Anda di halaman 1dari 22

BERKENAAN DENGAN PEMBAHASAN SIFAT-SIFAT ALLAH,

PARA PAKAR ILMU TAUHID MEMBAGINYA KEPADA SIFAT WAJIB,


SIFAT MUSTAHIL, DAN SIFAT MUNGKIN/JAIZ.
Sifat Wajib bagi Allah adalah sifat yang mesti dan pasti ada pada Dzat Allah.

1 Sifat Mustahil bagi Allah adalah sifat yang mesti dan pasti tidak ada pada Dzat Allah.

Sifat Jaiz bagi Allah adalah sifat yang boleh ada pada dzat Allah, dan boleh juga tidak ada pada dzat Allah.

3
Dalam membicarakan sifat wajib bagi Allah, untuk mengetahuinya tidaklah melalui dzat-Nya, tetapi hanya melalui sifat-Nya.

Dzat adalah sesuatu yang disifati dengan sifat-Nya. Sifat adalah sesuatu yang mensifati dzatnya.

Dzat dan sifatnya tidak tergambar dalam fikiran terjadi pemisahan, dzat dan sifatnya pasti menyatu.

Setiap disebut dzat, pasti bersifat. Dan setiap disebut sifat pasti berdzat.
Sifat Wajib terdiri atas:

SIFAT NAFSIYAH
1 SIFAT NAFSIYAH

Penjelasan lihat Iman Terhadap Keberadaan


(Wujud) Allah
2 SIFAT SALBIYAH
Salbiyah (etimologis): mencabut atau menolak. Secara
terminologis (istilah) Sifat Salbiyah adalah ”sifat Allah yang
menolak segala sifat yang tidak layak disifatkan kepada-Nya".

Artinya, semua sifat yang bukan sifat Allah yaitu sifat alam/sifat makhluk
tertolak dari Allah oleh Sifat Salbiyah. Dengan kata lain, Allah itu tidak
serupa dengan makhluk-Nya lantaran Dia (Allah) memiliki Sifat Salbiyah.
SIFAT SALBIYAH ADA 5 (LIMA):
QIDAM. Terdahulu dari segala sesuatu. Dzatnya disebut Qadim, Yang Maha Terdahulu dari segala sesuatu. Dalil
naqli antara lain QS. Al-Hadid (57): 3

)1( BAQA. Kekal, tidak habis dan tidak berubah, tetap sebagaimana semula. Dzatnya disebut Baqin: Yang Maha kekal dari segala
sesuatu.
Dalil naqlinya QS. Al-Hadid (57): 3 (lihat nomor 1)

)2(
MUKHALAFATUL LIL HAWADITSI : Beda dari yang baru (beda dari alam/makhluk). Dzatnya disebut al-Mukhâlifu (Yang Maha
Berbeda) (Dalil Naqli lihat QS. Asy-Syura (42): 11).

)3( QIYAMUHU BI NAFSIH : Berdiri sendiri/ada sendiri, tanpa didirikan dan tanpa diadakan oleh siapapun. Maksudnya diadakan
tanpa diciptakan. Dzatnya disebut Al-Qayyûm: Yang Maha berdiri (Dalil Naqli lihat QS. Al-Baqarah (2) 255).

WAHDANIYAH: Tunggal, Esa. Dzatnya disebut Al-Wahid: yang Maha Esa atau Yang Maha Tunggal (Dalil Naqli lihat QS.
Al-Ikhlas (112): 1).

)4(

)5(
3 SIFAT MA'ANIY
Sifat Ma'aniy adalah sifat wajib bagi Allah yang dari segi lafazhnya (sebutan)
sama dengan sebutan sifat makhluk, tetapi dalam segi maknanya berbeda.

Sifat Ma'aniy bagi Allah adalah sempurna (mutlak), sedangkan bagi


makhluk tidak sempurna (relatif).

Sifat Ma'aniy bagi Allah merupakan sifat yang mesti dan pasti ada bagi-Nya, sedangkan bagi makhluk
boleh ada dan boleh juga tidak ada. Oleh karena itu sifat Ma'aniy disebut juga sifat tsubutiyah, yaitu sifat
tentang ketetapan keadaan Allah.
SIFAT MA'ANIY ADA 7:

1. QUDRAH (KUASA), yaitu Allah itu pasti berkuasa terhadap


yang mungkin/jaiz, yaitu makhluk. Dzatnya disebut AL-QADÎR
(Yang Maha Kuasa) (Dalil Naqli QS. Al-Nur (24): 45).
2. IRADAH (BERKEHENDAK), maksudnya Allah berkehendak
terhadap segala sesuatu yang mungkin/alam/makhluk. Dzatnya
disebut AL-MURID (Yang Maha Berkehendak) (Dalil Naqli
QS. An-Nahl (16): 40).
3. ILMU (MENGETAHUI), maksudnya Allah mengetahui segala
sesuatu, apa saja yang maujud diliputi oleh Pengetahuan-Nya, baik
sesuatu yang telah lampau, yang sedang terjadi maupun yang
akan terjadi nanti. Dzatnya disebut AL-'ALÎM (Yang Maha
Mengetahui) (Dalil Naqli QS. Al-Mujadalah (58): 7).
4. HAYAT (HIDUP), maksudnya hidupnya Allah adalah kehidupan
yang amat sempurna. Allah hidup dengan sendirinya tanpa ada
yang menghidupkan. Dzatnya disebut AL-HAYYU (Yang Maha
Hidup ). Dalil Naqli QS. Al-Furqan (25): 58).
5. SAMA’ (MENDENGAR), maksudnya Allah itu mendengar
segala sesuatu yang maujud. Dzatnya disebut AL-SAMÎ’ (Yang
Maha Mendengar). Dalil Naqli QS. Al-Mujadalah (58): 1.
6. BASHAR (MELIHAT), maksudnya Allah melihat segala sesuatu
tanpa dibatasi oleh ruang, waktu dan masa. Dzatnya disebut AL-
BASHÎR (Yang Maha Melihat). Dalil Naqli QS. Al-Mujadalah
(58): 1 (lihat atas)
7. KALAM (BERFIRMAN), maksudnya Allah itu berfirman tidak
dengan huruf/suara. Dzatnya disebut AL-MUTAKALLIM (Yang
Maha Berbicara). Dalil Naqli QS. Al-Nisa (4): 164.
4 SIFAT MAKNAWIYAH

Sifat Maknawiyah: sifat yang


dinisbahkan kepada sifat ma'anIy karena
sifat maknawiyah tersebut merupakan
penjelasan lanjut dari sifat ma'anIy.
SIFAT MAKNAWIYAH ADA 7 (TUJUH):
(1) QAUNUHU
(2)
MURIDAN, yyaitu
QADIRAN, aitu
keadaan Allah itu M ah a
Berku asa.
Berkeh en dak.

(3)
Q
A
U
N
U
H
U
AL
IM
A
N,
yai
tu
kea
daa
n
All
ah
itu
Ma
ha
Me
ng
eta
hui
.
(4) QAUNUHU
(5)
(6)
BASHIRAN,
HAYYAN,
SAMIAN, yaitu
yaitu
yaitu
keadaan Allah itu Maha
Hidup.
Mendengar.
Melihat.

(7)
Q
A
U
N
U
H
U
M
UT
A
K
AL
LI
M
A
N,
yai
tu
kea
daa
n
All
ah
itu
Ma
ha
Be
rfir
ma
n.
Sifat mustahil bagi Allah
Denga n a danya sif a t w a jib ba gi
ad alah sifat yang mesti
Alla h be r ar ti se kaligus me nolak
dan
ada nyapasti tidakhilada
sifa t musta padh.a
bagi Alla
Allah .

Kare
na
itu
dala
m
Ilmu
Tau
hid
sifat
must
ahil
bagi
Alla
h
seba
gai
lawa
n
sifat
waji
b
bagi
-
Nya
dala
m
rang
ka
men
eran
gkan
/
men
jelas
kan
kepa
stian
adan
ya
sifat
waji
b.
SIFAT ALLAH YANG JAIZ

Sifat-sifat yang mungkin (jaiz) ialah sifat-sifat yang boleh ada pada-Nya, dan boleh juga
tidak ada. Sifat-sifat yang mungkin (jaiz) dalam Ilmu Tauhid disimpulkan dalam
kalimat: Fi’lu Mumkinin au Tarkuhu (Menciptakan yang mungkin/ alam, atau tidak
menciptakannya).

Sifat jaiz dinamai juga dengan sifat af'al. Sifat af'al adalah sifat yang
menunjukkan bahwa Allah itu berbuat. Sifat-sifat af'al ini terkandung di
dalam nama-nama-Nya.

Al-Qur`an mengajarkan kepada manusia nama-nama Allah yang di dalamnya terkandung


sifat-sifat af'al seperti: Al-Khaliq (Maha Pencipta) sifatnya Khalqun (Penciptaan); Al-
Razaq (Maha Pemberi rizki) sifatnya Rizqun (Rizki); Al-Rahmân (Maha Pengasih) dan
Al-Rahîm (Maha Penyayang) yang sifat keduanya adalah rahmah (rahmat).
Pokoknya nama-nama Allah yang menunjukkan bahwa Allah itu berbuat adalah mengandung sifat af'al.
Kalau kita kembalikan kepada hukum akal, sifat af'al itu Jaiz Aqli "boleh ada dan boleh tidak ada".

Allah tetap ada meskipun sifat af'al-Nya tidak ada; Allah tetap ada walaupun semua makhluk-Nya tidak ada; Allah tetap ada walaupun
ciptaan-Nya tidak ada/tidak menciptakan alam.
Hanya saja tidak ada yang membuktikan adanya Allah.

Sedangkan sifat Dzat menurut akal adalah "WAJIB AQLI" artinya "mesti dan pasti adanya
menurut akal".

Karena sifat-sifat Dzat ini mesti dan pasti menurut akal, maka Dzat Allah itu mesti dan pasti
ada menurut akal.

Anda mungkin juga menyukai