarga petani. Ia merupakan anak pertama dari sembilan bersaudara daerah Syarsybah
Mesir. Al-Kailani tumbuh dalam situasi politik dan ekonomi yang sangat sulit, karena
pada saat itu Mesir dilanda krisis ekonomi dan juga mendapat tekanan dari penjajah
di kuttab, yaitu tempat dimana ia belajar membaca dan menulis, menghafal banyalk surat-
surat Al-Qur’an, serta beberapa pelajaran lainnya juga ia dalami disini. Kemudian ia
tahun karena ia bergabung dalam gerakan Ikhwanul Muslimin dan dibebaskan setelah 3,5
tahun. Setelah keluar dari penjara, ia menyelesaikan studinya, akan tetapi ia kembali
dijebloskan di penjara selama 1,5 tahun. 6 Setelah lulus dari Fakultas Kedokteran, al-
Kaelani berprofesi sebagai dokter pada Kementrian Perhubungan dan Jawatan kereta api
4
Desriansyah, Rian. "Analisis sosiologi pengarang serta Pesan moral yang ingin disampaikan fiersa besari dalam
novel konspirasi alam semesta (tinjauan sosiologi sastra." (2018).
5
Najib Kaelani, Melodi Kaki Langit (Yogyakarta: Navila, 2009). Hal. 231-232
6
Merry Choironi and Azzahra Mumtazah, “Pergeseran Penerjemahan Tarkib Idafi Dalam Terjemahan Novel Karya
Najib Kailani Layali Turkistan,” Jurnal Sultan Maulana Hasanuddin Banten 6, no. 2 (2018): 37-127.
12
Mesir. Dan kemudian ia meninggalkan Mesir padatahun 1967, dan berprofesi sebagai
dokter di Kuwait lalu berpindah ke Dubai. Setelah itu ia sempat beberapa kali beralih
keterkaitan antara fakta dan pengalaman pengarang dalam penulisan novel Rihlah Ilallah
ini. Utamanya berkaitan dengan latar belakang sosial pengarang, namun dalam
sebuahkarya sastra, semua keterkaitan itu perlu dipadukan lagi agar dapat menjadi tulisan
ia tekuni, yaitu dalam bidang perobatan. Seperti yang telah dijelaskan pada riwayat
Kereta Api Mesir. Di samping ia bekerja, al-Kailani juga aktif menulis puisi, novel,
cerpen, dan naskah drama. Kemudian pada tahun 1967, ia meninggalkan Mesir dan
bekerja sebagai dokter di Kuwait, lalu berpindah ke Dubai. Selain itu al-Kailani juga
sempat menjadi anggota panitia bidang kesehatan masyarakat negara-negara Arab. Dan
akhirnya ia memutuskan kembali ke Mesir pada tahun 1992. Kiprahnya dalam bidang
pengarang bukanlah melalui hasil karyanya, namun pada kegiatan kependidikannya, yaitu
sebagai dokter di berbagai tempat. Dan kecintaannya terhadap karya sastra merupakan
7
Nasir, Mohd Shahrizal., “Mesej Benar dan Jelas Sebagai Asas Sastra Islam dalam Novel Rihlah Ilallah Oleh Najib
Al-Kilani,Fakultas Bahasa dan Komunikasi, UniSZA, 2008, hlm. 20.
13
suatu wadah bagi pengarang untuk menyalurkan kegemarannya serta dapat menjadikan
c. Ideologi Pengarang
Dalam sebuah karya sastra, salah satunya novel, pasti terdapat suatu ideology
yang sering ditampilkan dalam tingkah laku ataupun pemikiran tokoh-tokoh dalam cerita,
sehingga pembaca juga ikut berpikir tentang ide-ide yang ingin disampaikan pengarang
terhadap pembaca melalui karyanya tersebut. Ideology yang terdapat dalam novel Rihlah
Ilallah ini daisimpulkan dari beberapa kutipan teks yang ada di dalam novel tersebut,
keyakinan, niali, hukum yang berlaku dan ritual. Dalam novel Rihlah Ilallah ini tokoh
Nabilah yang memiliki watak yang religius sseperti yang telah diajarkan dalam
)11 : ترمجة/ 13 : " (ص...هلل وربوله، يعين عل بنة..."معناه أنك لن تسمين نال ي ظل الشريعة
"Artinya kamu tidak bisa menyentuhku. Kecuali melalui ikatan syar'i. Artinya sesuai
14
كان من املتوقع أن يستشهد عل، ونذر نفسه هلل،لقد واب عبد احلميد حياته يوما ما فداء لوطنه
8
.ثر أرضه واو يدافع موجات العدو الصهيوين الغادر
Suatu hari, Abdul Hamid menyerahkan hidupnya untuk berkorban bagi tanah airnya
dan menazarkan dirinya untuk Allah. Hampir saja dia mati syahid di tanah negerinya,
selayaknya daripada yang lainnya. Dalam novel Rihlah Ilallah ini juga terdapat
bentuk diskriminasi yang dirasakan oleh para anggota Ikhwanul Muslimin, hal ini
dapat dilihat dari percakapan antara Athwah Al-Malwani dengan Abdul Hamid, yang
Muslimin.
“Kamu bisa berjuang demi negerimu semaumu. Adapun kamu bergabung dengan
Ikhwanul Muslimin, ini lain lagi urusannya.” “Lain bagaimana, Tuan?” “Aku tahu
betul, Abdul Hamid, bahwa dakwah kalian itu melebihi nasionalisme dan diatas
segala-galanya. Karena itu, aku berkeyakinan bahwa tujuan kalian bukan hanya
Abdul Hamid terdiam sesaat, lalu berkata, “Kami berperang fii sabiilillah. Tidak juga
8
Najib Al-Kailani, Rihlah Ilallah, (Mesir: Yayasan Husain ‘Asyur, 1979). Hal. 177-178
9
Najib Al-Kailani, Rihlah Ilallah, Terj. Ahda Bina Afianto dan Habiburrahman El-Shirazy (Solo: PT. Era Adicitra
Intermedia), hal. 225
15
dalam pikiran kami taktik seperti itu”. “Kamu tahu tentang taktik juga?” Kemudian
dia menoleh kepada penyidik dan berkata, “bukanlah sudah aku bilang dia sangat
pandai dan lihai” Penyidik itu menjawab “Tepat sekali tuan” Abdul Hamid berkata
dengan gugup “semua itu tidak lebih sebuah dakwah menuju hidup yang lebih baik
dan lebih adil”. Tuan Athwa tertawa seraya berkata. “Apakah kamu menginkan
sebuah keadilan yang lebih dari itu? Cambuk dia lima puluh kali” Abdul Hamid
dunia?”.10
tujuan yang sama. Organisasi ini juga menampilkan adanya keteraturan bertindak
dalam suatu kelompok, guna tercapainya tujuan tersebut. Hal ini juga terdapat dalam
salah satu kutipan novel Rihlah Ilallah ini, yang mana menyatakan bahwa tokoh
Ikhwan yang lainnya, dan kemudian Ustadz Abdul Aziz As-Sisiy kembali
bertindak.
اإلخوان انا منظمون وهلم.. نننا انا ال تنصرف تصرفات فردية.."لقد أخطأت خطأ جسيما
وال يصح أن يتصرف أحد نال ي نطار السيابة املربومة حىت النفقد رقعة األرض الصغرية،مسئولون
".. األمور دقيقة وحسابة لقد أوقعتينا ي ورطة.. وننظم منها معركتنا،اليت نعيش عليها
10
Najib Al-Kailani, Rihlah Ilallah, Terj. Ahda Bina Afianto dan Habiburrahman El-Shirazy (Solo: PT. Era Adicitra
Intermedia), hal. 39-40
16
11
".. وأعدك باإللتزام بالنظام مستقبال.. "نين أعتذر عما بدر مين حبسن نية:طأطأت رأبها وقالت
"Kamu telah melakukan kesalahan fatal, kita di sini tidak bergerak sendiri-sendiri,
Ikhwan di sini tertandhim, tertata, dan mereka memiliki penanggung jawab. Tak
seorang pun diizinkan bergerak, kecuali dalam rel politik yang telah digariskan, agar
kita tidak kehilangan sejengkal pun bumi tempat kita hidup dan merancang strategi
perjuangan. Masalah ini sangat rumit dan sensitif, kamu telah meletakkan kita dalam
bahaya". (Nabila menundukkan kepalanya dan berkata) "Aku minta maaf atas apa
yang telah kulakukan dengan niat baik.. dan selanjutnya aku berjanji padamu akan
pemikirannya yang telah dituangkan dalam bentuk karya sastra. Dalam novel Rihlah
Ilallah ini disebutkan dalam tokoh Nabilah yang memiliki jiwa sosial yang tinggi, hal ini
seperti yang disebutkan dalam salah kutipan dalam novel ini, yaitu sebagai berikut.
"من بلو،" "أال تستطيع مساعدة بلو ؟، "... "عيون عطوة،"... "عطوة:قالت وعينها مغرور قتان بالدموع
، من خالل الفتة القصرية الىت عاشتها معها ي ظالم الزنزانة، وأخذت ترو له كل ما تعرفه عن بلو،"اذه؟؟
13
"... وأخريا قال،كان يستطيع نليها ويهز رأبه
11
Najib Al-Kailani, Rihlah Ilallah, (Mesir: Yayasan Husain ‘Asyur, 1979). Hal. 264
12
Najib Al-Kailani, Rihlah Ilallah, Terj. Ahda Bina Afianto dan Habiburrahman El-Shirazy (Solo: PT. Era Adicitra
Intermedia), hal 336-337
13
Najib Al-Kailani, Rihlah Ilallah, (Mesir: Yayasan Husain ‘Asyur, 1979). Hal. 71.
17
Dengan berlinang air mata Nabilah berkata : “Athwa”, “Ya Buah hati Athwa”, “Tidakkah
kamu bisa menolong Salwa?”, “Siapa itu Salwa?”, Nabilah pun mulai bercerita semua
yang diketahuinya tentang Salwa ketika ia sempat hidup bersamanya beberapa saat dalam
Dalam keterangan diatas dapat diketahui bahwa Nabilah memiliki integritas sosial
yang tinggi, hal ini dapat diketahui dalam kutipan teks diatas, yang menyatakan bahwa
tokoh Nabilah memiliki jiwa sosial yang tinggi dalam bentuk keterpeduliannya terhadap
Salwa, meskipun ia hanya sekilas bertemu dan kenal dengan Salwa. Meskipun pertemuan
mereka sangatlah singkat, Nabilah langsung dapat merasakan penderitaan Salwa, karena
bagaimanapun Nabila juga seorang perempuan. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa
masyarakat dari profesinya yang sebagai dokter, ia juga dapat bergaul dengan sesame
karena pada dasarnya dengan seringnya berpindah tempat itu membutuhkan jiwa sosial
yang tinggi, dan hal ini telah tercerminkan dalam integritas pengarang yang tercermin
14
Najib Al-Kailani, Rihlah Ilallah, Terj. Ahda Bina Afianto dan Habiburrahman El-Shirazy (Solo: PT. Era Adicitra
Intermedia), hal. 86
18
DAFTAR PUSTAKA
Najib Al-Kailani, Rihlah Ilallah, Terj. Ahda Bina Afianto dan Habiburrahman El-Shirazy (Solo: PT. Era Adicitra
Intermedia), hal. 39-40
Najib Al-Kailani, Rihlah Ilallah, (Mesir: Yayasan Husain ‘Asyur, 1979). Hal.
Nasir, Mohd Shahrizal., “Mesej Benar dan Jelas Sebagai Asas Sastra Islam dalam Novel Rihlah Ilallah Oleh Najib
Al-Kilani,Fakultas Bahasa dan Komunikasi, UniSZA, 2008, hlm. 20.
Desriansyah, Rian. "Analisis sosiologi pengarang serta Pesan moral yang ingin disampaikan fiersa besari dalam
novel konspirasi alam semesta (tinjauan sosiologi sastra." (2018).
Fonna, Nanda Jafrida, et al. “Ketidakadilan Dalam Novel Rihlah Ilallah Karya Najib Al-Kailani”, (ANALISIS
SOSIOLOGI SASTRA). an-Nahdah al-'Arabiyah, 2021, 1.1: 102-129.
19