Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

STILISTIKA
NOVEL AL-RIWAYAH

DOSEN PENGAMPUH: ABD. WAHID, M.HUM

OLEH:

ISMU AULIAWATI MANSUR (18.1500.007)


JUSMIA (18.1500.008)
RASMI (18.1500.009)

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)
PAREPARE
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan

sehingga kami dapat membuat makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa

pertolongan-Nya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini

dengan baik. Shalawat dan alam semoga terlimpahkan kepada baginda teercinta

kita yaitu Nabi Muhammad Saw yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat

nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berbentuk sehat fisik maupun akal pikiran, membuat kami bisa
menyelesaikan tugas dari mata kuliah Linguistik.
Kami mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak terkhusus kepada
dosen pembimbing mata kuliah Stilistika yang telah membimbing kami dalam
penyusunan makalah ini, Kami tentu saja membuat makalah ini jauh dari kata
sempurna dan masih banyak lagi kesalahan dan kekurangan di dalamnya oleh
karenanya kami sangat mengharapkan krtik dan saran bagi pembaca yang sifatnya
membangun, demikian semoga dapat bermanfaat.

Oktober, 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR .......................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................... 4
PENDAHULUAN................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 4
BAB II ................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ................................................................................... 5
2.2 Definisi Novel ............................................................................. 5
2.3 Bahasa Novel .............................................................................. 6
2.4 Stilistika Novel ............................................................................ 6
2.5 Kajian Stilistika .......................................................................... 7
BAB III................................................................................................ 15
PENUTUP ........................................................................................... 15
3.1 KESIMPULAN ......................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karya sastra hadir sebagai hasil perenungan pengarang terhadap berbagai

fenomena kehidupan masyarakat sehingga hasil karya itu tidak hanya

dianggap sekedar cerita khayal pengarang semata, melainkan perwujudan dari

kreativitas pengarang dalam menggali gagasannya. Sala satu bentuk karya

sastra adalah novel. Sebuah novel diwuudkan atau dimanifestasikan dengan

bahasa. Bahasa adalah sarana atau media atau menyampaikan gagasan dan

pikiran pengarang yang akan dituangkan dalam sebuah karya sastra

mengandung unsur keindahan. Salah satu menikmati karya sastra adalah

melalui pengkajian stilistika. Stilistika adalah ilmu yang mempelajari gaya

bahasa suatu karya sastra. Semakin pandai pemanfaatan stilistika, karya sastra

yang di hasilkan akan semakin menarik.

1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Apa yang di maksud stilistika?

1.2.2 Apa yang dimaksud novel?

1.2.3 Apa saja komponen stilistika Novel?

1.2.4 Apa saja kajian ilmu stilistika?


BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Stilistika

Stilistika merupakan cabang ilmu linguistik yang memfokuskan diri pada

analisis gaya bahasa. Stilistika sendiri diambil dari kata dalam bahasa inggris

yakni style atau gaya dalam bahasa Indonesia. Kajian mengenai gaya bahasa dapat

mencakup gaya bahasa lisan, tetapi stilistika cenderung melakukan kajian bahana

tulis termasuk karya sastra. Stilistika mencoba memahami mengapa si penulis

cenderung menggunakan kata-kata atau ungkapan tertentu. Misalnya, gaya bahasa

calon presiden lainnya atau gaya bahasa seorang penyair dapat dijabarkan

berdasarkan pilihan kata dan ungkapan yang di gunakannya. Secara umum

lingkup stilistika meliputi diksi atau pemilihan kata (pilihan leksikikal), struktur

kalimat, majas, citraan, pola, rima, dan matra.

2.2 Definisi Novel

Novel meupakan karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian

cerita kehidupan seseorang dengan orang yang berada disekelilingnya dan

menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel terdiri dari bab subbab tertentu

sesuai dengan kisah ceritanya. Pengertian novel dalam The American College

Dictionary yang dikutip oleh Tarigan dijelaskan bahwa “novel adalah suatu cerita

yang fiktif dalam panjang yang tertentu, melukiskan para tokoh, gerak serta

adegan kehidupan nyata yang representative dalam suatu alur atau suatu keadaan

yang agak kacau atau usut”, di dalam sebuah novel menawarkan sebuah dunia

yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinor yang di bangun

melalui unsuir intrinsic seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, dan sudut pandang

yang tentu saja semuanya bersifat imajiner”.


2.3 Bahasa Novel

Wujud cipta sastra yang pertama-tama terlihat dari sisi bahannya adalah

bahasa, . bahasa adalah alat utama pengarang untuk menciptakan karya seni yang

imajinatif dengan unsure-unsur estetikanya yang dipandang dominan uang

kemudian disebut dengan nama sastra . bahasa merupakan sarana pengarang

leluasa dalam mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasannya. Penelitian

stilistika menggunakan bahasa yang memungkinkan kita untuk mengetahui

bagaimana kiat pengarang memanfaatkan kemungkinan yang tersedia dalam

bahasasebagai sarana pengungkapan makna dan efek estetikdari bahasa.

2.4 Stilistika Novel

Setiap pengarang dalam membuat karya akan memperlihatkan penggunaan

bahasa dengan cirri-ciri dan pola-pola tersendiri yang membedakan dengan

pengarang lainnya. Penggunaan bahasa yang khas dalam karyanya tentu akan

memperhatikan cirri-citri individualisme, originalitas, dan gaya masing-masing

pengarang.

Salah satu kekhasa penggunaan bahasa antara lain adalah Masdhar Zainal

dalam novelnya Sawitri dan Tujuh Pohon Kelahiran dalam novel ini menyajikan

tentang nilai-nilai kehidupa, dengan gaya bahasa yang digunakan membuat

pembaca semakin tertatrik dengan kata demi kata yang disajikan. Tema yang dia

angkat sangat menarik yaitu tentang seorang pemuda yang hidupnya di temani

dengan pohon, yang selalu menyertakan pohon disetiap apa yang iya lakukan,

bahkan untuk mengenang kelahiran anaknya ia menanam pohon setiap kelahiran

anaknya sebagai tanda rasa syukurnya atas lahirnya anak tersebut, dan juga cerita

si pohon ini terhadap posisinya sebagai figure yang teerlibat dalam novel ini.
Setiap pengarang mempunyai konsep berbeda-beda dalam melahirkan suatu

cipta sastra. Hal ini disebabkan adanya berbagai keanekaragaman dan Style tiap

penulis. Keanekargaman dan style Masdhar Zainal dalam Novel Sawitri ini sangat

perlu untuk di teliti. Novel tersebut sarat dengan konflik,ditulis dengan gaya realis

berani, tak biasa dan tak terduga, namun amat memikat.berikut adalah kutipan

dari novelnya:

“Dari udara yang melayang-layang di pucuk daun,aku mendengar kabar

bahwa penduduk di bumi ini kian detik kian merebak, dan mereka semua butuh

tempat tinggal yang memilki lantai dan atap.”

Daya tarik yang menonjol dari karya Masdhar Zainal juga terletak pada

kemungkinan yang amat luas eksplorasinya terhadap karakter dan peristiwa

sehingga pragrafnya selalu mengandung kekayaan.

Masdhar Zainal juga mendeskripsikan ceritanya dengan bahasa yang

memikat. Mulai dari penempatan si Pohon bercerita tentang dirinya dan tuannya,

selanjutnya di ceritakan dua orang yang menanti suara riuh menghiasi rumahnya,

kemudian kebahagiaan yang tergambar, setelah itu konflik dari masing-masing

pemilik pohon digambarkan dengan penuh makna yang tersirat,

2.5 Kajian Stilistika


2.5.1 Diksi

Stilistika pada pilihan kata atau diksi dalam novel Kuingin Jadi Sajadahmu

ini sebagai berikut:


2.5.1.1 Kata Konotatif yang Paling Dominan

Kata konotatif ini menunjuk pada makna bukan sebenarnya atau kias. Makna

konotatif ini mempunyai peran aktif dalam menciptakan sebuah karya sastra

dengan nilai estetika yang tinggi.

Selesai berdzikir, dengan mata berkaca-kaca, aku berdoa. (Fathoni : 11)

Analisis Data :

Data di atas merupakan beberapa cuplikan dalam novel Kuingin Jadi

Sajadahmu, dari kata yang ditemukan banyak terdapat kata konotatif. Bentuk

kalimat “matanya berkaca-kaca” dikonotasikan sebagai orang yang hendak

menangis atau bahkan sudah mengalirkan air mata.

2.5.1.2 Kosa Kata Serapan

Dalam novel Kuingin Jadi Sajahmu ini juga ditemukan penggunaan bahasa

serapan yang berasal dari bahasa asing yaitu bahasa Arab. Kata-kata serapan yang

berasal dari bahasa asing ini bertujuan untuk memperkaya khasanah kosakata

bahasa Indonesia.
Data :

“Kalau begitu saya pulang dulu, Bu RT. Assalamualaikum.” ucapku. (Fathoni :

63

Analisis Data :

Data tersebut menunjukkan bahwa pengarang banyak menggunakan kata

serapan yang berasal dari bahasa Arab. Pengarang berusaha menyajikan kosakata

serapan dari bahasa Arab yang mempunyai relevansi terhadap novel yang

bernuansa Islami.
2.5.2 Bahasa Figuratif

Bahasa figuratif adalah bahasa bermakna kias atau makna lambang. Bahasa

figuratif dipandang lebih efektif untuk menyatakan apa yang dimaksudkan

pengarang. Bahasa figuratif mampu menghidupkan suasana, mengandung nilai

estetika yang mendorong timbulnya kesan yang menyenangkan terhadap

pembaca. Bahasa figuratif meliputi: permajasan, tuturan idiomatik dan peribahasa.

Majas yang ditemukan dalam novel Kuingin Jadi Sajadahmu yaitu:

2.5.2.1 Majas Perbandingan

Data :

Hati yang semula semangat penuh dengan kobaran api, sekarang redup bakgua

tak tersentuh manusia. (Fathoni : 39-40)

Data tersebut menunjukkan majas perbandingan. Majas perbandingan ditandai

dengan penggunaan kata pembanding: seperti, bagai, bagaikan, bak, laksana dan

lain-lain. Data “bak gua tak tersentuh” diibaratkan sebagai suatu perasaan yang

sangat sepi.

2.5.2.2 Majas Personifikasi

Majas personifikasi adalah gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-

benda mati atau tidak bernyawa seolah-olah memilki sifat-sifat kemanusiaan.

Data :

Embun yang jatuh ke tanah karena terkena angin subuh membawa suara-suara

surga. (Fathoni:9)

Analisis Data :
Data tersebut menunjukkan majas personifikasi bahwa benda mati seolah-olah

dianggap hidup. Padahal perbuatan itu hanya bisa dilakukan oleh manusia sebagai

benda hidup dan tidak bisa dilakukan oleh benda mati.

2.5.2.3 Majas Hiperbola.

Majas hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang

berlebihan, dengan membesar-besarkan sesuatu hal.

Data:

Sinar matahari semakin menyengat dikulitku.(Fathoni:30)

Analisis Data :

Data tersebut menunjukkan majas hiperbola. Suatu bentuk pernyataan yang

melebih-lebihkan bahwasanya tidak mungkin matahari dapat menyengat kulit

manusia, karena menyengat biasanya dilakukan oleh seekor lebah. Majas

hiperbola tersebut berfungsi menggambarkan keadaan cuaca panas.

2.5.2.4 Majas Anadiplosis.

Majas anadiplosis adalah majas yang berwujud perulangan kata atau frasa

terakhir dari suatu klausa/kalimat menjadi kata atau frasa pertama dari

klausa/kalimat berikutnya.

Data:

Kini hari berubah menjadi minggu, minggu menjadi bulan.(Fathoni:149)

Analisis Data :

Data tersebut menunjukkan majas anadiplosis yaitu perulangan frasa atau kata

menit, frasa selanjutnya yaitu jam. perulangan tersebut terletak pada kata atau
frasa terakh Majas metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua

hal yang secara langsung atau kiasan langsung.

Data:

Bau khas pasar menusuk hidungku. (Fathoni:25)

Analisi Data :

Data tersebut menunjukkan majas metafora. “menusuk hidungku” melukiskan

aroma tak sedap langsung mengganggu indra penciuman.

ir menjadi kata atau frasa dari klausa atau kalimat berikutnya.

2.5.2.4 Majas Metafora

2.5.3 Idiomatik

Idiomatis adalah kata-kata yang mengandung makna idiom. idiom

merupakan pola-pola struktural yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa.

Biasanya idiom berbentuk sebuah frasa dan maknanya tidak diterangkan secara

logis. Kata idiomatik dalam novel Ku Ingin Jadi Sajadahmu ini adalah sebagai

berikut:
Data:

“Kenapa kamu terjerumus dalam dunia hitam seperti ini?”(Fathoni:191)

Analisis Data :

Ungkapan idiomatik tersebut terlihat pada frasa “dunia hitam”. Secara

harafiyah kata dunia merupakan kata benda, dan kata hitam merupakan kata sifat.

Ungkapan idiom ini menggambarkan keadaan seseorang yang terjerumus ke

dalam kemaksiatan.
2.5.4 Pribahasa

Pribahasa adalah satu satu bentuk idiom berupa kalimat yang susunannya tetap

dan menunjukkan perlambang kehidupan.

Data:

“Awas nanti kalau sampe ketemu! Serigala berbulu domba. Kurang ajar!”

umpat farid. (Fathoni:148)

“Bangkai yang disimpan suatu saat pasti ketahuan baunya” (Fathoni:185)

Analisis Data :

Peribahasa tersebut mempunyai makna yang artinya suatu perbuatan buruk

meskipun ditutup dengan rapat, lama kelamaan juga akan tampak. “serigala

berbulu domba” memiliki arti seseorang yang luarnya terlihat baik, namun

sebenarnya ia jahat.

2.5.5 Citraan

Citraan merupakan gambaran ynag seolah-olah menjadi pengalaman yang

kongkret. Gambaran pikiran yang berdampak pada efek pikiran yang dihasilkan

oleh pangkapan panca indera. Citraan dalam novel Ku Ingin Jadi Sajadahmu ini

antara lain: citraan visual, citraan perasa, citraan audio, dan citraan moral +

religius.

2.5.5.1 Citraan Visual


Data :

Padiitu bergoyang mengikuti irama alam yang bernada. (Fathoni:21)

Analisis Data :

Data tersebut menunjukkan adanya citraan visual. Pengarang berusaha

mengajak pembaca dengan memberikan gambaran bahwa pembaca seolah-olah

diajak untuk melihat keadaan alam.


2.5.5.2 Citraan Perasaan

Data :

Cinta yang dulunya indah kini menjadi noda hitam dihatiku. istana cinta megah

kini menjadi hancur menjadi bubur. (Fathoni:145)

Analisis Data :

Data tersebut menunjukkan citraan perasa. Pengarang mengajak pembaca seolah-

olah ikut merasakan yaitu rasa kesakitan, kecewa, sedih.

2.5.5.3 Citraan Audio

Data :

Aliran sungai yag gemericik seperti membisikkan hati untuk selalu tenang.

(Fathoni:21)

Analisi Data :

Data tersebut menunjukkan citraan audio atau pendengaran. Pengarang

menyajikan citraan ini agar pembaca mendengar bunyi dering yang berasal dari

alam.

2.5.5.4 Citraan Moral dan Religius

Data :

Aku beranjak ke kamar tamu. Mengambil Al-quran di tas, kemudian melanjutkan

bacaan Surat Al-Furqaan yang tadi aku baca di pasar. Aku melanjutkan dengan

pelan. Ayat demi ayat, penuh penghayatan. Setengah jam aku membaca Al-quran,

tak terasa adzan dzuhur berkumandang. (Fathoni:32)

Analisis Data :
Data tersebut menunjukkan adanya citraan moral yang bernuansa religius.

Pengarang memberikan gambaran bahwa moral seorang gadis Fira Anggraheni

mempunyai kepribadian baik, sholehah, dan mandiri.


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Stilistika merupakan cabang ilmu linguistik yang memfokuskan diri pada

analisis gaya bahasa. Stilistika sendiri diambil dari kata dalam bahasa inggris

yakni style atau gaya dalam bahasa Indonesia. Kajian mengenai gaya bahasa dapat

mencakup gaya bahasa lisan, tetapi stilistika cenderung melakukan kajian bahana

tulis termasuk karya sastra. Stilistika mencoba memahami mengapa si penulis

cenderung menggunakan kata-kata atau ungkapan tertentu. Misalnya, gaya bahasa

calon presiden lainnya atau gaya bahasa seorang penyair dapat dijabarkan

berdasarkan pilihan kata dan ungkapan yang di gunakannya. Secara umum

lingkup stilistika meliputi diksi atau pemilihan kata (pilihan leksikikal), struktur

kalimat, majas, citraan, pola, rima, dan matra.

Novel meupakan karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian

cerita kehidupan seseorang dengan orang yang berada disekelilingnya dan

menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel terdiri dari bab subbab tertentu

sesuai dengan kisah ceritanya. Pengertian novel dalam The American College

Dictionary yang dikutip oleh Tarigan dijelaskan bahwa “novel adalah suatu cerita

yang fiktif dalam panjang yang tertentu, melukiskan para tokoh, gerak serta

adegan kehidupan nyata yang representative dalam suatu alur atau suatu keadaan

yang agak kacau atau usut”, di dalam sebuah novel menawarkan sebuah dunia

yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinor yang di bangun

melalui unsuir intrinsic seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, dan sudut pandang

yang tentu saja semuanya bersifat imajiner”.


DAFTAR PUSTAKA

http://mutilerablog.blogspot.comV
Zainal,Masdhar. 2018. Sawitri dan Tujuh Pohon Kelahiran,
Tangerang Selatan: PT Pustaka Alfabet.

Anda mungkin juga menyukai