Anda di halaman 1dari 11

PEMBAGIAN KATA DALAM BAHASA ARAB

Untuk Memenuhi Tugas Makalah Bahasa Arab

Dosen Pengampu:
Hasan, MA. Hum

Disusun Oleh:
Ina Rokhimatul Wakhidah 2021110006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
SYEKH MUHAMMAD NAFIS
TABALONG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Wr.Wb.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
meyelesaikan makalah yang berjudul ”Pembagian Kata Dalam Bahasa Arab”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami meyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh kerena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang
membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah kami di masa
yang akan datang.
Akhir kata kami berharap semoga makalah yang berjudul “Pembagian Kata
Dalam Bahasa Arab” ini dapat memberikan manfaat maupun menambah
pengetahuan serta pengalaman terhadap pembaca. Wassalamualaikum. Wr.Wb.

Tabalong, 17 November 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB 1 ................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ......................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN .................................................................................................. 2
A. Pengertian Kata ......................................................................................... 2
B. Pembagian Kata ........................................................................................ 3
BAB III................................................................................................................ 7
PENUTUP ........................................................................................................... 7
KESIMPULAN ................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beberapa pelajaran dasar sebagai rumus atau kunci dalam pembelajaran
berbahasa dan bahasa Arab yang harus dikuasai dengan baik di mana
penguasaannya akan mempermudah dalam belajar maupun berbicara, dan
pelajaran ini merupakan inti dasar dari penguasaan bahasa Arab yang akan
membantu mengurangi dan menghilangkan kendala-kendala di dalam
mempelajarinya. Pada makalah ini kita akan mempelajari tentang pengertian kata
dan pembagian kata dalam bahasa Arab.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan kata dalam bahasa Arab?
2. Bagaimana pembagian kata dalam bahasa Arab?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian kata dalam bahasa Arab
2. Untuk mengetahui pembagian kata dalam bahasa Arab

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kata
Terdapat perbedaan terhadap penyebutan istilah “kata” dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Arab. Jika dalam bahasa Indonesia disebut “kata”, maka
dalam bahasa Arab disebut “kalimat”. Kumpulan kata dalam bahasa Indonesia
disebut “kalimat”, sedangkan kumpulan kata dalam bahasa Arab disebut
“jumlah”.
Kata dalam bahasa Indonesia, sedangkan dalam Bahasa Arab disebut dengan
istilah kalam/kalimah. Dalam kitab Matn al-Jurumiyah disebutkan bahwasanya al-
kalam adalah lafadz yang tersusun dan berfaidah (mempunyai pengertian
sempurna dengan disengaja) dalam bahasa Arab.1 Sedangkan dalam kitab At-
Tuhfatus Saniyyah, al-kalam adalah lafazh yang tersusun yang memberi faidah
dengan al-wadh’u (menggunakan bahasa Arab). Lafazh kalam secara bahasa
adalah ungkapan yang dengannya dapat menghasilkan suatu faidah.2 Adapun
kalam dalam ilmu nahwu harus terkumpul 4 perkara, yaitu lafazh, tersusun,
memberi faidah, dan sesuai dengan kaidah orang Arab.
1. Lafazh
Artinya suatu kalam harus ada lafazh, dan yang dimaksud lafazh adalah suara
yang mengandung huruf hijaiyah sehingga bisa ditulis dengan huruf hijaiyah,
misal lafaz ‫ زَ يْد‬yang mengandung huruf ‫ د ي ز‬.Apabila ada suara tapi tidak bisa
ditulis dengan huruf hijaiyah, maka tidak bisa dikatakan sebagai lafazh.
2. Murokkab/Tersusun
Artinya setelah ada lafazh, maka lafazh itu harus tersusun, minimal tersusun

َ َ‫) ق‬Zaid telah berdiri).


dari 2 kata seperti ‫ام زَ يْد‬

1
Muhammad Ibn Muhammad Ibn Ajurum Ash-Shanhaji, Matn Al-Ajurumiyyah (Surabaya:
Al-Haramain, t.t.), hlm. 1.
2
Muhammad Muhyi ad-Din Abd al-Hamid, At-Tuhfah as-Saniyyah bi Syarh al-Muqaddimah
al-Ajurumiyyah (Riyadh: Maktabah Dar as-Salam, 1994), hlm. 1-2.

2
3. Mufid/Pengertian Sempurna dan Dengan Disengaja
Artinya orang yang berbicara telah sempurna diam setelah menyampaikan
kalamnya. Suatu ungkapan itu akan dikatakan sebagai kalam apabila ungkapan itu
bisa dipahami oleh kedua belah pihak, baik yang berbicara maupun yang

َ َ‫( ق‬Zaid telah berdiri). Apabila ada ungkapan yang


mendengarkan, misalnya ‫ام زَ يْد‬
tersusun dari beberapa kata tetapi maksudnya tidak bisa dipahami oleh yang

َ َ‫( إِ ْن ق‬jika Zaid


mendengar maka tidak bisa disebut sebagai kalam, misalnya ‫ام زَ يْد‬

َ َ‫ق‬
berdiri), dan itu akan menjadi kalam apabila disebutkan lanjutannya seperti ‫ام‬

َ ‫ام زَ يْد َق‬


ْ‫( ُم َح َّمد‬Muhammad juga berdiri) sehingga menjadi ‫ام ُم َح َّمد‬ َ َ‫( ِإ ْن ق‬jika Zaid
berdiri, maka Muhammad juga berdiri). Demikian pula jika ucapan kalam
diucapkan dalam keadaan tidak sadar atau tidak dalam keadaan disengaja, maka
tidak bisa disebut sebagai kalam.
4. Bil Wadh’i/ Menggunakan Bahasa Arab
Artinya lafazh yang digunakan dalam pembicaraan berupa lafazh-lafazh yang
dipakai orang Arab untuk menunjukkan suatu makna. Dengan demikian, ucapan
orang ‘ajam tidak dapat disebut sebagai kalam.

B. Pembagian Kata
Di dalam bahasa Arab kata terbagi atas tiga bahagian, yaitu:
1. Isim (‫(اسم‬
Segala kata yang menunjukkan nama, baik nama manusia maupun nama
benda-benda yang lain.Isim dapat diketahui dengan ciri-ciri atau ‟alamatnya
sebagai berikut:
a. Diawali huruf Jar
Yaitu berupa huruf-huruf tertentu yang menyebabkan kata benda
berupa isim dan jamak dibaca Jar atau majrur. Tanda jar bisa berupa
kasroh, bisa berupa fathah, bisa juga berupa huruf ya’.
Adapun tanda jar berupa huruf ya’ terdapat pada asma’ul khomsah,
isim tasniyah dan jamak mudzakkar salim. Sebagaimana contoh kalimat
di bawah ini:

3
1) َ‫ه ِذ ِه الفَا ِك َهة ِِلَبِيْك‬
َ (Buah ini untuk ayahmu), Huruf ya’ pada kata abiika
adalah tanda jar pada asma’ul khomsah, awalnya adalah abuuka
(ayahmu) tetapi karena ada huruf jar li maka menjadi liabiika.
2) ‫( ُز ْرتُ اِلَى ال ُم َع ِل َمي ِْن‬Saya telah berkunjung kepada 2 orang pengajar).
Huruf ya’ pada kata mu’allimain adalah tanda jar pada isim tatsniyah
karena terdapat huruf jar ila, sehingga tanda I’robnya merupakan
sesuatu yang dikira-kirakan.
3) َ‫صا ِل ِحيْن‬
َّ ‫ب هَبْ ِلي ِمنَ ال‬
ِ ‫( َر‬Ya Allah berikanlah saya dari orang-orang
sholeh). Huruf ya’ pada kata Sholihiin adalah tanda jar pada Jamak
Mudzakkar Salim, sehingga tanda I’robnya merupakan sesuatu yang
dikira-kirakan.
b. Tanwin (yaitu baris dua di atas, di bawah atau di depan, ia adalah
dengung nun mati yang ada dalam ucapan dan tidak dalam tulisan)
Contoh:

Seorang laki-laki telah berkata َ‫َر ُجل قَال‬

Aku telah duduk di atas sebuah kursi ‫علَى كُ ْر ِسي‬


َ ُ‫َجلَ ْست‬
Seorang siswa telah pergi kesekolah ‫سة‬ َ ‫َب‬
َ ‫طا ِلب ِإلَى َمد َْر‬ َ ‫ذَه‬
c. Dimasuki huruf Alif dan Lam
Contoh:

Laki-laki itu telah berkata َّ َ‫قَال‬


‫الر ُج ُل‬

Aku telah duduk di atas kursi ِ ‫علَى ْالكُ ْر ِسي‬ َ َ‫َجل‬


َ ‫س‬
Siswa itu telah pergi kesekolah َ ‫ب إِلَى ْال َمد َْر‬
‫س ِة‬ َّ ‫َب‬
ُ ‫الطا ِل‬ َ ‫ذَه‬
d. Huruf Nida (huruf untuk memanggil)
Contoh:

Wahai Muhammad ‫َيا ُم َح َّمد‬

4
e. Masnad (Huruf yang disandari). 3
Contoh:

Muhammad ‫ُم َح َّمد‬

Guru ‫ُمدَ ِرس‬

Pohon ‫ش َج َرة‬
َ

Pena ‫قَلَم‬

Kucing ‫قِط‬

Matahari ‫ش َْمس‬

Makkah ُ‫َم َّكة‬

Sekolah ‫سة‬
َ ‫َمد َْر‬

isim tidak hanya kata benda saja, tapi mencakup semua kata selain kata kerja
dan kata huruf. Baik itu kata sifat, nama orang, nama hewan, nama tempat, benda-
benda mati, dan lainnya.
2. Fi’il (‫)الفعل‬
Umumnya fi’il dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai kata kerja. Fi’il
secara bahasa adalah peristiwa. Adapun fi’il dalam istilah ahli nahwu adalah kata
yang menunjukkan suatu makna pada waktu tertentu dari tiga waktu. Tiga waktu
itu adalah:
َ ‫َكت‬
a. Fi’il Madhi (lampau), contohnya ‫َب‬

ُ ُ ‫َي ْكت‬
b. Fi’il Mudhori’ (sedang atau akan datang), contohnya ‫ب‬

c. Fi’il Amar (perintah), contohnya ْ‫ا ُ ْكتُب‬


Adapun tanda fi’il adalah:
a. Dapat bersambung dengan ta’ fa’il, contohnya ُ‫َكتَبْت‬
b. Diakhiri (fi’il madhi) dan diawali (fi’il mudhori’) dengan ta’ ta’nits,
ُ ُ ‫ت َ ْكت‬
ْ َ‫ب – َكت َب‬
contohnya ‫ت‬

3
Darmayati, Buku Daras Bahasa Arab Di Era Milenial, (Nusantara Press: Pare-Pare, 2020)
Hal. 9

5
ْ ‫ا ُ ْشكُ ِر‬
c. Dapat bersambung dengan ya’ mukhatabah, contohnya ‫ي‬
d. Dapat bersambung dengan nun taukid, contohnya ‫لَ َي ْكتُب َُّن‬

e. Didahului huruf ْ‫ قَد‬, contohnya َ‫ح ْال ُمؤْ ِمنُ ْون‬


َ َ‫قَدْ أ َ ْفل‬
f. Didahului ‫س‬, contohnya ‫اس‬ ُّ ‫سيَقُ ُو ُل ال‬
ِ َّ‫سفَ َها ُء ِمنَ الن‬ َ
g. Didahului huruf ‫ف‬ َ , contohnya َ‫ف ت َ ْعلَ ُم ْون‬
َ ‫س ْو‬ َ َّ‫َكال‬
َ ‫س ْو‬
3. Huruf
Huruf merupakan sesuatu yang tidak memiliki makna kecuali beserta dengan
yang lainnya. 4 Huruf secara bahasa memiliki arti huruf seperti yang kita kenal
dalam bahasa Indonesia yang ada 26 huruf. Sedangkan dalam bahasa Arab kita
mengenal 28 huruf yang kita kenal dengan huruf hijaiyah. Akan tetapi, huruf yang
dimaksud disini bukan setiap huruf hijaiyah melainkan huruf hijaiyah yang
memiliki arti seperti: ‫س‬
َ (akan), َ‫( ك‬seperti), ‫( َو‬dan), ‫ف‬
َ (maka), ‫ب‬
ِ (dengan), ‫ِل‬
(untuk).
Huruf yang dimaksud disini tidak berarti harus huruf yang disusun dari satu
huruf saja, tetapi juga yang disusun dari dua atau lebih huruf yang memiliki
makna,
contohnya: ‫( ِم ْن‬dari), ‫( اِلَى‬ke), ‫ع ْن‬
َ (dari/tentang), ‫علَى‬
َ (di atas), ‫ي‬
ْ ِ‫( ف‬di dalam).
ِ َّ‫ ِمنَ ْال ِجنَّ ِة َوالن‬.5
Contoh huruf yaitu ‫اس‬

4
Darmayati, Buku Daras…, Hal. 9
5
Abu Razin dan Ummu Razin, Ilmu Nahwu Untuk Pemula (Depok: Pustaka BISA, 2015),
hal. 21

6
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Al-kalam adalah lafadz yang tersusun dan berfaidah (mempunyai pengertian
sempurna dengan disengaja) dalam bahasa Arab. Kalam dibagi menjadi tiga,
yaitu:
a. Isim, menurut istilah ahli nahwu adalah kata yang menunjukkan suatu makna
pada dirinya dan tidak diasosiasikan dengan waktu apapun.
b. Fi’il dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah kata kerja. Adapun fi’il
dalam istilah ahli nahwu adalah kata yang menunjukkan suatu makna pada
waktu tertentu dari tiga waktu, yaitu lampau (Madhi), sedang atau akan
datang (Mudhori’), dan perintah (Amar).
c. Huruf adalah setiap kata yang tidak bermakna kecuali jika bersama dengan
kata yang lain

7
DAFTAR PUSTAKA

Darmayati. 2020. Buku Daras Bahasa Arab Di Era Milenial. Nusantara Press:
Parepare
Muhammad Ibn Ajurum Ash-Shanhaji, Matn Al-Ajurumiyyah. Surabaya: Al-
Haramain
Muhammad Muhyi ad-Din Abd al-Hamid. 1994. At-Tuhfah as-Saniyyah bi Syarh
alMuqaddimah al-Ajurumiyyah. Riyadh: Maktabah Dar as-Salam
Ni’mah. Mulakhkhash Qawa’id al-Lughah al-‘Arabiyyah
Razim, Ummu dan Abu Razim. 2015. Ilmu Nahwu Untuk Pemula. Depok:
Pustaka BISA

Anda mungkin juga menyukai