Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BAHASA ARAB
DHAMIR

Dosen Pengampu :
Yeni Lailatul Wahidah, M.A

Disusun oleh :
Muhammad Jibran Ramadhan 2111040262
Nur Zahina Wahyu Kinanti 2111040201

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat karunianya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat
pada waktunya. Makalah ini kami beri judul “DHAMIR”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Bahasa Arab. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan
wawasan bagi kami sebagai penulis dan bagi para pembaca. Khususnya mengenai
pemahaman tentang pembahasan terkait Dhamir.

Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Yeni Lailatul Wahidah, M.A selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa
Arab. Tidak lupa bagi pihak-pihak lain yang telah mendukung penulisan makalah
ini kami juga mengucapkan terima kasih.

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan. Maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang dapat
membangun kemampuan kami, agar kedepannya bisa menulis makalah dengan
lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi kami
khususnya sebagai penulis.

Bandar Lampung, 26 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL ...........................................................................................................................
KATA PENGATAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
C. Tujuan Dan Manfaat...........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................
A. Pengertian Dhamir..............................................................................................
B. Macam-macam....................................................................................................
C. Contoh-contoh Dhamir.......................................................................................
D. Penggunaan Dhamir di dalam kata kerja............................................................
BAB III PENUTUP........................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama Islam adalah agama yang lahir di negeri arab. Melalui malaikat
Jibril Allah SWT, menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW. turunnya
wahyu tersebut terjadilah adanya sumber utama dalam agama islam dan sekaligus
mukjizat nabi muhammad SAW yang kekal sampai akhir zaman yaitu al-Qur’an
al-Karim. Selain al-Qur’an agama islam juga mempunyai sumber lain sebagai
rujukan, apabila didalam al-qur’an tidak dijelaskan secara lengkap, yaitu al-
Hadits. Hadits adalah sabda nabi Muhammad SAW. AL-Qur’an dan hadits tidak
bisa dipisahkan keduanya harus bersama-sama karena jika suatu masalah didalam
al-qur’an tidak menjelaskan secara lengkap dan total, maka haditslah yang akan
menjelasakannya.
Kedua sumber tersebut dalam segi bahasanya adalah menggunakan bahasa
Arab, karena agama islam sendiri lahir  di negeri arab. Oleh karena itu, itu kita
sebagai umat islam dituntuk untuk bisa berbahasa arab. Sebagai pengantar agar
kita semua bisa berbahasa arab, disini penulis akan menyebutkan beberapa kosa
kata bahasa arab tentang anggota tubuh dan sedikit membahas tentang beberapa
kaidah yang ada di dalam kaidah bahasa Arab. Yaitu isim dhamir.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dhamir?
2. Apa macam-macam dhamir?
3. Apa ciri-ciri dhamir?
4. Bagaimana cara menggunaan dhamir ?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Untuk mengetahui pengertian dhamir
2. Untuk mengetahui fungsi dhamir.
3. Untuk mengetahui jenis – jenis dhamir.
4. Untuk mengetahui cara menggunakan dhamir

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dhamir
Definisi Dhomir adalah lafadz yang menunjukkan arti seseorang
(perkara) yang memiliki keadaan ghoib atau hadir. Isim Dhomir menurut
Zakaria (2004:39) adalah kata ganti, baik kata ganti orang kesatu, kedua, atau
ketiga. Sementara Ni’mah (t.t:113) mendefinisikan isim dhomir sebagai Isim
mabni yang menunjukkan orang pertama (yang berbicara), atau orang kedua
(yang diajak bicara), atau orang ketiga (yang tidak hadir dalam pembicaraan)”.
Dari definisi di atas dapat disimpukan bahwa isim dhomir adalah isim yang
berfungsi sebagai kata ganti orang dalam bahasa Arab. Kata ganti orang
tersebut menunjukkan orang pertama orang dan orang ketiga .
CATATAN :
1. Pengertian ghoib yaitu seseorang selainnya orang yang berbicara dan
selainnya orang yang diajak bicara . contoh ‫هُ َو‬  (Dia) dan  ‫هُ ْم‬ ( Mereka ).
2. Sedangkan hadir itu memiliki arti bahwa orang yang hadir, bukan
keadaan hadirnya. Dhomir hadir dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Mutakallim yaitu seseorang yang menceritakan keadaannya
sendiri. Contoh ‫َأنَا‬  ( Saya) dan   ُ‫نَحْ ن‬ ( Kami).
b. Mukhotob yaitu seseorang yang menghadapi pembicaraan
( orang kedua ). contoh َ‫َأ ْنت‬  ( Kamu ) dan  ‫َأ ْنتُ ْم‬ ( Kalian ).
B. Macam-Macam Dhamir
Dhomir secara sederhana terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Al-Bariz, yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak dalam
ُ ‫قُ ْم‬
lafazh( sekaligus bisa diucapkan ) Seperti huruf Taa’ pada kata kerja ‫ت‬
( Aku telah berdiri ). Dhomir bariz dibagi 2 yaitu :
a. Muttashil yaitu isim dhomir yang tidak bisa berada di awal kalimat
dan tidak dapat jatuh setelah ‫ اال‬kecuali dalam keadaan ikhtiar. Untuk
itu tidak boleh dikatakan ‫ اكرم اال ك‬. Tetapi hal ini terkadang terjadi
pada syair secara syadz, seperti dalam ungkapan seorang penyair
sebagai berikut :

ِ ‫ي فَ َمالِي عَوْ ضُ ِإالّهُ نَا‬


‫ص ُر‬ ِ ْ‫َأ ُعو ُذ بِ َربِّ ْال َعر‬
ْ ‫ش ِم ْن فَِئ ٍة بَغ‬
َّ َ‫ َعل‬ × ‫َت‬

Aku berlindung pada Tuhan yang memiliki Arsy….daripada golongan


orang yang menganiayaiku……maka sebab itu….tidaklah bagiku
seorang penolong kecuali Dia selamanya….

ِ َّ‫او َرنَا ِإال‬


‫ك َديَّا ُر‬ ِ ‫ارتَنَا × أالَّ يُ َج‬ ِ ‫َو َما َعلَ ْينَا ِإ َذا َما ُك ْن‬
َ ‫ت َج‬
(wahai kekasih…) tidaklah kami menaruh perhatian…
bilamana dikau sudi menjadi tetangga kami…seakan tidak ada
tetangga lain kecuali hanya dikau seorang…
Ada tiga macam dhomir muttashil yaitu:
 Dhomir Rofa‟ Muttashil Yaitu kata ganti yang selamanya
menempel pada fi‟il (verba) dan ‫ كان واخواتها‬contoh ‫ درست‬.
 Dhomir Nashob Muttashil Yaitu kata ganti yang menempel
pada fi‟il (sebagai maf‟ul bih) dan ‫ ان‬beserta saudara-
saudaranya (sebagai isimnya ‫ ان‬.Contohnya: ‫ ان‬. ‫ود‬€€€‫ه موج‬€€€‫ان‬
adalah huruf taukid dan nashob dan huruf ‫( ه‬yang menempel
pada ‫ ( ان‬adalah dhomir muttashil yang mabni dhomah yang
bermahal nashob sebagai isim.Sementara itu, lafadh ‫ود‬€€‫موج‬
merupakan khobarnya ‫ ان‬.
 Dhomir Jar Muttashil Yaitu kata ganti yang menempel pada
isim sebagai mudhof ilaih, dan yang menempel pada huruf jar
sebagai majrur (Ni‟mah t.t:116). Contoh ‫منك‬.

b. munfasil yaitu isim dhomir yang bisa berada di awal kalimat atau
jatuh setelah ‫ اال‬contoh ‫اك‬€‫رايت اال اي‬1. Dhomir munfashil dibagi menjadi
dua macam, yaitu: dhomir rofa‟ munfashil dan dhomir nashob
munfashil.Dhomir Rofa‟ Munfashil Yaitu kata ganti yang berdiri
sendiri dan bermahal rofa‟ berupa mubtada‟ (topic), Contoh ‫َأنَا‬ .
Sedangkan dhomir nashob yaitu kata ganti orang yang dii‟robkan
dengan mahal nashob berupa maf‟ul bih (obyek). Contoh ‫اياك‬
2. Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam lafazh
akan tetapi bisa diperkirakan apa yang dimaksud. Seperti Dhomir َ‫َأ ْنت‬
( Kamu ) dalam kata ‫( قُ ْم‬Berdirilah!) yang meskipun tidak nampak dalam
lafazh namun kita bisa perkirakan bahwa Dhomir yang dimaksud adalah ‫َأ‬
َ‫ ْنت‬karena kata perintah pasti ditujukan untuk orang kedua.Al-Mustatir
terbagi menjadi dua:
a. Al-Mustatir wajib, yaitu tempatnya isim dhomir yang disimpan tidak
mungkin digantikan oleh Isim Zhahir (Isim biasa yang bukan Dhomir)
ataupun Dhomir Munfashil.
Contoh ‫ ( نجتهد‬kita bersungguh – sungguh ) fa’il dalam lafadz ini
adalah berupa isim dhomir yang disimpan secara wajib yang
taqdirnya ( kira – kiranya ) berupa lafadz ‫ نحن‬.
Tempatnya ‫ نحن‬yang disimpan tidak boleh ditempati dengan isim
dhohir , diucapkan ‫ نجتهد القوم‬atau juga tidak boleh ditempati dengan
isim dhohir, diucapkan ‫ نحن نجتهد‬, jika diucapkan demikian maka
lafadz ‫ نحن‬tidak sebagai fa’il, tetaoi sebagai taukid (penguat ) dari isim
dhomir yang disimpan secara wajib.

1
Sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Al Azhar, Az- Zainiyyah
(Hamisnya Kitab Dahlan Alfiyyah) halaman 23 yang menjelaskan
tentang perintah ulama mewajibkan menyimpan isim dhomir pada 8
tempat, yaitu :
 Pada fi’il amar yang waqi’ mufrod mukhotob
 Fi’il mudhori’
 Isim fi’il amar
 Isim fi’il mudhori’
 Fi’il – fi’il yang digunakan mengecualikan
 Dan mashdar yang mengganti fi’il amar
 Fi’il ta’ajjub
 Lafadz yang mengikuti wazan ‫ افعل‬yang menunjukkan arti
mengunggulkan.
b. Al-Mustatir jawaz, yaitu tempatnya isim dhomir yang disimpan bisa
digantikan oleh Isim Zhahir (Isim biasa yang bukan Dhomir) ataupun
Dhomir Munfashil. Contoh ‫زيد يقوم اى هو قيقال زيد يقوم ابوه‬
Tempat – tempat dhomir mustatir wajib ada 4 yaitu
1) Fi’il amar yang ditujukan kepada satu mukhottob seperti lafadz
‫ ( افعل‬kerjakanlah ). Dhomir yang diperkirakan itu adalah ‫انت‬,
tidak boleh ditampakkan karena tempatnya tidak boleh diduduki
oleh isim dhohir.
2) Fi’il mudhori yang huruf awalnya hamzah seperti lafadz ‫اوافق‬
( aku setuju ). Dhomir yang waji mustatir itu asalnya adalah ‫انا‬.
Apabila dikatakan ‫ا اوافق‬€€€‫ ان‬maka lafadz ‫ انا‬hanya berfungsi
mengukuhkan makna dhomir yang mustatir
3) Fi’il mudhori yang huruf awalnya nun seperti lafadz ‫( نختبط‬kami
merasa iri ). Taqdir dhamir yang mustatir itu adalah ‫نحن‬.
4) Fi’il mudhori yang huruh awalnya ta, ditujukan untuk seorang
mukhotob seperti dalam lafadz ‫ ( تشكر‬kamu bersyukur) . dhomir
ada padanya adalah lafadz ‫انت‬.
C. Contoh-Contoh Dhamir
Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili penyebutan
sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang. Isim dhomir itu bersifat
mabni ( tetap). Isim (nomina) yang bentuk akhirnya selalu tetap dan tidak berubah
dalam keadaan apapun.2 Dhamir termasuk dalam golongan Isim Ma'rifah.
Contoh:

         َ‫َأحْ َم ُد يَرْ َح ُم اَْألوْ الَد‬ = Ahmad menyayangi anak-anak.


         ‫هُ َو يَرْ َح ُمهُ ْم‬          = Dia menyayangi mereka.

Pada contoh di atas, kata ‫ احمد‬diganti dengan ‫ ( هو‬dia ) sedangkan ‫االؤالد‬


(anak – anak ) diganti dengan ‫( هم‬mereka). Kata ‫هُ َو‬ dan ‫هُ ْم‬ dinamakan Dhamir atau
Kata Ganti.
Menurut fungsinya, ada dua golongan Dhamir yaitu:
         DHAMIR RAFA' ( ‫ض ِميْر َر ْفع‬
َ  ) yang berfungsi sebagai Subjek
         DHAMIR NASHAB ( ‫ض ِميْر نَصْ ب‬ )
َ yang berfungsi sebagai Objek.

Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir
Nashab tidak dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam
kalimat.
Dalam kalimat: ‫هُ َو يَرْ َح ُمهُ ْم‬ ( Dia menyayangi mereka ):
- Kata ‫هُ َو‬ (dia) adalah Dhamir Rafa', sedangkan:
- Kata ‫هُ ْم‬ (mereka) adalah Dhamir Nashab.
Adapun bentuk dari dhomir – dhomir tersebut sebagai berikut :
Dhamir Rafa' Dhamir Nashab Dhamir Rafa' Dhamir Nashab

‫َأنَا‬  ‫ي‬ َّ‫َأ ْنتُن‬ َّ‫ُكن‬

ُ‫نَ ْحن‬  ‫نَا‬ ‫ُه َو‬ ُ‫ه‬

َ‫َأ ْنت‬  ‫َك‬ ‫ِه َي‬ ‫هَا‬

ِ ‫َأ ْن‬ 
‫ت‬ ‫ِك‬ ‫ُه َما‬ ‫ُه َما‬

2
‫َأ ْنتُ َما‬  ‫ُك َما‬ ‫ُه ْم‬ ‫ُه ْم‬

‫َأ ْنتُ ْم‬  ‫ُك ْم‬ َّ‫هُن‬ َّ‫هُن‬

          Dhamir Nashab adalah turunan (bentuk lain) dari Dhamir Rafa' yang terdiri
dari: Dhamir Nashab berfungsi sebagai objek dan tidak dapat berdiri sendiri; ia
terikat dengan kata lain dalam suatu kalimat, baik itu dengan Isim, Fi'il ataupun
Harf.

D. Penggunaan Dhomir di dalam kata kerja


Adapun penggunaan Dhomir dalam kata kerja, menyesuaikan dengan
bentuk kata kerja itu sendiri. Apakah kata kerja lampau, sekarang, atau perintah.
Fi'il atau Kata Kerja dibagi atas tiga golongan besar menurut waktu terjadinya:

1. FI'IL Madli ( ‫ي‬€‫اض‬


ِ ‫ ) فِعْل َم‬atau Kata Kerja Lampau. Yaitu lafadz yang
menunjukkan arti pekerjaan dengan disertai zaman yang telah lewat /
zaman madli contoh ‫كتب زيد‬ ( zaid telah menulis ), sebelum lafadz ini
dikhabarkan, pekerjaan menulisnya sudah selesai

2. Fi'il Mudhari' ( ‫ارع‬


ِ ‫ض‬َ ‫ ) فِعْل ُم‬atau Kata Kerja sekarang.yaitu lafadz yang
menunjukkan arti pekerjaan dengan disertai zaman hal / istiqbal. Contoh
‫ ( يرجع زيد غدا‬zaid akan kembali besok ) , ketika mengkhabarkan lafadz
‫ يرجع‬pekerjaan kembali pulang akan dilakukan setelah mengkhabarkan.
Yang dimulai dengan huruf mudhoro’ah yang yang berupa hamzah dan
nun yang menunjukkan arti takallum dan dimulai dengan huruf ta’ yang
menunjukkan arti mukhotob.

Baik Fi'il Madhy maupun Fi'il Mudhari', senantiasa mengalami


ِ َ‫ ) ف‬atau
perubahan bentuk sesuai dengan jenis Dhamir dari Fa'il ( ‫اعل‬
pelaku pekekerjaan itu. Untuk Fi'il Madhy, perubahan bentuk tersebut
terjadi di akhir kata, sedangkan untuk Fi'il Mudhari', perubahan
bentuknya terjadi di awal kata dan di akhir kata.
dhamir Fi’il madhi Fi'il Mudhari' Terjemah

‫َأنَا‬ ُ ‫فَ َع ْل‬


‫ت‬ ‫َأ ْف َع ُل‬ saya mengerjakan
ُ‫نَحْ ن‬ ‫فَ َع ْلنَا‬ ‫نَ ْف َع ُل‬ kami mengerjakan
‫َأ ْنت‬ َ َ‫فَ َع ْلت‬ ‫تَ ْف َع ُل‬ engkau (lk) mengerjakan
‫َأ ْنت‬ ِ ِ ‫فَ َع ْل‬
‫ت‬ َ‫تَ ْف َعلِ ْين‬ engkau (pr) mengerjakan
‫ا‬ ‫َأ ْنتُ َم‬ ‫فَ َع ْلتُ َما‬ ‫تَ ْف َعالَ ِن‬ kamu berdua mengerjakan
‫َأ ْنتُم‬ ْ ‫فَ َع ْلتُ ْم‬ َ‫تَ ْف َعلُوْ ن‬ kalian (lk) mengerjakan
‫َأ ْنتُ ّن‬ َ ‫فَ َع ْلتُ َّن‬ َ‫تَ ْف َع ْلن‬ kalian (pr) mengerjakan
‫هُو‬ َ ‫فَ َع َل‬ ‫يَ ْف َع ُل‬ dia (lk) mengerjakan
‫ِهي‬ َ ْ َ‫فَ َعل‬
‫ت‬ ‫تَ ْف َع ُل‬ dia (pr) mengerjakan
‫ا‬ ‫هُ َم‬ َ‫فَ َعال‬ ‫يَ ْف َعالَ ِن‬ mereka berdua (lk) mengerjakan
‫ا‬ ‫هُ َم‬ ‫فَ َعلَتَا‬ ‫تَ ْف َعالَ ِن‬ mereka berdua (pr) mengerjakan
‫هُم‬ ْ ‫فَ َعلُوْ ا‬ َ‫يَ ْف َعلُوْ ن‬ mereka (lk) mengerjakan

‫ه ُّن‬ َ َ‫فَ َع ْلن‬ َ‫يَ ْف َع ْلن‬ mereka (pr) mengerjakan

3. FI'IL AMAR atau Kata Kerja Perintah adalah kalimat yang


menunjukkan arti perintah yang dikehendaki oleh Mutakallim
(pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh
Mukhathab (lawan bicara) sebagai orang yang diperintah.Perlu diingat
bahwa yang menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar (Kata Kerja Perintah)
adalah Dhamir Mukhathab (lawan bicara) atau "orang kedua" sebagai
orang yang diperintah untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dhamir
Mukhathab terdiri dari: َ‫ َأ ْنت‬- ‫ت‬
ِ ‫ َأ ْن‬- ‫ َأ ْنتُ َما‬- ‫ َأ ْنتُ ْم‬- َّ‫ َأ ْنتُن‬.

Fa'il Fi'il Amar Tarjamah


َ‫َأ ْنت‬ ْ‫اِ ْف َعل‬ (engkau -lk) kerjakanlah!
ِ ‫َأ ْن‬
‫ت‬ ‫اِ ْف َعلِ ْي‬ (engkau -pr) kerjakanlah!
‫َأ ْنتُ َما‬ َ‫اِ ْف َعال‬ (kamu berdua) kerjakanlah!
‫َأ ْنتُ ْم‬ ‫اِ ْف َعلُوْ ا‬ (kalian -lk) kerjakanlah!
‫َأ ْنتُ َّن‬ َ‫اِ ْف َع ْلن‬ (kalian -pr) kerjakanlah!
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Definisi Dhomir adalah isim yang berfungsi sebagai kata ganti orang
dalam bahasa Arab. Kata ganti orang tersebut menunjukkan orang
pertama orang dan orang ketiga .
2. Dhomir secara sederhana terbagi menjadi dua, yaitu:
1)   Al-Bariz, yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak dalam
ُ ‫قُ ْم‬ ( Aku telah berdiri ).
lafazh. Seperti huruf Taa’ pada kata kerja ‫ت‬
2)   Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam
lafazh akan tetapi bisa diperkirakan apa yang dimaksud. Seperti
Dhomir  َ‫َأ ْنت‬ ( Kamu ) dalam kata ‫(قُ ْم‬Berdirilah!) yang meskipun
tidak nampak dalam lafazh namun kita bisa perkirakan bahwa
Dhomir yang dimaksud adalah  َ‫َأ ْنت‬ karena kata perintah pasti
ditujukan untuk orang kedua.
3. Menurut fungsinya, ada dua golongan Dhamir yaitu:
   Dhamir rafa' ( ‫ض ِميْر َر ْفع‬ )
َ yang berfungsi sebagai subjek.
   Dhamir nashab ( ‫ض ِميْر نَصْ ب‬
َ  ) yang berfungsi sebagai Objek.
4. Adapun penggunaan Dhomir dalam kata kerja, menyesuaikan dengan
bentuk kata kerja itu sendiri. Apakah kata kerja lampau, sekarang, atau
perintah.

B. Saran
Alhamdulillahirabbil’aalamiin, sebagai manusia yang hidup di dunia ini,
hendaklah kita selalu mempunyai angan untuk selalu haus akan ilmu pengetahuan,
dari ilmu kita bisa melakukan hidup ini dengan sebaik- baiknya. Adapun dengan
selesainya penulisan makalah ini, semoga bisa bermanfaat untuk pembelajaran
isim dhomir nantinya. Aamiin.
C. Penutup
Alhamdulillah, demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan
dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi menjadi lebih baiknya makalah ini dan dan
penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga bisa berguna
bagi semua.
DAFTAR PUSTAKA

A’qil , Bahaud Din Abdullah Ibnu,Terjemah Alfiyyah Syarah Ibnu ‘Aqil 1,


Bandung : Sinar Baru Algensindo t.t.
Hakim Taufiqul, Program Pemula Membaca Kitab Kuning , Jepara:Al – Falah
Offset 2003.
M. Sholehudiin Shofwan, “Mabadi Asshorfiyah Jilid 1” Pengantar Al Qowa’id
AshShorfiyyah , Jombang : Darul Hikmah , 2000.
Pengurus Pondok Tegal Rejo, Sulamut Tashil Fi Tarjumatil Al Fiyyah Ibnu Malik
Juz Ul Awwal, Magelang : t. p. ,1993.
Shofwan , M. Sholihuddin, “Mabadi’ An-Nahwiyyah” Pengantar Memahami Al
Jurumiyah , Jombang : Darul Hikmah, 1999.
Shofwan ,M. Sholihuddin, “Mabadi’ Ash – Shorfiyyah” Pengantar Al Qowa’id
Ash – Shorfiyyah 2 , Jombang : Darul Hikmah, 2006.
Shofwan, M. Sholehudiin, “Mabadi Asshorfiyah 2 “ Pengantar Al Qowa’id
AshShorfiyyah , Jombang : Darul Hikmah, 2000.
Qoin, Alifah Dzatun Nitho, “Nomina Permanent (Isim Mabni) Dalam Buku
Khulashoh Nurul Yaqin Juz 3 (Analisis Sintaksis)”, Skripsi, Program Studi
Pendidikan Bahasa Arab Jurusan Bahasa Dan Sastra Asing Fakultas Bahasa
Dan Seni Universitas Negeri Semarang , 2015.

Anda mungkin juga menyukai