Anda di halaman 1dari 24

PEMBELAJARAN

INDIVIDUAL

OLEH
TJUTJU SOENDARI
Jurusan PLB-FIP-UPI
TUJUAN PERKULIAHAN

• Mahasiswa memiliki
pengetahuan dan pemahaman
tentang konsep dan esensi
pembelajaran individual di SLB
dan di sekolah reguler, serta
mengimplementasikannya dalam
pembelajaran ABK
MATERI PERKULIAHAN

• KONSEP DASAR
PEMBELAJARAN INDIVIDUAL
• ASESMEN
• PROGRAM PEMBELAJARAN
INDIVIDUAL (PPI)
• PENERAPAN PROGRAM
PEMBELAJARAN INDIVIDUAL
TUGAS BELAJAR
• Mengikuti perkuliahan tatap
muka
• Menyusun PPI berdasarkan
hasil asesmen
• Praktek (simulasi & lapangan)
• Presentasi hasil praktek
lapangan
EVALUASI HASIL BELAJAR

• UTS
• UAS
• TUGAS-TUGAS
• PRESENTASI TUGAS
REFERENSI
• Abdurahman,M.(1995) Program Pendidikan Individual,
Jakarta: Depdikbud

• Kenneth & Rita (1978) Teaching Student trough Their


Individual Learning Styles, A Practical Approach,
Virginia: Prentice Hall

• Mercer & Mercer (1989) Teaching Student With Learning


Problems, USA: Merrill Publishing Company

• Rochyadi & Alimin (2005) Pengembangan Program


Pembelajaran Individual bagi Anak Tunagrahita, Jakarta:
Depdiknas
STAF PENGAJAR

• DRS.ENDANG ROCHYADI M.Pd


• DRA.SRI WIDATI M.Pd
• DRS.AHMAD MULYADIPRANA M.Pd
• DRA.TJUTJU SOENDARI M.Pd
KONSEP DASAR
PEMBELAJARAN INDIVIDUAL
• Pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama
dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah

• Artinya keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan


banyak bergantung pada bagaimana proses
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif

• Pemahaman seorang guru/calon guru terhadap makna


pembelajaran akan mempengaruhi cara guru itu
mengajar
• Pembelajaran  proses, cara, menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar

• Secara umum pembelajaran dapat diartikan sebagai


suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil
interaksi antara diri dan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.

• Pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh


individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Surya,1996:9)
• Ciri utama dari proses pembelajaran ialah adanya
perubahan tingkah laku dalam diri individu, namun tidak
semua perubahan tingkah laku mrp hasil pembelajaran.

• Perubahan TL sebagai hasil pembelajaran adalah


perubahan yang disadari, bersifat kontinu
(berkesinambungan), fungsional, positif, aktif (melalui
aktivitas individu & bukan karena kematangan),
permanen, bertujuan dan terarah

• Proses pembelajaran ialah proses individu mengubah


tingkah lakunya dalam upaya memenuhi kebutuhannya

• Proses pembelajaran akan terjadi jika individu


menghadapi situasi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi
melalui insting/kebiasaan  adanya kebutuhan akan
mendorong individu untuk memperoleh tingkah laku
yang baru
• Pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan
sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang
diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan, yaitu tujuan
pembelajaran (http://www.smu-net.com)

• Kondisi atau situasi yang memungkinkan terjadinya


proses belajar harus dirancang dan dipertimbangkan
terlebih dahulu oleh perancang, yaitu guru.

• Tugas guru bukan hanya menyuapi siswa dengan materi


pelajaran tetapi guru sebagai fasilitator, yang
diantaranya bertugas menciptakan kondisi yang
memungkinkan siswa giat melakukan belajar
PEMBELAJARAN INDIVIDUAL???
• Pembelajaran Individual disebut juga dengan
Individualisasi Pengajaran yaitu suatu proses
pembelajaran yang mengembangkan dan memelihara
individualitas siswa.

• Individualitas  keadaan atau sifat-sifat khusus sebagai


individu; ciri-ciri yang dimiliki seseorang yang
membedakannya dari yang lain

• Pembelajaran yang diindividualisasikan adalah


pembelajaran yang diberikan dalam satu kelompok
siswa (individual, kelompok, klasikal) dengan pengajaran
yang sama tetapi kedalaman dan keluasan materi
pelajaran disusun berdasarkan kebutuhan tiap siswa
• Pembelajaran Individual bertolak dari filsafat pendidikan
yang menekankan penyesuaian pengajaran kepada
perbedaan-perbedaan individual siswa

• Oleh karena itu, pembelajaran Individual selalu


menyesuaikan dengan minat, pilihan, kemampuan,
kesulitan, dan kebutuhan masing-masing siswa

• Pembelajaran individual didasarkan atas postulat bahwa


manusia merupakan makhluk individual yang sekaligus
juga makhluk sosial

• Individu (In-divided) mengandung makna suatu


kesatuan jiwa dan raga yang disebut sebagai organisme
yang tidak dapat terpisahkan satu sama lain (a whole
being)
• Oleh karena itu Pembelajaran Individual tidak
menolak sistem klasikal atau kelompok,
sehingga tidak identik dengan pengajaran
individual

• Pengajaran Individual adalah pengajaran yang


diberikan kepada siswa seorang demi seorang
secara terpisah

• Dalam pembelajaran bagi ABK, yang terpenting


bukan individual, kelompok atau klasikalnya,
tetapi individualisasinya
• Pada setiap organisme terdapat dorongan (drives) yang
bersumber dari kebutuhan-kebutuhan dasar (basic
needs) dan merupakan daya penggerak (motivation)
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
(survive)

• Dorongan, kebutuhan dan motivasi ini sifatnya berbeda-


beda artinya memiliki ciri khas tersendiri antara
organisme yang satu dengan yang lainnya

• Perbedaan tersebut dapat secara vertikal (kecerdasan,


ketajaman sensoris, kekuatan fisik, ekonomi dsb) atau
secara horizontal (ras, suku, agama, adat istiadat dsb)

• Tajamnya perbedaan, kompleksnya masalah dan


hambatan belajar yang dihadapi ABK membawa
konsekuensi kepada kompetensi guru dalam memilih
strategi atau pendekatan pembelajaran yang
mengakomodasi kebutuhan mereka.
• Kegagalan di dalam mengakomodir kebutuhan akan
berakibat buruk terhadap proses pembelajaran siswa
selanjutnya

• Karena itu, dalam layanan pendidikan ABK


pembelajaran individual menjadi sangat penting
keberadaannya karena pembelajaran individual
merupakan satu pendekatan yang senantiasa berupaya
mengakomodasi kebutuhan dari masalah yang dihadapi
masing-masing ABK

• Pembelajaran Individual inilah yang menjadi esensi


sekaligus ciri khas dalam layanan pendidikan ABK yang
senantiasa berorientasi pada kebutuhan siswa
• Layanan pendidikan seperti ini pada hakikatnya
merupakan bentuk penghargaan dari heterogenitas yang
dialami ABK

• Dalam upaya memahami masalah dan kebutuhan ABK


seorang guru selalu membutuhkan data/informasi yang
akurat

• Untuk menggali data/informasi yang akurat tersebut,


guru dapat melakukannya melalui kegiatan yang disebut
dengan ASESMEN

• Asesmen dapat dipandang sebagai upaya yang


sistematis untuk mengetahui kemampuan, kesulitan, dan
kebutuhan siswa sehubungan dengan pembelajarannya

• Data hasil asesmen dapat dijadikan sebagai bahan


dalam penyusunan Program Pembelajaran Individual
(PPI)
Perbandingan tentang Pembelajaran Tradisional dan
Pembelajaran yang Diindividualisasikan
(Talmage dalam Mercer,1989:5)
TRADITIONAL INSTRUCTION INDIVIDUALIZED INSTRUCTION

• Tujuan pembelajaran • Tujuan pembelajaran bervarisi


ditetapkan bagi semua siswa yg mrp suatu keterampilan
• Poin-poin awal bersifat yang terarah sbg hasil
menetap di dalam kurikulum asesmen
• Penetapan langkah dan waktu • entry points bersifat variabel di
yang pasti dalam kurikulum
• Partisipasi siswa yang terbatas • Langkah yang bervariasi
dalam pembuatan keputusan • Partisipasi siswa yang aktif
• Intervensi kelompok besar dalam pengambilan keputusan
• Evaluasi siswa bersifat norm- • Pengaturan pembelajaran
referenced bervariasi & mrp tugas yang
fungsional
• Evaluasi siswa bersifat
criterion-referenced
Empat Langkah Program Individualisasi Pembelajaran
(Mercer&Mercer,1989:6)

Langkah I: Mengidentifikasi keterampilan yang ditargetkan


melalui asesmen

Langkah II: Menentukan kondisi-kondisi dan faktor-faktor yang


mungkin dapat memudahkan (memfasilitasi) pembelajaran

Langkah III. Merencanakan Pembelajaran.

Langkah IV: Memulai pembelajaran yang mengatur data harian


CONTOH
PROSEDUR KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIVIDUAL
(Mercer&Mercer,1989:8)
1. PRESENTATION
– Pendahuluan; Guru membicarakan sasaran keterampilan belajar yang dibutuhkan yang
merupakan tanggung jawab siswa terhadap pengajarannya
– Demonstrasi & Modeling; Guru memecah-mecahkan sasaran keterampilan kedalam komponen-
komponen bagian sehingga menjadi sub-sub yang lebih kecil. Kemudian guru
mendemonstrasikannya atau memberi contoh dari sub keterampilan tersebut sehingga siswa
memahami tugasnya

2. CONTRLLED PRACTICE (Siswa melakukan tugas dengan bimbingan &


pengawasan guru)
– Siswa melakukan tugas yang dipilih dengan bimbingan dan pengawasan dari guru,
kemudian guru memberikan umpan balik dan penguatan
– Siswa melakukan tugas yang sejenis dari keterampilan/sub dengan pengawasan dan
bimbingan guru, kemudian guru memberikan umpan balik dan penguatan

3. INDEPENDENT PRACTICE (Siswa melakukan tugas tanpa bimbingan guru)


– Siswa melakukan seluruh tugas dari keterampilan/sub dengan kriteria yang telah
ditentukan kemudia guru memberikan umpan balik dan penguatantanpa bimbingan
dari guru
– Siswa melakukan tugas-tugas yang sejenis secara bervariasi dari keterampilan/sub
ketrampilan tersebut berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, kemudian guru
memberikan umpan balik dan penguatan
PEMBELAJARAN EFEKTIF
• Berpusat pada siswa
• Interaksi edukatif antara guru dengan siswa
• Suasana demokratis
• Variasi metode mengajar
• Guru Profesional
• Bahan yang sesuai dan bermanfaat
• Lingkungan yang kondusif
• Sarana belajar yang menunjang
• Berpusat pada siswa siswa menjadi perhatian utama dari guru.
Segala bentuk aktivitas untuk membantu perkembangan. Keberhasilan
proses pembelajaran terletak pada perwujudan diri siswa sebagai pribadi
yang mandiri, pelajar yang efektif, dan pekerja yang produktif

• Interaksi edukatif antara guru dengan siswa  Guru tidak


hanya sekedar penyampai bahan yang harus dipelajari tetapi sebagai figur
yang dapat merangsang perkembangan pribadi siswa. Interaksi guru dan
siswa senantiasa berdasarkan sentuhan-sentuhan psikologis, saling
memahami, sehingga menumbuhkan rasa percaya diri

• Suasana demokratis memberikan kesempatan kepada siswa


untuk berlatih mewujudkan dan mengembangkan hak dan kewajibannya,
semua fihak memperoleh penghargaan sesuai dengan prestasi dan
potensinya, sehingga memupuk rasa percaya diri, berinovasi, berkreasi
sesuai dengan kemampuan masing-masing

• Variasi metode mengajar sesuai dengan tujuan dan bahan yang


akan dipelajari, menggunakan metode dengan berganti-ganti sesuai
dengan keperluannya, sehingga membuat siswa lebih senang,
bersemangat, akhirnya memberikan hasil yang lebih baik
• Guru Profesional pembelajaran yang efektif hanya mungkin dapat
diwujudkan oleh guru profesional dan dijiwai oleh jiwa profesionalisme yang
tinggi. Guru profesional adalah guru yang memiliki keahlian yang memadai,
rasa tanggung jawab yang tinggi, serta memiliki rasa kebersamaan dengan
sejawatnya, mampu melaksanakan fungsi-fungsi sebagai pendidik yang
bertanggung jawab mempersiapkan siswa bagi peranannya di masa depan.
Jiwa profesionalisme ditandai dengan mencintai pekerjaannya dan
melaksanakannya dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab

• Bahan yang sesuai dan bermanfaat  mengolah bahan pelajaran


menjadi sajian yang dapat dicerna oleh siswa secara tepat dan bermakna,
sesuai dengan kondisi siswa dan lingkungannya sehingga menjadi
fungsional bagi siswa

• Lingkungan yang kondusif  lingkungan yang dapat menunjang bagi


proses pembelajaran secara efektif, guru senantiasa mampu membina
kerjasama dengan fihak luar sekolah terutama keluarga

• Sarana belajar yang menunjang  alat bantu mengajar,


laboratorium, aula, lapangan OR, perpustakaan dsb
Wassalam &Terima kasih

SOEND

Anda mungkin juga menyukai