Anda di halaman 1dari 10

Makalah

“Filsafat Akhlak Era Kontemporer dan tokohnya”

(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Akhlak)

Dosen Pengampuh : Dr. H. Mubarak Taswin Lc, M.Th.i

DISUSUN OLEH KELOMPOK VI

SULKIFLI (30100121002)

NURZATIL FADHILAH (30100121021)

AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2022/2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, dan hidayahnya yang tiada hentinya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Filsafat Akhlak Era Kontemporer dan tokohnya”

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Filsafat Akhlak” program studi “Aqidah Dan Filsafat Islam”. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Tak lupa penulis juga mengucapkan kepada bapak Dr. H. Mubarak Taswin Lc, M.Th.i
selaku dosen mata kuliah kami. Yang telah memberikan kami banyak wawasan serta penguatan
referensih bagi penulis sesuai dengan bidang studi yang ditekuni. Dan juga kepada semua pihak
yang telah membagi pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu kritik dan sarang yang membangun akan sangat dinantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Hanya kepada Allah Swt, penulis memohon ridho dan maghfirohnya, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca, Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Samata-Gowa, 20 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
A. Devinisi Filsafat Akhlak..................................................................................................................2
B. Akhlak Terhadap Pendidikan Di Zaman Kontemporer....................................................................3
C. Pekembangan Akhlak Di zaman Kontemporer................................................................................4
BAB III.......................................................................................................................................................6
PENUTUP...................................................................................................................................................6
A. KESIMPULAN...............................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring berjalannya zaman Nabi, aturan Islam semakin tenggelam dan manusia
disibukkan dengan urusan duniawi. Salaf-i Shalih mendorong orang untuk mengikuti Kitab dan
Sunnah dan menjauhi bid'ah. Moralitas akan menimbulkan suasana hati yang dapat membuahkan
hasil yang baik. Hanya sedikit orang saat ini yang mempelajari moralitas karena mereka
memperoleh moralitas dari agama dan tidak menganggap perlu mempelajari yang baik dan yang
buruk. Padahal, tujuan etika adalah untuk mengembangkan gagasan yang mendefinisikan hak
dan tanggung jawab, untuk menciptakan rasa tanggung jawab pribadi terhadap diri sendiri,
masyarakat dan Tuhan.

Saat ini, perubahan global telah berdampak pada kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, yang sedikit banyak mempengaruhi perkembangan hubungan sosial. Pesatnya
perkembangan informasi dan komunikasi, serta industri lainnya di dunia, memiliki dampak
positif dan negatif terhadap energi kehidupan manusia. Keanekaragaman dan kompleksitas
kehidupan manusia merupakan akibat dari komunikasi dan globalisasi yang penting bagi
perubahan cara berpikir.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Devinisi Filsafat Akhlak ?


2. Bagaimana Peran Akhlak Terhadap Pendidikan Di Zaman Kontemporer ?
3. Bagaimana Akhlak Di zaman Kontemporer ?

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Devinisi Filsafat Akhlak

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti,
kelakuan, watak atau tabiat1Kata akhlak walaupun terambil dari bahasa Arab (yang biasa
diartikan sebagai tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan agama), namun menurut Quraish Shihab
kata seperti itu tidak ditemukan dalam al-Qur’an, yang ditemukan hanya bentuk tunggal saja
yaitu khuluk. kata khalq, walaupun memeliki sisi yang berbeda. Ketika menggunakan kata
khulq, tendensinya adalah karakter ( yang bersifat bathiniah ) pada manusia. Sedangkan apabilah
menggunakan kata khalq, maka tendensinya lebih bersifat fisikal ( yang bersifat lahiriah ) pada
manusia.2

Sebagai sebuah istilah yang sering dipakai, akhlak digunakan secara beragam oleh para
ulama akhlak dan para pemikir, sehingga memiliki arti yang berbeda-beda. Beberapa arti dari
istilah akhlak adalah sebagai berikut;

1. Arti akhlak secara umum yang sering digunakan para ulama akhlak muslim adalah sifat-
sifat yang melekat pada jiwa manusia.
2. Sebagian ulama akhlak Islam mendefinisikan akhlak dengan; sifat batin yang
menyebabkan kemunculan tindakan-tindakan yang baik atau buruk, apakah itu terpatri kuat
atau tidak pada jiwa manusia, ataukah perlu pertimbangan pikiran.
3. Ada pula yang mendefinisikan bahwasanya kata akhlak hanya mewakili tindakkan yang
baik, sedang yang buruk adalah amoral.3
4. Menurut Ali Abdul Halim Mahmud4 dalam kitab Akhlak mulia yang dimaksud dengan
“akhlak (moral) adalah sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari karakteristik-
karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi istimewa”

1
W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Cet. VIII; Jakarta: Balai Pustaka, 1985), h.
25. Lihat pula Ahmad Amin, Al-Akhlaaq, diterjemahkan oleh Prof. K. H. Farid Ma’ruf dengan judul Etika (Ilmu
Akhlak) (Cet. VIII; Jakarta: Bulan Bintang, 1995), h. 2
2
Taqi Mishbah Yazdi, Falsafah Akhlaq,( Cet. I; Jakarta : al-huda, 2006), h. 1
3
Taqi Mishbah Yazdi, Falsafah Akhlaq,, h. 2
4
Ali Abdul Halim Mahmud, Tarbiyah al-khuluqiyah, (Gema Insani: Jakarta, 2004), hlm. 26

v
Karakteristik-karakteristik ini membentuk kerangka psikologi seseorang dan membuatnya
berprilaku sesuai dengan dirinya dan nilai yang cocok dengan dirinya dalam kondisi yang
berbeda-beda.

Dalam perkembangan selanjutnya, kata akhlak digunakan pula dalam pengertian sebagai
teori atau pengetahuan yang mempelajari tentang keseluruhan nilai, norma dan kaidah moral
yang menjadi pegangan seseorang atau kelompok masyarakat dalam mengatur tingkah lakunya.
Dalam pengertian ini orang kadang menyebutnya dengan ilmu akhlak, atau etika Islam, 5 atau
etika (ilmu akhlak) dan ada pula yang menanamkan filsafat akhlak.

Menurut definisi ini, filsafat akhlak adalah kajian yang membahas tentang landasan ilmu
akhlak dengan membahas pertanyaan-pertanyaan tentang fungsi, tujuan, proses, dan sejarah
perkembangan ilmu.

B. Akhlak Terhadap Pendidikan Di Zaman Kontemporer

Risale-i Nurtelah Memberikan manfaat yang besar bagi dunia Islam dalam pembinaan
akhlak. Nursi mengatakan bahwa akhlak didasarkan pada pemahama terhadap Al-Qur'an dan
ilham dari Allah SWT. Tugas utama pendidikan akhlak adalah memperkuat kandungan manusia,
sehingga manusia dapat mencapai tingkat keharmonisan dan keseimbangan seperti yang telah
diajarkan para nabi, serta memiliki akhlak dalam kehidupan. Hal terpenting untuk mendukung
pemahamannya adalah penggambarannya tentang manusia, alam semesta, dan Tuhan.

Pendidikan Islam dapat secara efektif memajukan negara dan menentukan kemajuannya;
maju, tetap atau mundur. Status perguruan tinggi Islam dapat dipahami melalui analisis sejarah
yang berangkat dari perannya dalam proses pendiriannya. Seperti yang ditulis Fazlur Rahman,
budaya dan metode dieksplorasi dalam pendidikan Islam. pada keemasan di abad pertengahan
telah menunjukkan kebolehan dalam hal mengangkat citra (image) bagi pendidikan Islam.

Memasuki abad ke-21, era globalisasi telah dimulai dan berdampak besar pada dunia
pendidikan dan masyarakat secara keseluruhan. Semua aspek pendidikan, termasuk kajian isi,
guru, metode, sarana dan prasarana, lingkungan dan pola hubungan guru-siswa, harus direvisi
untuk memenuhi kebutuhan zaman. Inilah yang harus dilakukan komunitas pendidikan jika ingin
5
K. S. Durrany, Etika Islam, dalam Hakim Abdul Hameed (ed.), Aspek-Aspek Pokok Agama Islam (Jakarta:
Pustaka Jaya, 1982), h. 71.

vi
berhasil membimbing orang dalam perjalanannya. Demikian pula upaya masyarakat, baik secara
mandiri maupun bekerjasama dengan berbagai pihak, berupaya memitigasi dampak negatif dari
pertumbuhan dan pembangunan yang pesat.

Dalam masyarakat saat ini, pemerataan pendidikan dan semua bidang kehidupan sangat
sulit dan pemecahan masalah tersebut memerlukan kerjasama semua pihak.

Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dicari cara lain dan kompetitif. Salah satu
pilihannya adalah dengan menerapkan ajaran akhlak tasawuf pada seluruh lapisan dan kelompok
masyarakat, termasuk civitas akademika dan masyarakat luas. Ajaran moral tasawuf harus
tercakup dalam semua program pendidikan di dunia pendidikan atau dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari. Menurut para pakar akademik, hampir seluruh dunia kini telah
menyadari pentingnya akhlak dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan kehidupan masyarakat
modern.

Pendidikan harus diartikan sebagai keinginan untuk mengembangkan setiap orang yang
bisa menjadi khalifah di dunia untuk hidup seperti kehidupan pribadi Nafsun Thaibun warabbun
ghaffur, kehidupan keluarga Ahlun thaiyibun warabbun Ghafur, kehidupan Qoryatun Thaibatun
warabbun ghaffur dan Bangsa. Perawatan Baldatun Thaibatun. Jika kurikulumnya adalah
pendidikan al-ahlakul karime ke arah amar ma'ruf nahi munkar, maka demikianlah halnya.

C. Pekembangan Akhlak Di zaman Kontemporer

Hal tersebut tidak lepas dari dampak negatif penggunaan teknologi seperti gadget yang
digunakan dalam pendidikan online anak, Salah satu akibat negatifnya adalah pelanggaran
teknologi. Semua itu hanya bisa dilakukan dengan pembelajaran langsung. Karena pentingnya
akhlak, maka persoalan akhlak ini mendapat perhatian besar dalam ajaran Islam.

Sebuah misi yang dilihat oleh Nabi Muhammad. Ini adalah pengembangan akhlak
manusia agar manusia dapat menunjukkan perilaku yang baik dalam kehidupan duniawi. Banyak
pula yang masih dalam krisis moral, terbukti dengan banyaknya kasus yang dimuat beberapa
media cetak dan elektronik. Realitas moral bangsa Indonesia masih memprihatinkan hingga saat
ini. Agama tersebar luas dan kejahatan serta perlakuan buruk diliput di media hampir setiap hari.

vii
Ia memprediksi internasionalisasi yang cepat akan mengarah pada gerakan yang
mendukung homogenisasi internasional, termasuk sistem harga. Dunia akan mengevaluasi sistem
penting yang disediakan oleh agama, seni, sastra, dan filsafat.

Moralitas menempati tempat penting dalam konteks akhlak kontemporer, karena dengan
filsafat akhlak mengembangkan keadaan disiplin yang menyebabkan kebaikan melekat pada
jiwa. Hanya sedikit orang yang masih mempelajari akhlak akhir-akhir ini karena mereka puas
mengadopsi keyakinan etis dan tidak berpikir untuk meneliti baik dan buruk. Padahal, tujuan
akhlak adalah untuk mengembangkan ide-ide yang menentukan hak dan tanggung jawab dan
menjadikan seseorang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, masyarakat dan Tuhan.

Dunia saat ini bergulat dengan materialisme, yang menciptakan banyak masalah sosial.
Banyak orang mengatakan bahwa tujuan perlu dibangkitkan di hadapan materialisme yang
melanda dunia saat ini. Di sini, ajaran spiritual dan akhlak serta spiritualitas dapat memainkan
peran penting. Baru-baru ini, ada tanda-tanda bahwa orang Barat sudah bosan dengan hal-hal
materi dan sedang mencari kehidupan spiritual di Timur.

Konsep moralitas memiliki tempat penting dalam konteks moralitas modern, karena
bersama moralitas, disiplin pikiran terjalin dalam ruh kebaikan yang menghasilkan perbuatan
baik. Hanya sedikit orang saat ini yang mempelajari moralitas karena mereka memperoleh
moralitas dari agama dan tidak menganggap perlu mempelajari yang baik dan yang buruk.

Iman adalah dasar dari banyak buku tentang moralitas. Padahal, etika berarti lebih baik
melihat segala sesuatu yang mengelilingi orang untuk menetapkan hak dan tanggung jawab
semua hal dan untuk membangun rasa tanggung jawab pribadi terhadap orang, diri mereka
sendiri dan orang lain. Di dunia sekarang ini dan orang-orang bergumul dengan materialisme dan
banyak masalah sosial muncul silih berganti, maka dari itu harus ada kebangkitan spiritual.

viii
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Saat ini, perubahan global telah berdampak pada kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, yang sedikit banyak mempengaruhi perkembangan hubungan sosial. Pesatnya
perkembangan informasi dan komunikasi, serta industri lainnya di dunia, memiliki dampak
positif dan negatif terhadap energi kehidupan manusia.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti,
kelakuan, watak atau tabiat Kata akhlak walaupun terambil dari bahasa Arab (yang biasa
diartikan sebagai tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan agama), Memasuki abad ke-21, era
globalisasi telah dimulai dan berdampak besar pada dunia pendidikan dan masyarakat secara
keseluruhan. Semua aspek pendidikan, termasuk kajian isi, guru, metode, sarana dan prasarana,
lingkungan dan pola hubungan guru-siswa, harus direvisi

Untuk memenuhi kebutuhan zaman. Inilah yang harus dilakukan komunitas pendidikan
jika ingin berhasil membimbing orang dalam perjalanannya. Demikian pula upaya masyarakat,
baik secara mandiri maupun bekerjasama dengan berbagai pihak, berupaya memitigasi dampak
negatif dari pertumbuhan dan pembangunan yang pesat.

Akhlak menempati tempat penting dalam konteks akhlak kontemporer, karena dengan
filsafat akhlak mengembangkan keadaan disiplin yang menyebabkan kebaikan melekat pada
jiwa. Hanya sedikit orang yang masih mempelajari akhlak akhir-akhir ini karena mereka puas
mengadopsi keyakinan etis dan tidak berpikir untuk meneliti baik dan buruk.

ix
DAFTAR PUSTAKA
Al-Akhlaaq, Ahmad Amin, diterjemahkan oleh Prof. K. H. Farid Ma’ruf dengan judul Etika
(Ilmu Akhlak), Cet. VIII; Jakarta: Bulan Bintang, 1995.

Durrany, K. S , Etika Islam, dalam Hakim Abdul Hameed (ed.), Aspek-Aspek Pokok Agama
Islam, Jakarta: Pustaka Jaya, 1982.

Mahmud, Ali Abdul Halim, Tarbiyah al-khuluqiyah, Gema Insani: Jakarta, 2004.

Poerwadarminta, W. J. S. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet. VIII; Jakarta: Balai Pustaka,
1985.

Yazdi, Taqi Mishbah, Falsafah Akhlaq, Cet. I; Jakarta : al-huda, 2006.

Anda mungkin juga menyukai