Anda di halaman 1dari 12

ALTERNATIF STRATEGI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA

I Putu Mas Dewantara


Universitas Pendidikan Ganesha, Jln. Udayana Singaraja
mas.dewantara@undiksha.ac.id

ABSTRAK
Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting dimiliki oleh siswa.
Keterampilan berbicara telah dilatihkan sejak dini. Namun, hasil pembelajaran berbicara masih jauh
dari harapan. Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran berbicara. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sikap mental, seperti rasa malu, takut, cemas, dan tidak percaya diri
menjadi faktor yang paling dominan menyebabkan kesulitan dalam pembelajaran. Faktor
penghambat lain adalah motivasi yang kurang, kebiasaan belajar yang buruk, penguasaan
komponen kebahasaan yang masih rendah, penguasaan komponen isi yang belum memadai,
hubungan/interaksi antara guru dan siswa yang masih rendah, media pembelajaran yang kurang
menarik, dan hubungan/interaksi antarsiswa yang belum sesuai harapan. Di samping itu,
keterbatasan pemahaman guru mengenai strategi pembelajaran keterampilan berbicara
mengakibatkan kesenjangan antara harapan dan kenyataan semakin terlihat. Padahal, strategi
pembelajaran adalah salah satu aspek yang menentukan kebarhasilan pembelajaran. Oleh karena itu,
guru dituntut memiliki pemahaman yang memadai dan mampu menerapkan berbagai strategi dalam
pembelajaran keterampilan berbicara. Strategi pembelajaran yang dipilih hendaknya mampu
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berlatih berbicara, bukan sekadar
belajar tentang bahasa. Strategi pembelajaran yang tepat tentunya akan mampu meningkatkan
keterampilan berbicara siswa.
Kata kunci : strategi pembelajaran, keterampilan berbicara

ABSTRACT
Speaking is one of language skill that is essential to be mastered by the students. Speaking skill has
been trained since early age. However, the result of learning speaking still far beyond expectation.
Many students have difficulties in speaking course. Result of the research showed that mental state
like, wariness, afraid, anxiety, and inconfident became the dominant factor that cause the difficulty
in learning. Another hindrance was the lack of motivation, bad learning habit, low mastery of
grammar and structure, inadequate mastery of the content, ineefective relationship/interaction
between teacher and students, uninteresting learning media, and relationship/interaction among
students has not meet the expectation. Furthermore, the understanding of the teacher regarding
learning strategy for speaking caused the gap between expectation and reality became more
prominent. In fact, learning strategy is one aspect which determine the success of education.
Therefore, teacher is expected to have adequate understanding and able to implement various
strategy in teaching speaking. Learning strategy chosen by the teacher should give chance for the
students to practice speaking, not only about the grammar. Appropriate learening strategy surely
capable in improving the stuGHQWV¶ VSHDNLQJ VNLOO
Key words: learning strategy, speaking skills

PENDAHULUAN diabaikan. Memiliki keterampilan berbicara


Mempunyai keterampilan berbicara sangatlah penting artinya bagi siswa untuk
tidaklah semudah yang dibayangkan. Adanya dapat menyampaikan pengetahuan yang
anggapan bahwa setiap orang dengan dimilikinya dalam proses belajar-mengajar.
sendirinya dapat berbicara telah menyebabkan Kegiatan berbicara dilakukan oleh siswa baik
pembinaan keterampilan berbicara sering
38
I Putu Mas Dewantara - Alternatif Strategi Pembelajaran .....

ketika ia berinteraksi di sekolah maupun di tepat untuk mengatasi faktor penyebab


luar sekolah. kesulitan belajar keterampilan berbicara. Guru
Keterampilan berbicara dalam bahasa dalam pembelajaran keterampilan berbicara
Indonesia telah dilatihkan sejak siswa telah menerapkan berbagai strategi yang
memasuki bangku sekolah, bahkan ada yang meliputi strategi pembelajaran langsung
jauh sebelum itu. Di lingkungan keluarga (ekspositori), strategi pembelajaran yang
misalnya, banyak orang tua yang telah berpusat pada guru (teacher center
memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu strategies), strategi pembelajaran deduksi,
bagi anak-anaknya. Walaupun keterampilan dan strategi pembelajaran heuristik yang
berbicara telah dilatihkan sejak dini, masih diimplementasikan dengan berbagai metode,
banyak siswa yang mengalami kendala dalam teknik, dan media pembelajaran serta dengan
pembelajaran berbicara. Akibatnya, hasil menerapkan aspek-aspek penilaian tertentu.
belajar keterampilan berbicara siswa belum Pembelajaran keterampilan berbicara dengan
begitu memuaskan. strategi-strategi tersebut kerap terjadi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran yang minim memberikan
dari sembilan faktor penyebab kesulitan peluang kepada siswa untuk belajar
belajar keterampilan berbicara, yaitu (1) berkomunikasi.
motif/motivasi, (2) kebiasaan belajar, (3) Minimnya pemahaman guru tentang
penguasaan komponen kebahasaan, (4) strategi pembelajaran tampaknya merupakan
penguasaan komponen isi, (5) sikap mental, kendala tersendiri dalam pembelajaran
(6) hubungan/interaksi antara guru dan siswa, keterampilan berbicara. Hal ini
(7) metode mengajar, (8) media pembelajaran, mengakibatkan kesenjangan antara harapan
dan (9) hubungan/interaksi antara siswa dan dan kenyataan dalam pembelajaran
siswa, faktor yang paling dominan adalah keterampilan berbicara semakin tampak.
faktor sikap mental. Hal ini tampak dari hasil Melihat bahwa strategi pembelajaran
observasi dan wawancara terhadap guru dan memiliki kedudukan yang fundamental dalam
siswa. Rasa malu, takut, cemas, dan tidak pembelajaran keterampilan berbicara, tulisan
percaya diri mengakibatkan siswa sangat ini bertujuan memberikan berbagai alternatif
tertekan dalam mengikuti pembelajaran strategi pembelajaran untuk mengatasi
(Dewantara, 2012). kesulitan belajar siswa dan keterbatasan
Menyikapi hasil temuan bahwa sikap pengetahuan guru mengenai strategi
mental merupakan faktor penyebab utama pembelajaran keterampilan berbicara.
siswa mengalami kesulitan belajar dalam
pembelajaran berbicara, guru perlu Alternatif Strategi Pembelajaran
mengupayakan strategi pembelajaran yang Keterampilan Berbicara
mampu mengatasi sikap mental siswa yang J.R. David mendefinisikan strategi
masih rendah. Memberikan kesempatan sebagai ³D SODQ PHWKRG RU VHULHV RI
praktik yang cukup bagi siswa merupakan activities designed to achieves a particular
salah satu cara yang dapat dipilih untuk HGXFDWLRQDO JRDO´ (dalam Isjoni, 2007:2).
melatih sikap mental siswa dan mengasi Kemp berpendapat bahwa strategi
faktor penyebab lain rendahnya keterampilan pembelajaran adalah suatu kegiatan
berbicara siswa. pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh
Hasil penelitian juga menunjukkan guru dan siswa agar tujuan dapat dicapai
bahwa guru belum mampu memilih dan secara efektif dan efisien. Sejalan dengan dua
memformulasikan strategi pembelajaran yang pendapat tersebut, Dick dan Carey (dalam
39
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 6, Nomor 1, Januari 2016 ISSN 2087-9016

Sanjaya, 2009:126) mendefinisikan strategi pembelajaran adalah rencana kegiatan


pembelajaran sebagai suatu set materi dan pembelajaran yang memuat penggunaan
prosedur pembelajaran yang digunakan secara metode dan teknik pembelajaran dengan
bersama-sama untuk menimbulkan hasil memanfaatkan berbagai sumber daya atau
belajar pada siswa. kekuatan yang tersedia termasuk
Penggunaan strategi dalam menggunakan media pembelajaran agar
pembelajaran sangat diperlukan untuk tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
mempermudah proses pembelajaran sehingga efektif dan efisien.
dapat mencapai hasil yang optimal. Tanpa Dalam uraian berikut ini, ditawarkan
strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak alternatif strategi pembelajaran yang dapat
akan terarah sehingga tujuan pembelajaran diterapkan oleh guru dalam pembelajaran
yang telah ditetapkan sulit tercapai secara keterampilan berbicara. Strategi pembelajaran
optimal, dengan kata lain pembelajaran tidak yang ditawarkan diharapkan mampu
dapat berlangsung secara efektif dan efisien. mengatasi kesulitan belajar siswa dan
Strategi pembelajaran sangat berguna baik menciptakan suasana belajar yang
bagi guru maupun siswa. Bagi guru, strategi menyenangkan.
dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak 1. Strategi Pembelajaran KSUPP (P)
yang sistematis dalam pelaksanaan Sebagai contoh penerapan strategi ini
pembelajaran. Bagi siswa, penggunaan misalnya saja dalam pembelajaran
strategi pembelajaran dapat mempermudah menceritakan pengalaman yang paling
proses belajar (mempermudah dan mengesankan. Pengalaman yang paling
mempercepat memahami isi pembelajaran), mengesankan merupakan sebuah peristiwa
karena setiap strategi pembelajaran dirancang yang sulit untuk dilupakan. Pengalaman yang
untuk mempermudah proses belajar siswa. paling mengesankan merupakan sebuah topik
Upaya pengimplementasian rencana yang dapat menarik perhatian siswa dalam
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar mengikuti pembelajaran. Redfield
tujuan tercapai secara optimal dinamakan sebagaimana yang dikutip oleh Tarigan
metode (Sanjaya, 2009:126). Ini berarti, (1990:157) mengatakan bahwa topik yang
metode digunakan untuk merealisasikan menarik akan merangsang para siswa untuk
strategi yang telah ditetapkan. Misalnya, turut berpartisipasi dalam pembicaraan.
untuk melaksanakan strategi ekspositori bisa Strategi pembelajaran yang dapat diupayakan
digunakan metode ceramah sekaligus tanya oleh guru adalah strategi pembelajaran
jawab atau bahkan diskusi dengan heuristik melalui penerapan metode
memanfaatkan sumber daya yang tersedia demonstrasi atau pemodelan, tanya jawab,
termasuk menggunakann media dan diskusi kelompok. Media yang dapat
pembelajaran. Oleh karenanya, strategi digunakan oleh guru untuk menarik perhatian
berbeda dengan metode. Strategi menunjuk siswa dapat berupa foto-foto yang
pada sebuah perencanaan untuk mencapai ditayangkan melalui LCD sehingga siswa
sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang yang berada di kursi belakang dapat
dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. melihatnya. Pelaksanaan strategi ini
Dengan kata lain, strategi adalah a plan of terangkum dalam rangkaian kegiatan
operation achieving something; sedangkan pembelajaran yang disebut strategi
metode adalah a way in achieving something. pembelajaran KSUPP(P). KSUPP(P)
Dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan suatu sarana keterampilan lisan
40
I Putu Mas Dewantara - Alternatif Strategi Pembelajaran .....

yang berpusat pada siswa dengan suatu cukup informasi untuk membuat siswa
komponen menulis yang bersifat fakultatif tergoda, tertarik, terpikat, dan menginginkan
(Tarigan, 1990:152). KSUPP(P) adalah lebih.
singkatan dari Kisahkan, Siapkan, Ulangi, Fase Siapkan. Dalam fase ini, guru
Pakai, Pamerkan, dan Pekerjaan rumah yang menugaskan siswa untuk bertanya jawab
ditaruh dalam kurung karena bersifat dengan teman sebangkunya mengenai
fakultatif, bersifat pilihan. Dalam bahasa kegiatan atau pengalaman yang paling
Inggris disebut PPRUE(H) sebagai singkatan mengesankan, umpamanya pengalaman
dari Present, Prepare, Rehearse, Use, Ex- sewaktu liburan. Untuk itu, siswa dituntuk
hibit, dan Homework. Berikut adalah fase-fase untuk membuat draf pertanyaan mengenai
kegiatan pembelajaran dengan strategi kegiatan yang dialami siswa. Seperti
heuristik KSUPP(P) yang dapat dilakukan pertanyaan Apa yang kamu lakukan saat
oleh guru dalam pembelajaran menceritakan liburan? Bersama siapa? Berapa lama?
pengalaman paling mengesankan. Bagaiman kejadian itu terjadi? Apa yang
Fase Kisahkan. Guru memulai dirasakan? Apa manfaat kejadian tersebut?
pembelajaran dengan suatu pembicaraan dan pertanyaan sejenisnya. Perbincangan-
singkat. Dalam pembicaraan tersebut guru perbincangan yang dilakukan siswa tersebut
mengaitkan dengan pengalaman pribadinya hendaknya dikemas dengan bahasa
sendiri. Guru menceritakan mengenai apa percakapan sehari-hari.
yang dilakukan, apa yang terjadi, dan Fase Ulangi. Pada fase ini guru dapat
bagaimana perasaan yang dialami. Misalnya, menugaskan siswa untuk membentuk
guru dapat bercerita mengenai perjalanan kelompok yang beranggotakan tiga sampai
yang dilakukan, menonton film, peristiwa lima orang dengan komposisi anggota
olahraga yang diikuti, dan sebagainya. Guru kelompok baru. Dalam kelompok baru
harus berusaha mengemas pembicaraannya tersebut, siswa ditugaskan mengulangi
semenarik mungkin agar dapat memukau kegiatan tanya jawab yang dilakukan. Secara
perhatian siswa. bergiliran seorang siswa memberikan jawaban
Pada saat pengisahan tersebut, guru atas pertanyaan teman sekelompok mereka.
menampilkan foto-foto peristiwa yang Fase pengulangan ini penting untuk
mengesankan melalui layar LCD. Foto memberikan kesempatan kepada para siswa
tersebut diharapkan akan dapat lebih menarik menyajikan dan mempraktikkan pembicaraan
perhatian siswa. Setelah guru mengisahkan dalam suasana yang santai. Mereka dapat
pengalaman yang dialami, guru mengoreksi dan dikoreksi, memperbaiki dan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang diperbaiki pembicaraannya oleh teman
harus mampu dicapai siswa dalam mereka.
pembelajaran tersebut. Dalam menyampaikan Fase Pakai. Fase ini merupakan suatu
tujuan ini, guru hendaknya mampu kegiatan campuran. Para siswa ditugaskan
menunjukkan manfaat bagi siswa bila dapat berdiri dan membentuk kelompok-kelompok
mencapai tujuan pembelajaran yang telah baru yang beranggotakan enam orang atau
dipaparkan (Apa Manfaatnya lebih (disesuaikan dengan pengaturan waktu
BagiKu?/AMBAK). DePorter, dkk (2009:58) dan jumlah siswa). Dalam kelompok-
menyebutnya sebagai penggambaran masa kelompok baru tersebut, setiap siswa
depan. Penggambaran masa depan diibaratkan mendapatkan kesempatan untuk menceritakan
oleh DePorter, dkk (2009:58) seperti pengalaman yang paling mengesankan selama
µcuplikan film akan datang¶ yang memberi liburan sekolah. Fase ini memberikan
41
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 6, Nomor 1, Januari 2016 ISSN 2087-9016

kesempatan berlatih bagi siswa dengan menulis karangan yang baik. Karangan
teman-teman baru dalam kelompok mereka. tersebut tentunya telah disempurnakan dengan
Dalam fase ini diharapkan siswa tidak lagi berbagai komentar yang diberikan oleh guru
menghafal materi pembicaraan, sebab dalam dan teman.
kelompok yang terbentuk sebelumnya mereka
telah bertanya jawab mengenai pengalaman 2. Strategi Pembelajaran Kuantum
mereka masing-masing. Saat ini juga Sebagai contoh aplikasi strategi
diharapkan siswa mampu tampil berbicara pembelajaran kuantum adalah dalam
sesuai dengan koreksi-koreksi yang telah pembelajaran menyampaikan pengumuman.
diberikan teman mereka, menggunakan Stretegi pembelajaran kuantum diterapkan
kosakata secara tepat, lancar, fasih, dan melalui metode diskusi dan tanya jawab
memiliki gertur serta mimik yang sesuai dengan teknik koreksi sesama teman. Teknik
dengan cerita yang mereka sampaikan. lain adalah dengan menyertakan lelucon dan
Fase Pamerkan. Pada fase kelima ini, pengaturan pembentukan kelompok oleh
siswa kembali ke tempat duduk mereka guru. Media yang dapat digunakan oleh guru
masing-masing. Fase ini merupakan kegiatan dalam pembelajaran ini dapat berupa video
konfirmasi atas apa yang telah dipelajari penyampaian pengumuman. Dua buah video
siswa. Untuk lebih memantapkan hasil yang memuat penyampaian pengumuman
belajar, fase ini dapat dilakukan pada yang baik dan yang kurang baik dapat
pertemuan selanjutnya. Teknik ini ditujukan dilakukan agar siswa menjadi lebih tertarik
agar siswa terbiasa melatih kembali untuk memperhatikan materi pembelajaran.
keterampilan belajar mereka di rumah. Penilaian dilakukan dengan teknik tes unjuk
Kebiasaan belajar siswa pun diharapkan kerja secara individu. Metode, teknik, media,
mampu terbentuk dengan teknik ini. Pada fase dan penilaian tersebut terangkai dalam unsur-
pamerkan ini juga fase yang penting unsur kerangka perancangan pengajaran
mengingat dalam fase ini guru mendengarkan quantum teaching yang digagas oleh DePorter
pembicaraan siswa, dan siswa dapat dan koleganya. Unsur-unsur kerangka
memperoleh masukan dari guru mengenai tersebut adalah Tumbuhkan, Alami, Namai,
hal-hal yang masih perlu diperbaiki dan Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan yang
ditingkatkan. Pembelajaran pada fase-fase diakronimkan menjadi TANDUR. DePorter
sebelumnya diharapkan dapat dimanfaatkan dkk. (2009:88) memberikan jaminan bahwa
pada saat fase pamerkan ini, termasuk juga kerangka ini mampu menjadikan siswa
mengatasi sikap mental yang rendah, seperti tertarik dan berminat terhadap pembelajaran
rasa tidak percaya diri. (apapun mata pelajaran dan tingkat kelasnya).
Fase Pekerjaan rumah. Fase ini Sebagai contoh aplikasi strategi ini adalah
merupakan fase yang bersifat pilihan. Dalam dalam pembelajaran menyampaikan
situasi-situasi yang menuntut pekerjaan pengumuman. Berikut adalah tahapan
rumah sebagai suatu program yang pembelajaran berbicara, yakni menyampaikan
diperlukan, maka suatu komposisi rancang- pengumuman dengan strategi pembelajaran
bangun dapat dilakukan sebagai hasil akhir kuantum.
pembelajaran. Setelah para siswa mengikuti Unsur pertama dalam kerangka
seluruh periode Siapkan, Ulangi, Pakai, dan TANDUR ini adalah tumbuhkan. Dalam
Pamerkan, maka memang alangkah baiknya tahap ini, langkah awal yang dapat dilakukan
para siswa juga mendapat kesempatan untuk oleh guru adalah bertanya jawab mengenai
42
I Putu Mas Dewantara - Alternatif Strategi Pembelajaran .....

pengalaman siswa dalam menyampaikan (DePorter dkk., 2009:91). Pada tahap ini,
pengumuman. Selain itu, guru juga dapat siswa ditugaskan memberikan nama dari dua
bercerita mengenai kegiatan penyampaian ulasan terhadap video yang telah ditampilkan.
pengumuman yang terjadi dalam keseharian Dengan kata lain, siswa diminta membedakan
di sekolah. Guru haruslah mampu mana penyampaian pengumuman yang baik
memberikan jawaban atas pertanyaan dan mana yang belum baik. Siswa akan
AMBAK (apa manfaatnya bagiku?) yang ada menemukan bagaimana cara menyampaikan
dalam diri siswa. Penggunaan beberapa pengumuman dengan baik dan hal-hal apa
lelucon mengenai hasil yang berhasil dan saja yang harus diperhatikan. Tugas guru
tidak berhasil dalam belajar menyampaikan dalam tahap ini adalah membimbing siswa
pengumuman bisa ditunjukkan pada siswa menuju tujuan pembelajaran memahami
untuk menarik minat siswa dalam belajar. konsep mengenai penyampaian pengumuman.
&DUD LQL \DQJ GLVHEXW ³PHQJDWXU KDVLO´ ROHK Unsur keempat adalah demonstrasikan.
DePorter dkk. Mengatur hasil akan Langkah yang dapat dilakukan oleh guru pada
menciptakan AMBAK dan minat siswa tahap ini adalah menugaskan siswa menyusun
(DePorter dkk., 2009:90). sebuah topik pengumuman dengan
Unsur kedua adalah alami. Pada saat ini menggunakan kalimat-kalimat yang lugas dan
guru dapat melakukannya dengan sederhana. Dalam kelompok, saling
menugaskan siswa membentuk kelompok ketergantungan positif dapat dicapai apabila
yang beranggotakan empat sampai enam setiap anggota kelompok saling memberikan
orang. Pembentukan kelompok sebaiknya pertimbangan satu dengan yang lainnya.
dilakukan oleh guru agar terbentuk kelompok Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif
yang heterogen baik dari segi kemampuan hendaknya dapat dijadikan tuntunan bagi guru
maupun jenis kelamin. Selanjutnya, guru agar pembelajaran kelompok dapat mencapai
menampilkan dua buah video yang tujuan sebagaimana yang diharapkan. Prinsip-
menayangkan seorang yang sedang prinsip pembelajaran kooperatif, yaitu (1)
menyampaikan pengumuman. Satu video saling ketergantungan positif; (2) tanggung
memuat penyampaian pengumuman dengan jawab perseorangan; (3) interaksi tatap muka;
cara yang baik dan satu video lagi memuat dan (4) partisipasi dan komunikasi (Sanjaya,
penyampaian pengumuman dengan cara yang 2009:246-247; Wena, 2009:190-192).
kurang baik. Setelah video berakhir, dalam Unsur kelima adalah ulangi.
kelompok guru menugaskan siswa membuat Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan
ulasan mengenai kedua video tersebut. Ulasan menimbulkan rasa ³$NX WDKX EDKZD DNX WDKX
tersebut berupa perbandingan penyampaian LQL ´ 'H3RUWHU 3HQJXODQJDQ LQL
kedua video baik dilihat dari segi urutan ide, baiknya dilaksanakan pada pertemuan
vokal, lafal, gestur, mimik, dan lain-lain. selanjutnya agar siswa memiliki kesiapan
Unsur ketiga adalah namai. Kegiatan yang lebih baik. Pengulangan dilakukan
menamai ini perlu dilakukan dalam dengan memanggil siswa satu persatu secara
pembelajaran karena penamaan memuaskan acak untuk menyampaikan pengumuman
hasrat alami otak untuk memberikan identitas, dengan kalimat yang lugas dan sederhana. Ini
mengurutkan, dan mendefinisikan. Penamaan berarti teknik penilaian yang digunakan
dibangun di atas pengetahuan dan adalah tes unjuk kerja secara individual.
keingintahuan siswa saat itu. Penamaan ini Teknik ini dilakukan agar setiap siswa
adalah saat mengajarkan konsep, memperoleh kesempatan menyampaikan
keterampilan berpikir, dan strategi belajar pengumuman di depan kelas. Aspek yang
43
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 6, Nomor 1, Januari 2016 ISSN 2087-9016

dinilai berupa suara, lafal, intonasi, diksi, dihadapkan pada peristiwa dan keadaan yang
penampilan yang memuat gestur dan mimik, sebenarnya secara alami lebih nyata, lebih
dan penggunaan kalimat yang efektif dan aktual, dan dapat dipertanggungjawabkan
lugas. (Andriew, 2011).
Unsur keenam dari TANDUR adalah Kekurangmampuan siswa dalam
rayakan. Tahap ini beranjak dari pemikiran berimajinasi tentunya akan menghambat
bahwa sesuatu yang layak dipelajari, layak proses pembelajaran. Melalui teknik
pula untuk dirayakan. Perayaan dilakukan pengamatan objek langsung diharapkan siswa
untuk menghargai usaha, ketekunan, dan memiliki bahan yang kaya dalam menyusun
kesuksesan dalam belajar. Yang menjadi ceritanya. Dalam pembelajaran bercerita
pertanyaan adalah bagaimana cara untuk dengan urutan yang baik, suara, lafal,
merayakan hasil belajar agar setiap siswa intonasi, gestur, dan mimik yang tepat, guru
dapat merasakan bahwa prestasi mereka terlebih dahulu menugaskan siswa untuk
diakui. DePorter, dkk. (2009:93) mengajukan mengamati objek yang ada di sekitar mereka.
sejumlah strategi yang dapat dijadikan cara Contohnya suasana dan aktivitas nelayan dari
untuk merayakan hasil belajar, yaitu melalui pagi sampai sore, kegiatan di pasar, aktivitas
pujian, bernyanyi bersama, atau pesta kelas. pak tani, dan lain-lain. Dalam melakukan
pengamatan tersebut, siswa ditugaskan untuk
3. Strategi Pembelajaran Kooperatif membuat catatan-catatan mengenai kejadian
Berbantuan Objek Langsung atau peristiwa yang terjadi. Siswa dapat
Menjadikan pembelajaran berbicara memilih objek yang diamatinya sendiri agar
sebagai pembelajaran yang menyenangkan mereka bersemangat melakukan
merupakan sebuah tantangan yang harus pengamatannya. Semangat siswa
dihadapi oleh guru bahasa Indonesia. Sebagai menunjukkan bahwa siswa tertarik mengikuti
contoh dalam pembelajaran bercerita. pembelajaran. Bukan tidak mungkin dengan
Bercerita merupakan sebuah bentuk pelaksanaan teknik ini, pembelajaran bercerita
keterampilan yang perlu dimiliki oleh siswa akan menjadi pembelajaran yang ditunggu-
agar mereka dapat menyampaiakan suatu tunggu siswa.
kisah dengan baik dan menarik perhatian Prosedur pembelajaran kooperatif pada
lawan tuturnya. Media yang digunakan oleh prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu (1)
guru dalam pembelajaran bercerita melalui penjelasan materi; (2) belajar dalam
penerapan strategi pembelajaran kooperatif kelompok; (3) penilaian; dan (4) pengakuan
berbantu objek langsung adalah video. tim (Sanjaya, 2009:248). Keempat prosedur
Lingkungan sebagai media pengajaran tersebut tampak dalam langkah-langkah
pada dasarnya memvisualkan fakta gagasan, pembelajaran berikut.
kejadian, peristiwa dalam bentuk tiruan dari Langkah pertama yang dilakukan oleh
keadaan sebenarnya untuk dibahas di kelas guru dalam pembelajaran adalah
dalam membantu proses belajar mengajar. Di menyampaikan tujuan pembelajaran dan
lain pihak, guru dan siswa dapat mempelajari manfaat yang didapatkan oleh siswa setelah
keadaan sebenarnya di luar kelas dengan mempelajari materi tersebut. Tunjukkan pada
menghadapkan para siswa kepada lingkungan siswa bahwa apa yang sedang mereka pelajari
yang aktual untuk dipelajari, diamati dalam adalah hal yang berguna dan bermakna.
hubungannya dengan proses belajar mengajar. Kebermaknaan dapat ditunjukkan dengan
Cara ini lebih bermakna disebabkan siswa menghubungkan materi yang akan atau
44
I Putu Mas Dewantara - Alternatif Strategi Pembelajaran .....

sedang dipelajari dengan pengetahuan yang prinsip belajar quantum teaching, yaitu akui
telah dimiliki siswa. Cara ini berdasarkan setiap usaha. Setiap orang senang untuk
asumsi bahwa apa yang mereka miliki sebagai diakui. Menerima pengakuan membuat kita
pengalaman sebelumnya akan merangsang bangga, percaya diri, dan bahagia. DePorter,
motivasinya mempelajari pelajaran (Yamin, GNN PHQJDWDNDQ EDKZD ³8QWXN
2005:91). Kebermaknaan dalam belajar telah mendapatkan hasil terbaik dengan siswa,
menjadi sorotan banyak ahli teori belajar akuilah setiap usaha, tidak hanya usaha yang
kognitif. Ausubel mengatakan bahwa belajar WHSDW´
seharusnya merupakan asimilasi yang Langkah ketiga adalah menugaskan
bermakna bagi siswa. Kebermaknaan juga siswa untuk membentuk kelompok yang
ditunjukkan dengan penggambaran masa beranggotakan 4-6 orang dengan pembetukan
depan bagi siswa (DePorter, dkk., 2009:58). kelompok yang heterogen, baik dilihat dari
Setelah tanya jawab usai, langkah kedua segi jenis kelamin maupun dari segi tingkat
yang dilakukan adalah menugaskan siswa kemampuan. Menurut Lie sebagaimana yang
mengamati video mengenai seseorang yang dikutip oleh Sanjaya (2009:248),
sedang menyampaikan ceritanya. Langkah pengelompokan heterogen dipilih karena
kedua ini merupakan pelaksanaan prosedur berbagai alasan, yaitu (1) kelompok heterogen
pertama dalam pembelajaran kooperatif, yaitu memberikan kesempatan untuk saling
penjelasan materi yang disajikan melalui mengajar (peer tutoring); (2) kelompok ini
metode demonstrasi melaui video. Guru meningkatkan relasi dan interaksi antarras,
dituntut untuk dapat memberikan instruksi agama, etnis, dan gender; dan (3) kelompok
yang jelas mengenai apa yang harus heterogen memudahkan pengelolaan kelas
dikerjakan siswa dalam pengamatan tersebut. karena dengan adanya satu orang yang
Setelah video diputar, berikan kesempatan berkemampuan akademis tinggi, guru
kepada siswa beberapa saat untuk menuliskan mendapatkan satu asisten dalam kelompok
dan mengomentari hasil penyimakannya tersebut.
terhadap model bercerita yang ditunjukkan Langkah keempat adalah
melalui video. Pemberian waktu yang cukup mendemonstrasikan hasil belajar. Langkah ini
sebelum siswa berbicara menyampaikan hasil merupakan pelaksanaan prosedur ketiga
menyimaknya merupakan hal yang penting, strategi pembelajaran kooperatif, yaitu
karena dapat memberikan kesempatan kepada penilaian. Pada saat ini, guru memanggil
peserta didik untuk mempersiapkan topik siswa secara acak untuk tampil ke depan
pembicaraannya. Teknik ini merupakan cara kelas. Untuk lebih menarik perhatian, guru
yang efektif untuk menumbuhkan keyakinan dapat menggunakan kaleng yang di dalamnya
diri siswa. Bahkan, teknik ini memiliki berisikan nama-nama siswa untuk mengundi
peluang keberhasilan yang besar jika siswa yang tampil ke depan kelas.
dilakukan pada siswa-siswa yang dilanda rasa Langkah kelima adalah memberikan
malu dan tidak mau melibatkan diri dalam pengakuan terhadap tim yang dianggap paling
pembelajaran. Beaulieu (2008:65) menonjol atau paling berprestasi. Langkah ini
mengatakan bahwa teknik ini bertujuan untuk merupakan pelaksanaan prosedur keempat
meletakkan landasan pengalaman positif bagi dalam strategi pembelajaran kooperatif, yaitu
siswa yang pemalu agar mereka memiliki pengakuan tim. Pengakuan dan pemberian
kepercayaan diri, meskipun minimal. Usaha penghargaan tersebut diharapkan dapat
siswa dalam berbicara juga perlu mendapat memotivasi tim dan setiap siswa untuk terus
penghargaan dari guru. Hal ini bertolak dari berprestasi dan juga membangkitkan motivasi
45
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 6, Nomor 1, Januari 2016 ISSN 2087-9016

tim dan siswa lain untuk lebih meningkatkan dalam pembelajaran akan membatu guru
prestasinya. Sanjaya (2009:250) mengatakan mempercepat pembelajaran siswa. Memahami
bahwa strategi pembelajaran kooperatif dapat emosi siswa juga dapat membuat
meningkatkan motivasi dan memberi pembelajaran lebih berarti dan permanen
rangsangan untuk berpikir. (DePorter, dkk., 2009:21-22). Untuk dapat
mengimplementasikan strategi pembelajaran
4. Strategi Pembelajaran Heuristik dengan teknik ini, penting bagi siswa untuk
Salah satu strategi yang dapat dipilih memahami ceritanya dahulu, kemudian
oleh guru adalah strategi pembelajaran mereka mempunyai kesempatan untuk
heuristik. Misalnya dalam pembelajaran membagi reaksi dan persepsinya dengan
bercerita, strategi ini diterapkan melalui siswa lain.
metode penugasan, diskusi, tanya jawab, dan Strategi pembelajaran ini menggunakan
demonstrasi dengan teknik storytelling media atau alat peraga berupa personal
berbantu media personal photograph (foto photograph. Media atau alat peraga ini dapat
pribadi). Teknik penilaian yang dapat berjumlah hanya satu buah atau beberapa
digunakan adalah teknik penilaian tes unjuk buah yang menunjukkan seri atau urutan
kerja secara individu dengan aspek yang kejadian. Personal photograph (foto pribadi)
dinilai adalah isi cerita, urutan, volume, lafal, sebagai alat peraga saat berbicara dapat
intonasi, mimik dan gestur, serta penggunaan melibatkan aspek perasaan dan emosi siswa.
alat peraga. Ratminingsih (2006:15) mengatakan bahwa
Penggunaan metode penugasan dalam foto pribadi berhubungan dengan pengalaman
strategi ini dilakukan dengan teknik mereka sehingga mereka mampu mengatakan
pemberian pekerjaan rumah (PR) sebelum sebanyak-banyaknya tentang foto tersebut.
pembelajaran bercerita dengan alat peraga Foto pribadi dapat mengarahkan siswa untuk
dilakukan di kelas. Guru menugaskan siswa mengingat kejadian-kejadian di masa lalu
untuk memilih foto pribadi dan membuat yang berhubungan dengan dirinya sendiri.
narasi dari foto-foto yang dipilih siswa. Selain Sehingga, mereka dapat mengatakan dan
bertujuan untuk menyiapkan siswa mengikuti menulis lebih banyak tentang pengalamanya
pembelajaran. Metode ini dipilih atas dalam bentuk narasi yang dibantu oleh foto.
pertimbangan membiasakan siswa dalam Di samping itu, mereka tidak akan menemui
belajar dan menarik perhatian siswa. kesulitan dalam mengembangkan ide kareana
McCloskey dan Thornton sebagaimana mereka mempunyai banyak informasi untuk
yang dikutip oleh Ratminingsih (2006:12) dikatakan dan dituliskan (Ahola dalam
menyatakan bahwa sebagai manusia, kita Ratminingsih, 2006:15). Adapun langkah-
mempunyai kebutuhan internal untuk langkah pembelajaran yang dilakukan oleh
mendengarkan cerita atau menceritakannya, guru dan siswa dalam pelaksanaan strategi ini
serta menjadikannya bagian dari kehidupan adalah sebagai berikut.
kita. Teknik pembelajaran ini diharapkan Langkah pertama adalah menunjukkan
dapat menyentuh aspek emosi dan afektif manfaat pembelajaran bercerita dengan alat
siswa. Siswa sering merasa terbawa oleh peraga bagi siswa. Hal ini beranjak dari
cerita dan mengubah kepercayaan mereka pemikiran sebagaimana yang dipaparkan pada
terhadap sesuatu setelah bercerita. Pelibatan bagian sebelumnya, yaitu siswa akan
emosi tentunya diperlukan dalam belajar. bergairah mengikuti pembelajaran apabila
Memperhatikan dan melibatkan emosi siswa
46
I Putu Mas Dewantara - Alternatif Strategi Pembelajaran .....

mereka diyakinkan bahwa pembelajaran yang pribadinya. Langkah terakhir adalah dengan
dilaksanakan bermanfaat bagi mereka. menugaskan siswa tampil di depan kelas
Setelah perhatian siswa dapat untuk bercerita.
dipusatkan dan motivasi dalam diri siswa Stretegi pembelajaran heuristik juga
muncul, langkah kedua yang dilakukan adalah dapat dikombinasikan dengan teknik REIS
menunjukkan sebuah atau beberapa buah foto (read, explain, imitation style) seperti dalam
ke pada siswa. Misalnya saja guru pembelajaran menceritakan tokoh idola.
menunjukkan sebuah atau beberapa buah foto Teknik REIS ini melibatkan keterampilan
saat tahun baru. Metode tanya jawab membaca, berbicara, dan bermain peran.
kemudian digunakan untuk menanyakan atau Keterampilan membaca (read) yang
meminta siswa untuk menebak atau digunakan dalam menceritakan tokoh idola
memperkirakan kejadian atau peristiwa adalah membaca bahan cerita. Bahan cerita
mengenai foto tersebut. Guru kemudian yang digunakan adalah sebuah media berupa
menuliskan beberapa kalimat sederhana biografi singkat tokoh. Kemanfaatan media
tentang foto yang ditampilkan tersebut pendidikan yang digunakan secara tepat
kemudian merangkai kalimat tersebut menjadi dalam proses belajar mengajar sudah tidak
sebuah cerita. Setelah cerita selesai dibuat, diragukan lagi. Selain memupuk keterampilan
guru mendemonstrasikan bagaiman cara membaca, teknik ini tentunya memupuk
bercerita dengan alat peraga berupa personal keterampilan berbicara (explain) sebagai
photograph tersebut. Selanjutnya, guru keterampilan yang menjadi tujuan utama
bertanya jawab mengenai hal-hal yang kompetensi ini. Keterampilan berbicara dalam
berhubungan dengan bercerita dengan alat kompetensi dasar ini adalah berbicara di depat
peraga yang dilakukan, baik menyangkut kelas untuk menceritakan tokoh idola mulai
aspek kebahasaan maupun nonkebahasaan. dari menjelaskan identitas tokoh idola
Langkah ketiga adalah dengan tersebut, keunggulan yang dimiliki, hingga
menugaskan siswa mencermati naskah cerita alasan siswa mengidolakan tokoh tersebut.
yang telah mereka buat di rumah berdasarkan Keterampilan lain yang digunakan dalam
foto pribadinya. Saat ini, guru bertugas teknik REIS ini adalah keterampilan di luar
membantu mengatasi hambatan-hambatan keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan
yang dialami siswa. Selanjutnya, siswa bermain peran (imitation style). Keterampilan
digiring untuk bercerita dengan teman bermain peran dalam kompetensi dasar ini
sebangku mereka. Teman sebangku adalah menirukan tokoh idola, mulai dari
diharapkan dapat memberikan koreksi dan gaya bercerita hingga menampilkan karya
pertimbangan-pertimbangan terhadap tokoh idola.
penampilan temannya. Setelah itu, berikan Strategi pembelajaran heuristik REIS
waktu kepada siswa untuk melakukan dapat dilakukan dengan sejumlah langkah
perbaikan terhapan cetita yang telah dibuat. yang disusun sedemikian rupa agar tujuan
Langkah keempat yang dilakukan pembelajaran dapat tercapai dan menjadikan
adalah menugaskan siswa membentuk pembelajaran menceritakan tokoh idola
kelompok yang beranggotakan 4-6 orang. menjadi pembelajaran yang menggairahkan
Agar heterogen baik dilihat dari jenis kelamin bagi siswa. Langkah awal yang dilakukan
dan kemampuan, guru dapat membantu siswa sebelum pembelajaran di kelas terjadi adalah
dalam membentuk kelompok. Dalam dengan menugaskan siswa secara mandiri
kelompok, secara bergiliran, siswa berdiri dan untuk menentukan tokoh idolanya dan
bercerita dengan alat peraga berupa foto mencari biografi singkat menenai tokoh yang
47
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 6, Nomor 1, Januari 2016 ISSN 2087-9016

diidolakannya tersebut. Tujuan penerapan alasan mengidolakan tokoh tersebut. Kegiatan


metode penugasan ini adalah mempersiapkan tanya jawab dilakukan untuk membantu siswa
siswa dalam mengikuti pembelajaran, menguji ingatan mereka terhadap biografi
menyiasati kekurangan buku sumber yang ada tokoh idolanya yang telah dibaca sebelumnya.
diperpustakaan, dan membiasakan siswa Setelah selesai bertanya jawab, siswa
belajar di rumah. membuat poin-poin yang akan mereka
Langkah pertama adalah dengan ceritakan mengenai tokoh idolanya.
menghubungkan pembelajaran dengan Langkah keempat adalah dengan
pembelajaran sebelumnya dan menunjukkan menugaskan siswa membentuk kelompok
manfaat yang diperoleh siswa dalam yang beranggotakan 4-6 orang. Dalam
pembelajaran menceritakan tokoh idola. kelompok siswa secara bergiliran ditugaskan
Langkah ini sejalan dengan fase tumbuhkan untuk menceritakan tokoh idolanya dan
dalam pembelajaran quantum teaching. Pada menampilkan gaya dan karya tokoh idolanya
fase ini, guru dapat bertanya jawab dengan (explain dan imitation style). Setiap anggota
siswa mengenai tokoh idola mereka dan kelompok memiliki andil memberikan
pengalaman mereka dalam menceritakan masukan terhadap penampilan temannya.
tokoh idolanya bersama teman ataupun Guru dalam fase ini melakukan pengawasan
keluarga. Langkah kedua adalah dengan terhadap kelompok untuk mengarahkan
menerapkan metode demonstrasi. Guru kegiatan kelompok agar tujuan dapat tercapai
menunjukkan buku biografi tokoh idolanya secara maksimal. Jika waktu memungkinkan,
dan menunjukkan beberapa gambar yang ada guru dapat mengulangi pembentukan
untuk menarik perhatian siswa. Pada saat kelompok dan menugaskan siswa kembali
bercerita mengenai tokoh idolanya, guru bercerita mengenai tokoh idolanya dalam
melengkapi uraiannya dengan kelompok baru mereka. DePorter, dkk.
mendemonstrasikan atau menirukan gaya (2009:149) memberikan saran bahwa
tokoh idolanya. Gaya yang ditampilkan dapat pengulangan diperlukan sesering mungkin.
berupa gaya khas sang tokoh, seperti jika guru Pengulangan akan membuat pelajar percaya
mengidolakan Ronaldo, ia menirukan gaya diri. Pengulangan juga bermanfaat dalam
khas Ronaldo ketika akan menendang bola, penyempurnaan materi yang sedang
atau guru mengidolakan Ebiet, guru dapat dipelajari.
menampilkan hasil karya Ebiet dengan cara Langkah kelima adalah memanggil
bernyanyi lagu Ebiet lengkap dengan siswa secara acak untuk tampil di depan kelas
gayanya. Pada saat ini, guru diharapkan menjelaskan (explain) dan menirukan gaya
mampu menarik perhatian siswa dan mampu (imitation style) tokoh idolanya. Teknik
membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. dalam hal menunjuk siswa yang tampil di
Setelah bercerita, guru mengajak siswa depan kelas, agar lebih menarik dapat
bertanya jawab mengenai hal-hal yang perlu dilakukan dengan menugaskan siswa yang
diperhatikan dalam menceritakan tokoh idola. tampil menunjuk teman yang tampil
Langkah ketiga adalah menugaskan selanjutnya. Yang perlu diingat pada fase ini
siswa membaca (read) biografi tokoh adalah pembuatan catatan kemajuan belajar
idolanya dan bertanya jawab dengan teman siswa. Setelah semua siswa tampil, guru
sebangku mengenai tokoh idola mereka. Hal- hendaknya memberikan kesempatan kepada
hal yang ditanyajawabkan menyangkut siswa untuk merefleksi pembelajaran dan
identitas tokoh, kelebihan tokoh idola, dan barulah guru memberikan konfirmasi.
48
I Putu Mas Dewantara - Alternatif Strategi Pembelajaran .....

Kerangka perancangan quantum teaching, mbelajaran-menulis-puisi-dengan.html.


yaitu rayakan dapat juga dilakukan guru Diunduh 7 Februari 2012.
untuk menghargai dan memberikan motivasi Baeulieu, D. (2008). Teknik yang
Berpengaruh di Ruang Kelas.
terhadap apa yang telah dilakukan oleh
Terjemahan Ida Kusuma Dewi. Impact
peserta didik. Techiques in The Classroom. 2004.
Jakarta: PT Indeks.
PENUTUP Dewantara, I P. M. (2012). Identifikasi Faktor
Pembelajaran keterampilan berbicara Penyebab Kesulitan Belajar
sering menjadi momok menakutkan bagi Keterampilan Berbicara Siswa Kelas
siswa. Sikap mental seperti malu, cemas, VIIE SMPN 5 Negara dan Strategi
Guru untuk Mengatasinya. Tesis.
kuran percaya diri, dan sebagainya
Singaraja: Universitas Pendidikan
merupakan salah satu faktor penyebab siswa Ganesha.
kesulitan dalam melatih keterampilan DePorter, B. dkk. (2009). Quantum Teaching:
berbicara. Keterbatasan pemahaman guru Mempraktikkan Quqntum Teaching di
akan strategi pembelajaran juga turut Ruang-Ruang Kelas. Terjemahan Ary
mengakibatkan pembelajaran keterampilan Nilandari. Quantum Teaching:
berbicara masih jauh dari harapan. Oleh Orchestrating Student Success. 1999.
Bandung: Kaifa.
karena itu, guru perlu membuka wawasan
Isjoni, H., dkk. (2007). Pembelajaran
mengenai strategi pembelajaran yang mampu Visioner: Perpaduan Indonesia-
menarik perhatian siswa dalam mengikuti Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
pembelajaran dan mengatasi faktor penyebab Ratminingsih, N. M. (2006). Pemanfaatan
kesulitan belajar siswa. Pemilihan strategi Teknik Storytelling Berbantu Personal
pembelajaran hendaknya didasarkan atas Photograph sebagai Upaya
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
pemberian kesempatan kepada siswa untuk
Berbicara Siswa Kelas 1 SMP Negeri 1
berlatih menggunakan bahasa, bukan hanya Sukasada: Suatu Pembelajaran
sekadar belajar tentang bahasa. Belajar Berpendekatan Kontektual. Laporan
berbahasa pada hakikatnya adalah belajar Penelitian. Singaraja: Universitas
berkomunikasi. Alternatif strategi Pendidikan Ganesha.
pembelajaran yang bisa dipraktikkan guru Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran
dalam pembelajaran berbicara antara lain, (1) Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
strategi pembelajaran KSUPP(P), (2) strategi
Tarigan, H. G. (1990). Pengajaran Remidi
pembelajaran kuantum, (3) strategi Bahasa. Bandung: Angkasa.
pembelajaran berbantuan objek langsung, dan Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran
(4) strategi pembelajaran heuristik. Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi
Aksara.
DAFTAR PUSTAKA Yamin, M. (2005). Strategi Pembelajaran
Andriew. (2011). Pembelajaran Menulis Berbasis Kompetensi. Ciputat: Gaung
Puisi dengan Teknik Pengamatan Objek Persada Press.
Langsung. Tersedia dalam
http://andriew.blogspot.com/2011/02/pe

49

Anda mungkin juga menyukai