Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU TAJWID

Dosen Pembimbing
H. Zamri, MA.

Disusun oleh:
Kelompok 2
Ilyas Alwi Nur 11820215208
Habibul Akmal 11820211499
Ariyasi Darmatias

UIN SULTAN SYARIF KASIM


FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH
RIAU
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah yang berjudul “SEJARAH PERKEMBANGAN
ILMU TAJWID”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Tahsin Qur’an.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Pekanbaru, 20 September 2018

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………1
1.1 Latar belakang…………………………………………………………….1
1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………1
1.3 Tujuan penulisan…………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………..3
2.1 Pengertian ilmu tajwid…………………………………………………….3
2.2 Sejarah munculnya ilmu tajwid…………………………………………...3
2.3 Perkembangan ilmu tajwid………………………………………………..4
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………..7
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………..7
3.2 Saran………………………………………………………………………7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Al-qur’an merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wasallam. Al-qur’an merupakan kitab suci yang terakhir di
turunkan kepada umat manusia dan di wahyukan kepada rasul terakhir pula yakni
nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallaam, al-qur’an merupakan mukzizat
terbesar sepanjang masa dan menjadi pedoman seluruh ummat manusia.
Tentu saja dalam hal membaca kitab yang mulia ini tidak bisa dilakukan
dengan sembarangan, karna hakikatnya al-qur’an mempunyai makna-makna
kebahasaan yang luar biasa, sehingga apabila salah dalam hal membacanya dapat
menimbulkan kesalahan makna pada al-quran itu tersebut,
Maka dalam pembacaan ayat ayat dalam al-qur;an seorang qari ( pembaca )
harus mengetahui kaidah-kaidah tertentu yang lazim disebut para ulama dengan
hokum tajwid, namun belakangan ini banyak masyarakat yang justru tidak
mengetahui apa itu ilmu tajwid. Oleh sebab ini lah kami mencoba mengangkat
tema ini, selain sebagai tugas yang telah di tentukan oleh dosen mata kuliah tahsin
qur’an juga sebagai informasi kepada masyarakat luas untuk lebih mengenal ilmu
tajwid itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami dapat mengambil beberapa
rumusan masalah yakni,
1. Pengertian ilmu tajwid
2. Sejarah kemunculan ilmu tajwid
3. Perkembangan ilmu tajwid

1
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut kami dapat menyimpulkan tujuan dari
penulisan makalah ini yaitu,
1. Untuk mengetahui pengertian ilmu tajwid
2. Untuk mengetahui sejarah kemunculan ilmu tajwid
3. Untuk mengetahui perkembangan ilmu tajwid

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ilmu tajwid


Secara bahasa tajwid berasal dari kata bahasa arab yaitu, ( ، ‫ تجويدًا‬، ‫يجود‬
ِّ َ‫جود‬
َّ
‫جود‬
َّ ‫ والمفعول ُم‬، ‫جود‬
ِّ ‫ )فهو ُم‬yang berarti membuat sesuatu menjadi bagus, sedangkan
secara istilah ilmu tajwid adalah melafadzkan setiap huruf dari makhrajnya
secara benar serta memenuhi hak-hak setiap huruf baik dari segi sifat-I lazimah
atau sifat-I aridzahnya. Ilmu tajwid digunakan untuk mengetahui bagaimana
sebenarnya membunyikan huruf dengan benar, baik huruf yang berdiri sendiri
maupun huruf dalam rangkaian1. Sebagian ulama yang lain medefinisikan tajwid
sebagai berikut: “Tajwid ialah mengucapkan huruf(al-Quran) dengan tertib
menurut yang semestinya, sesuai dengan makhraj serta bunyi asalnya, serta
melembutkan bacaannya dengan sempurna mungkin tanpa berlebihan ataupun
dibuat-buat”. Sehingga kami dapat menyimpulkan bahwa ilmu tajwid adalah
ilmu yang membahas tentang cara penyebutan huruf (al-qur’an) dengan kaidah-
kaidah yang semestinya, sehingga memenuhi hak hak dari setiap huruf itu
sendiri. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa guna
mempelajari ilmu tajwid ialah untuk memelihara bacaan al-qur’an dari kesalahan
membacanya sehingga tidak menimbulkan makna yang salah2.

2.2 Sejarah kemunculan ilmu tajwid


Jika dibincangkan kapan bermulanya ilmu Tajwid, maka kenyataan
menunjukkan bahwa ilmu ini telah bermula sejak dari al-Quran itu diturunkan
kepada Rasulullah SAW . Ini kerana Rasulullah SAW sendiri diperintah untuk
membaca al-Quran dengan tajwid dan tartil seperti yang disebut dalam ayat 4,
surah al-Muzammil:
ً ‫َو َرت ِّل ْالقُ ْرآَنَ ت َْرت‬
‫يل‬

1
Abdullah Asy’ari BA, Pelajaran Tajwid, Apollo Lestari, Depok, 1998, hlm 7.
2
Ibid.

3
“…..Bacalah al-Quran itu dengan tartil(perlahan-lahan).” Kemudian
baginda Saw mengajar ayat-ayat tersebut kepada para sahabat dengan bacaan
yang tartil.
Sayyidina Ali r.a ketika ditanya tentang apakah maksud bacaan al-Quran
secara tartil itu, maka beliau menjawab” adalah membaguskan sebutan atau
pelafalan bacaan pada setiap huruf dan berhenti pada tempat yang benar”.
Ini menunjukkan bahwa pembacaan al-Quran bukanlah suatu ilmu hasil dari
Ijtihad (fatwa) para ulama’ yang diolah berdasarkan dalil-dalil dari al-Quran dan
Sunnah, tetapi pembacaan al-Quran adalah suatu yang Taufiqi (diambil terus)
melalui riwayat dari sumbernya yaitu sebutan dan bacaan dari Rasulullah Saw.
Walau bagaimanapun, tentulah ada sebagai penulisan awal ilmu Tajwid
yakni bermulanya penulisan Mushaf Utsmaniah yang dibentuk pada masa
khalifah Sayyidina Utsman, dengan diletakkan titik-titik dan baris-baris bagi
setiap huruf (al-qur’an) dan perkataannya. Gerakan ini telah diprakarsai oleh Abu
Aswad Ad-Duali dan Al-Khalil bin Ahmad Al-Farahidi. Proses inilah awal
mulanya tajwid mulai di kenal oleh masyarakat luas, yakni dengan meletakkan
titik-titik dan baris-baris di dalam huruf-huruf al-quran, sehingga mengurangi
kesalahan membaca al-quran oleh masyarakat awam pada masa itu yang
notabene mempunyai dialek-dialek yang berbeda di setiap daerahnya.

2.3 Perkembangan ilmu tajwid


Setelah berkembang luasnya agama Islam ke seluruh tanah Arab serta
jatuhnya Roma dan Parsi ke tangan umat Islam pada tahun pertama dan kedua
Hijrah, bahasa Arab mulai bercampur dengan bahasa penduduk-penduduk yang
ditaklukkan umat Islam. Ini telah menyebabkan berlakunya kesalahan yang
banyak dalam penggunaan bahasa Arab dan begitu juga pembacaan al-Quran.
Maka al-Quran Mushaf Utsmaniah diperbaharui lagi dengan penambahan
harakat pada huruf-hurufnya untuk mengurangi kesalahan-kesalahan umum
akibat bercampurnya bahasa arab dengan bahasa negeri taklukkan tersebut.
Seiring dengan berjalannya waktu ilmu tajwid pun mulai diperhatikan oleh para

4
ulama melihat tingginya potensi bacaan yang salah dalam membaca al-qur’an,
sehingga beberapa ulama mulai merangkum ilmu tajwid ini dalam sebuah kitab.
Ulama yang pertama kali menghimpun ilmu ini dalam bentuk kitab
adalah Al-Imam al-‘Adhim Abu ‘Ubaid al-Qasim bin Salam pada abad ke-3
Hijriyah didalam kitabnya “Kitabul Qiraa-at/ ‫”كتاب القراءات‬. Sebagian ada yang
mengatakan bahwa orang yang pertama mengarang dan menghimpun ilmu-ilmu
qira-at adalah Hafsh bin Umar Ad-Duriy.
Adapun pada abad ke-4 Hijriyah, masyhur seorang imam bernama Al-Hafidz
Abu Bakar bin Mujahid Al-Baghdadiy, ia merupakan orang yang pertama kali
mengarang kitab mengenai bacaan 7 qira’at yang masyhur (Kitab al-Sab’ah). Ia
wafat pada tahun 324 H.
Memasuki abad ke-5 Hijriyah, masyhur nama Al-Hafidz Al-Imam Abu
‘Amr Ustman bin Sa’id Ad-Dani, pengarang kitab Al-Taysir (‫ )التيسير‬yang berisi
tentang qira-at Sab’ah dan menjadi sandaran pada ahli Qurra’. Ia juga memiliki
banyak karangan dalam bidang seni qiraat dan lainnya. Dimasa ini juga masyhur,
seorang ulama bernama Al-Imam Makki bin Abi Thalib Al-Qaisi Al-Qairawani,
ia mengarang bermacam-macam kitab tentang qira’at dan ilmu-ilmu Al-Qur’an.
Pada abad ke-6 Hijriyah, tampil seorang ulama yang menjadi rujukan tokoh-
tokoh ulama yang sezaman dengannya maupun datang setelahnya, dengan
karangannya bernama “Hirzul Amani wa Wajhut Tahani” atau terkenal dengan
“Matan Syathibiyah”, berisi 1173 bait tentang qira-at sab’ah. Ia adalah Abul
Qasim bin Fairah bin Khalaf bin Ahmad Ar-Ru’aini Al-Syathibi al-Andalusi,
wafat pada tahun 590 H.
Setelah itu, banyak ulama yang menekuni bidang ini disetiap masa,
menegakkan panji-panji al-Qur’an baik dengan membaca dan
mengaplikasikannya, hingga akhirnya muncul tokoh penting dalam bidang ilmu
tajwid dan qira-at yaitu Imamul Muhaqqiqin wa Syaikhul Muqri-iin Muhammad
Ibnu Al-Jazari Al-Syafi’I dengan karangannya Al-Nasyr fil Qiraa-atil ‘Asyr,
Thayyibatun Nasyr dan Ad-Duratul Mudhiyyah yang mempolopori bahwa ilmu

5
qira-at ada 10, yaitu sebagai pelengkap apa yang telah dinyatakan oleh Imam al-
Syathibi didalam kitab Hirzul Amani.
Imam Al-Jazari juga telah mengarang karangan yang berasingan bagi ilmu
Tajwid dalam kitabnya “At-Tamhid” dan puisi beliau yang lebih terkenal dengan
nama “Matan Al-Jazariah”. Imam Al-Jazari telah mewariskan karangan-
karangannya yang begitu banyak berserta bacaannya sekali yang kemudiannya
telah menjadi ikutan dan panduan bagi karangan-karangan ilmu Tajwid dan
Qiraat serta bacaan al-Quran hingga ke hari ini.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ilmu tajwid adalah ilmu yang memperhatikan bacaan al-quran yakni
memperbagus bacaan al-quran dengan memperhatikan kaidah-kaidah yang sesuai
dengan tuntunannya, ilmu tajwid bukanlah sebuah ilmu hasil para ijtima’ ulama,
namun ilmu ini sudah hadir serta merta dengan pembacaan al-quran dari rasul,
sehingga tiada keraguan dalam mengamalkannya. Sejarah dan perkembangan
ilmu tajwid juga cukup unik, semenjak di mulainya pembentukan mushaf
usmaniyyah sampai pembentukan kitab-kitab tajwid, ternyata di temukan
beberapa qiraat yang berbeda satu dengan lainnya, namun tetep saja bacaan
qiraat yang berbeda tersebut semuanya berasal dari rasulallah shallallahu ‘alaihi
wasallam.

3.2 Saran dan kritik


Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami banyak berharap pada pembaca yang budiman untuk dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini
dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah
ini berguna bagi kami yang menulis pada khususnya juga para pembaca pada
umumnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Asy’ari Abdullah. 1998. Pelajaran Tajwid. Surabaya: Apollo Lestari

Cecep Sa’bana Rahmatillah S.Si. “Mengenal Sejarah Asal Mula Adanya Ilmu
Tajwid”. 30 Maret 2016.
http://cecep.staff.uii.ac.id/2016/03/30/mengenal-sejarah-asal-mula-adanya-ilmu-
tajwid/

Anda mungkin juga menyukai