PENDAHULUAN
Ketika hendak mempelajari ilmu Nahwu dan Sharaf, kebanyakan kalangan Umat Islam
masih mempunyai pandangan bahwa belajar Ilmu Nahwu itu sulit, Sehingga banyak juga
kalangan Umat Islam yang merasa malas untuk mempelajari kaidah Bahasa Arab yang
disebut dengan Ilmu Nahwu dan Sharaf. Menurut kaidah hukum Islam, mengerti akan ilmu
Nahwu bagi mereka yang akan memahami Al-qur’an Hukumnya Fardhu’ain.
Dalam Behasa Arab terdapat kata kerja atau kata perintah, sementara itu di dalam Ilmu
nahwu kata kerja ini disebut dengan Fi’il. Menurut waktunya, fi’il dibagi menjadi 3 yaitu
Fi’il Madhi, Fi’il Mudhari’ dan Fi’il Amr. Makalah ini akan mengupas tentang apa itu Fi’il
Amar dan bagaimana kaidah-kaidahnya.
1.3 Tujuan
Mengetahui pengertian fi’il amr.
Mengetahui cara untuk membentuk fi’il amr.
Mengetahui ciri-ciri dari fi’il amr.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fi’il Amr
Fi’il Amr adalah kata kerja yang menunjukkan arti permintaan melakukan sesuatu,
dengan kata lain fi’il amr berarti kata kerja perintah.
Fi’il Amr adalah kata kerja yang mengandung perintah dengan tuntutan untuk
mendapatkan sesuatu hasil setelah kalimat perintah ungkapan atau fi’il yang berisi
pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintah
agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara) sebagai orang yang diperintah.
Fi’il amr adalah kata kerja perintah untuk oeang ke 2 laki-laki atau orang ke 2 perempuan.
Digunakan untuk memerintah orang ke-II (yang diajak bicara) untuk pekerjaan yang
belum dikerjakan. Karena pelakunya yang akan mengerjakan perintah hanya orang kedua,
maka Fi’il amar hanya mempunyai 6 (enam) bentuk untuk mukhotob dan mukhotobah.
6 َهُـن – ———- —–
10 َت
ِ انـ اُكـت ُ ِبي Memukullah kamu (pr) ….َِي
13 انــا – —- —-
14 َُنحـن – —- —–
Contoh :
ْْ فِ ِع ْل ْاأل َ َمbagi fi’il yang asli tiga huruf ialah berpedoman kepada
Cara membuat ر
Contoh :
َ = يأ ُكلَُ–َاُأكُلَ–َاوكُلMakanlah
2. Tsula Tsiy Mazid Dan Ruba’iy
Bagi fi’il tsula tsiy mazid dan ruba’iy, cara membuat fi’il amarnya sama, yaitu
dengan memperhatikan fi’ il madhi’ dan fi’il mudhori’nya. Jumlah huruf dan harokat
fi’il amar, sama dengan fi’il madhi’nya. Hanya saja huruf kedua sebelum akhir,
mengiuti fi’il mudhori’nya. Contoh masing-masing wazan:
ْْ ع
Wazan tafa-‘ala ل َ ع َلْ–ْيَتَفَا َعلُْ–ْتَفَا
َ تَفَا
ْ = تَعَ َاونَ ْ–ْ َيتَعَ َاو ُنْ–ْتَعَ َاو ْنbertolong- tolonglah
ْْ تَفَ َّع َلْ–ْ َيتَفَّلُْ–ْت َ َف َّع
Wazan tafa’ala ل
ْ َسْ–ْا ِْجل
ْس َ ََجل
ُ سْ–ْ َي ْج ِل
3. Membuang huruf akhirnya, bagi huruf ‘ilat (alif, wawu , dan ya’)
Contoh:
ُ ع ْوْ–ْا ُ ْد
ْع ُ عاْ–ْ َي ْد
َ َد
َْرأَىْ–ْ َي َرىْ–ْ َر
ْف َِ َّرْ–ْ َي ِف ُّرْ–ْفِ ُّر
4. Difathah huruf akhirnya bagi yang Mudha’af, yaitu fi’il yang kelihatannya tasydid.
Contoh:
ُ ْ–ْظ ُّن
ْظ ُّن ُ ظ َّنْ–ْ َي
َ
ْس
َّ سْ–ْ َم
َّ سْ–ْ َي َم
َّ َم
ْفَ َّرْ–ْ َي ِف ُّرْ–ْفِ ُّر
5. Fi’il Amar itu bisa menerima nun Taukhid disamping menunjukan perintah itu. Contoh:
َ َطال
Bersungguh-sungguhlah engkau belajar ع ِْة ْ ْفى
َ ْال َم ِ ا ِْجت َ ِهدَ َّن
َّْ ُ ا ُ ْس ُكت
Sungguh, diamlah kamu semua! ن
ْتْ=ْاِ ْف َع ْل
َ ا َ ْن
ْا َ ْنتْ=ْاِ ْف َع ِل ْي
َْا َ ْنت ُ َماْ=ْاِ ْف َعال
ا َ ْنت ُ َّنْ=ْاِ ْف َعلُ ْوا
َْا َ ْنت ُ ْمْ=ْاِ ْف َع ْلن