Anda di halaman 1dari 11

TADABBUR, TA’WIL DAN TERJEMAHAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Al Qur‟an


Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam
Dosen pengampu : Dr. H. M. Hasibuddin Mahmud, M.A.

OLEH :

A. NURUL FIRDAYANTI. S

003.03.48.2021

PASCASARJANA MPAI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan kepada kami

sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah materi mata kuliah

Studi Al Quran yang berjudul “Tadabbur, Ta’wil dan Terjemahan.” Sholawat

dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad saw.,

beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat.

Teriring ucapan terima kasih kepada ustadz Dr. H. M. Hasibuddin

Mahmud, M.A. selaku pembimbing kami dalam pembelajaran mata kuliah Studi

Al Quran, juga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta

motivasi kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat

kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang bersifat membangun guna perbaikan dan peningkatan kualitas makalah di

masa yang akan datang dari pembaca adalah sangat berharga bagi kami.

Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini bisa menambah

keilmuan dan bermanfaat bagi kita semua serta menjadi tambahan referensi bagi

penyusunan makalah dengan tema yang senada diwaktu yang akan datang.

Aamiin yaa robbal „alamin.

Makassar, 20 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2
A. Pengertian Tadabbur ............................................................................ 2
B. Pengertian Ta‟wil ................................................................................. 3
C. Pengertian Terjemah ............................................................................ 5
D. Otoritas Tadabbur, Ta‟wil dan Terjemah ............................................. 5
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 7
A. Kesimpulan .......................................................................................... 7
B. Saran..................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur‟an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

SAW melalui perantara malaikat Jibril sebagai mu‟jizat. Al-Qur‟an merupakan

pedoman hidup bagi umat Islam, al Qur`an juga sekaligus menjadi penjelasan

(bayyinaat) dari petunjuk tersebut sehingga kemudian mampu menjadi pembeda

(furqaan) antara yang baik dan yang buruk. 1

Al- Qur‟an bukan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia

dengan Tuhannya, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya

(hablum min Allah wa hablum min an-nas), bahkan hubungan manusia dengan

alam sekitarnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud Tadabbur dan macam-macamnya?
2. Apakah yang dimaksud dengan Ta‟wil dan bentuk-bentuknya?
3. Apakah yang dimaksud Tarjamah dan macam-macamnya?
4. Apa otoritas tadabbur, ta‟wil dan terjemah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian tadabbur dan macam-macamnya
2. Untuk mengetahui pengertian ta‟wil dan bentuk-bentuknya
3. Untuk mengetahui pengertian tarjamah dan macam-macamnya
4. Untuk mengetahui otoritas tadabbur, ta‟wil dan terjemah

1
Siti Mutiah | STAIN METRO - Academia.edu

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tadabbur
Ibn Faris berpendapat secara terminologi, kata tadabbur berasal dari tiga
huruf inti, yaitu da, ba, dan ra. Fi’il Thulatsi Mujarrad–nya adalah ‫ دبر‬memiliki
pengertian ‫ آخر الشيئ‬bermakna “akhir sesuatu”2 .
Kitab “Hidayah al-Azkiya ila Thariq al-Auliya” karya Zainuddin bin Ali,
yang disyarahkan oleh Sayyid Abu Bakar dalam kitabnya “Kifayat al-Atqiya”
bahwa diantara obat jiwa itu adalah “‫ ”تالوة بتدبر المعنى‬maksudnya membaca al-
Qur‟an dengan memikirkan maknanya. Tadabbur artinya memikirkan, memahami,
mempertimbangkan, merenung, memperhatikan dan seterusnya. 3.
Menurut Asy-Syaikh Sholeh Fauzan tadabbur adalah kita memikirkan
makna ayat-ayat al-Qur‟an, apa yang ditunjukkannya, rahasia serta berita yang
terdapat dari ayat-ayat tersebut, sehingga kita dapat mendapatkan manfaat berupa
hidayah, rasa takut kepada Allah, dan ibadah kepada-Nya, dan kita tahu apa yang
harus kita lakukan dan apa yang kita tinggalkan dari perbuatan, perkataan,
interaksi sosial, dan yang lainnya.4
Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa tadabbur adalah
perenungan atau merenungi secara menyeluruh untuk mengetahui maksud dan
juga makna dari sebuah ungkapan secara mendalam. Tadabbur atau merenungi
ayat ayat al-Qur‟an merupakan tujuan yang utama diturunkannya kitab suci (Al-
quran) ini. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

۟ ُ‫نز ْل َٰنَهُ ِإ َل ْيكَ ُم َٰ َب َر ٌۭكٌ ِ ّل َي َّد َّب ُر ٓو ۟ا َءا َٰ َيتِ ِۦه َو ِل َيتَذَك ََّر أ ُ ۟ول‬
ِ ‫وا ْٱْل َ ْل َٰ َب‬
‫ب۝‬ ٌ َ ‫ِك َٰت‬
َ َ‫ب أ‬

Artinya : “Ini adalah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh berkah agar
mereka mentadaburi (memperhatikan) ayat-ayat nya dan agar orang yang
berakal sehat mengambil pelajaran ”5.

2
Ibn Mandhur, Lisan al-Arab, Vol IV (Beirut: Dar S{a>dir, t.t), 268.
3
Husain Naparin, Nalar al-Qur’an, (Jakarta selatan: el-kahfi, 2004). Hlm. 54
4
http://mahadulilmi.wordpress.com/2012/09/12/definisi-tadabbur-al-quran/
5
QS. Ash-Shaad (38) : 29.

2
Adapun macam-macam tadabbur menurut Ibn „Ashur membagi adanya
kemungkinan tadabbur ke dalam dua kategori: (1) Merenungkan petunjuk-
petunjuk yang melekat pada ayat-ayat al-Qur‟an, sebagai cara untuk menggali
petunjuk al-Qur‟an. Menurut al-Ajiri orang yang mentadabburi al-Qur‟an akan
mengetahui apa yang menjadi kewajiban seorang hamba, kemudian dia akan
menjalankannya, mengetahui apa yang dilarang, kemudian dia menjauhinya, jika
sifat ini menjadi kebiasaan saat membaca al-Qur‟an maka al-Qur‟an akan menjadi
obat baginya dan menjadikan jiwanya tenang. 6 (2) Merenungkan keseluruhan al-
Qur‟an, yakni menjadi al-Qur‟an sebagai satu paket, dengan mempertimbangkan
unsur bahasanya, sehingga didapat kesimpulan bahwa al-Qur‟an itu berasal dari
Allah, dan apa yang dikandungnya adalah kebenaran.7
Tadabbur dalam pengertian pertama bermakna adanya upaya mengambil
petunjuk, hikmah-hikmah, hukum-hukum dari setiap ayat al-Qur‟an yang dibaca.
Sedang tadabbur dengan pengertian kedua adalah perenungan yang mendalam
tentang al-Qur‟an secara keseluruhan atau antara satu ayat dengan ayat yang lain.
B. Pengertian Ta’wil
Ta‟wil secara bahasa berasal dari kata “awwala-yu’awwilu-ta’wilan” yang
berarti “al-marja” (tempat kembali). Ta‟wil menurut Utsaimin yaitu proses
penerjemahan suatu kalimat dengan mengembalikan kepada makna aslinya tanpa
harus menafsirkan lagi. Menurut Imam Al-Ghazali “sesungguhnya ta’wil itu
adalah ungkapan tentang pengambilan makna dari lafazh yang bersifat
probabilitas yang didukung oleh dalil dan menjadikan arti yang lebih kuat dari
makna yang ditujukan oleh lafazh zahir”.8
Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa ta‟wil adalah suatu usaha
untuk memahami lafadz-lafadz al-Qur‟an melalui pendekatan pemahaman arti
yang dikandung oleh lafadz itu.

6
Abu Bakar Muhammad Ibn Husain al-Ajiri, Akhlak Hamalah al-Qur’an
(Beirut:Dar al-Kutub, 2002). hlm. 36
7
Ibn ‘Ashur, al-Tahrir wa al-Tanwir, Vol. 483
8
Prof. Dr. H. Amroeni Drajat, M.Ag, Ulumul Qur’an, (Jakarta, Kencana, 2017),
hlm. 125

3
Adapun bentuk-bentuk Ta‟wil. Para ulama ushul merupakan kelompok
yang paling mendalami kajian ayat-ayat Al-Qur‟an, dari pendalaman kajian
tersebut, mereka menemukan beberapa bentuk ta‟wil, diantaranya mengkhususkan
lafazh yang umum (takhshish al-umum), membatasi lafazh yang mutlak (taqyid
al-muthlaq), mengalihkan lafazh dari maknanya yang hakiki kepada yang majazi,
atau dari makanya yang mengandung wajib menjadi makna yang sunnah.
1. Mengalihkan lafazh dari maknanya yang umum kepada yang khusus, dalam
bahasa ushul disebut takhshish al-umum (‫ )العموم تخصيص‬. Seperti firman
Allah dalam QS. Al-Baqarah: 228, yang menerangkan bahwa wanita yang
dithalaq oleh suaminya harus menjalani iddah (masa tunggu) selama tiga
kali masa haidh atau masa suci (thalathah quru‟). Ayat ini berlaku umum,
baik istri yang sudah digauli maupun belum, haidh, monopouse, atau dalam
kondisi hamil. Kemudian ayat ini ditakhshish dengan ayat yang lain dalam
QS.Al-Ahzab:49, yang menerangkan bahwa wanita yang belum digauli
tidak memiliki iddah (masa tunggu).
2. Mengalihkan lafazh dari maknanya yang mutlak (muthlaq) kepada yang
terbatas (muqayyad), dalam bahasa ushul disebut taqyid al-muthlaq ( ‫المطلق‬
‫ تقييد‬.(Seperti firman Allah tentang haramnya darah dalam QS. Al-Maidah:3,
menggunakan lafazh mutlak (muthlaq) kemudian dibatasi (taqyid) dengan
kata “mengalir” (masfuhan) dalam ayat yang lain yaitu QS.Al-An‟am: 145,
sehingga yang diharamkan adalah darah yang mengalir.
3. Mengalihkan lafazh dari maknanya yang hakiki kepada yang majazi. Seperti
pada firman Allah dalam QS.An-Nisa‟: 2 yang menerangkan untuk
menyerahkan harta-harta milik anak yatim, yaitu anak yang ditinggal mati
oleh orang tuanya sebelum mereka baligh. Ayat ini bertentangan dengan
ayat berikutnya QS.An-Nisa‟: 6 yang menerangkan untuk menyerahkan
harta-harta milik anak yatim pada saat mereka telah baligh dan dewasa.
Dengan ayat kedua ini, dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan lafazh
yatim pada ayat yang pertama bukan makna hakiki (anak yang ditinggal
mati oleh orang tuanya sebelum mereka baligh) tapi makna majazi yaitu
ketika mereka telah baligh dan dewasa.

4
4. Mengalihkan lafazh dari maknanya yang mengandung wajib menjadi makna
yang sunnah. Seperti perintah untuk mencatat hutang piutang dalam QS. Al-
Baqarah: 282 yang bermakna wajib, kemudian ada dalil (qarinah) dalam
ayat lain yang yang mengalihkannya menjadi sunnah yaitu pada ayat
selanjutnya QS. Al-Baqarah: 283.
C. Pengertian Tarjamah
Kata terjemah berasal dari bahasa arab “tarjama” yang berarti menafsirkan
dan menerangkan dengan bahasa yang lain (fassara wa syaraha bi lisanin akhar),
kemudian kemasukan “ta’ marbutah” menjadi al-tarjamatun yang artinya
pemindahan atau penyalinan dari suatu bahasa ke bahasa lain. Sedangkan yang
dimaksud dengan terjemah al-Qur‟an adalah seperti yang dikemukakan oleh ash-
shabuni; memindahkan al-qur‟an ke bahasa lain yang bukan bahasa Arab dan
mencetak terjemah dalam beberapa naskah untuk dibaca orang yang tidak
mengerti bahasa arab, sehingga ia dapat memahami kitab Allah.
Kata terjemah ada dua macam:9
1. Terjamah harfiyah/lafzhiyah : yaitu memindahkan lafal dari suatu bahasa ke
bahasa lain dengan cara memindahbahasakan kata demi kata. Serta tetap
mengikuti susunan (struktur) bahasa yang diterjemahkan.
2. Terjemah tafsiriah/maknawiyah : yaitu menerangkan makna atau kalimat
pembicaraan dengan bahasa lain tanpa terikat dengan tertib kata-kata bahasa
asal atau memperhatikan susunan kalimatnya, melainkan oleh makna dan
tujuan aslinya.
D. Otoritas Tadabbur, Ta’wil dan Terjemah
Tadabbur ialah memahami makna lafal al-Qur‟an dan memikirkan apa
yang ayat-ayat al-Qur‟an tunjukkan dan apa yang terkandung didalamnya. Dengan
kata lain, tadabbur artinya penghayatan terhadap ayat-ayat al-Qur‟an dengan
maksud untuk memahami kekuasaan dan keagungan Allah SWT serta membuka
hati dan pikiran manusia.

9
Acep Hermawan, Ulumul Qur’an (ilmu untuk memahami wahyu). (Bandung. PT.
Remaja Rosdakarya. 2016) hlm.130-131.

5
Sedangkan ta‟wil adalah suatu ilmu yang dapat membantu seseorang
dalam memahami isi kandungan dan rahasia suatu ayat. Dengan adanya ilmu
tersebut, seseorang dapat menjangkau sesuatu dengan ilmu pengetahuannya.
Tidak sembarang orang dapat menta‟wilkan al-Qur‟an melainkan orang-orang
yang dapat menguasai ilmu bahasa dan sastra arab. Baik dalam ilmu nahwu sharaf
badi‟ ma‟ani maupun bayannya 10
Dan terjemah adalah suatu alat atau media yang dapat memberikan suatu
pesan kepada orang lain untuk dia mengerti dari apa yang telah diterjemahkan dari
al-Qur‟an itu sendiri. Dengan terjemah tersebut akan membantu orang-orang yang
kurang faham tentang bahasa Arab yang notabene adalah bahasa al-Qur‟an akan
mengerti dan sedikitnya tau maksud atau pesan yang terkandung dalam al-Qur‟an
tersebut.

10
Hamad Izzan, Metodologi Olmu Tafsir, (Bandung. Tafakur. 2009). Hlm. 122-13

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tadabbur adalah perenungan atau merenungi secara menyeluruh untuk
mengetahui maksud dan juga makna dari sebuah ungkapan secara
mendalam.
2. Ta‟wil adalah suatu usaha untuk memahami lafadz-lafadz al-Qur‟an
melalui pendekatan pemahaman arti yang dikandung oleh lafadz itu.
3. Terjemah adalah pengalihan bahasa dari satu bahasa kedalam bahasa lain
tanpa harus menyamakan secara persis dengan karakteristik bahasa
pertama.
B. Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjaawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran tentang pembahasan makalah ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ashur Ibn, al-Tahrir wa al-Tanwir. (2017) Vol. 483.

Drajat. M,Ag. Prof. Dr. H. Amroeni. (2017). Ulumul Qur’an, (Jakarta, Kencana)

Hermawan, Acep. (2016). Ulumul Qur’an (Ilmu untuk memahami wahyu),


(Bandung. PT. Reamaja Rosdakarya)

http://mahadulilmi.wordpress.com/2012/09/12/definisi-tadabbur-al-quran/

Ibn Husain al-Ajiri. Abu Bakar Muhammad. (2002). Akhlak Hamalah al-Qur’an
(Beirut:Dar al-Kutub,)

Izzan Ahmad. (2009).Metodologi Ilmu Tafsir. (Bandung, Tafakur)

Mandhur. Ibn, Lisan al-Arab, Vol IV (Beirut: Dar S{a>dir, t.t)

Naparin. Husain, Nalar al-Qur’an, (2004). (Jakarta selatan: el-kahfi)

Siti Mutiah | STAIN METRO - Academia.edu

Anda mungkin juga menyukai