Anda di halaman 1dari 10

QIRA’AT DARI SEGI KUANTITAS DAN KUALITAS SANAD

Disusun Oleh :

Faris Markidah (210306004)

M. Faqih Hufuddin (2103060010)

Dosen Pengampu :

Niswatun Malihah,LC

INSTITUT AGAMA ISLAM AL QUR’AN AL-ITTIFAQIAH


INDRALAYA OGAN ILIR SUMATERA SELATAN TAHUN
AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, berkat rahmat karunia ALLAH SWT, dan bimbingan dari


Dosen dan banyak pihak serta dari dukungan teman - teman makalah tentang
“Qiraat dari segi kuantitas dan kualitas sanad” telah selesai disusun. Makalah ini
akan disajikan pada kegiatan Matakuliah “ Ilmu Qiraat” bagi mahasiswa
semester 2 Program Studi Ilmu al-Quran dan Tafsir (IQT ) Tahun Akademik
2021/2022 Institut Agama Islam Al-ittifaqiah Indralaya Ogan Ilir Sumatera
Selatan.

Indralaya, 15 april 2022

Penyusun 1 Penyusun 1

Faris Markidah M. Faqih Hufuddin


NIM. 210306004 NIM. 2103060010

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................iii

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................3

A. Pengertian Qiraat.......................................................................................3
B. Macam-macam Qiraat dari segi kuantitas.................................................3
C. Macam-macam Qiraat dari segikualitas....................................................4

BAB III PENUTUP........................................................................................6

A. Kesimpulan................................................................................................6
B. Saran..........................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk menempatkan al-Quran benar- benar sebagai petunjuk jelas tak
semudah melontarkan selogan kembali kepadanya. Banyak jalan yang harus
ditempuh. Kita harus mengenal dalam arti yang sebenarnya hakikat al-Quran.
Orang yang baru mengenal wujud al-Quran sesungguhnya orang tersebut belum
kenal betul apa itu al-Quran, apa yang menjadi isi kandungan al-Quran. Dalam
pemahaman terhadap isi kandungan al-Quran kita membutuhkan pengetahuan
tentang ilmu asbabunnuzul, nasikh-mansukh, dan kajian pokok ‘ulum al-Quran
lainnya, termasuk didalamnya adalah ilmu qiraat. Hal ini dihubungkan atas dasar para sa-
habat nabi terdiri dari beberapa golongan. Tiap- tiap golongan ini mempunyai lahjah
(bunyi suara atau sebutan) yang berlainan satu sama lainnya. Memaksa mereka untuk
menyebut pembacaan atau membunyikannya dengan lahjah yang tidak mereka bias kan,
suatu hal yang menyukarkan. Maka untuk mewujudkan kemudahan, Allah yang maha bi-
jaksana menurunkan al-Quran dengan lahjah-lahjah yang biasa dipakai oleh golongan
quraisy dan oleh golongan–golongan yang lain di tanah arab.
Lanjut lagi dalam hadist Bukhari menyebutkan, Umar ibnul Khattab r.a.
berkata:”pada suatu hari semasa Rasulullah masih hidup, aku mendengar Hisyam
ibn Hakim membaca surat al-Furqan. Aku mendengarkan baik–baik bacaannya.
Tapi tiba-tiba ia membaca beberapa huruf yang tidak pernah dibacakan
Rasulullah kepadaku, sehingga hampir saja ia ku serang ketika ia sedang shalat.
Akhirnya aku tunggu sampai ia mengucapkan salam. Setelah itu ku tarik bajunya.
Aku bertanya kepadanya : Siapakah yang membacakan surat itu kepadamu?” ia
menjawab: “Rasulullah yang membacakannya kepadaku.” Ku katakan engkau
berdusta! Demi Allah, Rasulullah tidak membacakan surah itu kepadaku seperti
yang ku dengar darimu.”
Hisyam bin Hakim lalu kuseret menghadap Rasulullah
dan aku bertanya: “ya Rasulullah aku mendengar orang ini membaca Surat Al-
Furqan dengan huruf–huruf yang tidak anda bacakan kepadaku, ketika anda
membacakannya kepadaku.”Rasulullah menjawab:” hai umar lepaskan dia! Hai

1
Hisyam,bacalah!” hisyam lalu membaca Surat Al-Furqan sebagaimana yang ku
dengar tadi. Kemudian Rasulullah menanggapinya: ”Demikian surat itu
diturunkan.’Beliau melanjutkan: Quran itu diturunkan dalam tujuh huruf, karena
itu bacalah mana yang mudah dari al-Quran

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sanad qiraat ?
2. Apa saja macam-macam qiraat dari segi kuantitas ?
3. Apa saja macam-macam qiraat dari segi kualitas ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sanad qiraat
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam qiraat dari segi kuantitas
3. Untuk mengetahui apa saja macam-macam qiraat dari segi kualitas

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian sanad qiraat


1. Menurut al-Zarqani (penulis Manaḥil al-'Irfan fi Ulum al-Qur`an) qira’at adalah
mazhab yang dianut oleh seorang imam qira’at yang berbeda dengan lainnya dalam
pengucapan al-Qur`an serta kesepakatan riwayat-riwayat dan jalur-jalurnya, baik
perbedaan itu dalam pengucapan huruf-huruf ataupun bentuk-bentuk lainnya.
2. Menurut Ibnu Al-Jazairi (penulis kitab Taḥbir at-Taysir Fi al-Qira’at al-’Asyr),
qira’at adalah ilmu membahas cara-cara mengucapkan kata-kata al-Qur`an dan
perbedaan perbedaannya dengan cara menisbatkan kepada penukilnya
3. Menurut Al-Qastalany (penulis kitab Irsyad al-Syary) qira’at adalah suatu ilmu yang
mempelajari hal-hal yang disepakati atau diperselisihkan ulama yang menyangkut
persoalan lughat, hazf, i’rab, isbat, fasl, dan waṣl yang kesemuanya diperoleh secara
periwayatan.
4. Menurut az-Zarkasyi, qira’at adalah perbedaan cara mengucapkan lafal-lafal
alQur`an, baik menyangkut huruf-hurufnya atau cara pengucapan huruf-huruf
tersebut, seperti takhfīf (meringankan), taṡqīl (memberatkan) dan atau yang lainnya

B. Macam-macam sanad Qiraat dari segi kuantitas


Orang yang pertama mempunyai prakarsa untuk memilih tujuh imam qira’at adalah
Imam Abu Bakr bin Mujahid al-Bagdadi. Kitabnya yang bernama “as-Sab’ah” berisi ba-
caan-bacaan imam qira’at yang tujuh dan menjadi rujukan banyak kalangan. Pijakan Ibn
Mujahid dalam menentukan tujuh imam qira’at adalah ketokohan dalam bidang ilmu
qira’at dan kesesuaian dengan muṣḥaf Usmani. Bacaan masing-masing imam tersebut
juga sangat masyhur di negerinya masing-masing.

Qira’at yang terkenal adalah,


a. Al-Qira’at al-Sab’ adalah qira’at yang disandarkan kepada para imam qurra’ yang tu-
juh, yaitu:
1. Nafi’ bin Abi Nu’aim al-Asfahani (w. 169 H/785 M) Madinah Qalun dan Warsy
2. Abdullah Ibn Kasir (w. 120 H/737 M) Mekah Al-Bazz dan Qunbul
3. Abdullāh bin Amir al-Basri (w. 118 H/736 M) Damaskus Hisyam dan Żakwan
4. Abu ‘Amr al-Basri (w. 148 H/770 M) Basrah Ad-Duri dan as-Susi

3
5. Aṣim bin Abi Najud (w. 129 H/746 M) Kufah Syu’bah dan Ḥafs
6. Hamzah bin Habib az-Zayyat (w. 156 H/772 M) Kufah Khalaf dan Khallad
7. Al-Kissa’i, ‘Ali bin Hamzah Kufah Abul Haris dan AdDuri al-Kisa’i

b. Al-Qira’at al‘Asyr adalah al-qira’at al-sab’ ditambah dengan tiga qira’at berikut:
1. Abu Ja’far Yazid bin al-Qa’qa’ (w. 130 H/747 M
2. Abu Ya’qūb al-Ḥaḍrami (w. 205 H/820 M) Basrah Ruwais dan Rauhl
3. Khalaf bin Hisyam al-Bazzar (w. 299 H) Kufah Ishaq dan Idris

c. Qira’at arba’ah asyrah: ialah qira’at‘asyrah yang lalu ditambah dengan empat qira’at
berikut ini: No. Imam Qurra’ Tempat Perawi
1 Hasan al-Basri (w. 110 H/728 M) Basrah Al-Balkhi dan Ad-Duri
1 Ibn Muhaisin (w. 122 H/739 M) Mekah Al-Bazzi dan Ibn Syannabuz
2 Yahya al-Yazidi (w. 202 H/817 M) Basrah Sulaim bin al-Hakam dan Aḥmad bin
al-Farah
3 Al-A’masy (w. 147 H/764 M) Kufah Al-Muṭawwi’i dan asSyanabuzi

Macam-macam qiraat dari segi kualitas


Dari segi kualitasnya qirā’āt dibagi ke dalam 5 tingkatan, yaitu:
1. Mutawatir adalah qira’at yang dinukil oleh sejumlah besar periwayat yang tidak
mungkin bersepakat untuk berdusta, dari sejumlah orang dan sanad-nya bersam-
bung hingga panghabisannya.
2. Masyhur, adalah qira’at yang memiliki sanad yang sahih, tetapi tidak sampai
kepada kualitas mutawatir. Qira’at ini sesuai dengan kaidah Bahasa Arab dan
Rasm ‘Usmani serta terkenal pula di kalangan para ahli qira’at, sehingga karenanya
tidak dikategorikan qira’at yang salah atau syaz. Para ulama menyebutkan bahwa
qira’at macam ini termasuk qira’at yang dapat dipakai atau digunakan.
3. Ahad, adalah qira’at yang sahih sanad-nya, tetapi menyalahi rasm ‘usmani,
menyalahi kaidah Bahasa Arab atau tidak terkenal seperti halnya qira’at masyhur
yang telah disebutkan. Qira’at ini tidak termasuk qira’at yang dapat diamalkan ba-
caanya.
4. Syaz, adalah qira’at yang tidak sahih sanad-nya, contohnya qira’at QS. al-Fatihah
[1] ayat 4.
4
5. Mauḍu’ adalah qira’at yang dibuat-buat dan disandarkan kepada seorang tanpa
dasar. Contoh qira’at yang disusun oleh Abu Al-Faḍl Muḥammad bin Ja’far dan
menisbatkannya kepada Imam Abu Hanifah.
6. Mudraj adalah bacaan yang ditambahkan ke dalam qira’at sebagai penafsiran,
seperti qira’at ibn ‘Abbas tentang al-Baqarah ayat 198 Keempat macam terakhir ini
tidak boleh diamalkan bacaannya. Imam Nawawi dalam Syarḥ al-Muhazzab
berkata, qira’at yang syaz tidak boleh dibaca di dalam maupun di luar shalat,
karena ia bukan al-Qur`an. Al-Qur`an hanya ditetapkan dengan sanad yang mu-
tawatir. Ibn ‘Abdil Barr menukilkan ijma’ kaum muslimin bahwa al-Qur`an tidak
boleh dibaca dengan qira’at yang syaz dan juga tidak sah ṣalat di belakang orang
yang membaca al-Qur`an dengan qira’at-qira’at yang syaz itu.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Macam-macam qira’at ini dapat diliat dari dua segi, yaitu segi
k u a l i t a s d a n kuantitasnya yang mana jika dilihat dari segi kualitas qira’at
terbagi menjadi enamqira’at yaitu qira’at mutawatir (Contoh untuk qira’at mu -
tawatir ini ialah qira’at yang telah disepakati jalan perawiannya dari imam Qiraat
Sab’ah), qira’at masyhur (Qiraah yang sanadnya shahih tetapi tidak sampai ketingkat
mutawatir), qira’at ahad (Qiraat yang tidak mencapai derajat masyhur  , sanadnya
shahih, akan tetapi menyalahi rasmutsmani a t a u p u n k a i d a h B a h a s a A r a b ) ,
q i r a ’ a t s y a d z ( q i r a ' a t y a n g d i r i w a y a t k a n  perawi yang lemah dan kualitas sanad-
nya tidak shahih), qira’at maudhu (qira’at yangdinisbatkan kepada orang yang mengatakan-
nya (mengajarkannya) tanpa memilikiasal usul riwayat qira’at sama sekali), dan qira’at mu-
draj (qira’at yang menambahkankalimat penafsiran dalam ayat-ayat al-Qur’an). Ke -
mudian ada syarat diterimanya qira’at menurut bebrapa Imam.

B.saran
Kami tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan -
dan jauh dari kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah tersebut
d e n g a n  berpedoman pada banyak sumber kritik yang membangun dari para pembaca.

6
DAFTAR PUSTAKA

Pengantar Ilmu Al-Quran  karya Manna' Khalil Al-Qaththan

Ilmu Qira'at 1 karya Dr. K. H. Ahsin Sakho Muhammad

Kuliah Ulumul Qur’an karya Yunahar Ilyas

Mabahits Fi ‘Ulum Al-Qur’an karya Manna’ Khalil Al-Qaththan

Mutiara Ilmu-Ilmu Al-Qur’an karya Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasni

Pelopor Al-Qur’an Kota Seribu Parit Indragiri Hilir karya Shabri Shaleh Anwar 

Anda mungkin juga menyukai