Anda di halaman 1dari 19

FI’IL MADHI

“Ditujukan untuk memenuhi tugas”

Mata Kuliah : Bahasa Arab


Dosen : Sholihuddin Harahap, MH.I.
Jurusan : Perbankan Syariah (I-A)

Di susun Oleh
Kelompok 1 ( Satu )

- Ely Irmaya
- M. Arif Kurniawan
- Sri Choiriah
- Windiani

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


JAM’IYAH MAHMUDIYAH
TANJUNG PURA
LANGKAT
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Fi’il Madhi ”

Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian Fi’il Madhi atau yang
lebih khususnya membahas tentang Fi’il Madhi dan contohnya,  Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Fi’il Madhi .

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan Makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah
ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita. Amin.

Tanjung Pura Desember 2018

i
DAFTAR IS

ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

BAB II......................................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................................2

A. Pengertian Fi’il Madhi..................................................................................2

B. Tanda-tanda / Ciri-ciri Fi’il Madhi...............................................................3

C. Hukum Fi’il Madhi.......................................................................................4

D. Bentuk Fi’il Madhi........................................................................................5

E. Pembagian Fi’il Madhi..................................................................................6

F. Contoh kalimat Fi’il Madhi...........................................................................9

BAB III..................................................................................................................11

PENUTUP..............................................................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bahasa Arab merupakan inti dari ajaran Islam karena ajaran-ajaran Islam
sebagian besar memakai bahasa Arab. Bahasa Arab dalam dunia Islam bagaikan
air bagi ikan, karena memang salah satu keunggulan bahasa Arab adalah tentang
kekhasannya yang paling cocok untuk mengungkapkan tentang hal-hal
keagamaan dan ketuhanan karena beberapa keunggulan yang dimiliki oleh bahasa
Arab itu sendiri.

Di dalam Bahasa Arab mempelajari Ilmu Nahwu sangatlah penting karena


dari situlah bisa mempelajari bahasa arab dengan mudah. Selain itu, mempelajari
Ilmu Nahwu sangat penting untuk memahami Al-Qur’an, artinya karena menurut
kaidah hukum Islam, mengerti Ilmu Nahwu bagi mereka yang ingin memahami
Al-Qur’an hukumnya fardlu ‘ain.

Dan sangat dianjurkan bagi manusia untuk menjaga lisannya dari


kesalahan dan biasa faham artinya Al-Qur’an dan Hadits maka oleh karena itulah
Ilmu Nahwu harus dipelajari dan difahami lebih didahulu dibanding ilmu yang
lain karena tanpa Ilmu Nahwu tidak akan pernah dapat dipahami.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian fi’il madhi beserta ciri-cirinya?


2. Apa saja yang yang perlu diperhatikan untung mengetahui jenis fi’il madhi ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengatahui Mengetahui Pengertian fi’il madhi beserta ciri-cirinya.
2. Untuk mengatahui Memudahkan dalam pembacaan bahasa arab tanpa baris.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fi’il Madhi

Secara terpisah fi’il berarti kata kerja. Sedangkan madhi  berarti yang
telah lampau atau lewat. Jadi, apabila digabung fi’il madhi ialah kata kerja yang
menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan atau peristiwa pada waktu lampau.1

Pengertian kalimat fiil madhi secara bahasa adalah “kata kerja yang
lampau”, maksudnya adalah sebuah kata kerja yang menunjukan masa lampau.
Pengertian fiil madhi secara bahasa ini sejalan dengan pengertiannya menurut
istilah ilmu nahwu dalam bentuk bahasa arab yaitu

َ َ‫ضى َوا ْنق‬


‫ضى‬ ٍ ‫َما َد َّل َعلى َح َد‬
َ ‫ث َم‬

Artinya : Lafadz yang menunjukan kejadian di masa lampau. Jadi, setiap kejadian
yang terjadi di masa lampau maka itulah yang dimaksud dengan fiil madhi.

Contohny : ‫َاب‬ ُ ‫قَ َر ْأ‬


َ ‫ت ال ِكت‬ : Saya membaca buku

Kata “‫ ”قرأ‬pada kalimat di atas termasuk kalimat fiil madhi karena


kegiatan membacanya dilakukan pada masa yang sudah lewat dan sekarang sudah
tidak sedang membaca lagi, jika kegiatan membaca itu sedang terjadi maka
namanya bukan fiil madhi akan tetapi fiil mudhari (untuk penjelasan fiil mudhari
akan kita bahas pada tulisan selanjutnya).

1 M. Abdul Manaf Hamid; Pengantar ilmu shorof ishtilahi-lughowi, Fathul


Mubtadi’in, Nganjuk, 2006, h.127

2
Lalu, Bagaimana caranya supaya kita mengetahui apakah itu fiil madhi
atau fiil mudhari? ini adalah salah satu pertanyaan yang penting dan banyak
ditanyakan oleh teman-teman saya ketika hendak belajar bahasa arab.

3
Ada dua hal yang bisa kita lakukan untuk mengetahui apakah itu fiil madhi
atau fiil mudhari, yaitu Pertama, dengan mengetahui artinya berdasarkan konteks
sebelumnya (siyaqul kalam). Kedua, dilihat dari bentuk wazannya. Karena setiap
kalimat fiil memiliki bentuk wazan masing-masing yang berbeda-beda, akan
tetapi untuk mengetahui bentuk wazan tersebut kita harus mempelajari ilmu sharaf
(insyaallah akan kita bahas pada tulisan selanjutnya).

B. Tanda-tanda / Ciri-ciri Fi’il Madhi

Tanda-tandanya antara lain tampak pada huruf asli kata kerjanya dan pada

umumnya mengandung suara “a” , misalnya َ َ‫( َكـت‬telah menulis), َ‫ــرأ‬


‫ـب‬ َ َ‫( ق‬telah
membaca) karena dia berharakat fathah. Secara lebih jelasnya di sini akan
dikemukakan ciri-ciri dari fi’il madhi yaitu:

1.      Bersambung dengan Ta’ fa’il yang berharakat fathah, dhammah, atau kasrah.
Ta’ tersebut diletakkan di belakang fi’il dan berfungsi sebagai fa’il (pelaku
perbuatan).

َ َ‫ ن‬,‫صرْ تُ َما‬
َ ْ‫صر‬
((‫ت‬ َ َ‫ ن‬,‫صرْ تُ ْم‬
َ َ ‫ ن‬,‫ت‬ َ َ‫ ن‬,‫صرْ تُ َما‬
ِ ْ‫صر‬ َ َ‫ ن‬,‫صرْ تُ َّن‬ ُ ْ‫صر‬
َ َ ‫ ن‬,‫ت‬ َ َ‫ن‬
seperti:

‫ت ْال َولَ َد‬


ُ ْ‫صر‬
َ َ‫ ن‬  (Aku telah menolong seorang anak laki-laki

2.      Diakhiri dengan Ta’ ta’nits  yang mati (Ta’ yang berharakat sukun, untuk
menunjukkan bahwa pelaku perbuatan itu adalah muannats / perempuan),
seperti:

‫ت ْال َولَ َد‬


ْ ‫ص َر‬
َ َ‫ ن‬  (Dia satu orang perempuan telah menolong seorang anak
laki-laki)

4
3.      Bersambung dengan  Na fa’il (Nun alif, yang menunjukkan fa’ilnya /
pelakunya adalah kami / kita), seperti:

‫صرْ نَا ْال َولَ َد‬


َ َ‫ ن‬  )kami telah menolong seorang anak laki-laki)

4.      Didahului dengan ‫ قد‬yang berarti sungguh. Contoh:

ُ‫صالَة‬
َّ ‫قَ ْد قَا َم ِة ال‬   (Sungguh telah didirikan shalat)

5.      Secara bentuk dapat diketahui berdasarkan seluruh wazan fi’il madhi.2

C. Hukum Fi’il Madhi

Di dalam kitab jurumiyyah disebutkan bahwa fi’il madhi difathahkan huruf

akhirnya selamanya atau dengan kata lain ia mabni ‘alal fath, contohnya  ,‫ر‬
َ‫ص‬َ َ‫ن‬
‫ َك ُر َم‬,‫ب‬
َ ‫ض َر‬
َ . Namun fathah yang ada pada akhir fi’il madhi ini adalah fathah
lafzhy seperti contoh di atas dan fathah taqdiry (dikira-kirakan) seperti ,‫نَهَى‬
‫ َر َمى‬,‫ َد َعى‬  dan dikira-kirakan juga bilamana bertemu dengan dhamir marfu’

(dhamir muttasil marfu’) karena dhamir itu menjadi fa’ilnya, seperti ُ ‫فَ َع‬
,‫لت‬
ُ ْ‫صر‬
‫ت‬ ُ ‫ َكتَب‬dan ia dimabnikan sukun. Jika ia bertemu dengan wawu jamak
َ َ‫ ن‬,‫ْت‬
ْ ‫ فَ َع‬.3
maka ia menjadi mabni dhommah seperti ‫لوا‬

2 A. Shohib Khaironi; Metode Mustaqilli, cara cepat untuk membaca kitab dan
menguasai bahasa arab, WCM Press, Jatibening, 2006, h. 86
3 Moch. Anwar; Ilmu nahwu terjemahan matan jurumiyyah dan ‘imriithy berikut
penjelasannya, Sinar Baru Algensindo , Bandung, 2006, h. 56-57

5
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel di bawah ini:

ِ ‫ َم ْبنِ ْي َعلَى ْالفَ ْت‬   


‫إذا لم يتصل بأخره شيئ‬ ‫ح‬

Ketika huruf akhirnya tidak

disambung dengan sesuatu            

‫إذاتصل بألف التثنية‬ ُ‫أَ ْق َسا ُم بِنَائُه‬

Ketika huruf akhirnya disam-

bung dengan alif tatsniah               

‫إذاتصل بواو الجمع‬ ‫َم ْبنِ ْي َعلَى ال ُّس ُك ْو ِن‬

Ketika huruf akhirnya disambung


dengan wa jama.

‫إذا تصل بتاء الفاعل او بنا لفاعلين‬ َّ ‫َم ْبنِ ْي َعلَى ال‬
‫ض ِّم‬

Ketika bersambung dengan Ta’ atau

‫ نا‬Fail

D. Bentuk Fi’il Madhi

Fi’il madhi mempunyai 14 bentuk sesuai dengan banyaknya dhamir


(pelaku). Dhamir itu berfungsi sebagai fa’il (pelaku). Dengan mengambil contoh

َ َ‫ َكت‬maka terdapat 14 bentuk sebagai berikut:


kata  ‫ب‬

6
No Dhami Fiil Arti Keterangan
r Madhi

1 ‫هُ َو‬ َ َ‫َكت‬


‫ب‬ Dia (lk) telah menulis Bentuk asli tanpa
perubahan

2 ‫هُ َما‬ ‫َكتَبَـا‬ Keduanya (lk) telah +  ‫ ا‬pada huruf


menulis
terakhir

3 ‫هُ ْم‬ ‫َكتَب ُْـو ْا‬ Mereka (lk) telah menulis + ‫ ـــ ُ ْوا‬pada huruf
terakhir

4 ‫ِهـ َي‬ ْ َ‫َكتَب‬


‫ـت‬ Dia (pr) telah menulis ْ pada huruf
+ ‫ـت‬
terakhir

5 ‫هُ َمـا‬ ‫َكتَبَـتَا‬ Keduanya (pr) telah + ‫ ـتـَا‬pada huruf


menulis
terakhir

6 ‫هُ َّن‬ َ ‫َكتَب‬


‫ْـن‬ Mereka (pr) telah menulis + ‫ ـــن‬pada huruf
َ ْ
terakhir

7 َ ‫اَ ْن‬
‫ـت‬ َ ‫َكتَب‬
‫ْـت‬ Kamu (lk) telah menulis َ ْ‫ ـ‬pada huruf
+ ‫ــت‬
terakhir

8 ‫اَ ْنتُ َمـا‬ ‫َكتَ ْبتُمـَا‬ Kalian (lk) telah menulis + ‫ ـْــت ُ َمـا‬pada
huruf terakhir

9 ‫اَ ْنتُـ ْم‬ ‫َكتَ ْبتُـ ْم‬ Kalian (lk) telah menulis + ‫ ـْــت ُ ْم‬pada huruf
terakhir

7
10
ِ ‫اَ ْنـ‬
‫ت‬ ِ ‫َكتَبْـ‬
‫ت‬ Kamu (pr) telah menulis +‫ت‬
ِ ‫ ـْـ‬pada huruf
terakhir

11 ‫اَ ْنتُ َمـا‬ ‫َكتَ ْبتُ َما‬ Kalian (pr) telah menulis + ‫ ـْت ُ َمـا‬pada huruf
terakhir

12 َّ ُ‫ا ْنت‬
‫ـن‬ َّ ُ‫َكتَ ْبت‬
‫ـن‬ Kalian (pr) telah menulis َّ ُ‫ ـْـت‬pada huruf
+ ‫ـن‬
terakhir

13 ‫اَنَـا‬ ُ ‫َكتَب‬
‫ْـت‬ Saya telah menulis ُ ْ‫ ـ‬pada huruf
+ ‫ــت‬
terakhir

14 ‫نَحْ ُن‬ ‫َكتَبْـنَا‬ Kami, kita telah menulis + ‫ ــْـنَـا‬ pada huruf


terakhir4

E. Pembagian Fi’il Madhi

Pembagian Fi’il Mādi terbagi kepada dua bagian;

1.      Mādhi Ma’lum (bentuk aktif), contoh:

‫كتب‬ ; Telah menulis ‫فتح‬ ; Telah membuka

‫سأ ل‬ ; Telah bertanya ‫شرب‬ ; Telah minum

4 A. Shohib Khaironi, Op. Cit. h. 67

8
‫قرأ‬ ; Telah membaca ‫فهم‬ ; Telah faham

2.      Mādi Majhul (bentuk Pasif), contoh:

َ ِ‫ُكت‬
‫ب‬ ; Telah ditulis ‫فتح‬ ; Telah dibuka

‫ ; سءل‬Telah ditanya ‫شرب‬ ; Telah diminum

‫قرأ‬ ; Telah dibaca ‫فهم‬ ; Telah difaham

Perbedaan bentuk keduanya yaitu;

a.        Mādhi Ma’lum adalah fi’il yang berawalan fathah.


b.        Mādhi Majhul adalah fi’il yang berawalan dhammah sedang huruf sebelum
akhirnya berbaris kasrah
c.        Fi’il Ma>dhi Ma’lum hendaklah diterjemahkan “telah me…”, sedangkan
fi’il Mādhi Majhul hendaklah diterjemahkan “telah di…”5

Adakalanya kata kerja lampau paling sedikit terdiri dari tiga huruf
dan paling banyak terdiri dari enam huruf6

a.        Kata kerja lampau yang terdiri dari tiga huruf, Pola-polanya adalah:7

‫كفر فَ َع َل‬ ‫نصر‬ ‫ضرب‬


5A.zakaria, Ilmu Nahwu Praktis Sistem belajar 40 Jam, Terogong Garut: Ibn Aska Press,
2004 , h. 49-50.
6Abu Hamzah Yusuf, Pengantar Mudah Belajar Bahasa Arab, Bandung: Pustaka adhwa,
2007 , h. 37.
7Ibid., h, 37

9
‫علم فَ ِع َل‬ ‫شهد‬ ‫فهم‬

‫بعد فَع َُل‬ ‫كرم‬ ‫حرم‬

b.        Kata kerja lampau yang terdiri dari empat huruf, Pola-polanya adalah:

‫فَ َّع َل‬ ‫سلم‬ ‫علم‬ ‫نزل‬

‫أَ ْف َع َل‬ ‫أنزل‬ ‫أسلم‬ ‫أرسل‬

‫فَا َع َل‬ ‫قا تل‬ ‫خا صم‬ ‫سا فر‬

c.        Kata kerja lampau yang terdiri dari lima huruf, Pola-polanya adalah:

‫ا ْنفَ َع َل‬ ‫انقطع‬ ‫انطلق‬ ‫انقلب‬

‫اِ ْفتَ َع َل‬ ‫اجتنب‬ ‫اجتمع‬ ‫اقترب‬

‫نَفَ َّع َل‬ ‫تقدم‬ ‫تأ خر‬ ‫تعلم‬

‫تَفَا َع َل‬ ‫تجا هل‬ ‫تسا هل‬ ‫تسا قط‬

d.       Kata kerja lampau yang terdiri dari enam huruf, Pola-polanya adalah:8

‫استخرج اِ ْستَ ْف َع َل‬ ‫استغفر‬ ‫استحوذـ‬


G.      Pola Fi’il Madhi

8Ibid., h. 38.

10
1.      Fi’il Madhi Tsulatsy, yaitu kata kerja lampau yang terdiri dari tiga huruf. Polanya

َ ‫فَــ َع‬
‫ـل‬ َ َ‫ َكـف‬,‫صـ َر‬
‫ـر‬ َ َ ‫ ن‬,‫ب‬
َ ‫ض َر‬
َ

َ ‫فَــ ِع‬
‫ـل‬ ‫ َعـلِـ َم‬،‫ َشـ ِهـ َد‬،‫فَ ِهــ َم‬

َ ‫فَـع‬
‫ُــل‬ ‫بَـعُـ َد‬، ‫ َكــ ُر َم‬،‫َحــ ُر َم‬

2.      Fi’il Madhi Ruba’i, yaitu kata kerja lampau yang terdiri dari empat huruf. Antara
lain bentuknya yaitu:

1
َ ‫فَع‬
‫َّــل‬ ‫ َســلَّ َم‬,‫ َعـلَّ َم‬,‫نَــ َّز َل‬

2 َ ‫ أَ ْن‬,‫ أَسْــلَ َم‬,‫ــل‬


َ ‫ــز َل أ َ ْفـ َع‬
‫ـل‬ َ ‫أَرْ َس‬

3
َ ‫ـل فَـا َع‬
‫ـل‬ َ َ‫ قَـات‬,‫ َخـا َس َم‬,‫َســافَ َر‬

3.      Fi’il Madhi Khumasi, yaitu kata kerja lampau yang terdiri dari lima huruf.
Polanya antara lain yaitu:

1 ‫اِ ْنفَـ َع َـ‬


‫ــل‬ ‫ اِ ْنقَطَـ َع‬,‫ق‬
َ ‫ اِ ْنطَلَــ‬,‫ب‬
َ َ‫اِ ْنقَـل‬

2
َ ‫اِ ْفتَ َع‬
‫ـــل‬ ‫ اِجْ تَنَ َـ‬,‫ـ اِجْ تَ َمــ َع‬,‫ب‬
‫ـب‬ َ َ‫اِ ْقت‬
َ ‫ــر‬

3
َ ‫تَفَــع‬
‫َّـل‬ َ ‫ تَــأ َ َّخ‬, ‫تَ َعلَّــ َم‬
‫ تَقَــ َّد َم‬,‫ــر‬

11
‫‪4‬‬
‫تَفَــا َع َ‬
‫ـل‬ ‫ـل‪ ,‬تَ َجـــاهَ َـل‬ ‫تَ َســاقَ َ‬
‫ف‪ ,‬تَ َســـاهَ َ‬

‫‪4.      Fi’il Madhi Sudasi, yaitu kata kerja lampau yang terdiri dari enam huruf. Contoh‬‬
‫‪polanya di antaranya yaitu:‬‬

‫‪Pola‬‬ ‫‪Contoh‬‬

‫ــر َج اِ ْستَ ْف َع َ‬
‫ـــل‬ ‫ــــر‪ ,‬اِ ْستَ ْخ َ‬
‫ــو َذ‪ ,‬اِ ْستَ ْغفَ َ‬
‫اِ ْستَحْ َ‬

‫‪Contoh Perubahan Fi’il madhi, rubai, khumasi, dan sudasi9‬‬

‫‪Sudasi‬‬ ‫‪Khumasi‬‬ ‫‪Ruba’i‬‬ ‫‪Dhom‬‬


‫‪ir‬‬

‫ــل اِ ْفتَ َعـــ َل تَفــعَّـ َل اِ ْستَ ْف َع َ‬


‫ـــل‬ ‫َّــل أ َ ْفـ َع َ‬
‫ـل اِ ْنفَـ َع َـ‬ ‫فَع َ‬

‫تَقَــ َّد َم اِ ْستَ ْغفَ َ‬


‫ــر‬ ‫هُ َو نَــ َّز َل أَرْ َس َ‬
‫ــل اِ ْنقَطَـ َع اِجْ تَ َمــ َع‬

‫تَقَــ َّد َم اِ ْستَ ْغفَ َ‬


‫ــر‬ ‫ِه َي نَــ َّزل ـَ أَرْ َســل ـَ اِ ْنقَطَـ َعـ اِجْ تَ َمــ َعـ‬
‫ت‬‫ْ‬ ‫ت‬ ‫ْ‬ ‫ت‬ ‫ْ‬ ‫ت‬ ‫ْ‬ ‫ت‬‫ْ‬ ‫ت‬‫ْ‬

‫تَقَــ َّد ْم اِ ْستَ ْغفَــرْ‬ ‫نَــ َّز ْل أَرْ َس ْ‬


‫ــل اِ ْنقَطَـ ْع اِجْ تَ َمــ ْع‬ ‫اَ ْن َ‬
‫ت‬
‫‪9 M. Abdul Manaf Hamid, Op. Cit., h. 134-138‬‬

‫‪12‬‬
َ
‫ت‬ َ
‫ت‬ َ
‫ت‬ َ
‫ت‬ َ
‫ت‬ َ
‫ت‬

ْ‫تَقَــ َّد ْم اِ ْستَ ْغفَــر‬ ْ ‫نَــ َّز ْل أَرْ َس‬


‫ــل اِ ْنقَطَـ ْع اِجْ تَ َمــ ْع‬ ِ ‫اَ ْن‬
‫ت‬
‫ت‬
ِ ‫ت‬
ِ ‫ت‬
ِ ‫ت‬
ِ ‫ت‬
ِ ‫ت‬
ِ

F. Contoh kalimat Fi’il Madhi

Terdapat banyak contoh kalimat Fi’il Madhi dalam sebuah tasrifan Fi’il :

Fi’il Madhi Artinya

َ‫قَ َرأ‬ Membaca

‫ب‬ َ َ‫َكت‬ Menulis

‫س‬ َ َ‫َجل‬ Duduk

‫ب‬ Memukul
َ ‫ض َر‬ َ
‫َكلَ َم‬ Bertutur

‫ص َر‬ َ َ‫ن‬ Menolong

‫ث‬ َ ‫َو َر‬ Mewarisi

‫َعلِ َم‬ Mengetahui

‫قَطَ َع‬ Memotong

‫ق‬َ َ‫َغل‬ Mengunci

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1.      Fi’il madhi ialah kata kerja yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan
atau peristiwa pada waktu lampau.
2.      Ciri dari fi’il madhi adalah diakhiri ta’ ta’nits yang mati, bersambung dengan

ta’ fa’il, bersambung dengan ‫ نا‬fa’il, didahului oleh ‫ قد‬, dan secara bentuk
dapat diketahui berdasarkan wazan fi’il madhi.
3.      Hukum fi’il madhi adalah mabni fathah, baik itu fathah lafzhi atau taqdiry.
4.      Fi’il madhi mempunyai 14 bentuk sesuai dengan banyaknya dhamir
(pelaku).
5.      Pola fi’il madhi ada yang tsulatsi, ruba’i, khumasi, dan sudasi.

B. Saran

Alhamdulillah tugas yang diamanahkan dosen kepada kami telah selesai.


kami mohon kritik dan sarannya yang membangun, apabila dalam makalah yang
telah kami buat masih banyak kekurangan. kami sadar kami bukanlah manusia
yang sempurna dan kami ingin menjadi orang yang lebih baik dari hari yang
kemaren. sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Moch. 2006. Ilmu nahwu terjemahan matan jurumiyyah dan ‘imriithy berikut
penjelasannya. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Hamid, M. Abdul Manaf. 2006. Pengantar ilmu shorof ishtilahi-lughowi. Nganjuk:


Fathul Mubtadi’in.

Khaironi, A. Shohib. 2006. Metode Mustaqilli, cara cepat untuk membaca kitab dan
menguasai bahasa arab. Jatibening: WCM Press.

A.zakaria, Ilmu Nahwu Praktis Sistem belajar 40 Jam, Terogong Garut: Ibn Aska Press,
2004.

Abu Hamzah Yusuf, Pengantar Mudah Belajar Bahasa Arab, Bandung: Pustaka adhwa,
2007.

15

Anda mungkin juga menyukai