Manajemen pendidikan
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan taufik
rahmat dan hidayah serta kekuatan sehingga penulis bisa menyelesaikan mini riset ini. Shalawat
serta salam tak lupa juga selalu dicurahkan dan dihaturkan untuk sang kekasih dan panutan yang
tak ada celah ataupun kecacatan yaitu Nabi besar Muhammad SAW. sang penerang jalan serta
keluarga, sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman. Mini riset ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah “manajemen pendiidkan” yang berjudul “Mengamati Metode pembelajaran
yang diterapkan di Pondok Pesantren Salafiyah Raudhatut Thalibin Puteri”
Dalam menyusun mini riset ini penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa mini riset ini
masih jauh dari kesempurnaan karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Semoga
mini riset ini bisa bermanfaat untuk penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didalam dunia pendidikan salah satunya di Pesantren proses pembelajaran adalah hal inti
didalam sebuah pembelajaran. Yang mana pembelajaran itu sendiri merupakan sebuah konsep dari
dua dimensi kegiatan ( belajar dan mengajar) yang harus direncanakan dan diaktualisasikan, serta
diarahkan pada pencapaian tujuan atau penguasaan sejumlah kompetensi dan indikatornya sebagai
gambaran hasil belajar. Dan pada dasarnya pembelajaran itu merupakan kegiatan terencana yang
mengkondisikan/merangsang seseorang agar bisa belajar dengan baik agar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Proses pembelajaran sangat beraneka ragam, itu sesuai dengan pola proses pembelajaran atau
interaksi dari seorang guru dan murid. Oleh sebab itu, peran guru didalam proses pembelajaran itu
sangat penting demi terwujudnya proses pembelajaran / tujuan belajar. Yang mana seorang guru
itu harus mempunyai metode-metode, strategi, dan motivasi dalam proses pembelajaran tersebut.
Agar tujuan dari pendidikan tersebut bisa tercapai dengan maksimal.
Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang mempunyai kekhasan tersendiri dan
berbeda dengan pendidikan lainnya. Pendidikan dipesantren meliputi pendidikan Islam, dakwa,
pengembangan kemasyarakatan, dan pendidikan lainnya yang sejenis. Para peserta didik pada
pesantren disebut “santri” yang umumnya menetap dipesantren, disebut dengan istilah “pondok”.
Dari sinilah timbul istilah “Pondok Pesantrean”.1
Berangkat dari pembahasan di atas mini riset kali ini akan membahas mengenai bagaimana
metode yang digunakan oleh Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin dalam proses pembelajarannya
untuk memebentuk santri yang cerdas dan berakhlak mulia.
1
Departemen Agama RI Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah,
(Jakarta: 2003), hal. 1
2
B. Rumusan Masalah
Mini riset ini dibuat untuk membahas bagaimana metode pembelajaran yang di gunakan oleh
Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin Salafiyah Puteri ?
Mini riset ini dibuat untuk mengetahui bagaimana metode Pembelajaran yang digunakan
Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin Salafiyah Puteri ?
3
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian lembaga pendidikan
Lembaga pendidikan adalah suatu institusi atau tempat dimana terjadi proses pendidikan atau
belajar-mengajar. Lembaga pendidikan dapat diartikan sebagai suatu organisasi yang dibuat untuk
mencapai tujuan yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan dan budaya kepada individu agar dapat
mengubah tingkah laku seseorang menjadi lebih baik.
Lembaga pendidikan merupakan suatu wadah yang memiliki peran yang sangat penting dalam
masyarakat yaitu untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada masyarakat dan dapat menjadi
wadah untuk meningkatkan kualitas seseorang sehingga dapat menjalani kehidupan bermasyarakat
dengan lebih baik.
a. Hasbullah
pengertian lembaga pendidikan menurutnya ialah wadah atau tempat berlangsungnya kegiatan
proses pendidikan yang meliputi pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Menurut mereka lembaga pendidikan adalah tempat terjadinya pendidikan, secara khusus
terjadi pada tiga lingkungan utama pendidikan yaitu keluarga, sekolah serta masyarakat.
Kedua ahli ini memandang lembaga pendidikan sebagai wadah atau tempat terjadinya proses
pendidikan yang secara bersamaan dengan proses pembudayaan.
4
d. H. Abu Ahmadi dan Dra. Nur Uhbiyati
Kedua ahli ini mendefinisikan lembaga pendidikan sebagai suatu badan usaha yang bergerak serta
bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan pendidikan terhadap peserta didik.
2. Pengertian Pesantren
Menurut asal katanya pesantren berasal dari kata ”santri” yang mendapat imbuhan
awalan ”pe” dan akhiran ”an” yang menunjukkan tempat, maka artinya adalah tempat para santri.
Terkadang pula pesantren dianggap sebagai gabungan dari kata ”santri” (manusia baik) dengan
suku kata ”tra” (suka menolong) sehingga kata pesantren dapat diartikan tempat pendidikan
manusia baik-baik (Zarkasy, 1998: 106).
Lebih jelas dan sangat terinci sekali Madjid (1997 : 19-20) mengupas asal usul perkataan santri,
ia berpendapat ”Santri itu berasal dari perkataan ”sastri” sebuah kata dari Sansekerta, yang artinya
melek huruf, dikonotasikan dengan kelas literary bagi orang jawa yang disebabkan karena
pengetahuan mereka tentang agama melalui kitab-kitab yang bertuliskan dengan bahasa Arab.
Kemudian diasumsikan bahwa santri berarti orang yang tahu tentang agama melalui kitab-kitab
berbahasa Arab dan atau paling tidak santri bisa membaca al-Qur'an, sehingga membawa kepada
sikap lebih serius dalam memandang agama. Juga perkataan santri berasal dari bahasa Jawa
”cantrik” yang berarti orang yang selalu mengikuti guru kemana guru pergi menetap (istilah
pewayangan) tentunya dengan tujuan agar dapat belajar darinya mengenai keahlian tertentu.
Pesantren juga dikenal dengan tambahan istilah pondok yang dalam arti kata bahasa Indonesia
mempunyai arti kamar, gubug, rumah kecil dengan menekankan kesederhanaan bangunan atau
pondok juga berasal dari bahasa Arab ”Fundũq” yang berarti ruang tidur, wisma, hotel sederhana,
atau mengandung arti tempat tinggal yang terbuat dari bambu (Zarkasy, 1998: 105-106).
Pesantren atau lebih dikenal dengan istilah pondok pesantren dapat diartikan sebagai
tempat atau komplek para santri untuk belajar atau mengaji ilmu pengetahuan agama kepada kiai
5
atau guru ngaji, biasanya komplek itu berbentuk asrama atau kamar-kamar kecil dengan bangunan
apa adanya yang menunjukkan kesederhanaannya.
Pengertian pondok pesantren secara terminologis cukup banyak dikemukakan para ahli.
Beberapa ahli tersebut adalah:
1. Dhofier (1994: 84) mendefinisikan bahwa pondok pesantren adalah lembaga pendidikan
tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran
Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-
hari.
2. Nasir (2005: 80) mendefinisikan bahwa pondok pesantren adalah lembaga keagamaan
yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan
ilmu agama Islam.
3. Team Penulis Departemen Agama (2003: 3) dalam buku Pola Pembelajaran Pesantren
mendefinisikan bahwa pondok pesantren adalah pendidikan dan pengajaran Islam di mana
di dalamnya terjadi interaksi antara kiai dan ustdaz sebagai guru dan para santri sebagai
murid dengan mengambil tempat di masjid atau di halaman-halaman asrama (pondok)
untuk mengkaji dan membahas buku-buku teks keagamaan karya ulama masa lalu. Dengan
demikian, unsur terpenting bagi pesantren adalah adanya kiai, para santri, masjid, tempat
tinggal (pondok) serta buku-buku (kitab kuning).
4. Rabithah Ma‟ahid Islamiyah (RMI) mendefinisikan pesantren sebagai lembaga
tafaqquh fi al-dîn yang mengemban misi meneruskan risalah Muhammad SAW sekaligus
melestarikan ajaran Islam yang berhaluan Ahlu al-sunnah wa al- Jamã’ah ‘alã T}arîqah al-
Maz|ãhib al-‘Arba’ah.
5. Mastuhu (1994: 6) mendefinisikan bahwa pondok pesantren adalah lembaga tradisional
Islam untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam (tafaqquh fi al-
dîn) dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup
bermasyarakat sehari-hari.
6. Arifin (1995: 240) mendefinisikan pondok pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan
agama Islam yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan sistem asrama
6
(kampus) di mana menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah
yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari kepemimpinan (leadership) seorang atau
beberapa orang kiai dengan ciri-ciri khas yang bersifat kharismatik serta independen dalam
segala hal.
Menurut Mastuhu (1994: 55) pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan tradisional
Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam
dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.
Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat dipahami bahwa pesantren adalah lembaga
pendidikan Islam tradisional yang mempelajari ilmu agama (tafaqquh fi al-dîn) dengan penekanan
pada pembentukan moral santri agar bisa mengamalkannya dengan bimbingan kiai dan
menjadikan kitab kuning sebagai sumber primer serta masjid sebagai pusat kegiatan.2
2
Dhofier, Zamakhasyari. 1994. Tradisi Pesantren. Jakarta: LP3ES.
7
menitipkan anaknya belajar pada Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin ini. Kini santri beliau
berkembang pesat hingga kini mencapai ribuan alumni santri dari pondok ini, bahkan ada beberpa
yang sudah membuka majelis ta'lim sendiri menyebarkan Islam di daerah asalnya. Santri yang
belajar di pondok ini tidak hanya berasal dari kota Amuntai saja, tapi hampir seluruh kabupaten
baik yang ada di wilayah Kalimantan Selatan maupun wilayah Kalimantan Tengah dan Timur.
Melihat keadaan dan perkembangan yang pesat ini, pengasuh sekaligus pendiri Pondok
Pesantren Raudhatut Thalibin ini memberanikan diri untuk membeli beberapa buah rumah dari
penduduk setempat untuk dijadikan asrama santri dengan bermodalkan tawakkal kepada Allah
SWT. Tidak selang beberapa tahun, melalui bantuan masyarakat luas dan orang tua santri, Ponpes
Raudhatut Thalibin telah berhasil memiliki empat buah asrama untuk putra-putri, dua di antaranya
sudah merupakan bangunan permanen dua lantai.
Hal utama yang melatarbelakangi dibukanya majlis atau pondok pesantren Raudhatut Thalibin
tersebut adalah atas perintah guru beliau yaitu KH. Zarkasyi dari Martapura. Selain itu pula beliau
mendapat dorongan dari gurunya yang lain yaitu KHM. Syukri Unus Martapura dan Habib
Musthafa bin Abdul Qadir Alaydrus dari Tebet Jakarta.
Mengapa pondok itu dinamakan Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin? Ada beberapa alasan
yang cukup prinisipil dari pengasuh di dalam pengambilan nama pondok ini, pertama, kata depan
“Raudhah” atas dasar tabaruk kepada KHM. Zaini Abdul Ghani sebagai pimpinan majlis ta’lim
Ar-Raudhah Sekumpul Martapura. Kedua, mengambil tabarruk kepada majlis ta’lim Raudhatul
Muhsinin pimpinan Habib Muhsin bin Umar Barakwan yang letaknya tidak jauh dari lokasi
pondok. Sekaligus berta’addub kepada Al-Habib bahwa “Raudhatut Thalibin” merupakan
tamannya para santri penuntut ilmu. Sedangkan majlis Raudhatul Muhsinin merupakan tamannya
orang-orang yang baik. Ketiga, atas dasar yang sama pengasuh mengambil nama tersebut dari
sebuah kitab karangan Imam Ghazali “Raudhatut Thalibin”.
Tujuan utama Ponpes ini adalah membentuk kepribadian santri yang mempunyai akhlak atau
adab yang tinggi dengan pengetahuan agama yang luas. Sehingga para santri diharapkan dapat
mengamalkan dalam kehidupannya sehari-hari. Hal ini diwujudkan melalui kemampuan membaca
serta memahami kitab kuning yang didasarkan pada kepiawaiannya dalam penguasaan ilmu tata
bahasa Arab (nahwu, sharaf, balaghah, dll). Di samping itu santri juga di titik beratkan kepada
ilmu tajwid dan tahsin dalam pembacaan al-Qur’an yang dibarengi dengan sedikit hafalan.3
3
https://www.hanapibani.com/2022/02/penerimaan-santri-baru-pp-raudhatut-thalibin-amt.html
8
BAB III
PEMBAHASAN
Sehubungan di Pondok Pesantren Salafiyah Raudhatut Thalibin puteri ini hanya ada 5 kelas
yaitu 1 Wustha, 2 Wustha, 1 Ulya, 2 Ulya dan 3 Ulya Berikut ini akan dijelaskan lebih terperinci
mengenai metode yang digunakan oleh setiap guru dalam mengajar para santriwati pada mata
pelajarannya masing-masing di kelas-kelas tersebut:
KELAS 1 WUSTHA
Mata Pelajaran Metode yang digunakan kitab
Sharaf Ustadzah mendobitkan kemudian santriwati disuruh Durusuttashrif
untuk mengkiyas dan menghafal tashrifan
Tauhid Ustadzah memerintahkan santriwati untuk menghafal Sirajul Mubtadiin
sifat 20 nama-nama Nabi dll dan menyetorkannya.
Fiqih Ustadzah mendobitkan isi kitab dan menjelaskan Mabadi Ilmu Fiqih
materi kepada santriwati
9
Tahfizh Santriwati ditugaskan menghafal surah-surah Al Quran
kemudian di setorkan kepada Ustadzah
Arabiyah Ustadzah mendobitkan dan menjelaskan materi Arabiyah
kemudian santriwati disuruh untuk menghafal
mufradat
Muhadharah Santriwati ditugaskan membaca Maulid Habsy secara Maulid Habsy
bergantian dan berpidato
Khat Santriwati diajarkan menulis huruf Arab indah Khat
Al Wajiz Ustadzah mendobitkan dan menjelaskan materi Al Wajiz
kemudian santriwati disuruh untuk menghafal
mufradat
KELAS 2 WUSTHA
Mata Pelajaran Metode yang digunakan Kitab
Sharaf Ustadzah mendobitkan kemudian santriwati disuruh durusuttashrif
untuk mengkiyas dan menghafal tashrifan
Nahwu Ustadzah menjelaskan materi kemudian santriwati Nahwu Putih
diberi tugas mensyahid
Tauhid Ustadzah mendobit dan menjelaskan materi kepada Sirajul Mubtadiin
Santriwati
Fiqih Ustadzah mendobit dan menjelaskan materi kepada Mabadi Ilmu Fiqih
Santriwati dan Risalah Jamiah
Tahfizh Santriwati ditugaskan menghafal surah-surah Al Quran
kemudian di setorkan kepada Ustadzah
Hadits Ustadzah mendobitkan kemudian santriwati disuruh Hadits Arbain
untuk menghafal hadits
Arabiyah Ustadzah mendobitkan dan menjelaskan materi Arabiyah
kemudian santriwati disuruh untuk menghafal
mufradat
10
Akhlak Ustadzah mendobit dan menjelaskan materi kepada Akhlak lil Banat
Santriwati
Muhadharah Santriwati ditugaskan membaca Maulid Habsy secara Maulid Habsy
bergantian dan membuat drama
Muhawarah Ustadzah mendobitkan dan menjelaskan materi Muhawarah
kemudian santriwati disuruh untuk menghafal
Sirah Ustadzah mendobitkan isi kitab dan menjelaskan Khulasah Nurul
materi kepada santriwati Yaqin
Imla Ustadzah memerintahkan santriwati untuk belajar Ilmu Imla
menulis kalimat-kalimat dalam bentuk bahasa Arab
tanpa melihat kitab
Tahsin Ustadzah memerintahkan santriwati satu persatu Al Quran
membaca Al Quran untuk mendengarkan dan
membenarkan bacaannya
KELAS 1 ULYA
Mata Pelajaran Metode yang digunakan kitab
Sharaf Ustadzah mendobitkan kemudian santriwati disuruh Durusuttashrif
untuk mengkiyas dan menghafal tashrifan
Tauhid Ustadzah mendobit dan menjelaskan materi kepada Khulashah Nurul
Santriwati Yaqin
Fiqih Ustadzah mendobit dan menjelaskan materi kepada Mabadi Ilmu Fiqih
Santriwati dan menghafal Matan Sittin dan Risalah Jamiah
Tahfizh Santriwati ditugaskan menghafal surah-surah Al Qur’an
kemudian di setorkan kepada Ustadzah
Muhadharah Santriwati ditugaskan untuk Latihan berpidato -
Muhaddatsah Ustadzah mendobitkan dan menjelaskan materi Muhawarah, Af’al
kemudian santriwati disuruh untuk menghafal dan Asma
11
Tajwid Ustadzah menjelaskan materi dan memerintahkan Tajwid praktis
santriwati untuk membaca, menghafal dan mencari
contoh
Akhlak Ustadzah mendobit dan menjelaskan materi kepada Akhlak lil Banat
Santriwati
Tahsin Ustadzah memerintahkan santriwati satu persatu Al Quran
membaca Al Quran untuk mendengarkan dan
membenarkan bacaannya
KELAS 2 ULYA
Mata Pelajaran Metode yang digunakan kitab
Sharaf Ustadzah mendobitkan kemudian santriwati disuruh Durusuttashrif
untuk mengkiyas dan menghafal tashrifan
Nahwu Ustadzah menjelaskan materi kemudian santriwati Nahwu Putih,
diberi tugas mensyahid dan menghafal Jurumiyah Jurumiyah dan
Mukhtashar jiddan
Tauhid Ustadzah mendobit dan menjelaskan materi kepada Khulashah Nurul
Santriwati Yaqin
Fiqih Ustadzah mendobit dan menjelaskan materi kepada Matan Sittin dan
Santriwati dan menghafal Matan Sittin Syarah Sittin
Tahfizh Santriwati ditugaskan menghafal surah-surah Al Qur’an
kemudian di setorkan kepada Ustadzah
Hadits Ustadzah mendobitkan kemudian santriwati disuruh Hadits Arbain
untuk menghafal hadits
Muhadharah Santriwati ditugaskan membaca Maulid Habsy secara
bergantian dan membuat drama
Muhaddatsah Ustadzah mendobitkan dan menjelaskan materi Muhawarah, Af’al
kemudian santriwati disuruh untuk menghafal dan Asma
Sirah Ustadzah mendobitkan isi kitab dan menjelaskan Khulasah Nurul
materi kepada santriwati Yaqin
12
Akhlak Ustadzah mendobit dan menjelaskan materi kepada Akhlak lil Banat
Santriwati
Imla Ustadzah memerintahkan santriwati untuk belajar Ilmu Imla
menulis kalimat-kalimat dalam bentuk bahasa Arab
tanpa melihat kitab
Tahsin Ustadzah memerintahkan santriwati satu persatu Al Quran
membaca Al Quran untuk mendengarkan dan
membenarkan bacaannya
KELAS 3 ULYA
Mata Pelajaran Metode yang digunakan kitab
Tauhid Ustadzah mendobit, Hudhuddi
menjelaskan materi dan
Santriwati disuruh membaca
Fiqih Ustadzah mendobit, Fathul Qarib
menjelaskan materi dan
Santriwati disuruh membaca
Akhlak Ustadzah mendobit dan Akhlak lil banat juz 3
menjelaskan kepada
santriwati
Hadits Ustadzah mendobit dan Mustalahul Hadits
menjelaskan kepada
santriwati
Nahwu Ustadzah mendobit dan Mutamimah Ajjurumiyah
menjelaskan kepada
santriwati
Sharaf Ustadzah mendobit dan Durusuttashrif juz 4
menjelaskan kepada
santriwati
13
Tahfizh Santriwati ditugaskan Al Quran
menghafal surah-surah
kemudian di setorkan kepada
Ustadzah
Tahsin Ustadzah memerintahkan Al Quran
santriwati satu persatu
membaca Al Quran untuk
mendengarkan dan
membenarkan bacaannya
Sirah Ustadzah mendobitkan isi Khulasah Nurul Yaqin juz 2
kitab dan menjelaskan materi
kepada santriwati
Muhaddatsah Ustadzah mendobitkan dan Muhawarah, Af’al dan Asma
menjelaskan materi kemudian
santriwati disuruh untuk
menghafal
14
2. Pembelajaran berbasis Madrasah
15
PKN Ustadzah Ustadzah Ustadzah Ustadzah Ustadzah
menjelaskan menjelaskan menjelaskan menjelaskan menjelaskan
materi kepada materi kepada materi kepada materi kepada materi kepada
santriwati santriwati santriwati santriwati santriwati
Selain pembelajaran di atas pada beberapa waktu tertentu yaitu sore ahad, sore selasa, malam
senin dan malam rabu para santriwati juga mengikuti pembelajaran kitab Sullamuttaufiq, Ta’limul
Muta’allim, Siyarussalikin dan Sirajul Huda yang dipimpin langsung oleh pengasuh pondok yaitu
KH. Ahmad Mu’thi melalui sambungan tv android secara online dengan menggunakan sistem
halaqah.
B. Orientasi Pendidikan
Pondok Pesantren Salafiyah Raudhatut Thalibin Puteri dalam pendidikannya, menitik beratkan
kepada santrinya untuk bisa menguasai dalam membaca dan memahami kitab kuning, mempunyai
kemampuan di bidang Al-Qur’an dari segi bacaan dan tajwidnya, berwawasan pengetahuan umum
sesuai dengan standar yang berlaku utamanya dibidang bahasa Arab/Inggris, serta mempunyai
adab atau akhlaqul karimah sebagai persiapan yang cukup untuk terjun langsung ke dalam
masyarakat luas.
C. Unit Pendidikan
1. Pondok Pesantren Salafiyah
2. PKPPS Tingkat Wustha (Sederajat SMP/MTs) dengan masa belajar selama 3 tahun
3. PKPPS Tingkat Ulya (Sederajat SMA/MA) dengan masa belajar selama: -4 tahun bagi
santri bukan alumni PPS Raudhatut Thalibin tingkat wustha (1 tahun pertama masuk kelas
tamhidy / Persiapan masuk kelas 1 ulya) - 3 tahun bagi santri alumni PKPPS Raudhatut
Thalibin tingkat wustha.
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran yang digunakan
oleh Pondok Pesantren Salafiyah Raudhatut Thalibin Puteri adalah menggunakan dua opsi yaitu
sistem halaqah dan sistem madrasah yang dimana dari kedua opsi tersebut yang paling dititik
beratkan adalah sistem halaqah atau pembelajaran pondok dan sistem madrasah sebagai
pendidikan kesetaraan untuk mempermudah santri untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang
yang lebih tinggi.
Pondok Pesantren Salafiyah Raudhatut Thalibin Puteri dalam pendidikannya juga menitik
beratkan kepada santrinya untuk bisa menguasai dalam membaca dan memahami kitab kuning,
mempunyai kemampuan di bidang Al-Qur’an dari segi bacaan dan tajwidnya, berwawasan
pengetahuan umum sesuai dengan standar yang berlaku utamanya dibidang bahasa Arab/Inggris,
serta mempunyai adab atau akhlaqul karimah sebagai persiapan yang cukup untuk terjun langsung
ke dalam masyarakat luas.
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Pondok Pesantren dan
Madrasah Diniyah, (Jakarta: 2003), hal. 1
https://www.hanapibani.com/2022/02/penerimaan-santri-baru-pp-raudhatut-thalibin-amt.html
18
LAMPIRAN
19
Santriwati kelas 2 Wustha
20
Santriwati kelas 1 Ulya
21
Santriwati kelas 2 Ulya
22