Anda di halaman 1dari 12

ISIM DHAMIR

Diajukan untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Bahasa Arab

Dosen pengampu
Bapa H.M.Syarif Dibaj, Lc.,M.Sy.

Oleh Kelompok 4

M. Said Shahab : 22.11.1387


Muhammad Fajar : 22.11.1374
Rahimah Agustina : 22.11.1391

PRODI AHWAL ASY SYAKHSYIYYAH


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
MARTAPURA
2022
KATA PENGANTAR

‫س ِم هَّللا ِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح ْيم‬


ْ ِ‫ب‬
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulilah Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya serta nikmat berupa kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Bahasa Arab ini tepat pada waktunya.

Shalawat serta salam juga tidak lupa dihaturkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad ‫ صلى هللا عليه وسلم‬, beserta para keluarga, sahabat, kerabat, dan
para pengikut beliau dari dulu hingga akhir zaman kelak.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak H.M. Syarif


Dibaj,Lc,.M.Sy. yang telah membimbing serta memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi pengetahuannya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat, kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan terutama bagi kami sendiri.

Martapura, 8 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PEMBUKAAN

A. Latar belakang
Bahasa arab merupakan Bahasa Al- Qur’an, Bahasa komunikasi dan
informasi ummat muslim, Bahasa arab juga merupakan kunci untuk mempelajari
ilmu- ilmu lain, dikatakan demikian karena buku - buku pada zaman dahulu
menggunakan Bahasa arab, jadi jika kita ingin mempelajari buku- buku tersebut
kita harus bisa berbahasa arab. Ummat islam tidak dapat menggali, memahami,
dan mempelajari ilmu agama islam yang terdapat pada Al - Qur’an dan Hadits
tanpa memiliki kemampuan untuk menggali, memahami, dan menguasai Bahasa
arab dengan baik, dalam upaya mengembangkan Bahasa arab amat di perlukan
untuk pembahasan yang lebih lanjut untuk masalah Bahasa arab.

Tidak diragukan lagi memang sepantasnya Bahasa arab harus di cintai


oleh setiap ummat muslim, kitab Al- Quran yang di turunkan oleh Allah SWT.
menggunakan bahasa arab karena Bahasa arab adalah Bahasa terbaik yang pernah
ada.

Ada penyair yang berkata:

‫العربية لغة القرآن ~ كما هي لغة في الجنان‬

Artinya: Bahasa arab adalah Bahasa Al- Qur’an sebagaimana bahasa yang
ada di dalam surga.

Dalam pembahasan Bahasa arab tentu ada pembagian bab- bab yang harus
kita ketahui dan salah satunya adalah “Isim Dhamir” penyusun mencoba untuk
menguraikan sedikit apa saja yang terkandung di dalamnya.

1
B. Rumusan masalah

1. Apa itu Dhamir ?

2. Apa saja jenis – jenis Dhamir ?

3. Apa fungsi dari Dhamir ?

4. Bagaimana perubahan dalam Dhamir ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu Dhamir.

2. Untuk mengetahui jenis – jenis Dhamir.

3. Untuk mengetahui fungsi dari Dhamir.

4. Untuk mengetahui perubahan dari Dhamir.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dhamir
Secara etimologi (bahasa) Indonesia, dhamir artinya adalah kata ganti.
Sedangkan menurut terminologi (istilah) dhamir adalah suatu isim ma’rifat yang
berfungsi sebagai kata ganti kalimat (aku, kita, kami, dia, mereka, dan lain
sebagianya).

Sebagaimana didalam kaidah Bahasa Arab yaitu:

‫ او الغائب‬,‫ هو اسم معرفة يدل على المتكلم او المخاطب‬e‫الضمير‬

“Dhamir adalah isim ma’rifat yang menunjukan kepada pembicara atau


lawan bicara (yang diajak bicara) dll..

Dhamir sering digunakan untuk menggantikan kata yang menunjukkan


makna ia, kamu, saya, atau seseorang (berdua atau banyak, laki-laki atau
perempuan). dhamir juga merupakan isim yang sama dengan mudhamar, yaitu
lafadz yang digunakan untuk:

Mutakallim (orang pertama), misalkan seperti ‫( َأنَا‬saya).

Mukhatab (orang kedua), misalkan َ‫( َأ ْنت‬kamu).

Ghoib (orang ketiga), misalkan ‫( هُ َو‬dia).

Dhamir terbagi menjadi tiga macam, yaitu dhamir munfashil, dhamir


mutthasil, dan dhamir mustatir.

3
B. Pembagian Dhamir

Dhamir ada beberapa bagian, di antaranya ada 3 yaitu:

 Pertama ‫ منفصل‬Munfashil (terpisah)


 Kedua ‫ متصل‬Muttashil (menyatu/bersambung)
 Ketiga ‫ مستر‬Mustatir (melebur)

a) Dhamir Munfashil (‫)الضمير المنفصل‬.

Pengertian dhamir munfashil merupakan dhamir yang penulisanya dipisah


dari isimnya sebab dhamir munfashil ialah dhamir yang berdiri sendiri.

Contoh :

ٌ‫ = هو طالِب‬Dia (laki-laki) seorang pelajar.

ٌ‫ = أ ْنتَ نشيط‬Kamu (laki-laki) rajin.

ٌ‫ = هي ُمدَرِّ َسة‬Dia (pr) seorang guru (wanita).

Dhamir munfashil mempunyai 2 macam:

a. Dhamir munfashil yang di-rofa’-kan

Contoh: ‫ هم طالب‬, ‫ انت طالب‬, ‫َأنا طالب‬.

b. Dhamir munfashil yang dinashobkan

Contoh : ‫ إياكم‬، ‫ إياي‬، ‫ إياك‬.

b). Dhamir Muttashil (‫)الضمير المتصل‬

Dhamir Muttasil merupakan dhamir yang penulisannya estafet dengan kata


yang beda (menyatu). Dhamir ini berkedudukan sebagai objek.

Contohnya :

‫( هذا كتابي‬haadzaa kitaabii)= ini buku ku.

4
Dhamir Muttashil mempunyai 3 macam bentuk:

 Dhamir Muttashil yang dibaca rofa’


 Dhamir Muttashil yang dibaca nashob
 Dhamir Muttashil yang dibaca jarr

c). Dhamir Mustatir (‫)الضمير المستتر‬

Dhamir Mustatir merupakan dhamir yang tersembunyi dalam sebuah kata


kerja / fi’il. Dhamir ini tidak tertulis atau tidak kelihatan tapi dapat diketahui
dengan melihat format kata kerjanya.

Contoh: (‫ )ذهب‬: Dia (lk) sudah pergi.

Kata kerja ini mempunyai pelaku/fail yg tidak tertulis/tersembunyi yakni (


‫)هو‬.

ُ
(‫)ذهبت‬ : Saya sudah pergi.

Kata kerja ini mempunyai pelaku tersembunyi yang taqdirnya ialah anaa
(‫)أنا‬

. ‫َب إلَى ْال َم ْد َر َس ِة‬


َ ‫َذه‬

(Dia laki-laki sudah pergi ke sekolah )

‫ْت إلَى ْال َم ْد َر َس ِة‬


ُ ‫َذهَب‬

(Saya sudah pergi ke sekolah )

‫َأ ْذهَبُ إلَى ْال َم ْد َر َس ِة‬

(Aku sedang pergi ke sekolah )

Dhamir dikelompokkan menjadi tiga macam:

1. Mutakallim ( ‫ ) ُمتَ َكلِّم‬atau penceramah orang kesatu .

a) Mufrad/Tunggal: ‫ َأنَا‬guna Mudzakkar maupun Muannats.

b) Mutsanna/Jamak: ُ‫ نَحْ ن‬guna Mudzakkar maupun Muannats.

5
2. Mukhotob ( ‫ ) ُمخَاطَب‬atau orang yang diajak bicara (orang kedua).

Terdiri dari:

a) Mufrad: َ‫( َأ ْنت‬Anta) guna Mudzakkar dan ‫ت‬


ِ ‫( َأ ْن‬Anti) guna Muannats.

b) Mutsanna: ‫ َأ ْنتُ َما‬guna Mudzakkar maupun Muannats.

c) Jamak: ‫( َأ ْنتُ ْم‬antum) guna Mudzakkar dan ‫( َأ ْنتُ َّن‬antunna) guna Muannats.

3. Ghoib ( ‫) غَاِئب‬, tidak berada di lokasi stau orang ketiga.

Terdiri dari:

a) Mufrad: ‫( هُ َو‬huwa) guna Mudzakkar dan ‫( ِه َي‬hiya) guna Muannats.

b) Mutsanna: ‫ هُ َما‬guna Mudzakkar maupun Muannats.

c) Jamak: ‫( هُ ْم‬Hum) guna Mudzakkar dan ‫( ه َُّن‬Hunna) guna Muannats.

C. Perubahan Dhamir

Dhamir digunakan untuk menentukan di dalam untuk siapa di tuju dll. Nah
di sini kami akan memberikan tabel yang berupa perubahan di dalam dhamir.

Dhamir (Kata Ganti) dan Perubahan pada fi'il (kata kerja)nya

‫ِع‬ َ ‫فِ ْع ُل ُم‬


ٍ ‫ضار‬ ٍ ‫فِ ْع ُل َم‬
‫اض‬ ‫ِع‬ َ ‫فِ ْع ُل ُم‬
ٍ ‫ضار‬ ٍ ‫َّماِئْر فِ ْع ُل َم‬
‫اض‬ ِ
َ ‫الض‬/‫الضَّم ْي ُر‬
‫َأقُ ْـو ُل‬ ‫ْت‬
ُ ‫قُـل‬ ُ ‫َأ ْذ َه‬
‫ـب‬ ‫ت‬
ُ ‫َذ َه ْـب‬ saya  ‫أنَا‬
‫َن ُق ْـو ُل‬ َ‫قُـلْنا‬ ‫ـب‬
ُ ‫نَ ْذ َه‬ َ‫ذَ َه ْـبنا‬ kami  ‫نَ ْح ُن‬
‫َت ُق ْـو ُل‬ ‫ْت‬
َ ‫قُـل‬ ‫ـب‬
ُ ‫تَ ْذ َه‬ ‫ت‬
َ ‫ذَ َه ْـب‬ kamu (lk.) َ ْ‫َأن‬
 ‫ت‬
‫َت ُق ْـولِْي َن‬ ِ ‫قُـل‬
‫ْت‬ ‫تَ ْذ َهـبِْي َن‬ ِ ‫ذَ َه ْـب‬
‫ت‬ ِ ْ‫َأن‬
kamu (pr.) ‫ت‬

‫َت ُق ْـوالَ ِن‬ ُ‫ُق ْلـتُما‬ ِ ‫تَ ْذ َهـب‬


‫ان‬ َ ‫ذَ َه ْبـتُ َما‬ kamu berdua  ‫َأْنتُ َما‬
‫َت ُق ْـول ُْو َن‬ ‫ُق ْلـتُ ْم‬ ‫تَ ْذ َه ُـب ْو َن‬ ‫َذ َه ْبـتُ ْم‬ kalian (lk.)  ‫َأْنتُ ْم‬
‫ْن‬
َ ‫َت ُقـل‬ ‫ُق ْلـتُ َّن‬ ‫تَ ْذ َه ْـب َن‬ ‫َذ َه ْـبتُ َّن‬ kalian (pr.)  ‫َأْنتُ َّن‬

6
‫َي ُق ْـو ُل‬ ‫ـال‬
‫قَ َ‬ ‫ـب‬
‫يَ ْذ َه ُ‬ ‫ـب‬
‫ذَ َه َ‬ ‫)‪dia (lk.‬‬‫ُه َو‪ ‬‬
‫َت ُق ْـو ُل‬ ‫َت‬
‫قَـال ْ‬ ‫ـب‬
‫تَ ْذ َه ُ‬ ‫ت‬
‫َذ َهبـَ ْ‬ ‫هي‪dia (pr.) ‬‬ ‫ِ‬
‫َ‬
‫َي ُق ْـوالَ ِن‬ ‫قَـاالَ‬ ‫ي ْذ َهـب ِ‬
‫ان‬‫َ َ‬ ‫ذَهبَـاَ‬ ‫‪mrk‬‬ ‫هما‪berdua  ‬‬
‫َُ‬
‫)‪(lk.‬‬
‫َت ُق ْـوالَ ِن‬ ‫قُـلَتاَ‬ ‫تَ ْذ َهـب ِ‬
‫ان‬‫َ‬ ‫ذَ َهبَـتاَ‬ ‫‪mrk‬‬ ‫‪berdua‬‬ ‫ُه َما‪ ‬‬
‫)‪(pr.‬‬
‫َأقُ ْـول ُْو َن‬ ‫قَـال ُْوا‬ ‫يَ ْذ َه ُـب ْو َن‬ ‫ذَ َهبـُْوا‬ ‫)‪mereka (lk.‬‬ ‫ُه ْم‪ ‬‬
‫ْن‬
‫َي ُقـل َ‬ ‫ْن‬
‫قُـل َ‬ ‫يَ ْذ َه ْـب َن‬ ‫ذَ َه ْـب َن‬ ‫)‪mereka (pr.‬‬ ‫ُه َّن‪ ‬‬

‫‪7‬‬
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Definisi Isim Dhamir adalah tiap Isim yang dibuat untuk mewakili
Mutakallim (pembicara/orang pertama), Mukhaotob (yang diajak berbicara/orang
kedua), Ghaib (yang tidak ada di tempat/orang ketiga).
Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir
Nashab tidak dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam
kalimat. Dhamir secara sederhana terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Al-Bariz, yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak dalam
ُ ‫ ( قُ ْم‬Aku telah berdiri ).
lafazh. Seperti huruf Taa’ pada kata kerja ‫ت‬
2) Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam lafazh
akan tetapi bisa diperkirakan apa yang dimaksud. Seperti Dhomir َ‫( َأ ْنت‬Kamu)
dalam kata ‫( قُ ْم‬Berdirilah!) yang meskipun tidak nampak dalam lafazh namun kita
bisa perkirakan bahwa Dhomir yang dimaksud adalah َ‫ َأ ْنت‬karena kata perintah
pasti ditujukan untuk orang kedua.
Adapun penggunaan Dhomir dalam kata kerja, menyesuaikan dengan
bentuk kata kerja itu sendiri. Apakah kata kerja lampau, sekarang, atau perintah.

B.Saran

Alhamdulillahirabbil’aalamiin, sebagai manusia yang hidup di dunia ini,


hendaklah kita selalu mempunyai angan untuk selalu haus akan ilmu pengetahuan,
dari ilmu kita bisa melakukan hidup ini dengan sebaik- baiknya. Adapun dengan
selesainya penulisan makalah ini, semoga bisa bermanfaat untuk pembelajaran
bahasa Arab nantinya. Aamiin.

Mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,


tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi menjadi lebih baiknya makalah
ini dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Zakaria Ahmad. 2004. Ilmu Nahwu Praktis, al- kalimah, Ibnu Azka press.
Tarogong, Garut.

Zakaria Aceng, 2004, “Ilmu Nahwu Praktis Sistem Belajar 40 Jam”. Garut : ibn
azka.

Aqil ibnu, syarah ibnu aqil ala alfiyah ibnu malik, mesir: T/th darul kutub
Islamiyah, bayrut Lebanon.

Dayyab hifni bek, 1990, kaidah kaidah Bahasa Arab, Surabaya:


alhidayah.

Hakim Taufiqul, 2001, amtsilati metode membaca kitab kuning jepara: pondok
pesantren darul falah

Malik imam ibnu, alfiyah. Arab Saudi: T/ th darul kutub Islamiyah, bayrut
Lebanon.

Anda mungkin juga menyukai