Anda di halaman 1dari 20

PENGERTIAN ISIM

DHOMIR,ISYSROH,MAUSHUL,DHOROF,ISTIFHAM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah:

Manejemen pendidikan

Dosen pengampu:

Ela Ainul mardliyah, m.pd

Disusun oleh:

Bayanullah

Gak tau jenenge

Gak tau jeneng

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AT-TAHDZIB

JURUSAN TARBIYAH

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

REJOAGUNG NGORO JOMBANG

OKTOBER 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Al-Quran turun dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah


Saw dan para Mukhatab pertamanya menggunakan bahasa tersebut.
”Dan Jikalau kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa
selain Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan
ayat-ayatnya?” apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang
(rasul adalah orang) Arab?” [Fushilat: 44 ]

Dalam pembelajaran Bahasa Arab, kata terbagi menjadi tiga yaitu


Isim, Fi’il, dan Huruf. Namun pada makalah ini akan dibahas tentang
isim. Isim adalah kata yang bermakna namun tidak terikat dengan
waktu. Fi’il adalah kata kerja. Dan Huruf adalah kata penghubung.
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR....................................................................................1

DAFTAR ISI

BAB. I PENDAHULUAN2

A. Latar Belakang...........................................................................2

B. Pembahasan Masalah.................................................................2

C. Rumusan Masalah........................................................................4.

D. Tujuan Penulisan..........................................................................4.

BAB. II PEMBAHASAN

A. isim dhomir..................................................................................5

B. isim isyaroh..................................................................................8

C. isim maushul................................................................................13

D. isimd horof...................................................................................17

E. isim istifham................................................................................19

BAB. III PENUTUP

A. Simpulan......................................................................................20
PEMBAHASAN

1. Pengertian Isim

‫لى دَلَّت َك ِل َمة‬


َ ‫ع‬َ ‫ بِزَ َمن يَقت َِرن لَم َو َمعنًى‬.
Artinya : “Jenis kata yang mengandung makna yang tidak terikat
dengan waktu

(tenses)”.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ISIM adalah semua


jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik
benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah
waktu. Di sisi lain, ISIM (kata benda) ada yang bersifat konkrit (dapat
dijangkau indera) dan ada pula yang bersifat abstrak (tidak dijangkau
diindera).

Kata ganti ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya


untuk menggantikan isim tertentu.

Berdasarkan penampakkannya dalam tulisan, isim dhomir dibagi dua,


yaitu isim dhomir bariz (tampak dalam tulisan) dan isim dhomir
mustatir (tidak tampak dalam tulisan). Pada bab ini hanya dibahas
isim dhomir bariz, sedangkan isim dhomir mustatir dibahas setelah
membahas kalimat sempurna.

Isim dhomir bariz dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu isim dhomir
bariz muttashil (tersambung dengan kata lain) seperti : ‫ ُكم = لَ ُكم‬+ ‫ َل‬dan
isim dhomir bariz munfashil (berdiri sendiri) seperti : َ‫ اَنت‬، ‫ُه َو‬
1. Pengertian Dhomir

Definisi Dhomir adalah tiap Isim yang dibuat untuk mewakili


Mutakallim (pembicara/orang pertama), Mukhaotob (yang diajak
berbicara/orang kedua), Ghaib (yang tidak ada di tempat/orang
ketiga).

Contoh:

· Mutakallim : ‫ ( أَنَا‬Saya) dan ‫ ( نَح ُن‬Kami).

· Mukhotob : َ‫ ( أَنت‬Kamu ) dan ‫ ( أَنتُم‬Kalian ).

· Ghaib : ‫( ُه َو‬Dia) dan ‫ ( ُهم‬Mereka ).

2. Fungsi Dhomir

Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk


menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu/seseorang maupun
sekelompok benda/orang. Dhamir termasuk dalam golongan Isim
Ma'rifah.

Contoh:

· ُ‫ = األَوالَدَ يَر َح ُم أَح َمد‬Ahmad menyayangi anak-anak.

· ‫يَر َح ُم ُهم ُه َو‬ = Dia menyayangi mereka.

Pada contoh di atas, kata ُ‫ أَح َمد‬diganti dengan ‫( ُه َو‬dia),


sedangkan ‫( األَوالَد‬anak-anak) diganti dengan ‫( ُهم‬mereka).

Kata ‫ ُه َو‬dan ‫ ُهم‬dinamakan Dhamir atau Kata Ganti.


Menurut fungsinya, ada dua golongan Dhamir yaitu:

· DHAMIR RAFA' ( ‫ض ِمير‬


َ ‫ ) َرفع‬yang berfungsi sebagai Subjek.
· DHAMIR NASHAB ( ‫ض ِمير‬
َ ‫ ) نَصب‬yang berfungsi sebagai
Objek.

Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata,


sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri atau harus
terikat dengan kata lain dalam kalimat.

Dalam kalimat: ‫ ( يَر َح ُم ُهم ُه َو‬Dia menyayangi mereka ):

- Kata ‫( ُه َو‬dia) adalah Dhamir Rafa', sedangkan:

- Kata ‫( ُهم‬mereka) adalah Dhamir Nashab.

· DHAMIR RAFA' (Kata Ganti Subjek) Semua Dhamir dapat


dikelompokkan menjadi tiga macam:

1. MUTAKALLIM ( ‫ ) ُمت َ َك ِلم‬atau pembicara (orang pertama).

a) a). Mufrad : ‫ ( أَنَا‬aku, saya) untuk Mudzakkar


maupun Muannats.
b) Mutsanna/Jamak : ‫ ( نَح ُن‬kami, kita) untuk Mudzakkar
maupun Muannats.
َ ‫ ) ُمخَا‬atau lawan bicara (orang kedua).
2. MUKHATHAB ( ‫طب‬

a) Mufrad : َ‫ ( أَنت‬engkau) untuk Mudzakkar dan ‫ت‬ ِ ‫ أَن‬untuk


Muannats.
b) b). Mutsanna : ‫ ( أَنت ُ َما‬kamu berdua) untuk Mudzakkar maupun
Muannats.
c) c). Jamak : ‫ ( أَنتُم‬kalian) untuk Mudzakkar dan ‫ أَنت ُ َّن‬untuk
Muannats.
3. GHAIB ( ‫ ) غَائِب‬atau tidak berada di tempat (orang ketiga).

a) Mufrad : ‫ ( ُه َو‬dia) untuk Mudzakkar dan ‫ِي‬


َ ‫ ه‬untuk
Muannats.
b) Mutsanna : ‫ ( ُه َما‬mereka berdua) untuk Mudzakkar maupun
Muannats.
c) Jamak : ‫ ( ُهم‬mereka) untuk Mudzakkar dan ‫ ُه َّن‬untuk
Muannats.

DHAMIR NASHAB (Kata Ganti Objek)


Dhamir Nashab adalah turunan (bentuk lain) dari Dhamir Rafa' yang
terdiri dari:

Dhamir Nashab berfungsi sebagai objek dan tidak dapat berdiri


sendiri; ia terikat dengan kata lain dalam suatu kalimat, baik itu
dengan Isim, Fi'il ataupun Harf.

3. Pembagian Dhomir.

Dhomir secara sederhana terbagi menjadi dua, yaitu:

 Al-Bariz, yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak


dalam lafazh. Seperti huruf Taa’ pada kata kerja ُ‫ ( قُمت‬Aku telah
berdiri ).

 Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam


lafazh akan tetapi bisa diperkirakan apa yang dimaksud. Seperti
Dhomir َ‫ ( أَنت‬Kamu ) dalam kata ‫( قُم‬Berdirilah!) yang meskipun
tidak nampak dalam lafazh namun kita bisa perkirakan bahwa
Dhomir yang dimaksud adalah َ‫ أَنت‬karena kata perintah pasti
ditujukan untuk orang kedua.

· Pembagian Dhomir Bariz

Al-Bariz dari segi bersambung dan tidaknya terbagi menjadi dua:

 Al-Muttashil, yaitu Dhomir yang bersambung dengan lafazh


sebelumnya. Lebih jelas kita katakan bahwa Dhomir jenis ini
tidak mungkin digunakan untuk mengawali ucapan, contohnya:

Seperti: huruf Yaa’ pada kata ‫( اِبنِي‬Anakku) dan huruf Kaaf pada kata
َ َ ‫( أ‬Ia memuliakanmu).Dhomir-dhomir seperti ini tidak mungkin
َ‫كر َمك‬
ada di awal kalimat.

 Al-Munfashil, yaitu Dhomir yang tidak bersambung dengan


lafazh apapun sehingga bisa digunakan untuk mengawali
ucapan dan bisa diletakkan setelah harf
Contoh: َ ‫( أَنا‬Saya) yang bisa digunakan untuk mengawali ucapan
seperti: ‫( ُمؤ ِمن أَنَا‬Saya seorang mu’min) atau bisa juga diletakkan
َ َ‫( أَنَا ِإالَّ ق‬Tidak ada yang berdiri kecuali saya).
setelah harf, seperti: ‫ام َما‬

· 4. Pembagian Dhomir Mustatir

Al-Mustatir terbagi menjadi dua:

 Al-Mustatir yang wajib, yaitu yang tidak mungkin digantikan


oleh Isim Zhahir (Isim biasa yang bukan Dhomir) ataupun
Dhomir Munfashil.

 Mustatir yang boleh, yaitu yang bisa digantikan oleh Isim


Zhahir (Isim biasa yang bukan Dhomir) ataupun Dhomir
Munfashil.

2. Penggunaan Dhomir di dalam kata kerja.

Fi'il atau Kata Kerja dibagi atas tiga golongan besar menurut
waktu terjadinya:
1. FI'IL MADHY ( ‫اضي فِعل‬
ِ ‫ ) َم‬atau Kata Kerja Lampau.
2. FI'IL MUDHARI' ( ‫ارع فِعل‬
ِ ‫ض‬َ ‫ ) ُم‬atau Kata Kerja sekarang.
Baik Fi'il Madhy maupun Fi'il Mudhari', senantiasa mengalami
perubahan bentuk sesuai dengan jenis Dhamir dari Fa'il ( ‫ ) فَا ِعل‬atau
Pelaku pekerjaan itu.

Untuk Fi'il Madhy, perubahan bentuk tersebut terjadi di akhir


kata, sedangkan untuk Fi'il Mudhari', perubahan bentuknya terjadi di
awal kata dan di akhir kata.

3. FI’IL AMR (‫ ) األمر فِعل‬atau kata kerja perintah.


Fi'il Amar atau Kata Kerja Perintah adalah fi'il yang berisi
pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim (pembicara) sebagai
orang yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan
bicara) sebagai orang yang diperintah.

Perlu diingat bahwa yang menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il


Amar (Kata Kerja Perintah) adalah Dhamir Mukhat

hab (lawan bicara) atau "orang kedua" sebagai orang yang diperintah
untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dhamir Mukhathab terdiri dari:
‫ أَنت ُ َّن‬- ‫ أَنتُم‬- ‫ أَنت ُ َما‬- ‫ت‬
ِ ‫ أَن‬- َ‫ أَنت‬.

1. ْ ِ‫َار ُِة ا‬
Isim isyaroh ( ُ‫سم‬ َ ‫) ا ِالش‬
Kata tunjuk digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena
fungsinya untuk menunjuk isim-isim tertentu.

Kata tunjuk ini berbeda sesuai dengan Ietak isim yang ditunjuk
serta jenis dan jumlahnya. Perbedaan kata tunjuk ini antara isim dekat
(qorib) dengan jauh (ba’id) yaitu ha tanbih ( ‫ ) هَـ‬di awal untuk qorib
dan adanya dhomir mukhotob di akhir untuk isim ba’id ( ‫ ُك َما‬، َ‫ ك‬atau
‫) ُكم‬. Selain isim isyaroh ada yang dikaitkan dengan letak, jenis dan
jumlahnya, ada juga isim isyaroh yang dikaitkan dengan letaknya saja.

Seperti : ‫ ُهنَا‬، َ‫ ُهنَاك‬، ‫ُهنَال‬


2. ْ ِ‫) ا ْل َم ْوص ْو ُِل ا‬
Isim Maushul ( ُ‫سم‬

Isim maushul ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena


fungsinya untuk mengkhususkan suatu isim tertentu dengan kalimat
yang ada sesudahnya.

Selain isim maushul yang digunakan untuk menghubungkan


isim berdasarkan jenis dan jumlahnya, ada pula isim maushul yang
sifatnya umum (tidak dilihat mudzakkar atau muannats-nya) yang
digunakan untuk yang berakal atau yang tidak. Yaitu ‫( َما‬apa-apa, apa
saja) digunakan untuk isim yang tidak berakal (‫صو ِل اِس ُم‬
ُ ‫) اِل َعاقِ ِل ِلغَي ِر ال َمو‬
dan ‫( َمن‬siapa saja/barang siapa) digunakan untuk isim yang berakal (
‫صو ِل اِس ُم‬
ُ ‫) ِل ِِل َعاقِ ِل ال َمو‬
A. DHOROF

Dhorof yaitu Isim yang menunjukkan waktu atau tempat yang


dibaca nashab dan menyimpan artinya fi (di). 1[1] Dhorof dibaca
nashab dan yang menashabkan adalah amil yang mudhar atau
muqaddar.

B. DHOROF ZAMAN

1. Pengertian Dhorof Zaman

Dhorof Zaman yaitu isim zaman (isim yang menunjukkan


waktu terjadinya suatu pekerjaan), manshub dan menyimpan artinya fi
(di).2[3]

Contoh : ‫ص ْمتُ ْال َي ْو َم‬


ُ
Artinya : saya telah puasa di salam hari ini.
Lafadz ‫ ْاليَ ْو َم‬dibaca nasab, karena menjadi dhorof atau maf’ul bih serta
menyimpan makna ‫ فِي‬yaitu dhorfiyah.

2. Pembagian Dhorof Zaman

a) dhorof zaman mubham pada kira-kiranya

yaitu lafadz yang menunjukkan zaman yang tidak ditentukan.

Contoh : ‫ص ْمتُ يَ ْو َم‬


ُ
Artinya saya telah puasa dalam satu hari.

b) dhorof zaman muhtas

yaitu lafadz yang menunjukkan pada kira-kiranya zaman yang


ditentukan.

Contoh : ‫ص ْمتُ يَ ْو َم ْالخ َِمي ِْس‬


ُ
Artinya : saya puasa pada hari kamis.

c. Lafadz – lafadz dhorof zaman

1) ‫ ْاليَ ْو َم‬maknanya yaitu mulai terbitnya fajar sampai terbitnya


matahari(siang hari)

2) َ‫ اللَّ ْيلَة‬yaitu mulai terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar


shodiq(malam hari)

3) ‫س َح ًرا‬
َ (akhirnya malam sebelum mendekati fajar)
4) ‫( َغدًا‬Besuk)
5) ‫( َمسَا ًء‬Sore)3[4]
d. Lafadz dalam alquran :

‫س ا َ ْشت َا تًا ِلي َُر ْوا ا َ ْع َما لَ ُه ْم‬


ُ ‫صد ُُر النَّا‬
ْ َّ‫يَ ْو َم ِء ٍذ ي‬
Artinya: Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan
berkelompok – kelompok , untuk diperlihatkan kepada mereka
(balasan) semua perbuatannya (Q.S.Al-Zalzalah: 6)

‫اِنَا ا َ ْنزَ ْلنَهُ ِف ْي لَ ْيلَ ِة ْالقَد ِْر‬

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al – Quran) pada


malam qadar (Q.S.Al-Qadr: 1)

َ ‫َوالَّ ْي ِل اِذَا َي ْغ‬


‫ش‬

Artinya: Demi malam apabila menutupi (cahaya siang) (Q.S.Al-Lail:


1)

َ ‫َولَ َيا ٍل‬


‫ع ْش ٍر‬

Artinya: Demi malam yang sepuluh (Q.S.Al-Fajr: 3)

C. DHOROF MAKAN

1. Pengertian Dhorof Makan

Dhorof Makan yaitu isim makan (isim yang menunjukkan


tempat terjadinya suatu pekerjaan), manshub dan menyimpan artinya
fi (di).4[5]

Contoh : ‫َخلَ ْستُ أ َما َم األ َ ِمي ِْر‬

Artinya : saya duduk di depan gubernur.

َ ‫ ا َ َم‬dibaca nasab, karena menjadi dhorof atau maf’ul bih


Lafadz ‫ام‬
dan menyimpan maknanya ‫( فِ ْي‬dhorfiyah).

2. Lafadz Dhorof Makan

a. lafadz yang mubham


Seperti Asma’uh jihah (isim yang menunjukkan arah), seperti:

َ ‫ ا َ َم‬di depan
1) ‫ام‬

َ ‫ خ َْل‬di belakang
2) ‫ف‬

3) َ‫ فَ ْوق‬tempat yang tinggi (atas)

4) َ‫ تَحْ ت‬dibawah

5) َ‫ ِع ْند‬tempat yang dekat (di sekitar)

6) ‫ َم َع‬tempat berkumpul (bersamaan)

7) ‫ اِزَ ا َء‬bermakna muqobil (diarah lurus)

8) ‫ ِحذَا َء‬tempat yang dekat (disekitar)

9) ‫ تِ ْلقَا َء‬bermakna muqobil (di arah lurusnya)

10) ‫ ُهنَا‬isim isyaroh yang bermakna tempat yang jauh (disini)

b. Asma’ul Muqodir

yaitu isim-isim yang menunjukkan makna ukuran, seperti :

a) ً‫ َم ْيال‬sepanjang penglihatan mata (yaitu 10 Gholawat/1848 M


dalam fiqhul Islam)

b) ‫س ًخا‬
َ ‫ فَ ْر‬4 mil
c) ‫ بَ ِر ْيدًا‬4 farsah

c. isim makan yang nusytaq dari masdar amilnya

َ ‫( َجلَ ْستُ َمجْ ِل‬saya duduk di tempat duduknya Zaid)5[6]


contoh : ‫س زَ ْي ٍد‬

Contoh dalam al quran:


ِ ‫ص ُر ُه ۡم تِ ۡلقَآ َء أَصۡ َٰ َح‬
ِ َّ‫ب الن‬
‫ار‬ َ َٰ ‫ص ِرفَ ۡت أ َ ۡب‬
ُ ‫َو ِإذَا‬

D. PEMBAGIAN DHOROF ZAMAN DAN DHOROF


MAKAN

1. Dhorof Mutashorif yaitu suatu kalimat yang bisa diposisikan


sebagai dhorof juga bisa dipakai bentuk yang lain semisal fail,
mubtada, khobar dll.

Seperti:
ً ‫شر شهرا‬
َ ‫ع‬َ ‫السنةُ اثنا‬

2. Dhorof Ghoiru Mutashorif

-Adakalanya hanya bisa diposisikan sbagai dhorof saja dan selalu


nashob.

Seperti:

َ ‫ض وبَينا وبينما وإذا وأَيَّانَ وأنّى وذا‬


‫صباحٍ وذاتَ ليل ِة‬ ْ ‫قَط‬
ُ ‫وعو‬
-Bisa dipakai dhorof akan tetapi terkadang juga dibantu dengan huruf
jer.

Seperti:

‫قَبل وبَعدَ وفوق وتحت ولدَى َولد ُْن وعندَ ومتى وأينَ و ُهنا وث َ َّم وحيث واآلن‬

A. Pengertian
Isim istifh±m secara umum kita pahami adalah suatu kata yang
mengandung pertanyaan atau ketika isim istifh±m diletakkan pada
awal kalimat maka itu memberikan pengertian terhadap lawan bicara
bahwa dia menanyakan sesuatu.
B. Huruf-Huruf Istifham
Huruf-huruf istifh±m mempunyai beberapa macam, dan
masing- masing memiliki perbedaan dengan huruf istifh±m yang lain
dalam penggunaan dan fungsinya.

1. ‫ َمن‬، ‫ذَا َو َمن‬


Digunakan untuk bertanya pada sesuatu yang berakal.
2. ‫ َمـا‬، ‫َو َمـاذَا‬
Keduanya digunakan untuk bertanya pada sesuatu yang tidak berakal,
seperti hewan, tumbuh-tumbuhan, profesi, sifat, dan benda
3. ‫ َمن‬، ‫َو َمـا‬
Sebagaimana yang di atas bisa mau£ul dan istifham
4. ‫َمت َى‬
Adalah juga sebagai ªarf yang digunakan untuk bertanya tentang
zaman atau waktu yang telah lalu atau yang akan datang
5. َ‫أَيـن‬
Adalah juga sebagai ªarf yang digunakan untuk bertanya tentang
tempat yang tertuju pada sesuatu
6. َ‫أَيَّان‬
Adalah juga ªarf yang digunakan untuk bertanya tentang keadaan dan
waktu, hampir sama dengan makna ‫متى‬, akan tetapi hanya digunakan
pada waktu yang akan datang, tidak pada waktu yang telah lalu
7. ‫ف‬َ ‫َكي‬
Isim yang digunakan untuk menanyakan keadaan sesuatu
8. ‫أَنَّى‬
Bermakna ‫أين من‬
9. ‫َكم‬
Digunakan untuk bertanya tentang bilangan yang ingin diperjelas
10. ‫أَي‬
Pertanyaan yang menuntut kejelasan sesuatu
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Isim adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang
dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa
berkaitan dengan masalah waktu.

Isim memiliki ciri-ciri yaitu berharakat kasroh, bertanwin (fathahtain,


kasrohtain dan dhommahtain), terdapat ‫ ال‬pada awal kata, terletak
setelah huruf jer dan idhofah atau penyandaran.

Isim terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu berdasarkan jenisnya,


berdasarkan jumlah benda, berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak
terdefinisi (umum) dan berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda)
akhirnya.

Isim berdasarkan jenisnya terbagi dua, yaitu Muannats dan Mudzakar.


Isim berdasarkan jumlah benda terbagi tiga, yaitu Isim Mufrod, Isim
Mutsanna dan Isim Jamak. Isim berdasarkan terdefinisi (khusus) atau
tidak terdefinisi (umum) terbagi dua, yaitu Isim Nakiroh dan Isim
Ma’rifat. Isim berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda) terbagi
empat, yaitu isim shohih akhir, isim mu’tal akhir, asmaul khomsah
dan isim ghoiru munshorif.
11

DAFTAR PUSTAKA

Ibrah. “Pembagian Isim”. pada


http://ibrah78gorut.blogdetik.com/category/nahwu-i/pembagian-
isim.html, diakses pada 09 November 2011

Ryper. “Pengenalan Isim dan Tanda-Tandanya”. pada


http://ryper.blogspot.com/2009/11/pelajaran-2-pengenalan-isim-dan-
tanda.html. diakses pada 09 November 2011.

Anda mungkin juga menyukai