( Makalah
Dosen pengampu :
Disusun oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt, rasa syukur kami panjatkan
kehadirat-Nya, Karena atas karunia dan izin-Nya semata akhirnya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah Bahasa Arab dengan tema “DHAMIR”.
Perkenankan kami menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang
setingi-tingginya kepada semua pihak, yang turut memberikan sumbang saran
baik secara moril maupun materil dan menunjuk serta pembimbing pada kami
dalam pembuatan makalah ini. Akhirnya semoga amal baik semuanya
memperoleh imbalan yang sepadan dari Allah Swt yang maha pengasih lagi
maha penyayang. Akhir kata, kami berharap berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Curup dan kepada
para pembaca umumnya.
ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar.................................................................................................ii
Daftar isi..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar belakang.......................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................1
C. Tujuan masalah.....................................................................................1
A. Kesimpulan...........................................................................................10
DAFTAR ISI...................................................................................................11
iii
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Agama Islam adalah agama yang lahir di negeri arab. Melalui malaikatJibril Allah SWT,
menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. Turunnyawahyu tersebut terjadilah
adanya sumber utama dalam agama islam dan sekaligusmukjizat nabi muhammad SAW yang
kekal sampai akhir zaman yaitu al-Qur’anal-Karim. Selain al- Qur’an agama islam juga
mempunyai sumber lain sebagai rujukan, apabila didalam al-qur’an tidak dijelaskan secara
lengkap, yaitu al-Hadits. Hadits adalah sabda nabi Muhammad SAW. AL- Qur’an dan hadits
tidak bisa dipisahkan keduanya harus bersama-sama karena jika suatu masalah didalamal-
qur’an tidak menjelaskan secara lengkap dan total, maka haditslah yang akan
menjelasakannya.Kedua sumber tersebut dalam segi bahasanya adalah menggunakan
bahasaArab, karena agama islam sendiri lahir di negeri arab. Oleh karena itu, itu kitasebagai
umat islam dituntuk untuk bisa berbahasa arab. Sebagai pengantar agarkita semua bisa
berbahasa arab, disini penulis akan menyebutkan beberapa kosakata bahasa arab tentang
anggota tubuh dan sedikit membahas tentang beberapakaidah yang ada di dalam kaidah
bahasa Arab. Yaitu isim dhomir
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian isim dhomir?
2. Apa fungsi isim dhomir?
3. Apa jenis- jenis isim dhomir?.
4. Bagaimana cara menggunaan isim dhomir
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui pengertian isim dhomir
2. Untuk mengetahui fungsi isim dhomir
3. Untuk mengetahui jenis jenis isim dhomir
4. Untuk mengetahui cara menggunakan isim dhomir
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Alifah Dzatun Nitho Qoin, “Nomina Permanent (Isim Mabni) Dalam Buku Khulashoh Nurul Yaqin Juz 3 (Analisis Sintaksis)”,
(skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Jurusan Bahasa Dan Sastra Asing Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas
Negeri Semarang ,2015), h.19
2
M. Sholehudiin Shofwan, Mabadi Asshorfiyah Jilid II (Jombang : Darul Hikmah 2000), h. 2
3
Hakim Taufiqul, Program Pemula Membaca Kitab Kuning ( Jepara:Al – Falah Offset 2003) h. 2
4
Alifah Dzatun Nitho Qoin, “Nomina Permanent (Isim Mabni) Dalam Buku Khulashoh Nurul Yaqin Juz 3 (Analisis Sintaksis)”,
(skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Jurusan Bahasa Dan Sastra Asing Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas
Negeri Semarang ,2015), h.17
2
Contoh:
Pada contoh di atas, kata احمدdiganti dengan (هوdia ) sedangkan ( االؤالدanak – anak )
diganti dengan ( همmereka). Kata ُهَوdan ُهْمdinamakan Dhamir atau Kata Ganti.
Menurut fungsinya, ada dua golongan Dhamir yaitu:
1. DHAMIR RAFA' ( ) َضِم ْير َر ْفعyang berfungsi sebagai Subjek
2. DHAMIR NASHAB ( ) َضِم ْير َنْص بyang berfungsi sebagai Objek.
Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak
dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat.
Dalam kalimat: ( ُهَو َيْر َحُم ُهْمDia menyayangi mereka ):
- Kata ( ُهَوdia) adalah Dhamir Rafa', sedangkan:
- Kata ( ُهْمmereka) adalah Dhamir Nashab.
Adapun bentuk dari dhomir – dhomir tersebut sebagai berikut :
Dhamir Rafa' Dhamir Nashab Dhamir Rafa' Dhamir Nashab
Dhamir Nashab adalah turunan (bentuk lain) dari Dhamir Rafa' yang terdiri
dari:Dhamir Nashab berfungsi sebagai objek dan tidak dapat berdiri sendiri; ia terikat dengan
kata lain dalam suatu kalimat, baik itu dengan Isim, Fi'il ataupun Harf.
3
C. Pembagian Dhomir.
Dhomir secara sederhana terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Al-Bariz,
yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak dalam lafazh( sekaligus
bisadiucapkan ) Seperti huruf Taa’ pada kata kerja ( ُقْم ُتAku telah berdiri ). Dhomir
bariz dibagi 2 yaitu :
a. Muttashil yaitu isim dhomir yang tidak bisa berada di awal kalimat dan tidak
dapat jatuh setelah االkecuali dalam keadaan ikhtiar. Untuk itu tidak boleh
dikatakan اكرم اال ك.5 Tetapi hal ini terkadang terjadi pada syair secara syadz,
seperti dalam ungkapan seorang penyair sebagai berikut :
َأُع وُذ ِبَر ِّب اْلَع ْر ِش ِم ْن ِفَئٍة َبَغ ْت × َع َلَّي َفَم اِلي َعْو ُض ِإّالُه َناِص ُر
َو َم ا َع َلْيَنا ِإَذ ا َم اُكْنِت َج اَر َتَنا × أَّال ُيَج اِو َر َنا ِإَّالِك َدَّياُر
Dhomir Rofa‟ Muttashil Yaitu kata ganti yang selamanya menempel pada fi‟il
(verba) dan كان واخواتهاcontoh درست.
Dhomir Nashob Muttashil Yaitu kata ganti yang menempel pada fi‟il (sebagai
maf‟ul bih) dan انbeserta saudara-saudaranya (sebagai isimnya ان.Contohnya:
ان. انه موجودadalah huruf taukid dan nashob dan huruf ( هyang menempel pada
( انadalah dhomir muttashil yang mabni dhomah yang bermahal nashob
sebagai isim.Sementara itu, lafadh موجودmerupakan khobarnya ان.
5
M. Sholihuddin Shofwan, “Mabadi’ Ash – Shorfiyyah” Pengantar Al Qowa’id Ash – Shorfiyyah
(Jombang :Darul Hikmah 2006) Hal 11
6
Bahaud Din Abdullah Ibnu A’qil,Terjemah Alfiyyah Syarah Ibnu ‘Aqil 1(Bandung : Sinar Baru Algensindo) h.
53
4
Dhomir Jar Muttashil Yaitu kata ganti yang menempel pada isim sebagai
mudhof ilaih, dan yang menempel pada huruf jar sebagai majrur (Ni‟mah
t.t:116). Contohمنك.7
a. munfasil
yaitu isim dhomir yang bisa beradi awal kalimat atau jatuh setelah االcontoh
رايت اال اياك8. Dhomir munfashil dibagi menjadi dua macam, yaitu: dhomir
rofa‟ munfashil dan dhomir nashob munfashil.Dhomir Rofa‟ Munfashil
Yaitu kata ganti yang berdiri sendiri dan bermahal rofa‟ berupa mubtada‟
(topic), Contoh َأَنا.Sedangkan dhomir nashob yaitukata ganti orang yang
dii‟robkan dengan mahal nashob berupa maf‟ul bih (obyek). Contoh اياك
1. Al-Mustatir
yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam lafazh akan tetapi bisa
diperkirakan apa yang dimaksud. Seperti Dhomir ( َأْنَتKamu ) dalam
kata ( ُقْمBerdirilah!) yang meskipun tidak nampak dalam lafazh namun
kita bisa perkirakan bahwa Dhomir yang dimaksud adalah َأْنَتkarena
kata perintah pasti ditujukan untuk orang kedua.Al-Mustatir terbagi
menjadi dua:
a) Al-Mustatir wajib, yaitu tempatnya isim dhomir yang disimpan
tidak mungkin digantikan oleh Isim Zhahir (Isim biasa yang bukan
Dhomir) ataupun Dhomir Munfashil.
Contoh: (نجتهدkita bersungguh – sungguh ) fa’il dalam lafadz ini
adalah berupa isim dhomir yang disimpan secara wajib yang
taqdirnya ( kira – kiranya ) berupa lafadz نحن.
Tempatnya نحنyang disimpan tidak boleh ditempati dengan isim
dhohir , diucapkan نجتهد القومatau juga tidak boleh ditempati dengan
isim dhohir, diucapkan نحننجتهد, jika diucapkan demikian maka
lafadz نحنtidak sebagai fa’il, tetaoi sebagai taukid (penguat ) dari
isim dhomir yang disimpan secara wajib.9
Sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Al Azhar, Az-
Zainiyyah (Hamisnya Kitab Dahlan Alfiyyah) halaman 23 yang
7
Alifah Dzatun Nitho Qoin, “Nomina Permanent (Isim Mabni) Dalam Buku Khulashoh Nurul Yaqin Juz 3 (Analisis
Sintaksis)”, (skripsi,Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Jurusan Bahasa Dan Sastra Asing Fakultas Bahasa
Dan Seni Universitas Negeri Semarang ,2015),h.21
8
M. Sholihuddin Shofwan, “Mabadi’ An-Nahwiyyah” Pengantar Memahami Al Jurumiyah (Jombang : Darul
Hikmah 1999) h. 138
9
M. Sholehudiin Shofwan, Mabadi Asshorfiyah Jilid II (Jombang : Darul Hikmah 2000), h. 7
5
menjelaskan tentang perintah ulama mewajibkan menyimpan isim
dhomir pada 8 tempat, yaitu :
Pada fi’il amar yang waqi’ mufrod mukhotob
Fi’il mudhori’
Isim fi’il amar
Isim fi’il mudhori’
Fi’il – fi’il yang digunakan mengecualikan
Dan mashdar yang mengganti fi’il amar
Fi’il ta’ajjub
Lafadz yang mengikuti wazan افعلyang menunjukkan arti
mengunggulkan.10
b) Al-Mustatir jawaz,
yaitu tempatnya isim dhomir yang disimpan bisa digantikan oleh
Isim Zhahir (Isim biasa yang bukan Dhomir) ataupun Dhomir
Munfashil. Contoh زيد يقوم اى هو قيقال زيد يقوم ابوه11Tempat – tempat
dhomir mustatir wajib ada 4 yaitu
1) Fi’il amar yang ditujukan kepada satu mukhottob seperti
lafadz ( افعلkerjakanlah ). Dhomir yang diperkirakan itu
adalah انت, tidak boleh ditampakkan karena tempatnya tidak
boleh diduduki oleh isim dhohir.
2) Fi’il mudhori yang huruf awalnya hamzah seperti lafadz اوافق
( aku setuju ). Dhomir yang waji mustatir itu asalnya adalah انا.
Apabila dikatakan انا اوافقmaka lafadz اناhanya berfungsi
mengukuhkan makna dhomir yang mustatir
3) Fi’il mudhori yang huruf awalnya nun seperti lafadz نختبط
(kami merasa iri ). Taqdir dhamir yang mustatir itu adalah نحن.
4) Fi’il mudhori yang huruh awalnya ta, ditujukan untuk seorang
mukhotob seperti dalam lafadz ( تشكرkamu bersyukur) .
dhomir ada padanya adalah lafadz انت.12
10
Ibid., h. 8
11
Pengurus Pondok Tegal Rejo, Sulamut Tashil Fi Tarjumatil Al Fiyyah Ibnu Malik Juz Ul Awwal (Magelang :
T. P. 1993), h. 28
12
Bahaud Din Abdullah Ibnu A’qil,Terjemah Alfiyyah Syarah Ibnu ‘Aqil 1(Bandung : Sinar Baru
Algensindo) ,h. 56
6
D. Penggunaan Dhomir di dalam kata kerja
Adapun penggunaan Dhomir dalam kata kerja, menyesuaikan dengan bentuk kata kerja
itu sendiri.Apakah kata kerja lampau, sekarang, atau perintah.
Fi'il atau Kata Kerja dibagi atas tiga golongan besar menurut waktu terjadinya:
1. FI'IL Madli( ) ِفْعل َم اِض يatau Kata Kerja Lampau. Yaitu lafadz yang menunjukkan arti
pekerjaan dengan disertai zaman yang telah lewat / zaman madli contoh كتب زيد
( zaid telah menulis ), sebelum lafadz ini dikhabarkan, pekerjaan menulisnya sudah
selesai
2. Fi'il Mudhari'( ) ِفْعل ُمَض اِرعatau Kata Kerja sekarang.yaitu lafadz yang menunjukkan
arti pekerjaan dengan disertai zaman hal / istiqbal. Contoh يرجع زيد غدا
(zaid akan kembali besok ) , ketika mengkhabarkan lafadz يرجعpekerjaan kembali
pulang akan dilakukan setelah mengkhabarkan.13
Yang dimulai dengan huruf mudhoro’ah yang yang berupa hamzah dan nun yang
menunjukkan arti takallum dan dimulai dengan huruf ta’ yang menunjukkan arti
mukhotob.14
Baik Fi'il Madhy maupun Fi'il Mudhari', senantiasa mengalami perubahan bentuk
sesuai dengan jenis Dhamir dari Fa'il ( ) َفاِع لatau
pelaku pekekerjaan itu. Untuk Fi'il Madhy, perubahan bentuk tersebut terjadi di
akhir kata, sedangkan untuk Fi'il Mudhari', perubahan bentuknya terjadi di awal kata
dan di akhir kata.
7
َأْنُتَّن َفَع ْلُتَّن َتْفَع ْلَن kalian (pr) mengerjakan
ُهَو َفَعَل َيْفَع ُل dia (lk) mengerjakan
ِهَي َفَع َلْت َتْفَع ُل dia (pr) mengerjakan
ُهَم ا َفَع َال َيْفَع َالِن mereka berdua (lk) mengerjakan
ُهَم ا َفَع َلَتا َتْفَع َالِن mereka berdua (pr) mengerjakan
3. FI'IL AMAR atau Kata Kerja Perintah adalah kalimat yang menunjukkan arti
perintah yang dikehendaki oleh Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang
memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara) sebagai orang yang
diperintah.Perlu diingat bahwa yang menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar (Kata
Kerja Perintah) adalah Dhamir Mukhathab (lawan bicara) atau "orang kedua"
sebagai orang yang diperintah untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dhamir
Mukhathab terdiri dari: َأْنَت- َأْنِت- َأْنُتَم ا- َأْنُتْم- َأْنُتَّن.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Definisi Dhomir adalah isim yang berfungsi sebagai kata ganti orang dalam bahasa
Arab. Kata ganti orang tersebut menunjukkan orang pertama orang dan orang
ketiga .
2. Menurut fungsinya, ada dua golongan Dhamir yaitu:
Dhamir rafa' ( ) َضِم ْير َر ْفعyang berfungsi sebagai subjek.
Dhamir nashab ( ) َضِم ْير َنْص بyang berfungsi sebagai Objek
3. Dhomir secara sederhana terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Al-Bariz, yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak dalam lafazh.
Seperti huruf Taa’ pada kata kerja ( ُقْم ُتAku telah berdiri ).
2) Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam lafazh akan
tetapi bisa diperkirakan apa yang dimaksud. Seperti Dhomir ( َأْنَتKamu )
dalam kata (ُقْمBerdirilah!) yang meskipun tidak nampak dalam lafazh namun
kita bisa perkirakan bahwa Dhomir yang dimaksud adalah َأْنَتkarena kata
perintah pasti ditujukan untuk orang kedua.
4. Adapun penggunaan Dhomir dalam kata kerja, menyesuaikan dengan bentuk kata
kerja itu sendiri. Apakah kata kerja lampau, sekarang, atau perintah.
B. Saran
Alhamdulillahirabbil’aalamiin, sebagai manusia yang hidup di dunia ini, hendaklah kita
selalu mempunyai angan untuk selalu haus akan ilmu pengetahuan, dari ilmu kita bisa
melakukan hidup ini dengan sebaik- baiknya. Adapun dengan selesainya penulisan makalah
ini, semoga bisa bermanfaat untuk pembelajaran isim dhomir nantinya.Aamiin.
C. Penutup
Alhamdulillah, demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi menjadi lebih baiknya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.Semoga bisa berguna bagi semua.
9
10
DAFTAR PUSTAKA
A’qil , Bahaud Din Abdullah Ibnu,Terjemah Alfiyyah Syarah Ibnu ‘Aqil 1, Bandung : Sinar
Baru Algensindo t.t.
Hakim Taufiqul, Program Pemula Membaca Kitab Kuning , Jepara:Al – Falah Offset 2003.
M. Sholehudiin Shofwan, “Mabadi Asshorfiyah Jilid 1”Pengantar Al Qowa’id
AshShorfiyyah , Jombang : Darul Hikmah , 2000.
Pengurus Pondok Tegal Rejo, Sulamut Tashil Fi Tarjumatil Al Fiyyah Ibnu Malik Juz Ul
Awwal, Magelang : t. p. ,1993.
Shofwan , M. Sholihuddin, “Mabadi’ An-Nahwiyyah” Pengantar Memahami Al Jurumiyah ,
Jombang : Darul Hikmah, 1999.
Shofwan ,M. Sholihuddin, “Mabadi’ Ash – Shorfiyyah” Pengantar Al Qowa’id Ash –
Shorfiyyah 2 , Jombang : Darul Hikmah, 2006.
Shofwan, M. Sholehudiin, “Mabadi Asshorfiyah 2“ Pengantar Al Qowa’id AshShorfiyyah ,
Jombang : Darul Hikmah, 2000.
Qoin, Alifah Dzatun Nitho, “Nomina Permanent (Isim Mabni) Dalam Buku Khulashoh Nurul
Yaqin Juz 3 (Analisis Sintaksis)”, Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa Arab
Jurusan Bahasa Dan Sastra Asing Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri
Semarang ,2015.
11