Anda di halaman 1dari 8

TAHAMUL WAL ADA

KELOMPOK : 7
SYARIFAH IRA MEFRINA (180703012)
ULFA NATASYA (180703020)
MITA ERLIZA (1807030
Definisi
• Tahammul adalah menerima dan mendengar suatu
periwayatan hadits dari seorang guru dengan menggunakan
beberapa metode penerimaan hadits. Muhammad ‘Ajaj al-
Khatib memberikan defenisi dengan kegiatan menerima dan
mendengar hadits. Jadi tahammul adalah proses menerima
periwayatan sebuah hadits dari seorang guru dengan metode-
metode tertentu.
• Al-‘Ada adalah kegiatan meriwayatkan dan menyampaikan
hadits. Menurut Nuruddin ‘Itr adalah menyampaikan atau
meriwayatkan hadits kepada orang lain. Jadi al-‘ada adalah
proses menyampaikan dan meriwayatkan hadits.
Syarat Penerima Hadits dan Penyampaiannya

1. Kelayakan Tahammul
Mayoritas ulama cendrung membolehkan kegiatan mendengar
yang dilakukan oleh anak kecil, yakni anak yang mencapai usia
taklif. Sedang sebagian mereka tidak memperbolehkannya.

2. Kelayakan Ada’
Mayoritas ulama hadits, ulama ushul dan ulama fiqh sependapat
bahwa orang yang riwayatnya bisa dijadikan hujjah, baik laki-laki
maupun wanita, harus memenuhi syarata-syarat sebagai berikut :
a. Islam
b. Baligh
c. Sifat adil
d. Dhabt

-
Metode Penerimaan Hadits dan
Penyampaiannya

 As-Sima’, (‫السماع‬, mendengar), yaitu seorang guru membaca


hadits baik dari hafalan ataupun dari kitabnya sedang hadirin
mendengarnya, baik majlis itu untuk imla’ ataupun untuk yang
lain.
 Al-Qira’ah ‘ala asy-Syaikh ( ,‫القرأة علي الشيخ‬membaca di
hadapan guru). Adalah seorang membaca hadits di hadapan
guru, baik dari hafalannya ataupun dari kitabnya yang telah
diteliti sedang guru memperhatikannya atau menyimaknya
baik dengan hafalannya atau dari kitab asalnya ataupun dari
naskah yang digunakan untuk mengecek dan yang telah diberi
kepercayaan olehnya, misalnya beberapa orang yang masing-
masing memiliki satu naskah yang telah diteliti yang semuanya
mendengar dari orang yang membaca di hadapan guru.
 Ijazah ( ,‫األجازة‬sertifiksi atau rekomendasi). Yaitu seorang
guru memberikan izin kepada muridnya untuk meriwayatkan
hadist atau kitab kepada seseorang atau orang-orang tertentu,
sekalipun sang murid tidak membacakan kepada gurunya atau
tidak mendengar bacaan gurunya.
 Al-Munawalah ()‫)المناوله‬. seorang ahli hadits memberikan
sebuah sebuah naskah asli kepada muridnya atau salinan yang
sudah dikoreksinya untuk diriwayatkan.
 Al-Mukatabah (‫)المكتبه‬. Yaitu seorang guru menulis dengan
tangannya sendiri atau meminta orang lain menulis darinya
sebagian haditsnya untuk seorang murid yang ada
dihadapannya atau murid yang berada di tempat lain lalu guru
itu mengirimkannya kepada sang murid bersama orang yang
bisa dipercaya
 I’lam asy-Syeikh (‫)اعلم الشيخ‬. Maksudnya seorang syeikh
memberitahukan kepada muridnya bahwa hadits tertentu
atau kitab tertentu merupakan bagian dari riwayat-riwayat
miliknya dan telah didengamya atau diambilnya dari
seseorang.
 A I- Washiyyah (‫)الوصيه‬. Yaitu seorang guru berwasiat,
sebelum bepergian jauh atau sebelum meninggal, agar kitab
riwayatnya diberikan seorang untuk boleh meriwayatkan
darinya.
 Al-Wijadah (‫الوجده‬, penemuan). ilmu yang diambil atau
didapat dari shahifah tanpa ada proses mendengar,
mendapatkan ijazah ataupun proses munawalah.
Periwayatan Hadits
1. Periwayatan Hadist dengan Lafadz. Periwayatan hadist
dengan lafadz dimaksudkan adalah periwayatan hadist
dengan menggunakan lafadz sebagaimana Rasulullah SAW
tanpa ada penukaran kata, penambahan dan pengurangan
sedikitpun walaupun hanya satu kata.
2. Periwayatan Hadist dengan Makna. Sedangkan periwayatan
dengan makna yaitu meriwayatkan hadist dengan lafadz
yang disusun perawi sendiri sesuai dengan makna yang
dicakup oleh ucapan, perbuatan dan takrir ataupun sifat
Nabi.
SEKIAN & TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai