Di susun Oleh :
Ridwan Alam
NIM : 17611032
NIM : 176110
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peperangan terjadi begitu sengit, hingga akhirnya Ali bin Abi Thalib
dan kaumnya hampir memenangkan peperangan. Akan tetapi ditengah-
tengah peperangan salah satu dari kaum Muawiyah mengangkat Al-Qur’an,
mengajak Ali bin Abi Thalib menyelesaikan peperangan dengan cara
tahkim, dan Alipun menerimnya.
Dari sinilah awal mula muncul aliran-aliran dalam Islam yang mana
pada awal kemunculannya mereka membahas tentang politik, hingga
akhirnya mereka membahas tentang siapa yang kafir dan siapa yang
mukmin.
Dari kejadian diatas muncul beberapa aliran dalam Islam dan setiap
aliran memiliki pemikiran-pemikirannya sendiri. Dalam makalah ini akan
dibahas secara singkat tentang perbedaan pemikiran aliran-aliran dalam
Islam tentang pelaku dosa besar.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Aliran Khawarij dan pemikirannya tentang pelaku dosa besar.
b. Aliran Murji’ah dan pemikirannya tentang pelaku dosa besar
c. Aliran Mu’tazilah dan pemikirannya tentang pelaku dosa besar
d. Aliran Asy’ariah dan pemikirannya tentang pelaku dosa besar
e. Aliran Maturidiyah dan pemikirannya tentang pelaku dosa besar
f. Aliran Syi’ah Zaidiah dan pemikiran tentang pelaku dosa besar.
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
1. Aliran Khawarij
Pada umumnya,ciri yang menonjol dari aliran khawarij adalah
watak ekstrimitas dalam memutuskan persoalan-persoalan kalam. Sudah
rahasia umum aliran ini memiliki pandangan ekstrim pula tentang setatus
pelaku dosa besar. Mereka memandang bahwa orang-orang yang terlibat
dalam peristiwa tahkim, yakni Ali, Mu’awiyah, Amr bin Al-Ash, Abu
Musa Al-Asy’ari adalah kafir.
Firman Allah SWT, dalam potongan Qur’an Surat Al- Maidah : 441
ٓ
٤٤ َٱّللُ فَأ ُ ْولَئِ َك ُه ُم ۡٱل َك ِف ُرون
َّ َو َمن لَّ ۡم يَ ۡح ُكم ِب َما ٓ أَنزَ َل
“Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan
Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.”
1. Azariqah,
Merupakan subsekte Khawarij yang sangat ekstrim, mereka
menggunakan istilah yang lebih mengerikan dari kafir, yaitu
Musyrik. Mereka memandang musyrik bagi siapa saja yang tidak
mau bergabung dengan barisan mereka atau yang tak sepaham
dengan mereka. Adapun pelaku dosa besar dalam pandangan
mereka telah beralih satatus keimanannya menjadi kafir millah
1
Abdul Rojak, Rosihun Anwar, Ilmu Kalam. Bandung : Pustaka Abadi. 2016 hlm. 160
(agama), dan berarti ia telah keluar dari islam mereka kekal di
neraka bersama orang-orang kafir lainya
2. Najdah
subsekte ini hampir sama dengan Azariqah mereka
menganggap musyrik kepada siapapun yang secara countinue
mengerjakan dosa kecil. Seperti halnya dengan dosa besar jika tidak
dilakukan secara terus menerus maka pelakunya tidak di pandang
musyrik tetapi hanya kafir.
3. Al-Muhakimat
Subsekte ini Ali,Mu’awiyah, kedua pengantarnya (Amr bin
Al-Ash dan Abu Musa Al-Asy’ari) dan semua orang yang
menyetujui arbitrase adalah bersalah dan menjadi kafir. Hukum
kafir inipun mereka luaskan artinya sehingga termasuk orang yang
berbuat dosa besar, berbuat zina, membunuh sesama manusia tanpa
sebab dan dosa-dosa besar lainya menyebabkan pelakunya keluar
dari islam.
4. An Najdat
Berpendapat bahwasanya orang yang berdosa besar
menjadi kafir dan kekal di dalam neraka hanyalah orang islam yang
tidak sepaham dengan golonganya. Adapun pengikutnya,jika
mengerjakan dosa besar tetap mendapat siksaan di neraka. Tetapi
pada akhirnya akan masuk surga.
5. As-Sufriah
Subsekte ini membagi dosa besar dalam dua bagian yaitu
a. Dosa yang ada sanksinya di dunia seperti membunuh dan berzina.
Pada kategori ini pelakunya tidak di pandang kafir.
b. Dosa yang tak ada sanksinya di dunia, seperti meninggalkan sholat
dan puasa. Dan pada kategori ini pelakunya dipandang kafir.
2. Aliran Murji’ah
Pelaku dosa besar menurut subsekte aliran Murji’ah di bagi menjadi
2 kategori, yaitu :
1. Ekstrem
Murji’ah yang ekstrem adalah mereka yang berpandangan
bahwa iman terletak di dalam kalbu.2 Adapun ucapan dan perbuatan
tidak selamanya merupakan refleksi dari apa yang ada dalam kalbu.
Oleh karna itu, segala ucapan dan perbuatan seseorang yang
menyimpang dari kaidah Agama tidak berarti telah menggeser atau
merusak keimannya, bahkan keimannya masih sempurna di mata
Tuhan.3
2. Moderat
3. Aliran Mu’tazilah
Pelaku dosa besar menurut pandangan subsekte aliran Mu’tazilah
adalah tidak menentukanya status dan predikat yang pasti bagi pelaku dosa
besar , Mu’tazilah berpendapat posisi pelaku berada d tengah diantara
mukmin dan kafir. Jika pelakunya meninggal dunia dan belum sempat
bertaubat, ia akan dimasukkan neraka selama-lamanya. Walaupun
demikian siksaan yang diterimanya lebih ringan dari daripada siksaan
orang-orang kafir4.
dalam perkembangannya,beberapa tokoh Mu’tazilah seperti washil
bin Atha’ dan Amr bin Ubaid memperjelas sebutan tengah itu dengan
2
Kalbu : Perasaan Batin, Hati yang suci.1
3
Abdul Rojak, Rosihun Anwar, Ilmu Kalam. Bandung : Pustaka Abadi. 2016 hlm. 162
4
Abdul Rojak, Rosihun Anwar, Ilmu Kalam. Bandung : Pustaka Abadi. 2016 hlm. 163
istilah fasik, bukan mukmin atau kafir. Melainkan posisi netral dan
independen.
Dan Mu’tazilah berpandangan bahwa dosa besar itu adalah segala
perbuatan yang ancamanya di sebutkan secara tegas dalam nash. Dosa kecil
adalah segala ketidak patuhan yang ancamanya tidak tegas dan dalam nash.
Sehinga bisa di katakana keriteria dasar bagi pelaku dosa besar adalah
Ancaman.
4. Aliran Asy’ariah
5. Aliran Maturidiah
Aliran maturidiah, baik Samarkand maupun Bukhara, sepakat
menyatakan bahwa pelaku dosa masih tetap sebagai mukmin karena
adanya keimanan dalam dirinya. adapun balasan yang diperolehnya
kelak di akhirat bergantung pada apa yang dilakukannya di dunia. jika ia
meninggal tanpa tobat terlebih dahulu, keputusannya diserahkan
5
Abdul Rojak, Rosihun Anwar, Ilmu Kalam. Bandung : Pustaka Abadi. 2016 hlm. 164
sepenuhnya kepada kehendak Allah SWT. jika menghendaki pelaku dosa
besar diampuni, ;ia akan memasukkan ke neraka, tetapi tidak kekal
didalamnya.
6. Aliran Syi’ah Zaidiah
Penganut Syi’ah zaidiah percaya bahwa orang yang melakukan
dosa besar akan kekal di dalam neraka, jika ia belum bertobat dengan
pertobatan yang sesungguhnya. Aliran Syi’ah Zaidah memiliki kedekatan
dengan Aliran Mi’tazilah di karnakan pemimpin Mu’tazilah Wasil bin
Atha’, memiliki hubungan dengan Zaid. Moojan Momen mengatakan
bahwa Zaid pernah belajar ke pada Wasil bin Atha’.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari kita mempelajari pembelajari Ilmu kalam yang mana
mengenai tentang ajaran - ajaran dasar suatu agama, yang mana dalam
makalah ini di bahas sub bahasan yang tentang perbandingan antara
aliran-aliran serta ajaran-ajarannya. Dan berfokus pada perbadingan antar
aliran di tinjau dari pelaku dosa besar.
Dalam setiap aliran berbeda pendapat tentang pemikiran-
pemikirannya terhadap pelaku dosa besar. Ada yang berpendapat mereka
yang melakukan dosa besar dihukumi kafir, dan ada juga yang berpendapat
bahwa mereka yang melakukan dosa besar, selama mereka mukmin maka
mereka tetap dihukumi mukmin, dan ada juga yang menengah-nengahi
antara kafir dan mukmin, yaitu fasiq.
Aliran yang mengatakan bahwa orang yang melakukan dosa besar
dihukumi kafir maka orang tersebut akan disiksa di neraka.
Aliran yang mengatakan bahwa orang yang melakukan dosa besar
tetap mukmin, maka oarang tersebut akan disiksa pula atas dosa yang telah
dilakukannya namun tidak kekal dalam neraka.
Aliran yang mengatakan bahwa orang yang melakukan dosa besar
dihukumi fasiq, maka ada dua kemungkinan. Yang pertama, orang tersebut
dapat juga disiksa atas kehendak Allah. Yang kedua, orang tersebut dapat
juga diampuni atas kehendak Allah juga.
DAFTAR PUSTAKA