Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SHALAT SUNNAH RAWATIB,


DUHA ,GERHANA,JENAZAH,LAIL
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fiqh Ibadah
Dosen Pengampu :

Di Susun Oleh :
Kelompok 4
1. Suriani (2120203861211025)

2. Widya waty (2120203861211026)

3. Mutmainna (2120203861211027)

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN PARE-PARE 2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “sholat sunah
rowatib,jenzah,dhuha,gerhana,lail” ini dengan tepat waktu.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Dra. Rukiah, M.H pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai apa
saja hal-hal yang terkait dengan sholat sunnah.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Rukiah, M.H selaku dosen
pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Parepare, 12 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penulisan 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Shalat Rawatib 5
B. Shalat Duha 7
C. Shalat Qususf (gerhana) 8

D. SHOLAT JENAZAH 10

E. SHOLAT LAIL 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 15
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 161

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Shalat merupakan suatu ibadah bahkan ibadah yang paling utama dalam proses
penghambaan dan pendekatan diri kepada Allah. Shalat yang dikerjakan dengan
sepenuh hati, ikhlas karena Allah akan menumbuhkan sensasi kenikmatan tersendiri.
Shalat dalam syariat islam terbagi menjadi dua, yaitu shalat fardu dan shalat sunah.
Shalat sunah ialah shalat untuk menambah kekurangan dalam melaksanakan shalat
fardu.
Sholat berasal dari bahasa Arab As-Sholah, sholat menurut Bahasa
(Etimologi) berarti Do'a dan secara terminology / istilah, para ahli fiqih mengartikan
secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan
yang dimulai dengan takbir dan yang telah ditentukan.
Adapun scara hakikinya ialah” berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara
yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan didalam jiwa rasa
kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya”atau” mendahirkan hajat dan keperluan
kita kepada Allah yang kita sembah dengan
perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua-duanya. Dalam pengertian lain
shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan Tuhannya sebagai
bentuk, ibadah yang di dalamnya merupakan amalan yang tersusun dari beberapa
perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan
salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Shalat rawatib ?
2. Apa yang di makaud shalat dhuha ?
3. Apa yang dmaksud shalat khusuf (Gerhana)?
4. Apa yang di makaud shalat jenazah ?
5. Apa yang di makaud shalat Lail ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian shalat sunah
2. Mengetahui macam-macam shalat sunah
3. Menegetahui tata cara pelaksanaan shalat sunnah

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Shalat sunah rawatib

Rasullah saw. bersabda, “bagi muslim yang mendirikan shalat sunnah setiap hari
sebanyak dua belas rakaat akan di bangunkan rumah disurga oleh allah.” Pada hadis lain,
“siapa yang konsisten melaksanakan dua belas rakaat sehari semalam, pasti masuk surga.
Yaitu, empat rakaat sebelum dzuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah
magrib, dua rakaat sesudah isya,dan dua rakaat sebelum subuh.”

Rangkaian shalat sunnah ini disebut shalat rawatib karena dikerjakan mengiringi
shalat fardhu. Ada dua macam shalat rawatib:

a. Qabliyyah adalah shalat sunnah yang dikerjakan seblum shalat wajib (2 rakaat sebelum
shalat subuh, 2 rakaat sebelum zuhur, 2 atau 4 rakaat sebelum asar, dan 2 rakaat sebelum
isya).

Niatnya:

‫ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ‬aِِ ‫اُ َﺻﻠﱢﻰ ُﺳﻨﱠﺔً اﻟ ﱡﻈ ْﮭ ِﺮ َر ْﻛ َﻌﺘَ ْﯿ ِﻦ ﻗَ ْﺒﻠِﯿﱠﺔً ُﻣ ْﺴﺘَ ْﻘﺒِ َﻞ ا ْﻟﻘِ ْﺒﻠَ ِﺔ‬

USHOLLI SUNNATAZH-ZHUHRI ROK'ATAINI QOBLIYYATAN MUSTAQBILAL


QIBLATI LILLAAHI TA'AALA

Artinya:

Aku niat melakukan shalat sunat sebelum dzuhur 2 rakaat, sambil menghadap qiblat
karena Allah ta'ala
*Kata zuhur diganti sesuai dengan shalat wajib yang akan di kerjakan

b. Ba’diyyah adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan setelah shalat fardhu (2 atau 4
rakaat sesudah zuhur, 2 rakaat sesudah magrib, dan 2 rakaat sesudah isya).

Niatnya :

‫ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ‬aِِ ‫ ُﻣ ْﺴﺘَ ْﻘﺒِ َﻞ ا ْﻟﻘِ ْﺒﻠَ ِﺔ‬Tً‫ﻦ ﻗَ ْﺒﻠِﯿﱠﺔ‬Tِ ‫ﺻﻠﱢﻰ ُﺳﻨﱠﺔَ اﻟ ﱡﺼ ْﺒ ِﺢ َر ْﻛ َﻌﺘَ ْﯿ‬
َ ُ‫ا‬

USHOLLI SUNNATASH-SHUBHI ROK'ATAINI QOBLIYYATAN MUSTAQBILAL


QIBLATI LILLAAHI TA'AALA

Artinya:

5
Aku niat melakukan shalat sunat sebelum subuh 2 rakaat, sambil menghadap qiblat
karena Allah ta'ala
*kata “zuhur” diganti sesuai dengan shalat wajib yang telah dikerjakan

Waktu Rakaat Bacaan setelah Al-Fatihah Hukum


Sebelum asar 2 Nabi saw. bersabda, “semoga
allah
menyayangi orang yang shalat
empat rakaat sebelum asar.”
Atau
4 Sunnah ghairu muakkad
(tidak sangatdianjurkan)
Sebelum 2 Sunnah ghairu muakkad (tidak
magrib sangat dianjurkan)
Sesudah 2 Surat Al-kafirun dan Al-Ikhlas Sunnah muakkad (sangat
magrib dianjurkan)
Sebelum isya 2 Sunnah ghairu muakkad (tidak
sangat dianjurkan)
Sesudah isya 2

Atau
Sebelum 2 Surat al-kảfirủn dan surat al- Sunnah muakkad (sangat
subuh Ikhlas dianjurkan)
Sebelum zuhur 2 Sunnah muakkad (sangat
Atau dianjurkan)
4
Sebelum zuhur 2 Sunnah muakkad (sangat
Atau dianjurkan)
4 Sunnah ghairu muakkad (tidak
sangat dianjurkan)
4
Sesudah 4 Sunnah ghairu muakkat
jum’at (tidak sangat diajurkan)

Catatan
1. HR. Ibnu Majah
2. H.R Ahmad, al Tirmidzi, dan abu Dawud dari Ibn’ umar. Menurut al-albani,hadis
tersebut sahih.

Petunjuk Nabi
Aisyah ditanya tentang shalat rasulullah. Aisyah menjawab. “ beliau shalat isya bersama
masyarakat kemudian pulang kerumah dah shalat (sunnah) empat rakaat...”(HR.Abu
Dawud).

6
Rasulullah saw. bersabda, “ jika kalian shalat sunnh setelah shalat jumat, shalatlah
empat rakaat.” Amr dalam riwayatnya menambahkan, Ibnu Idris berkata, suhail,
berkata, “ jika engkau sedang terburu-buru, maka shalatlah dua rakaat di masjid dan
dua rakaat di rumah saat engkau pulang.”(HR Muslim)

Shalat menjadi udara, air, makanan, obat,dan multivitamin yang di perlukan jiwa untuk
bertahan hidup dan diperlukanjiwa untuk bertahan hidup dan berkembang, shalat wajib turut
melindungi kita dari malnutrisi spiritual, dan menjadi suntikan pencegah penyakit-penyakit
yang mematikan fitrah manusia.
Dr.Khalilah Khavari, Pakar
kecerdasan spiritual

2. Shalat Dhuha
Shalat dhuha adalah shalat sunah yang dikerjakan pada waktu pagi atuau waktu
dhuha yakni ketika matahari naik setimggi tombak atau naik sepenggalah yang kira-kira
antara jam tujuh, delapan, sembilan sampai masuk waktu shalat dzuhu. Shalat dhuha
sedikitnya dikerjakan dua rekaat dan sebanyak-banyaknya ua belas rakaat dengan setipa
dua rekaat satu salam. Shalat duha hukumnya sunah muakkad (sangat dianjurkan). Sebab
Rasulullah senantiasa mengerjakannya dan membimbing sahabat-sahabatnya untuk
mengerjakan sekaligus berpesan untuk selau mengerjakannya dengan menjadikannya
sebagai wasiat, sepetri didalam hadis Rasulullah bersapdah

‫ اﻟﻀﺤﻲ‬Q‫ ﻛﻌﺘﻲ‬Q‫ ور‬Q‫ ﺷﮭﺮ‬Q‫ ﻛﻞ‬Q‫ ﻣﻦ‬Q‫ م‬Q‫ اﯾﺎ‬Q‫ ﺛﺔ‬Q‫ ﺛﻼ‬Q‫ م‬Q‫ ﺻﺎ‬Q‫ ث‬Q‫ ﺑﺜﻼ‬Q‫ وﺳﻠﻢ‬Q‫ ﻋﻠﯿﮫ‬Q‫ ﷲ‬Q‫ ﺻﻠﻲ‬Q‫ ﺧﻠﯿﻠﻲ‬Q‫ ﻧﻲ‬Q‫او ﺻﺎ‬
‫وان او ﺗﺮ ﻗﺒﻞ ان اﻧﺎ م‬

Dari Abu Hurairah RA ia berkata, “ Kekasihku SAW mewariskan kepadaku tiga


hal ; yaitu puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat shlat dhuha, dan shalat witir sebelum
tidur.”

Cara melaksanakan shalat dhuha sama dengan shalat fardu dalam setiap
gerakannya, yang membedakan hanyalah niat shalatnya. Lafaz niat shalat dhuha dua
rakaat adalah:

‫اﺻﻠﻲ ﺳﻨﺔ اﻟﻀﺤﻰ رﻛﻌﺘﯿﻦ ¾ ﺗﻌﺎ ﻟﻰ‬

“ Aku niat sahalat sunah dhuha dua rakaat karena Allah ta’ala.”

Shalat duha mengandung banyak keutamaan dan hikmah . Mangkanya Rasulullah


SAW senantiasa mengerjakannya, dan memottivasi par sahabatnya melekukan hal ynag

7
serupa. Keutamaan yang kita dapat dalaM melaksanakan shalat dhuha adalah akan
mendatangkan keutngan yang besar, akan diampuni dosanya walau sebanyak buih di luat,
mahala melaksanakan shalat dhuha sama saja seperti menunaikan haji dan umroh.

3. Shalat gerhana
Sesungguhnya matahari dan bulan adalah tanda-tanda kekuasaan Allah, ia tidak
tertutup karena kematian seseorang atau lahirya seseorang atau lahirnya seseorang. Dan
jika meihat gerhana (matahari dan bulan ), berdoalah kepada Allah dan shalatlah hingga
selesai.

a. Tata cara pelaksanaan shalat gerhana


Shalat sunnah gerhana (matahari atau bulan ) dilaksanakan dalam empat rakaat:
1. Pada rakaat pertama, setelah takbir membacaal-fatihah dan
surah yang panjang, lalu rukuk yang panjang dan bangun dari
rukuk, tanpa sujuddan masuk ke rakaat ke dua.
2. Pada rakaat kedua melakukan sama seperti rakaat ke dua
dengan bacaan dan rukuk yang lebih pendek dari rakaat
petama.
3. Pada rakaat ketiga sama melakuan hal yang sama seperti
paadarakaat pertama dan kedua dilengkpi dengan sujud, jadi
rukun shalatnya lengkap seperti shalat biasa.
4. Pada rakaat terakhir, melakukan hl yang sama seerti paada
rakaat ketiga dengan duduk tahiyatul akhir.

Hal ini berdasran hadist nabi :

Aisyah r.a., istri nabi, berkata : Aku pernah shalat gerhana ,matahari dalam masa
hidup Nabi. Beliau keluar dari masjid menuju masjid dan membaiskan masyarakat di
belakang beliau. Beliau kemudian berakbir dan melantunkan bacaan panjang , kemudian
mereka takbir dan rukuk yang panjang kemudia beliau mengucapkan ‫ﷲ ﺣﻤﺪه‬ ‫ﺳﻤﻊ‬
‫اﻟﻤﻦ‬

8
lalu berdiri tanpa sujud. Dan beliau membaca bacaan yang panjang , lebih pendek dari
bacaan rakaat pertama , kemudian beiau sujud dan rukuk yang panjang , namun lebih
pendek dari rakaat pertama . kemudian beliau membacakan ‫ال وﻟﻚ ﺣﻤﺪه اﻟﻤﻦ‬
‫ ﷲ ﺳﻤﻊ‬kemudian sujud dan melakukan hal yang sama (sepertipada rakaat lke tiga
)padarakaat yang ke empat , maka lengkalah empat rakaat dalam empat sujud. Maka
gerhana matahari berakhir sebelum masyarakat bubar dari shalat. Kemudian beliau
berdiri dan memuji Allah kemudian ia bersabda : ( Gerhana matahari dan bulan)
merupakan dua dari tanda-tanda Allah, bukan karena hilangnya seseorang atau krna
lahirnya seseorang . Jika kalian melihatnya , bergegaslah untuk shalat( HR Bukhari).

b. Niat Shalat gerhana matahari

‫ﻦ اﻣﺎ ﻣﺎ‬z‫اﺻﻞ ﺳﻨﺔ ﻟﻜﺼﻮ ف اﻟﺸﻤﺶ رﻛﻌﺘﻠ‬ 

‫ ﺗﻌﺎ ﻟﻰ‬a ‫ﻣﺎﻣﻮ ﻣﺎ‬/

Artinya : Saya niat shalat gerhana matahari dua rakaat ( sebgai imam/makmum lillahi
taala .

c. Niat shalat gerhana bulan

‫ﻦ اﻣﺎ ﻣﺎ‬z‫اﺻﻞ ﺳﻨﺔ ﻟﻜﺼﻮ ف اﻟﻘﻤﺮ رﻛﻌﺘﻠ‬

‫ ﺗﻌﺎ ﻟﻰ‬a ‫ﻣﺎﻣﻮ ﻣﺎ‬/

Artinya : Saya niat shalat gerhana matahari dua rakaat ( sebgai imam/makmum0 lillahi
taala .

9
4.sholat jenazah

1. Pengertian Sholat Jenazah

Jenazah (Mayat atau Jasad) adalah orang yang telah meninggal dunia. Setelah
proses pengurusan jenazah, termasuk di dalamnya memandikan, mengkafani, dan
menyolatkannya, atau proses lainnya berdasar ajaran agama masing-masing,
biasanya mayat dikuburkan atau dikremasi (dibakar). Proses pengurusan jenazah ini
biasanya dilakukan oleh keluarga Jenazah dengan dukungan pemuka agama.
Shalat Jenazah adalah jenis salat yang dilakukan untuk jenazah muslim. Setiap
muslim yang meninggal baik laki-laki maupun perempuan wajib dishalati oleh muslim
yang masih hidup.
Shalat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah shalat yang dilakukan umat
Muslim jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia. Hukum melakukan shalat jenazah
ini adalah fardhu kifayah. Artinya apabila sebagian kaum muslimin telah melaksanakan
pengurusan jenazah orang

muslim yang meninggal dunia, maka tidak ada lagi kewajiban kaum muslim yang lainnya
untuk melaksanakan pengurusan jenazah tersebut.2
2. Syarat- syarat shalat jenazah

Adapun syarat-syarat shalat jenazah adalah sebagai berikut:

a. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain, yaitu harus menutup aurat, suci
dari hadats besar dan kecil, suci badan, pakaian dan tempatnya serta menghadap
kiblat.
b. Shalat jenazah baru dilaksanakan apabila jenazah sudah selesai dimandikan dan dikafani.
c. Letak mayit sebelah kiblat orang yang menyalatinya, kecuali kalau shalat dilakukan di atas
kubur atau shalat ghaib.
3. Rukun-rukun shalat jenazah

a) Niat, menyengaja melakukan shalat atas mayit dengan empat takbir, menghadap kiblat
karena Allah.
b) Berdiri bagi yang mampu.
c) Empat kali takbir yang diselingi oleh beberapa bacaan.
d) Membaca Al-Fatihah secara sir sesudah takbir pertama.
10
e) Membaca shalawat kepada Nabi saw. sesudah takbir kedua.

11
10
f) Berdoa sesudah takbir ketiga.
g) Berdoa sesudah takbir keempat.
h) Salam

4. Cara mengerjakan shalat jenazah

Shalat jenazah tidak disertai dengan rukuk dan sujud tidak dengan adzan dan
iqmat. Setelah berdiri sebagaimana mestinya, maka:
a. Berdiri menghadap kiblat. Jika jumlah yang melakukan shalat itu banyak,
jadikan 3 saf dan dapat lebih.
b. Berniat

Lafal niatnya:
Untuk jenazah laki-laki : " Ushalli 'alaa haadzal mayyiti arba 'a takbiiraatin fardhu
kifaayati ma'muuman/imaaman lillahi ta'aalaa, Allahu akbar "
Untuk jenazah perempuan : " Ushalli 'alaa haadzihil mayyitati arba 'a takbiiraatiin
fardhu kifaayati ma'muuman/imaaman lillahi ta 'aalaa, Allaahu akbar "
c. Takbiratul Ihram (takbir yang pertama) kemudian membaca surat Al
Fatihah.
d. Takbir kedua kemudian membaca shalawat atas Rasulullah SAW
minimal :"Allahumma Shalli 'alaa Muhammadin"artinya : "Yaa Allah berilah salawat atas
nabi Muhammad"

e. Takbir ketiga kemudian membaca do'a untuk jenazah


minimal:"Allahhummaghfir lahu warhamhu wa'aafihi wa'fu anhu" yang artinya : "Yaa
Allah ampunilah dia, berilah rahmat, kesejahteraan dan ma'afkanlah dia".Apabila jenazah
yang disalati itu perempuan, maka bacaan Lahuu diganti dengan Lahaa. Jadi untuk jenazah
wanita bacaannya menjadi: "Allahhummaghfir laha warhamha wa'aafiha wa'fu anha". Jika
mayatnya banyak maka bacaanLahuu diganti dengan Lahum. Jadi untuk jenazah banyak
bacaannya menjadi: "Allahhummaghfir lahum warhamhum wa'aafihim wa'fu anhum"
f. Takbir keempat kemudian membaca do'a minimal:"Allahumma laa
tahrimnaa ajrahu walaa taftinna ba'dahu waghfirlanaa walahu."yang artinya : "Yaa Allah,
janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepadanya atau janganlah Engkau meluputkan
kami akan pahalanya, dan janganlah Engkau memberi kami fitnah sepeninggalnya, serta
ampunilah kami dan dia." Jika jenazahnya adalah wanita, bacaannya menjadi:
"Allahumma laa tahrimnaa ajraha walaa taftinna ba'daha waghfirlanaa walaha."

11
g. Mengucapkan salam.

11
5. sholat Lail.
Salat qiyamul lail lebih populer disebut dengan salat malam. Banyak yang mengatakan
salat sunnah ini adalah salat tahajud, padahal tidak demikian. Salat tahajud adalah bagian dari
salat qiyamul lail, tetapi bukan deskripsi tepat qiyamul lail.Waktu pelaksanaan salat qiyamul
lail di mulai setelah salat isya dan sampai terbit fajar. Cara menunaikan salat qiyamul lail, tak
ada kewajiban untuk tidur terlebih dahulu seperti salat tahajud. Inilah yang menegaskan
perbedaan qiyamul lail dan tahajud.

Salat qiyamul lail boleh dilaksanakan sebelum dan sesudah tidur. Salat malam yang
termasuk qiyamul lail adalah tahajud, tarawih, dan witir. Ketiganya harus ditunaikan setelah
salat isya. Maka benar bila salat tarawih dan witir tak bisa gantikan kedudukan salat tahajud
meski pahala yang diperoleh serupa.

Salat qiyamul lail adalah salat malam. Salat sunnah ini berbeda dengan salat tahajud.
Salat qiyamul lail adalah salat sunnah yang dilakukan pada waktu malam tanpa tidur terlebih
dahulu, terhitung sejak selesainya waktu Isya hingga terbit fajar. Setiap muslim pasti cukup
akrab dengan anjuran qiyamul lail. Anjuran untuk bisa bangun malam untuk mendirikan salat
sunnah di malam hari. Ibadah yang dilakukan di malam hari sampai fajar disebut qiyamul lail.

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Salat yang paling afdhal setelah salat wajib adalah salat
malam.” (HR. Muslim)

Salat qiyamul lail adalah salat sunnah yang paling afdhal dilakukan dan mendapat
banyak keistimewaan. Salat qiyamul lail meliputi salat tarawih, witir, dan tahajud. Qiyamul lail
tak hanya diisi dengan ibadah salat, tetapi membaca Al-Qur’an dan berzikir.

Sholat tahajud.

Meskipun salat tahajud termasuk salat qiyamul lail, tetapi ada yang membedakan antara keduanya. Salat
qiyamul lail dilakukan tanpa ada kewajiban tidur. Untuk salat tahajud, wajib hukumnya untuk tidur di
malam hari terlebih dahulu.

12
Salat tahajud dapat disebut sebagai salat qiyamul lail karena dilaksanakan di sepertiga malam. Akan
tetapi, pelaksanaannya tetap harus sesuai ketentuan. Salat tahajud wajib dilaksanakan setelah tidur
malam, tidak seperti salat qiyamul lail lainnya.

“Pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu;
mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra: 79)

Salat tahajud adalah bagian dari salat qiyamul lail, kedudukannya pun tak bisa digantikan tarawih dan
witir meskipun pahala keduanya sama seperti salat sunnah semalam suntuk.

Dalam tafsir Imam Al-Qurthubi, salat tahajud adalah bangun setelah tidur (haajid), kemudian menjadi
nama salat karena seseorang bangun untuk mengerjakan salat, maka tahajud adalah mendirikan salat
usai tidur.

Ada perbedaan pendapat mengenai salat qiyamul lail. Melansir dari laman resmi Rumah Fiqih
Indonesia, para ulama berpendapat ada sedikitnya delapan perbedaan antara dua salat sunah malam ini.
Perbedaan pertama yaitu waktu pensyariatan.

Perbedaan pertama:

Salat tarawih belum disyariatkan ketika Rasulullah Muhammad SAW masih berada di Makkah. Baru
ketika di Madinah, Rasulullah melaksanakan salat Tarawih.

Untuk salat tahajud sudah disyariatkan di awal mula kenabian. Terdapat riwayat menyatakan syariat
salat tahajud turun bersamaan dengan turunnya wahyu kedua. Artinya, salat ini sudah disyariatkan sejak
Rasulullah SAW masih di Makkah.

Perbedaan kedua:

Salat tarawih di masa Rasulullah SAW masih hidup hanya dilaksanakan tiga kali secara berjemaah.
Semakin hari, semakin banyak sahabat yang ikut salat Tarawih.

Kemudian, Rasulullah SAW tidak ke masjid sehingga para sahabat tidak melaksanakan salat Tarawih.
Alasan yang dikemukakan Rasulullah SAW cukup jelas, yaitu khawatir jika tarawih diwajibkan.

Sementara salat tahajud dilakukan Rasulullah SAW setiap malam tanpa pernah berhenti agar tidak
diwajibkan. Sepanjang hidup, Rasulullah tidak pernah berhenti salat tahajud.

Perbedaan ketiga:

13
Tarawih hanya dikerjakan saat Ramadan. Hal ini menjadi dasar ulama menyatakan salat tarawih
berbeda dengan tahajud. Tidak ada salat tarawih di luar bulan suci Ramadan. Salat sunah yang
dikerjakan di luar Ramadan hanya tahajud dan witir, dengan tidur lebih dulu.

Salat qiyamul lail atau salat malam tidak memiliki jumlah batasan rakaat. Secara umum salat sunnah ini
dikerjakan dengan 2 rakaat salam kemudian ditutup dengan witir. Di mana salat witirnya ditunaikan
dengan jumlah rakat ganjil

Hanya saja ulama berbeda pendapat, mana yang lebih afdhal, mengerjakan salat malam dengan jumlah
rakaat sedikit namun bacaannya panjang, ataukah mengerjakan salat malam dengan jumlah rakaat
banyak, tetapi bacaannya pendek.

Berikut tata cara salat qiyamul lail:

1. Tata cara salat malam untuk 11 rakaat. Dikerjakan 2 rakaat, kemudian 2 rakaat lagi, dan witir 1
rakaat di penghujungnya.

2. Tata cara salat malam untuk 9 rakaat. Dikerjakan 8 rakaat sekaligus, kemudian duduk tasyahud awal,
dan langsung berdiri ke rakaat ke-9, dan duduk tasyahud akhir lalu salam.

3. Tata cara salat malam untuk 7 rakaat. Dikerjakan 7 rakaat sekaligus tanpa tasyahud awal, dan hanya
duduk tasyahud akhir.

4. Tata cara salat malam untuk 5 rakaat. Dikerjakan 5 rakaat sekaligus dan hanya duduk di tasyahud
akhir

5. Tata cara salat malam untuk 3 rakaat. Dikerjakan dengan cara yang tidak mirip dengan salat maghrib.
Bisa dengan 3 rakaat sekaligus, atau 2 rakaat salam, kemudian salat lagi 1 rakaat.

14
14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Shalat sunah rawatib merupakan shalat sunnah yang dilakukan sebelum melakukan
shalat fardlu ( Qabliyah, ba’diyah).

Shalat dhuha adalah shalat sunah yang dikerjakan pada waktu pagi atuau waktu dhuha
yakni ketika matahari naik setimggi tombak atau naik sepenggalah yang kira-kira
antara jam tujuh, delapan, sembilan sampai masuk waktu shalat dzuhu. Shalat dhuha
sedikitnya dikerjakan dua rekaat dan sebanyak-banyaknya ua belas rakaat dengan
setipa dua rekaat satu salam. Shalat duha hukumnya sunah muakkad (sangat
dianjurkan).

Shalat qusuf merupakan shalat yang di laksanakan ketika terjadi gerhana (matahari
dan bulan) Sebagai tanda mengagungkan kekuasaan allah dan tanda-tanda
kekuasaan Allah.

Shalat Jenazah adalah jenis salat yang dilakukan untuk jenazah muslim. Setiap
muslim yang meninggal baik laki-laki maupun perempuan wajib dishalati oleh muslim
yang masih hidup.

Salat qiyamul lail adalah salat malam. Salat sunnah ini berbeda dengan salat tahajud.
Salat qiyamul lail adalah salat sunnah yang dilakukan pada waktu malam tanpa tidur terlebih
dahulu, terhitung sejak selesainya waktu Isya hingga terbit fajar. Setiap muslim pasti cukup
akrab dengan anjuran qiyamul lail. Anjuran untuk bisa bangun malam untuk mendirikan
salat sunnah di malam hari. Ibadah yang dilakukan di malam hari sampai fajar disebut
qiyamul lail.

B. SARAN

Kita sebagai umat islam harus lebih mengerti tata cara pelaksaanaan sholat sunnah dan
bacaanya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Wajdi firdaus dan Rahmani Saira, 2009. Buku Pintar Shalat Wajib dan Sunnah. Jakarta :
Zaman

Zuhri Minan, 1956. Tuntunan Shalat Lengkap dan Wiridan dan Shalat-Shalat Sunah.
Kudus : Menara Kudus

Cholil, 1995. Keutamaan dan Keistimewaan Shalat Tahajjud, Shalat hajat, Shalat
istikharah, Shalat Dhuha, Beserta Wirid dan Doa-doa Pilihan. Surabaya : Ampel Suci

https://www.liputan6.com/ramadan/read/4531672/mengenal-salat-qiyamul-lail-beserta-
tata-cara-dan-dalilnya-berbeda-dengan-salat-tahajud
Atho Mudzhar, Pendidikan Agama Islam, (Cet. VII; Jakarta: Direktorat Pembinaan
Pendidikan Agama Islam, 1992), h.78.

16

Anda mungkin juga menyukai