Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AL-KALIMAH

Dosen Pengampu :
Fajri Chairawati, S.Pd.I., M.A
Disusun Oleh :

Naufal Ambia ( 230401048 )

PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan

bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa pula dipanjatkan kepada

baginda tercinta kita, Nabi Muhammad SAW.

Kami mengucapakan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu

berupa sehat fisik maupun akal pikiran. Sehingga kami mampu untuk menyelesaikan makalah yang

berjudul “AL-KALIMAH”.

Adapun tujuan dari penulisan makalah kami ini adalah untuk memenuhi kelengkapan tugas

kami. Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak

terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan

saran yang membangun dan dapat kami jadikan sebagai acuan untuk menjadikan makalah ini lebih

baik lagi. Dan kami mohon maaf dengan sebesar-besarnya atas kesalahan maupun kekurangan dalam

penulisan makalah yang sederhana ini.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................1

DAFTAR ISI..............................................................................................................2

BAB I........................................................................................................................3

1. LATAR BELAKANG.............................................................................3
2. RUMUSAN MASALAH.........................................................................3
3. TUJUAN..................................................................................................3

BAB II........................................................................................................................4

1. PENGERTIAN KALIMAH.....................................................................4
2. BAGIAN-BAGIAN KALIMAH.............................................................6
a. ISIM.............................................................................................6
b. FIIL..............................................................................................7
c. HURUF........................................................................................7

BAB III.......................................................................................................................8

PENUTUP..................................................................................................................8

1. KESIMPULAN........................................................................................8
2. SARAN....................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Di dalam memulai penulisan ilmu nahwu, sudah lajim bagi para ulama
nahwiyyin memulainya dengan menguraikn nama kalam terlebih dahulu, sebab
dengan demikian itu akan mudah mengetahui isim, fi’il dan haraf sebagai mufrod
kalimah.
dalam kitab jurumiyah, yang dinamakan kalam adalah:
‫الكالم هو اللفظ المركب المفيد با لوضع‬
Artinya: yang dinamakan kalam ialah lafadz yang murakkab serta mengandung
faedah dengan wadho arab.
Yang disebut kalam menurut ahli ilmu nahwu, harus memenuhi syarat ini:
a. Lafaz, Yaitu :
‫الصوة المشمل على بعض الحروف الهجا ئيه‬
Artinya: “suara yang meliputi sebagian huruf hijaiyah”
Contoh:‫ كتاب‬,‫(زيد‬buku, zaed).

b. Murakkab ( tersusun )
‫ما تركب من كلمتين فا كثرا‬
Artinya: “suara yang meliputi sebagian huruf hijaiyah”
Contoh: ‫ كتاب‬,‫(زيد‬buku, zaed).

c. Mufid ( Bermakna )
‫ما افا د فا ئد ة يحسن السكو ت من المتكلم و السا مع عليها‬
Artinya: “lafaz yang memberi faedah yang sekira enak berdiamnya orang yang
berbicara dan yang mendengarkannya (sama-sama mengerti)”.
d. Wadho( bahasa arab), yaitu:
‫جعل الفظ دليل على معنا‬
Artinya: “menjadikan lafaznya supaya menujukan pada arti”

2. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian Kalimah ?
b. Jelaskan Pembahaggian Kalimah Dalam Bahasa Arab ?

3. Tujuan
a. Mengetahui Pengertian Kalimah.
b. Mengetahui Pembahagian Kalimah Dalam Bahasa Arab.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kalimah
Kalimah adalah suatu lafaz yang digunakan untuk menunjukan makna yang
bersifat mufrod/tunggal. Jika kalimah dalam bahasa arab di bahasa indonesiakan
maka disebut kata.
Kalam adalah ucapan yang tersusun sehingga pendengar memahami
maksudnya. Sesuai dengan objek pembicaraannya, maka ucapan tersebut harus dalam
bahasa Arab. Sehingga suatu ucapan disebut kalam apabila memenuhi 4 (empat
kriteria), yakni:
a. Diucapan ( ‫) َم ْلُفْو ٌظ‬
b. Disusun ( ‫) ُمَر َّك ٌب‬,
c. Difahami ( ‫) ُم ِفْيٌد‬,
d. Berbahasa Arab ( ‫)َو ْض ُع ْالَعَر ِبَّية‬
Untuk ilmu nahwu pertama-tama kita akan mempelajari tentang dasar yaitu
pengertian kalam sebagaimana dikutip dalam kitab jurumiyyah (kitab dasar ilmu
nahwu) dan kita akan mempelajari kitab itu disini sebagai permulaan , disitu
dituliskan :

‫ألَكاَل ُم ُهَو الَّلْفُظ اْلُمَر َّك ُب اْلُمِفيُد ِباْلـَو ْض ِع‬


Artinya: Adapun pengertian kalam secara harfiyah yaitu satu lafadz yang tersusun lagi
memberi faedah dengan Wadha’ (dengan bahasa arab).1
Contoh : ‫ > َج اَء َزْيٌد َقاِئـٌم‬zaid datang dalam keadaan berdiri
Seperti dijelaskan, Kalam adalah lafadz, yang memberi faedah, yang tersusun
dan dengan wadha’( dengan bahasa arab), itu hanyalah pengertian umumnya
sedangkan kita yang pemula tidak mengetaui apa arti lafadz,memberi faedah,, untuk
itulah saya menambahkan beberapa pengertian mengenai lafad :
‫نحو َزْيٌد‬, ‫ ُهَو َص وٌت َيْش َتِم ُل َع َلى َبْع ِد الُحُروِف الِه َج اِئَيِة‬: ‫َألَّلْفُظ‬
Lafadz adalah suara yang mengandung sebagian huruf hijaiyyah.2
contoh : ‫َزْيد‬
Dan ada pula beberapa yang tidak dikategorikan sebagai lafadz yaitu suara
yang tidak terkandung didalamnya sebagian huruf hijaiyyah seperti suara suara
gendang, suara tepukan tangan Dan tidak termasuk lafadz juga yaitu setiap yang
bukan termasuk suara saperti sebuah isyarat atupun sebuah tulisan.

1
Aj-jurumiah halaman 2
2
Kawakibud Durriah Hlm 27. Cet : Beirut Lebanon
Kita masuk ke pembahasan kedua yaitu murokkab
‫ َقاَم ُمَحَّم ٌد‬, ‫ َم ا َتَر َّك َب ِم ْن َك ِليَم َتْيِن َفَأْكَثَر نحو َزْيٌد َقاِئٌم‬: ‫ألُمَر َّك ُب‬
Murakkab (tersusun) adalah sesuatu yang tersusun dari dua kalimat atau lebih.3
contoh:

‫ = َزْيٌد َقاِئٌم‬zaid berdiri ‫َقاَم ُمَحَّم ٌد‬ = telah berdiri muhammad


Disini dijelaskan murakkab/tersusun adalah yang tersusun dari dua kalimat,
maka jika hanya berupa satu kalimat saja dalam artian tidak tersusun dari dua kalimat
maka tidak bisa dikatakan murokkab dan tidak termasuk dalam kalam.
‫ َج َلَس‬, ‫َفَخ َر َج ِم َن الُمَر َّك ِب َأْلَك ِلَم ُة اْلَو اِح َد ُة نحو َزْيٌد‬
artinya : Maka keluar/tidak termasuk dari murokkab(tersusun) yaitu kalimat yang
tunggal (1 kata).4
contoh ;
‫ =َزْيٌد‬zaid (nama orang) ‫= َج َلَس‬duduk
Sekarang kita membahas tentang mufid (memberi faedah) adalah sesuatu
kalimat yang memberi faedah/memberi kejelasan dengan sekiranya bisa diam dari
orang yag berbicara maupun pendengar, contoh ;
Maha benar Allah = ‫َص َدَق هللا‬ zaid telah memukul Amar= ‫َضَر َب َزْيٌد َع ْم ًرا‬
Maka jika dikatakan seperti contoh di atas atau yang lain dan yang mendengarkan
diam dalam artian mengerti maka itulah yang dinamakan Mufid.
‫َفَخ َر َج ِم َن اْلُم ْفْيِد ُك ُّل َم ا َلْيَس ُم ِفْيًدا َو ِإْن َتَر َّك َب ِم ْن َك ِليَم َتْيِن َفَأْكَثَر نحو ِإْن َقاَم َزْيٌد‬
Artinya : Dan keluar/tidak termasuk Mufid yaitu setiap apa-apa(perkataan) yang
tidak memberi faedah sekalipun tersusun dari beberapa kalimat.5
contoh :
Jika Zaid telah berdiri = ‫ِإْن َقاَم َزْيٌد‬
Sebagaimana contoh yang saya sebutkan di atas dikatakan “jika Zaid telah
berdiri” ,,,? Apa maksudnya ,,,? Kalimat tsb sama sekali tidak memberi faedah
meskipun tersusun dari beberapa kata karna kalimat tersebut masih membutuhkan
sebuah jawaban atau kalimat tambahan contoh :
Jika Zaid telah berdiri maka aku akan memukulnya = ‫َفـْأْض ِرُبُه ِإْن َقاَم َزْيٌد‬
Kalimat tersebut baru bisa dikatakan mufid.

3
Kawakibud Durriah Hlm 27. Cet : Beirut Lebanon
4
Kawakibud Durriah Hlm 27. Cet : Beirut Lebanon
5
Kawakibud Durriah Hlm 27. Cet : Beirut Lebanon
Selanjutnya kita membahas tentang bil wad’i /dengan wadha’ (dengan bahasa
arab) iyalah ada dua penjelasan mengenai hal ini , yaitu ;
a. Dengan bahasa arab maka yang tidak termasuk dalam hal ini adalah perkata’an al-
ajm (perkataan selain bahasa arab) sepeti contoh ; ‫موسى‬
b. Dengan disengaja , maka seperti perkataan orang yang sedang tidur dan perkataan
orang mabuk dan orang gila dan lainnya itu tidak termasuk dalam bil wad’i karena
semuanya berupa tidak disengaja.
Nah, dengan ini anda sudah mengerti tentang kalam (‫ )كالم‬dan apa-apa yang
termasuk dalam kalam dan yang tidak termasuk kalam.

2. Bagian-Bagian Kalimah

Kalimah terbagi dalam 3 bagian, yaitu: isim, fi’il dan huruf.


a. Isim ( kata benda)
Ta’rif (pengertian ) isim yaitu :
‫وهوكلمة دلت على معنى قى نفسها ولم تقترن بزمن وضعا‬
“Adalah kalimah yang menunjukan arti pada dirinya sendiri, dan tidak disertai
oleh waktu (tidak mengandung zaman)”6.
Contoh: ‫انا‬, ‫( زيد‬zaed dan saya)

Tanda-tanda isim dalam ilmu nahu ada 4, yaitu


1. Harkat jar (‫ )خفض‬pada akhir kalimat, contoh: ‫ ( مررت بزيد‬saya melewati
pada zaid )
2. Tanwin, adapun ta’rif tanwin:
‫والتنوين هو نون سا كنة تلحق اخر االسم لفظا ال خطا‬
“Tanwin adalah nun sukun yang bertemu pada akhiran isim,secara
pelafalannya tidak pada tulisannya”.7
3. Alif Lam, (‫)ال‬, contoh: ‫(والغالم الرجل‬laki-laki itu dan pemuda itu).
4. Huruf jar, Yaitu:
‫( من‬dari), contoh : ‫( صرت من البيت‬saya berjalan dari rumah)
‫( الى‬ke), contoh:‫( الى المدر سة‬ke sekolah)
‫( عن‬melewati), contoh: ‫( رميت السهم عن الكوس‬saya melempar panah
melewati busurnya)
‫( على‬di atas), contoh: ‫(ركبت على الفرس‬saya naik di atas kuda)
‫(فى‬di dalam), contoh: ‫( الماء فى الكوز‬air di dalam kendi)
‫ رب‬ada yang bermakna menyedikitkan, contoh: ‫( رب رجل بخيل‬sedikit laki-
laki yang pelit). Dan ada yang bermakna banyak, contoh: ‫رب رجل‬
‫(كريم‬banyak lki-laki yang penyayang)
‫( باء‬mempertemukan), contoh: ‫( مررت بزيد‬saya meleati zaed).
6
Kawakibud Durriah Hlm 29. Cet : Beirut Lebanon
7
Kawakibud Durriah Hlm 31. Cet : Beirut Lebanon
‫( كاف‬seperti), contoh:‫( زيد كا لبد ر‬zaed seperti bulan).
‫(الم‬memiliki), contoh: ‫( الما ل لزيد‬harta milik zaed).

Adapun dengan huruf sumpah, yaitu:

‫(واو‬demi), contoh: ‫( وهللا‬demi allah).

‫( باء‬demi), contih: ‫( باهللا‬demi allah).

‫( تاء‬demi), contoh:‫( تاهللا‬demi allah).

b. Fi’il (kata kerja)


Ta’rif fi’il, yaitu:
‫وهوكلمة دلت على معنى قى نفسها واقترنت بزمن وضعا‬
“kalimah yang menunjukan arti dirinya sendiri yang disertai oleh waktu
melakukannya”.8

Macam-macam Fi’il ada 3


1. Fi’il Madhi (masa lampau), Ta’rifnya :
‫ما دل على حدث مض وانقض‬
” sesuatu yang menunjukkan pada waktu yang sudah lewat”.
Contoh: ‫( قام‬sudah berdiri).
2. Fi’il Mudhari’ (sedang / akan terjadi), Ta’rifnya :
‫مادل عتى حدث يقبل الحال واال ستقبال‬
“sesuatu yang menunjukan pada waktu sekarang dan waktu yang
akan datang”.
Contoh: ‫( يقوم‬sedang/akan berdiri).
3. Fi’il Amar (perintah)
‫ما دل على حدث فى المستقبال‬
“sesuatu yang menunjukan pada waktu yang akan datang”.
contoh: ‫( قم‬harus berdiri).

Tanda-tanda Fi’il, yaitu :

‫و الفعل معروف بقد والسين وتاء تانيث مع التسكين‬

“Fi’il Diketahui Dengan Qad, Sin, saufa, dan Ta Tanis Yang Sukun.”

c. Huruf,
Ta’rifnya :
‫وهوكلمة د لت على معنى فى غيرها‬
“Yaitu, kalimah yang menunjukan arti bukan pada dirinya sendiri”9.
Contoh: ‫( هل و لم و الى‬apakah, tidak/belum, dan ke)

Huruf tidak mempunyai tanda kecuali merasa cukup dengan tanda


Kalimat huruf (kata keterangan) adalah kata yang tidak memiliki makna
tertentu, kecuali disandarkan pada kata benda (Fi’il)

8
Kawakibud Durriah Hlm 29. Cet : Beirut Lebanon
9
Kawakibud Durriah Hlm 27. Cet : Beirut Lebanon
Contohnya :
‫ = ِم ن‬dari. Contoh kalimat, ‫ = َاَن ا َاْخ ُرُج ِم َن ْالَبْيِت‬saya keluar dari rumah
‫ = ِالَى‬ke. Contoh kalimat, ‫ = ُهَو ُبَس ِّلُم ْالِكَتاَب ِالَى ْاُالْسَتاِذ‬dia menyerahkan buku itu ke
gurunya.
‫ =ِفْى‬dalam. Contoh kalimat, ‫ = َتْقَر ُأ ْالُقْر َااَن ِفْى ْالَم ْس ِج ِد‬anda membaca al-quran di
masjid
‫ = َع ْن‬dari. Contoh kalimat, ‫ = َيْس َأُل َش ِهْيٌد َع ِن الَّشْهِرَّيِة‬syahid menanyakan tentang
infak bulanan.
‫ْا‬ ‫ُذ‬
‫ = َعلَى‬ke (atas). Contoh kalimat, ‫ = َقاَم الَّتَال ِم ْي َعلَى لِبَالِط‬para siswa berdiri di atas
lantai.
‫ = ِب‬oleh. Contoh kalimat, ‫ = َاَنا َاْقَط ُع الُّتَّف اَح ِبالِّس ِّك ْيِن‬saya memotong buah apel
dengan pisau.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Kalimah adalah suatu lafaz yang digunakan untuk menunjukan makna yang bersifat
mufrod/tunggal.
Kalimah terbagi 3, yaitu: kalimah isim, kalimah fi’il, dan kalimah haraf.
1) Isim adalah kalimah yang menunjukan pada arti pada dirinya sendiri tanpa tidak
disertai oleh waktu.
2) Fi’il adalah kalimah yang menunjukan pada arti pada dirinya sendiri yang disertai
oleh waktu melakukannya.
3) Haraf adalah , kalimah yang menunjukan pada arti bukan pada dirinya sendiri
2. Saran
Semoga dengan pembuatan makalah ini senatiasa menambah wawsan serta
pengetahuan dan yang terpenting adalah menjadi motivasi, baik bagi penyusun maupun
rekan-rekan sekalian.

Dengan penuh pengharapan kepada Allah Swt. semoga makalah ini bisa bisa
menjadi pembuka jalan untuk mendapatkan ilmu yang lebih banyak dan manfaat lgi
guna bekal untuk kehidupan yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Kitab Al Jurumiyah, Syeikh Ibnu Ajurrûm adalah Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad
bin Dawud Al-Shinhâji,

Kitab Kawakibud duriyyah, syaikh Muhammad bin ahmad bin Abdul Bari al-ahdal,

Anda mungkin juga menyukai