Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dirasat Syi’riyyah
Disusun oleh:
Dosen pemimbing:
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
menciptakan alam semesta ini sekaligus sebagai penguasa, pengatur alam semesta.
Tak lupa, shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada junjungan alam
nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan umatnya hingga
akhir zaman.
Selanjutnya kami ucapkan rasa terima kasih kepada pihak yang telah
membantu tugas makalah ini sehingga dapat diselesaikan.
Akhir kata, kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk kesempurnaan makalah
ini. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
ii
2.2.2.4. Syair Ta’limi.......................................................................................6
2.4.2. Adonis....................................................................................................8
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................12
3.1. Kesimpulan................................................................................................12
3.2. Saran...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, sastra yang berkembang di negara kita pada masa
sekarang disebut Sastra Indonesia Kontemporer, yang diartikan sebagai sastra
yang hidup di Indonesia pada masa kini atau sastra yang hidup di Indonesia pada
masa mutakhir, sama halnya juga untuk karya sastra kontemporer di Eropa
maupun Arab. Munculnya Sastra Kontemporer merupakan reaksi terhadap sastra
konvensional yang dianggap telah mendominasi eksistensi karya sastra. Hingga
saat ini sastra kontemporer merambah pada seluruh jenis karya sastra, seperti
novel, puisi, dan drama.
1
1.2.2 Bagaimanakah bentuk-bentuk dari puisi kontemporer?
1.4.1 Bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang seni
puisi Arab kontemporer
1.4.2 Bagi pembaca untuk menambah informasi tentang seni puisi Arab
kontemporer
2
BAB II : Pembahasan mengenai pengertian, bentuk-bentuk, ciri-ciri,
dan tokoh-tokoh dari puisi Arab kontemporer
BAB III : Penutup yang berisi ringkasan singkat dari pembahasan yang
terdapat di bab II dan saran untuk para pembaca.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan definisi puisi Arab kontemporer yang kita ketahui, yaitu puisi
Arab yang ditulis pada masa pembacanya saat ini, resep kontemporer
menunjukkan tahapan tertentu dalam kehidupan puisi modern, yaitu tahapan yang
kita saksikan hingga kini. Pendapat yang mengatakan bahwa setiap penyair
kontemporer adalah penyair modern, atau sebaliknya tidaklah benar. Misalnya,
Ahmad Shauqi merupakan seorang penyair modern, akan tetapi ia tidak bisa
dikatakan sebagai penyair kontemporer, sedangkan Adonis adalah penyair modern
sekaligus kontemporer.
1
Juwati, “Diksi Dan Gaya Bahasa Puisi-Puisi Kontemporer Karya Sutardji Calzoum Bachri
(Sebuah Kajian Stilistik)”, Jurnal Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran (KIBASP). Vol. 1 No 1,
2017, 73.
4
Perbedaan utama antara sastra modern dan kontemporer adalah periode
waktunya. Literatur modern mengacu pada literatur yang berasal dari akhir abad
ke-19 hingga 1960-an, sedangkan literatur kontemporer mengacu pada literatur
yang berasal dari Perang Dunia II hingga saat ini. Namun, ini hanya definisi yang
kabur; karena sastra modern dan sastra kontemporer adalah dua keran yang
tumpang tindih dan penting untuk memperhatikan bahwa tidak ada penjelasan
yang jelas untuk periode ini. Selain itu, sebagian besar sarjana menganggap sastra
kontemporer sebagai periode sastra yang mengikuti periode modernis.2
yaitu syair yang terikat dengan aturan wazan dan qafiyah. Dalam bentuk
ini, seorang penyair ketika menggubah syairnya harus menggunakan salah satu
2
Abi Sharma, “Perbedaan Antara Sastra Modern dan Kontemporer”,
https://id.sawakinome.com/articles/language/difference-between-modern-and-contemporary-
literature-2.html (diakses pada 01 Juli 2021, pukul 08.45).
3
Nia Hailiyati, “Istilah-Istilah Kritik Sastra Arab Kontemporer”, ALFAZ. Vol. 6 No. 1, 2018, 37.
5
jenis bahr yang ada. Selain itu, bentuk qafiyah harus diperhatikan agar
memperoleh sebuah keindahan. Syair ini disebut juga dengan syair tradisional.
2.2.1.2. Syair Mursal
yaitu syair yang terikat dengan satuan irama (taf’ilat) dan tidak terikat oleh
aturan wazan dan qafiyah. Dalam bentuk ini, seorang penyair hanya
memperhatikan taf’ilatnya saja.
yaitu syair yang sama sekali tidak terikat oleh aturan wazan, qafiyah,
maupun taf’ilat, akan tetapi masih terikat dengan satuan irama khusus yang
menjadi karakteristik karya sastra bernilai tinggi. Penyair hanya mengungkapkan
perasaan dan imajinasinya, sehingga iramanya bersifat subyektif. Pada masa ini,
para penyair belum dapat membebaskan dirinya sama sekali dari kekangan tradisi
lama, sebab dalam beberapa karyanya ia masih saja menekuni tradisi tersebut.
Memang pada masa kontemporer banyak tema-tema baru yang bermunculan.
2.2.2. Bentuk Puisi Arab Kontemporer dari Segi Isinya4
2.2.2.1. Syair Qashasi
Yaitu berkumpulnya syair dan natsr (prosa) secara bersamaan, akan tetapi
syi’ir menjadikannya bagian inspirasi utama dan di dalamnya diikuti oleh prosa
dan tidak banyak yang menjadikan nastr dalam syair itu hanya sebagai wazannya.
4
Nia Hailiyati, “Istilah-Istilah Kritik Sastra Arab Kontemporer”, ALFAZ. Vol. 6 No. 1, 2018, 38.
6
Oleh sebab itu, jika kita membahas tentang kecocokan syair dengan tema ini
adalah riwayah tamsili sya’ir dan natsr. Adapun teknis pelaksanaan dramatisasi
ini dilakukan dengan cara bercakap-cakap atau berdialog antara para pelaku
tersebut. Perlu diketahui bahwa isi dari syair ini bersifat objektif dan sistem
penampilannya bersifat subjektif, karena isi syair ini dipengaruhi oleh jiwa para
pelaku tersebut. Adapun yang termasuk dalam syair ini adalah sebuah karya tokoh
penyair modern, seperti Ahmad Syauqi yang berjudul Cleopatra dan Laila
Majnun.
Penyair pada syair jenis ini biasanya mensifati apa yang terdapat di dalam
hati sanubarinya dan apa yang sedang menggelora di dalam jiwanya, baik di
gejolak jiwa tersebut, berupa kesenangan, kebencian, kegembiraan, kesusahan,
kemarahan, maupun kerelaan, sebagaimana mu’allaqat Imru al-Qais.
2.2.2.4. Syair Ta’limi
Syair ta’limi bukanlah syair yang sempurna sebagaimana pada syair yang
lain, yaitu tidak ada kekuatan rasa, dan dia berkumpul antara larik dalam syair
atau natsr. Kemudian, isi yang ada di dalamnya merupakan sesuatu yang logis dan
jelas, karena dia mengetahui fakta tertentu yang menjadikannya jelas dan terang
dengan tujuan untuk mempercepat memahami isinya. Dari segi syair ini tidak
harus menciptakan keindahan artistik, syair ini juga tidak berisi ungkapan yang
memiliki makna tersembunyi, karena syair ini tidak menggunakan ungkapan
metafora.
2.2.2.5. Syair Thabi’ah (alam)
Yaitu sya’ir yang temanya menggambarkan dunia yang alami. Sebagian
sya’ir dibagun dengan ketenaran yang menguasai puisi alam, seperti sanubari dan
sebagian syair bahtari, dan syair Andalusia.
7
2.3. Ciri-Ciri Puisi Arab Kontemporer
Menurut Sutisumarga, pada masa ini puisi yang populer adalah puisi bebas
yang disajikan dengan panjang yang bervariasi dan rima yang tidak mengikuti
pola tertentu. Lariknya semakin pendek hingga ada yang hanya menggunakan
dua atau tiga suku kata saja.5
Nama asli beliau adalah Nizar Tawfiq Qabbani. Ia lahir pada tanggal 21
Maret 1923 di Damaskus.6 Nizar mulai menulis puisi selama kuliah dan pada
5
Kisno Umbar, Perkembangan Sastra Arab Kontemporer (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,
2018), hlm. 13.
6
The Famous People, “Nizar Qabbani Biography”,
https://www.thefamouspeople.com/profiles/snizar-qabbani-5958.php (diakses pada 03 Juni 2021,
pukul 06.50)
8
tahun 1944, ia menerbitkan kompilasi puisi pertamannya berjudul Qalat li al-
Samra’. Puisi ini menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat Damaskus,
namun disetujui oleh Menteri Pendidikan Munir al-Ajlani, yang merupakan
seorang kenalan ayahnya.
Selama periode 1948-1950, ia enulis tiga karya sastra Arab yang sangat
terkenal. Qabbani memulai dengan menulis puisi berjudul Tudulatu Nahdin
(Childhood of Breast) dan diikuti dengan karya lainnya, yaitu Samba dan Anta lii
(You are Mine). Koleksinya yang bernama Qasa’idun diterbitkan pada tahun
1956, dan dianggap sebagai salah satu karya yang paling penting. Kemudian
selama tahun 1960-an, Nizar menghasilkan tiga puisi, yaitu Habibati, al-Rasmu bi
al-Kalimati, dan Yawmiyyati ‘Imraatin la Mubaliyai. Pada tahun 1970-an, ia
7
Dea Anugrah, “Puisi-puisi Nizar Qabbani dan Terjemahannya yang Meragukan”,
https://tirto.id/puisi-puisi-nizar-qabbani-dan-terjemahannya-yang-meragukan-cqkZ (diakses pada
03 Juni, pukul 06.58)
8
Salma Hafizh, Skripsi: “Penerjemahan Metafora Antologi Puisi ‘Asyar Kharijah ala al-Qanun
Karya Nizar Qabbani (Metode Adaptasi)” (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2018), hlm. 47.
9
menerbitkan sekitar 9 koleksi antalogi puisi. Kemudian pada tahun 1980-an , ia
juga berhasil menulis hampir selusin publikasi. Pada awal 1990-an, nizar
menghasilkan berbagai puisi yang salah satunya adalah Abjadiyatu al-Yasmin, dan
inilah karya terakhir Nizar Qabbani sebagai sastarawan Arab kontemporer.9
2.4.2. Adonis
Nama asli Adonis adalah Ali Ahmad Said Esber. Ia lahir pada tanggal 1
Januari 1930 di Suriah. Ia merupakan seorang penyair, penerjemah, dan ahli teori
Arab. Meskipun ia terlahir di keluarga tidak mampu, ayahnya selalu mengajari
putranya membaca dan membantunya menghafalkan puisi saat dia bekerja di
pertanian keluarga. Hingga akhirnya pada usia 14 tahun, Adonis berkesempatan
untuk membacakan sebuah puisi di hadapan presiden Suriah selama
kunjungannya ke kota tetangga. Setelah itu, berkat dukungan presiden, Adonis
mendaftar di sekolah menengah Prancis dan kemudian melanjutkan ke Universitas
Damaskus untuk memperoler gelar BA dalam bidang filsafat.
Adonis diambi dari nama seorang dewa kesuburan Yunani. Nama ini ia
pakai ketika mulai menulis pada akhir masa remajanya.
10
Berekspresi Norwegia, Penghargaan Tertinggi dari Biennial Puisi Internasional di
Brussel, dan Penghargaan Penyair Terbaik Suriah-Lebanon. Kemudian, pada
tahun 1983 ia terpilih ke dalam Stéphané Mallarmé Academy.10
2.4.3. Mohammad Maghut
Nama lengkap beliau adalah Mohammad Ahmad Isa Maghut. Ia lahir pada
tahun 1934 di Suriah Utara. Selain menjadi penyair, ia juga merupakan seorang
dramawan. Maghut memulai karirnya dalam menulis puisi dengan bergabung
pada sebuah majalah puisi pada tahun 1974 hingga 1989. Pada saat usianya
mencapai 72 tahun, ia mengidap kanker dan meninggal di Suriah. Maghut
memiliki beberapa karya puisi, diantaranya berjudul “Sadness in the Light of the
Moon”, “Too Room Researches Walls”, “Joy is Not My Profession”, dan lain-
lain.11
2.4.4. Farouq Gouida
11
yang berjudul al-Wāzir al-Ussyāq (Cinta Seorang Wazir), Dimā’ ‘ala Sitār al-
Ka’bah (Air Mata di Tirai Ka’bah), dan al-Khadyuwi telah meraih kesuksesan
besar di sejumlah festival teater di Mesir. Beberapa puisi dan dramanya telah
diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa internasional, termasuk bahasa Inggris,
Prancis, Cina, dan Yugoslavia. Ia pernah diangkat sebagai tim kepresidenan,
namun mengundurkan diri sebagai protes terhadap deklarasi konstitusi
komplementer, pada November 2012.
12
Fazabinal Alim, “Farouq Gouida: Wajah Lain Nizar Qabbani”, https://geotimes.id/opini/farouq-
gouida-wajah-lain-nizar-qabbani/ (diakses pada 03 Juni 2021, pukul 07.28)
12
pada tahun 1970, Darwish bekerja di surat kabar Al-Ahram di Kairo. Dia
kemudian tinggal di Beirut, di mana dia mengedit jurnal Urusan Palestina dari
tahun 1973 hingga 1982. Pada tahun 1981 dia mendirikan dan mengedit jurnal Al-
Karmel. Darwish menjabat dari 1987 hingga 1993 di komite eksekutif Organisasi
Pembebasan Palestina. Pada tahun 1996 ia diizinkan kembali dari pengasingan
untuk mengunjungi teman dan keluarga di Israel dan Palestina. Dia tinggal di
pengasingan selama dua puluh enam tahun, antara Beirut dan Paris, sampai tahun
1996. Dia kemudian menetap di Ramallah di Tepi Barat.13
Beberapa judul puisinya yang lebih baru termasuk The Butterfly’s Burden
(Copper Canyon Press, 2006), Unfortunately, It was Paradise: Selected Poems
(2003), Stage of Siege (2002), The Adam of Two Edens (2001), Mural (2000 ),
Bed of the Stranger (1999), Psalms (1995), Why Did You Leave The Horse Alone?
(1994), dan The Music of Human Flesh (1980).14
13
Poetry Foudation, “Mahmoud Darwish”, https://www.poetryfoundation.org/poets/mahmoud-
darwish (diakses pada 03 Juni 2021, pukul 08.03).
14
Poets.org, “Mahmoud Darwish”, https://poets.org/poet/mahmoud-darwish#poet__works (diakses
pada 03 Juni 2021, pukul 08.02).
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Puisi Arab kontemporer adalah karya sastra yang muncul sekitar akhir
tahun 40-an hingga sekarang. Puisi kontemporer bersifat eksperimental dan
memiliki sifat-sifat yang “menyimpang” dari konvensi sastra yang berlaku, baik
sastra biasa maupun umum.
14
Menurut Sutisumarga, pada masa ini puisi yang populer adalah puisi bebas
yang disajikan dengan panjang yang bervariasi dan rima yang tidak mengikuti
pola tertentu. Lariknya semakin pendek hingga ada yang hanya menggunakan
dua atau tiga suku kata saja.
1. Nizar Qabbani
2. Adonis
3. Mohammad Maghut
4. Farouq Gouida
5. Mahmoud Darwish
6. Dan lain-lain
3.2. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman dan dosen
pengampu mata kuliah Dirasat Syi’riyyah, agar kedepannya kami dapat
mengetahui dan memperbaiki kekurangan yang terdapat di makalah ini. Sekian
dan kami ucapkan terima kasih.
15
DAFTAR PUSTAKA
Hafizh, Salma. 2018. Penerjemahan Metafora Antalogi Puisi ‘Asyar Kharijah ala
al-Qanun Karya Nizar Qabbani (Metode Adaptasi). Tarjamah. Fakultas
Adab dan Humaniora. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Juwati. 2017. Diksi Dan Gaya Bahasa Puisi-Puisi Kontemporer Karya Sutardji
Calzoum Bachri (Sebuah Kajian Stilistik). Jurnal Kajian Bahasa, Sastra
dan Pengajaran (KIBAS), 1(1), 73.
Leila Ahmadi. 2014. Grief and Sorrow, the Poetry of Mohammad Maghut.
Journal of Applied Environmental and Biological Sciences. 4 (11), 192-
193.
Internet
16
Foundation, Poetry. ______. Adonis.
https://www.poetryfoundation.org/poets/adonis (diakses pada 02 Juni
2021, pukul 19.22).
17