OLEH:
M. AINUN IMAM
NIM: 1974233087
JURUSAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI ILMU ISLAM DAN BAHASA ARAB (STIBA)
MAKASSAR
1444 H. / 2022 M.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan tujuannya bisa berbeda-beda juga. Tapi umumnya perkawinan itu ekslusif dan
perkawinan yang sah dibuktikan dengan adanya dokumen berupa akta perkawinan
dalam akad) lafaz nikah atau kawin atau makna yang serupa dengan kedua kata
adalah pernikahan yaitu akad yang kuat atau mitsaqan ghalizhan untuk mentaati
sekarang ini sering kali kita menemukan perkara perceraian . Dalam hal ini,
pernikahan itu seakan-akan menjadi sesuatu media atau lahan yang hanya untuk
1
Gunsu Nurmansyah, Nunung Rodliyah, Recca Ayu Hapsari (2019). Pengantar Antropologi: Sebuah
Ikhtisar Mengenal Antropologi. Aura Publisher. hlm. 100.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui dalam pandangan syariat islam dan kompilasi hukum islam
BAB II
PEMBAHASAN
faskhan yang berarti batal atau rusak.1 Bila kata ini dihubungkan dengan hal
Sedangkan menurut Sayyid Sabiq dalam kitab fiqih as-sunah jilid 2 (dua)nya
hukumnya sama antara nikah al-fasid dan nikah al-batil. Al-Jaziry menyatakan
bahwa nikah al-fasid adalah nikah yang tidak memenuhi salah satu syarat dari
rukun. Hukum nikah al-fasid dan al-batil adalah sama-sama tidak sah. Dalam
2
Arif Jamaluddin, Hadis Hukum Keluarga, (Surabaya, UIN Sunan Ampel press: 2014), 100
terminologi undang-undang perkawinan nikah al-fasid dan al-batil dapat
Adapun pendapat dari beberapa imam mazhab fikih terkait hal pengertian
pembatalan nikah yaitu: Menurut ulama Hanafiyah, pernikahan yang rusak adalah
Malikiyah, pernikahan yang tidak sah atau cacat adalah pernikahan yang terjadi
karena rusak (cacat) dalam salah satu rukun atau dalam salah satu syarat sahnya
pernikahan.
yang tidak sempurna rukunnya. Sedangkan pernikahan yang fasid (rusak) adalah
pernikahan yang tidak sempurna syaratnya dan terdapat cacat setelah terlaksana.4
perkawinan karena tidak memenuhi salah satu syarat atau salah satu rukunnya,
atau sebab lain yang dilarang atau diharamkan oleh agama‛. Batalnya perkawinan
atau putusnya perkawinan disebut juga dengan fasakh. Sedangkan yang dimaksud
Pisahnya suami istri akibat fasakh berbeda dengan pisahnya karena talak.
Sebab talak masih ada pengklasifikasiannya, seperti: talak raj’i dan talak ba’in
(dengan akibat hukum yang berbeda). Adapun fasakh, baik karena hal-hal yang
3
http//darmansyahteknisicomp.wordpress.com/2012/04/06/pemmbatalan-perkawinan/diakses pada tanggal
18 juni 2013
4
Wahbah Zuhaili,Terjemahan Kitab Fiqhu Al-Islam Wa Adillatuhu,Abdul Hayyie al-Kattani,Jilid 9,
(Depok: Gema Insani, 2011),108-114.
terjadi belakangan ataupun karena adanya syarat dan rukun yang tidak terpenuhi,
hubungan perkawinan antara seorang laki-laki dengan perempuan yang selama ini
Dari uraian diatas, dapat dimengerti bahwa fasakh nikah adalah suatu
bentuk perceraian yang diputus oleh hakim karena adanya hal-hal yang dirasa
berat oleh masing-masing atau salah satu pihak suami istri yang menjadikan
kecacatan atau kerusakan pada akad nikah itu sendiri dan adakalanya disebabkan
(KHI), dan Fikih (Hukum Islam) yang mana mengatur terkait pembatalan nikah.
dalam bentuk aturan yang dapat dijadikan petunjuk oleh umat Islam dalam hal
5
Abdul Rahman Ghozali, Fiqih Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2008),141- 143
6
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2011), 189
7
Arif Jamaluddin, Hadis Hukum...,101.
perkawinan dan dijadikan pedoman hakim di lembaga Peradilan Agama
Dalam pasal ini, jelas menyatakan jika diketahui bahwa ada salah satu dari
Yang merupakan berbagai pendapat dari ulama fikih (imam madzhab) dalam
kitab-kitab yang biasa digunakan sebagai rujukan atau refrensi oleh para
Dalam hal ini, pembatalan nikah diatur dalam Bab XI tentang Batalnya
8
Dakwatul Chairah, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Surabaya, UIN Sunan Ampel press: 2014),
11-13.
Pasal 70 dalam Kompilasi Hukum Islam,
nikah karena sudah mempunyai empat orang istri, sekalipun salah satu
c. Seseorang menikahi bekas istrinya yang pernah dijatuhi tiga talak olehnya,
kecuali bila bekas istri tersebut pernah menikah dengan pria lain yang
kemudian bercerai lagi ba’da al dukhul dari pria tersebut dan telah habis
masa iddahnya;
ke atas.
atau istri-istrinya.
(sekalipun si istri mengizinkan secara lisan) hal ini tidak dapat dibenarkan
f. Menurut Fikih
seorang perempuan dan saudarinya, atau bibi dari ayah, dan bibi
penasaban anak kepada suami dan juga tidak ada hak saling
diperbolehkan.
tidak sah dari asalnya, yaitu ada empat akad: nikah syighar,
BAB III
KESIMPULAN
Batalnya perkawinan yaitu “rusak atau tidak sahnya perkawinan karena tidak
memenuhi salah satu syarat atau salah satu rukunnya, atau sebab lain yang
berarti merusakkan atau membatalkan. Jadi, fasakh sebagai salah satu sebab
batalnya pernikahan, Seperti: menikahi salah satu mahram dari satu keturunan
atau dari satu tempat penyusuan, sebagaimana dalam Al-quran Allah SWT
saudara, antara seorang dengan saudara orang tua dan antara seorang
3) Berhubungan semenda, yaitu mertua, anak tiri, menantu dan ibu atau ayah
tirinya;
10
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Prenata Media Group, 2003), hlm. 141-142.
11
Ahmad Azhar Basyir, Hukum Perkawinan Islam, (Yogyakarta: UII press, 2010), hlm. 85.
12
Q.S An-nisa ayat; 23
4) Berhubungan sesusuan, yaitu orang tua sesusuan, anak sesusuan, saudara
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
2014), 100
http//darmansyahteknisicomp.wordpress.com/2012/04/06/pemmbatalan-
2011),hlm 189
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Prenata Media Group, 2003),
hlm. 141-142.
Ahmad Azhar Basyir, Hukum Perkawinan Islam, (Yogyakarta: UII press, 2010), hlm. 85.