Dosen Pembimbing
H. Zamri, MA.
Disusun oleh:
Kelompok 2
Ilyas Alwi Nur 11820215208
Habibul Akmal 11820211499
Ariyasi Darmatias
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah yang berjudul “SEJARAH PERKEMBANGAN
ILMU TAJWID”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Tahsin Qur’an.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………1
1.1 Latar belakang…………………………………………………………….1
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………1
1.3 Tujuan penulisan…………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………..3
2.1 Pengertian ilmu tajwid…………………………………………………….3
2.2 Sejarah munculnya ilmu tajwid…………………………………………...3
2.3 Perkembangan ilmu tajwid………………………………………………..4
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………..7
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………..7
3.2 Saran………………………………………………………………………7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut kami dapat menyimpulkan tujuan dari
penulisan makalah ini yaitu,
1. Untuk mengetahui pengertian ilmu tajwid
2. Untuk mengetahui sejarah kemunculan ilmu tajwid
3. Untuk mengetahui perkembangan ilmu tajwid
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Abdullah Asy’ari BA, Pelajaran Tajwid, Apollo Lestari, Depok, 1998, hlm 7.
2
Ibid.
3
“…..Bacalah al-Quran itu dengan tartil(perlahan-lahan).” Kemudian
baginda Saw mengajar ayat-ayat tersebut kepada para sahabat dengan bacaan
yang tartil.
Sayyidina Ali r.a ketika ditanya tentang apakah maksud bacaan al-Quran
secara tartil itu, maka beliau menjawab” adalah membaguskan sebutan atau
pelafalan bacaan pada setiap huruf dan berhenti pada tempat yang benar”.
Ini menunjukkan bahwa pembacaan al-Quran bukanlah suatu ilmu hasil dari
Ijtihad (fatwa) para ulama’ yang diolah berdasarkan dalil-dalil dari al-Quran dan
Sunnah, tetapi pembacaan al-Quran adalah suatu yang Taufiqi (diambil terus)
melalui riwayat dari sumbernya yaitu sebutan dan bacaan dari Rasulullah Saw.
Walau bagaimanapun, tentulah ada sebagai penulisan awal ilmu Tajwid
yakni bermulanya penulisan Mushaf Utsmaniah yang dibentuk pada masa
khalifah Sayyidina Utsman, dengan diletakkan titik-titik dan baris-baris bagi
setiap huruf (al-qur’an) dan perkataannya. Gerakan ini telah diprakarsai oleh Abu
Aswad Ad-Duali dan Al-Khalil bin Ahmad Al-Farahidi. Proses inilah awal
mulanya tajwid mulai di kenal oleh masyarakat luas, yakni dengan meletakkan
titik-titik dan baris-baris di dalam huruf-huruf al-quran, sehingga mengurangi
kesalahan membaca al-quran oleh masyarakat awam pada masa itu yang
notabene mempunyai dialek-dialek yang berbeda di setiap daerahnya.
4
ulama melihat tingginya potensi bacaan yang salah dalam membaca al-qur’an,
sehingga beberapa ulama mulai merangkum ilmu tajwid ini dalam sebuah kitab.
Ulama yang pertama kali menghimpun ilmu ini dalam bentuk kitab
adalah Al-Imam al-‘Adhim Abu ‘Ubaid al-Qasim bin Salam pada abad ke-3
Hijriyah didalam kitabnya “Kitabul Qiraa-at/ ”كتاب القراءات. Sebagian ada yang
mengatakan bahwa orang yang pertama mengarang dan menghimpun ilmu-ilmu
qira-at adalah Hafsh bin Umar Ad-Duriy.
Adapun pada abad ke-4 Hijriyah, masyhur seorang imam bernama Al-Hafidz
Abu Bakar bin Mujahid Al-Baghdadiy, ia merupakan orang yang pertama kali
mengarang kitab mengenai bacaan 7 qira’at yang masyhur (Kitab al-Sab’ah). Ia
wafat pada tahun 324 H.
Memasuki abad ke-5 Hijriyah, masyhur nama Al-Hafidz Al-Imam Abu
‘Amr Ustman bin Sa’id Ad-Dani, pengarang kitab Al-Taysir ( )التيسيرyang berisi
tentang qira-at Sab’ah dan menjadi sandaran pada ahli Qurra’. Ia juga memiliki
banyak karangan dalam bidang seni qiraat dan lainnya. Dimasa ini juga masyhur,
seorang ulama bernama Al-Imam Makki bin Abi Thalib Al-Qaisi Al-Qairawani,
ia mengarang bermacam-macam kitab tentang qira’at dan ilmu-ilmu Al-Qur’an.
Pada abad ke-6 Hijriyah, tampil seorang ulama yang menjadi rujukan tokoh-
tokoh ulama yang sezaman dengannya maupun datang setelahnya, dengan
karangannya bernama “Hirzul Amani wa Wajhut Tahani” atau terkenal dengan
“Matan Syathibiyah”, berisi 1173 bait tentang qira-at sab’ah. Ia adalah Abul
Qasim bin Fairah bin Khalaf bin Ahmad Ar-Ru’aini Al-Syathibi al-Andalusi,
wafat pada tahun 590 H.
Setelah itu, banyak ulama yang menekuni bidang ini disetiap masa,
menegakkan panji-panji al-Qur’an baik dengan membaca dan
mengaplikasikannya, hingga akhirnya muncul tokoh penting dalam bidang ilmu
tajwid dan qira-at yaitu Imamul Muhaqqiqin wa Syaikhul Muqri-iin Muhammad
Ibnu Al-Jazari Al-Syafi’I dengan karangannya Al-Nasyr fil Qiraa-atil ‘Asyr,
Thayyibatun Nasyr dan Ad-Duratul Mudhiyyah yang mempolopori bahwa ilmu
5
qira-at ada 10, yaitu sebagai pelengkap apa yang telah dinyatakan oleh Imam al-
Syathibi didalam kitab Hirzul Amani.
Imam Al-Jazari juga telah mengarang karangan yang berasingan bagi ilmu
Tajwid dalam kitabnya “At-Tamhid” dan puisi beliau yang lebih terkenal dengan
nama “Matan Al-Jazariah”. Imam Al-Jazari telah mewariskan karangan-
karangannya yang begitu banyak berserta bacaannya sekali yang kemudiannya
telah menjadi ikutan dan panduan bagi karangan-karangan ilmu Tajwid dan
Qiraat serta bacaan al-Quran hingga ke hari ini.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu tajwid adalah ilmu yang memperhatikan bacaan al-quran yakni
memperbagus bacaan al-quran dengan memperhatikan kaidah-kaidah yang sesuai
dengan tuntunannya, ilmu tajwid bukanlah sebuah ilmu hasil para ijtima’ ulama,
namun ilmu ini sudah hadir serta merta dengan pembacaan al-quran dari rasul,
sehingga tiada keraguan dalam mengamalkannya. Sejarah dan perkembangan
ilmu tajwid juga cukup unik, semenjak di mulainya pembentukan mushaf
usmaniyyah sampai pembentukan kitab-kitab tajwid, ternyata di temukan
beberapa qiraat yang berbeda satu dengan lainnya, namun tetep saja bacaan
qiraat yang berbeda tersebut semuanya berasal dari rasulallah shallallahu ‘alaihi
wasallam.
7
DAFTAR PUSTAKA
Cecep Sa’bana Rahmatillah S.Si. “Mengenal Sejarah Asal Mula Adanya Ilmu
Tajwid”. 30 Maret 2016.
http://cecep.staff.uii.ac.id/2016/03/30/mengenal-sejarah-asal-mula-adanya-ilmu-
tajwid/