Oleh Kelompok 6 :
Wildan
Weni
2015
BAB I
PENDAHULUAN
َ ين يُ ْل ِحد
ُون فِي َ َو َذ ُروا الَّ ِذ سنَى فَا ْدعُوهُ بِ َها
ْ س َما ُء ا ْل ُح
ْ َوهَّلِل ِ األ
َ ُسيُ ْج َز ْو َن َما َكانُوا يَ ْع َمل
ون َ س َمائِ ِهْ َ أ
hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya
dengan menyebut asmaa-ul husna itu. (Q.S. AL-A’raf : 180)
b. ayat ayat apa saja yang bersangkutan dengan Tauhid dan Sifat
c. ayat kauniyah apa saja yang mendukung Tauhid Asma dan Sifat
PEMBAHASAN
Secara bahasa Kata “ ”اسماءadalah bentuk jama dari kata “”اسم, yang
artinya ‘nama’. “ ”اسماء هللاberarti ‘nama-nama Allah’. اسماء الحسنىberarti
nama-nama yang baik dan terpuji. Sehingga istilah “asma’ul husna” bagi
Allah maksudnya adalah nama-nama yang indah, baik dan terpuji yang
menjadi milik Allah. Misalnya: Ar Rahman, Ar Rahim, Al Malik, Al Ghafur,
dan lain-lain.
2. Ta’thil (menolak)
ٍ َس ْلط
ان َ ُِمنْ دُونِ ِه آلِ َهةً ۖلَ ْواَل يَأْت
ُ ِون َعلَ ْي ِه ْم ب ِء قَ ْو ُمنَا اتَّ َخ ُذوا ٰ َه ُؤاَل
َك ِذبًا ِ ِم َّم ِن ا ْفتَ َر ٰى َعلَى هَّللا ۖفَ َمنْ أَ ْظلَ ُم بَيِّ ٍن
Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk di
sembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang
(tentang kepercayaan mereka?) Siapakah yang lebih zalim daripada
orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?
(Q.S Al-kahf:15)1
1
DR. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, Kitab Tauhid, Ummul Qura, Jakarta Timur, 2014,
hlm. 71.
B. Dalil-dalil tauhid asma’ dan sifat
Setiap surah Al-Quran pasti menyebut salah satu nama atau sifat-
sifat Allah, seperti surah Al-ikhlash yang secara keseluruhan membahas
tentang nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Allah berfirman:
allaahu alshshamadu
Katakanlah: "Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang
menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak
memberi makan?" Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintah supaya
aku menjadi orang yang pertama kali menyerah diri (kepada Allah), dan
jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang musyrik".
(Q.S Al-An’am:14)
wamaa khalaqtu aljinna waal-insa illaa liya'buduuni
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.
Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak
menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.
“Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal
Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia
mengetahui segala sesuatu.”
(Q.S Al-An’am:101)
Ayat ini menafikan kesamaan makhluk dengan Al-khaliq, seperti itu juga
firman-Nya:
Katakanlah: "Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu."
(Q.S Al-an’am:11)
Yaitu mempersekutukan makhluk dengan Allah, sehingga menganggap-
Nya memiliki tanddingan terhadap makhluk. Allah berfirman:
Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara
keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat
kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan
Dia (yang patut disembah)? (Q.S Maryam:65)
2
Ali Muhammad ash-Shalaby, Iman Kepada Allah, Ummul Qura, Jakarta Timur, 2014, hlm. 109.
ون ِف ٓى أَ ْس َم ٰـئِ ٖ ۚهَ ين ي ُْل ِح ُد ْ َوهَّلل ِ ْاألَ ْس َمآ ُء ْال ُح ْسنَ ٰى فَا ْد ُعوهُ= بِهَ ۖا َو َذ ر
َ ُوا الَّ ِذ
ون َ َُسيُجْ َز ْو َن َما َكانُوا يَ ْع َمل
“Hanya milik Allah asma’ul husna, maka bermohonlah kepadaNya
dengan menyebut asma’ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang
menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti
mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka
kerjakan.” ( Qs; Al-A’raf; 180).
هَّللا ُ آلَ إِلَ ٰـهَ إِالَّهُ ۖ َولَهُ ْاألَ ْس َمآ ُء ْال ُح ْسنَ ٰى
:Dialah Allah, tidak ada Tuhan ( yang berhak disembah) melainkan Dia,
mempunyai al-asma’ul husna (nama-nama yang baik).” ( Qs; Thaha;8).
ِ ۖ ْت َو ْاألَر
ض َوهُ َو ِ لَهُ ْاألَ ْس َمآ ُء ْال ُح ْسنَ ٰۚى يُ َسبِّ ُح لَهٗ َمافِى ال َّس َم ٰـ ٰ َو
ْال َع ِزي ُز ْال َح ِكي ُم
…..Yang mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepadaNya
apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Mahaperkasa lagi
Mahabijaksana.” (Qs; Al-Hasyr; 24).
َوإِ َذا قِي َل لَهُ ُم ا ْس ُج ُدوا لِلرَّحْ َم ٰـ ِن قَالُوا َو َما الرَّحْ َم ٰـ ُن أَنَ ْس ُج ُد لِ َما
۩تَأْ ُم ُرنَا َو َزا َدهُ ْم نُفُورًا
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: Sujudlah kamu sekalian kepada
Yang Maha Penyayang; mereka menjawab: Siapakah yang Maha
Penyayang itu? Apakah kami akan sujud kepada Tuhan Yang kamu
perintahkan kami ( sujud kepadaNya)?; dan ( perintah sujud itu)
menambah mereka jauh ( dari iaman).” ( Qs; Al-Furqan;ayat; 60).
Bagian kedua, adalah sifat fi’liyah. Yaitu sifat yang Dia perbuat jika
berkehendak. Seperti bersemayam di atas ‘Arsy, turun ke langit dunia
ketika tinggal sepertiga akhir dari malam, dan datang pada hari Kiamat.
Berikut ini kami sebutkan sejumlah sifat-sifat Allah dengan dalil dan
keterangannya, apakah ia termasuk dzatiyah atau fi’liyah?!
a. Al-Qudrat (Berkuasa)
Firman Allah SWT:
ِ ْث َعلَ ْي ُك ْم َع َذابًا ِّمن فَ ْوقِ ُك ْم أَ ْو ِمن تَح
ت ُ قُل هُ َو ْالقَا ِد ُر َعلَ ٰى أَن يَ ْب َع
أَرْ ُجلِ ُك ْم
“Katakanlah: “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu,
dari atas kamu atau dari bawah kakimu….( Qs: Al-An’am; ayat; 65).
َوهُ َو َعلَ ٰى ُك ِّل َشى ٍء قَ ِدي ٌر
“…dan Dialah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Qs; Al-Maidah;
ayat;120).
Dia telah menetapkan sifat qudrah, kuasa untuk melakukah apa saja,
sebagaimana Dia juga menafikan dai DiriNya sifat ‘ajz (lemah) dan
lughub ( letih).
“Dan tiada sesuatu pun yang dapat melemahkan Allah baik di langit
maupun di bumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Mahakuasa.” ( Qs: Fathir; ayat; 44).
“Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang
ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikit pun tidak
ditimpa keletihan.” ( Qs; Qaf; ayat; 38).
Dia memiliki qudrah yang mutlak dan sempurna sehingga tidak ada
sesuatu pun yang melemahkanNya. Tidaklah ada penciptaan makhluk
dan pembangkitan mereka kembali kecuali bagaikan satu jiwa saja.
b. Al-iradah (Berkehendak)
Firman Allah SWT yang artinya :
Ayat-ayat ini menetapkan iradah untuk Allah SWT yakni di antara sifat
Allah yang ditetapkan oleh Al Qur’an dan As-Sunnah. Ahlus- Sunnah wal
Jama’ah menyepakati bahwa iradah itu ada dua macam:
1). Iradah kauniyah pasti terjadi, sedangkan iradah syar’iyah tidak harus
terjadi, bisa terjadi bisa pula tidak.
2). Iradah kauniyah meliputi yang baik dan yang jelek, yang bermanfaat
dan yang berbahaya bahkan meliputi segala sesuatu. Sedangkan iradah
syar’iyah hanya terdapat pada yang baik dan yang bermanfaat saja.
c. Al-‘Ilmu (ilmu)
Allah SWT berfirman:
ِ ۚ ْت َو ْاألَر
ض َ إِ َّن هَّللا َ يَ ْعلَ ُم َغي
ِ ْب ال َّس َم ٰـ ٰ َو
“Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan di
bumi…..” ( Qs; Al Hujarat; 18).
Yang dimaksud dengan ghaib adalah yang tidak diketahui oleh manusia,
tetapi Allah mengetahuinya.
Yang dimaksud dengan syahadah adalah apa yang disaksikan dan dilihat
oleh manusia.
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
3
Ali Muhammad ash-Shalaby, Iman Kepada Allah, Ummul Qura, Jakarta Timur, 2014, hlm. 128.
tauhid asma dan sifat adalah pengakuan seorang hamba tentang nama dan
sifat Allah, yang telah Dia tetapkan bagiNya dalam kitab-Nya ataupun dalam
sunnah Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta mengimani maknanya dan
hukum-hukumnya
kita bisa mengambil hikmah mengenai bagaimana cara menerapkan nilai-nilai
asma wa sifat pada diri sendiri dan kehidupan bermasyarakat.
Asma Wa Sifat adalah sesuatu yang sangat penting untuk kita pelajari dan kita
amalkan sehingga kita diharapkan mampu menjadi pribadi yang lebih baik bagi
diri sendiri dan masyarakat. Oleh karena itu kandungan dari asma wa sifat
dapat menuntun kita ke jalan yang lurus dan memperbaiki sifat – sifat kita
secara tidak langsung.
Apabila kita telah mengenali kesempurnaan Allah dan keindahan-Nya, maka
akan menumbuhkan cinta khusus dan kerinduan yang sangat besar untuk
bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga akan meningkatkan
ibadah-ibadah lainnya.
Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa UIN SUSKA
RIAU dan dapat menambah pengetahuan mengenai ilmu Tauhid, penulis juga
berhap setelah membaca makalah ini kita dapat meningkatkan lagi keimanan
kita terhadap Allah SWT.