KASYNIT
Makalah :
“Tafsir Maqasidi”
Oleh :
Dosen Pengampu :
SURABAYA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur‟an pada hakikatnya merupakan kitab keagamaan, namun
pembahasannya dan kandungan isinya tidak sebatas pada bidang agama saja. Ia juga
meliputi berbagai aspek kehidupan manusia, bahkan filsafat dan ilmu pengetahuan
juga ada dalam bahasan al-Qur‟an.1 Karena banyaknya bahasan di dalamnya tidak
heran banyak pula kajian terhadap al-Qur‟an dari berbagai sudut pandang, utamanya
dalam segi penafsiran yang selalu memperlihatkan perkembangannya yang signifikan,
dari diturunkannya al-Qur‟an sampai saat ini. Menculnya pelbagai karya tafsir dengan
ragam metode maupun corak, adalah bukti bahwa usaha untuk menafsirkan al-Qur‟an
memang tidak akan pernah berhenti. Hal tersebut sudah menjadi keniscayaan sejarah,
sebab pada umumnya umat islam ingin selalu menjadikan al-Qur‟an sebagai “teman
bicara” dalam menjalani kehidupan dan mengembangkan peradaban. Proses
dialektika antara teks yang terbatas dan konteks yang tidak terbatas sebenarnya
menjadi pemicu berkembangnya penafsiran al-Qur'an.2
Lebih jauh lagi di zaman yang serba canggih ini al-Qur‟an di tuntut dapat
menjawab segala persoalaan masyarakat . untuk itu menafsirkan dengan metode
maqasidi bisa menjadi alternatif utnuk mengungkap makna al-Qur‟an sesuai
perkembangan zaman.penafsiran maqasidi ini juga dikaji oleh banyak ulama setiap
generasinya dari zaman klasik sampai kontemporer. Dalam makalah ini penulis akan
membahas konsep maqasidi yang digagas oleh Izzuddin Bin Sa‟id Kasynit dalam
kitabnya Ummahat Maqasid al-Qur’am.
B. Rumusan Masalah
Sehubungan latar belakang di atas, adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaiman biografi Izzuddin Kasynit ?
2. Bagaimana deskripsi kitab Ummahat Maqashid Al-Qur’an?
3. Apa perbedaan maqashid al-Qur‟an dengan maqashid syari‟ah?
4. Bagaimana cara mengetahui maqasid al-Qur‟an?
1
Harifuddin Cawidu, Konsep Kufr dalam Al-Qur‟an,PT. Bulan Bintang, Jakarta, 1991,h. 4
2
Amin Abdullah dalam kata pengantar buku Abdul Mustaqim, Madzahibut Tafsir: Peta Metodologi Penafsiran
Al-Qur‟an Periode Klasik Hingga Kontemporer (Yogyakarta: Nun Pustaka, 2013), V. Lihat juga.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah yakni:
1. Untuk mengetahui biografi Izzuddin Kasynit.
2. Untuk mengetahui deskripsi kitab Ummahat Maqashid Al-Qur’an.
3. Untuk mengetahui perbedaan maqashid al-Qur‟an dengan maqashid syari‟ah.
4. Untuk mengetahui cara mengetahui maqasid al-Qur‟an.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Izzuddin Kasynit
„Izzuddin Bin Sa‟id Kasynit atau dikenal „Izzuddin Kasynit merupakan
seorang profesor dibidang keislaman yang lahir pada tanggal 02 Desember 1973
di Maghraoa, Medea, Aljazair. Dan saat ini bertempat tinggal di Jalan al-Mokrani
No. 14, Ain Taya, Aljir. Pada tahun 1990 beliau selesai menempuh pendidikan
menengah atas di SMA Tariq Ibn Ziyad , Kota Ain Taya, Aljir. Kemudian tahun
1995 berhasil menyelesaikan sarjananya pada bidang ushuluddin di Fakultas Ilmu
Keislaman, Universitas Aljir, dari sana beliau mendapatkan beasiswa untuk
melanjutkan magisternya. Tahun 1998 „izzuddin Kasynit meneylesaikan
magisternya bidang Ushuluddin, Fakultas Ilmu-Ilmu Islam Universitas Bagdad
dengan judul tesis “Jawaban Al-Qur‟an atas tiga pertanyaan manusia: dari mana?,
bagaimana, dan kenapa?”. Masih di universitas yang sama ia erhasil meraih gelar
Ph.D bidang Ushuluddin dengan judul disertasi “Induk Maqasid al-Qur‟an: cara
mengetahuinya dan refleksinya ”. dan tahun 2018 beliau diangkat menjadi guru
besar bidang ilmu islam, al-Qur‟an dan Sunnah. Saat ini ia menjabat sebagai
profesor tetap pada bidang keislaman di Uniersitas Tamanrasset, menjadi kepala
badan riset yang berafiliasi denga Direktorat Urusan Agama dan Wakaf di Aljir,
menjadi Anggota Dewan Riset (Warisan Ilmiah dan Budaya Kabupaten Madrasat)
Ivest University. Adapun karya beliau sebagai berikut:
1. Jawaban Al-Qur‟an Atas Tiga Pertanyaan Manusia: Dari Mana?,
Bagaimana, Dan Kenapa?
2. Ummahat Maqasid Al-Qur‟an: Cara Mengetahuinya Dan Refleksinya
3. Kontribusi Aljazair Untuk Melestarikan Sunnah
4. Ilmu Jarakh Wa Ta‟dil Pada Siah Imamiyah
5. Penjelasan Ayat-Ayat Al-Farsh Yang Berulang Dalam As-Shatibiya
Dalam Bacaan Al-Qur‟an
6. Sistem Lisensi Dan Perannya Dalam Mendokumentasikan Transmisi Al-
Qur‟an
7. Kaum Modernis Dan Ilmu Pentahkik Naskah
Dst
B. Deskripsi Kitab
Dalam pendahuluan Kitab Ummahat Maqashid Al-Qur’an Izzudin
menjelaskan bahwa hal yang mendorongnya untuk mempelajari subjek ini adalah
kecenderungan yang kuat untuk melihat ke depan untuk menyederhanakan
masalah yang kompleks. Setidaknya ada dua aspek penting penyusunan kitab ini
yaitu sebagai upaya menggali lebih dalam mengenai maqashid secara keseluruhan
, kemudian yang kedua hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat untuk generasi
selanjutnya. Metode yang beliau gunakan dalam Kitab ummahat maqashid
Alquran, yakni dengan tafsir maudhu'i serta tahlili dalam interpretasinya
selanjutnya sumber yang ia gunakan utamanya adalah al-Qur‟an, hadis, dn
riwayat. Ada lima tujuan Izzudin dalam menulis kitab ini diantaranya:(1)
menghadirkan pentingnya penelitian Alquran;(2) usaha untuk menyelidiki metode
mengenai maqashid Alquran secara keseluruhan;(3) berusaha untuk menghasilkan
tujuan terpenting dari Alquran;(4) berupaya memperjelas kriteria tujuan-tujuan
maqasid dengan metode yang menonjolkan nilainya kemudian menyusunnya serta
mengaturnya secara keseluruhan;(5) memperkenalkan kitab ummahat maqasid al-
quran. Untuk meraih tujuan tersebut, Izzudin menyusun kitab ummahat maqashid
terdiri dari pendahuluan 3 bab pembahasan serta kesimpulan. Pada bab pertama
dikhususkan untuk definisi dan deskripsi Al-Qur'an dengan dijelaskan secara
linguistik dan idiomatis, kemudian beliau sebutkan definisi Allah SWT dan Rasul-
Nya dari Al-Qur'an, dan pandangan ulama tentang Al-Qur'an. Tidak lupa juga
dijelaskan secara singkat tentang sejarah Al-Qur'an, awal mulanya, dan status Al-
Qur'an dengan Umat Islam. Adapun bab kedua, beliau tujukan untuk membahas
istilah ummahat maqashid al-Qur’an, dengan mendefinisikan istilah “maqashid”
secara bahasa dan istilah, kemudian memperjelas perbedaan antara konsep
maqasid al-Qur'an dengan maqasig syariah. Bab ketiga dispesifikasikan pada
sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan tentang Maqashid Alquran, ulasan
maqashid alquran secara keseluruhan dan menyusunnya memakai prosedur yang
sangat kokoh yang dia temukan, serta yang terakhir merupakan kesimpulan.3
3
Izzuddin Kasynit. Ummahat Maqashid Al-Qur’an. (Jordan: Dar Majdalawi, 2012), h. 15-19
C. Pengertian Maqasid
Maqasid secara bahasa adalah bentuk jama‟ dari lafadz يقصدyaitu lafadz
mustaq dari lafadz انقصدyang mempunyai makna طهب ا نشيء. dengan makna yang
dikehendaki ارادة انُتيجت يٍ انفعم. disamping itu pemaknaan atas lafadz qasdu juga
ada yang mengartikan dengan jalan tengah atau tawasuth sebgaimana ayat al
Qur‟an واقصد في يشيكsebagaimana hadist nabi juga yang berbunyi فكاَت صالتت قصدا
و حطبتت قصداSedangkan maqasid yang dimaksud disini adalah ارادة انُتيجت يٍ انفعم.
lafadz qasd jika menurut ahli fikih maka akan disamakan dengan makna انُيت
yang mempunyai makna qasd as syai’ (menyengaja sesuatu). Namun dalam
penggunaan ahli ushul fiq maka yang dimaksud dengan maqasid adalah
menggungkap hikmah atau illat dari suatu hukum. Maka juga digunakanlah
lafadz qasd ini dalam qawaid fiqhiyyah. Seperti contoh األيور بًقاصدهاbegitu juga
dengan qawaid انعبرة في انعقود بانًقاصد و انًعاَي ال باألنفاظ وانًباَيdan lain sebagainya.
maka yang dimaksud dengan maqasid disini adalah sesutu yang dikehendaki
seorang mukallaf yang tidak tampak keberadaanya serta dalam niatnya.
Izzudin bin Zayut menegaskan bahwa
4
Izzuddin Kasynit. Ummahat Maqashid Al-Qur’an. (Jordan: Dar Majdalawi, 2012), h 17
Mujahid berkata yang dimaksud dengan ayat al Qur‟an yang berbunyi
Kesimpulan dari keterangan ini bahwa penggunaan lafadz syariat dengan bermakna
sebagai agama adalah makna majaz. Bahwa makna hakikat yang sesungguhnya yakni yang
dimaksud syariat adalah al ahkam juziyyah yakni al fariyyah al amaliyyah. Hal ini sesuai
dengan yang ditafsirkan at Thabari dengan sanad dari Qatadah, bahwasanya :
Sehingga dari pemahaman ini kita bisa berangkat memahi maqasid al Qur‟an menurut
Izzuddin, pemahaman nalar kritis apakah al Qur‟an adalah syariat dapat menjadi pijakan
pemahaman atas memahami konsep maqasid selanjutnya. Maka dapat disimpulkan bahwa al
Qur‟an bukan lah syariat secara keseluruhan. Tetapi syariat adalah bagian juziyyah dari al
Qur‟an.
5
Izzuddin Kasynit. Ummahat Maqashid Al-Qur’an. (Jordan: Dar Majdalawi, 2012), h 75
3. Thariqat tafsir maudhuiy,
1. Metode mengeluarkan maqasid al Qur‟an dari lafadz Iradah al ilahiyyah dalam al Qur‟an
Iradah al ilahiyyah dalam al Qur‟an disebutkan 139 kali yang berbeda beda dalam al
Qur‟an. 49 dari nya berhubungan dengan dzat ilahiyyah. Lafadz iradah ilahiyyah dalam
al Qur‟an tidak menunjukkan pemahaman yang satu makna. Sebagaimana Ibnu
Taimiyyah mengatakan bahwa lafadz iradah dapat dimaknai dalam 2 bentuk macam.
Yakni iradah kauniyyah dan iradah ad diniyyah as syariyyah.
Iradah kauniyyah adalah kehendak penciptaan yang berhubungan dengan maksud يا شاء
ٍ هللا كاٌ ويانى يشاء نى يكseperti ayat yang berbunyi
ص َّع ُد ِِف
َّ َضيِّ ًقا َحَر ًجا َكاَََّّنَا ي ِ ِِۚ ِ ِ ِ ِ
َ ص ْد َرهٗ ل ْْل ْس َْلم َوَم ْن يُِّرْد اَ ْن يُّضلَّوٗ ََْي َع ْل
َ ٗص ْد َره ّفَ َم ْن يُِّرد ه
َ اّللُ اَ ْن يَّ ْهديَوٗ يَ ْشَر ْح
س َعلَى الَّ ِذيْ َن ََل يُ ْؤِمنُ ْو َن ِْ ّ ُاّلل
ج الر ك ََْي َعل ّه ِالسم ۤا ِِۗء َك هذل
َ ُ َ َ َّ
Terjemahan
Barangsiapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan
membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barangsiapa dikehendaki-Nya
menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang)
mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak
beriman.
Sedangkan iradah diniyyah as syariyyah adalah kehendak Allah terhadap apa yang
diperintahkannya, yaitu melalui ridho dan mahabbah, iradah ini berhubungan dengan
taat. Contoh ayat
اّللُ لِيَ ْج َع َل َعلَْي ُك ْم ِّم ْن َحَرٍج َّوهل ِك ْن يُِّريْ ُد لِيُطَ ِّهَرُك ْم َولِيُتِ َّم نِ ْع َمتَوٗ َعلَْي ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُك ُرْو َن
َّما يُِريْ ُد ه
Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.
2. Metode mengeluarkan maqasid al Qur‟an dari penjelasan kitab dan sunnah. Contoh :
3. Metode mengeluarkan maqasid al Qur‟an dari penjelasan asma‟ dan sifat-sifat nya.
Contoh dalam mensifati para nabi dengan sifatnya Allah yang pengasih dan penyayang
dalam ayat at Taubah ayat 128
ف َّرِحْي ٌم
ٌ ْي َرءُ ْو ِلََق ْد ج ۤاء ُكم رسوٌل ِمن اَنْ ُف ِس ُكم ع ِزي ز علَي ِو ما عنِتُّم ح ِريص علَي ُكم ِِبلْم ْؤِمن
َ ْ ُ ْ ْ َ ٌ ْ َ ْ َ َ ْ َ ٌْ َ ْ ْ ّ ُْ َ ْ َ َ
Terjemahan
Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa
olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.
Contoh lain adalah pendekatan asma‟ dan sifat atas lafadz al Qur‟an aoakah duatikan
sebagai furqon, burhan, nur, ad dzikr, bayan, syifa‟ dls. Dengan mengidentifikasi ayat
terhadap sifat al Qur‟an tersebut maka akan mengetahui maqasid dari diturunkannya ayat
tersbut, seperti contoh :
Abul Hakam bin Barjan dalam kitab nya al irsyad menyatakan bahwa al Qur‟an
terdiri dalam 3 hal, yakni sifatnya Allah, ilmu Nubuwwah dan bukti kebenarnnya,
lalu ilmu terkait hal yang diperintahkan dan sikasaan nya. Dan beberapa pendapat
ulama lainnya
PENUTUP
A. Kesimpulan
„Izzuddin Bin Sa‟id Kasynit atau dikenal „Izzuddin Kasynit merupakan seorang
profesor dibidang keislaman yang lahir pada tanggal 02 Desember 1973 di Maghraoa, Medea,
Aljazair. Dan saat ini bertempat tinggal di Jalan al-Mokrani No. 14, Ain Taya, Aljir. Beliau
lahir dan tumbuh dalam kondisi keilmuan yang mendukung
Ada lima tujuan Izzudin dalam menulis kitab ini diantaranya:(1) menghadirkan
pentingnya penelitian Alquran;(2) usaha untuk menyelidiki metode mengenai maqashid
Alquran secara keseluruhan;(3) berusaha untuk menghasilkan tujuan terpenting dari
Alquran;(4) berupaya memperjelas kriteria tujuan-tujuan maqasid dengan metode yang
menonjolkan nilainya kemudian menyusunnya serta mengaturnya secara keseluruhan;(5)
memperkenalkan kitab ummahat maqasid al-quran. Untuk meraih tujuan tersebut, Izzudin
menyusun kitab ummahat maqashid terdiri dari pendahuluan 3 bab pembahasan serta
kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA