(PEMBAGIAN KALAM)
MAKALAH
Diajukan:
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
ULUMUN NAHWIYYAH
Dosen Mata Kuliah:
KOMARODIN, M.Pd. I
Disusun Oleh:
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul” (ع اَ ْلك َََلم
ُ )أَ ْن َواPEMBAGIAN KALAM” ini terselesaikan
dengan baik dan tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW, yang membawa agama
Islam dari zaman kegelapan menuju jalan yang terang-benderang.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih-II yang
dibimbing oleh Bapak Komarodin, M.Pd.I. kami ucapkan terima kasih kepada
pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini dan tidak lupa ucapan
terima kasih kami ucapkan kepada:
1. Bapak Dr. H. Sukarji, M.Pd. I selaku Ketua STAI Diponegoro Tulungagung
yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk menimba ilmu di
STAI Diponegoro Tulungagung.
2. Bapak Komarodin, M.Pd.I Selaku Kepala Program Studi PAI.
3. Bapak Komarodin, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Ulumun
Nahwiyyah
4. Teman-teman yang sudah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari atas kekurangan makalah ini dan pastinya tidak luput dari
kata salah, sehingga kami mengharapkan segala kritik maupun saran terhadap
makalah kami yang bersifat membangun.
Demikianlah makalah ini kami susun, harapan kami semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu cara mengetahui Ilmu Nahwu paling mendasar adalah dengan cara
mengetahui susunan dari pada alimah kalimah tertentu, maka dari itu salah satu bab
yang paling banyak mencakup susunan pada bahasa arab adalah bab kalam ini,
karena bayak dari beberapa bahasa arab terpenuhi dengan kata-kata yang memuat
kalimah isim ,fiil, huruf dan lainya.
Kalam didalam makalah ini akan dibahas sedetail mungkin ,dalam kalam itu
ada beberapa aspek yang harus diketahui seperti lafadz ,murokkab, dan wad’i. Jadi
itu sekelumit dari pada kalam yang akan disajikan. Dan pembagian kalampun juga
ada beberapa yang harus diketahui seperti Isim, Fiil, dan Huruf.
Macam-macam dari pembagian Kalam pun ada banyak sekali seperti Isim yang
dibagi menjadi beberapa bagian didalamnya seperti Isim Mufrod dan lainya. Ada
juga seperti Fiil dibagi menjadi beberapa bagian yang harus diketahui seperti Fiil
Amar dan lainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kalam?
2. Ada Berapa Kalam?
3. Apa Pengertian Mudzakar dan Muannas?
4. Apa Pengertian Asma’ul Khomsah?
5. Ada Berapa Macam Isim ?
C. Tujuan Makalah
1. Memahami Pengertian Kalam.
2. Mengetahui Macam-Macam Kalam.
3. Mengetahui Pengertian Mudzakar dan Muannas
4. Mengetahui Pengertian As’mual Khomsah.
5. Mengetahui Macam-Macam Isim.
4
BAB II
A. Pengertian Kalam
Kalam ( )الك َََل ُمdalam istilah ilmu nahwu adalah sesuatu yang di
dalamnya berkumpul empat perkara. Yakni lafadz (ucapan), murokkab
(tersusun), mufid (memberi faidah) dan bil wadl’i (dengan bahasa arab).
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Jurumiyah:
5
6
ا ْن َقام َ زَ يْد
Artinya: “Jika zaid berdiri,”
Ucapan di atas tidak mufid karena tidak memberikan makna
sempurna. Sebab dalam ucapan tersebut terkandung kata “in” (ْ )انyang
artinya “jika”. Dimana “in” termasuk huruf syarat yang membutuhkan
jawab. Biasanya jawabnya memiliki arti “maka”. Sedangkan di sini
jawabnya tidak ada. Sehingga maknanya menjadi nanggung. Orang yang
mendengar ucapan tersebut akan penasaran dan tidak nyaman. Oleh
karena itu lafadz ا ْن َقام َ زَ يْدtidak mufid, sehingga tidak bisa disebut kalam.
4. Bil Wadl’i
Adapun bil wadh’i ( )بالوضعsebagian ulama menafsirkannya dengan
maksud ()بالقصد. Maka perkataan orang yang tidur dan lengah/lalai tidak
dinamakan kalam menurut ulama nahwu. Sebagian lain menafsirkan
dengan bahasa Arab ( )العربيmaka perkataan orang ‘ajam/non Arab
seperti Turki, Barbar tidak dinamakan kalam menurut ulama nahwu.
Berikut ini contoh kalam yang sudah memenuhi empat syarat
(Berupa lafadz, murakkab, mufid dan bil wadl’i) adalah sebagai berikut:
َ جد
َ َو َم ْن َجد
Artinya, “Barang siapa bersungguh-sungguh, maka ia akan
berhasil.”
Ucapan di atas merupakan kalam karena sudah memenuhi 4 syarat,
yakni (1) lafadz, berupa ucapan yang mengandung huruf hijaiyyah, (2)
murakkab, karena tersusun dari beberapa kata, (3) mufid, karena memberi
faidah berupa makna sempurna, dan (4) bil wadl’i, berupa bahasa arab.
8
B. Pembagian Kalam
َ َوأ َ ْق
َو َح ْرف، َوف ْعل، اسْم: سا ُمهُ ث َ ََلثَة
Artinya, “Pembagian kalam ada tiga: Isim, Fi’il, dan Huruf”.
1. Isim
Pengertian isim adalah sebagai berikut:
2. Fi’il
Pengertian fi’il adalah sebagai berikut:
3. Huruf
َ َوه،ف بال َخ ْفض َوالت ْنويْن َودُ ُخ ْول األَلف َوالَلم َو ُح ُر ْوف ال َخ ْفض
:ي ُ فَاإل ْس ُم يُ ْع َر
،)َاف) َو (الَل ُم ُ علَى) َو (ف ْي) َو
ُ (رب) َو (البَا ُء) َو (الك َ ( (م ْن) َو (إلَى) َو
َ ( ع ْن) َو
)(الو ُاو) َو (البَا ُء) َو (التا ُء
َ :ي َ َف الق
َ َوه،سم ُ َو ُح ُر ْو
Artinya, “Isim bisa diketahui dengan adanya khofad, tanwin,
masuknya alif dan lam, masuknya huruf-huruf khofad berupa min, ila,
‘an, ‘ala, fii, rubba, ba, kaf, dan lam serta huruf-huruf qosam berupa
wawu, ba, dan ta“.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kalimat isim
adalah sebagai berikut:
a. Khofad / Kasrah / Jer
Setiap kalimat yang i’rabnya khofad, sederhananya huruf
terakhirnya dibaca kasrah/jer karena pengaruh amil, maka hampir bisa
dipastikan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat isim. Sebab kalimat
fi’il tidak menerima khafad dan harakat kasrah, begitu pun kalimat huruf
tidak ada yang dibaca kasrah sebab pengaruh amil.
12
Contoh:
ت َالل، باَّلل،َوَّللا
Artinya, “demi Allah”.
2.Kalimat Fi’il dan Tanda-Tandanya
Dalam kitab al-Ajurumiyah disebutkan:
ساكنة
َ وت َاء الت َأنيث ال،ف
َ س ْو
َ و، والسين، بقد: ف َ والف ْع ُل ي
ُ ُعر
Artinya, “Fi’il bisa dikenali dengan adanya Qod (harfiyah), sin
(tanfis), saufa (taswif), dan ta tanis sakinah“.
14
سيَقُ ْو ُم
َ زَ يْد
Artinya, “Zaid akan berdiri”.
Lafadz يقو ُمmerupakan kalimat fi’il sebab didahului oleh sin tanfis.
c. Saufa ()سوف
Apabila suatu kalimat didahului oleh سوفtaswif maka kalimat
tersebut bisa dipastikan merupakan kalimat fi’il. Contohnya:
س َيقُ ْو ُم زَ يْد
َ
Artinya: “Zaid akan berdiri”.
Lafadz َيقُ ْو ُمmerupakan kalimat fi’il sebab didahului oleh saufa
taswif.
d. Ta Tanis Sakinah ()تاء التأنيث الساكنة
Ta tanis sakinah adalah ta sukun ( ْ )تyang selalu menempel pada di
ujung fi’il madli. Contohnya:
ت ه ْند
ْ قَا َم
Artinya, “Hindun telah berdiri”.
15
1. Pengertian Mudzakkar
ٰ
Mudzakkar adalah isim yang sah untuk di-isyarah-i dengan ‘hadza (’)هذَا.
Contoh:
صبي َ ٰهذَا
َ => صبي ٰهذَا كت َاب >= كت َاب
a. Mudzakkar Haqiqi ()ا ْلمذَكَّر ا ْلحَقيْقي
Pria :جل
ُ َر
Bocah laki-laki :صبي
َ
َ َأ
Singa jantan :سد
1 https://www.santripedia.com/pengertian-kalam-dalam-ilmu-nahwu/
16
Purnama :بَدْر
Malam :لَيْل
Pintu:بَاب
2. Pengertian Muannats
ٰ
Muannats adalah isim yang sah untuk di-isyarah-i dengan ‘hadzihi (’)هذه.
Contohnya:
Muannats lafdhiy adalah isim yang bertemu dengan alamat ta’nits, baik ia
menunjukkan atas perempuan atau pun laki-laki selagi ia secara lafadh memiliki
alamat/tanda ta’nits.
17
Rumah :دَار
Mata :عيْن
َ
Dalam Kitab Alfiyyah ibn Malik, dijelaskan bahwa muannats
ma’nawiy sebenarnya memiliki ta’ ta’nits yang di-taqdir-kan. Hal tersebut
bisa diketahui melalui beberapa hal:
٧٢ :َّللاُ (الحج
عدَهَا ه
َ ار َو
ُ الن
Yang kedua, dengan isyarah. Contoh:
ٙ ْ ار
٨٣ :األخ َرة ُ (القصص ُ ت ْلكَ الد
Yang ketiga, dengan shifat-nya, hal-nya, atau khabar-nya. Contoh:
ٍ ث أَذْ ُر
ع ُ ي ث َ ََل
َ َوه
“ ”أَذْ ُرعadalah bentuk jama’ dari “”ذ َراع
عُيَ ْينَة
Artinya adalah mata kecil sedangkan asalnya yakni ‘ عيْن
َ ’.
Pengertian Af’alul Khomsah Diantara bagian bentuk fi’il ada yang disebut
dengan af’alul khomsah. Sebenarnya, tidak ada pengertian khusus dalam ilmu
nahwu tentang pengertian af’alul khomsah ini, kami belum menemukan pengertian
atau definisi yang menjelaskan tentang af’alul khomsah ini.
20
Dilihat dari segi bahasanya, kata “af’al” berarti “kata kerja” sedangkan
kata khomsah berarti “lima”, jadi secara bahasa yang dimaksud dengan af’alul
khomsah ini adalah kata kerja yang berjumlah lima wazan.
َويَ ْف َعل ْونَ ت َ ْف َعل ْونَ َم ْعه َمابي# ِبيَفَ َعلَ ِن ت َ ْف َعلَ ِن ا َ ْنت َما
E. Macam-Macam Isim
Pembagian isim asalnya sangat bayak sekali, dari segi berdasarkan
jenisnya, dari berdasarkan bilangannya, dan juga berdasarkan perubahannya.
Namun yang akan kita bahas dalam macam macam-macam ini adalah macam-
macam dari berdasarkan jenis dan perubahannya.
2 nadzmul imrithi
21
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalam merupakan suatu lafad yang tersusun yang memberikan
faidah dengan disengaja, dari pembahasan ini kita tau bahwa suatu lafadz
yang tidak memenuhi kriteria tersebut berarti bukan dikatakan kalam.
Kalam juga terdiri dari dari beberapa kalimat yaitu ada kalimat isim fiil
dan huruf, namun untuk kalimat huruf tidak akan pernah berarti kecuali
ketika kalimat huruf tersebut bersamaan dengan isim ataupun huruf.
isim adalah kata benda yang mana menurut definisinya yaitu suatu
kata yang menunjukkan makna namun tidak besertaan dengan zaman,
juga kalimat isim ini adalah kebalikan dari pada kalimat fiil, yang mana
kalimat fiil menunjukkan zaman-zaman tersebut bisa kita sebut dengan
madhi, mustaqbal, dan hal.
isim mudakar yang kita ketahui adalah isim yang menunjukkan
makna laki laki ,sebaliknya dengan maunnats adalah isim yang
menunjukkan makna perempuan.
af’alul khomsah adalah lafadz yang bermula dari susunan fiil
mudhori’ yang kemudian ditashrifkan dalam tashrif lughowi.
Macam-macam isim dalam beberapa bentuk ada sekian warna yang
sudah kira ketehui seperti isim mufrod yaitu isim yang menujukan makna
satu, isim tasniyyah yaitu isim yag menujukan makna ganda ata dua dan
juga jama’ yaitu isim yang menujukan mkna lebih dari dua atau banyak.
Jamak juga ada beberapa jenis yang harus diketahui seperti jama’
mudzakar salim ,jama’ muannas salim, dan juga jama’ taksir.
23
24
B. Saran
Kami berharap ada kritik dan saran dari makalah yang kami buat
agar bisa menjadi koreksi untuk membuat makalah ke depannya. Mudah-
mudahan makalah yang kami buat ini bisa bermanfaat bagi kami
khususnya dan pembaca umumnya meskipun makalah ini dibuat dengan
sederhana.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.santripedia.com/pengertian-kalam-dalam-ilmu-nahwu/
nadzmul imrithi
25