Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

FI`IL TA`AJUB
Mata kuliah: B. Arab
Dosen Pengampu: bapa Siliwangi S.Ag M.H.I

Disusun Oleh:
1. Muhammad arsyad NPM: 21.11.1251
2. Muhammad azzuri NPM: 21.11.1252
3. Muhammad Ananda I. NPM: 21.11.1250

Lokal A
Jurusan ahwal asy syaksyiyyah
Fakultas Syariah
Institut agama islam Darussalam (IAI Darussalam)
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang bertemakan “FI`IL TA`AJUB” ,ini

yang insyaAllah tepat pada waktunya.

Shalawat serta Salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita sang figur umat

,pembawa rahmat,rahmatan lil’alamin Nabi besar Muhammad SAW dimana beliau telah

berjasa besar dalam menyebar luaskan agama yang penuh barokah ini hingga akhir zaman.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen

kita pada mata kuliah B. Arab, selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan

tentang ilmu-ilmu Alat bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Siliwangi , yang mana telah

memberikan kepada kami tugas untuk lebih memahami serta mendalami ilmu B Arab, sebagai

wawasan kami untuk lebih berkembang dan berwawasan luas.

Kami juga mengucapkan Terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi

pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini .

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.oleh

karena itu kritik dan saran sangat kami butuhkan dalam makalah ini.

Martapura,27 september 2021

Kelompok 7

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………….. II
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. III
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………. 4
A. Latar belakang………………………………………………………… 4

B. Rumusan masalah……………………………………………………… 5

C. Tujuan masalah……………………………………………………..…. 5

D. Manfaat penulisan…………………………………………………….. 5

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………... 6
A. Pengertian fi’il taa’jub………………………………………………… 6
B. Bentuk bentuk fi’il taa’jub…………………………………………….. 7

1. shighot ‫………………………………………ﻣﺎ ﺍﻓﻌﻞ‬............. 7

2. shighot ‫………………………………………………ﺍﻓﻌﻞ ﺑﻪ‬. ……... 7

BAB III PENUTUPAN………………………………………………………. 9


A. Kesimpulan……………………………………………………………. 9
B. Saran…………………………………………………………………… 9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Fi’il Ta’ajjub (‫)ﺍﻟﻔﻌﻞ ﺍﻟﺘﻌﺠﺐ‬

Bahasa arab merupakan Bahasa Al- Qur’an, Bahasa komunikasi dan informasi
ummat muslim, Bahasa arab juga merupakan kunci untuk mempelajari ilmu- ilmu lain,
dikatakan demikian karena buku- buku pada zaman dahulu menggunakan Bahasa arab, jadi jika
kita ingin mempelajari buku- buku tersebut kita harus bisa berbahasa arab. Ummat islam tidak
dapat menggali, memahami, dan mempelajari ilmu agama islam yang terdapat pada Al- Qur’an
dan Hadits tanpa memiliki kemampuan untuk menggali, memahami, dan menguasai Bahasa
arab dengan baik, dalam upaya mengembangkan Bahasa arab amat di perlukan untuk
pembahasan yang lebih lanjut untuk masalah Bahasa arab.

Tidak diragukan lagi memang sepantasnya Bahasa arab harus di cintai oleh setiap
ummat muslim, kitab Al- Quran yang di turunkan oleh Allah SWT. menggunakan bahasa arab
karena Bahasa arab adalah Bahasa terbaik yang pernah ada.

Ada penyair yang berkata:

‫اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﻟﻐﺔ اﻟﻘﺮآن ~ ﻛﻤﺎ ﻫﻲ ﻟﻐﺔ ﰲ اﳉﻨﺎن‬


Artinya: Bahasa arab adalah Bahasa Al- Qur’an sebagaimana bahasa yang ada di dalam surga

Dalam pembahasan Bahasa arab tentu ada pembagian bab- bab yang harus kita
ketahui dan salah satunya adalah “fi’il taa’jub” penyusun mencoba untuk menguraikan sedikit
apa saja yang terkandung di dalamnya.

4
B.Rumusan masalah

Dari penulisan latar belakang di atas maka dapat di rumuskan beberapa masalah:

1. Apa pengertian fi’il taa’jub?

2. Bagaimana kaidah- kaidahnya?

3. Apa saja syarat- syarat nya fi’il taa’jub?

C. Tujuan masalah

1. untuk mengetahui bagaimana fiil taajub

2. sebagai pengetahuan yang luas dalam ilmu nahwu

3. bagaimana cara untuk membuat fiil taajub yang baik dan benar

4. menumbuhkan etos di kalangan mahasiswa

D. Manfaaat penulisan

1. melatih untuk mengembangkan dalam penulisan kalimat Bahasa arab

2. melatih untuk mengembangkan kepenulisan

3. memperluas dalam pengetahuan ilmu nahwu

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian fiil taa’jub

Secara Bahasa at’aajjub adalah bentuk Masdar dari kata kerja fi’il

َ ‫ﺐ – ﺗ َ َﻌﺠﱡﺐٌ –ﺗ َ َﻌ ﱠﺠ‬
‫ﺐ‬ ُ ‫َﻳﺘ َ َﻌ ﱠﺠ‬ yang artinya adalah takjub, kagum, merasa waw dan sejenisnya
yang menggambarkan ketakjuban dan dalam ilmu nahwu di sebutkan:
‫ْﺊ َﻣﺎ‬
ٍ ‫ﺷﻴ‬ َ ‫ﺸ ِﺔ ﺃَﻭ ﺍﺳ ِﺘ ْﻌ‬
َ ‫ﻈﺎﻡ ِﻓﻲ‬ َ ‫ﻫ َُﻮ ﺃ ُ ْﺳﻠُ ْﻮﺏ َﻳ ْﺴﺘ َ ْﻌ ِﻤﻞ ِﻟﻠﺘ ﱠ ْﻌ ِﺒﻴ ِْﺮ‬
َ ‫ﻋ ْﻦ ﺍﻟﺪﱠ ْﻫ‬
Atta’ajub adalah gaya Bahasa yang digunakan dalam menggunakan untuk mengungkapkan
sesuatu rasa kekaguman terhadapa sesuatu.
Dan Adapun di dalam kitab ibnu malik:

‫ﻭﺭ ﺑ َﺒﺎ‬ٍ ‫ ْﺃﻭ ِﺟ ْﺊ ِﺑﺄ ْﻓ ِﻌ ْﻞ َﻗ ْﺒ َﻞ َﻣ ْﺠ ُﺮ‬¤ ‫ِﺑﺄ ْﻓ َﻌ َﻞ ﺍ ْﻧ ِﻄﻖْ َﺑ ْﻌ َﺪ َﻣﺎ َﺗ َﻌ ﱡﺠ َﺒﺎ‬


ْ ‫ﺃﺻ‬
‫ﺪِﻕ ِﺑ ِﻬ َﻤﺎ‬ ْ ‫ ْﺃﻭ َﻓﻰ ﺧَ ِﻠﻴ َﻠ ْﻴﻨَﺎ َﻭ‬¤ ‫ﺼ َﺒ ﱠﻨ ُﻪ ﻛﻤﺎ‬ ِ ‫َﻭ ِﺗ ْﻠ َﻮ ﺃ ْﻓ َﻌ َﻞ ﺍ ْﻧ‬
“berucaplah dengan wazan AF’ALA setelah MAA sebagai ungkapan takjub atau boleh
menggunakan wazan AF’IL sebelum majrur oleh BA’”
“ nashabkanlah kalimat yang setelah berwazan AF’ALA contoh: MAA AUFAA
KHOLIILAINAA WA ASHDIQ BI HIMAA (alangkah alimnya kedua sahabatku ini dan
alangkah benar keduanya)”

Fiil taa’jub adalah fiil yang menyatakan sebuah kekaguman pada sebuah kelebihan itu

dari kebesarannya, keelokannya, keindahannya, dan lain lain nya yang merupakan pada sebuah

kelebihan atau pun pada sebuah keburukannya sesuatu.

Sighot dalam Fiil Taa’jub ada dua yang pertama adalah maa af’ala (‫ )ﻣﺎ ﺍﻓﻌﻞ‬atau af’il bih

(‫ )ﺍﻓﻌﻞ ﺑﻪ‬dan Adapun hukumnya adalah mabni.

6
B. Bentuk- bentuk fi’il taa’jub

Dan Adapun bentuk- bentuk fiil taa’jub ada dua macam, yaitu:

1. Shigot ‫ﻣﺎﺍﻓﻌﻞ‬

Dan Adapun contohnya:

‫“ = ﻣﺎ اﺣﺴﻦ ز ﺪا‬alangkah baiknya zaid”

Lafaz “maa” adalah mubtada, dan ia adalah nakirah menurut imam sibawaihi, dan

“ahsana” adalah fiil madhi1, failnya adalah dhomir mustatir yang Kembali ke “maa”, dan “zaid”

adalah maf’ul, “ahsana”, dan jumlah khabar dari “maa”, dan takdir nya adalah “ ‫اﺣﺴﻦ‬ ‫ﺷ‬

‫”ز ﺪا‬, artinya adalah “baiknya si zaid " ‫ ﺟﻌﻠﻪ ﺣﺴﻨﺎ‬:‫ اي‬artinya “ menjadikan ia si zaid baik”

2. shighot ‫ﺍﻓﻌﻞ ﺑﻪ‬

Adapun dalam contohnya adalah:

‫ ﻭ ﺍﺻﺪﻕ ﺑﻬﻤﺎ‬،‫ﺍﺣﺴﻦ ﺑﺎﻟﺰﻳﺪﻳﻦ‬: maka adapun “af’il” maka itu adalah fi’il amar2 dan ma’nanya

adalah ketakjuban, bukan suatu perintah, dan failnya adalah majrur bil ba, dan ba’nya adalah

tambahan.

1
Dan inilah adalah menurut ulama basrah, dan Adapun menurut ulama kufah bahwa itu adalah isim
2
Terkenal dikalangan ulama nahwu bahwa itu adalah fi’il madhi dengan shighat fi’il amar, dan ba nya adalah
tambahan wajib hukumnya

7
Dan adapun dalam beberapa persyaratan fi’il taa’jub:

1. Mesti di bentuk dari fi’il madhi (bukan fi’il madhi dan fi’il amar)

2. Mesti dari fi’il tsulatsi mujarrad ( yang 3 huruf) kecuali, fi’il madhi nya Kecuali fi’il madhi

tsulasi majid yang memiliki tambahan 1 huruf berwazan َ◌‫ ﺃ ْﻓ َﻌﻞ‬seperti ‫ ﺃﻭﻟﻰ‬،‫ ﺃﻅﻠﻢ‬،‫ ﺃﻗﻔﺮ‬،‫ﺃﻋﻄﻰ‬

dan lainya. Menurut sebagian Ulama boleh dibentuk langsung menjadi fi’il

3. Harus memiliki fi’il yang memiliki makna mufhadalah (kelebihan terhadapap sesuatu)

4. Fi’il yang bisa di tasrif

5. Fi’il mabni ma’lum bukan fi’il mabni majhul

6. Dari fi’il tam bukan naqis

7. Bukan dari fi’il yang bersifat atau berwazan ‫ ﺍﻓﻌﻞ ﻭ ﻓﻌﻼﺅ‬seperti warna

8
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan masalah pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa fi’il

taa’jub di gunakan untuk menyatakan sebuah kekaguman atas sesuatu yang di kagumi tersebut,

serta mengetahui dalam syarat syarat nya yang di gunakan untuk membikin fi’il taa’jub namun,

ada pengecualian atas syarat syarat tersebut.

B. Saran

kami sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, kami meminta untuk saran para

pembaca apabila di dalam makalah kami ini masih banyak akan kekurangan yang tidak kami

ketahui agar bisa di kasih saran untuk membuat kami lebih baik dalam pembuatan makalah

selanjutnya. Dan adapun saran yang kami anjurkan adalah supaya:

1. Agar para pembaca ikut serta dalam sampai mana para pembaca untuk mengetahui masalah ini

lebih dalam.

2. Supaya makalah ini dapat membantu para pembaca untuk mengetahui ilmu nahwu lebih luas

karena ilmu itu bagaikan laut di bumi.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Imam ibnu malik. Alfiyah. Arab Saudi: darul kutub ilmiyah, bayrut Lebanon.

2. Ibnu aqil, syarah ibnu aqil ala alfiyah ibnu malik, mesir: darul kutub ilmiyah, bayrut

Lebanon.

3. Hifni bek dayyab, 1990, kaidah kaidah Bahasa arab, Surabaya: al hidayah.

4. KH. Taufiqul hakim, 2001, amtsilati metode membaca kitab kuning, jepara: pondok pesantren

darul falah

10

Anda mungkin juga menyukai