Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Faktor Penting Dalam Pengembangan Kurikulum Dan Implementasi Model


Kurikulum Di Indonesia

Mata Kuliah

Manajemen Pengembangan Kurikulum

Herda Novita Irmayanti, S.Pd.I

Disusun Oleh:

Dina Rusdiana 20010211

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
SYEKH MUHAMMAD NAFIS
TABALONG
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Wr.Wb.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
meyelesaikan makalah yang berjudul “Faktor Penting Dalam Pengembangan
Kurikulum Dan Implementasi Model Kurikulum Di Indonesia”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami meyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh kerena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang
membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah kami di masa
yang akan datang.
Akhir kata kami berharap semoga makalah yang berjudul “Faktor Penting
Dalam Pengembangan Kurikulum Dan Implementasi Model Kurikulum Di
Indonesia” ini dapat memberikan manfaat maupun menambah pengetahuan serta
pengalaman terhadap pembaca. Wassalamualaikum. Wr.Wb.

Tabalong, 11 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Masalah..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Faktor Utama Pengembangan Kurikulum......................................................3
B. Implementasi Model Kurikulum di Indonesia................................................
C. Standar Desain Kurikulum.............................................................................
BAB II PENUTUP....................................................................................................
Kesimpulan................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Model dan desain kurikulum merupakan hal yang sangat penting dalam
menunjang pencapaian tujuan pendidikan di Indonesia karena model dan
desain kurikulum merupakan alat dalam mencapai tujuan tersebut. Tujuan
dari dilakukannya pengembangan model kurikulum adalah untuk
meningkatkan keefektifan dan efisiensi kurikulum yang ditempuh. Desain
kurikulum merupakan rancangan mengenai kegiatan serta materi-materi
pembelajaran dalam melaksanakan proses pendidikan. Model dan desain
kurikulum di Indonesia digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam
menjalankan proses pembelajaran pada lembaga pendidikan. Terdapat 4
model kurikulum yang diterapkan di Indonesia, antara lain ialah model
kurikulum subjek akademis, model kurikulum humanistik, model kurikulum
konfluen, dan model kurikulum rekonstruksi sosial. Ke empat model
kurikulum tersebut memiliki isi yang berbeda-beda namun tetap memiliki
nilai yang sama penting bagi pelaksanaan pendidikan di Indoensia.
Pada perancangan desain kurikulum, terdapat beberapa karakteristik yang
dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses pelaksanaan pendidikan. Artikel
ini akan menjelaskan mengenai standar model dan desain kurikulum yang ada
di Indonesia, standar-standar tersebut merupakan kesimpulan dari isi materi-
materi yang akan dibahas. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui apa saja acuan-acuan dalam pembuatan model dan perancangan
desain kurikulum yang ada di Indonesia. Selain itu, juga untuk mengetahui
bagaimana implementasi model dan desain kurikulum terhadap sekolah-
sekolah yang ada di Indonesia pada jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah Pertama (SMP), danSekolah Menengah Atas (SMA)

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Faktor Utama Pengembangan Kurikulum?
2. Bagaimana Implementasi Model Kurikulum di Indonesia?
3. Apa Standar Desain Kurikulum?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Faktor Utama Pengembangan Kurikulum.
2. Untuk Mengetahui Implementasi Model Kurikulum di Indonesia.
3. Untuk Mengetahui Standar Desain Kurikulum.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Faktor Utama Pengembangan Kurikulum


Ada tiga faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum
diantaranya:1
1. Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi setidaknya memberikan dua pengaruh
terhadap kurikulum sekolah.
a. Dari segi pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dikembangkan di perguruan tinggi
umum. Pengetahuan dan teknologi banyak memberikan
sumbangan bagi isi kurikulum serta proses pembelajaran.
Jenis pengetahuan yang dikembangkan di perguruan
tinggi akan mempengaruhi isi pelajaran yang akan
dikembangkan dalam kurikulum. Perkembangan
teknologi selain menjadi isi kurikulum juga mendukung
pengembangan alat bantu dan media pendidikan.
b. Dari segi pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan
serta penyiapan guru-guru Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan. Kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan juga mempengaruhi pengembangan
kurikulum, terutama melalui penguasaan ilmu dan
kemampuan keguruan dari guru-guru yang dihasilkan.
2. Masyarakat
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, yang diantaranya
bertugas mempersiapkan anak didik untuk dapat hidup secara
bermatabat di masyarakat. Sebagai bagian dan agen masyarakat,
sekolah sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat di tempat

1
N. S. Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), hlm. 158-159

3
sekolah tersebut berada. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan
kondisi masyarakat penggunanya serta upaya memenuhi kebutuhan
dan tuntutan mereka.
Masyarakat yang ada di sekitar sekolah mungkin merupakan
masyarakat yang homogen atau heterogen. Sekolah berkewajiban
menyerap dan melayani aspirasi-aspirasi yang ada di masyarakat.
Salah satu kekuatan yang ada dalam masyarakat adalah dunia
usaha. Perkembangan dunia usaha yang ada di masyarkat akan
mempengaruhi pengembangan kurikulum. Hal ini karena sekolah
tidak hanya sekedar mempersiapkan anak untuk selesai sekolah,
tetapi juga untuk dapat hidup, bekerja, dan berusaha. Jenis
pekerjaan yang ada di masyarakat berimplikasi pada kurikulum
yang dikembangkan dan digunakan sekolah.
3. Sistem Nilai
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat sistem nilai, baik
nilai moral, keagamaan, sosial, budaya maupun nilai politis.
Sekolah sebagai lembaga masyarakat juga bertangung jawab dalam
pemeliharaan dan pewarisan nilai-nilai positif yang tumbuh di
masyarakat.2
Sistem nilai yang akan dipelihara dan diteruskan tersebut
harus terintegrasikan dalam kurikulum. Persoalannya bagi
pengembang kurikulum ialah nilai yang ada di masyarakat itu tidak
hanya satu. Masyarakat umumnya heterogen, terdiri dari berbagai
kelompok etnis, kelompok vokasional, kelompok intelek,
kelompok sosial, dan kelompok spritual keagamaan, yang masing-
masing kelompok itu memiliki nilai khas dan tidak sama. Dalam
masyarakat juga terdapat aspek-aspek sosial, ekonomi, politk, fisik,
estetika, etika, religius, dan sebagainya. Aspekaspek tersebut sering
juga mengandung nilai-nilai yang berbeda.

2
Sukiman, Pengembangan Kurikulum Perguruan Tinggi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2015), hlm. 43

4
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
mengakomodasi berbagai nilai yang tumbuh di masyarakat dalam
kurikulum sekolah, diantaranya:
a. Mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada
dalam masyarakat
b. Berpegang pada prinsip demokratis, etis, dan moral c.
Berusaha menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut
ditiru
c. Menghargai nlai-nilai kelompok lain
d. Memahami dan menerima keragaman budaya yang ada

B. Implementasi Model Kurikulum di Indonesia


Menurut Sukmadinata dalam Saputra,3 terdapat 4 model kurikulum
yang saat ini sedang berkembang, antara lain ialah model kurikulum subjek
akademis, model kurikulum humanistic, model kurikulum konfluen, serta
model kurikulum rekonstruksi sosial.
1. Model Kurikulum Subjek Akademis
Menurut Nur,4 dalam model kurikulum subjek akademis,
terdapat 4 macam pola organisasi kurikulum yang harus dipenuhi,
antara lain ialah: Correlated curriculum: membuat mata pelajaran
yang terpisah-pisah namun pelajaran yang masih memiliki kaitan
atau hubungan dengan pelajaran lainnya digabungkan dalam
bidang studi.
Unified atau Concentrated curriculum: merupakan pola
organisasi bahan pelajaran dimana bahan pelajaran disusun
berdasarkan tema-tema tertentu yang terdiri atas materi dari
berbagai pelajaran disiplin ilmu.

3
N. S. Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum…, hlm. 602
4
J Nur, Problematik Kurikulum pada Mata Pelajaran Matematika Sekolah Menengah
Pertama Berbasis Kompetensi. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. Vol. 1, No. 2, 2018, hlm. 3

5
Integrated curriculum: pada bagian ini, sudah tidak terdapat
warna dari disiplin ilmu. Bahan pelajaran digabungkan dalam suatu
kegiatan atau persoalan tertentu.
Problem solving curriculum: merupakan organisasi isi yang
terdiri atas berbagai topik pemecahan masalah yang terjadi dalam
kehidupan dengan menggunakan ilmu-ilmu yang diperoleh dari
mata pelajaran atau disiplin ilmu.
Menurut Pangestu5 terdapat beberapa ciri dalam kurikulum
subjek akademik yang berkaitan dengan tujuan, metode, organisasi
isi, dan evaluasi. Tujuan dari kurikulum ini ialah memberikan
pengetahuan dan melatih para peserta didik untuk dapat
menghasilkan ideide dalam kegiatan penelitian. Peserta didik
diharapkan dapat menerapkan konsep atau cara yang dapat
dikembangkan pada masyarakat luas. Evaluasi dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana peserta didik telah memahami dan
menguasai konsep-konsep yang telah dipelajari
2. Model Kurikulum Humanistik.
Menurut Nur, aliran kurikulum humanistic lebih berpusat
pada peserta didik. Tenaga pendidik bertugas menciptkan kondisi
belajar yang dinamis dan kondusif untuk mendorong setiap peserta
didik agar dapat memecahkan persoalan yang diberikan.
3. Model Kurikulum Konfluen.
Menurut Nur, pada model kurikulum konfluen, nilai-nilai
afektif yang mencakup sikap, perasaan, dan nilai disatukan dengan
kemampuan intelektual para peserta didik. Pada kurikulum ini,
peserta didik diberikan berbagai alternatif untuk dapat menentukan
sikapnya, mengekspresikan perasaannya, serta melakukan
pertimbangan nilai menurut dirinya sendiri.

5
Pangestu, Studi Evaluatif Relevansi Model Pengembangan Kurikulum Pgsd Dengan
Kurikulum Sd Di Bandar Lampung. Jurnal Inovatif Ilmu Pendidikan, Vol. 1, No. 2, 2019, hlm. 18

6
4. Model Kurikulum Rekonstruksi Sosial.
Menurut Nur, kurikulum ini berbeda dengan model
kurikulum lainnya. Model kurikulum rekonstruksi sosial
memusatkan perhatian pada masalah yang diahadapi di lingkungan
masyarakat. Aliran pendidikan interaksional merupakan sumber
dari model kurikulum ini. Menurutnya, pendidikan bukanlah usaha
yang dilakukan sendiri tetapi pendidikan merupakan kegiatan yang
dilakukan secara bersama-sama dan saling berinteraksi. Dengan
kerja sama dan interaksi yang dilakukan, peserta didik diharapkan
dapat memecahkan masalah yang dihadapi dalam masyarakat dan
membentuk situasi yang lebih baik.
Dari pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa standar model
ke empat kurikulum tersebut harus memenuhi beberapa syarat seperti : 1)
bahan ajar yang digabungkan dalam suatu mata pelajaran harus memiliki
kaitan yang erat; 2) bahan pelajaran harus disusun berdasarkan tema-tema
tertentu yang berisi materi pelajaran disiplin ilmu; 3) mata pelajaran didesain
dengan mengacu pada suatu topik permasalahan tertentu; 4) materi
pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa agar ilmu-ilmu di dalamnya
dapat digunakan sebagai pemecah masalah yang ada di masyarakat; 5) model
pembelajaran yang digunakan harus berpusat pada peserta didik; 6) isi dari
materi pembelajaran harus dapat membentuk karakter peserta didik, membuat
peserta didik bebas berekspresi dan mengutarakan pendapatnya; 7) materi
pembelajaran harus memusatkan perhatian pada topik permasalahan yang
dihadapi di masyarakat.

C. Standar Desain Kurikulum


Menurut Widyawati dalam Amirullah, terdapat beberapa karakteristik
dalam menyusun desain kurikulum, antara lain ialah:
1. Subject Matter (kognitif). Sumber tujuan dari subject matter
mencakup mata pelajaran yang harus dipelajari lalu digabungkan
dengan disiplin ilmu. Contoh dari subject matter adalah pelajaran

7
kimia. Menurut Nurhalim, pada karakteristik ini, kegiatan
pembelajaran lebih berorientasi pada pemahaman materi
pembelajaran sehingga peran peserta didik dalam kegiatan belajar
bersifat pasif.
2. Kompetensi. Sumber tujuan dari karakteristik kompetensi ini adalah
kemampuan yang digunakan pada bidang pekerjaan, cara
mengorganisir pembelajaran dilakuka dengan merumuskan
kompetensi dan menjabarkan kompetensi dalam bentuk sub-sub
kompetensi atau blok pembelajaran.
3. Humanistic. Sumber tujuan dari desain kurikulum ini ialah sifat
yang dipelajari dan ingin dibentuk oleh kurikulum itu sendiri
kepada para peserta didik. Cara mengorganisir pembelajaran pada
desain kurikulum ini dilakukan melalui metode yang dapat
menghasilkan kecerdasan intelektual sehingga para peserta didik
dapat menciptakan keputusan moral atau berperilaku dengan baik
dan menumbuhkan rasa tanggung jawab penuh dalam diri setiap
peserta didik.
4. Rekontruksi Sosial. Sumber tujuan pada desain kurikulum ini yaitu
berdasarkan kebutuhan sosial atau masyarakat. Mengorganisir
pembelajaran dalam desain kurikulum ini dilakukan dengan
melihat aktivitas masyarakat.
Menurut Heni Listiana dalam Amirullah, terdapat tiga pola desain
dalam mengembangkan kurikulum pendidikan, antara lain ialah:
1. Subject Centered Curriculum. Pada subject Centered curriulum
dilakukan penyusunan seluruh bahan ajar secara terpisah
dimasukkan ke dalam mata pelajaran yang berbeda- beda seperti
mata pelajaran kimia, fisika, sejaran, dan lain-lain.
2. Learner Centered Design. Learner centered design merupakan
penyempurna dari subject Centered curriculum. Pola desain
kurikulum ini memiliki beberapa ciri, antara lain ialah kurikulum
dikembangkan berpusat pada peserta didik dan bukan dari isi,

8
kurikulum ini dikembangkan antara tenaga pendidik dan peserta
didik guna menyelesaikan tugas pendidikan.
3. Problem Centered Design. Problem Centered Design memusatkan
perhatian pada peranan manusia. pada filsaat yang mengutamakan
peranan manusia (Man Cetered). Dalam hal ini, Problem Centered
design menekankan pada kesatuan kelompok yaitu kesejahteraan
masyarakat.6

6
Orsy Andhara, dkk, IMPLEMENTASI MODEL DAN DESAIN KURIKULUM DI
INDONESIA, Seminar Nasional - Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri, Universitas Negeri Malang, hlm. 232-233

9
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Titik pandang yang telah diletakkan para pengembang model adalah


berbeda-beda dengan berbagai macam modelnya. Kita tidak dapat mengatakan
suatu model lebih ampuh dan lebih bagus diterapkan untuk sekolah ini dan
satunya lagi tidak lebih baik untuk diterapkan di sekolah ini, karena masing-
masing model memiliki kelebihan dan kekurangnnya. Apabila kita ingin
menerapkan suatu model, sebaiknya dikaji terlebih dahulu disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang ada serta kepentingan kita, lalu menentukan model
manakah yang dapat diterapkan dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihan
beberapa model.
Kurikulum rekonstruksi sosial memusatkan terhadap problematika yang
terdapat dalam masyarakat. Kurikulum ini mengacu terhadap aliran pendidikan
interaksional, dimanamemalaui kerja sama maupun interaksi para pebelajaryang
diharapkan mendapatkan suatu solusi menuju pembentukan masyarakat yang
lebih baik. Sedangkan Kurikulum teknologis adalah seperangakat rencana belajar,
rencana pembelajaran dan pengalaman pembelajaran peserta didik yang berbasis
pada penggunaan teknologi baik teknologi perangkat keras maupun teknologi
perangkat lunak. Ia merupakan suatu cara sistematik tentang perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian keseluruhan proses belajar dan mengajar dalam
kerangka tujuan-tujuan khusus, berdasarkan penelitian dalam belajar dan
komunikasi serta mendayagunakan sumber-sumber manusiawi menuju ke
pengajaran yang lebih efektif.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sukmadinata, N. S. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek.


Bandung: Remaja Rosdakarya
Sukiman. 2015. Pengembangan Kurikulum Perguruan Tinggi. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Nur, J. 2018. Problematik Kurikulum pada Mata Pelajaran Matematika Sekolah
Menengah Pertama Berbasis Kompetensi. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran. 1. 2
Pangestu. 2019. Studi Evaluatif Relevansi Model Pengembangan Kurikulum Pgsd
Dengan Kurikulum Sd Di Bandar Lampung. Jurnal Inovatif Ilmu
Pendidikan. 1. 2
Andhara, Orsy, dkk. IMPLEMENTASI MODEL DAN DESAIN KURIKULUM
DI INDONESIA. Seminar Nasional - Jurusan Administrasi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri, Universitas Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai