WAQOF
Disusun guna memenuhi tugas Pratikum Al-Quran
Disusun oleh:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Latar Belakang..............................................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................
C. Tujuan Masalah..............................................................................................................
A. Pengertian Waqof.............................................................................................................
C. Tanda-tanda Waqof...........................................................................................................
D. Cara Berwaqof..................................................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia fitrahnya untuk beribadah kepada Tuhan, Salah satu beribadah kepada Tuhan adalah
dengan membaca ayat suci Al qur’an, dengan menbaca al quran dengan tajwid dan makhraj
yang benar akan bernilai pahala di sisi Tuhan. Di sini penulis akan mencoba memberikan
uraian dari salah satu cara membaca Al qur’an yaitu waqof.
Waqof dari sudut bahasa ialah berhenti atau menahan, manakala dari sudut istilah tajwid ialah
menghentikan bacaan sejenak dengan memutuskan suara di akhir perkataan untuk bernapas
dengan niat ingin menyambungkan kembali bacaan.
Mengetahui waqof merupakan hal yang penting, waqof telah menjadi agenda pembicaraan
para ulama dari dahulu hingga saat ini, sebab akan berimplikasi terhadap penafsiran al
Qur’an. Dengan memperhatikan waqof di dalam membaca al Qur’an akan kelihatan
ketepatan makna ayat-ayat al Qur’an. Oleh karenanya, tanda waqof adalah laksana ‘kompas’
penentu arah kemana harus dituju.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
A. Pengertian Waqof
Waqof secara bahasa berarti mencegah ()الكف. Sedang menurut isltilah hukum tajwid, waqof
adalah memutus suara ketika berada di akhir kalimat sekiranya berhenti untuk bernafas. Jika
berhentinya tanpa disertai nafas, maka dinamakan ‘saktah’.
Selain waqof, terdapat juga wasal. Wasal berarti terus dibaca atau bersambung. Membaca
Al-Qur’an dengan wasal artinya jika ada tanda baca wasal, cara membacanya diteruskan atau
disambung dengan kalimat berikutnya. Tanda waqof dan wasal ini sering disebut dengan
nama tanda-tanda waqof.
b. ( ﻛﺎﻒkaaf) waqof memadai yaitu mewaqofkan atau memberhentikan pada suatu bacaan
secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, namun ayat tersebut
masih berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya.
c. ( ﺣﺴﻦhasan) waqof baik yaitu mewaqofkan bacaan atau ayat tanpa memengaruhi makna
atau arti, namun bacaan tersebut masih berkaitan dengan bacaan sesudahnya.
d. ( ﻗﺒﻴﺢqabiih) waqof buruk yaitu mewaqofkan atau memberhentikan bacaan secara tidak
sempurna atau memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat, waqof ini harus dihindari
karena bacaan yang diwaqofkan masih berkaitan lafaz dan maknanya dengan bacaan yang
lain.
C. Tanda- tanda Waqof
1. Waqaf La Washal tanda waqaf ( )الartinya "tidak boleh berhenti". Jika terdapat tanda
waqaf ini di tengah ayat, maka tidak diperbolehkan berhenti. Tetapi jika tanda waqaf ini
berada di akhir ayat maka diperbolehkan berhenti.
2. Waqaf Lazim tanda baca ( )مberarti "harus berhenti". Waqaf lazim juga disebut waqaf
tamm (sempurna), karena tanda waqaf ini menandakan sempurnanya suatu kalimat. Jadi
kalimat sebelumnya tidak ada hubungannya dengan kalimat setelahnya. Contoh waqaf lazim
terdapat dalam surat Al-An’aam ayat 20 :
3. Waqaf Waqfu Aula tanda waqaf ( )قالberarti "diutamakan berhenti". Apabila pada ayat Al
Qur'an terdapat tanda waqaf ini, diutamakan berhenti pada kata yang terdapat tanda tersebut.
Contoh Waqaf Waqfu Aula terdapat dalam surat Al-Maaida : 38
4. Waqaf Muraqabah/Mu'anaqah tanda waqaf (.’. .... .’.) artinya "berhenti disalah satu
tanda". Waqaf ini akan selalu muncul sebanyak dua kali, dan kita harus berhenti disalah satu
tanda waqah tersebut. Contoh Waqaf Muraqabah / Mu'anaqah terdapat dalam surat Al-
Baqarah ayat 2 :
5. Saktah ( )ساكتهtanda waqaf (" )سBerhenti sejenak tanpa bernafas". Jadi apabila terdapat
tanda waqaf tersebut, maka anda harus berhenti sejenak sehingga memutus bacaan tetapi
tidak diperbolehkan bernafas.
6. Waqaf Jaiz tanda waqaf ( )جartinya "boleh berhenti atau boleh melanjutan". Contoh waqaf
jaiz terdapat pada surat Az-Zukhruf ayat 35 :
7. Waqaf Waslu Ula tanda waqaf ( )صلىberarti "diutamakan untuk melanjutkan ". Apabila
menjumpai tanda waqaf, kita boleh berhenti atau melanjutkan. Tetapi lebih diutamakan untuk
melanjutkan. Contoh Waqaf Waslu Ula terdapat pada surat Az-Zukhruf ayat 44 :
1. Waqaf Mutlaq tanda waqaf ( )طartinya "harus berhenti". Jadi apabila anda menemukan
tanda waqaf pada bacaan, maka anda harus berhenti.
2. Waqaf Mustahab tanda waqaf ( )قيفberarti "diutamakan berhenti". Apabila tedapat tanda
waqaf ini dianjurkan untuk berhenti daripada melanjutkan.
3. Waqaf Murakh-khas tanda waqaf ( )صberarti "tidak berhenti". Selama tidak menemukan
alasan untuk berhenti atau kita kehabisan napas karena panjangnya suatu ayat, maka kita
meneruskan bacaan.
4. Waqaf Qabih tanda waqaf ( )قartinya "diutamakan untuk melanjutkan". Apabila pada
ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, diutamakan melanjutkan bacaan.
5. Waqaf Mujawaz tanda waqaf ( )زberarti "diutamakan untuk melanjutkan". Untuk tanda
waqaf mujawaz ini anda dianjurkan untuk melanjutkan membaca.
6. Waqaf Kadzalik tanda waqaf ( )ﻙberarti "sama dengan waqaf sebelumnya". Jadi apabila
anda menemukan tanda waqaf ini, maka anda harus menyamakan dengan tanda waqaf
sebelumnya.
D. Cara Berwaqof
1. Jika huruf terakhir berharakat sukun (mati), maka membacanya tida ada perubahan sama
sekali. Contohnya:
ْ ( فَارْ غَبْ — فَ َح ِّدtetap dibaca a’maalahum, fahaddits – dan farghab )
ث — اَ ْع َمالَهُ ْم
2. Jika huruf terakhir berharakat fathah, kasrah, dan dhammah, Maka huruf terakhir tersebut
dibaca sukun (mati). Contohnya:
3. Jika huruf terakhir ta’ marbuthah () ة, baik letaknya di tengah ataupun di akhir kalimat.
Maka, membacanya adalah dengan mengganti huruf ta’ marbuthah ( ) ةtersebut dengan huruf
ha’ ( ) ْهyang dibaca sukun (mati). Contohnya:
Lafadz ( بِ ْالهَ ْز ِلbil hazli) dibaca menjadi ْ( با ِ ْلهَ ْزلbil hazl)
5. Jika di akhir kalimat, didahului bacaan mad ashli atau mad layyin (bacaan mad yang huruf
sebelumnya berharakat fathah) . Maka cara membacanya dengan mematikan huruf yang
terletak di akhir kalimat tersebut, dengan dipanjangkan sedikit antara dua sampai empat
harakat.
6. Ketika berhenti di akhir kalimat, tetapi huruf akhirnya berharakat fathah tanwin ( ً ), maka
cara mewaqafkan bacaan tersebut dengan membaca harakat fathahnya saja sebanyak dua
harakat. Sehingga ketika berhenti bacaannya menjadi bacaan mad ‘iwadh.
- atau akhir suku kata terdiri dari huruf Hamzah berharakat fathah tanwnn [ ] ًءdibaca fathah [
] َء, seperti : َما ًءdibaca = َمائَا
- atau akhir suku kata terdiri dari Alif maqshurah dan sebelumnya berharakat fathah tanwin [ ًـ
] ىdibaca fathah [ ]َـ ى, seperti : ًمًّىšّ ُم َسdibaca = ُم َس َّمى
7. Jika huruf terakhir bertasydid, maka dimatikan tanpa menghilangkan fungsi tasydidnya,
seperti : ِم ْنـه َُّنdibaca خلَقَه َُّن, ِم ْنـه ْ ُّنdibaca خَ لَقَه ْ ُّن
8. Hamzah di akhir kata yang ditulis di atas waw [ ] ؤdimatikan bila waqaf, dan dibaca
pendek bila washal, seperti : يَـتَـفَـيَّـؤُاdibaca ْيَـتَـفَـيَّـأ
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa Waqaf adalah salah satu
hukum yang penting dipelajari dalam ilmu tajwid, dengan mempelajari waqaf kita dapat
mengetahui kapan dan dimana kita harus berhenti sejenak dalam membaca ayat-ayat Al
qur’an, pemahaman yang minim dapat menyebabkan seseorang jatuh pada kesalahan ketika
membaca Al qur’an.
Tidak ditemukan dalam al Qur’an waqof yang hukumnya wajib, dengan maksud akan
berdosa jika tidak mengamalkannya. Tidak ditemukan pula waqof yang hukumnya haram,
dengan maksud akan berdosa jika ada pembaca yang melakukannya. Kecuali dengan sebab-
sebab tertentu yang bisa menarik menjadi haram. Namun, walau tidak ada maksud atau
kesengajaan dalam waqof sebaiknya jangan dilakukan, karena dapat menimbulkan
kesalahpahaman.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami persembahkan. Harapan kami dengan adanya tulisan ini bisa
menjadikan kita untuk lebih menyadari bahwa agama islam memiliki khazanah keilmuan
yang sangat dalam untuk mengembangkan potensi yang ada di alam ini dan merupakan
langkah awal untuk membuka cakrawala keilmuan kita, agar kita menjadi seorang muslim
yang bijak sekaligus intelek. Serta dengan harapan dapat bermanfaat dan bisa difahami oleh
para pembaca. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca, khususnya dari
dosen yang telah membimbing kami. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan karya tulis
ini, kami mohon maaf.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.artikelmateri.com/2017/04/waqaf-pengertian-macam-jenis-tanda-contoh-
cara.html
Fathoni,Ahmad. Petunjuk Praktis Tahsin Tartil al Qur’an Metode Maisura. Institut PTIQ:
Jakarta.
Ahmad Muthohir bin Abdur Rohman al Muroqy. Tuhfatul Athfal. Thoha Putra: Semarang.