Anda di halaman 1dari 10

Khutbah I

‫ َو َعلَى آلِ ِه‬،‫اهلل‬


ِ ‫الساَل م َعلَى سيِّ ِدنَا مح َّم ٍد رسو ِل‬
ُْ َ َ ُ َ ُ َّ ‫الصاَل ةُ َو‬ َّ ‫ َو‬،‫هلل‬ ِ ‫اَلْحم ُد‬
َْ
‫َن‬ َ ْ‫ َوأَ ْش َه ُد أَ ْن اَّل إِلهَ إِاَّل اهللُ َو ْح َدهُ اَل َش ِري‬،ُ‫ص ْحبِ ِه َو َم ْن َوااَل ه‬
َّ ‫ َوأَ ْش َه ُد أ‬،ُ‫ك لَه‬ َ ‫َو‬
‫ص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي‬
ِ ‫ فَِإنِّي أُو‬،‫ أ ََّما ب ْع ُد‬،ُ‫ اَل نَبِ َّي ب ْع َده‬،ُ‫سيِّ َدنَا مح َّم ًدا َع ْب ُدهُ ورسولُه‬
ْ َ َ ُْ َ َ َُ َ
ِِ ِ َ ‫ تِل‬:‫اهلل الْ َقائِ ِل في ُم ْح َك ِم كِتَابِ ِه‬
ِ ‫بَِت ْقوى‬
‫ين اَل يُ ِري ُدو َن‬ َ ‫الد ُار اآْل خ َرةُ نَ ْج َعلُ َها للَّذ‬
َّ ‫ْك‬ َ
)83 :‫ين (سورة القصص‬ ِ ‫ادا والْعاقِبةُ لِل‬ ِ ‫عُلًُّوا فِي اأْل َْر‬
َ ‫ْمتَّق‬
ُ َ َ َ ً‫س‬ َ َ‫ض َواَل ف‬
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama


kepada diri khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan
ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara
melaksanakan semua kewajiban dengan segenap keteguhan hati dan
kemantapan jiwa, dan menjauhkan diri dari seluruh yang
diharamkan dengan penuh ketabahan dan kesabaran.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Sabtu besok, kita akan memasuki hari kesepuluh di bulan Muharram


yang biasa kita kenal dengan sebutan hari Asyura. Banyak peristiwa
penting dan bersejarah yang terjadi pada hari Asyura. Pada khutbah
yang singkat ini, khatib akan menceritakan beberapa peristiwa
penting yang pernah terjadi pada hari ‘Asyura. Peristiwa masa lalu
tidak hanya untuk dikenang. Tapi untuk diambil pelajaran bagi
kehidupan kita di masa sekarang dan masa mendatang. Untuk
diambil ibrah dalam urusan dunia dan akhirat kita. Untuk diambil
hikmahnya agar kita dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan
dan mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat yang kekal.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnad-nya dari sahabat Abu


Hurairah radliyallahu ‘anhu bahwa ia berkata:

‫اء‬ ِ ِ ٍ َ‫م َّر النَّبِ ُّي صلى اهلل عليه وسلم بِأُن‬
َ ‫ص ُام ْوا َي ْو َم َعا ُش ْو َر‬
َ ‫اس م َن الَْي ُه ْود قَ ْد‬ َ
‫ ٰه َذا الَْي ْو ُم الَّ ِذ ْي نَ َّجى اهللُ ُم ْو َسى َوبَنِ ْي‬:‫ قَالُْوا‬،‫الص ْوِم‬َّ ‫ َما ٰه َذا ِم َن‬:‫ال‬ َ ‫َف َق‬
‫الس ِف ْينَةُ َعلَى‬
َّ ‫ت فِ ْي ِه‬ ِِِ ِ
ْ ‫اسَت َو‬ْ ‫ َو ٰه َذا الَْي ْو ُم‬،‫إِ ْس َرائِْي َل م َن الْغَ َر ِق َوغَ ِر َق ف ْيه ف ْر َع ْو ُن‬
‫ال النَّبِ ِّي صلى اهلل عليه‬ َ ‫ َف َق‬،‫ح َو ُم ْو َسى ُش ْك ًرا لِلِه َت َعالَى‬ ٌ ‫ص َامهُ ُن ْو‬
َ َ‫ ف‬،‫ي‬ِّ ‫ْج ْو ِد‬
ُ ‫ال‬
‫الص ْوِم‬
َّ ِ‫َص َحابَهُ ب‬ ِ ِ ِ‫ أَنا أَح ُّق بِموسى وأَح ُّق ب‬:‫وسلم‬
ْ ‫ فَأ ََم َر أ‬،‫ص ْوم ٰه َذا الَْي ْوم‬ َ َ َ َ ُْ َ َ
“Suatu hari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melewati
sekelompok orang Yahudi yang tengah berpuasa hari Asyura, maka
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Puasa hari apa ini?,”
mereka menjawab: Hari ini adalah hari ketika Allah menyelamatkan
Musa dan Bani Isra’il dari tenggelam, sedangkan Fir’aun di hari ini
tenggelam. Hari ini adalah hari ketika perahu Nabi Nuh berlabuh di
bukit al Judiy. Karena itu, Nuh dan Musa berpuasa di hari ini karena
bersyukur kepada Allah ta’ala. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Aku lebih berhak terhadap Musa dan lebih berhak untuk
berpuasa hari ini,” kemudian Nabi memerintahkan para sahabatnya
untuk berpuasa.” (HR Imam Ahmad).

Saudara-saudara seiman, Dalam hadits di atas, disebutkan dua


peristiwa dari sekian banyak peristiwa penting yang terjadi di hari
Asyura. Yaitu berlabuhnya perahu Nabi Nuh dengan selamat di
bukit Judiy dan selamatnya Nabi Musa dari kejaran Raja Fir’aun
beserta bala tentaranya.

Hadirin rahimakumullah,

Nabi Nuh ‘alaihissalam diutus oleh Allah kepada kaum yang kafir.
Beliau-lah nabi dan rasul pertama yang diutus oleh Allah kepada
orang-orang kafir. Para nabi dan rasul sebelumnya, yaitu Nabi
Adam, Nabi Syits dan Nabi Idris ‘alaihimussalam diutus oleh Allah
kepada kaum Muslimin. Umat ketiga nabi tersebut semuanya
beragama Islam. Tidak ada satu pun yang kafir. 

Dengan penuh kesabaran, Nabi Nuh ‘alaihissalam berdakwah kepada


mereka siang dan malam, secara rahasia dan terang-terangan.
Kadangkala dengan menyampaikan kabar gembira (targhib) dan
terkadang dengan memberi peringatan (tarhib). Beliau konsisten
dalam berdakwah selama 950 tahun. Akan tetapi kebanyakan
kaumnya tidak beriman. Mereka tetap pada kesesatan dan kekufuran.
Mereka memusuhi Nabi Nuh, menyakitinya, melecehkannya
bahkan memukulinya. Mereka tidak berhenti memukuli Nabi Nuh
‘alaihissalam sampai beliau pingsan karena pukulan yang bertubi-tubi
dan sangat keras, sehingga mereka mengiranya telah mati, lalu Allah
menyembuhkannya. Itu semua tidak mengendorkan dan
mematahkan semangatnya dalam berdakwah. Berkali-kali Nabi Nuh
‘alaihissalam mengalami siksaan demi siksaan, tapi beliau tetap
kembali mengajak mereka agar beriman. 

Hal ini dilakukan oleh Nabi Nuh ‘alaihissalam secara terus menerus
tanpa patah semangat dan tanpa bosan, hingga Allah mewahyukan
kepadanya bahwa tidak akan beriman kepadanya di antara kaumnya
kecuali orang-orang yang telah beriman. Maka Nabi Nuh
‘alaihissalam berdoa agar orang-orang kafir dimusnahkan semuanya.
Allah ta’ala berfirman:

ِ ِ ِ ‫ب اَل تَ َذر علَى اأْل َر‬


َ ‫ض م َن الْ َكاف ِر‬
  )٢٦ :‫(سورة نوح‬  ‫ين َديَّ ًارا‬ ْ َ ْ ِّ ‫وح َر‬
ٌ ُ‫ال ن‬
َ َ‫َوق‬
Maknanya: “Nuh berkata: Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan
seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.”
(QS Nuh: 26)

Lalu Allah kirimkan kepada mereka adzab-Nya. Allah timpakan


kepada mereka banjir besar sehingga tidak menyisakan satu orang
pun di antara orang-orang kafir. Allah selamatkan Nabi-Nya dan
orang-orang beriman di antara  kaumnya dengan perahu yang dibuat
oleh Nabi Nuh dengan perintah Allah. Allah pun menjaga perahu
tersebut dengan pemeliharaan dan perhatian-Nya hingga berlabuh
dengan selamat di bukit Judiy.

Saudara-saudara seiman,

Sedangkan Sayyidina Musa, beliau hidup di masa raja yang zalim dan
melampaui batas, yaitu Fir’aun yang mengaku sebagai tuhan. Allah
memerintahkan Sayyidina Musa agar pergi kepada Fir’aun untuk
mengajaknya masuk ke dalam Islam, mentauhidkan Allah dan
menyucikan-Nya dari sekutu dan serupa. Maka Nabi Musa pergi
dan memperlihatkan kepadanya mukjizat-mukjizat yang sangat
menakjubkan dan membuktikan bahwa beliau benar-benar utusan
Allah ta’ala. Meskipun begitu, Fir’aun tetap kafir kepadanya,
menolak dan bersikap congkak serta menyiksa dan menindas kaum
Nabi Musa yang beriman. Akhirnya Nabi Musa ‘alaihissalam dan
para pengikutnya dari kalangan Bani Isra’il keluar dari Mesir dengan
jumlah 600 ribu orang. Fir’aun mengejarnya bersama 1.600.000
pasukan karena ingin memusnahkan Musa dan orang-orang yang
bersamanya. Akan tetapi Allah menolong Rasul-Nya. Allah ta’ala
berfirman: 

‫اك الْبَ ْح َر فَا ْن َفلَ َق فَ َكا َن ُك ُّل ِف ْر ٍق َكالطَّْو ِد‬


َ‫ص‬ َ ‫ب بِ َع‬
ْ ‫ض ِر‬ ِ ‫فَأَوح ْينَا إِلَى موسى أ‬
ْ ‫َن ا‬ َ ُ َْ
)٦٣ :‫ال َْع ِظ ِيم (سورة الشعراء‬
Maknanya: “Lalu Kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan
itu dengan tongkatmu,” maka terbelah-lah lautan itu dan tiap-tiap
belahan seperti gunung yang besar.”   (QS asy-Syu’ara’: 63) 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Laut terbelah menjadi 12 belahan dan setiap belahan seperti gunung


yang besar. Di antara setiap dua belahan ada jalan yang kering. Nabi
Musa ‘alaihissalam dan orang-orang yang bersamanya masuk ke laut.
Fir’aun dan pasukannya pun mengejar mereka. Allah subhanahu wa
ta’ala kemudian menenggelamkan mereka semua dan Allah
selamatkan Nabi Musa ‘alaihissalam dan orang-orang yang
bersamanya. Allah ta’ala berfirman: 

ُ ُ‫يل الْبَ ْح َر فَأَْتَب َع ُه ْم فِ ْر َع ْو ُن َو ُجن‬


‫ودهُ َب ْغيًا َو َع ْد ًوا َحتَّى إِ َذا‬ ِ ِ ِِ
َ ‫َو َج َاو ْزنَا ببَني إ ْس َرائ‬
‫يل َوأَنَا ِم َن‬ ِ ِ ِ ِ ْ َ‫ت أَنَّهُ اَل إِلَهَ إِاَّل الَّ ِذي آمن‬
َ ‫ت به َبنُو إ ْس َرائ‬ َ ُ ‫آم ْن‬ َ َ‫أَ ْد َر َكهُ الْغَ َر ُق ق‬
َ ‫ال‬
٩٠ :‫ين (سورة يونس‬ ِِ ِ َ ‫ت َقبل و ُك ْن‬ ِِ
َ ‫ت م َن ال ُْم ْفسد‬ َ ُ ْ َ ‫ص ْي‬ َ ‫ آآْل َن َوقَ ْد َع‬،‫ين‬َ ‫ال ُْم ْسلم‬
)٩١ - 
Maknanya: “Dan Kami menyelamatkan Bani Isra’il melintasi laut,
lalu mereka diikuti oleh Fir´aun dan bala tentaranya, karena hendak
menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir´aun itu telah
hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada
Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Isra’il, dan saya
termasuk orang-orang yang memeluk Islam.” Apakah sekarang
(kamu baru percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka
sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat
kerusakan”  (QS Yunus: 90-91).

Yakni ketika Fir’aun hampir tenggelam dan mati, ia menyatakan


taubat. Padahal taubat tidak lagi bermanfaat dan tidak diterima dalam
keadaan seperti itu. Karena di antara syarat taubat adalah dilakukan
sebelum seseorang putus asa dari hidup seperti ketika akan tenggelam
dan tidak ada kemungkinan selamat. Inilah yang terjadi pada Fir’aun.
Allah ta’ala berfirman: 

ِ َ‫السيِّئ‬ ِِ ِ ‫ولَْي‬
‫ال‬
َ َ‫ت ق‬ُ ‫َح َد ُه ُم ال َْم ْو‬
َ ‫ض َر أ‬ َ ‫ات َحتَّى إِذَا َح‬ َ ‫ست الت َّْوبَةُ للَّذ‬
َّ ‫ين َي ْع َملُو َن‬ َ َ
ِ َ ِ‫ار أُولَئ‬ ِ َّ ُ ‫إِنِّي ُت ْب‬
ً ‫ك أَ ْعتَ ْدنَا لَ ُه ْم َع َذابًا أَل‬
‫يما‬ ٌ ‫ين يَ ُموتُو َن َو ُه ْم ُك َّف‬
َ ‫ت اآْل َن َواَل الذ‬
)١٨ :‫(سورة النساء‬
Maknanya: “Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang
yang  mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal
kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan:
“Sesungguhnya saya bertaubat sekarang.” Dan tidak (pula diterima
taubat) orang-orang yang mati sedang mereka dalam kekufuran.
Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih”  (QS
an-Nisa’: 18).

Saudara-saudaraku yang kami cintai,


Para nabi Allah telah memberikan kepada kita contoh dan teladan
dalam  berdakwah kepada Allah dan bersabar untuk itu. Di atas garis
perjuangan mereka inilah para sahabat dan para ulama berjalan.
Mereka mendarmabaktikan jiwa dan raga untuk membela agama
Allah. Teladan Sayyidina al-Husain radliyallahu ‘anhu yang gugur
syahid pada hari Asyura selalu lekat dalam ingatan kita. Ketika beliau
melihat orang yang tidak cakap memimpin kaum muslimin ingin
meraih puncak kepemimpinan tanpa bai’at dari tokoh-tokoh
pembesar kaum muslimin yang berilmu dan bertakwa, maka beliau
terang-terangan menentang hal itu dan menolak untuk diam.

Al-Husain berpegang teguh dengan kebenaran dan konsisten


dengannya, menegakkan amar makruf nahi mungkar hingga ia
terbunuh padahal beliau adalah putra dari putri Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Beliau gugur syahid secara zalim di tangan pasukan
seorang  yang fasiq dan melanggar aturan-aturan agama. 

Kita memohon kepada Allah ta’ala agar memberikan taufiq kepada


kita untuk mengambil pelajaran dari sepak terjang dan sejarah hidup
orang-orang shalih tersebut dan berjalan di atas manhaj mereka.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Terakhir, di antara perkara yang diriwayatkan dari Nabi adalah


kesunnahan puasa hari Asyura sebagaimana terdapat dalam hadits
yang telah kami sebutkan di awal khutbah. Demikian pula
disunnahkan puasa hari Tasu’a’, yaitu tanggal 9 Muharram yang
jatuh pada hari ini, berdasarkan sabda Nabi  shallallahu ‘alaihi wa
sallam:

ِ ُ ‫لَئِ ْن بَِق ْي‬ 


  )‫مسلم‬ ُ ‫ت إِلَى قَابِ ٍل أَل‬
ٌ ‫َص ْو َم َّن التَّاس َع (رواه‬
Maknanya: “Jika aku masih hidup tahun depan, niscaya aku akan
berpuasa tanggal sembilan”  (HR Muslim)

Hikmah dari puasa tanggal 9 di samping berpuasa pada tanggal 10


Muharram sebagaimana dikatakan oleh sebagian ulama adalah
menyalahi orang-orang Yahudi, karena mereka hanya berpuasa di
tanggal 10 saja. Jika seseorang tidak berpuasa tanggal 9 bersama
tanggal 10, maka disunnahkan berpuasa tanggal 11 Muharram
bersama tanggal 10. Bahkan Imam Syafi’i dalam kitab al-Umm
menegaskan kesunnahan puasa tiga hari sekaligus, yaitu tanggal 9, 10
dan 11 Muharram. 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Demikian khutbah yang singkat ini, mudah-mudahan bermanfaat


bagi kita semua.

‫الر ِح ْي ُم‬
َّ ‫ إِنَّهُ ُه َو الْغَ ُف ْو ُر‬،ُ‫اسَت ْغ ِف ُر ْوه‬ ِ ِ ‫أَ ُقو ُل َقولِي ٰه َذا وأ‬.
ْ َ‫ ف‬،‫َسَت ْغف ُر اهللَ ل ْي َولَ ُك ْم‬
ْ َ ْ ْ ْ
Khutbah II
‫صطََفى‪َ ،‬و َعلَى آلِ ِه‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫ُسلِّ ُم َعلَى َسيِّدنَا ُم َح َّمد ال ُْم ْ‬ ‫ُصلِّ ْي َوأ َ‬
‫ِ‬
‫ْح ْم ُد هلل َو َك َفى‪َ ،‬وأ َ‬ ‫اَل َ‬
‫ص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ْي بَِت ْق َوى‬ ‫َصحابِ ِه أ َْه ِل الْوفَا‪،‬ـ ‪ ‬أ ََّما ب ْع ُد‪َ ،‬فيا أ َُّي َها الْمسلِمو َن‪ ،‬أُو ِ‬
‫ُ ْ ُْ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َوأ ْ َ‬
‫الصاَل ِة َو َّ‬
‫الساَل ِم‬ ‫َن اهللَ أ ََم َر ُك ْم بِأ َْم ٍر َع ِظ ْي ٍم‪ ،‬أ ََم َر ُك ْم بِ َّ‬ ‫اهلل ال َْعلِ ِّي ال َْع ِظ ْي ِم َوا ْعلَ ُم ْوا أ َّ‬
‫ِ‬
‫َّ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َعلَى نَبِيِّ ِه الْ َك ِريْ ِم َف َق َ‬
‫صلُّو َن َعلَى النَّب ِّي‪ ،‬يَا أ َُّي َها الذ َ‬
‫ين‬ ‫ال‪ :‬إِ َّن اللَّهَ َو َماَل ئ َكتَهُ يُ َ‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد و َعلَى ِ‬ ‫ٰ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫آل‬ ‫َ‬ ‫يما‪ ،‬اَللّ ُه َّم َ‬ ‫صلُّوا َعلَْيه َو َسلِّ ُموا تَ ْسل ً‬ ‫آمنُوا َ‬ ‫َ‬
‫آل َسيِّ ِدنَا إِ ْب َر ِاه ْي َم َوبَا ِر ْك‬ ‫ت َعلَى َسيِّ ِدنَا إِ ْبر ِاه ْيم و َعلَى ِ‬
‫َ ََ‬ ‫صلَّْي َ‬ ‫ٍ‬
‫َسيِّدنَا ُم َح َّمد َك َما َ‬
‫ِ‬
‫ت َعلَى َسيِّ ِدنَا إِ ْب َر ِاه ْي َم‬ ‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َار ْك َ‬ ‫َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد و َعلَى ِ‬
‫َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪ .‬اَل ٰلّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر‬ ‫آل َسيِّ ِدنَا إِ ْب َر ِاه ْي َم‪ ،‬فِ ْي ال َْعالَ ِم ْي َن إِنَّ َ‬
‫و َعلَى ِ‬
‫َ‬
‫ات‪ ،‬اللهم‬ ‫َحي ِاء ِم ْن ُهم واأْل َْمو ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫لِل ِ ِ‬
‫َْ َ‬ ‫ْم ْسلم ْي َن َوال ُْم ْسل َمات وال ُْم ْؤمن ْي َن َوال ُْم ْؤمنَات اأْل ْ َ‬ ‫ُ‬
‫ف‬‫الس ُي ْو َ‬ ‫اء َوال ُْم ْن َك َر َوالَْب ْغ َي َو ُّ‬ ‫شَ‬ ‫اء َوالْ َف ْح َ‬ ‫ا ْدفَ ْع َعنَّا الْبَاَل َء َوالْغَاَل َء َوال َْوبَ َ‬
‫اصةً َو ِم ْن‬ ‫الش َدائِ َد َوال ِْم َح َن‪َ ،‬ما ظَ َه َر ِم ْن َها َو َما بَطَ َن‪ِ ،‬م ْن َبلَ ِدنَا َه َذا َخ َّ‬ ‫ال ُْم ْختَلِ َفةَ َو َّ‬
‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ان ال ُْم ْسلِ ِم ْي َن َع َّامةً‪ ،‬إِنَّ َ‬
‫إن اهللَ يَأ ُْم ُر‬ ‫اهلل‪َّ ،‬‬‫اد ِ‬ ‫ك َعلَى ُك ِّل َش ْيء قَ ِد ْي ٌر عبَ َ‬ ‫ب ْل َد ِ‬
‫ُ‬
‫ان وإِيت ِاء ِذي الْ ُقربى وي ْنهى ع ِن ال َفح َ ِ‬
‫البغْ ِي‪،‬‬ ‫شاء َوال ُْم ْن َك ِر َو َ‬ ‫ْ‬ ‫َْ َ َ َ‬ ‫س ِ َ َْ‬ ‫ِ ِ‬
‫بال َْع ْدل َواإْل ْح َ‬
‫ي ِعظُ ُكم لَعلَّ ُكم تَ َذ َّكرو َن‪ .‬فَاذ ُكروا اهلل الْع ِظ ْيم ي ْذ ُكر ُكم ولَ ِذ ْكر ِ‬
‫اهلل أَ ْكَب ُر‬ ‫ُ َ َ ََ ْ َْ ُ‬ ‫َ ْ َ ْ ُْ‬

Anda mungkin juga menyukai