DHOMIR
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Ulumul Qur’an”
Disusun Oleh :
Syifa Fauziah (2285130057)
Yusuf Ramdhani (2285130039)
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan Rahmat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-
Nya, sehingga makalah ini akhirnya dapat diselesaikan. Kami menyadari akan
keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami, tanpa pertolongan Allah SWT serta
bantuan dari berbagai pihak, susah kiranya makalah ini dapat kami selesaikan.
Untuk itu dengan kerendahan hati, izinkanlah kami untuk menyampaikan
ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Achmad Lutfi, S.Ag., M.S.I. selaku dosen
pengampu mata kuliah Ulumul Qur’an dan teman-teman sekalian. Kami
menyadari masih banyak terdapat kekurangan sehingga kami mengharapkan saran
dan kritik yang dapat membangun demi penyempurnaan tugas kelompok ini.
Akhirnya dengan kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga amal
ibadah yang telah dilakukan mendapat balasan dari Allah SWT.
Aamiin, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................4
A. Lata Belakang....................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................5
C. Tujuan................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN............................................................................6
A. Pengertian Dhomir.............................................................................6
B. Macam-Macam Dhomir.....................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Lata Belakang
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa rumpun paling tua dan tetap
eksis sampai sekarang. Kemampuan bahasa Arab tetap eksis sampai sekarang
disebabkan oleh posisinya sebagai bahasa yang dipilih oleh Allah sebagai bahasa
kitab suci al-Qur’an, dan sebagai bahasa Agama (dalam shalat, dzikir dan do’a).
Bahasa Arab adalah bahasa yang sangat erat dengan unsur-unsur keagamaan, yaitu
Agama Islam. Bahasa Arab adalah kunci untu mempelajari Islam karena sumber-
sumber hukum Islam semuanya menggunakan bahasa Arab.
Untuk bisa mempelajari dan memahami al-Quran diperlukan sebuah ilmu
yang erat kaitannya mengenai penafsiran tiap kata dalam al-Quran sehingga
maksud dan tujuannya bisa kita pahami. Adapun ilmu yang dimaksud yakni ilmu
Nahwu dan Sharaf. Semenetara Ilmu Nahwu adalah ilmu tentang pokok-pokok
yang dengannya dapat diketahui hal ihwal kata-kata bahasa Arab dari segi I’rab
dan bina’nya, yaitu dari sisi apa yang dihadapinya dalam keadaan kata-kata itu
disusun.
Dalam kitab “Qawaidul Lughah al Arabiyyah “ dijelaskan bahwa :
. و كيفية إعرابها,النحو هو قواعد يعرف بها وظيفة كل كلمة داخل الجملة وضبط أواخر الكلمات
Ilmu nahwu adalah ilmu yang mempelajari kaidah untuk mengenal fungsi-
fungsi kata yang masuk pada kalimat, mengenal hukum akhir dan untuk mengenal
cara meng’irab.
Sedangkan dalam kitab Matan al Jurumiyah, dijelaskan bahwa ilmu nahwu
adalah:
روطggا من شggا يتبعهمggاء ومggراب والبنggا من اإلعggال تركيبهggة حggام العربيgالنحو هو علم بقواعد يعرف بها أحك
.النواسخ و حذف العاعد
Ilmu nahwu adalah ilmu yang dengan kaidah tersebut diketahui hukum-
hukum bahasa Arab baik dalam keadaan tersusun dari segi i’rab, bina’ dan
sesuatu yang mengikutinya berupa syarat-syarat nawasih dan terbuangnya ‘aid.
4
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu nahwu
adalah ilmu yang mempelajari kaidah tata bahasa Arab untuk mengetahui hukum-
hukum akhir dari kata, baik dari segi susunan (tarkib), i’rab dan bina’nya, yaitu
dari sisi apa yang dihadapinya dalam kata-kata itu disusun. Adapun tujuan utama
penyusunan ilmu Nahwu ialah agar bahasa Arab yang fasih tetap terjaga sehingga
al-Qur’an dan al-Hadist Nabi juga terjaga dari kesalahan. Di sisi lain, ilmu Nahwu
juga bisa dipakai sebagai sarana untuk mengungkap keajaiban bahasa al-Qur’an.
Lain halnya dengan terminologi kata, yaitu lafal yang menunjukkan
kepada suatu ma’na yang tersendiri. Kata (kalimah) dalam bahasa Arab terdiri dari
tiga macam yaitu, isim, fi’il dan huruf. Isim adalah sesuatu yang menunjukkan arti
pada dirinya, tanpa disertai oleh waktu. Berdasarkan kejelasannya isim terbagi
menjadi dua macam yaitu isim nakirah dan isim ma’rifat. Isim nakirah adalah isim
yang menunjukkan sesuatu yang tidak jelas. Sedangkan isim ma’rifat adalah isim
yang menunjukkan sesuatu yang sudah jelas.
Sebagai pengantar agar kita semua bisa memahaminya, disini penulis akan
sedikit membahas tentang beberapa kaidah yang ada di dalam kaidah bahasa Arab,
yaitu isim Dhomir.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dhomir
CATATAN :
a) Mutakallim yaitu: Dhomir/Kata ganti untuk orang pertama, yakni aku dan
kami.
b) Mukhatab yaitu: Dhomir/Kata ganti untuk orang kedua yaitu kamu dan kalian.
c) Ghaib yaitu: Dhomir/Kata ganti untuk orang ketiga, yaitu dia dan mereka.
B. Macam-Macam Dhomir
6
tidak bersambung dengan kata/kalimah lainnya (munfasil), maupun saat
disambung dengan kalimat lainnya (muttasil).
ِ َ ِم ْي ٌر ُم ْنفgg)ض
Dhomir Munfashil ( ٌلgggص َ yaitu dhomir yang terpisah, berdiri
sendiri. Dhamir munfashil terdiri dari dua bagian:
1) Dhamir rafa’ munfashil, yaitu dhamir yang terpisah dari isim dan
fi’il, yang menempati mubtada’, khobar, fa’il dan na’ibul fa’il.
7
2) Dhamir nasab munfashil, yaitu dhamir yang terpisah yang ditandai
dengan baris nasab, yang menempati maf’ul bih (objek) sebagai
tanda nasabnya.
8
ِ َّ ِم ْي ٌر ُمتg)ض
Dhomir Muttashil ( ٌلg ص َ yaitu dhomir yang selalu bersambung
dengan kata ( )الكلمةsetelahnya. macam Dhamir ini terbagi menjadi tiga
bagian yaitu :
9
2. Dhamir Mustatir
Dhamir mustatir adalah isim dhomir yang tidak nampak dalam
pelafalannya. Dhamir mustatir ada 2 macam yaitu:
1) Dhamir mustatir wujub, yaitu dhamir yang tersimpan pada fi’il yang
tidak bisa diganti dengan isim dzohir.
2) Dhamir mustatir jawazan, yaitu dhamir yang tersimpan pada fi’il yang
bisa diganti dengan isim dzohir.
Kata ganti yang wajib disimpan (dhamir mustatir wujub) adalah
kata ganti yang tidak digantikan oleh isim dhahir. Kata ganti yang wajib
disimpan ini terdapat pada :
1) Fi,il amar untuk mufrad mudzakar mukhatab (orang kedua laki-laki
tunggal).
2) Fi’il mudhari yang diawali dengan ta’ khitab wahid (orang kedua laki-
laki tunggal), hamzah (orang pertama tunggal), dan nun (orang
pertama >1).
10
C. Contoh Isim Dhomir dalam Al-Qur’an
َاَفَ َح ِس ْبتُ ْم اَنَّ َما خَ لَ ْق ٰن ُك ْم َعبَثًا َّواَنَّ ُك ْم اِلَ ْينَا اَل تُرْ َجعُوْ ن
ۖ ۤ ٰ
ِ َْو ِم ْن ا ٰيتِ ٖ ٓه اَ ْن تَقُوْ َم ال َّس َما ُء َوااْل َرْ ضُ بِا َ ْم ِر ٖ ۗه ثُ َّم اِ َذا َدعَا ُك ْم َد ْع َوةً ِّمنَ ااْل َر
َض اِ َذٓا َا ْنتُ ْم ت َْخ ُرجُوْ ن
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Definisi Dhomir adalah isim yang berfungsi sebagai kata ganti orang dalam
bahasa Arab. Kata ganti orang tersebut menunjukkan orang pertama orang dan
orang ketiga .
2. Dhomir secara sederhana terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Al-Bariz, dhamir bariz adalah kata ganti yang tampak secara jelas
pelafadzannya, baik ketika berdiri sendiri atau tidak bersambung dengan
kata/kalimah lainnya (munfasil), maupun saat disambung dengan kalimat
lainnya (muttasil).
2) Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam lafazh
akan tetapi bisa diperkirakan apa yang dimaksud. Seperti
Dhomir ََأ ْنت ( Kamu ) dalam kata (قُ ْمBerdirilah!) yang meskipun tidak
nampak dalam lafazh namun kita bisa perkirakan bahwa Dhomir yang
dimaksud adalah ََأ ْنت karena kata perintah pasti ditujukan untuk orang
kedua.
12
DAFTAR PUSTAKA
13