NIRM : 1901044
A. Hakikat Iman
Iman secara etimologi artinya mempercayai. Iman adalah keyakinan
yang menghujam dalam hati, kokoh penuh keyakinan tanpa dicampuri
keraguan sedikitpun. Keimanan dalam Islam itu sendiri adalah percaya
kepada Alloh, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rosul-rosulNya, hari
akhir dan berIman kepada takdir baik dan buruk. Iman mencakup perbuatan,
ucapan hati dan lisan, amal hati dan amal lisan serta amal anggota tubuh.
Sedangkan menurut terminology, iman diformulasikan sebagai
pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lisan yang dibuktikan dengan
perbuatan dan karya nyata (amal).
Iman memiliki 3 sifat yaitu :
1. Iman itu bersifat abstrak dengan pengertian manusia tidak dapat
mengetahui dan mengukur kadar keimanan orang lain
2. Iman bersifat fluktuatif artinya naik turun, bertambah dan berkurang
karena melakukan kemaksiatan.
3. Iman itu bertingkat-tingkat artinya tingkat kadar keimanan dalam hati
orang beriman itu berbeda dan tidak sama, ada yang kuat, ada yang
sedang dan ada yang lemah.
“Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-
Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit”
(QS. Al-Maidah: 44).
2. Khusyu’ saat sholat
Ciri kedua dari orang yang beriman adalah lebih khusyu’ dalam sholat
baik sholat wajib maupun sunnat. Orang yang telah memiliki keimanan
yang kuat akan lebih khusyu’ dalam sholat meski banyak gangguan.
َ الَّذِينَ ُه ْم ِفي
َص َل ِت ِه ْم خَا ِشعُون
“(yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya” (Q.S. Al-Mukminun 23:
2)
3. Senang mendengar bacaan ayat Al Quran
Orang yang beriman juga selalu senang mendengan lantunan ayat suci
Al Quran. Tak hanya itu saja, keimanan dalam hati mereka juga
semakin bertambah ketika mendengar ayat-ayat Allah.
“dan yang menginfakkan rizki yang Kami berikan kepada mereka” (QS. Al-
Anfal: 3).
Rasul pun pernah menjelaskan tentang bukti keimanan seseorang dapat dilihat
dari sholat dan sedekahnya.
صدَقَةُ ب ُْرهَان
َّ ص َلة ُ نُور َوال
َّ َوال
“Shalat adalah cahaya dan sedekah adalah bukti” (HR. Muslim no. 223)
5. Tidak mengerjakan hal yang sia-sia
Orang yang beriman tidak akan melakukan hal yang sia-sia atau tidak
bermanfaat. Ia justru terlalu sibuk untuk melakukan ibadah yang akan
menambah keimanannya.
“Dan hanya kepada Allah-lah kalian betawakal, jika kalian benar-benar orang
yang beriman” (QS. Al-Maidah : 23).
َّ علَى
َُللاِ فَ ُه َو َح ْسبُه َ َو َم ْن يَت ََو َّك ْل
“Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih
berat daripada akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak
mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat.” (At-Tirmidzi,
2002)
10.Selalu bersyukur
Baik dan buruk yang menimpa seorang mukmin akan selalu
membuatnya bersyukur atas apa yang ia miliki. Itulah ciri dari seorang
yang beriman kuat.
Allah berfirman:
َّ َولَقَ ْد َءات َ ْينَا لُ ْق ٰ َمنَ ْٱل ِح ْك َمةَ أ َ ِن ٱ ْش ُك ْر ِ ََّللِ ۚ َو َمن يَ ْش ُك ْر فَإِنَّ َما يَ ْش ُك ُر ِلنَ ْف ِسِۦه ۖ َو َمن َكفَ َر فَإ ِ َّن
َ َٱَلل
غنِى َح ِميد
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:
“Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada
Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi
Maha Terpuji.(QS: Luqman Ayat : 12)
D. Hal-hal yang dapat merusak dan meniadakan Iman
Dikarenakan keimanan manusia bisa naik maupun turun, bahkan bisa
hilang, kita sebagai manusia, harus tetap mewaspadainya.Yang mengetahui
keimanan kita naik atau turun adalah diri sendiri. Jika dirasa berkurang, maka
carilah penyebabnya. Setelah kita mengetahui penyebabnya, lalu kita cari cara
agar keimanan kita bisa naik atau bertambah.
Berikut adalah beberapa hal yang merusak dan menyebabkan hilangnya
keimanan:
1. Syirik, sekecil apapun syirik atau menganggap ada Tuhan selain Allaah,
maka telah menjadikan seseorang itu menjadi Musyrik, dan hilanglah
keimanan dari dirinya. Naudzubillahimindzalik
2. Kafir, yaitu mendustakan atau mengingkari ajaran Allaah dan Rasul-
Nya. Kekafiran membuat seseorang keluar dari Islam (murtad), sehingga
hilanglah keimanan dirinya
3. Munafik, yaitu berpura-pura sebagai seorang muslim, tetapi hatinya
menolak Islam dan ajarannya. Jika dilakukan terus-menerus dan tidak
bertobat, akan menyebabkan pelakunya kehilangan keimanannya.
4. Fasik, yaitu mengetahui perintah dan larangan Allaah tetapi tidak
menurutinya atau tidak memedulikannya. Sifat ini akan merusak keimanan
dan melemahkannya
5. Riya', takabur, dan berbuat dosa. Perbuatan-perbuatan tersebut dapat
menurunkan keimanan, merusak bahkan menghilangkan keimanan.