Anda di halaman 1dari 17

DIALEK ARAB

(SUKU-SUKU, UNSUR-UNSUR DIALEK, SERTA DIALEK ARAB


MODERN)

Makalah Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Ilmu Al-Lahajat

Oleh:
Firda Handita Nyssa’ (16310136)
Indah Rahmi Inayati (16310142)
Muhammad Aghitsni (16310146)
Achmad Zainul Musthofa Arief (16310148)
Moh. Wildan Alifi (16310149)

Dosen Pengampu: Moh. Zawawi, M.Pd

Jurusan Bahasa dan Sastra Arab


Fakultas Humaniora
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
2019
Kata Pengantar

Segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat, hidayah, dan pertolongan-Nya sehingga tugas makalah Ilmu
Al-Lahajat ini dapat terselesaikan sesuai batas waktu yang ditentukan. Shalawat
dan salam senantiasa ditujukan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, atas
perjuangan beliau sehingga nikmat iman dan islam bisa dirasakan hingga saat ini.
Adapun maksud dan tujuan penulis di sini untuk menyajikan beberapa hal yang
menjadi materi pada matakuliah Ilmu Al-Lahajat yang membahas tentang suku-
suku Arab dan dialeknya; unsur-unsur dialek Arab; dan dialek Arab modern.
Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
demi menyempurnakan makalah ini agar lebih baik dan dapat berguna
semaksimal mungkin. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan dan penyempurnaan
makalah ini.

Malang, Oktober 2019

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan rumpun bahasa Semit yang memiliki
karakteristik dan sifat-sifat tertentu. Karakteristik dan sifat-sifat tersebut
berbeda dengan rumpun bahasa Semit lainnya. Bahasa Arab diakui sebagai
bahasa yang kaya akan kosakata dan memiliki keunikan yang tidak dimiliki
oleh bahasa-bahasa lain, di antaranya musytarak lafdzi, ittidod, taraduf, dan
lain sebagainya. Keunikan dan kekayaan bahasa Arab ini dipengaruhi oleh
berbagai suku bangsa yang menggunakannya, sehingga menghasilkan
kosakata, makna, dan maksud yang berbeda berdasarkan penggunaannya.
Pengaruh tersebut juga memunculkan berbagai dialek dalam bahasa Arab.
Dialek ialah variasi bahasa yang berbeda menurut penggunaan bahasa
itu sendiri. Kemunculan dialek disebabkan beberapa faktor, di antaranya:
faktor geografis; faktor peperangan/penjajahan; dan faktor sosial seperti
perdagangan. Seperti halnya di negara-negara lain yang memiliki dialek yang
berbeda berdasarkan masing-maing daerah, Timur Tengah juga memiliki
dialek yang beragam berdasarkan letak geografisnya.
Perbedaan letak geografis mempengaruhi kemunculan dialek/lahjah
karena masing-masing daerah berbeda dalam pelafalan suatu kata. Hal ini
berkaitan dengan banyaknya suku di kawasan Timur Tengah yang
menggunakan bahasa Arab dengan dialek yang beragam. Keberagaman dialek
tersebut memicu perhatian para peneliti bahasa untuk mengkaji lebih jauh
mengenai fenomena variasi bahasa di Timur Tengah, khususnya Arab Saudi.
Pengkajian tersebut meliputi perbedaan dan persamaan antara dialek satu dan
lainnya, karakteristik dan sebab-sebab munculnya dialek-dialek tersebut. Hal
ini pula yang melatarbelakangi penyusunan makalah ini.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penyusunan makalah ini bertujuan
menjelaskan suku-suku yang masyhur di Arab beserta dialek/lahjah mereka;
menjelaskan unsur-unsur dialek Arab; serta memaparkan dialek Arab modern.
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam dialek?
2. Siapakah suku terpopuler di Arab dan dialeknya?
3. Apa saja unsur-unsur dialek Arab?
4. Bagaimana dialek Arab modern?

C. Tujuan
1. Mengetahui macam-macam dialek
2. Memaparkan suku terpopuler di Arab beserta dialeknya.
3. Menjelaskan unsur-unsur dialek Arab.
4. Menjelaskan dialek Arab modern.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Macam-Macam Dialek
1. Dialek regional
Dialek regional merupakan persamaan bahasa yang disebabkan oleh letak
geografi. Letak geografi pada bahasa yang satu saling berdekatan dengan
letak geografi pada bahasa lain. Kedekatan geografi atau wilayah
memungkinkan adanya komunikasi antaranggota masyarakat kedua
wilayah tersebut.1
2. Dialek sosial
Dialek sosial merupakan dialek yang digunakan anggota masyarakat yang
memiliki persamaan sosial. Persamaan sosial maksudnya bahwa
masyarakat pengguna dialek tersebut memiliki kedekatan sosial, misalnya
penutur dialek termasuk dalam satu golongan masyarakat yang sama.
Kedekatan sosial tersebut dapat dikatakan sebagai faktor sosial yang
menyebabkan masyarakat memiliki dialek sosial yang sama. Faktor sosial
tersebut mencakup status sosial, tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin,
pekerjaan, dan lain sebagainya. Dengan kata lain dialek sosial atau
sosiolek merupakan variasi bahasa yang disebabkan oleh perbedaan sosial
ekonomi penutur.2

B. Suku-suku Arab yang Terpopuler Beserta Dialeknya


Dalam beberapa buku seputar dialek Arab, suku-suku yang disebutkan
ialah suku-suku yang dikenal dalam wilayah sejarah dan kesastraan. Beberapa
suku disebutkan atau dikenal dengan karakteristik khususnya, dan sebagian
lain dikaitkan atau dikenal dengan berbagai karakteristik. Di antara suku-suku
yang terkenal tersebut ialah suku Tamim, suku Huzail, dan suku Tha’a.
Mereka dikenal dengan kefasihannya dalam berbahasa, dan kepandaian
1
Uti Darmawati, Dialek dan Idiolek (Klaten: PT Intan Pariwara, 2009), hlm.3
2
Ibid., hal. 27
5
berkata-kata. Anehnya, ketiga suku ini merupakan suku yang sedikit menjadi
bagian daripada penyair jahili.
Namun, apabila kita telusuri, mereka memiliki keterikatan dengan para
penyair tingkat pertama. Bani Tamim dinisbahkan kepada Aus bin Hajar,
Aswad bin Ja’far, Baraq bin Ruhan, Salamah bin Jundul, Alqomah bin
Abidah, dan Amru bin Ahtam. Bani Huzail dinisbahkan kepada penyair-
penyair jahili, yaitu Muntahal bin ‘Uwaimir, Amir bin Halis, Khuwailid bin
Khalid, dan Abu Dzu’bi Al-Hadzl. Bani Tha’a dinisbahkan kepada Hatim At-
Tha’I, Iyas bin Qabishah, dan Abu Zaid At-Tha’i.3
Sejarah sastra telah menceritakan tentang bangsa Arab sebelum Islam
dan ketika masa shadrul Islam, mengenai dialek mereka yang memiliki
kekhususan, seperti contohnya dialek ‘an’anah, kasykasyah,’aj’ajah, dan lain
sebagainya. Dialek-dialek tersebut ialah dialek yang digunakan oleh orang
Arab sebelum Islam dan sesudah Islam. Bahasa sastra dan/atau dialek-dialek
tersebut mengadopsi kebanyakan dari karakteristik dialek Quraisy yang
berkualitas dan mencampur dengan dialek lainnya.
Oleh karena itu, kombinasi bahasa tersebut merupakan campuran dari
beberapa kualitas dialek dari beberapa suku, juga merupakan kombinasi dari
kaidah-kaidah tertentu, sebagaimana yang kita lihat dalam gaya bahasa Al-
Qur'an, sama seperti yang terlihat dalam relik sastra lain dari puisi dan prosa.
Sama seperti bacaan yang memudahkan orang Arab pada umumnya untuk
membaca Al-Qur'an sesuai lisan mereka dan sesuai dengan dialek mereka.
Merupakan tabiat mereka juga untuk mengucapkan atau mendendangkan
karya sastra sesuai dengan lisan/pengucapan mereka.
Jika kita perhatikan suku-suku dengan lahjat/dialek yang beragam
tersebut dalam karya sastra berupa lagu-lagu mereka, kita dengan mudah
menyadari bahwa ada beberapa perbedaan dalam pengucapan. Seperti contoh,
Seorang pria dari sebuah suku yang mendendangkan syair Umru’ul Qois4:
ْ
‫البهِْر‬
َ ‫ب‬ ِ ‫صَّرُعُه ِبْالَكِثْي‬
َ ‫ف َي‬
ِ ْ‫النِزي‬
َّ ‫شِي‬ ِ ْ‫َوِإ ذ هَِي َتم‬
ْ ‫شي كََم‬

3
Ibrahim Anis, Fii Lahjat Al-Arabiyyah, 1992, hal. 153
4
Ibid., hal. 154
6
Maka kita akan mendengarnya melafalkan:

‫ب البَْهِر‬
ِ ‫الكِثْي‬
َ ‫ظَّرُعُه ِب‬
َ َ‫جِي النَِّزيف ي‬
ْ َ‫شي َكم‬
ِ ‫َوِإْذ ِهَي َتْم‬

Huruf ‫ ش‬dalam kata ‫ مشي‬dirubah menjadi huruf ‫ج‬

C. Unsur Dialek Arab dan Kabilah-Kabilahnya.


Secara umum, bisa diketahui bahwa selain masing-masing dialek
memiliki kesamaan yang menyatukan masing-masing dialek dalam satu sifat
umum, dialek-dialek ini juga memiliki kekhasan tersendiri atau dengan kata
lain tiap-tiap dialek memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dengan dialek
lainnya. Perbedaan antara dialek-dialek ini terdapat dalam berbagai macam
aspek yaitu suara, makna, kata, dan kaidah.

1. Segi Fonologi

Perbedaan dari segi suara fonologi terlihat adanya perbedaan-perbedaan


dialek di mana satu dialek mengujarkan sebuah kata berbeda dengan dialek
lainnya. Sebagai contoh adalah fenomena bacaan imālah, yaitu
mencondongkan bacaan harakat fathah ke kasrah seperti bacaan (, ‫ قَلَـــى‬, ‫َدَعـــا‬

‫س ــجَى الـــضحَى‬
َ ) walaupun ada dialek lain yang membacanya dengan tidak di-
imālah-kan5. Demikian juga dengan penggantian huruf hamzah menjadi ha'
‫َأ‬
dalam dialek Thai', seperti ‫ لِ نَّـك‬menjadi ‫ ِلهََّنـك‬. Penggantian mim menjadi ba'

dan ba' menjadi mim dalam bahasa Mazin, seperti ‫ َما اسُْمك‬menjadi ‫ ِباسِْمك‬atau

‫ر‬- ‫ بَ ْك‬menjadi ‫ر‬- ْ‫ َمك‬proses ini disebut dengan ibdal ‘penggantian’. Dalam dialek
mesir pun terlihat perbedaan pengucapan yang merubah suara qaf menjadi alif.
Seperti ‫ يَُقْول‬menjadi ‫ َيُأْول‬.6

2. Segi morfologi

5
Muhammad Daud, Al-'Arabiah wa 'Ilm alLughah al-Hadits (Kairo: Dārun Garīb, 2001), hlm.34
6
Ali Abd al-Wāhid,Wafi. Fiqh al-Lughah.(Kairo: Dār alNahdhah Mishr,1945), hlm.124-125
7
Dari segi perbedaan kata morfologi dan pemaknaan juga terlihat
perbedeaan diantara dialek satu dengan dialek lainnya termasuk sinomim
maupun antonym. Sebagai contoh kata ‫ املدينة‬bagi orang yaman bermakna sama

dengan kata ‫كين‬-- - - ‫ الس‬bagi suku Daus. Proses ini disebut dengan Taruduf

‘sinonim’. Hal ini terlihat dalam satu riwayat bahwa Abu Hurairah tidak
mengeerti dengan kata ‫كين‬-- ‫ الس‬yang diucapkan Rasulullah, padahal bermakna

sama dengan ‫ املدينة‬hanya saja kata yang diucapkan berbeda. Kata ‫ الغبـيط‬yang

bermakna kendaraan atau tumpangan bagi perempuan dalam dialek Thai'. Kata

‫ ذو‬yang bermakna ‫ الـذى‬dalam dialek Thai'. Kata ‫ متـى‬yang bermakna huruf jarr

‫ مـن‬dalam dialek Huzail. Kata ‫‘ وثب‬melompat’ bermakna ‫‘ جلس‬duduk’ dalam


dialek Himyar, sedangkan kata melompat dalam dialek mereka adalah ‫الفراش‬.

3. Segi kaidah

Adapun fenomena perbedaan dialek dari aspek kaidah, yaitu dari segi
pembentukan kata dan wazan-wazan-nya, terlihat dalam contoh contoh berikut
ini.

1. Mendhommah-kan ha' pada kata ‫ ايهـا‬apabila tidak diikuti isim isyarah

dalam dialek Bani Asad,


seperti ‫ايه ُ الناس‬

2. Dikasrahkannya huruf-huruf awal fi'il mudhari' dalam dialek Bahra',


seperti ‫ ِيضرب‬.

3. Dima'rifat-kannya isim dan sifat dengan ‫ ام‬sebagai ganti dari ‫ ال‬dalam

dialek himyar semisal ‫ليس من امير امصيام في امسفر‬

4. Perbedaan bentuk jamak seperti jamak ‫ير‬-- - ‫‘ األس‬tawanan’ bagi sebagian

mereka adalah ‫ اسرى‬dan sebagian yang lain adalah ‫أسارى‬

8
5. Waqaf kepada ha’ ta’nist dengan ta’ pada dialek Himyar seperti ‫ده امة‬-- ‫ه‬

menjadi ‫هده امت‬.7

Adapun beberapa unsur yang menjadi penyebab utama perbedaan-


perbedaan antar dialek dalam suatu bahasa tertentu termasuk di dalamnya
perbedaan dialek Arab, adalah

1. Perbedaan lingkungan geografis. Keadaan geografis suatu daerah atau


lingkungan akan berpengaruh kepada penduduknya secara jasmani,
perilaku, dan psikologi. Hal ini pun berpengaruh kepada indera
pengucapan dan cara berbicara.
2. Keberagaman kondisi sosial. Setiap kelompok masyarakat mempunyai
hukum, undang-undang, adat, dan etika tersendiri. Hal ini berpengaruh
terhadap cara mereka dalam membina komunikasi antar anggota kelompok
atau antar anggota masyarakat tersebut. Kemudian dalam suatu kelompok
masyarakat akan ditemui tingkatan masyarakat mulai dari eristokrat dan
pejabat, pekerja pabrik, pertanian, dan perdagangan yang menyebabkan
perbedaan dalam penggunaan bahasa dan melahirkan lahjah-lahjah
tertentu.
3. Insting komunikasi manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang
membutuhkan pertolongan orang lain, maka mereka saling bertukar
manfaat dan saling membutuhkan satu sama lainnya. Untuk mencapai hal
tersebut mereka membutuhkan gaya tersendiri dalam menyampaikan
maksud mereka. Sehingga bagi para pendatang mereka dituntut untuk
menguasai bahasa dan dialek bahasa penduduk asli untuk saling
berkomunikasi.
4. Faktor budaya. Budaya suatu bangsa atau masyarakat akan sangat
mempengaruhi dialek yang dimiliki oleh masyarakat tersebut.
5. Sejarah. Faktor sejarah yang melatarbelakangi kehidupan suatu
masyarakat akan ikut mempengaruhi penggunaan dialek yang mereka
miliki. Hal ini karena sejarah dalam perjalanannya secara kurun waktu
7
Ali Abd al-Wāhid,Wafi. Fiqh al-Lughah.(Kairo: Dār alNahdhah Mishr,1945), hlm.126-127
9
tertentu telah membentuk kebiasaan suatu masyarakat termasuk dalam hal
lahjah.
6. Politik, ekonomi, dan kekuasaan. Hal ini berarti kaum manapun yang saat
itu berkuasa maka lahjah merekalah yang akan dijadikan patokan.

D. Dialek Arab Modern


Negara-negara Arab mengalami proses transformasi bahasa seiring
perkembangan zaman dan memunculkan beragam dialek dengan
karakteristiknya masing-masing. Antara dialek satu dan lainnya memiliki
perbedaan baik dari segi fonologi, morfologi, maupun sintaksis. Salah satu di
antaranya adalah dialek Mesir. Berikut ini adalah contoh dialek Mesir beserta
karakteristiknya:
1. Dialek Mesir
Dialek Mesir misalnya dengan bahasa fusha baik dari aspek
fonologis, morfologis, maupun sintaksis. Sebagai contoh, dalam aspek
fonologis, huruf qaf (‫ )ق‬dalam dialek Mesir diungkapkan menjadi hamzah,

misalnya kata ‫َوة‬- - - ْ‫َقه‬. Dalam bahasa fusha, huruf qâf diungkapkan /g/

sehingga menjadi (gahwa). Sedangkan dalam dialek Mesir, kata itu


diungkapkan menjadi (ahwa = kopi), ‫طة‬
َ ‫ُْبْو‬- - ‫َوة َمض‬- - ْ‫( َقه‬ahwa mazhbûtha =
kopi dengan gula sedang), ‫ادة‬
َ - َ‫َوة ِزي‬- ْ‫( قَه‬ahwa zayâda=kopi dengan banyak
gula)8.
Karakteristik dialek Mesir selanjutnya akan dipaparkan lebih lanjut
sebagai berikut9:
a. Sebagian besar dialek Mesir kehilangan beberapa suara Arab kuno,
seperti : tsa’, dzal, dho’, qof, dan menggantinya dengan suara : ta’, dal,
dhod, hamzah, atau jim. Hal ini terjadi pada sebagian besar kata dan
menyebabkan perubahan yang bersifat umum. Pergantian itu
disebabkan karena adanya perpindahan beberapa suara lembut
8
Mufrodi, Jurnal Fonologi dan Morfologi Bahasa Arab ‘Amiyah Mesir hal. 193.
9
Ibrahim Anis, Fi Al-Lahajat Al-Arabiyah (Kairo: Maktabah Angelo Mesir, 1992) Hlm: 227- 234
.
10
(rikhwah), yang kurang umum dalam bahasa fasih, ke suara yang
memiliki padanan dalam suara yang jelas (syiddah). Contoh :

‫ألتَع‬ ‫ألثَغ‬

b. Kadang-kadang mencondongkan suara-suara (ithbaq) ke suara (istifal)


di dalam kalam Mesir. Jika diperhatikan, orang-orang Mesir
mengucapkan shod itu dengan sin, tho’ itu dengan ta’, dhod itu dengan
dal, dho’ itu dengan zhay tebal. Contoh :

‫سَكع فُلًَانا قَلًَما‬


َ ‫صَقع‬
َ

‫َغْدَر َعلَى البَْيعَة‬ ‫ضَر َعْنُه‬


ْ ‫َغ‬

Kedua hal tersebut terjadi karena perkembangan modern setelah


penyebaran bahasa Arab di lingkungan terpencil yang berbeda; atau
pada masa islam yang pertama.

c. Mencondongkan suara ke hamz, ini merupakan hal yang murni di


lingkungan Mesir sejak zaman dahulu. Contoh :

‫حت‬
َ َ‫ش‬ ‫حد‬
َ َ‫ش‬ ‫حذ‬
َ ‫ش‬
َ

d. Dialek Mesir juga terbentuk dari kesalahan berbicara pada waktu kecil,
kemudian berkembang dan menjadi bagian dari dialek mereka,
kemudian pada waktu dewasa mereka mewariskannya kepada anak
keturunan mereka.

a) Huruf ba’ diganti mim, atau sebaliknya

‫خَتر‬
ْ َ‫اتْم‬ ‫خَتر‬
ْ َ‫اتب‬

‫بََتاع‬ ‫َمَتاع‬

b) Merubah urutan huruf dalam suatu kata

11
‫حْملَق‬
ُ ‫حلَق‬
ْ ‫ُم‬

‫صَع‬
َ ‫َف‬ َ َ‫َفع‬
‫ص‬

c) Mencondongkan ucapan mereka ke bentuk pengulangan, sehingga


membentuk kata baru.

‫جَر‬
َ ‫جَر‬
َ ‫ج ّر‬
َ

d) Terpengaruh dari dialek bahasa Eropa

َ‫جاب‬
َ ‫اء ِبَكَذا‬
َ ‫ج‬َ

‫ِعْقَبال‬ ‫ُعْقَبى لَُكم‬

e) Kesulitan dengan huruf ro’, kemudian menggantinya ke huruf lam.

‫خَدَل‬
َ َ ‫خَدر‬
َ

َ ‫لََه‬
‫ط‬ ‫ط‬
َ َ‫َره‬

f) Kesalahan dalam menyamakan kata.

‫َمْرشُْوم‬ ‫شم‬
َ ‫َمْر‬

‫َغْرَقان‬ ‫َغْرق‬

g) Membuat dialek yang diambil dari bahasa fushah

ّ ‫ح‬
‫ق‬ َ ‫حَّقة‬
َ

‫ِزنَاد‬ ‫ِزنْد‬

h) Terjadinya disimilasi atau perubahan sebuah fonem yang berdekatan satu


sama lain menjadi fonem yang berbeda.

12
ّ
‫تفحس‬ ‫َتفنحص‬

‫َك ّبل‬ ‫َكْعَبل‬

e. Banyak menyerap dari bahasa asing.10


a) Persia

Penjahit

Persia : ‫درزي‬

Mesir : ‫ترزي‬

b) Italia

Udang

Italia : Gamberi

Mesir : ‫جمبرس‬

c) Turki

Kamar

Turki : Oda

Mesir : ‫أوضة‬

d) Prancis

Marka jalan

Prancis : Direction

Mesir : ‫ديركسيون‬

10
Jurnal, Afridesy Puji Pancarani dkk. Bahasa Amiyah Mesir (Sejarah, Kaidah, dan Perbedaannya
dengan Bahasa Arab Klasik. Vol. 3, No. 3, hlm: 206
13
e) Inggris

Polisi

Inggris : Police

Mesir : ‫بوليس‬

f. Terdapat penambahan huruf (‫ )ح‬pada awal kata kerja yang memiliki

makna akan berlangsung. Huruf (‫ )ح‬ini menggantikan posisi huruf (‫ )س‬dan

(‫وف‬-- - ‫ )س‬pada bahasa Arab formal yang mengandung arti ‘akan’ (akan

berlangsung).11

Contoh :

)Di sana kita akan membeli semuanya( ‫هناك حنشتري كل حاجة‬

g. Verba lampau ataupun verba yang sedang berlangsung jika diawali dengan
kata negatif (‫ )ما‬maka verba tersebut harus diakhiri dengan huruf (‫)ش‬.

Contoh :

)Ia tidak datang hari ini( ‫حضرش اليوم م‬

h. Huruf (‫ )ق‬diucapkan dengan (‫ )ء‬atau (g). Huruf (‫ )ق‬seperti yang

seharusnya dilafalkan pada bahasa Arab klasik, sangat jarang terdengar di


kalangan orang-orang Mesir. Mereka lebih familiar dan terbiasa
melafalkannya dengan huruf ‘hamzah’ atau ‘g’. Walaupun secara
penulisan huruf-huruf tersebut tetap ditulis dengan huruf (‫)ق‬. Namun ada

beberapa kata yang tidak berubah seperti kata Al-Qur’an ( ‫رآن‬--‫)الق‬, qiraah (

‫)قراءة‬, dan Al-Qahirah (‫)القاهرة‬.

11
Ibid, hlm: 207
14
i. Mengganti huruf jim (‫ )ج‬dengan bunyi konsonan ‘g’. Perubahan ini juga

tidak lepas dari bahasa Ibrani yang juga pernah menjadi bahasa Mesir
pasca tentara Yunani mengakhiri dinasti Fir’aun. Contohnya dalam bahasa
Ibrani kata (‫ )جمل‬dibunyikan gamla. Di dalam bahasa Suryani juga

demikian, mereka mengucapkan kata (‫ )جمل‬dengan bunyi gammalu.

Meskipun demikian, orang Mesir tidak pernah mengganti huruf (‫)ج‬

dengan bunyi ‘g’ dalam membaca Al-Qur’an.12

12
Tesis, Uun Nasikhun. Konsep Linguistik Arab ‘Amiyah (Studi Komparatif Kaidah Abdul At-
Tawab dan Maurice B.Salib. UIN Sunan Kalijaga, 2017.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Arab terdiri dari beberapa suku yang terkenal dan memiliki dialek
masing-masing. Di antara suku-suku yang terkenal tersebut ialah suku Tamim,
suku Huzail, dan suku Tha’a. Mereka dikenal dengan kefasihannya dalam
berbahasa, dan kepandaian berkata-kata.
Adapun beberapa unsur yang menjadi penyebab utama perbedaan-
perbedaan antar dialek dalam suatu bahasa tertentu termasuk di dalamnya
perbedaan dialek Arab, adalah perbedaan lingkungan geografis, keberagaman
kondisi sosial, insting komunikasi manusia, faktor budaya, sejarah, politik,
ekonomi, dan kekuasaan.
Dialek Arab modern itu banyak, salah satunya yang disebutkan dalam
makalah ini adalah dialek Mesir. Dialek Mesir memiliki beberapa
karakteristik, seperti adanya perpindahan beberapa suara lembut (rikhwah) ke
suara yang memiliki padanan dalam suara yang jelas (syiddah),
mencondongkan suara-suara (ithbaq) ke suara (istifal), mencondongkan suara
ke hamz, huruf (‫ )ق‬diucapkan dengan (‫ )ء‬atau (g), kecuali pada kata seperti
Al-Qur’an (‫)القرآن‬, qiraah (‫)قراءة‬, dan Al-Qahirah (‫)القاهرة‬, mengganti huruf jim
(‫ )ج‬dengan bunyi konsonan ‘g’, dan masih banyak lagi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anis, Ibrahim. 1992. Fi Al-Lahajat Al-Arabiyah. Kairo: Maktabah Angelo Mesir.

Darmawati, Uti. 2009. Dialek dan Idiolek. Klaten: PT Intan Pariwara.

Daud, Muhammad Muhammad. 2001. Al-'Arabiah wa 'Ilm al Lughah al-Hadits.


Kairo: Dārun Garīb.

Mufrodi. 2015. Fonologi dan Morfologi Bahasa Arab ‘Amiyah Mesir. Jurnal
Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban. Jakarta: UIN Syarif
HIdayatullah

Pancarani , Afridesy Puji dkk. 2016. Bahasa Amiyah Mesir (Sejarah, Kaidah, dan
Perbedaannya dengan Bahasa Arab Klasik. Jurnal, Vol. 3, No. 3.

Uun Nasikhun. 2017. Konsep Linguistik Arab ‘Amiyah (Studi Komparatif Kaidah
Abdul At-Tawab dan Maurice B.Salib. Tesis, UIN Sunan Kalijaga.
Wāfī, 'Āli Abd al-Wāhid. 1945. Fiqh al-Lughah. Kairo: Dār alNahdhah Mishr.

17

Anda mungkin juga menyukai