BAHASA ARAB
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam tak lupa kami
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa membimbing dan menyayangi
umatnya hingga akhir zaman.
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah “ Bahasa Arab I “ selain itu dapat memberikan pengetahuan
dasar tentang pembagian kalimah dalam Bahasa Arab.
Terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Selvia Nelis M.A. selaku dosen mata kuliah
ini yang telah membimbing dan memberikan materi demi kelancaran dan terseleseikannya
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menjadi bahan, pedoman dan tuntutan bagi generasi muda dalam
mempelajari bahasa arab, Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya kepada kita semua.
DAFTAR ISI
COVER .....................................................................................................................................
A. kesimpulan .................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Arab adalah bahasa paling mulia yang masih digunakan sampai saat
ini. Bahasa yang digunakan oleh para Nabi dan kelak akan digunakan oleh penghuni
Surga. Belajar bahasa arab sangatlah penting, terutama bagi seorang muslim karena
Kitab Suci Al Qur'an dan Hadist Nabi yang menjadi rujukan bagi setiap muslim
dalam menjalankan ibadah bahkan kehidupan sehari-hari-menggunakan bahasa arab.
Inilah alasan utama untuk pertanyaan Mengapa bahasa ini tetap hidup lebih
dari ratusan tahun sementara bahasa yang lain tidak? adalah bahasa Arab merupakan
bahasa Al-Qur'an, inilah yang menjaga bahasa Arab menjadi bahasa utama hingga
lebih dari 1400 tahun peradaban Islam. Bahkan ada ulama yang mewajibkan belajar
bahasa arab bagi seorang muslim.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan. Penulisan
PEMBAHASAN
A.Pengertian Kalam
Nahwu adalah bagian dari pelajaran bahasa Arab yang berkaitan dengan
kedudukan suatu kata. Dengan ilmu ini, insya Allah seseorang akan mampu membaca
kitab berbahasa Arab. Namun juga harus ditunjang dengan kaidah-kaidah ilmu shorof.
Ilmu nahwu terbagi menjadi beberapa bagian. Salah satu bagian dari ilmu nahwu
yaitu kalam. Dalam makalah ini, kita akan membicarakan tentang pengertian kalam
dalam kaidah bahasa Arab dan dilanjutkan dengan pembagian-pembagian kalam.
Pembagian-pembagian dari kalam tersebut meliputi kalimat isim, kalimat fi’il, dan
kalimat huruf. Dan disertai pembahasan tentang pengertian isim, fi’il, dan huruf.
b. Murokkab/Tersusun
Artinya setelah ada lafazh, maka lafazh itu harus tersusun, minimal tersusun dari
2 kata seperti ) ْد ي َ ز َ َام قZaid telah beridiri).
c. Mufid
Pengertian Sempurna dan Dengan Disengaja Artinya orang yang berbicara telah
sempurna diam setelah menyampaikan kalamnyaApabila ada ungkapan yang tersusun
dari beberapa kata tetapi maksudnya tidak bisa dipahami oleh yang mendengar maka
tidak bisa disebut sebagai kalam, misalnya ) ْد ي َ ز َ َام ْن ق ِ إjika Zaid berdiri), dan itu
akan menjadi kalam apabila disebutkan lanjutannya seperti ( د ََّم َ حُم َام قMuhammad juga
berdiri) sehingga menjadi )د ََّم َ ُحم َام د ق ي َ ز َ َام ْن ق ِ إjika Zaid berdiri, maka Muhammad
juga berdiri). Demikian pula jika ucapan kalam diucapkan dalam keadaan tidak sadar
atau tidak dalam keadaan disengaja, maka tidak bisa disebut sebagai kalam.
d. Bil Wadh’i
Menggunakan Bahasa Arab Artinya lafazh yang digunakan dalam pembicaraan
berupa lafazh-lafazh yang dipakai orang Arab untuk menunjukkan suatu makna. Dengan
demikian, ucapan orang ‘ajam tidak dapat disebut sebagai kalam
B. Pembagian Kalam
a. Isim Isim secara bahasa artinya kata yang menunjukkan yang dinamai. Isim menurut
istilah ahli nahwu adalah kata yang menunjukkan suatu makna pada dirinya dan
tidak diasosiasikan dengan waktu apapun, contohnya 5. د ََّم حُمIsim adalah setiap kata
yang menunjukkan kepada manusia, hewan, tumbuhan, benda mati, tempat, waktu,
sifat atau makna yang tidak berkaitan dengan waktu. Tanda isim adalah: - Dapat
ditanwin di akhir kata, Dapat dimasuki oleh الpada awal kata, contohnya ك
ِ حب ا َ ت ;ال
- Dapat dimasuki oleh huruf nida’ (panggilan) pada sebelum kata, contohnya َََّ م د
حُم ;َي- Dapat dimajrurkan oleh huruf jar sebelum kata, contohnya ت ْ ي َ ب ْ ;ِف-
Dapat di-idhofah-kan, contohnya ِ ْ ة َ ر َ ال َّشج ح نdan; غحس- Dapat di-isnad ilaih,
Bagi pemula, setidaknya harus memahami pembagian isim sebagai berikut:
1. Isim berdasarkan jumlah (Mufrad, Tasniyah, Jamak) 2. Isim berdasarkan jenis
(Mudzakkar dan Muannats) 3. Isim dari segi keumuman dan kekhususan (Ma’rifah
dan Nakirah) 4. Isim dari segi penerimaan tanwin (Musharif dan Ghairu Munsharif)
5. Isim ditinjau dari perubahan akhir kata (Mu’rab dan Mabniy)
b. Fi’il Umumnya fi’il dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai kata kerja. Fi’il secara
bahasa adalah peristiwa. Adapun fi’il dalam istilah ahli nahwu adalah kata yang
menunjukkan suatu makna pada waktu tertentu dari tiga waktu. Tiga waktu itu
adalah: - Fi’il Madhi (lampau), contohnya َ َ ; ب َكت- Fi’il Mudhori’ (sedang atau akan
datang), contohnya َ ح حب ْكتdan, ي- Fi’il Amar (perintah), contohnya 8 احْ كت. ب ْح
ْ ; -
Tanda fi’il adalah: - Dapat bersambung dengan ta’ fa’il, contohnya حت ب َ َكت
Diakhiri (fi’il madhi) dan diawali (fi’il mudhori’) dengan ta’ ta’nits, َ ْ تcontohnya َ ب
َكت ح حب ْكت َ ;ت- - Dapat bersambung dengan ya’ mukhatabah, contohnya ْ ح ْش ح ِكري
;ا- Dapat bersambung dengan nun taukid, contohnya 9َّ ححب ْكت َ ;لَي- Didahului huruf
َد ْ َنcontohnya, ق ْ حو ن ِ م ْ ؤ ح ْالم َ ْلَح َ ْد َأف ;ق النَّا ِسcontohnya, سDidahului- َ ن ِ م ح اء َ َه
َ ُّسف حل ال ْ حو ق َ يdan, سDidahului huruf فَ ْ و َ َنcontohnya, س ْ و ح لَم ْ َع َف ت ْ و َ َكا َّل
س. Bagi pemula, setidaknya harus memahami pembagian fi’il sebagai berikut: 1.
Fi’il berdasarkan kebutuhan terhadap objek (Fi’il Lazim dan Fi’il Muta’addiy) 2.
Fi’il aktif dan pasif (Fi’il Ma’lum dan Fi’il Majhul) 3. Fi’il berdasarkan huruf
penyusun (Fi’il Shahih dan Fi’il Mu’tal) 10
c. Huruf Huruf adalah setiap kata yang tidak bermakna kecuali jika bersama dengan
kata yang lain. 11 Huruf secara bahasa memiliki arti huruf seperti yang kita kenal
dalam bahasa Indonesia yang ada 26 huruf. Sedangkan dalam bahasa Arab kita
mengenal 28 huruf yang kita kenal dengan huruf hijaiyah. Akan tetapi, huruf yang
dimaksud disini bukan setiap huruf hijaiyah melainkan huruf hijaiyah yang memiliki
arti و,(seperti ( ك,(akan ( س:seperti (dan), )فmaka), )بdengan), )لuntuk). Huruf
yang dimaksud disini tidak berarti harus huruf yang disusun dari satu huruf saja,
tetapi juga yang disusun dari dua atau lebih huruf yang memiliki makna, ي,(atas diَ (
علَى,(tentang/dariَ ( ع ن,(ke ( اِلَى,(dariِ ( م ن:contohnya ِ )فdi dalam). Contoh النَّا ِس
yaitu huruf َ 12 م. ِ و ِ نَّة ا ْْ ِل َ ن
C . Tanda-tanda kalimah
1. Kalimah Isim
“Isim ialah setiap kata yang menunjukkan nama orang,hewan, tumbuhan, benda, tempat,
waktu, dan sifat yang tidak terikat oleh waktu.”[3]
Contoh:
Secara sederhana fi’il berarti setiap kata yang menunjukan pekerjaan pada waktu tertentu.[8]
Definisi lain menyebutkan bahwa fi’il adalah kata yang menunjukkan suatu makna yang
berkaitan dengan suatu waktu (lampau, sekarang, dan yang akan datang).
ِ ْاَ ْلفِــعْــ ُل هُ َو ُكلُّ َكلِ َمـــ ٍة تَـــــ ُدلُّ َعلَى حُــ ُدو.
ٍ ث َش ْيٍئ فِى َز َم ٍن خَا
ص
“fi’il adalah setiap kata yang menunjukkan kejadian suatu peristiwa pada waktu tertentu.”
Pembahasan mengenai fi’il (kata kerja)
A. Fi’il Madhi
· Definisi
Fi’il madhi ialah kata kerja yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan atau peristiwa pada
waktu lampau (past tense).
· Tanda-tanda
Tanda-tandanya antara lain tampak pada huruf asli kata kerjanya dan pada umumnya
َ َكـت (telah menulis), ــرَأ
mengandung suara “a” , misalnya َـب َ َق (telah membaca).
3. Kalimah Harf/Huruf
Mengenal huruf hijaiyyah
ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و ه ال ء ي
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa harf adalah kata yang tidak bisa dipahami
maknanya kecuali jika disandingkan dengan kata lain. Dengan demikian, kata ini tidak akan
kata memiliki makna tertentu, kecuali disandarkan pada kata-kata lain. Dengan makna yang
serupa, definisi lain mengatakan, sebagai berikut:
ِ ْالبَ ْي
Saya keluar dari rumah ت َاَنَا اَ ْخ ُر ُج ِمن :
Keلى
َ ِا : dalam kalimat:
ْ ُْاال
Dia menyerahkan buku itu ke gurunya ستَا ِذ َ هُ َو بُ َسلِّ ُم ْال ِكت :
َاب اِل َى
Dalamى
ْ ِف : dalam kalimat:
ِ ْال َم ْس
Anda membaca qr’an dalam Mesjid ج ِد تَ ْق َرُأ ْالقُرْ اَانَ فِ ْى :
Depan امام : dalam kalimat:
KESIMP ULAN
A. Kesimpulan
a. Isim, menurut istilah ahli nahwu adalah kata yang menunjukkan suatu makna pada
dirinya dan tidak diasosiasikan dengan waktu apapun.
b. Fi’il dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah kata kerja. Adapun fi’il dalam
istilah ahli nahwu adalah kata yang menunjukkan suatu makna pada waktu tertentu dari
tiga waktu, yaitu lampau (Madhi), sedang atau akan datang (Mudhori’), dan perintah
(Amar).
c. Huruf adalah setiap kata yang tidak bermakna kecuali jika bersama dengan kata yang
lain.
DAFTAR PUSTAKA