Anda di halaman 1dari 16

Pengertian skor dan

Nilai,Contoh dari skor dan


nilai, Perbedaan.
01

01 02

03

Skor 04

05

06
Skor 01

02
-Skor adalah hasil pekerjaan menyekor (sama
dengan memberikan angka yang diperoleh Sedangkan Sudijono (1996:309) 03
dengan jalan menjumlahkan angka-angka bagi bahwa skor adalah hasil pekerjaan
setiap butir item yang oleh testee telah dijawab menskor (memberikan angka) 04
dengan betul, dengan memperhitungkan bobot yang diperoleh dengan jalan
jawaban betulnya. menjumlahkan angka-angka bagi
05
setiap butir item yang oleh testee
- Skor juga dikatakan sebagai pekerjaan hasil telah dijawab dengan betul,
menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan dengan memperhitungkan bobot 06
angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab jawaban betulnya.
betul oleh siswa.
Contoh 01

● Tes hasil belajar suatu mata pelajaran 02


bentuk tes objektif pilihan ganda dengan
jumlah butir tes 20(dua puluh), apabila skor 03
total dari 20 butir tes tersebut 100, maka
setiap butir tes jika peserta testee menjawab 04
benar 1 (satu) butir tes, maka skor adalah
10x5= 50. Angka 50 ini disebut skor (bukan 05
nilai < dan atau bobot).
06
Pemberian skor(Scoring)
merupakan langkah pertama
dalam proses pengolahan hasil
tes, yaitu proses pengubahan
jawaban-jawaban soal tes menjadi Angka hasil penilaian yang
angka-angka. disebut skor diubah menjadi nilai.
Dengan kata lain pemberian skor Penggunaan simbol untuk
itu merupakan tindakan menyatakan nilai hasil tes itu ada
kuantifikasi terhadap jawaban- yang tertuang dalam bentuk
jawaban yang diberikan oleh angka dengan rentangan 0-10.
testee dalam suatu tes hasil antara 10-100, dan ada pula yang
belajar. menggunakan simbol huruf, yaitu
A,B,C,D, dan F (F = Fail =
gagal)
01

02

Cara pemberian skor terhadap hasil tes belajar pada 03


umumnya disesuaikan dengan bentuk-bentuk soal-
soal yang dikeluarkan dalam tes tersebut, misalnya: 04

05

Tes uraian (Essay test) Tes obyektif (Objektive test) 06


Tes uraian (Essay test)
- Pada tes uraian, pemberian skor umumnya mendasarkan diri pada bobot
(weight) yang diberikan untuk setiap butir soal, atas dasar tingkat kesukaranya
atau atas dasar banyak sedikitnya unsur yang harus terdapat dalam jawaban yang
dianggap paling baik.
- Sebagai contoh, misalnya tes subjektif menyajikan 5 butir soal. Pembuat soal
telah menetapkan bahwa kelima butir soal mempunyai derajat kesukaran yang
sama dan unsur-unsur yang terdapat pada setiap butir soal telah dibuat sama
banyaknya. Atas dasar itu tester menetapkan bahwa testee yang dapat menjawa
dengan jawaban paling betul diberikan skor 10. jika hanya betul setengahh
diberikan skor 5, hampir seluruh betul diberikan skor 9, dan seterusnya.
- Apabila butir soal yang disajikan tidak memiliki derajat kesukaran yang sama,
atau jumlah unsur yang terdapat pada setiap butir soal adalah tidak sama, maka
pemberian skornya juga harus berpegangan kepada derajat kesukaran dan jumlah
unsur yang terdapat pada masing-masing butir soal tersebut.
Contoh Tes uraian (Essay test)

Sebagai contoh misalnya dari lima butir soal tes


uraian, soal nomor 1 skor maks 8, soal no 2 skor
maks 10, butir soal no 3 skor maks 6, soal no 4
skor maks 10 dan soal no 5 skor maks 8. apabila
testee menjawab setengah butir soal no 1,
diberikan skor 4 (8:2=4), untuk soal no 2,
seorang testee mampu menjawab dengan
sempurna, maka diberi skor 10. demikian
seterusnya.
Ada juga teknik pemberin skor itu didasarkan pada bobot (weighting)
Contoh yang ditentukan sesuai dengan tingkat kesukaran dan kemudahan
lainnya soal. Cara menilai dengan menggunakan teknik memberikan bobot
dipandai sebagai cara yang adil dan merupakan upada untuk
memperoleh gambaran yang lebih luas dan cermat dari hasil
pekerjaan tes siswa atau mhs.
Penilaian terhadap dua orang siswa (Siti dan Reza)
dalam menjawab lima buah soal essay : Dari contoh dapat dilihat bahwa iika
penilaian dilakukan tanpa
mempertimbangkan bobot, maka Siti dan
Reza, sama-sama memperoleh skor 39,
dengan nilai akhir 39 dibagi 5 = 7,8.
Dengan menggunakan bobot (weighting)
ternyata skor atau nilai kedua siswa itu tidak
sama. Siti memperoleh skor 132, dengan
skor akhir 132 dibagi 18 (jumlah harga
perbandingan) sama dengan
7,33.Sedangkan Reza memperoleh skor
137, dengan skor akhir 137 dibagi 18 sama
dengan 7,61.
Dengan demikian pemberian skor pada tes uraian dengan menggunakan bobot (teknik
weighting), menunjukan kecermatan untuk membedakan kecakapan siswa.

Perlu diketahui bahwa teknik pemberian skor untuk tes uraian ini hanya dapat dilakukan
oleh orang yang membuat soal itu sendiri.
Artinya dalam mengoreksi tes hasil belajar bentuk uraian tidak bisa diwakilkan kepada
orang lain. Sebab yang tahu unsur-unsur yang dinilai dalam tes uraian adalah tester yang
yang bersangkutan.
Tes obyektif (Objective test)

- Untuk tes obyektif, untuk memberikan skor umumnya digunakan rumus correcf;o, for
guessing atau sering dikenal dengan istilah sistem denda.

- Untuk tes obyektif bentuk true-false misalnya, sehap item diberi skor maksimum 1 (satu).
Apabila seorang testee meniawab dnegan betul satu item sesuai dengan kunci
iawaban, maka kepadanya diberikan skor 1. Apabila diiawab salah maka skomya 0 (nihil).

- Adapun cara menghitung skor terakhir dari seluruh item bentuk true-false, dapat
digunakan dua macam rumus, yaitu : (1) rumus yang memperhitungkan denda, dan (2)
rumus yang mengabaikan atau meniadakan denda. Penggunaan rumus-rumus itu
sepenuhnya diserahkan kepada kebijakan tester, apakah dalam tes hasil belaiar tesebut
dalam pemberian skor akan dikenai denda (bagi jawaban yang salah), atau tidak.
01

02 02

03

Nilai 04

05

06

Let's Get Started


Penilaian (Assessment)
01

Adapun yang dimaksud dengan nilai adalah 02


angka (bisa juga huruf) yang merupakaan
-Penilaian adalah proses hasil ubahan dari skor yang sudah dijadikan
penentuan kualitas suatu objek 03
satu dengan skor-skor lainnya, serta
dengan membandingkan antara disesuaikan pengaturannya dengan standar
hasil ukur dengan standar tertentu. Itulah sebabnya mengapa nilai sering 04
penilaian tertentu. disebut skor standar (Strndard score).
05
- Nilai adalah angka ubahan
dari skor dengan menggunakan Hal ini juga disampaikan Harlen dalam
acuan tertentu, yakni acuan bukunya yang berjudul Assessment & Inquiry 06
normal atau acuan standar Based Science Education: Issue in Policy and
(Arikunto,1999:235) Practice yang menyatakan "assessment is used
to refer tu judgments on individual student
performance and achievement of learning
goals"
Nilai pada dasarnya 01
melambangkan
Nilai pada dasarnya angka penghargaan yang Artinya makin banyak 02
atau huruf yang diberikan oleh tester jumlah butir soal dapat
melambangkan seberapa kepada testee atas jawaban dijawab dengan betul, 03
jauh atau seberapa besar betul yang diberikan testee maka penghargaan yang
kemampuan yang telah dalam tes hasil belajar. diberikan oleh tester
ditunjukan testee terhadap 04
kepada testee akan
materi atau ubahan yang semakin tinggi, dan
telah diteskan sesuai sebaliknya, jika jumlah 05
dengan tujuan indikator butir item yang dapat
yang telah ditentukanya dijawab dengan betul itu 06
(Anas, 2005) hanya sedikit, maka
penghargaan yang
diberikan kepada testee
juga kecil atau rendah.
● Penilaian pembelajaran disekolah 01
memberikan infomasi untuk membantu
pendidik, administrator sekolah, pembuat 02
kebijakan siswa dan orang tua dalam
membuat berbagai keputusan. 03
● Penilaian pembelajaran dikelas dapat
memberikan informasi yang lebih rinci 04
sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil sebuah keputusan baik itu oleh 05
orang tua siswa, kepala sekolah maupun
para pembuat kebijakan negara seperti 06
menteri pendidikan.
Perbedaan Nilai dan Skor 01

02
● Skor adalah pekerjaan
menyebar 03
● Nilai adalah angka
(memberikan angka)
(juga bisa berupa huruf)
yang diperoleh dengan 04
yang merupakan hasil
menjumlahkan angka-
ubahan skor yag sudah 05
angka bagi setiap butir
dijadikan satu dengan
item yang oleh testee
skor-skor lainya, serta 06
dijawab benar, dengan
disesuaikan dengan
memperhitungkan
standar tertentu.
bobot jawaban
betulnya.

Anda mungkin juga menyukai