Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ILMU TAFSIR

Memahami Kaidah Tafsir Al-Qur'an

Guru Pembimbing

Yati S.pd.I

Disusun Oleh : Kelompok V

M.SHALEH AULIA RAHMAN

MUHAMMAD REZALI RAHMAN

MUHAMMAD SUPIANI

MUHAMMAD SAHIBUL BURHAN

Kelas : X IIK 3

MAN 2 TABALONG

JLN.BACO NO 63 KEC KELUA KAB TABALONG TANJUNG KALIMANTAN

SELATAN INDONESIA 71552

2022/2023
KATA PENGANTAR

‫ﺑﺴﻢ ﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ‬

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu wa Ta'ala yang mana

telah memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan

makalah mata pelajaran Ilmu Tafsir.

Tersusunnya makalah ini tentunya tidak terlepas dari berbagai pihak yang

memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung.Kami

mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yati S.pd I

Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas, juga untuk menambah
wawasan dan pengetahuan penyusun.Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.Kritik dan saran dari pembaca
sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

KELUA, 30 JANUARI 2023

1
DAFTAR ISI

KATA

PENGANTAR....................................................................................................................I

DAFTAR

ISI......................................................................................................................................II

BAB I

PENDAHULUAN...............................................................................................................1.

BAB II

PEMBAHASAN................................................................................................................2.

BAB III

KESIMPULAN...................................................................................................................7.

DAFTAR

PUSTAKA..........................................................................................................................8.

II
BAB I

PENDAHULUAN

Setiap orang Islam pasti ingin memahami Al Qur'an salah satu caranya adalah

dengan cara mempelajari tafsir Al Qur'an. Hal itu dilakukan untuk mengatahui
maksud dan tujuan suatu ayat. Adapun cara menafsirkan Al Qur'an yang paling
utama adalah dengan cara tafsir bil ma'sur yaitu menafsirkan Al Qur'an
berlandaskan Naqli yang sahih menafsirkan Al Qur'an dengan Al Qur'an, dengan
sunah, dengan perkataan para sahabat, atau dengan perkataan tabi'in. Cara
tersebut lebih utama karena akan mengerucut pada sumbernya yaitu Rasulullah
Saw.

Orang yang ingin menafsirkan Al Qur'an harus di bekali Dengan ilmu ilmu yang
berkenan dengan Al Qur'an seperti ilmu Al Qur'an (Ulmul Qur'an) ilmu hadis, ilmu
bahasa Arab, ilmu nahwu, ilmu saraf dan ilmu lainnya masih banyak lagi yang
berkenaan dengan Al Qur'an. Hal itu bertujuan untuk menghindari kesalahan
dalam menafsirkan Al Qur'an.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kaidah-Kaidah Tafsir

Kaidah-kaidah tafsir, dalam bahasa Arab di kenal dengan istilah qawa'id


attafsir.Qawa,id merupakan bentuk jamak dari qa'idah yang berarti undang-undang,
peraturan,dan asas. Secara istilah didefinisikan dengan undang-undang, sumber
dasar yang di gunakan secara umum yang mencakup semua hal-hal yang bersifat
partikulur.

Berdasarkan penjelasan tersebut, Kaidah-kaidah tafsir dapat di artikan sebagai


pedoman dasar yang di gunakan secara umum guna mendapatkan pemahaman
atas petunjuk-petunjuk Al Qur'an.pengambangan kaidah-kaidah tafsir telah di
lakukan Oleh para ulama sejak awal munculnya 'ulum Al Qur'an. Di antaranya
adalah usaha yang dilakukan oleh Abdur-rahman Ibn Nasir as-sa'adi dalam
kitabnya Al qawa'id Al Hisan Li tafsir Al-Qur'an.

Dari berbagai kaidah yang di susun oleh para ulama 'ulumul-qur'an tersebut
tidak terdapat kesamaan konseptual antara yang satu dengan yang lainnya. Ada
yang mengembang kan kaidah-kaidah Secara umum melalui pendekatan
pemahaman keagamaan Secara umum, misalnya hukum tauhid, seperti yang di
lakukan oleh Abdur-rahman bin Nasir as-sa'adi.

Sikap para ulama dan pemikir Islam terhadap kaidah-kaidah ini juga beragam.
Ada yang memandang kaidah tafsir yang di susun oleh para ulama sebagai
sesuatu yang mengikat dan harus di ikuti oleh para mufasir yang lain. Ada pula
yang melihat sebagai sesuatu yang tidak mengikat dan ada juga yang melihat
hanya sebagai suatu prosedur kerja seorang mufasir saja.

Penafsiran Al Qur'an merupakan suatu aktivitas yang senantiasa berkembang,


sesuai dengan perkembangan sosial, Ilmu pengatahuan dan bahasa, tampaknya
kaidah-kaidah penafsiran akan lebih tepat jika di lihat sebagai suatu prosedur kerja.

Meski demikian, keberadaan kaidah-kaidah penafsiran yang di susun para


ulama tetap penting. Kaidah-kaidah tersebut bisa di jadikan sebagai kerangka
metodologi dalam dalam melakukan penafsiran dengan menggunakan metode
yang sama.

2
B. Macam-Macam Kaidah Tafsir

Kaidah-kaidah tafsir yang berkembang dalam sejarah penafsiran Al-Qur'an


sangat beragam. Berdasarkan perkembangan tersebut, jika dipetakan kaidah-
kaidah tafsir dapat dikelompokkan menjadi kaidah dasar, umum, dan khusus.

1. Kaidah Dasar Tafsir

Kaidah dasar berkaitan dengan penggunaan sumber pokok dalam menafsirkan


Al Qur'an yang meliputi Al Qur'an, hadits, penjelasan sahabat, dan perkataan tabi'in.
Dalam kaidah dasar ini seorang mufasir pertama tama harus kembali kepada Al
Qur'an dengan meneliti secara cermat dalam rangka mengumpulkan ayat ayat Al
Qur'an tentang suatu pokok persoalan.

Mufasir juga harus memperhatikan hadis hadis nabi. Apabila mendapatkan


hadis sahih maka ia harus menafsirkan ayat berdasarkan hadis tersebut. Ia tidak
dibenarkan untuk menafsirkannya menurut pendapatnya sendiri, dengan
meninggalkan hadis tersebut.

Demikian juga dengan perkataan tabi'in. Hanya saja keberadaan perkataan


tabi'in dalam menafsirkan Al Qur'an ini di perselisihkan .

2. Kaidah Umum Tafsir

Kaidah yang di maksudkan di sini adalah seperangkat ilmu pengetahuan yang di


butuhkan oleh seorang mufasir dalam menafsirkan Al Qur'an. Ilmu ilmu tersebut
meliputi ilmu bahasa Arab, nahwu,saraf, isytiqaq, balagah (ma'ani, bayan, dan
badi'),usul fikih dan ilmu qiraat.

Melalui ilmu nahwu (tata bahasa), seorang mufasir akan mengatahui bahwa
sebuah makna akan berubah seiring dengan perubahan i'rab. Dengan ilmu saraf
(konyugasi), seorang mufasir dapat melihat bentuk,asal dan pola(sigat) sebuah
kata. Sementara itu, kaidah isytiqaq (derivasi kata, etimologi) digunakan untuk
mengatahui akar atau dasar dari suatu kata.

Ilmu Ushul fikih dapat membantu mufasir dalam mempelajari cara pengambilan
dan perumusan dalil-dalil hukum. Ilmu qiraat digunakan oleh mufasir untuk
mengetahui cara-cara melafalkan Al-Qur'an.

3
a. Damir (kata ganti)

Kaidah yang berkaitan dengan Damir,yaitu

1). Pada dasarnya, Damir diletakkan untuk mempersingkat perkataan.

2). Setiap Damir harus punya marji' sebagai tempat kembalinya.

3). Pada dasarnya, Damir itu kembali pada tempat yang paling dekat.

b. Penggunaan ism al-Ma'rifah dan an-Nakirah

Penggunaan ism al-Ma'rifah mempunyai beberapa fungsi yang berbeda sesuai


dengan macamnya;

1). Ta'rif dengan ism ad Damir berfungsi untuk menunjukkan suatu keadaan
ta'arif dengan nama berfungsi untuk menghadirkan pemilik nama itu dalam hati
pendengar dengan cara menyebutkan namanya yang khas ; memuliakan (Q.S.al-
fath /48;29 dan juga menghinakan (Q.S al-lahab /111:1).

2). Ta'rif dengan ism Al-mausul (kata ganti penghubung) berpungsi untuk
menunjukkan tidak di sukainya menyebutkan nama sebenarnya untuk menutupi
atau sebab lain (Q.S Yusuf/12: 23, untuk menunjukkan arti umum (Q.S. Yusuf/12:
29–69), untuk Maringkas kalimat (Q.S ahzab/33:69).

3). Ta'rif dengan ism Al mausul(kata ganti penghubung) berfungsi untuk


menunjukkan sesuatu yang sudah di ketahui kerana telah di sebutkan (Q.S. an
Nur/24:35),

c. Pengulangan Kata Benda (ism)

Apabila sebuah ism di sebutkan dua kali maka dalam hal ini ada empat
kemungkinan,yakni keduanya makrifah, keduanya nakirah,yang pertama nakirah
sedang yang kedua makrifah,atau yang pertama makrifah dan yang kedua nakirah.

d. Mufrad dan jamak

Dalam Al-Qur'an ada sebagian kata yang berbeda penggunaanya ketika berada
dalam bentuk mufrad dan jamak.

4
e. Kata-kata yang seolah-olah sinonim (Mutaradif)

Dalam Al-Qur'an banyak kata yang memiliki makna yang sama

d. Pertanyaan dan jawaban

Pada dasarnya jawabannya itu harus sesuai dengan pertanyaan. Apabila terjadi
penyimpangan dari pertanyaan yang dikehendaki. Hal ini mengingatkan bahwa
jawaban itulah yang seharusnya ditanyakan. (Q.S. Al-Baqarah/2: 189).

g. Penerapan Kaidah Usul Fikih Dalam Penafsiran Al-Qur'an

1). Patokan memahami ayat adalah berdasarkan redaksinya yang bersifat umum,
bukan sebab khusus yang melatarbelakangi turunnya ayat. (Q.S. An-Nur/ 24: 6).

2) Sesuatu yang mubah dilarang jika menimbulkan yang haram atau mengabaikan
yang wajib. (Q.S. al-Jumu'ah/62: 9)

3) Perintah atas sesuatu berarti larangan atas kebalikannya dan larangan atas
sesuatu berarti perintah atas kebalikannya. (Q.S. al-Muzammil/73:10)

Selain kaidah-kaidah di atas masih banyak kaidah lainnya, di antaranya kaidah


tentang al-jumlah al-ismiyah dan filiyah, ataf, kata fa'ala, kana, kāda, ja'ala, la'ala
dan asa. Penerapan kaidah-kaidah tersebut dibalas secara panjang lebar oleh
Manna al-Qattan dalam Mabāhis fi Ulumil-Qur'an.

3. Kaidah khusus tafsir

Kaidah khusus yang dibangun berdasarkan persepektif dan word view dianut
oleh berbagai aliran Islam.

Beberapa persepektif keilmuan yang berpengaruh dalam penafsiran Al-Qur'an


diantaranya adalah ilmu Kalam, fikih, tasawuf, filsafat,dan ilmu pengetahuan
modern.

Munculnya ilmu pengetahuan modern juga berpengaruh pada corak ilmu tafsir
umat Islam. Misalnya nya , ketika ilmu pengetahuan dapat mendeteksi jenis janin
bayiketika masih dalam perut ibunya maka pemahaman terhadap teks"Allah
mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan(hamil)"Q.S .ar-Ra'd/13:8)

5
a. Memetakan Masalah-masalah dalam Al-Qur'an menjadi wilayah bukan Nalar dan
wilayah nalar

Wilayah yang bukan Nalar meliputi masalah-masalah metafisika dan perincian


ibadah.Sedangkan,yang termasuk wilayah nalar meliputi masalah-masalah
kemasyarakatan.

b. Melakukan pemetaan ulang terhadap wilayah Qat'i dan Zanni

Pemikiran modernis menurut adanya pemetaan ulang terhadap wilayah Zanni


dan Qat'i Al-Qur'an. Hal ini terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang
banyak memberikan realitas baru.

c. Penggunaan ta'wil dan metafora dalam penafsiran

Perkembangan ilmu pengetahuan, dengan berbagai penemuan ilmiahnya


memungkinkan hilannya makna Al-Qur'an yang ditafsirkan jauh sebelum
penemuan tersebut.

C. Kaidah Penafsiran Kontemporer

Tafsir kontemporer dapat dikatakan sebagai konsep penafsiran yang


dikembangkan oleh para pemikir muslim neo-modernisme atau post-
modernisme.Modernisme Islam yang tumbuh dan berkembang pada abad ke-19
memang mampu melahirkan pembaruan pemikiram menuju masyarakat muslim
modern. Akan tetapi, di sisi lain modernisme masih memiliki celah konservatisme
dalam konsep pemurnian Islam. Dalam hal penafsiran Al-Qur'an, terdapat banyak
variasi tafsir yang ditawarkan. Para pemikir mampu memberikan alternatif
penafsiran yang unik. Di antara para pemikir tersebut adalah Muhammad Shahrur
dan Fazlurrahman. Berikut ini adalah kaidah khusus tafsir yang dikembangkan oleh
keduanya.

1. Muhammad shahrur

Muhammad shahrur mengembangkan metode penafsiran yang disebut dengan


intratektualitas dan paradigma-sintagmatis.

2. Fazlur Rahman

Metode tafsir yang dikembangkan oleh Fazlur Rahman dikenal dengan metode
gerakan ganda. Metode ini sangat terkait dengan khusus yang dikembangkan oleh
Fazlur Rahman dalam memaknai Al Qur'an.

6
BAB III

KESIMPULAN

1.Kaidah tafsir dapat diartikan sebagai pedoman dasar yang digunakan secara
umum guna mendapatkan pemahaman atas petunjuk-petunjuk Al-Qur'an.

2.Penerapan kaidah tafsir bergantung pada kaidah yang digunakan oleh para
mufasir.

3.Pada era kontemporer kaidah tafsir semakin berkembang seiring dengan


perkembangan bangun intelektualis para pemikir muslim dan juga sesuai dengan
perkembangan intelektualis global.

7
DAFTAR PUSTAKA

Al-akk.khalid Abdurrahman .1994.usulut-Tafsir wa Qawa`iduhu

Cet ke -3 Beirut:Darun-Nafais.Al-bagdadi,•Ali Ibn Muhammad Ibnu Ibrahim

Tafsir al-khazin Kairo:Maktabah Tijariyah al-kubra.

Departemen Agama RI.2009 . Al-Qur'anul Karim wa tafsir . Jakarta

............1984.Tafsir ilmu Tafsir.Jakarta

...........2007.Syamil Al-Qur'an.Jakrta:sygma

Al-fakhrurrazi.at-tafsir al-kabir .Teheran:Darul-kutub Al-Islamiyah.

Anda mungkin juga menyukai