Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling


Kebutuhan akan bimbingan dan konseling sangat dipengaruhi oleh faktor filosofis,
psikologis sosial budaya, ilmu pengetahuan dan tekhnologi, demokratis dalam pendidikan,
serta perluasan program pendidikan. Pada dasarnya, bimbingan merupakan upaya
pembimbing untuk membantu mengoptimalkan individu.
Secara Etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata yaitu
“bimbingan” (terjemahan dari kata “guidance”) dan “konseling” (diadopsi dari kata
“counseling”). Dalam praktik bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan
kegiatan yang tidak terpisahkan. Keduanya merupakan bagian yang integral (Tohirin,
2011: 15).

Untuk dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas pengertian bimbingan


dan konseling diuraikan secara terpisah.
Menurut Winkel dalam Tohirin (2011: 15-16) bahwa istilah “bimbingan”
merupakan terjemahan dari kata “guidence” yang kata dasarnya “guide” mempunyai
beberapa pengertian diantaranya:
 Menunjukan jalan (Showing the way)
 Memimpin (leading)
 Memberikan petu juk (giving intruction)
 Mengatur (regulating)
 Mengarahkan (governing)
 Memberi nasihat (giving advice)
Secara etimologis, istilah bimbingan (guidance) mempunyai arti bantuan atau
tuntunan, namun tidak semua bantuan atau tuntunan menunjukan konteks dari
bimbingan. Seorang dosen yang membantu membayarkan uang kuliah (UKT)
mahasiswanya ini bukan berarti adalah bimbingan. Dalam konteks ini bantuan atau
tuntunan mempunyai makna bimbingan psikologis.
Pada sudut pandang ini bimbingan dapat dijadikan sebagai suatu proses
pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya
individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan
dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan
lingkungannya baik itu di sekolah, keluarga dan masyarakat atau dikehidupan pada
umumnya. Pemberian bimbingan juga dapat membantu mereka mencapai tugas-tugas
perkembangan secara optimal dan membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Secara terminologis, bimbingan merupakan suatu proses yang berkelanjutan,
dapat diartikan kegiatan bimbingan dilakukan secara sengaja, berencana, sistematis,
dan terarah kepada tujuan.
Bimbingan ialah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan
sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam
pemahaman diri dan perwuju dan diri, dalam mencapai tingkat perkembangan, yang
optimal dan penyesuain diri dengan lingkungannya (Moh Surya, 1988: 12).

Miller (1961) dalam surya (1988), menyatakan bahwa bimbingan merupakan


proses bantuan terhadap individu untuk mencapai mpemahaman diri yang dibutuhkan
untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah (dalam hal inu
termasuk madrasah) keluarga, dan masyarakat (Tohirin, 2011: 16-17).

Surya (1988) mengutip pendapat Crow & Crow (1960) menyatakan bahwa
bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki maupun
perempuan yang mempunyai pribadi baik dan pendidikan yang memadai, kepada
seseorang (individu) dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan kegiatan-
kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangnya sendiri, membuat pilihan
sendiri, dan memikul bebannya sendiri (Tohirin, 2011: 17).

Bimbingan adalah suatu proses terus-menerus dalam hal membantu individu


dalam perkembangannya untuk mencapai kemampuan secara maksimal dalam
mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi dirinya maupun masyarakatnya
(kutipan Djamhur dan M. Surya, 1975 oleh Stoops).

Arthur menjelaskan beberapa penafsiran tentang pengertian bimbingan yaitu


sebagai berikut:
Bimbingan dapat diberikan kepada semua orang yang membutuhkannya.
Sifatnya bukan paksaan, akan tetapi atas dasar kerelaan dan kesadaran individu
tersebut. Ia memahami bahwa kesulitannya itu memerlukan bantuan orang lain
(pembimbing) agar si terbimbing (klien) dapat mengatasinya. Dengan bimbingan
diharapkan agar individu dapat memilih dengan cepat dan tepat sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya, dengan mempertimbangkan nilai-nilai agama, moral
masyarakat dan eraturan-peraturan negara yanng berlaku.

Berarti dalam bimbingan konseling, individu itu diarahkan kepada pemahaman


terhadap potensi-potensi dirinya. Dengan pemahan itu, individu berusaha mengatasi
masalah-masalahnya dengan caranya sendiri. Kemampuan untuk menentukan pilihan
sendiri yang tepat, bukanlah sesuatu yang diwarisi sejak lahir. Akan tetapi merupakan
hal yang harus dikembangkan dan dibina dalam diri individu melalui pendidikan.
Agar individu dapat menyesuaikan diri terhadap diri sendiri dan lingkungan.
Artinya, jika individu paham akan kelemahannya dan keunggulannya, maka
perilakunya akan disesuaikan dengan keadaan itu. Menyesuaikan diri artinya menerima
diri sesuai apa adanya, tanpa timbul konflik dan frustasi atau kelainan perilaku
Jika melihat dari proses perkembangan individu yang dibimbing, maka
bimbingan juga merupakan proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh
pembimbing kepada yang dibimbing agar individu tersebut mencapai perkembangan
yang optimal.
Dapat disimpulkan bahwa bimbingan berarti bantuan yang diberikan oleh
pembimbing kepada individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan
mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta
gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Kata “konseling” (counseling) secara etimologis merupakan upaya membantu
individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar
konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan
menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa
bahagia dan efektif perilakunya.
Konseling merupan integral dari bimbingan. Konseling juga merupakan salah
satu teknik dalam bimbingan. Ada juga yang mengatakan konseling merupakan
“jantungnya” bimbingan. Praktik bimbingan belum dianggap ada jika tidak melakukan
konseling. Praktik konseling (yang diterjemahakn penyuluhan) dilakukan dalam
suasana hubungan atau komunikasi yang bersifat individual`
Kata “konseling” diadopsi dari bahasa inggris “counseling” di dalam kamus
artinya dikaitkan denngan kata “counsel” mempunyai beberapa arti, diantaranya:
 Nasihat (to abtion counsel)
 Anjuran (to give counsel)
 Pembicaraan (to take counsel)
Berdasarkan pengertian di atas, konseling secara etimologis adalah pemberian
nasihat, anjuran, dan pembicaraan dengan bertukar pikiran (Tohirin, 2011: 21-22).
Adapun secara terminologis, konseling dapat diartikan sebagai berikut:
Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan
sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien. Konselor
sendiri mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu klien
dalam mengatasi masalah-masalahnya (Achmad Juntika Nurihsan, 2006: 10).
Menurut Tohirin (2011:22), Konseling merupakan proses pertemuan tatap
muka atau atau relasi timbal balik antara pembimbing (konselor) dengan klien. Dalam
proses pertemuan atau hubungan timbal balik tersebut terjadi dialog atau pembicaraan
yang disebut dengan wawancara konseling.
Menurut Mortensen (1964) di dalam (Tohirin, 2011: 22) mengemukakan
bahawa “konseling merupakan proses hubungan antar pribadi dimana orang yang satu
membantu orang yang lainnyauntuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan
menemukan masalah.
James Adam mengemukakan bahwa konseling adalah suatu pertalian timbal
balik antar dua orang individu dimana seorang Counselor membantu counsele suapaya
ia lebih baik memahami dirinya dalam hubungan dengan masalah hidup yang
dihadapinya pada waktu itu dan waktu yang akan datang (kutipan Djumhur dan M.
Surya: 1975).
Sedangkan menurut American Personnel and Guidance Association (APGA)
mendefinisikan konseling sebagai suatu hubungan antara seseorang yang terlatih secara
profesionaldan individu yang memerlukan bantuan yang berkaitan dengan kecemasan
biasa atau konflik atau pengambilan keputusan (Tohirin, 2011: 23).
Menurut Surya (dalam Tohirin, 2011: 23-25) menyimpulkan pengertian
konseling sebagai berikut:
 Konseling merupakan alat yang paling penting dalam keseluruhan program
bimbingan
 Konseling adalah terlibatnya pertalian (hubungan) dua orang individu, yaitu
konselor dan klien.
 Interview merupakan alat utama dalam keseluruhan kegiatan konseling.
 Konseling adalah kegiatan profesional, artinya dilakukan oleh orang (konselor)
yang telah memiliki kualifikasi profesional dalam pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, dan kualitas pribadinya.
 Konseling merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan yang
bersifat fundamental dalam diri klien terutama perubahan sikap dan tindakan.
 Konseling lebih menyangkut kepada masalah dari pada tindakan
 Konseling lebih berkenaan dengan penghayatan emosional dari pada masalah-
masalah intelektual.
 Konseling berlangsung dalam suatu situasi pertemuan yang sedemikian rupa.
Dari beberapa penjambaran kita dapat mengambil mengenai pengertian
konseling. Konseling adalah kontak atau hubngan timbal balik antara dua orang
(konselor dan klien) untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian dan
dalam suasana yang laras dan itegrasi, berdasarkan norma-norma yang berlakuuntuk
tujuan yang berguna.
Berdasarkan pengertian dan penjabaran bimbingan konseling di atas, secara
integritas dapat dirumuskan menjadi makna bimbingan dan konseling sebagai berikut:
Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan yang
diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (Konseli) melalui pertemuan
tatap mukaatau hubungan timbal balik antara keduany, agar konseli mempunyai
kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu
memecahkan masalahnya sendiri, atau proses pemberian bantuan atau pertolongan
yang sistematis dari pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui tatap
muka atau hubungan timbal balik antara keduanya untuk mengunggkap maslah konseli
sehingga konseli mampu melihat masalah sendiri sesuai dengan potensinya, dan
mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya.
Berbagai uraian di atas menggambarkan betapa sulitnya merumuskan definisi
konseling yang komprehensif dan berlaku untuk setiap orang dari berbagai aliran.
Namun demikian, berikut ini diuraikan beberapa generalisasi yang menggambarkan
karakteristik utama konseling.
 Konseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu. Makna
bantuan itu sendiri, yaitu sebagai upaya membantu orang lain agar ia mampu
tumbuh ke arah yang dipilihnya sendiri, mampu menyelesaikan masalah yang
dihadapinya dan mampu menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam
kehidupannya. Tugas konselor adalah menciptakan kondisi-kondisi fasilitatif yang
diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan klien.
 Hubungan dalam konseling bersifat interpersonal. Hubungan konseling terjadi
dalam bentuk wawancara secara tatap muka antara konselor dan klien. Hubungan
itu tidak hanya bersifat kognitif dan dangkal, tetapi melibatkan semua unsur
kepribadian dari kedua belah pihak yang meliputi pikiran, perasaan, pengalaman,
nilai-nilai, kebutuhan, harapan, dan lain-lain. Dalam proses konseling, kedua belah
pihak hendaknya menunjukan kepribadian yang asli. Hal ini dimungkinkan karena
konseling itu dilakukan secara pribadi dan dalam suasana rahasia.
 Keefektivan konseling sebagian besar ditentukan oleh kualitas hubungan antara
konselor dan kliennya. Dilihat dari segi konselor, kualitas hubungan itu bergantung
pada kemampuannya dalam menerapkan teknik-teknik konseling dan kualitas
pribadinya.
B. Persamaan Bimbingan dan Konseling
Dari beberapa pengertian bimbingan dan konseling yang telah dijabarkan, dapat
menentuakan persamaan antara bimbingan dan konseling, sebagai berikut:
1. Bimbingan dan konseling sama-sama merupakan suatu proses bantuan kepada
individu dalam memcahkan sebuah masalah hanya saja bimbingan menitik beratkan
kepada masalah yang relative ringan sementara konseling menitik beratkan kepada
masalah yang relative berat.
2. Bimbingan dan konseling sama-sama melayani semua individu tanpa memandang
umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi.dalam hal ini
bimbingan dan konseling harus bisa melayani tanpa pandang bulu dan juga bisa
memberikan solusi yang tepat tanpa harus memberatkan atau mengubah pandangan
tentang suatu agama atau ras tertentu.
3. Bimbingan dan konseling sama-sama berurusan dengan pribadi dan tingkah laku
yang unik dan dinamis. dalam hal ini bimbingan dan konseling sama-sama
menemukan individu yang berbeda-beda sifat pribadi maupun tingkah laku
seseorang.
4. Bimbingan dan konseling sama-sama mengarahkan individu untuk mampu
membimbing dirinya sendiri dalam menghadapi permasalahan. Sifat ini
mengartikan bahwa bimbingan dan konseling sama sama memecahkan masalah dan
mencoba untuk membimbing individu dalam mencegah permasalahannya, namun
dalam hal ini perbedaan hanya pada menitik beratkannya.
5. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan dan
pengembang individu. Setiap pendidikan pasti mempunyai bimbingan dan
konseling yag tak terpisahkan karna bimbingan dan konseling adalah hubungan
psikologis antara guru dan muridnya.
6. Bimbingan dan konseling sama-sama menyusun programnya dari jenjang
pendidikannya dari terendah sampai yang tertinggal. Bimbingan konseling tidak
memandang pendidikan sebagai aspek dalam pengajaran bimbingan dan konseling
oleh karna itu bimbingan dan konseling harus bisa diterima dari jenjang pendidikan
dari terendah sampai yang tertinggal.
C. Perbedaan Bimbingan dan Konseling
Perbedaan bimbingan dan konseling dari penjelasan yang telah dijabarkan di
atas, perbedaannya yakni seperti:
1. Bimbingan dan konseling berbeda dari segi kegiatan dan tenaga yang
menyelenggarakannya dari segi kegiatan bimbingan lebih cenderung melakakukan
usaha pemberian informasi dan melakukan pencegahan kepada individu dalam
mengatasi suatu masalah. Sedangkan konseling merupakan bantuan yang
mengharuskan tatap muka dalam mengatasi suatu masalah. Jadi bimbingan lebih
mengedepankan pada pencegahan suatu masalah sementara konseling lebih
mengupayakan seseorang agar bisa memecahkan masalahnya sendiri.
2. Bimbingan dan konseling terdapat perbedaan dari segi tenaga , bimbingan bisa
dilakukan oleh guru, orang tua, wali kelas, kepala sekolah dan orang dewasa kepada
siswa atau murid yang memerlukannya, sementara konseling tidak semua guru
orang tua ataupun dalam ruang lingkup sekolah bisa melakukannya hanya orang
yang terlatih karena melakukan konseling butuh keahlian yang tidak hanya dimiliki
seorang guru.
Menurut Bimo Walgito (2004: 34), bimbingan adalah bantuan atau pertolongan
yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau
mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan
dalam kehidupannya. Sedangkan konseling merupakan hubungan antara seorang
penolong yang terlatih dan seseorang yang mencari pertolongan, di mana keterampilan
sipenolong dan situasi yang diciptakan olehn yang menolong orang untuk belajar
berhubungan dengan dirinya sendiri dan orang lain dengan terobosan-terobosan yang
semakin bertumbuh.
Daniel Mc, (1956: 45) mengatakan, bimbingan diadakan dalam rangka
membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya
sendiri. Sedangkan konseling merupakan suatu pertemuan langsung dengan individu
yang ditujukan pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya
secara lebih efektif dengan dirinya sendiri dan lingkungan.
Menurut Moh. Surya (1975: 23), mengatakan Bimbingan adalah suatu proses
pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat
memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self
acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan
untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau
kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga,
sekolah dan masyarakat. Sedangkan konseling merupakan suatu hubungan professional
antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat
individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua
orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan
terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi
dirinya.
Sedangkan menurut Bimo Walgito (dalam Anas Salahudin, 2010: 17), apabila
diteliti antara pengertian bimbingan dan pengertian konseling, kita akan mendapati
kesamaan disamping adanya sifat-sifat yang khas yang ada pada kegiatan konseling,
yakni sebagai berikut:
 Konseling merupakan salah satu metode dari bimbingan, sehingga pengertian
bimbingan lebih luas dari pada pengertian konseling (penyuluhan). Oleh karena itu,
konseling merupakan guidence, tetapi tidak semua bentuk guidence merupakan
kegiatan konseling.
 Dalam konseling terdapat masalah tertentu, yaitu masalah yang dihadapi oleh
conselee, sedangkan guide tidak demikian, guidence lebih bersifat preventif atau
pencegahan, sedangkan penyuluhan lebih bersifat kuratif atau korektif. Dalam
konseling, kita mendapai segi preventif dalam arti menjaga atau mencegah
terjadinya masalah yang lebih mendalam.
 Konseling pada prinsipnya dijalankan secara individu, yaitu antara conselor dan
conselee secara face to face (tatap muka). Adapun guidence dijalankan secara grup
atau kelompok. Misalnya suatu bimbingan cara belajar yang efisien dapat diberikan
kepada seluruh kelas pada waktu tertentu secara bersama-sama.
D. Hubungan Bimbingan dan Konseling
Hubungan antara bimbingan dan konseling adalah dua hal yang tidak bisa
dipisahkan karna dalam konseling pasti memerlukan bimbingan, dan bimbingan pun
tidak bisa terlaksana tanpa adanya suatu konseling.
Menurut Moser dan Moser (dalam Prayitno, 1978: 643) menyatakan bahwa di
dalam keseluruhan pelayanan bimbingan dan konseling dianggap sebagai inti dari
proses pemberian bantuan. Sejalan dengan ini (Mortesen dan Schmuller, 1976: 56)
menyatakan lebih tegas bahwa konseling adalah jantung hatinya program bimbingan.
Bimbingan memperhatikan kuratif (pemecahan masalah), tetapi titik beratnya
pada pencegahan masalah (preventif), konseling titik beratnya kuratif tetapi juga
memperhatikan preventif (pencegahan masalah). Objek garapan bimbingan dan
konseling yaitu problema/masalah, bedanya pada titik berat perhatian dan perlakuan
terhadap masalah tersebut.
Bimbingan = masalah yang ringan
Konseling = masalah yang relatif berat
Secara umum pengertian hbungan konseling dipakai oleh kaum profesinal yang
melayani manusia, seperti profesi konselor, pekerja sosial, dokter, dan sebagainya. Di
sini mengartikan pembimbing membantu si terbimbing agar tumbuh berkembang
sejahtera dan mandiri.
Shertzer dan Stone (1980) di dalam (Sofyan S.Willis, 2004: 36) mendefinisikan
hubungan konseling yaitu: “interaksi antara seorang dengan orang lain ynag dapat
menunjang dan memudahkan secara positif bagi perbaikan orang tersebut”. Rogers
(dalam Sofyan S.Willis, 2004: 36) mendefinisikan, hubungan seseorang dengan orang
lain datang dengan maksud tertentu. Hubungan itu bertujuan untuk meningkatkan
pertumbuhan, perkembangan, kematangan, memperbaiki fungsi, dan memperbaiki
kehidupan. Shertzer dan Stone (dalam Sofyan S.Willis (2004: 36) mengungkapkan,
bahwa hubungan konseling adalah interaksi antara seseorang profesional dengan klien
dengan syarat bahwa profesional itu mempunyai waktu, kemampuan, untuk memahami
dan mendengarkan, serta mempunyai minat, pengetahuan, dan keterampilan. Hubungan
konseling harus dapat memudahkan dan memungkinkan orang yang dibantu untuk
hidup lebih mawas dan harmonis.
Menurut Mohammad Surya (1998), ada tiga pandangan mengenai hubungan
antara bimbungan dan konseling. Pandangan pertama berpendapat bahwa bimbingan
sama dengan konseling. Kedua istilah tidak mempunyai perbedaan yang mendasar.
Pandangan kedua berpendapat bahwa bimbingan berbeda dengan konseling, baik dasar
maupun cara kerja. Menurut pandangan kedua, bimbingan merupakan pendidikan
sedangkan konseling merupakan psikoterapi yaitu usaha untuk menolong individu yang
mengalami masalah serius. Pandangan yang ketiga berpendapat bahwa bimbingan dan
konseling itu saling keterpaduan, keduanya tidak saling terpisah.
Dari penggambaran beberapa ahli yang mengungkapkan hubungan bimbingan
dan konseling dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan dan konseling merupakan
suatu bagian yang terikat , serta saling membutuhkan dalam aspek-aspek tertentu.

DAFTAR PUSTAKA
Nurihsan, Ahmad Juntika. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar
Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Willis, SS. (2004). Konseling Individual Teori dan Praktik. Bandung. Alfabeta

Syamsu, Yusuf & Nurihsan, AJ. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung:
Rosdakarya.

Tohirin. (2011). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis


Integritas). Jakarta: Grafindo Persada.

Anonymous. (2012). “Perbedaan dan Persamaa Bimbingan dan Konseling”. Tersedia:


http://perbedaan-persamaan-bk.blogspot.co.id/2012/06/perbedaan-antara-
bimbingan dan.html. Online. Diakses tanggal

Anda mungkin juga menyukai