Anda di halaman 1dari 8

Nama : Fadilah Junita Kanja

NIRM : 1901044

A. Hakikat Iman
Iman secara etimologi artinya mempercayai. Iman adalah keyakinan
yang menghujam dalam hati, kokoh penuh keyakinan tanpa dicampuri
keraguan sedikitpun. Keimanan dalam Islam itu sendiri adalah percaya
kepada Alloh, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rosul-rosulNya, hari
akhir dan berIman kepada takdir baik dan buruk. Iman mencakup perbuatan,
ucapan hati dan lisan, amal hati dan amal lisan serta amal anggota tubuh.
Sedangkan menurut terminology, iman diformulasikan sebagai
pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lisan yang dibuktikan dengan
perbuatan dan karya nyata (amal).
Iman memiliki 3 sifat yaitu :
1. Iman itu bersifat abstrak dengan pengertian manusia tidak dapat
mengetahui dan mengukur kadar keimanan orang lain
2. Iman bersifat fluktuatif artinya naik turun, bertambah dan berkurang
karena melakukan kemaksiatan.
3. Iman itu bertingkat-tingkat artinya tingkat kadar keimanan dalam hati
orang beriman itu berbeda dan tidak sama, ada yang kuat, ada yang
sedang dan ada yang lemah.

B. Hubungan Iman, Ilmu dan Amal


Dalam Islam, antara Iman, Ilmu dan Amal terdapat hubungan yang
terintegrasi kedalam agama Islam sebagai ajaran (paradigma) Islam. Islam
adalah agama wahyu yang mengatur sistem kehidupan. Dalam agama Islam
terkandung tiga ruang lingkup, yaitu Akidah, Syari’ah dan Akhlak.
Sedangkan Iman, Ilmu dan Amal barada didalam ruang lingkup tersebut.
Iman berorientasi terhadap “Rukun Iman yang enam”, sedangkan ilmu dan
amal berorientasi pada “Rukun Islam yang lima” yaitu tentang tata cara
ibadah dan pengamalanya yang menghasilkan “Ihsan” - kebaikan dan
kemanfaatan bagi manusia dan alam lingkungannya.
Meskipun hal yang paling menentukan adalah akidah (iman), tetapi tanpa
integritas ilmu dan amal dalam perilaku kehidupan muslim, maka keislaman
seorang muslim menjadi kurang utuh, bahkan akan mengakibatkan penurunan
keimanan pada diri muslim, sebab eksistensi prilaku lahiriyah seseorang
muslim melambangkan batinnya.

C. Karakteristik dan sifat orang beriman


Allah berkali-kali menyebut kata orang yang beriman yang menunjukkan
betapa pentingnya keimanan bagi seorang muslim. Dalam Al Quran dan
hadits juga telah dipaparkan ciri-ciri orang yang beriman yang wajib kita
miliki. Untuk lebih mudah memahaminya, berikut ini adalah penjelasan
singkat tentang ciri-ciri orang yang beriman:
1. Takut pada Allah
Ciri yang utama pada seorang yang beriman adalah ia takut pada Allah
SWT. Ia tidak akan berani melanggar apapun larangan Allah dan akan
selalu mentaati setiap perintah Allah SWT.

Allah Ta’ala berfirman


‫ت قُلُوبُ ُه ْم‬ َّ ‫إِنَّ َما ْٱل ُمؤْ ِمنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُ ِك َر‬
ْ َ‫ٱَللُ َو ِجل‬

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut


nama Allah gemetarlah hati mereka” (QS. Al-Anfal: 2)
ً ‫اخش َْو ِن َو َل ت َ ْشت َُروا بِآيَاتِي ث َ َمنًا قَ ِل‬
‫يل‬ ْ ‫اس َو‬
َ َّ‫فَ َل ت َْخش َُوا الن‬

“Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-
Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit”
(QS. Al-Maidah: 44).
2. Khusyu’ saat sholat
Ciri kedua dari orang yang beriman adalah lebih khusyu’ dalam sholat
baik sholat wajib maupun sunnat. Orang yang telah memiliki keimanan
yang kuat akan lebih khusyu’ dalam sholat meski banyak gangguan.

Allah Ta’ala berfirman,

َّ ‫ٱلَّذِينَ يُ ِقي ُمونَ ٱل‬


َ ‫صلَ ٰوة‬

“(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat” (QS. Al-Anfal: 3).

َ ‫الَّذِينَ ُه ْم ِفي‬
َ‫ص َل ِت ِه ْم خَا ِشعُون‬
“(yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya” (Q.S. Al-Mukminun 23:
2)
3. Senang mendengar bacaan ayat Al Quran
Orang yang beriman juga selalu senang mendengan lantunan ayat suci
Al Quran. Tak hanya itu saja, keimanan dalam hati mereka juga
semakin bertambah ketika mendengar ayat-ayat Allah.

Allah Ta’ala berfirman


‫علَ ْي ِه ْم َءا ٰيَت ُ ۥهُ زَ ادَتْ ُه ْم إِي ٰ َمنًا‬ ْ َ‫َوإِذَا ت ُ ِلي‬
َ ‫ت‬

“dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka


(karenanya)” (QS. Al-Anfal: 2)
Rasulullah mengatakan:

“Orang mu’min yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya, ibarat


buah jeruk manis, rasanya enak dan baunya harum. Sedangkan orang mu’min
yang tidak membaca Al-Qur’an tetapi mengamalkan isinya, ibarat buah
kurma, rasanya enak dan manis tetapi tidak ada baunya. Adapun
perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an, maka ibarat minyak
wangi, baunya harum tetapi rasanya pahit. Sedangkan orang munafik yang
tidak membaca Al-Qur’an, ibarat buah kamarogan, rasanya pahit dan baunya
busuk.” (Al-Bukhari & Muslim, 5)
4. Senang berinfak
Orang yang beriman juga sangat senang berinfak karena ia tahu bahwa
infak dan sedekah adalah bukti keimanan seseorang

Allah Ta’ala berfirman


َ‫َو ِم َّما َرزَ ْق ٰنَ ُه ْم يُن ِفقُون‬

“dan yang menginfakkan rizki yang Kami berikan kepada mereka” (QS. Al-
Anfal: 3).
Rasul pun pernah menjelaskan tentang bukti keimanan seseorang dapat dilihat
dari sholat dan sedekahnya.
‫صدَقَةُ ب ُْرهَان‬
َّ ‫ص َلة ُ نُور َوال‬
َّ ‫َوال‬
“Shalat adalah cahaya dan sedekah adalah bukti” (HR. Muslim no. 223)
5. Tidak mengerjakan hal yang sia-sia
Orang yang beriman tidak akan melakukan hal yang sia-sia atau tidak
bermanfaat. Ia justru terlalu sibuk untuk melakukan ibadah yang akan
menambah keimanannya.

Allah Ta’ala berfirman,


َ‫ع ِن اللَّ ْغ ِو ُم ْع ِرضُون‬
َ ‫َوالَّذِينَ ُه ْم‬
“dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang
sia-sia”. (Q.S. Al-Mukminun 23: 3)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, beliau bersabda,
‫ِم ْن ُحس ِْن إِ ْسلَ ِم ْال َم ْر ِء ت َْر ُكهُ َما لَ يَ ْعنِي ِه‬
“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak
bermanfaat” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih).
6. Meneladani Rasul
Beriman tak hanya sekedar menjalankan perintah Allah tapi juga
meneladani setiap perbuatan dan perkataan rasul.
Tips Hidup Bahagia Menurut Islam
َ ‫سلَّ َم إِنِِّي ت ََر ْكتُ فِ ْي ُك ْم‬
‫ش ْيئَي ِْن لَ ْن‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َللا‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:‫ع ْنهُ قَا َل‬
َ ِ‫س ْو ُل للا‬ َّ ‫ي‬
َ ُ‫َللا‬ ِ ‫ع ْن أَبِ ْي ُه َري َْرة َ َر‬
َ ‫ض‬ َ
‫ض‬ َ ‫ي ْال َح ْو‬ َّ َ‫عل‬
َ ‫سنَّ ِت ْي َولَ ْن َيتَفَ َّرقَا َحتَّى َي ِردَا‬ َ ‫َضلُّ ْوا َب ْعدَ ُه َما ِكت‬
ُ ‫َاب للاِ َو‬ ِ ‫ت‬.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Telah bersabda
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : ‘Aku tinggalkan dua perkara yang
kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya
yaitu Kitabullah dan Sunnahku, serta keduanya tidak akan berpisah sampai
keduanya mendatangiku di Telaga (di Surga).”
7. Tawakal
Orang yang beriman juga adalah orang yang tawakal dan iklas pada
setiap ketetapan dan takdir yang diberikan Allah SWT.
َ‫َللاِ فَت ََو َّكلُوا إِ ْن ُك ْنت ُ ْم ُمؤْ ِمنِين‬
َّ ‫علَى‬
َ ‫َو‬

“Dan hanya kepada Allah-lah kalian betawakal, jika kalian benar-benar orang
yang beriman” (QS. Al-Maidah : 23).
َّ ‫علَى‬
ُ‫َللاِ فَ ُه َو َح ْسبُه‬ َ ‫َو َم ْن يَت ََو َّك ْل‬

“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka Dialah Yang


Mencukupinya” (QS. Ath-Thalaq: 3).
8. Sabar
Kesabaran juga menjadi salah satu ciri-ciri dari orang yang beriman.
Seberat dan sesulit apapun ujian yang diberikan, maka ia akan selalu
bersabar menghadapinya. Allah berfirman,
َ‫صدَقُوا ۖ َوأُو ٰلَئِكَ ُه ُم ْال ُمتَّقُون‬ ٰ
َ َ‫اء َو ِحينَ ْالبَأ ْ ِس ۗ أُولَئِكَ الَّذِين‬
ِ ‫اء َوالض ََّّر‬
ِ ‫س‬َ ْ ‫صابِ ِرينَ فِي ْالبَأ‬
َّ ‫َوال‬

“Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam


peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka
itulah orang-orang yang bertaqwa”. [Al-Baqarah : 177]
َ‫صا ِب ِرين‬ َّ ‫َو‬
َّ ‫َللاُ ي ُِحبُّ ال‬

“Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar”. [Ali Imran : 146]

9. Memiliki akhlak yang baik


Tanda lain dari seorang yang beriman adalah memiliki akhlak yang
baik. Tidak mungkin seorang yang beriman justru memiliki akhlak
yang buruk karena ia akan selalu meneladani Rasul yang berakhlak
mulia.
Abu Darda ‘meriwayatkan bahwa Nabi saw, mengatakan:

“Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih
berat daripada akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak
mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat.” (At-Tirmidzi,
2002)
10.Selalu bersyukur
Baik dan buruk yang menimpa seorang mukmin akan selalu
membuatnya bersyukur atas apa yang ia miliki. Itulah ciri dari seorang
yang beriman kuat.
Allah berfirman:
َّ ‫َولَقَ ْد َءات َ ْينَا لُ ْق ٰ َمنَ ْٱل ِح ْك َمةَ أ َ ِن ٱ ْش ُك ْر ِ ََّللِ ۚ َو َمن يَ ْش ُك ْر فَإِنَّ َما يَ ْش ُك ُر ِلنَ ْف ِسِۦه ۖ َو َمن َكفَ َر فَإ ِ َّن‬
َ َ‫ٱَلل‬
‫غنِى َح ِميد‬
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:
“Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada
Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi
Maha Terpuji.(QS: Luqman Ayat : 12)
D. Hal-hal yang dapat merusak dan meniadakan Iman
Dikarenakan keimanan manusia bisa naik maupun turun, bahkan bisa
hilang, kita sebagai manusia, harus tetap mewaspadainya.Yang mengetahui
keimanan kita naik atau turun adalah diri sendiri. Jika dirasa berkurang, maka
carilah penyebabnya. Setelah kita mengetahui penyebabnya, lalu kita cari cara
agar keimanan kita bisa naik atau bertambah.
Berikut adalah beberapa hal yang merusak dan menyebabkan hilangnya
keimanan:
1. Syirik, sekecil apapun syirik atau menganggap ada Tuhan selain Allaah,
maka telah menjadikan seseorang itu menjadi Musyrik, dan hilanglah
keimanan dari dirinya. Naudzubillahimindzalik
2. Kafir, yaitu mendustakan atau mengingkari ajaran Allaah dan Rasul-
Nya. Kekafiran membuat seseorang keluar dari Islam (murtad), sehingga
hilanglah keimanan dirinya
3. Munafik, yaitu berpura-pura sebagai seorang muslim, tetapi hatinya
menolak Islam dan ajarannya. Jika dilakukan terus-menerus dan tidak
bertobat, akan menyebabkan pelakunya kehilangan keimanannya.
4. Fasik, yaitu mengetahui perintah dan larangan Allaah tetapi tidak
menurutinya atau tidak memedulikannya. Sifat ini akan merusak keimanan
dan melemahkannya
5. Riya', takabur, dan berbuat dosa. Perbuatan-perbuatan tersebut dapat
menurunkan keimanan, merusak bahkan menghilangkan keimanan.

Anda mungkin juga menyukai