Disusun Oleh
Kelompok II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kasus kegawatdaruratan yang dapat mengancam jiwa jika tidak
serangan jantung, dan kondisi lainnya. Empat dari lima kematian akibat
kardiovaskular merenggut nyawa sebanyak 17,9 juta orang setiap tahun, yaitu
31% dari seluruh kematian yang ada di dunia. Kematian yang dakibatkan oleh
Pertolongan yang tepat dalam kasus ini adalah Basic Life Support (BLS),
dalam bahasa Indonesia BLS dikenal dengan Bantuan Hidup Dasar (BHD).
Basic Life Support atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Bantuan Hidup
kegawatdaruratan yang mengancam jiwa (AHA, 2016). Salah satu BHD yang
juga dengan Resusitasi Jantung Paru (RJP) yaitu sekumpulan usaha atau
henti nafas.
Menurut AHA Guidelines tahun 2016, Basic Life Support atau BHD
kematian diluar rumah sakit dan di rumah sakit adalah serangan jantung
rumah sakit atau Out of Hospital Cardiac Arrests (OHCAs) terjadi di rumah
sebanyak 70%, dan 50% tidak disaksikan. Hasil dari OHCA hanya 10,8%
upaya resusitasi dari layanan darurat medis atau Emergency Medical Service
hasil yang lebih baik, dengan 22,3% sampai 25,5% orang dewasa yang masih
2015). Bantuan Hidup Dasar (BHD) berupa Resusitasi Jantung Paru (RJP)
pertolongan yang lebih sempurna dari dokter, yang harus diberikan kepada
keterampilan BHD pada siapa saja, terutama orang dewasa. Dalam hal ini
artinya kita semua membutuhkan peningkatan jumlah bystander BHD di
lingkungan masyarakat.
dari laut. Kondisi geografis seperti ini sebagian besar penduduk pesisir
yang baik dan benar. Aspek keselamatan dan kesehatan saat melaut dan alat
yang digunakan belum terstandar. Risiko cidera, penyakit dan tenggelam akibat
melaut yang tidak terstandar meningkat lebih tinggi dan ketidaktahuan nelayan
pemberian bantuan hidup dasar pada korban tenggelam, sampai saat ini belum
pernah dieksplorasi.
yang tidak disengaja di seluruh dunia dan diperkirakan global secara signifikan
pernafasan dan sirkulasi tanpa menggunakan alat selain alat bantu nafas
sederhana. Kombinasi nafas bantuan dan kompresi dada disebut resusitasi
mengenal keadaan risiko tinggi secara dini yang harus dilakukan secara efektif
response time.
seadanya tanpa memikirkan tindakan yang dilakukan itu tepat atau tidak.
Selain itu, masyarakat awam biasanya hanya menunggu tim penolong datang
lalu lintas di SMA Negeri 1 Sanana Kabupaten Kepulauan Sula Maluku Utara.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti berniat untuk meneliti
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
c. Bagi Responden
d. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
bantuan dan kompresi dada disebut resusitasi jantung paru (RJP). (Soaret
al., 2013).
korban henti jantung dan henti nafas. Intervensi ini terdiri dari pemberian
a. Henti Nafas
nafas oleh benda asing, inhalasi asap, kelebihan dosis obat, terkena
koma.
b. Henti Jantung/Cardiac arrest
1) Melaukan 3A (aman)
3) Meminta pertolongan
seorang diri, apabila ada lebih dari satu penoong maka akan
mengamankan lokasi .
4) Penilaian awal
Penilaian awal denngan menggunakan C – A – B
1) Circulation
sisi penolong.
rekoil dada.
6cm.
2) Airway
di jalan nafas.
leher.
3) Breathing
bantuan napas.
bantuan napas.
sebanyak 10 – 12 kali.
Jika nadi teraba, kaji pernapasan korban dengan
menit.
trauma
berikut:
kepala.
menelungkup.
Periksa pernapasan terus – menerus
pertolongan yang lebih sempurna dari dokter (Abu Al Fatih, 2014). Ini
tindakan pertolongan pertama ini di lakukan dengan benar dan baik akan
sekitar
b) Menjangkau korban
d) Meminta bantuan
dasar pemikiran bahwa semua darah dan cairan yang keluar dari tubuh
menyeluruh dapat di lakukan dari ujung kepal sampai ujung kaki namun
bisa juga berubah sesuai dengan kondisi korban hal ini di lakukan
1) Sarung tangan
2) Lateks
3) Baju pelindung
4) Masker penolong
5) Masker resusitasi
6) Helm
1) Kasa steril
2) Bantalan kasa
3) Pembalut
4) Pembalut gulung/pita
5) Pembalut segitiga/mitela
6) Pembalut tabung
7) Pembalut rekat/plister
9) Alkohol 70%
10) Iodine
13) Pinset
14) Senter
15) Selimut
18) Oksigen
20) Tandu
4. Penilaian Korban
obat, dalam kasus ini para penolong harus berupaya mencari tau
tulang dada (bila tidak ada cedera dada) oleh penolong. Bila
mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dapat kita gunakan
darah, nyeri daerah cidera lunak bila di tekan, dan bengkak berada
dengan cara yang baik dan benar sehingga tidak mengakibatkan cidera
tambahan parah atau mengakibatkan luka tambah serius. Mekanika
saling menopang
5) Bila dapat kurangin jarak atau ketinggian yang harus di laluin korban
korban.
arah depan.
8) Jarak antara kedua lengan dan tungkai adalah selebar bahu. jarak
C. PENELITIAN TERKAIT
menit. Hal ini membuat masyarakat tidak terlalu peka dengan masalah
tenggelam.
pekerjaaan di wilayah perairan, akan tetapi kondisi saat ini sangat sedikit
(Sugiono, 2017).
Keterangan :
= Yang diteliti
= Pengaruh
B. Hipotesa Penelitian
maupun hasil yang diantisipasi. Hipotes ini dibagi dua macam penelitian ini,
yaitu hipotes nol (Ho) dan hipotesa alternatif (Ha) (Swajana, 2017).
C. Variabel penelitian
lain. ketika variabel bebas berubah, variabel lain juga dapat berubah
D. Definisi operasional
Definisi operasional adalah deskripsi dari semua variabel dan istilah yang
terbuka, dan
menunjang
sirkulasi, tanpa
alat-alat medis
yang dapat
dilakukan oleh
para nelayan di
desa wori
wori
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah pra eksperimen dimana
metode ini meliputi hanya satu kelompok atau kelas yang diberikan pra dan
pasca uji. Rancangan penelitian one group pretest and posttest design,
pembanding.
O1 X O2
Keterangan :
X : Simulasi BHD
1. Tempat
Kota Manado
2. Waktu
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan (universum) dari objek penelitian
Manado
2. Sampel
sampel.
4. Kriteria Sampel
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan
D. Instrumen Penelitian
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
responden
2. Data Sekunder
F. Analisa Data
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariate
(Polit,2012).
G. Etika Penelitian
yakni: