Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

WAQOF
Disusun guna memenuhi tugas Pratikum Al-Quran

Dosen pengampu: Ibu Suratmi

Disusun oleh:

Elta Qory Hardianty (2061201112)

Zahra Noor Arifah (2061201114)


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Tangerang, Juni 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................

A. Latar Belakang..............................................................................................................

B. Rumusan Masalah..........................................................................................................

C. Tujuan Masalah..............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN WAQOF........................................................................................

A. Pengertian Waqof.............................................................................................................

B. Pembagian atau Jenis Waqof...........................................................................................

C. Tanda-tanda Waqof...........................................................................................................

D. Cara Berwaqof..................................................................................................................

BAB III PENUTUP...............................................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................................................

B. Saran.................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia fitrahnya untuk beribadah kepada Tuhan, Salah satu beribadah kepada Tuhan adalah
dengan membaca ayat suci Al qur’an, dengan menbaca al quran dengan tajwid dan makhraj
yang benar akan bernilai pahala di sisi Tuhan. Di sini penulis akan mencoba memberikan
uraian dari salah satu cara membaca Al qur’an yaitu waqof.

Waqof dari sudut bahasa ialah berhenti atau menahan, manakala dari sudut istilah tajwid ialah
menghentikan bacaan sejenak dengan memutuskan suara di akhir perkataan untuk bernapas
dengan niat ingin menyambungkan kembali bacaan.

Mengetahui waqof merupakan hal yang penting, waqof telah menjadi agenda pembicaraan
para ulama dari dahulu hingga saat ini, sebab akan berimplikasi terhadap penafsiran al
Qur’an. Dengan memperhatikan waqof di dalam membaca al Qur’an akan kelihatan
ketepatan makna ayat-ayat al Qur’an. Oleh karenanya, tanda waqof adalah laksana ‘kompas’
penentu arah kemana harus dituju.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian da waqof

2. Apa saja jenis – jenis waqof?

3. Apa saja tanda-tanda dari waqof ?

4. Apa saja cara-cara berwaqof ?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui arti dan jenis – jenis waqof.

2. Mengetahui tanda – tanda waqof.

3. Mengetahui cara – cara berwaqof.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Waqof

Waqof secara bahasa berarti mencegah (‫)الكف‬. Sedang menurut isltilah hukum tajwid, waqof
adalah memutus suara ketika berada di akhir kalimat sekiranya berhenti untuk bernafas. Jika
berhentinya tanpa disertai nafas, maka dinamakan ‘saktah’.

Selain waqof, terdapat juga wasal. Wasal berarti terus dibaca atau bersambung. Membaca
Al-Qur’an dengan wasal artinya jika ada tanda baca wasal, cara membacanya diteruskan atau
disambung dengan kalimat berikutnya. Tanda waqof dan wasal ini sering disebut dengan
nama tanda-tanda waqof.

B. Pembagian atau Jenis Waqof

Terdapat empat jenis waqof yaitu:

a. ‫( ﺗﺂ ّﻡ‬taamm) waqof sempurna, yaitu mewaqofkan atau memberhentikan pada suatu


bacaan yang dibaca secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan,
dan tidak memengaruhi arti dan makna dari bacaan karena tidak memiliki kaitan dengan
bacaan atau ayat yang sebelumnya maupun yang sesudahnya.

b. ‫( ﻛﺎﻒ‬kaaf) waqof memadai yaitu mewaqofkan atau memberhentikan pada suatu bacaan
secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, namun ayat tersebut
masih berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya.

c. ‫( ﺣﺴﻦ‬hasan) waqof baik yaitu mewaqofkan bacaan atau ayat tanpa memengaruhi makna
atau arti, namun bacaan tersebut masih berkaitan dengan bacaan sesudahnya.

d. ‫( ﻗﺒﻴﺢ‬qabiih) waqof buruk yaitu mewaqofkan atau memberhentikan bacaan secara tidak
sempurna atau memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat, waqof ini harus dihindari
karena bacaan yang diwaqofkan masih berkaitan lafaz dan maknanya dengan bacaan yang
lain.
C. Tanda- tanda Waqof

Berikut ini tanda waqaf yang sering ditemukan dalam Al-Qur'an :

1. Waqaf La Washal tanda waqaf (‫ )ال‬artinya "tidak boleh berhenti". Jika terdapat tanda
waqaf ini di tengah ayat, maka tidak diperbolehkan berhenti. Tetapi jika tanda waqaf ini
berada di akhir ayat maka diperbolehkan berhenti.

Contoh Waqaf La Washal terdapat dalam surat An-Nahl ayat 32 :

2. Waqaf Lazim tanda baca (‫ )م‬berarti "harus berhenti". Waqaf lazim juga disebut waqaf
tamm (sempurna), karena tanda waqaf ini menandakan sempurnanya suatu kalimat. Jadi
kalimat sebelumnya tidak ada hubungannya dengan kalimat setelahnya. Contoh waqaf lazim
terdapat dalam surat Al-An’aam ayat 20 :

3. Waqaf Waqfu Aula tanda waqaf (‫ )قال‬berarti "diutamakan berhenti". Apabila pada ayat Al
Qur'an terdapat tanda waqaf ini, diutamakan berhenti pada kata yang terdapat tanda tersebut.
Contoh Waqaf Waqfu Aula terdapat dalam surat Al-Maaida : 38

4. Waqaf Muraqabah/Mu'anaqah tanda waqaf (.’. .... .’.) artinya "berhenti disalah satu
tanda". Waqaf ini akan selalu muncul sebanyak dua kali, dan kita harus berhenti disalah satu
tanda waqah tersebut. Contoh Waqaf Muraqabah / Mu'anaqah terdapat dalam surat Al-
Baqarah ayat 2 :
5. Saktah (‫ )ساكته‬tanda waqaf (‫" )س‬Berhenti sejenak tanpa bernafas". Jadi apabila terdapat
tanda waqaf tersebut, maka anda harus berhenti sejenak sehingga memutus bacaan tetapi
tidak diperbolehkan bernafas.

Di dalam Al-Qur’an Saktah hanya ada 4 tempat, yaitu:

Di dalam surah Al-Muthaffifin, ayat 14.

Di dalam surah Al-Qiyaamah, ayat 27, yaitu :

Di dalam surah Yaasiin, ayat 52.

Di dalam surah Al-Kahfi, ayat 1.

6. Waqaf Jaiz tanda waqaf (‫ )ج‬artinya "boleh berhenti atau boleh melanjutan". Contoh waqaf
jaiz terdapat pada surat Az-Zukhruf ayat 35 :

7. Waqaf Waslu Ula tanda waqaf (‫ )صلى‬berarti "diutamakan untuk melanjutkan ". Apabila
menjumpai tanda waqaf, kita boleh berhenti atau melanjutkan. Tetapi lebih diutamakan untuk
melanjutkan. Contoh Waqaf Waslu Ula terdapat pada surat Az-Zukhruf ayat 44 :

Tanda waqaf lainnya, namun jarang ditemui antara lain :

1. Waqaf Mutlaq tanda waqaf (‫ )ط‬artinya "harus berhenti". Jadi apabila anda menemukan
tanda waqaf pada bacaan, maka anda harus berhenti.
2. Waqaf Mustahab tanda waqaf (‫ )قيف‬berarti "diutamakan berhenti". Apabila tedapat tanda
waqaf ini dianjurkan untuk berhenti daripada melanjutkan.

3. Waqaf Murakh-khas tanda waqaf (‫ )ص‬berarti "tidak berhenti". Selama tidak menemukan
alasan untuk berhenti atau kita kehabisan napas karena panjangnya suatu ayat, maka kita
meneruskan bacaan.

4. Waqaf Qabih tanda waqaf (‫ )ق‬artinya "diutamakan untuk melanjutkan". Apabila pada
ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, diutamakan melanjutkan bacaan.

5. Waqaf Mujawaz tanda waqaf (‫ )ز‬berarti "diutamakan untuk melanjutkan". Untuk tanda
waqaf mujawaz ini anda dianjurkan untuk melanjutkan membaca.

6. Waqaf Kadzalik tanda waqaf (‫ )ﻙ‬berarti "sama dengan waqaf sebelumnya". Jadi apabila
anda menemukan tanda waqaf ini, maka anda harus menyamakan dengan tanda waqaf
sebelumnya.

D. Cara Berwaqof

1. Jika huruf terakhir berharakat sukun (mati), maka membacanya tida ada perubahan sama
sekali. Contohnya:
ْ ‫( فَارْ غَبْ — فَ َح ِّد‬tetap dibaca a’maalahum, fahaddits – dan farghab )
‫ث — اَ ْع َمالَهُ ْم‬

2. Jika huruf terakhir berharakat fathah, kasrah, dan dhammah, Maka huruf terakhir tersebut
dibaca sukun (mati). Contohnya:

Lafadz ‫( ْالبَلَ ِد‬al-baladi) dibaca menjadi ‫( ْالبَلَ ْد‬al-balad), lafadz ‫ق‬


َ َ‫( خَ ل‬Khalaqa) dibaca menjadi
‫( خَ لَ ْق‬khalaq).

3. Jika huruf terakhir ta’ marbuthah (‫) ة‬, baik letaknya di tengah ataupun di akhir kalimat.
Maka, membacanya adalah dengan mengganti huruf ta’ marbuthah (‫ ) ة‬tersebut dengan huruf
ha’ (‫ ) ْه‬yang dibaca sukun (mati). Contohnya:

Kata ٌ‫ار َعةُ — جنّة‬ ِ dibaca menjadi ‫ارعَه — َجنَّ ْه‬


ِ َ‫أخ َرةٌ – الق‬ ِ َ‫أ ِخ َر ْه — الق‬
4. Jika huruf terakhir berharakat (hidup), tetapi sebelumnya didahului huruf mati (sukun),
maka dua huruf tersebut dibaca sukun semuanya, tapi huruf yang terakhir dibaca suara yang
pelan. Contohnya:

Lafadz ‫( بِ ْالهَ ْز ِل‬bil hazli) dibaca menjadi ْ‫( با ِ ْلهَ ْزل‬bil hazl)
5. Jika di akhir kalimat, didahului bacaan mad ashli atau mad layyin (bacaan mad yang huruf
sebelumnya berharakat fathah) . Maka cara membacanya dengan mematikan huruf yang
terletak di akhir kalimat tersebut, dengan dipanjangkan sedikit antara dua sampai empat
harakat.

Contohnya: َ‫ف — ال َح ِك ْي ُم — يَ ْش ُعرُوْ ن‬


ِ ‫ف — َوٱلص َّۡي‬
ٍ ْ‫ِم ْن خَ و‬

6. Ketika berhenti di akhir kalimat, tetapi huruf akhirnya berharakat fathah tanwin ( ً ), maka
cara mewaqafkan bacaan tersebut dengan membaca harakat fathahnya saja sebanyak dua
harakat. Sehingga ketika berhenti bacaannya menjadi bacaan mad ‘iwadh.

Contohnya: Lafadz ‫ اَ ْف َواجًا‬dibaca menjadi ‫اجا‬


َ ‫ ا ْف َو‬, kemudian lafadz ‫ َسالَ ًما‬dibaca menjadi
‫َساَل َما‬

- atau akhir suku kata terdiri dari huruf Hamzah berharakat fathah tanwnn [ ‫ ] ًء‬dibaca fathah [
‫ ] َء‬, seperti : ‫ َما ًء‬dibaca = ‫َمائَا‬

- atau akhir suku kata terdiri dari Alif maqshurah dan sebelumnya berharakat fathah tanwin [ ‫ًـ‬
‫ ] ى‬dibaca fathah [ ‫]َـ ى‬, seperti : ‫ًمًّى‬šّ ‫ ُم َس‬dibaca = ‫ُم َس َّمى‬

7. Jika huruf terakhir bertasydid, maka dimatikan tanpa menghilangkan fungsi tasydidnya,
seperti : ‫ ِم ْنـه َُّن‬dibaca ‫ خلَقَه َُّن‬, ‫ ِم ْنـه ْ ُّن‬dibaca ‫خَ لَقَه ْ ُّن‬

8. Hamzah di akhir kata yang ditulis di atas waw [ ‫ ] ؤ‬dimatikan bila waqaf, dan dibaca
pendek bila washal, seperti : ‫ يَـتَـفَـيَّـؤُا‬dibaca ْ‫يَـتَـفَـيَّـأ‬
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa Waqaf adalah salah satu
hukum yang penting dipelajari dalam ilmu tajwid, dengan mempelajari waqaf kita dapat
mengetahui kapan dan dimana kita harus berhenti sejenak dalam membaca ayat-ayat Al
qur’an, pemahaman yang minim dapat menyebabkan seseorang jatuh pada kesalahan ketika
membaca Al qur’an.

Tidak ditemukan dalam al Qur’an waqof yang hukumnya wajib, dengan maksud akan
berdosa jika tidak mengamalkannya. Tidak ditemukan pula waqof yang hukumnya haram,
dengan maksud akan berdosa jika ada pembaca yang melakukannya. Kecuali dengan sebab-
sebab tertentu yang bisa menarik menjadi haram. Namun, walau tidak ada maksud atau
kesengajaan dalam waqof sebaiknya jangan dilakukan, karena dapat menimbulkan
kesalahpahaman.

B. Saran

Demikianlah makalah ini kami persembahkan. Harapan kami dengan adanya tulisan ini bisa
menjadikan kita untuk lebih menyadari bahwa agama islam memiliki khazanah keilmuan
yang sangat dalam untuk mengembangkan potensi yang ada di alam ini dan merupakan
langkah awal untuk membuka cakrawala keilmuan kita, agar kita menjadi seorang muslim
yang bijak sekaligus intelek. Serta dengan harapan dapat bermanfaat dan bisa difahami oleh
para pembaca. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca, khususnya dari
dosen yang telah membimbing kami. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan karya tulis
ini, kami mohon maaf.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.artikelmateri.com/2017/04/waqaf-pengertian-macam-jenis-tanda-contoh-
cara.html

Fathoni,Ahmad. Petunjuk Praktis Tahsin Tartil al Qur’an Metode Maisura. Institut PTIQ:
Jakarta.

Hamid,Sholahuddin. Study Ulumul Qur’an. Intimedia Cipta Nusantara: Jakarta.

Ahmad Muthohir bin Abdur Rohman al Muroqy. Tuhfatul Athfal. Thoha Putra: Semarang.

Anda mungkin juga menyukai